Anda di halaman 1dari 12

JURNAL ILMIAH

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN


MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI SEL
DI KELAS XI IPA 3 SMAN 1 MERANGIN
TAHUN PELAJARAN
2015/2016

BAMBANG SUPARGO
NPM. 11020611002

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
YAYASAN PENDIDIKAN MERANGIN BANGKO
2015

Bambang Supargo : NPM. 11020611002 STKIP YPM BANGKO Page 1


UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI SEL
DI KELAS XI IPA 3 SMAN 1 MERANGIN
TAHUN PELAJARAN
2015/2016

Bambang Supargo
Program studi pendidikan biologi
Jurusan pendidikan matematika dan ilmu
Pengetahuan alam
Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Yayasan Pendidikan Merangin Bangko

ABSTRAK

Kata Kunci : Hasil Belajar, Pembelajaran berbasis Masalah dan Biologi


Penelitian ini dilatarbelakangi oleh hasil observasi yang dilakukan di
SMA N 1 Merangin bahwa ketuntasan hasil belajar Biologi siswa
khususnya XI IPA 3 masih berada dibawah KKM yang telah ditentukan
sebesar 70%, yaitu 62,50% dimana berdasarkan identifikasi ditemukan
bahwa pembelajaran lebih banyak didominasi oleh guru, sehingga siswa
menjadi kurang aktif, kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas
sangat kurang, model pembelajaran kurang menarik perhatian siswa,
sehingga aktivias belajar siswa rendah. Untuk itu penelitian akan dibatasi
pada pembelajaran biologi pada materi sel dengan menggunakan Model
Pembelajaran Berbasis Masalah sebagai upaya meningkatkan Hasil Belajar
siswa, dengan rumusan maslaah yaitu Apakah dengan menggunakan Model
Pembelajaran Berbasis Masalah dapat meningkatkan Hasil Belajar Biologi
siswa dalam pembelajaran khususnya materi sel di kelas XI IPA 3 SMAN 1
Merangin Tahun Pelajaran 2015/2016.
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, dimana Subjek dalam
penelitian ini adalah siswa Kelas XI IPA 3 SMAN 1 Merangin yang
berjumlah 40 orang, terdiri dari 10 siswa laki – laki dan 30 siswa
perempuan, prosedur dalam penelitian ini melewati tahap perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi serta refleksi.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa aktivitas siswa pada
siklus I sebesar 42,85% dan termasuk dalam kategori kurang aktif
sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 65% dalam kategori aktif,
sedangkan untuk aktivitas guru diperoleh pada siklus I sebesar 78% kategori
aktif, sedangkan pada siklus II sebesar 80% kategori aktif. Untuk hasil
belajar siswa pada siklus I dengan rata-rata sebesar 63,87 dengan ketuntasan
kelas sebanyak 45%, untuk itu penelitian dilanjutkan pada siklus II dengan
rata-rata meningkat menjadi 74,12 dan ketuntasan sebesar 85%. Hasil ini
membuktikan bahwa dengan penerapan model pembelajaran berbasis
masalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Bambang Supargo : NPM. 11020611002 STKIP YPM BANGKO Page 2


I. PENDAHULUAN

Kenyataan yang ditemui pada SMA Negeri I Merangin, dimana penerapan


model pembelajaran konvensional belum dapat memaksimalkan hasil belajar
siswa. Dari hasil observasi yang dilakukan penulis pada semester I Tahun ajaran
2014/2015, penulis menemukan bahwa masalah yang dihadapi siswa kelas X IPA
3 adalah kurangnya interaksi siswa dan guru dalam pembelajaran serta kurangnya
aktivitas siswa dalam kegiatan berkelompok. Hal ini dapat dilihat dari Data hasil
ujian IPA semester I kelas X SMA Negeri 1 Merangin tahun pelajaran
2014/2015, khususnya pada kelas X IPA 3. pada kelas XI IPA 3 masih jauh dari
yang diharapkan dari 40 siswa hanya sebanyak 25 orang siswa saja yang berhasil
mencapai ketuntasan atau sebanyak 62,50% dengan pencapaian KKM masih
rendah atau masih di bawah nilai KKM yang telah ditetapkan yaitu 70.
Permasalahan lain adalah siswa kurang aktif dan kurangnya disiplin dalam proses
pembelajaran, model pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang bervariatif .
Hal ini apabila dibiarkan terus menerus akan mengakibatkan tidak tercapainya
tujuan pembelajaran seperti yang diharapkan.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Di dalam dunia pendidikan, dikenal dengan adanya student center yaitu


