Anda di halaman 1dari 18

1

JUDUL ARTIKEL KARYA ILMIAH YANG AKAN DIKAJI

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK


MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA
MATA PELAJARAN IPA PADA SISWA
KELAS V SDN 2 SIDOMULYO
SEMAKA TANGGAMUS
2

PENDAHULUAN
Pendidikan adalah suatu proses untuk memperoleh dan mengembangkan
pengetahuan, keterampilan, sikap dan juga pengalaman peserta didik, dimana
aspek-aspek yang diperoleh tersebut akan berkembang dalam diri peserta
didik untuk diterapkan dan menjadi pedoman untuk menjalani kehidupan
dalam membangun bangsa. Pendidikan sangat berperan penting dalam
membentuk kepribadian seseorang terutama bagi anak usia dini karena
pendidikan dimulai dalam tiga lingkungan yang disebut Tri Pusat Pendidikan.
Tri Pusat Pendidikan yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan
lingkungan masyarakat.Rendahnya hasil pembelajaran IPA tidak hanya
menjadi masalah guru, sekolah bahkan menjadi masalah nasional. Maka dari
itu perlu mencari pemecahan masalah ini melalui penelitian mengenai faktor-
faktor penyebabnya. Salah satu penyebab rendahnya mutu pembelajaran
adalah kurang optimalnya strategi pembelajaran dalam kegiatan belajar
mengajar (KBM). Kondisi kurang efektifnya metode mengajar serta bersifat
menonton menyebabkan minat siswa untuk belajar sangat rendah. Metode
mengajar yang kurang tepat dapat menyebabkan hasil dan minat belajar siswa
pada mata pelajaran IPA. Terlebih lagi jika materi disampaikan dengan cara-
cara yang kurang menarik. Salah satu metode mengajar yang diyakini dapat
meningkatkan hasil belajar adalah metode eksperimen . Metode eksperimen
merupakan metode pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan atau
kelompok untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan, di mana
siswa melakukan percobaan dengan mengalami sendiri sesuatu yang dipelajari
dan menarik kesimpulan dari proses yang dialaminya itu (Anitah, 2014:5.42).
Menurut Sutikno (2014:51) Metode eksperimen dapat diartikan sebagai cara
belajar mengajar dan melibatkan peserta didik dengan mengalami dan
membuktikan sendiri proses dan hasil percobaan tersebut Metode eksperimen
dapat dilakukan secara perseorangan maupun kelompok. Menurut
Djamrah(2016) Dengan metode eksprimen memungkinkan peserta didik
melakukan percobaan untuk membuktikan peserta didik melakukan percobaan
untuk membuktikan sendiri suatu pernyataan atau hipotesis yang dipelajari.),
metode eksperimen adalah cara penyajian pembelajaran, dimana siswa
melakukan percobaan dengan mengalami sendiri sesuatu yang dipelajari.
Dalam proses proses belajar mengajar dengan metode eksperiman, siswa
diberi kesempatan untuk mengalami sendiri, mengikuti suatu proses, mencoba
mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan dari proses yang
dialaminya itu Adapun kelebihan dari metode eksperimen antara lain menurut
Hamdayana (2016): a) Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya
atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri dari pada
hanya menerima kata guru atau buku. b) Anak didik dapat mengembangkan
sikap untuk mengadakan menjelajahi tb) Anak didik dapat mengembangkan
sikap untuk mengadakan menjelajahi tentang ilmu dan teknologi, suatu sikap
3

