Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS JURNAL

Kelompok 2

1. Anis Hazimah (17312241006)


2. Prisca Nathasya Putri Renani (17312241038)
3. Miftakhul Rohmah (17312241055)
4. Candrawati Irma Muamalah (17312244022)

A. JUDUL
Penerapan Metode Eksperimen dalam Peningkatan Pembelajaran IPA Tentang Sifat
Cahaya Siswa Kelas V SDN Klopogodo.

B. MASALAH
Kurangnya keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA tentang sifat cahaya
sehingga hasil yang diperoleh pun kurang memuaskan. Hal itu dikarenakan metode
pembelajaran yang kurang mendukung.

C. TUJUAN
1. Mendeskripsikan langkah-langkah penerapan metode eksperimen dalam
pembelajaran IPA.
2. Mendeskripsikan perilaku siswa dalam mengikuti pelajaran.
3. Mengetahui peningkatan hasil belajar dalam pembelajaran IPA.

D. OBJEK PENELITIAN
36 siswa kelas V dengan usia 10-11 tahun di SDN Klopogodo Kecamatan Gombong
Kabupaten Kebumen.

E. DASAR TEORI
Metode eksperimen merupakan suatu cara belajar mengajar yang memberikan
kesempatan kepada siswa untuk terlibat aktif dalam membuktikan sendiri proses dan
hasil percobaan dengan melakukan percobaan, mengamati proses dan menuliskan hasil
pengamatannya, serta menyampaikan ke kelas. Tujuan metode eksperimen dalam
penelitian ini adalah agar siswa mampu menemukan sendiri kebenaran dari suatu teori
yang didapat, mempersiapkan, melaksanakan, mengumpulkan data, menyampaikan
hasil percobaan/data yang diperoleh, dan menyimpulkannya. Pembelajaran merupakan
proses dimana lingkungan dikelola oleh guru untuk menginisiasi, memfasilitasi, dan
meningkatkan intensitas siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung
dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Dengan menerapkan
metode dalam pembelajaran yang tepat maka akan berpengaruh terhadap hasil belajar
yang didapat oleh siswa.

F. METODOLOGI PERCOBAAN
Penelitian dilaksanakan di SDN Klopogodo Kecamatan Gombong Kabupaten
Kebumen, kelas V yang berada pada rentangan usia 10-11 tahun. Jumlah subjek
penelitian 36 siswa.Waktu penelitian dilaksanakan mulai bulan April sampai dengan
Juni 2012 semester genap tahun pelajaran 2011/2012.
Prosedur penelitian tindakan kelas ini yang diterapkan berupa perencanaan
tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Secara umum pelaksanaan
dilaksanakan dalam tiga siklus, pada setiap siklus terdiri dari tiga pertemuan dengan
diterapkan tindakan tertentu. Pada perencanaan tindakan dilakukan pembuatan
Rencana Pelaksanaan Tindakan (RPP) yang di dalamnya terdapat kegiatan awal,
kegiatan inti, dan kegiatan akhir serta penggunaan model pembelajaran yang berbeda
untuk tiap siklus.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan
menggunakan tes, observasi yaitu untuk observasi siswa dan proses pembelajarannya,
wawancara siswa dan guru, serta angket siswa. Sedangkan untuk analisis data yang
diguna-kan adalah teknik analisis statistik yang bersifat deskriptif. Statistik deskriptif
merupakan statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya.

G. HASIL SECARA UMUM


1. Siklus I
Pada Siklus I pembelajaran dengan metode eksperimen dan menggunakan model
Numbered Head Together, hasil pada proses pembelajaran sudah berjalan dengan
tepat sesuai dengan RPP. Hanya saja masih terdapat kekurangan. Pada saat
penyampaian materi, siswa kurang aktif untuk merespon pelajaran karena hanya
berapa siswa yang mau menanggapi tanya jawab dengan guru. Siswa belum dapat
bekerja kelompok dengan baik, siswa juga kurang sungguh-sungguh dalam
melaksanakan eksperimen. Hasil observasi perilaku siswa un-tuk Siklus I mencapai
2,69 dengan kategori cukup. Rata-rata hasil belajar pada akhir Siklus I yang dicapai
siswa 30% yang mencapai indikator keberhasilan.
2. Siklus II
Pada Siklus II pembelajaran dengan menerapkan metode eksperimen dan
menggunakan model Kepala Bernomor Struktur (modifikasi dari Numbered Head
Together), hasil pembelajaran pada akhir pertemuan menunjukkan hasil yang lebih
baik dibandingkan dengan hasil siklus sebelumnya. Untuk perilaku siswa yang
sebelumnya hanya 2,69, pada Siklus II mencapai 3,53 dengan kategori baik. Pada
saat berdiskusi, siswa lebih terkontrol dan teratur karena masing-masing siswa
diberi tugas sendiri-sendiri. Siswa sudah mulai bisa menyimpulkan hasil
eksperimen sendiri walaupun masih perlu sedikit bimbingan guru. Rata-rata hasil
belajar pada akhir Siklus II juga meningkat yaitu 58% yang mencapai indikator
keberhasilan.
3. Siklus III
Pada Siklus III pembelajaran dengan menerapkan metode eksperimen dan
menggunakan model Kepala Bernomor Struktur, hasil pembelajarannya lebih baik
lagi karena pemantapan siklus sebelumnya. Untuk perilaku siswa mencapai 3,87
dengan kategori sangat baik.Pada saat diskusi lebih ter-kontrol sudah tidak ada
siswa yang mengobrol sendiri. Siswa bisa menyimpulkan hasil eksperimen sendiri
tanpa bantuan guru dan pada saat menyampaikan hasil di depan kelas juga sudah
lancar dan percaya diri. Rata-rata hasil belajar pada akhir pertemuan lebih
meningkat yaitu 87% yang mencapai indikator keberhasilan.

Gambar 1: Peningkatan Hasil Observasi Perilaku Siswa dalam Mengikuti Pembelajaran


Tabel 1 : Hasil Belajar Siswa

Gambar 2: Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran

H. KESIMPULAN
Penerapan metode eksperimen dalam pembelajaran IPA tentang Sifat Cahaya dapat
meningkatkan pembelajaran baik dari pelaksanaan langkah-langkah pembelajaran
berjalan dengan tepat dan sesuai dengan skenario yang telah direncanakan sebelumnya,
perilaku siswa dalam mengikuti pembelajaran dari awal sampai akhir, maupun hasil
belajar yang baik sesuai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang telah ditetapkan.
Hal ini dapat dilihat dari proses pembelajaran yang baik sesuai dengan skenario yang
direncanakan, perilaku siswa yang baik dalam mengikuti pelajaranserta hasil belajar
siswa saat mengikuti pembelajaran yang telah memenuhi indikator keberhasilan pada
Siklus III.

I. PERSEPSI KELOMPOK
Penerapan metode eksperimen dan penggunaan model Kepala Bernomor Struktur
merupakan model yang lebih cocok digunakan karena memberikan hasil lebih baik
daripada penerapan model ceramah. Karena pada model Kepala Bernomor Struktur
siswa mampu menyimpulkan sendiri tanpa dibantu guru dan mampu menyampaikan
hasil di depan kelas sudah lancar dan percaya diri.

Anda mungkin juga menyukai