pembelajaran yang berpusat pada siswa. Student center ini adalah pembelajaran
yang menuntut siswa untuk lebih aktif dan mandiri dalam mencari informasi
tentang materi yang diajarkan. Di sini guru hanya sebagai fasilitator saja.
Student center ini bisa dikembangkan lagi diantaranya adalah Pembelajaran
Berbasis Masalah atau yang biasa disebut dengan Pembelajaran Berbasis
Masalah (PBM) yang baru-baru ini sudah terkenal di kalangan dunia pendidikan.
Menurut Amir (2009), bahwa proses Pembelajaran Berbasis Masalah bukan
semata-mata prosedur. Tetapi ia adalah bagian dari belajar mengelola diri sebagai
sebuah kecakapan hidup (life skills). Proses Pembelajaran Berbasis Masalah
sebagai salah satu bentuk pembelajaran yang learner centered, memandang
bahwa tanggung jawab harus kita kenali dan kita pegang.
Pembelajaran Berbasis Masalah dirasa sangatlah tepat untuk siswa Kelas XI
SMAN 1 Merangin mata pelajaran Biologi, materi yang semula hanya sekedar
pengetahuan saja dapat di ubah menjadi pengetahuan yang bermakna sekaligus
terampil yang dikemas dalam suatu masalah di kehidupan para siswa yang tidak
hanya di sampaikan dalam ceramah

III. METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian


Tindakan Kelas (PTK) Subjek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas XI IPA 3
SMAN 1 Merangin yang berjumlah 40 orang, terdiri dari 10 siswa laki – laki dan
30 siswa perempuan serta guru pengampu mata pelajaran biologi. Waktu
pelaksanaan penelitian pada semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016 yang
berlokasi di Kabupaten Merangin propinsi Jambi.
Adapun tahapan penelitian untuk memperoleh gambaran yang sesuai
dengan PTK adalah sebagai berikut :

Bambang Supargo : NPM. 11020611002 STKIP YPM BANGKO Page 3


3.3.1 Perencanaan
1) Mempersiapkan materi pelajaran
2) Menyiapkan perangkat pembelajaran berupa RPP, silabus, buku paket,
lembar kerja siswa, daftar nilai, soal pra tindakan, soal tes akhir tiap siklus
yang berkaitan dengan pemecahan masalah
3) Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi aktivitas peneliti atau guru
dan lembar observasi belajar siswa untuk dijadikan bahan acuan dalam
evaluasi tindakan.
4) Membuat dan mempersiapkan alat bantu mengajar yang diperlukan dalam
rangka memperlancar proses pembelajaran.
3.3.2 Pelaksanaan dan tindakan
1) Melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan model
Pembelajaran Berbasis Masalah pada mata pelajaran Biologi pokok
bahasan Sel siswa kelas XI SMAN 1 Merangin. Dalam penerapan model
Pembelajaran Berbasis Masalah ini terdapat 5 langkah dalam proses
pembelajaran yaitu 1) mengorientasikan siswa kepada masalah, (2)
mengorganisasikan siswa untuk belajar, (3) membantu penyelidikan
mandiri maupun kelompok, (4) mengembangkan dan menyajikan hasil
karya serta memamerkannya, (5) manganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah
2) Peneliti memberi tes akhir pada setiap siklus dalam kegiatan belajar
mengajar untuk mengetahui tingkat keberhasilan kemampuan pemecahan
masalah siswa dengan menggunakan model Pembelajaran Berbasis
Masalah.
3) Penutup.
3.3.3 Observasi dan Evaluasi
1. Observasi
Pengamatan dilakukan selama pelaksanaan tindakan sebagai upaya
mengetahui jalannya proses penerapan model Pembelajaran Berbasis
Masalah.
Kegiatan pengamatan meliputi:
1) Situasi kegiatan selama pembelajaran berlangsung.