yang dituntut dari seorang ilmuwan, karena di dalam metode eksperimen


adalah salah satu cara mengajar, di mana siswa melakukan sesuatu percobaan
tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil
percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan di kelas dan
dievaluasi oleh guru (Roestiyah, 2012: 80). Menurut Mulyasa (2012: 110)
mengatakan, hal-hal yang harus dipersiapkan guru dalam menggunakan
metode eksperimen adalah sebagai berikut: (a) Tetapkan tujuan eksperimen. (b)
Persiapkan alat dan bahan yang diperlukan. (c) Persiapkan tempat eksperimen.
(d) Pertimbangkan jumlah peserta didik sesuai dengan alat-alat yang tersedia.
(e) Perhatikan keamanan dan kesehatan agar dapat menghindarkan resiko yang
merugikan atau berbahaya. (f) Perhatikan disiplin atau tata tertib, terutama
dalam menjaga peralatan dan bahan yang akan digunakan. (g) Berikan
penjelasan tentang apa yang harus diperhatikan dan tahap-tahap yang mesti
dilakukan peserta didik, termasuk yang dilarang dan yang membahayakan.
Menurut Hamdayana(2016) langkah-langkah metode eksprimen sebagai
berikut :

1. Percobaan awal, pembelajaran diawali dengan melakukan percobaan


yang didemonstrasikan guru atau dengan mengamati fenomena alam.
Demonstrasi ini menampilkan masalah-masalah yang berkaitan dengan
materi yang akan dipelajari.
2. Pengamatan merupakan kegiatan siswa saat guru melakukan percobaan.
Siswa diharapkan untuk mengamati dan mencatat peristiwa yang terjadi
saat eksperimen berlangsung.
3. Hipotesis awal, siswa dapat merumuskan hipotesis sementara berdasarkan
hasil pengamatannya.
4. Verifikasi, kegiatan untuk membuktikan dari dugaan awal yang telah
dirumuskan dan dilakukan melalui kerja kelompok. Siswa diharapkan
merumuskan hasil percobaan dan membuat kesimpulan dan selanjutnya
dapat melaporkan hasilnya.
5. Aplikasi konsep, merupakan kegiatan memberikan contoh konkret dalam
kehidupan sehari-hari berdasarkan teori dan percobaan yang sudah
dipelajari.

Menurut Roestiyah (2012) ada beberapa prosedur yang perlu dilakukan


sebelum pelaksanaan metode eksperimen adalah sebagai berikut:
1. Perlu dijelaskan kepada peserta didik tentang tujuan eksperimen, mereka
harus memahami masalah yang akan dibuktikan melalui eksperimen.
2. Memberi penjelasan kepada peserta didik tentang alat-alat serta bahan-
bahan yang akan dipergunakan dalam eksperimen, hal-hal yang harus
dikontrol dengan ketat, urutan eksperimen, hal-hal yang perlu dicatat.
3. Selama eksperimen berlangsung guru harus mengawasi pekerjaan peserta
didik. Bila perlu dengan memberi saran atau pertanyaan yang menunjang
kesempurnaan jalannya eksperimen.
4

4. Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan hasil penelitian


peserta didik, mendiskusikan di kelas, dan mengevaluasi dengan tes atau
tanya jawab.
Peran guru sangat penting dalam penggunaan metode saat pembelajaran
mempengaruhi pada hasil belajar siswa yang dicapai. Kurangnya sarana dan
prasarana serta kemampuan guru dalam mengemas, mendemonstrasikan, dan
mendesain materi membuat metode yang disampaikan kurang sesuai.
Selanjutnya sebagian guru hanya menggunakan metode yang sangat monoton,
yaitu hanya menggunakan metode ceramah. Dengan keadaan yang demikian,
maka siswa kurang tertarik dalam mengikuti pelajaran tersebut. Hal tersebut
dapat dilihat pada saat proses pembelajaran berlangsung sebagian siswa asik
ribut ketika guru sedang menerangkan pelajaran, pasif saat diberikan tugas
kelompok, tidak merespon saat diberikan pertanyaan lisan, sering keluar masuk
kelas dan ketika diberikan tes tertulis hasilnya dibawah KKM khususnya pada
muatan Pembelajaran IPA Khususnya Materi Panas dan Perpindahannya
Berdasarkan uraian diatas, penulis merasa tertarik untuk meneliti muatan
pembelajaran IPA khusny panas dan perpindahannya, dengan menggunakan
Motode Eksperimen untuk meningkatkan Hasil belajar siswa, pada siswa kelas
V di SDN 2 Sidomulyo Kecamatan Semaka Kabupaten Tanggamus.
Berdasarkan latar belakang diatas penulis melakukan penelitian yang berjudul
“Penerapan Metode Eksperimen untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Mata
Pelajaran IPA Khusunya materi Panas dan Perpindahannya pada Siswa Kelas
V SDN 2 Sidomulyo Semaka Tanggamus”.
5

