Anda di halaman 1dari 6

Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Tentang Sifat-Sifat Cahaya Melalui Metode Eksperimen

Pada Peserta Didik Kelas V Sdn 125 Maramba Kabupaten Luwu Timur

Irsan Sadir

Abstract :
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains merupakan konsep pembelajaran alam yang
mempunyai hubungan yang luas terkait dengan kehidupan manusia. IPA berhubungan dengan cara
mencari tahu tentang alam yang sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan
suatu penemuan. Selama ini di SD Negeri 125 Maramba khususnya kelas V Pembelajaran IPA hanya
menggunakan metode Demonstrasi dimana metode ini memiliki kelemahan memiliki waktu yang
terbatas dan tidak semua peserta didik langsung menghadapi mencoba secara media pembelajaran
yang tersedia atau di siapkan dan kurang nya sarana yang tersedia di sekolah.
Berdasarkan latar belakang tentang penerapan Metode Eksperimen dalam upaya
meningkatkan hasil belajar peserta didik Melalui metode ini siswa secara total dilibatkan dapat
melakukan sendiri secara langsung, lebih menantang bagi peserta didik bersifat kontekstual, peserta
didik sendiri yang menemukan pengetahuan baru serta menumbuhkan semangat kemandirian peserta
didik itu sendiri.

Kata Kunci : Hasil Belajar, Hasil Belajar IPA, penilaian autentik

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains merupakan konsep pembelajaran alam yang
mempunyai hubungan yang luas terkait dengan kehidupan manusia. IPA berhubungan dengan
cara mencari tahu tentang alam yang sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan
kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja,
tetapi juga merupakan suatu penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana
bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Serta prospek
pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses
pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan
kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan diarahkan
untuk berbuat dan menemukan sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh
pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Pembelajaran IPA sebaiknya
dilaksanakan secara inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan
bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh
karena itu pembelajaran IPA di SD/MI menekankan pada pemberian pengalaman belajar
secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap
ilmiah. Adapun dalam kurikulum KTSP tahun 2006 (Depdiknas, 2006:484) ditetapkan tujuan
dari mata pelajaran IPA SD/MI adalah agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai
berikut:

1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan


keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya
2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan
dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang adanya hubungan
yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat
4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan
masalah dan membuat keputusan
5. Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan
melestarikan lingkungan alam
6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah
satu ciptaan Tuhan
7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk
melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs. Berdasarkan tujuan dari mata pelajaran IPA di
atas, maka pembelajarn IPA harus menggunakan metode-metode pembelajaran yang
relevan dengan didukung oleh fasilitas yang diperlukan. Sehingga peserta didik menjadi
lebih aktif dan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Berdasarkan
hasil observasi, metode yang digunakan oleh guru SDN 125 Maramba Kabupaten Luwu
Timur. Dalam pembelajaran IPA tentang materi Sifat-sifat Cahaya kurang sesuai.
Pembelajaran IPA yang digunakan masih menekankan pada konsep-konsep yang terdapat
di dalam buku, yang cenderung hanya berpusat pada teori saja, sehingga tidak memberi
kesempatan peserta didik untuk mengamati, menyelidiki dan membangung
pengetahuannya sendiri sehingga hasil belajar rendah. Selain itu, guru jarang
menggunakan media sehingga pembelajaran menjadi kurang menarik dan pemahaman
peserta didik tentang suatu materi juga kurang maksimal. Para peserta didik sebenarnya
telah memiliki kemampuan awal yang telah diterima dari kelas sebelumnya. Kemampuan
awal ini hendaknya digali agar peserta didik lebih belajarn mandiri dan kreatif, khususnya
ketika mereka akan mengaitkan dengan pelajaran baru. Salah satu cara yang dapat
ditempuh adalah menggunakan pendekatan pembelajaran yang lebih mendekatkan pada
lingkungan peserta didik dan lebih kontekstual. Konsep-konsep yang dikembangkan
sebaiknya berhubungan dengan alam sekitar agar menjadi pembelajaran yang bermakna.
Meskipun demikian mengaitkan konteks lingkungan dalam kehidupan sehari-hari dengan
isi materi bukanlah pekerjaan yang mudah, karena perlu waktu dan proses yang panjang.
Namun kenyataan guru cenderung mengikuti isi kurikulum dan anak belajar secara
verbal, keadaan semacam ini jauh dari konsep belajar dan bermakna. Berdasarkan uraian
tersebut, salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan sebagai solusi dalam
meningkatkan hasil belajar tentang Sifat-sifat Cahaya adalah menggunakan metode
eksperimen. Metode eksperimen ini mempunyai beberapa keunggulan, diantaranya; lebih
menantang bagi peserta didik, bersifat kontekstual, peserta didik sendiri yang menemukan
pengetahuan baru, serta menumbuhkan semangat kemandirian peserta didik itu sendiri.
Maka dari itu, penulis bermaksud mengadakan penelitian tindakan kelas dengan
menggunakan metode eksperimen