2) Keaktifan siswa untuk ikut serta dalam penerapan model pembelajaran


tersebut.
3) Kemampuan siswa dalam menemukan pemecahan masalah terhadap
pertanyaan yang telah diberikan

4) Perilaku siswa dalam kelas.

Kegiatan observasi atau pengamatan meliputi kegiatan pemusatan


perhatian terhadap sesuatu dengan menggunakan panca indra, seperti yang
disampaikan Arikunto, (1992 : 128). Jenis observasi dalam penelitian ini
adalah observasi sistematis, yaitu dilakukan oleh peneliti yang dibantu oleh
mitra peneliti sebagai pengamat dengan menggunakan pedoman
observasi.
2. Evaluasi
Dalam evaluasi tindakan yang dilakukan adalah
1) Untuk menentukan keberhasilan aktivitas digunakan rumus sebagai
berikut :

Bambang Supargo : NPM. 11020611002 STKIP YPM BANGKO Page 4


( Arikunto 2002:246 )
Keterangan :
P = Jumlah Aktivitas
F = Jumlah Skor Perolehan
N = Jumlah Skor Maksimal
Sedangkan untuk menentukan persentase keaktifan siswa ditentukan
dengan rumus persentase menurut Helmy (Asni, 2012:36) yaitu :
Persentase setiap data =
Keterangan :
f = Kualitas keaktifan
∑f = total keaktifan

Dengan kriteria :
81% - 100% = Sangat Aktif
65% - 80% = Aktif
51% - 64% = Kurang Aktif
35% - 50% = Tidak Aktif

2) Untuk ketuntasan belajar


Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan
secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar
kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994), yaitu seorang siswa telah tuntas belajar
bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar
bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih
dari atau sama dengan 65%. Untuk menghitung persentase ketuntasan
belajar digunakan rumus sebagai berikut:

c. Refleksi
Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa
setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara
memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.
Analisis dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu:
1) Memperbaiki masalah pembelajaran pada siklus I
2) Untuk menilai tes formatif
Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang
selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga
diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan:

X 
X
N
Dengan : X = Nilai rata-rata
Σ X = Jumlah semua nilai siswa
Σ N = Jumlah siswa

Bambang Supargo : NPM. 11020611002 STKIP YPM BANGKO Page 5


IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Tabel 4.1: Perencanaan pembelajaran pada kelas XI SMAN 1 Merangin
tahun pelajaran 2015/2016
Siklus I Siklus II
Perencanaa a. Mempersiapkan perangkat a. Mempersiapkan
n pembelajaran Menyusun perangkat pembelajaran
rencana pembelajaran. Menyusun rencana
Membuat lembar pembelajaran. Membuat
observasi lembar observasi
b. Koordinasi dengan guru b. Koordinasi dengan guru
kelas yang bertindak kelas yang bertindak
sebagai observer dalam sebagai observer dalam
proses pembelajaran. proses pembelajaran.
c. Melakukan observasi
terlebih dahulu di kelas
XI SMAN 1 Merangin
tahun pelajaran
2015/2016
Tindakan a. Dilaksanakan pada a. Dilaksanakan pada
Tanggal 10 dan 14 tanggal 21 dan 24
Agustus 2015 yang Agustus 2015 yang
berlangsung satu kali berlangsung satu kali
pertemuan selama 2 x 35 pertemuan selama 2 x 35
menit menit
1. Siklus I
a. Pelaksanaan Tindakan
Pada siklus I terdiri dari 2 kali pertemuan, termasuk pemberian tes
pada pertemuan ke dua. Pertemuan ada siklus I ini dilaksanakan pada
hari Senin tanggal 10 Agustus 2015 dan petemuan kedua
dilaksanakan pada hari Senin berikutnya pada hari Jumat tanggal 14
Agustus 2015.
b. Hasil observasi dan Evaluasi
1. Data hasil analisis aktivitas siswa
Dari data yang diperoleh dapat dihitung persentase keaktifan
siswa dengan perhitungan :
Pertemuan I:
=
=
=
Pertemuan II:
=
=
=
2. Data hasil Observasi guru
Dari hasil yang didapat maka dihitung persentase keaktifan guru
dengan perhitungan :
=