METODE PENELITIAN

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini mengikuti tahap tindakan yang


bersiklus. Model penelitian ini mengacu pada modifikasi spiral yang
dicantumkan Kemmis dan Mc Taggart (Dahlia, 2012).Tiap siklus
dilakukan beberapa tahap, yaitu 1) Perencanaan tindakan, 2) Pelaksanaan
tindakan, 3) Observasi, dan 4) Refleksi. Tahap-tahap tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut:

Perencanaan

Refleksi SIKLUS I - III Pelaksanaan

Pengamatan

Penelitian ini dilaksanakan di kelas SDN dengan jumlah siswa


2 orang yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan.
Penetapan lokasi penelitian ini karena didasarkan pada pertimbangan (1)
masih banyak ditemukan siswa yang mengalami kesulitan, (3) adanya
dukungan dari kepala sekolah dan guru terhadap pelaksanaan penelitian ini.

Rencana tindakan yaitu menyusun rencana yang akan


dikembangkan di dalam pembelajaran. Perencanaan ini disusun secara
fleksibel untuk mengantisipasi berbagai pengaruh yang timbul di
lapangan, sehingga penelitian dapat dilaksanakan secara efektif. Dalam
kaitan ini, maka rencana penelitian disusun secara reflektif dan
kolaborasi antara peneliti dan guru kelas.
6

PEMBAHASAN

Metode eksperimen adalah cara atau metode yang di pakai dimana siswa
melakukan eksperimen (percobaan) dengan mengalami dan membuktikan
sendiri sesuatu yang dipelajari. Dalam pembelajaran dengan eksprimen
siswa mengalami sendiri tentang suatu objek, menganalisis, membuktikan,
dan menarik kesimpulan tentang suatu objek. Dengan metode yang di
pakai dalam pembelajaran yang di lakukan dengan eksprimen melakukan
sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, keadaan atau
proses sesuatu. Metode eksperimen biasanya menggunakan percobaan

Secara rinci pelaksanaan penelitian tindakan kelas meliputi langkah-


langkah sebagai berikut:
1. Pra siklus
a. Tahap Perencanaan
1) Menentukan kelas penelitian;
2) Menetapkan materi pelajaran yang sesuai dengan urutan materi
pada silabus pembelajaran;
3) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
mengacu pada Kurikulum 2013 sesuai dengan materi yang telah
ditetapkan;
4) Menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS);
5) Menyiapkan instrument (angket dan tes akhir).
6) Menyiapkan blangko APKG/Observasi.
b. Tahap Melakukan Pelaksanaan
Kegiatan Awal ( 10 menit )
1) Kelas dibuka dengan salam, menanyakan kabar;
2) Kelas dilanjutkan dengan doa dipimpin oleh salah seorang siswa;
3) Guru mengecek kehadiran siswa;
4) Siswa difasilitasi untuk bertanya jawab pentingnya mengawali
setiap kegiatan dengan doa. Selain berdoa, guru dapat memberikan
penguatan tentang sikap syukur;
5) Siswa diajak menyanyikan Lagu Indonesia Raya. Guru
memberikan penguatan tentang pentingnya menanamkan semangat
kebangsaan;
7

6) Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang tujuan, manfaat, dan


aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan.
Kegiatan Inti ( 50 menit )
1) Guru membuka pelajaran dengan memperkenalkan judul tema dan
subtema (Tema : Panas dan Perpindahannya, Subtema Suhu dan
Panas);
2) Guru memberikan beberapa pertanyaan untuk menstimulus rasa
ingin tahu siswa, tentang topik yang akan dibahas pada tema;
a) Apakah menurutmu panas bisa berpindah?
b) Bagaimana caranya panas berpindah?
c) Apakah kamu pernah memegang gagang panci di atas kompor
yang menyala? Apakah kamu merasakan panas?
d) Bagaimana hal tersebut bisa terjadi?
3) Guru memberikan latihan.
Penutup ( 10 menit )
1) Siswa bersama guru melakukan refleksi atas pembelajaran yang
telah berlangsung;
a) Apa saja yang telah dipelajari dari kegiatan hari ini?
2) Siswa bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran pada hari
ini;
3) Siswa mengerjakan tes akhir (evaluasi) secara individual dalam
bentuk Lembar Kerja Siswa (LKS);
4) Guru mengakhiri pembelajaran dengan menutup salam.
c. Tahap Mengamati
1) Melakukan pengamatan terhadap lembar kerja siswa dalam
pembelajaran IPA tematik tema 6 panas dan perpindahnnya yang
dilakukan guru;
2) Mencatat pada lembar observasi setiap kegiatan dan perubahan yang
terjadi saat siswa mengisi lembar kerja pada pembelajaran IPA
tematik tema 6 panas dan perpindahnnya .
8

2. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
1) Menentukan kelas penelitian;
2) Menetapkan materi pelajaran yang sesuai dengan urutan materi
pada silabus pembelajaran;
3) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
mengacu pada Kurikulum 2013 sesuai dengan materi yang telah
ditetapkan;
4) Menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS);
5) Menyiapkan instrument (angket dan tes akhir);
6) Menyiapkan blangko APKG/Observasi.
b. Tahap Melakukan Pelaksanaan
Kegiatan Awal ( 10 menit )
1) Kelas dibuka dengan salam, menanyakan kabar;
2) Kelas dilanjutkan dengan doa dipimpin oleh salah seorang siswa;
3) Guru mengecek kehadiran siswa;
4) Siswa difasilitasi untuk bertanya jawab pentingnya mengawali
setiap kegiatan dengan doa. Selain berdoa, guru dapat memberikan
penguatan tentang sikap syukur;
5) Siswa diajak menyanyikan Lagu Indonesia Raya. Guru
memberikan penguatan tentang pentingnya menanamkan semangat
kebangsaan;
6) Guru membagi siswa secara berkelompok menjadi 4 kelompok;
7) Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang tujuan, manfaat,
dan aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan.
Kegiatan Inti ( 50 menit )
1) Guru membuka pelajaran dengan memperkenalkan judul tema dan
subtema (Tema : Panas dan Perpindahannya, Subtema Suhu dan
Panas);
2) Guru memberikan beberapa pertanyaan untuk menstimulus rasa
ingin tahu siswa, tentang topik yang akan dibahas pada tema.
a) Apakah menurutmu panas bisa berpindah?
9

b) Bagaimana caranya panas berpindah?


c) Apakah kamu pernah memegang gagang panci di atas kompor
yang menyala? Apakah kamu merasakan panas?
d) Bagaimana hal tersebut bisa terjadi?
3) Guru menyiapkan alat-alat untuk melakukan percobaan pindahan
kalor yaitu lilin, korek api dan beberapa jarum/paku;
4) Guru memberikan penjelasan tentang hal – hal yang harus
diperhatikan. Selain itu, memberikan penjelasan tentang tahapan
dan bahaya yang akan ditemui yang berhubangan dengan kegiatan
eksperimen;
5) Guru perlu menetapkan tujuan dari eksperimen yang dilakukan;
6) Guru melakukan percobaan perpindahan kalor secara konduksi
(hantaran);
7) Siswa melakukan perpindahan kalor secara konduksi (hantaran).

