Anda di halaman 1dari 32

Seminar Skripsi

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN MODEL


PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY
PADA MURID KELAS V SDN PANNYANGKALANG
KEC. BAJENG KAB. GOWA

ST. HANURAH
105401127219
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti pada bulan Juli tahun 2021 di SDN
Pannyangkalang, peneliti mengamati proses belajar mengajar IPA di kelas V. Selama proses
pembelajaran IPA berlangsung, murid terlihat kurang aktif dalam pembelajaran. Peneliti juga
melakukan wawancara dan dokumentasi dengan guru kelas V, peneliti mendapatkan informasi
bahwa murid kurang aktif dalam pembelajaran IPA karena murid kurang tertarik dengan
pelajaran IPA. Kurangnya ketertarikan murid dengan pelajaran IPA berdampak pada hasil
belajarnya. Selain itu, juga diperoleh informasi bahwa Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang
ditetapkan SDN Pannyangkalang pada mata pelajaran IPA adalah 70 dengan ketuntasan klasikal
80 %. Nilai KKM untuk mata pelajaran IPA yaitu 70 namun nilai rata-rata murid kelas V pada tes
awal yang dilakukan peneliti pada hari Jum’at, 16 Juli 2021 hanya 58,00. Dari 20 murid yang
mengikuti tes awal terdapat 13 murid yang mendapat nilai di bawah KKM dan hanya 7 murid
yang mendapatkan nilai di atas KKM yang telah ditetapkan.
B.Identifikasi Masalah
1. Guru lebih mendominasi proses pembelajaran, kurang
melibatkan murid, dan jarang memberikan motivasi dan
penguatan terhadap murid sehingga mempengaruhi
rendahnya aktivitas belajar murid.
2. Murid cenderung pasif, kadang-kadang bosan atau jenuh
belajar sehingga penguasaan materi pelajaran kurang.
3. Nilai KKM untuk mata pelajaran IPA yaitu 70,00
namun nilai rata-rata murid kelas V pada tas awal
hanya mencapai 58,00.
Alternatif Pemecahan Masalah
Rendahnya kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar IPA murid
harus mendapatkan perhatian karena dapat menyebabkan kegagalan murid
dalam belajar IPA. Salah satu solusi yang diberikan adalah penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay. Tipe pembelajaran ini
menekankan keaktifan murid dalam belajar sehingga diharapkan dapat lebih
menguasai materi pelajaran dan pada gilirannya diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajarnya dalam pembelajaran IPA.
C.Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas,
maka permasalahan yang diteliti dalam penelitian
ini adalah “Bagaimanakah Peningkatan Hasil
Belajar IPA Melalui Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review
Horay pada Murid Kelas V SDN Pannyangkalang
Kec. Bajeng Kab. Gowa?”
D.Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini
adalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Course Review Horay Pada Murid Kelas V SDN
Pannyangkalang Kec. Bajeng Kab. Gowa.
E.Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
a. Bagi Guru
b. Bagi Murid

2. Manfaat Praktis
 Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi peningkatan proses belajar
mengajar di sekolah, khususnya dalam peningkatan hasil belajar IPA.
 Dapat menggali potensi belajar, membangun sikap positif, memotivasi dan
menumbuhkan kepercayaan diri murid.
 Sebagai bahan masukan bagi semua pihak yang berkecimpung dalam bidang
pendidikan.
 Sebagai bahan referensi bagi para peneliti selanjutnya.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN
HIPOTESIS TINDAKAN

A. Kajian Pustaka
1. Hasil Belajar
2. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
3. Model Pembelajaran Kooperatif
4. Model Pembelajaran Course Review Horay
5. Penelitian Relevan
B. Kerangka Pikir
C. Hipotesis
Tindakan
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini
adalah “Jika guru menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe Course Review
Horay dalam pembelajaran IPA, maka hasil
belajar murid kelas V SDN Pannyangkalang
Kec. Bajeng Kab. Gowa meningkat.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis
Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang mengkaji
peningkatan hasil belajar IPA melalui penerapan model pembelajaran Kooperatif
tipe Course Review Horay pada murid kelas V SDN Pannyangkalang Kec. Bajeng
Kab. Gowa. Model kurt lewin menjadi acuan patokan atau dasar dari adanya
berbagai model penelitian tindakan yang lain, khususnya PTK. Dikatakan
demikian karena dialah yang pertama kali memperkenalkan Action Research atau
penelitian tindakan. Konsep pokok penelitian Model Kurt Lewin terdiri dari empat
komponen, yaitu a) perencanaan (planning), b) tindakan (acting), pengamatan
(observing), dan d) refleksi (reflecting).
B. Lokasi dan Subjek Penelitian
Lokasi penelitian ini yaitu di SDN Pannyangkalang Kec.
Bajeng Kab. Gowa. Subjek penelitian ini adalah murid kelas V
SDN Pannyangkalang Kec. Bajeng Kab. Gowa sebanyak 20
orang, terdiri atas 9 laki-laki dan 11 perempuan. Waktu
penelitiannya adalah semester genap tahun ajaran
2020/2021.
C. Fokus Penelitian
1. Model pembelajaran Course Review Horay adalah salah satu model
pembelajaran yang dapat menciptakan suasana pembelajaran
menjadi meriah dan menyenangkan karena setiap murid yang
dapat menjawab pertanyaan dengan benar diwajibkan bersorak
hore atau menyanyikan yel-yel lain.