Bambang Supargo : NPM. 11020611002 STKIP YPM BANGKO Page 6


=
=
Dari data dan perhitungan diatas dapat dilihat bahwa pada siklus
I aktivitas guru termasuk dalam kategori aktif atau persentase sebesar
78%. Adapun catatan guru pada saat pelaksanaan penelitian berlangsung
adalah masalah penguasaan kelas dan penjelasan materi yang panjang
dan kerap kali pemberian materi disampaikan berulang-ulang, sehingga
terkesan membingungkan.
3. Data hasil belajar
Nilai Frekuensi (f) Persentase F.x
80 5 12,5% 400
75 6 15% 450
70 7 17,5% 490
65 6 15% 390
60 3 7% 180
55 4 10% 220
50 4 10% 200
45 5 12,5% 225
Jumlah 40 100% 2555

X 
X
N
Berdasarkan tabel 4.4 diatas siswa yang belum mencapai
ketuntasan ≤ 70 yaitu berjumlah 22 orang atau 55%, sedangkan yang
telah mencapai ketuntasan ≥ 70 sebanyak 18 orang siswa atau 45%.
Untuk 22 orang siswa selanjutnya diberikan tugas rumah (PR) mandiri
agar siswa dapat mengulang kembali pelajaran dirumah, sedangkan
siswa yang sudah mencapai ketuntasan di arahkan untuk membantu
teman yang belum mencapai ketuntasan, selanjutnya peneliti kembali
merencanakan penelitian lanjutan ke siklus II.

c. Refleksi
Tabel 4.5: Hasil observasi dan refleksi selama proses pembelajaran
Siklus Observasi Refleksi
I a. Peneliti kurang memberikan a. Peneliti memberikan motivasi
motivasi siswa kepada siswa secara riil serta
mengarahkannya
b. Peneliti memberikan pertanyaan
b. Peneliti masih kurang dalam kepada beberapa siswa yang
penguasaan kelas sehingga kurang aktif dan ribut supaya
masih ada siswa yang ribut siswa antusias dalam proses
dalam pelaksanaan diskusi pembelajaran
kelompok karena siswa kurang
antusias dalam proses
pembelajaran c. Peneliti harus mengatur waktu
semaksimal mungkin dengan cara
c. Peneliti kurang mengatur mengalokasikan terlebih dahulu

Bambang Supargo : NPM. 11020611002 STKIP YPM BANGKO Page 7


waktu yang telah ditentukan sehingga proses pembelajaran
sesuai dengan yang direncanakan
d. Peneliti menjelaskan kepada
d. Siswa kurang kompak dalam siswa bahwa kerjasama dalam
bekerja kelompok suatu kelompok merupakan
sesuatu yang dinilai dalam proses
pembelajaran
1) Siklus II
a. Pelaksanaan Tindakan
Pada siklus II terdiri dari 2 kali pertemuan, termasuk pemberian tes
pada pertemuan ke dua. Pertemuan ada siklus I ini dilaksanakan pada
hari Jumat tanggal 21 Agustus 2015 dan petemuan kedua
dilaksanakan pada hari Senin berikutnya pada tanggal 24 Agustus
2015, dimana pada pertemuan kedua peneliti kembali memberikan
penguatan materi diawal pertemuan dan dilanjutkan dengan tes
evaluasi belajar siswa.
b. Hasil observasi dan Evaluasi
1) Data hasil analisis aktivitas siswa