Penutup ( 10 menit )
1) Siswa bersama guru melakukan refleksi atas pembelajaran yang
telah berlangsung;
a) Apa saja yang telah dipelajari dari kegiatan hari ini?
2) Siswa bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran pada hari
ini;
3) Siswa mengerjakan tes akhir (evaluasi) secara individual dalam
bentuk Lembar Kerja Siswa (LKS);
4) Guru mengakhiri pembelajaran dengan menutup salam.
c. Tahap Pengamatan
1) Pengamatan Saat Proses/Aktivitas Belajar siswa
Aspek dan indikator penilaian aktivitas belajar siswa yang diamati
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a) Perhatian siswa kepada guru selama proses pembelajaran
dengan indikator melaksanakan instruksi/perintah guru, dan
mendengarkan penjelasan guru dengan seksama;
10

b) Interaksi antar sesama siswa selama proses pembelajaran


dengan indikator mencari informasi sesama mereka;
c) Siswa mengajukan pertanyaan selama proses proses pebelajaran
berlangsung;
d) Siswa dalam belajar dengan indikator antusias/semangat
menyampaikan hasil atau jawaban yang mereka temukan dan
cekatan tehadap instruksi yang diberikan.
Oleh karena itu, aspek – aspek tersebut dapat dituangkan dalam
tabel pengamatan sebagai berikut:
2) Hasil Belajar siswa
Pengamatan hasil belajar yaitu berupa tes tertulis. Tes dalam
penelitian ini merupakan alat ukur untuk mengtahui hasil belajar dan
tingkat keberhasilan siswa pada setiap kompetensi dasar yang harus
tertuntaskan.Tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes
formatif yang berupa soal-soal yang harus dijawab secara tertulis.
Teknik pengumpulan hasil belajar dapat dilihat pada tabel dibawah
ini:
tabel 1
format nilai hasil belajar siswa

No Nama Siswa KKM Nilai Keterangan


1
2
3
4
5
6
Dst
Jumlah
Rata-rata
11

tabel 2
frekuensi dan presentase ketuntasan hasil belajar

No Nilai Frekuensi Presentase Kriteria Ketuntasan


1
2
3
4
Jumlah

d. Tahap Refleksi
1) Menganalisis temuan saat pelaksaan observasi;
2) Menganalisis kelemahan dan keberhasilan proses pembelajaran saat
menggunakan Metode Eksperimen;
3) Melakukan refleksi terhadap penggunaan Metode Eksperimen,
aktifitas siswa, kinerja guru, dan hasil belajar siswa pada saat
pembelajaran berlangsung.

3. Siklus II
Berdasarkan hasil temuan kesulitan dan kelemahan yang terjadi pada saat
pembelajaran siklus I, maka dilakukan perbaikan dan pengembangan
tindakan pada siklus II. Secara rinci pelaksanaan pembelajaran
pemantapan kemampuan belajar ini meliputi langkah-langkah sebagai
berikut :
a. Tahap Perencanaan
1) Menentukan kelas penelitian;
2) Menetapkan materi pelajaran yang sesuai dengan urutan materi
pada silabus pembelajaran;
3) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
mengacu pada Kurikulum 2013 sesuai dengan materi yang telah
ditetapkan;
4) Menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS);
12

5) Menyiapkan instrument (angket dan tes akhir);


6) Menyiapkan blangko APKG/Observasi.
b. Tahap Melakukan Pelaksanaan
Kegiatan Awal ( 10 menit )
1) Kelas dibuka dengan salam, menanyakan kabar;
2) Kelas dilanjutkan dengan doa dipimpin oleh salah seorang siswa;
3) Guru mengecek kehadiran siswa;
4) Siswa difasilitasi untuk bertanya jawab pentingnya mengawali
setiap kegiatan dengan doa. Selain berdoa, guru dapat memberikan
penguatan tentang sikap syukur;
5) Siswa diajak menyanyikan Lagu Indonesia Raya. Guru
memberikan penguatan tentang pentingnya menanamkan semangat
kebangsaan;
6) Guru membagi siswa secara berkelompok menjadi 4 kelompok;
7) Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang tujuan, manfaat,
dan aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan.
Kegiatan Inti ( 50 menit )
1) Guru membuka pelajaran dengan memperkenalkan judul tema dan
subtema (Tema : Panas dan Perpindahannya, Subtema Suhu dan
Panas);
2) Guru memberikan beberapa pertanyaan untuk menstimulus rasa
ingin tahu siswa, tentang topik yang akan dibahas pada tema.
a) Apakah menurutmu panas bisa berpindah?
b) Bagaimana caranya panas berpindah?
c) Apakah kamu pernah memegang gagang panci di atas kompor
yang menyala? Apakah kamu merasakan panas?
d) Bagaimana hal tersebut bisa terjadi?
3) Guru menyiapkan alat-alat untuk melakukan percobaan pindahan
kalor yaitu lilin, korek api dan beberapa jarum/paku;
4) Guru memberikan penjelasan tentang hal – hal yang harus
diperhatikan. Selain itu, memberikan penjelasan tentang tahapan
13

