Anda di halaman 1dari 6

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI METODE EKSPERIMEN

DALAM PEMBELAJARAN IPA KELAS IV

Tsalitsatun Nabilah
158620600216/6/A4/S1-PGSD Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
hidayatulrohmah9@gmail.com

Artikel ini dibuat untuk Memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester (UTS) pada Matakuliah
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan Dosen Pengampu Mohammad Faizal Amir, M.Pd

Abstrak
Penelitian ini adalah penelelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini dilakukan pada kelas V SDN Sedagaran pada
pelajaran IPA. Masalah yang terdapat pada penelitian ini adalah kurang efektifnya siswa dalam berlangsung nya
proses belajar dikarenakan guru dalam mengajar kurang memotivasi siswa. metode yang digunakan dalam
pembelajaran IPA adalah metode eksperimen. Metode eksperimen adalah metode yang mengarahkan peserta didik
aktif dalam pembelajaran dan juga mengajarkan peserta didik dalam penemuan – penemuan konsep dalam
bimbingan guru. Penelitian ini menggunakan model penelitian menurut kemmis & Mc taggaret.Dalam model
tersebut terdapat 2 siklus dimana setiap siklus terdapat perencanaan, pelaksanaan, penelitian dan evaluasi. Dalam
siklus tersebut terdapat peningkatan keberhasilan siswa yang awalnya rata – rata siswa pada siklus 1 67,65 setelah di
lakukan nya metode eksperimen rata – rata siswa meningkat menjadi 83,7. Dalam uraian di atas dapat dikatan bahwa
metode eksperiemn dapat di katakana berhasil karena dapat meningkatkan rata – rata siswa kelas V SDN Sedagaran.