Dari data yang diperoleh maka, dapat dihitung persentase


keaktifan siswa dengan perhitungan :
Pertemuan I:
=
=
=
Pertemuan II:
=
=
=
2) Data hasil Observasi guru

Dari tabel diatas dapat dihitung persentase keaktifan guru dengan


perhitungan :
=
=
=
3) Data hasil belajar

Nilai Frekuensi Persentase F.x


(f)
80 14 35,00% 1120
75 11 27,50% 825
70 9 22,50% 630
65 6 15,00% 390
60 0 0,00% 0

Bambang Supargo : NPM. 11020611002 STKIP YPM BANGKO Page 8


55 0 0,00% 0
50 0 0,00% 0
45 0 0,00% 0
Jumlah 40 100% 2965

X 
X
N
Berdasarkan tabel 4.6 diatas siswa yang belum mencapai
ketuntasan ≤ 70 yaitu berjumlah 6 orang atau 15 %, sedangkan yang
telah mencapai ketuntasan ≥ 70 sebanyak 34 orang siswa atau 85%.
Untuk 6 orang siswa selanjutnya dilakukan pengayaan dan remedial
serta di lakukan pendekatan khusus untuk memberikan fokus perhatian
agar siswa tersebut dapat memahami dan diberikan tugas rumah untuk
mengetahui perkembangan belajarnya.

c. Refleksi
Tahap refleksi merupakan kegiatan untuk memperbaiki hasil
observasi pada siklus II.
Tabel 4.10: Hasil observasi dan refleksi selama proses pembelajaran
Siklus Observasi Refleksi
II a. Peneliti kurang a. Memberikan umpan balik
memberikan umpan balik kepada siswa dengan cara
kepada siswa baik secara lisan memberikan pertanyaan secara
maupun tulisan lisan pada beberapa orang denga
tujuan untuk memperkuat ingatan
siswa terhadap materi yang
dibahas
b. Peneliti belum bisa
mengarahkan langkah-langkah
proses pembelajaran b. Peneliti harus menjelaskan
berlangsung langkah-langkah proses
pembelajaran sebelum belajar
berlangsung
c. Interaksi antara peneliti
dan siswa masih kurang
c. Penelilti memberikan
pertanyaan terutama kepada siswa
yang kurang aktif agar interaksi
antara guru dengan siswa tercipta.
Dan peneliti selalu mengkoordinir
dengan baik setiap kelompok
yang mengalami kesulitan
sehingga tercipta suasana belajar
sesuai dengan yang diharapkan.
A. Pembahasan
Pelaksanaan penelitian di kelas awalnya kurang menarik minat siswa
untuk ikut berparisipasi hal ini dapat terlihat dari aktivitas siswa pada siklus I