dan bahaya yang akan ditemui yang berhubangan dengan kegiatan


eksperimen;
5) Guru perlu menetapkan tujuan dari eksperimen yang dilakukan;
6) Guru melakukan percobaan perpindahan kalor secara konduksi
(hantaran);
7) Guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa;
8) Siswa melakukan perpindahan kalor secara konduksi (hantaran);
9) Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang berhasil
melakukan percobaan dengan baik.
Kegiatan penutup ( 10 menit )
1) Siswa bersama guru melakukan refleksi atas pembelajaran yang
telah berlangsung;
a) Apa saja yang telah dipelajari dari kegiatan hari ini?
2) Siswa bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran pada hari
ini;
3) Siswa mengerjakan tes akhir (evaluasi) secara individual dalam
bentuk Lembar Kerja Siswa (LKS);
4) Guru mengakhiri pembelajaran dengan menutup salam.
c. Tahap Pengamatan
Melakukan pengamatan terhadap penggunaan metode eksperimen
pada saat pembelajaran;
1) Pengamatan Saat Proses/Aktivitas Belajar siswa
Aspek dan indikator penilaian aktivitas belajar siswa yang diamati
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a) Perhatian siswa kepada guru selama proses pembelajaran
dengan indikator melaksanakan instruksi/perintah guru, dan
mendengarkan penjelasan guru dengan seksama;
b) Interaksi antar sesama siswa selama proses pembelajaran
dengan indikator mencari informasi sesama mereka;
c) Siswa mengajukan pertanyaan selama proses proses pebelajaran
berlangsung;
14

d) Siswa dalam belajar dengan indikator antusias/semangat


menyampaikan hasil atau jawaban yang mereka temukan dan
cekatan tehadap instruksi yang diberikan.
Oleh karena itu, aspek – aspek tersebut dapat dituangkan dalam
tabel pengamatan sebagai berikut:

tabel 3
format rekapitulasi hasil observasi aktivitas belajar siswa

No. Score
Aktivitas Jumlah
SB B C K
1. Perhatian
2. Interaksi
3. Bertanya
4. Menjawab pertanyaan
Jumlah
Presentase

2) Hasil Belajar siswa


Pengamatan hasil belajar yaitu berupa tes tertulis. Tes dalam
penelitian ini merupakan alat ukur untuk mengtahui hasil belajar dan
tingkat keberhasilan siswa pada setiap kompetensi dasar yang harus
tertuntaskan.Tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes
formatif yang berupa soal-soal yang harus dijawab secara tertulis.
Teknik pengumpulan hasil belajar dapat dilihat pada tabel dibawah
ini:
15

tabel 4
format nilai hasil belajar siswa

No Nama Siswa KKM Nilai Keterangan


1
2
3
4
5
6
Dst
Jumlah
Rata-rata

tabel 5
frekuensi dan presentase ketuntasan hasil belajar

No Nilai Frekuensi Presentase Kriteria Ketuntasan


1
2
3
4
Jumlah

d. Tahap Refleksi
1) Merefleksi Aktivitas dan hasil belajar dengan penerapan Metode
Eksperimen;
2) Menganalisis temuan dan hasil akhir penelitian.