Kata Kunci: metode eksperimen, prestasi belajar siswa

PENDAHULUAN menurunya nilai dari hasil proses pembelajaran


IPA merupakan mata pelajaran yang tersebut ternyata guru yang mengajar IPA di
mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di kelas 5 SDN Sedagaran tidak memberikan
alam, yang mana pelajaran IPA memuat materi sebuah materi yang sesuai dengan Rancangan
tentang pengetahuan alam yang ada disekitar Perencanaan Pembelajaran yang telah di
kita. Sehingga siswa SDN Sedagaran diharapkan bukukan, seperti dalam bab perubahan sifat pada
dapat mengenal dan mengetahui pengetahuan benda siswa seharusnya deberikan materi
alam dalam kehidupan sehari-harinya. Dalam dengan menggunakan alat peraga supaya siswa
penelitian pembelajaran ipa dapat dikatakan tersebut mudah untuk memahaminya. Jika guru
pembelajaran yang kurang efektif bagi siswa tersebut tidak sesuai dengan Rancangan
Karena pembelajaran ipa tersebut berpusat pada Perencanaan Pembelajaran maka akan
guru. sehingga siswa SDN Sedagaran kurang mengakibatkan proses pembelajaran tidak
termotivasi, kurang semangat dan menurun nya sejalan dengan tujuannya dan hasilpun tidak
prestasi siswa SDN Sedagaran dalam belajar. memuaskan, lebih-lebih siswa tersebut akan
karena itu pembelajaran IPA dikatakan bermutu bosan untuk mengikuti proses pembelajaranya
apabila semua tujuan pembelajaran yang telah dan juga mudah lupa karena cara mengajarnya
ditentukan dapat tercapai. pun tidak menarik perhatian para siswa di SDN
Sehingga peneliti telah menemukan Sedagaran.
sebuah permasalahan pada siswa SDN Berdasarkan permasalahan di atas
Sedagaran yang kurang mampu untuk peneliti akan melakukan penelitian pada siswa
memahami materi pada bab perubahan sifat pada SDN Sedagaran dengan tujuan (1) agar siswa
benda dan juga menurunya nilai dari hasil proses SDN Sedagaran mampu memahami materi IPA
pembelajaran yang telah dilakukan. Dengan dengan mudah dan tidak cepat lupa (2)
meningkatkan nilai dari hasil proses belajar dapat meningkatkan perestasi siswa SDN
mengajar yang telah dilakukan oleh peneliti Sedagaran.
dengan menggunakan metode eksperimen.
Dengan metode eksperimen ini mampu
METODE
memberikan kesempatan kepada siswa dan guru
untuk mengamati proses dari hasil percobaan Dalam permasalahan ini peneliti
yang dilakukanya, karena dengan media tersebut menggunakan metode penelitian tindakan kelas
mampu memberikan proses belajar mengajar (PTK). Menurut (Amir dan Sartika, 2017)
degan cara berfikir yang kreatif. Penelitian meruapakan bentuk kegaiatan yang
Sebagaimana pendapat Apino dan menggunakan 2 hal yaitu logika berfikir dan
Retnawati (2017) yang menyatakan bahwa data atau informasi yang di kumpulkan secara
berpikir kreatif merupakan tingkat berpikir empiris. Menurut (Amir Dan Sartika, 2017)
tertinggi setelah mengingat, berpikir dasar, dan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
berpikir kritis. menurut Kemmis & Mc. Tagart yang berisi
Menurut Mohammad Fizal Amir (2017) beberapa komponen, diantaranya adalah
Untuk memperoleh dan mencetak seseorang prencanaa, pelaksanaan, penelitian, dan evaluasi.
agar memiliki tingkat kemampuan berpikir Pelaksanaan penelitian tindakan kelas
tertinggi, lazimnya adalah melalui proses mengacu pada kelas V SDN Sedagaran.Dalam
pendidikan yang baik. Artinya semua rumpun penelitian ini jenis data yang diambil berupa
keilmuan termasuk pendidikan matematika data kuantitatif dan kuantitatif karena yang di
harus dapat mencetak siswa yang dapat memiliki peroleh dalam penelitian berupa angka dan
kemampuan berpikir kreatif. penjelasan. Dalam penelitian ini peneliti
Sesuai dengan materi IPA kelas 5 menggunakan sumber data primer (guru dan
dengan cara metode eksperimen yang dapat siswa) dan sekunder (lingkungan , sarana, dan
mengembangkan berfikir kreatif, lain – lain). Suatu penelitian dapat di ukur
Dahar (1989) mengungkapkan bahwa melalui tes, kegiatan belajar siswa, lampiran
pembelajaran penemuan dengan fakta – fakta observasi, kegiatan guru. Dalam pembelajaran
melalui diri sendiri akan meningkatkan hasil Teknik pengumpulan data yang di lakukan
belajar siswa. Dari pengertian metode peneliti adalah dengan melakukan observasi,
eksperimen di atas yang di kemukakan oleh wawancara, dokumentasi dan tes. Menurut
tokoh dapat di simpulkan bahwa metode Moleong(2014)Teknik Analisi data adalah
eksperimen adalah suatu metode yang dilakukan proses analisa data dimulai dengan menelaah
dalam pembelajaran denagan penemuan yang seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber
dilakukan oleh diri siswa sendiri. Dari yaitu wawancara, pengamatan yang sudah
pengertian metode eksperimen di atas yang di dituliskan dalam catatan lapangan,dokumen
kemukakan oleh tokoh dapat di simpulkan pribadi, dokumen resmi, gambar, foto dan
bahwa metode eksperimen adalah suatu metode sebagainya.Perlu diketahui dalam menganalisa
yang dilakukan dalam pembelajaran dengan data pada penelitian ini ada tiga alur yaitu
penemuan yang dilakukan oleh diri siswa reduksi data, paparan data, dan menarik
sendiri. sehingga penelitih memilih metode kesimpulan.
tersebut karena cocok sekali dengan Menurut Sugiyono (2011), Variabel
permasalahan yang ada pada siswa SDN penelitian merupakan suatu atribut atau sifat
Sedagaran. Dengan tujuan metode ekperimen atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang
mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan
untuk dipelajari dan kemudian ditarik materi perubahan sifat pada benda pada mata
kesimpulannya. Dalam penelitian ini variabel pelajaran IPA. Dari hasil tes tersebut peneliti
yang digunakan adalah variabel X dan variabel mulai merencanakan tindakan yang akan
Y, variabel X menjadi pengaruh, dengan dipaparkan pada bagian selanjutnya yaitu
penggunaan metode eksperimen sedangak mengadakan penelitian pada materi perubahan
variabel Y terpengaruh, yaitu tingkat hasil sifat pada bneda dengan menggunakan metode
belajar siswa SDN Sedagaran. eksperimen. Hasil tes ini nantinya akan peneliti
gunakan sebagai acuan peningkatan hasil belajar
HASIL DAN PEMBAHASAN
yang akan dicapai oleh siswa.
Penelitian ini merupakan penelitian
tindakan kelas (PTK). Peneliti memilih PTK Paparan data pelaksanaan tindakan
sebagai model dalam suatu masalah karena PTK Berikut ini langkah – langkah yang dilakukan
memiliki keistimewaan. Data hasil yang akan di dalam penelitian.
selesaikan adalah data hasil dari penelitian
selama PTK berlangsung. Pada tahap ini yang Siklus 1
akan di selesaikan adalah tentang penerapan Perencanaan
metode eksperimen dapat meningkatkan hasil Perencanaan : peneliti melakukan
belajar siswa IPA kelas V pada bab perubahan penelitian selama 2 hari di SDN Sedagaran,
sifat pada benda. Dengan mengacu pada tujuan dengan penelitian tersebut peneliti mengetahui
penelitian yaitu untuk menjelaskan penerapan masalah yang terdapat di dalam kelas. dalam 2
metode eksperimen untuk meningkatkan hasil hari setiap 1 hari yang dilakukan peneliti adalah
belajar IPA selain itu mendiskripsikan hasil IPA 1 hari peneliti melakukan observasi,yang terdidri
siswa kelas V metode eksperimen tersebut. dari mengetahui nilai yang di peroleh sebelum di
Dalam penelitian ini terdapat kegiatan pra adakan nya model eksperimen, dan yg k2
tindakan dan pelaksanaan tindakan yang terdiri peneliti melakukan simulasi atau terjun langsung
dari dua siklus. ke sekloaan SDN Sedagaran, dengan jumlah 20
siswa. peneliti ingin mnegetahui rata – rata kelas
Paparan Data Pra Tindakan peneliti harus menggunakan 1353 : 20 = 67,65
Penelitian ini dilaksanakan di SDN
Sedagaran . Sebelum melakukan tindakan, Pelaksanaan
peneliti melakukan persiapan-persiapan yang Dalam sebuah tindakan dalam
berkaitan dengan pelaksanaan tindakan agar pembelajaran guru menggunakan metode
dalam penelitian dapat berjalan lancar dan eksperimen sebagai metode dalam pembelajaran.
mendapatkan hasil yang baik. Hasil dari Selama proses belajar mengajar berlagsung
wawancara ternyata guru dalam menyampaikan peneliti melakukan pengamatan untuk
materi kurang menarik bagi siswa, sehingga mengevaluasi siswa selama pembelajaran
siswa cenderung bosan, pasif dan tidak fokus berlangsung sebagai bahan selanjut nya yaitu
dalam proses belajar mengajar. Sebelum peneliti refleksi.
melakukan tes kepada siswa peneliti melihat
hasil belajar siswa sebelum di lakukan nya Pengamatan
metode eksperimen, ternyata hasil dari belajar Dalam kegiatan observasi peneliti
siswa sebelum menggunakan metode melakukan proses observasi dengan
eksperimen sangat rendah. menggunakan lembar observasi untuk
Hal ini jelas menunjukkan bahwa mengetahui hasil belajar siswa. Ternyata pada
sebagian besar siswa kelas V belum menguasai
kenyataan siswa kelas 5 mendapat nilai rata – Observasi
rata IPA yang kurang. Peneliti membuat tugas yang berisikan
pengamatan dalam proses pembelajaran yang
Refleksi sesuai dengan lembar soal. Dalam lembar
Dalam proses pengamatan atau observasi tersebut peneliti mengetahui bahwa
observasi peneliti mengetahui hasil dari siklus nilai yang di peroleh siswa meningkat derastis
pertama ternyata hasil belajar siswa kurang dari siklus 1 10 siswa yang mendapatkan niai