METODE

Penelitin ini dilaksanakan pada semester genap tahun 2016/2017 di Kelas V SD Negeri 125
Maramba Kabupaten Luwu Timur dengan jumlah siswa yang menjadi subyek penelitian adalah 38
orang yang terdiri dari 21 siswa laki-laki dan 17 orang siswa perempuan.

Prosedur Penelitian
a. Tahap perencanaan
Pada tahap ini peneliti melaksanakan diskusi awal dengan kepala sekolah dan guru mata
pelajaran IPA SD Negeri 125 Maramba untuk membahas permasalahan yang akan dipecahkan
dalam penelitian ini.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (action research spiral) yang terdiri atas
beberapa siklus tergantung tercapainya tujuan/target penelitian. Siklus lanjutan merupakan
kelanjutan dan perbaikan siklus sebelumnya.Penelitian terdiri dari 4 fase yaitu perencanaan
(planning), tindakan (action), pengamatan (observation) dan refleksi (reflection). Dalam
penelitian ini terdiri atas 2 langkah, siklus I dan siklus II dengan fase yang sama.

Untuk lebih jelasnya, secara sistematis keterkaitan antara setiap komponen dengan komponen lainnya
dalam 1 siklus antara siklus I dengan siklus II dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

b. Tahap pelaksanaan Pengamatan

?
Siklus I.

a. Perencanaan :
1) Mengadakan observasi dan berdiskusi dengan guru IPA mengenai metode
mengajar yang digunakan, hasil belajar peserta didik, dan kendala yang dihadapi.
2) Menelaah kurikulum SD Kelas V untuk bidang studi IPA yang meliputi persiapan
rencana pelaksanaan pembelajaran, mengalokasikan waktu dengan menyesuaikan
antara waktu yang tersedia dalam kurikulum dengan waktu penelitian.
3) Mengidentifikasi kebutuhan belajar, sumber-sumber belajar, dan hambatan yang
mungkin dihadapi dalam kegiatan belajar yang sesuai dengan tuntunan model
Eksperimen melalui lembar observasi atau interview.
4) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model
Eksperimen.
5) Membuat soal evaluasi hasil belajar peserta didik.
b. Pelaksanaan Tindakan:
1) Mengatur tempat duduk yang memungkinkan semua peserta didik dapat
memperhatikan dengan jelas apa yang diEksperimenkan.
2) Mengemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh peserta didik.
3) Memulai Eksperimen dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang peserta didik
untuk berpikir dengan melontarkan berupa pertanyaan, sehingga mendorong
peserta didik untuk tertarik memperhatikan Eksperimen.
c Pengamatan

1) Observasi dilakukan berdasarkan pedoman observasi selama proses pembelajaran


berlangsung.
2) Hal-hal yang menjadi perhatian observer dalam tahap ini adalah keaktifan peserta
didik selama proses belajar berlangsung, antara lain kehadiran, kedisiplinan,
keberanian, mengemukakan pendapat, keberanian mengungkapkan pertanyaan,
keberanian dalam menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh guru.
3) Mengumpulkan data hasil belajar melalui tes pada akhir siklus.
d.. Refleksi:

Pada tahap ini peneliti melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan
yang meliputi evaluasi mutu, jumlah dan waktu dari setiap jenis tindakan serta
memperbaiki pelaksanaan tindakan dengan hasil evaluasi untuk digunakan pada siklus
berikutnya.