Dalam penelitian ini, guru akan menganalisis dengan penggunaan analisis


kualitatif dan kuantitatif.
1. Analisis Kualitatif
Data diperoleh dengan mengadakan pengamatan secara langsung terhadap
aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan lembar
16

observasi aktivitas siswa. Data aktivitas diperoleh berdasarkan perilaku


yang sesuai dan relevan dengan kegiatan pembelajaran.
2. Analisis Kuantitatif
Analisi untuk data kuantitatif digunakan untuk mendeskripsikan berbagai
dinamika kualitas hasil belajar siswa. Peneliti menjumlahkan nilai yang
diperoleh siswa, selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa kelas tersebut
sehingga diperoleh nilai rata-rata. Nilai rata-rata ini didapat dengan
menggunakan rumus:

 Perolehan
Nilai siswa = X 100
 maksimal
17

KESIMPULAN

Metode eksperimen/metode praktik/metode percobaan adalah suatu cara


menyajikan atau mempertunjukan secara langsung objeknya, atau caranya
melakukan sesuatu atau mempertunjukan prosesnya. Tidak semua topik dalam
pembelajaran IPA dapat diajarkan dengan baik dengan metode eksperimen ini,
melainkan hanya untuk topik-topik yang sesuai dengan tahapan perkembangan
nalar siswa. Dalam pelaksanaannya pembelajaran dengan menggunakan
metode eksperimen, guru terlebih dahulu menerangkan materi kemudian
melakukan atau menunjukan sesuatu proses yang dieksperimenkan. Pembelajran
IPA dapat ditingkatkan melalui metode eksperimen dengan langkah langkah
diantaranya mempersiapkan bahan-bahan yang dibutuhkan, peserta didik diberi
penjelasan dan petunjuk-petunjuk seperlunya, dilakukan pengelompokan
kemudian tiap kelompok melakukan percobaan yang telah direncanakan, bila
hasilnya belum memuaskan dapat diulangi untuk membuktikan kebenarannya.
18

DAFTAR PUSTAKA

A. Syawaludin, G. Gunarhadi, P. Rintayati. 2019. Enhancing Elementary


School tudents Abstract Reasoning in Science Learning Through
Augmented Reality- Based Interactive Multimedia. Jurnal Pendidikan
IPA Indonesia. 8(2). 289-298. doi: 10.15294/jpii.v8i2.19249.

Djamarah, Syaiful Bahri. (2014). Guru dan Anak Didik dalam


Interaksi Edukatif. Jakarta: Renika Cipta.
FN. Astuti, S. Suranto, M. Masykuri. 2019. Augmented Reality
for Teaching Science : Students’ Problem Solving Skill,
Motivation, and Learning Outcomes. JPBI (Jurnal
Pendidikan Biologi Indonesia). 5(2). 305-312.
doi: 10.22219/jpbi.v5i2.8455.
Hamdayama, Jumanta. (2014). Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan
Berkarakter.Bogor: Ghalia Indonesia

Hamdayana, Jumanta. 2016. Metodologi Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Hamzah, Amir. 2020. Metode Penelitian Kepustakaan Library Research.


Edisi Revisi. Malang:Literasi Nusantara Abadi.
Hendawati, Y dan Kurniati, C. (2017). Penerapan Metode Eksperimen Terhadap
Pemahaman Konsep Siswa Kelas V Pada Materi Gaya dan Pemanfaatanya.
Jurnal Metodik Didaktik,13 (1), 15-25.
Irham, M., & Wiyani, N. A. (2013). Psikologi Pendidikan: Teori dan Aplikasi
dalam Proses Pembelajaran. Yogyakarta: Ar Ruzz Media.

Mulyasa. 2012. Menjadi Guru Professional Menciptakan Pembelajaran


Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Roestiyah. 2012. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Sutikno, S.M (2014) Belajar dan Pembeljaran Upaya Kreatif dalam Mewujudkan
Pembelajaran yang berhasil. Lombok: Holistika

Anda mungkin juga menyukai