memenuhi syarat karena guru dalam proses IPA yang kurang, sedangkan sekarang diadakan
belajar mengajar kurang memenuhi aspek. siklus II semua siswa tuntas dalam mengerjakan
Peneliti Setelah mengetahui hasil dari siklus tugas.
pertama di adakan siklus kedua. Karen hasil
siklus 1 belum sesuai dengan apa yang ingin Refleksi
dicapai. Dalam pembelajaran siklus pertama
siswa kurang minat dalam proses belajar, dalam
Siklus II siklus kedua dengan menggunakan metode
Perencanaan eksperimen, dapat menigkatkan hasil belajar
dalam siklus 2 ini bukan sebagai awal siswa.Dalam siklus I penelitian dalam
uji coab metode eksperimen tetapi pada pembelajaran IPA dengan materi
perencanaan ini sebagai penyempurna atau mengidentifikasi perubahan sifat pada benda.
perbaikan dari siklus 1 dalam proses belajar Dalam proses belajar mengajar aktivitas guru
mengajar yang kurang memotivasi siswa dengan dalam pembelajaran denggan penggunaan
jumlah rata - rata 1674 : 20 = 83,7 . karena metode eksperimen pada siklus I memperoleh
Dalam siklus pertama siswa kurang termotivasi hasil yang kurang , di sebabkan ada 4 aktivitas
dan minat dalam belajar guru menggunakan guru yang tidak di terapkan dalam
metode ceramah saja saat proses belajar pembelajaran. Sehingga aktivitas guru yang
mengajar, di dalam siklus II guru melakukan masih rendah harus ditingkatkan kembali pada
pembelajaran denga menggunakan metode siklus II.
eksperimen agar dapat meningkatka hasil Dalam tahap ini peneliti membahas hasil
belajar siswa . yang di capai pada saat siklus 1 dan siklus 2
yang sedang berlansung. Seiring berjalan nya
Pelaksanaan
waktu siklus 1 dan siklus 2 pada akhir
Dalam siklus II proses belajar mengajar guru
pembelajaran terdapat hasil yang berbeda- beda
melakukan metode eksperimen dengan langkah
di mana siklus 1 mendapakan hasil yang kurang
– langkah sebagai berikut: :(1) siswa di bentuk
dari pada siklus 2. Hasil tersebut di buktikan
beberapa kelompok (2) guru memberikan
dengan siswa mengerjaka soal dan angket.
sebuah tanggung jawab yang harus di lakukan
Dengan melihat hasil dari siklus 2 metode
siswa dengan model yang sama pada setiap
ekperimen dapat dikatan berhasil karena dapat
kelompok (3) setiap kelompok melaksanakan uji
meningkatkan prestasi siswa.
coba dengan pendampingan guru (4) setiap
kelompok berdiskusi sesuai tanggung jawab
yang sudah di berikan oleh guru (5) setiap
kelompok memperesentasikan hasil diskusi di
depan kelas (6) siswa membuat rangkuman
Kriteria Pra Siklus I SIKLUS
Tabel 1. Hasil rata-rata niai tindakan siklus tindakan II
I dan siklus II Tuntas 65 60 75
No Tahapan Nilai rata- KKM
rata Belum 50 65 70
1 Siklus I 67, 65 tuntas
2 Siklus II 83, 7 KKM
Rata-rata 77 80 85
Dalam siklus 1 prestasi siswa kurang nilai pada
meningkat di karenakan Aspek yang dilakukan mata
guru dalam pembelajaran kurang mengguasai, pelajaran
sehingga pada siklus 1 terdapat kurang
meningkatnya prestasi siswa dalam proses Tiurlina (2006: 204) menyatakan
belajar mengajar. Terjadinya hal tersebut dalam belajar melalui penemuan itu penting, sebab: (1)
siklus 2 guru harus meningkatkan aspek – aspek pada kenyataan ilmu-ilmu itu diperoleh melalui
yang harus dipenuhi saat proses belajar penemuan; (2) ipa adalah pelajaran yang
mengajar di kelas. Karena aspek tersebut abstrak; konsep dan lain-lainnya itu akan
pengaruh pada proses belajar/ gaya belajar melekat bila melalui penemuan dengan jalan
siswa. setelah guru melihat prestasi siswa memanipulasi dan berpengalaman dengan
meningkat drastis guru mneggunakan metode benda-benda konkret; (3) generalisasi itu
eksperimen sebagai media atau alat dalam penting; melalui penemuan generalisasi yang
proses belajar mengajar yang berlangsung di diperoleh akan mantap; (4) dapat meningkatkan
kelas. Dengan menggunakan metode ini siswa kemampuan memecahkan masalah; (5) setiap
dapat berpikir kritis, kreatif dan juga anak adalah makhluk kreatif; (6) menemukan
mendapatkan penggetahuan dengan dirinya sesuatu oleh sendiri dapat menumbuhkan rasa
sendiri. Metode ini sangat cocok di gunakan percaya terhadap diri sendiri, dapat
dalam pembelajaran kelas tinggi dan juga selain meningkatkan motivasi (termasuk motivasi
di gunakan dalam pembelajaran ipa metode intrinsik), melalui pengkajian lebih lanjut; pada
ekperimen juga dapat di lakukan dalam umumnya bersikap positif terhadap ipa.berikut
pembelajaran yang lain. ini data yang diperloeh peneliti di SDN
Penelitian ini berfokus pada prestasi Sedagaran dengan metode ekperimen pada
siswa yang meningkat akibat menggunakan pelajaran ipa.
metode eksperimen. Menurut para pakar

KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA


Dari uraian diatas peneliti Amir, M. F., & Sartika, S. B. (2017).
menyimpulkan bahwa sanya menggunakan Metodelogi Penelitian Dasar Bidang
metode eksperimen siswa dapat berpikir kritis, Pendidikan. Sidoarjo: UMSIDA PRESS.
kreatif dan juga mendapatkan penggetahuan Amir, M. F., & Wardana, M. D. K. (2017).
dengan dirinya sendiri. Karena siswa tersebut Pengembangan Domino Pecahan Berbasis
memiliki sifat rasa ingin tahu yang tinggi, Open Ended Untuk Meningkatkan
sehingga guru-guru diharapkan bisa menerapkan Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa SD.
metode eksperimen yang sesuai dengan pola Aksioma : Jurnal Program Studi
berfikir anak pada masa dini. Dengan adanya Pendidikan Matematika, 6 (2), 178 – 188.
metode eksperimen tersebut banyak memberika
Apino, E., & Retnawati, H. 2017. Developing Moleong, Lexi j. M.A. Prof. Dr. (2014).
Instructional Design to Improve. Metodelogi Penellitian Kualitatif Edisi
Dahar, Ratna, Wilis. (1989). Teori – Teori Revisi. Bandung:PT Remaja Rosdakarya.
Belajar. Jakarta: Erlangga: jurnal inkuiri, Sugiyono. (2011). Metode Penelitian
1(2). 142-153. Pendidikan. Bandung: Alfabeta: jurnal
Mathematical Higher Order Thinking Skills of Pendidikan Matematika FKIP Univ.
Students. In Journal of Physics: Conference Muhammadiyah Metro, 6(2).
Series. IOP Publishing. Vol. 812, No. 1, p.
012100.

Anda mungkin juga menyukai