Siklus II
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada siklus pertama diulangi pada siklus II setelah
memperoleh refleksi baik dari siswa sebagai subyek penelitian maupun peneliti. Pada
siklus ini dilakukan tes untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa seperti halnya
pada siklus I. Hal yang diperoleh siswa lebih baik dari nilai akhir pada siklus I.

HASIL

Pada siklus kedua sama halnya dengan siklus pertama yang meliputi: tahap perencanaan
tindakan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi, dan tahap refleksi. Akan tetapi pada tahap
kedua ini adalah suatu tahap dimana melengkapi atau memperbaiki kekurangan-kekurangan dari tahap
pertama.
Indikator keberhasilan penelitian adalah apabila hasil tes belajar peserta didik sudah
menunjukkan peningkatan peserta didik yang tuntas belajar. Peserta didik dikatakan tuntas belajar
apabila memperoleh skor minimal 70 dari skor ideal dan tuntas klasikal 85 % dari jumlah peserta didik
yang telah tuntas belajar.

Indikator tambahan bila terjadi perubahan aktivitas peserta didik selama siklus I dan siklus II
setelah dilaksanakannya proses belajar mengajar dengan menggunakan pembelajaran metode
Eksperimen.

PEMBAHASAN

Analisis Deskriptif Hasil Belajar IPA Siswa pada siklus I

Skor rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I dengan pokok bahasan IPA tentang sifat-sifat
cahaya adalah 75,0 dari skor yang dicapai yaitu 100 dengan skor tertinggi yang dicapai adalah 85,0
sedangkan skor terendah adalah 70,00. Setelah dilakukan kategorisasi, terlihat bahwa dari 38 orang
siswa yang dijadikan subyek penelitian tidak terdapat siswa yang berada pada kategori sangat
rendah, hanya 12 orang (32 %) berada pada kategori rendah, 12 orang (32%) berada pada kategori
sedang, 9 orang (24 %) berada pada kategori tinggi, dan 5 orang (13%) berada pada kategori
sangat tinggi.

Analisis Deskriptif Hasil belajar IPA siswa pada siklus II

Skor rata-rata hasil belajar siswa pada siklus II dengan materi pokok tentang sifat-sifat cahaya
adalah 70,0 dari skor ideal yang mungkin dicapai yaitu 100, dan tuntas klasikal 85% dengan skor
tertinggi 90,0 sedangkan skor terendah 75,0. Dari 38 orang siswa dari setiap komponen penilaian
autentik pada siklus II menunjukkan bahwa tidak ada siswa yang berada pada kategori sangat
rendah, 5 orang (13%) yang berada pada kategori sedang, 25 orang (66%) yang berada pada
kategori tinggi, 8 orang (21%) yang berada pada kategori sangat tinggi. Hasil analisis deskriptif
tersebut menunjukkan bahwa setelah pemberian tindakan selama dua siklus, skor rata-rata hasil
belajar siwa mengalami peningkatan. Ini berarti bahwa hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri
125 Maramba dapat ditingkatkan melalui penilaian autentik.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada siklus I sampai dengan Siklus
II mengenai “Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Tentang Sifat-SifatCahaya Melalui Metode
Eksperimen”yang dilaksanakan di Kelas V Sdn 125 MarambaKabupaten Luwu Timur
semester II tahun ajaran 2016/2017, dapat di simpulkan sebagai berikut :

1. Dengan menggunakan Metode Eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V
SDN 125 Maramba Kabupaten Luwu Timur tentang cayaha dan Sifat-Sifatnya.
2. Dengan metode eksperimen, minat dan aktifitas peserta didik menunjukkan peningkatan pada
setiap siklusnya,
Saran

Berdasarkan temuan di atas untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan memperbaiki kualitas
pembelajaran di sekolah dasar seorang guru hendaknya menggunakan Metode Eksperimen dalam
proses pembelajaran sehingga pembelajaran berlangsung aktif, inovatif,kreatif,efektif dan
menyenangkan bagi peserta didik.

DAFTAR RUJUKAN

Eko Susilowati, dkk.Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI Kelas 5.2010.Pusat


perbukuan : Kementrian Pendidikan Nasional
Sudjana Nana. Dasar-dasar proses belajar mengajar. 2013. Bandung: Sinar Baru Al
Gesindo.
Mahmud. Metode Penelitian Pendidikan. 2011.Bandung Pustaka Setia.

Anda mungkin juga menyukai