Bambang Supargo : NPM. 11020611002 STKIP YPM BANGKO Page 9


pertemuan I dimana persentase keaktifan hanya 37%, namun meningkat pada
pertemuan kedua sebesar 42,85% hasil ini masih di kategorikan kurang aktif,
keaktifan siswa mulai tampak dan meningkat pada siklus II pertemuan kedua
yaitu sebesar 65% dengan kategori aktif.
Berdasarkan hasil penelitian dan pemaparan diatas bahwa hasil
observasi ada siklus I tentang hasil belajar siswa menunjukkan nilai rata-rata
siswa adalah 63,87 sedangkan ketuntasan belajar siswa adalah 45 %.
Disamping itu hasil observasi tentang aktivitas siswa selama proses belajar
berlangsung seperti pada pemaparan diatas diperoleh bahwa kategori motivasi
siswa dalam pembelajaran siklus I tergolong kurang aktif. ketuntasan yang
diharapkan belum tercapai, oleh karena itu perlu adanya perbaikan tindakan
pada siklus II.
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.5 bahwa hasil observasi pada
siklus II tentang prestasi belajar siswa menunjukkan nilai rata-rata siswa
adalah 74,12 sedangkan ketuntasan belajar siswa adalah 85 %, sedangkan
untuk hasil observasi berdasarkan pengamatan aktivitas guru pada siklus I
sebesar 78% atau dalam kategori aktif dan meningkat pada siklus II sebesar
80% dan masih dalam kategori aktif. Disamping itu hasil observasi tentang
motivasi siswa selama proses belajar berlangsung diperoleh bahwa kategori
motivasi siswa dalam pembelajaran siklus II tergolong aktif. Ketuntasan yang
diharapkan sudah mencapai batas ketuntasan yang ditetapkan yaitu minimal
70% dari jumlah siswa yang mencapai nilai 74,12.
Pada tabel hasil observasi pada siklus I tentang prestasi belajar siswa
menunjukan nilai rata-rata siswa adalah 63,87. sedangkan ketuntasan belajar
siswa adalah 45%. Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.5 bahwa prestasi
belajar siswa meningkat dari 45% meningkat menjadi 85% . Hasil ini terjadi
karena pada siklus I siswa belum terbiasa dengan model yang diterapakan
Sedangkan pada siklus II sudah sudah dapat memahami prinsip model
pembelajaran yang digunakan hal ini dapat meningkatkan motivasi dan
prestasi belajar siswa selama proses pembelajaran siklus II dalam kategori
aktif.
Memperhatikan rata-rata yang diperoleh pada siklus I yaitu 63,87
sedangkan pada siklus II rata-rata 74,12 menunjukan bahwa pembelajaran
berbasis masalah dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
Pencapaian ketuntasan belajar pada siklus II menunjukkan bahwa dengan
pembelajaran berbasis masalah menyebabkan suasana kelas menjadi lebih
hidup dengan partisipasi aktif siswa dan dengan kegiatan-kegiatan
pembelajaran yang dilakukannya sehingga pembelajaran menjadi lebih baik
dan menyenangkan.
Berdasarkan tabel 4.5 bahwa rata-rata prestasi belajara siswa mulai
dari siklus I sampai siklus II meningkat. Hal ini dapat dikatakan bahwa
pengguanaan pembelajaran pembelajaran berbasis masalah dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar belajar siswa terutama siswa kelas XI
IPA 3 SMAN 1 Merangin tahun pelajaran 2015/2016.

V. KESIMPULAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data, dapat disimpulkan babwa penerapan
model pembelajaran berbasis masalah pada mata pelajaran IPA tentang sel
dapat meningkatkan hasil belajar dan prestasi belajar IPA siswa kelas XI

Bambang Supargo : NPM. 11020611002 STKIP YPM BANGKO Page 10


SMAN 1 Merangin tahun pelajaran 2015/2016. Dengan rata-rata 67,30 siklus
I dan 70,64 siklus II, sedangkan ketuntasan klasikalnya 71,79 % siklus I dan
87,17% siklus II.
B. Saran
Berpedoman pada hasil yang tercapai pada penelitian ini maka saran-
saran yang dapat disampaikan adalah:
1. Diharapkan kepada guru IPA kelas XI SMAN 1 Merangin agar
mempertimbangkan perkembangan dan taraf berpikir anak sebagai
acuan dalam memilih metode dan strategi belajar, serta memberikan
kebebasan kepada siswa untuk membangun pemahaman sendiri
berdasarkan pengalaman belajar sebagai suatu penyempurnaan dari
pembelajaran bermain peran.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai alat evaluasi
dan introspeksi bagi guru dalam memperbaiki kekurangan kegiatan
pembelajaran dan memberikan gagasan untuk peningkatan mutu
pendidikan kearah yang lebih baik.
3. Bagi penelitian lain yang ingin meneliti lebih lanjut diharapkan
mencoba menerapkannya pada pokok bahasan lain dengan cakupan
yang lebih luas.

VI. DAFTAR PUSTAKA

Amir, Taufik (2009). Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning.


Jakarta:Kencana Prenada Media Grup
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik.
Yogyakarta:Rineka Cipta
. 2009. Penelitian Tindakan kelas. Jakarta :Bumi Aksara
. 2012. Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta :Bumi
Aksara
Asni.2011.”Upaya Meningkatkan Aktivitas dan hasil Belajar Geometri Melalui
Metode Snowball Throwing Siswa kelas VIIB MTs Negeri Bangko Tahun
Pelajaran 2011/2012”. Skripsi tidak diterbitkan. Merangin:Program Sarjana
STKIP YPM Bangko.
Asy’ari, Maslichah. 2006. Penerapan Pendekatan Sains-Teknologi-Masyarakat
dalam Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar.Yogyakarta:Materi Kuliah
PPS II
Badan Standar Nasional Pendidikan. 2008. Model Silabus Kelas VI.
Jakarta:Depdiknas
Depdiknas. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:Balai Pustaka
________. 2004. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Kelas I s.d. VI Sekolah
Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah.Jakarta:Depdiknas
Depdiknas. 2002. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning).
Jakarta: Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama.
Dorothy L. Gabel. 1994. Handbook of Research on Science Teaching and
Learning (A Project of the National Science Teachers Association).
Macmillan Publishing Company. New York.
Eggen, Paul and Kauchak, Don. (2012). Strategi dan Model Pembelajaran
Mengejar Konten dan Keterampilan Berfikir. Jakarta: Indeks
Hamalik, Oemar 1983. Metode Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar.
Bandung:Tarsito

Bambang Supargo : NPM. 11020611002 STKIP YPM BANGKO Page 11


Joyce, B. and Weil,.2009. Model of Teaching (edisi ke-8,cetakan ke-
1).diterjemahkan oleh Achmad Fuwaid dan Ateila
Mirza.Yogyakarta:Pustaka Pelajar
Kasbulah. 2001. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru. Malang:Universitas
Negeri Malang
Kunandar.2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Pengembangan Profesi Guru. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Nasution. 2003. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar & Mengajar.
Jakarta:Bumi Aksara
Purwanto, Ngalim. 1998. Psikologi Pendidikan.Bandung:Remaja Rosdakarya
Roestiyah.2001.Strategi Belajar Mengajar.Jakarta:Rineka Cipta
Puskur. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi (Kurikulum Hasil Belajar).
Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas.
Rochiati Wiriaatmadja.2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung :
Program Pasca Sarjana UPI dan Remaja Rosdkarya.
Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran Mengambangkan Profesional Guru.
Jakarta: Raja Grasindo Persada.
Slameto. 1987. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya.Jakarta:Rineka
Cipta
Sudijono, Anas.2007. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Grafindo Persada
Sudjana, Nana. 2001. Penilaian Hasil Proses Belajar. Bandung:Remaja
Rosdakarya
Suryabrata, Sumadi.1984. Metodologi Penelitian. Jakarta:Raja Grafindo Persada
Sutanto, Purwo. 2007. IPA 6 untuk Kelas 6 Sekolah Dasar dan Madrasah
Ibtidaiyah. Klaten:Sahabat
Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi
Konstruktivistik. Jakarta : Prestasi Pustaka
Wahyu Widada. 1998. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Matematika SMU
yang Berorientasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw. Makalah
Komprehensif. Program Pasca Sarjana IKIP Surabaya.

Bambang Supargo : NPM. 11020611002 STKIP YPM BANGKO Page 12

Anda mungkin juga menyukai