2. Hasil belajar IPA adalah merupakan nilai hasil belajar murid kelas V
yang diperoleh dari hasil tes (tes siklus pertama dan kedua).
D. Prosedur Penelitian
Langkah kerja penelitian tindakan ini dilaksanakan sebanyak dua siklus. Setiap
siklus direncanakan berlangsung selama 3 kali pertemuan yang terdiri dari 2 (dua) kali
pertemuan proses belajar mengajar dan 1 (satu) kali pertemuan untuk tes siklus, yang
dilaksanakan pada setiap akhir siklus. Alokasi waktu tiap pertemuan adalah 3 x 35
menit. Kegiatan-kegiatan pada siklus II merupakan pengulangan dan perbaikan dari
kegiatan siklus I. Adapun bagan siklus penelitian dapat dilihat pada gambar 3.2. :
E. Teknik Pengumpulan
Data
1. Observasi
Bentuk observasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah observasi
langsung, yaitu pengamatan yang dilakukan terhadap gejala atau proses
yang terjadi dalam situasi sebenarnya dan langsung diamati oleh
pengamat. Observasi ini dilakukan pada setiap pelaksanaan siklus
penelitian.

2. Tes
Tes adalah alat pengukuran berupa pertanyaan, perintah, dan petunjuk
yang ditujukan kepada murid untuk mendapatkan respon sesuai dengan
petunjuk guru. Bentuk tes yang dipilih dalam penelitian ini adalah
bentuk isian dan uraian.
F. Teknik Analisis
Data
Analisis data pada penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif

terhadap penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Course Review

Horay. Kemudian data dari hasil belajar IPA murid kelas V SDN

Pannyangkalang dianalisis secara kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan

untuk menjelaskan hasil-hasil tindakan yang mengarah pada keaktifan

murid selama proses belajar mengajar.


G. Indikator Keberhasilan
Penelitian
Indikator keberhasilan pembelajaran IPA di kelas V SDN
Pannyangkalang Kec. Bajeng Kab. Gowa melalui penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay adalah
terjadinya proses pembelajaran dalam kelas yang efektif dan efisien,
Aktivitas guru dan siswa sesuai dengan model pembelajaran yang
digunakan, terjadi peningkatan hasil belajar IPA dari siklus pertama
ke siklus kedua, dan mencapai indikator keberhasilan pembelajaran
IPA sesuai standar KKM yaitu 70,00. Selain itu, juga dicapai
ketuntasan belajar sebesar 80 % berdasarkan kriteria yang telah
ditetapkan di SDN Pannyangkalang Kec. Bajeng Kab. Gowa.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Siklus
Penelitian
I
Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat disimpulkan bahwa tes murid kelas V SDN Pannyangkalang Kec.
Bajeng Kab. Gowa setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif Course Review Horay diperoleh skor
yang menunjukkan pada siklus I dengan jumlah murid 20 orang mempunyai perolehan nilai tertinggi 80,
nilai terendah 30, nilai ideal 100, dan nilai rata-rata 61.
Apabila skor hasil belajar murid kelas V SDN Pannyangkalang Kec. Bajeng Kab. Gowa ini
dikelompokkan dalam 5 kategori, maka diperoleh distribusi frekuensi skor seperti ditunjukkan pada tabel
4.3 berikut ini :
Berdasarkan tabel 4.3 dan gambar 4.1 di atas terlihat bahwa dari 20 murid kelas V SDN Pannyangkalang
Kec. Bajeng Kab. Gowa terlihat bahwa terdapat 1 murid yang mendapat nilai 0 – 34 (kategori sangat rendah)
dengan persentase 5%, terdapat 4 murid yang mendapat nilai 35 – 54 (kategori rendah) dengan persentase
20%, terdapat 6 murid yang mendapat nilai 55 – 69 (kategori sedang) dengan persentase 30%, terdapat 9
murid yang mendapat nilai 70 – 84 (kategori tinggi) dengan persentase 45%, dan tidak terdapat murid yang
mendapat nilai 85 – 100 (kategori sangat tinggi) dengan persentase 0%.
Berdasarkan tabel 4.4 dan gambar 4.2 di atas menunjukkan bahwa

pada siklus I murid yang tidak tuntas sebanyak 11 orang dengan

persentase ketuntasan 55%, dan murid yang tuntas hanya 9 murid dengan

persentase ketuntasan 45%.


2. Siklus
II

Berdasarkan tabel 4.7 di atas dapat disimpulkan bahwa tes murid kelas V SDN
Pannyangkalang Kec. Bajeng Kab. Gowa setelah diterapkan model pembelajaran
kooperatif Course Review Horay diperoleh skor yang menunjukkan pada siklus II
dengan jumlah murid 20 orang mempunyai perolehan nilai tertinggi 100, nilai terendah
60, nilai ideal 100, dan nilai rata-rata 82,5.
Apabila skor hasil belajar murid kelas V SDN Pannyangkalang Kec.
Bajeng Kab. Gowa ini dikelompokkan dalam 5 kategori, maka diperoleh
distribusi frekuensi skor seperti ditunjukkan pada tabel 4.7 berikut ini :
Berdasarkan tabel 4.7 dan gambar 4.3 di atas terlihat bahwa dari 20 murid kelas V SDN
Pannyangkalang Kec. Bajeng Kab. Gowa terlihat bahwa tidak terdapat murid yang mendapat
nilai 0 – 34 (kategori sangat rendah) dengan persentase 0%, tidak terdapat murid yang
mendapat nilai 35 – 54 (kategori rendah) dengan persentase 0%, terdapat 3 murid yang
mendapat nilai 55 – 69 (kategori sedang) dengan persentase 15%, terdapat 7 murid yang
mendapat nilai 70 – 84 (kategori tinggi) dengan persentase 35%, dan sudah terdapat 10 murid
yang mendapat nilai 85 – 100 (kategori sangat tinggi) dengan persentase 50%.
Apabila hasil belajar murid pada siklus II dianalisis, maka persentase ketuntasan belajar murid
pada siklus I dapat dilihat sebagai berikut :
Berdasarkan tabel 4.9 dan gambar 4.4 di atas menunjukkan bahwa pada

siklus I murid yang tidak tuntas sebanyak 3 orang dengan persentase

ketuntasan 15%, dan murid yang tuntas mengalami peningkatan menjadi 17

murid dengan persentase ketuntasan 85%. Berdasarkan hasil tes akhir siklus

diketahui rata-rata kelas hasil belajar IPS melalui penerapan model

pembelajaran kooperatif Course Review Horay mencapai nilai rata-rata 82,5.


Berdasarkan tabel 4.8 dan gambar 4.4 di atas
menunjukkan bahwa pada siklus I murid yang tidak tuntas
sebanyak 3 orang dengan persentase ketuntasan 15%, dan
murid yang tuntas mengalami peningkatan menjadi 17 murid
dengan persentase ketuntasan 85%. Berdasarkan hasil tes
akhir siklus diketahui rata-rata kelas hasil belajar IPS melalui
penerapan metode Giving Question and Getting Answer
mencapai nilai rata-rata 82,5.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tindakan yang
dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
 Secara kuantitatif, terjadi peningkatan hasil belajar IPA murid
kelas V SDN Pannyangkalang Kec. Bajeng Kab. Gowa dengan
diterapkannya model pembelajaran kooperatif Course Review
Horay. Hal ini dapat dilihat dari siklus I yang ketuntasan
belajarnya hanya 45% dengan rata-rata 61 kemudian naik
menjadi 85% pada siklus II dengan rata-rata 82,5.
 Secara kualitatif, terjadi perubahan sikap. Murid menunjukkan
sikap antusias untuk mengikuti pelajaran, minat dan motivasi
belajar IPA murid mengalami peningkatan. Dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif Course Review
Horay, sehingga sebagian besar murid merasa senang belajar
IPA di mana mereka di dukung oleh suasana belajar yang
menggembirakan.
B. S a r a n
1. Guru sekolah dasar perlu menerapkan model pembelajaran kooperatif Course Review
Horay sebagai salah satu metode pembelajaran di dalam kelas karena model ini terbukti
dapat meningkatkan kemampuan murid dalam memahami materi ajar.

2. Bagi lembaga pendidikan lainnya yang tertarik untuk menerapkan model pembelajaran
kooperatif Course Review Horay, perlu memperhatikan dan menelaah kegiatan-kegiatan
dalam tahapan model pembelajaran kooperatif Course Review Horay dengan baik
sehingga tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

3. Bagi peneliti yang berminat untuk melakukan penelitian dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif Course Review Horay diharapkan dapat mengembangkan pada
materi IPA yang lain.
Sekian
&
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai