Anda di halaman 1dari 8

Setiana Wulandari, dkk, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model Problem … 43

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model


Problem Based Learning Kelas VII SMP Negeri 4 Satap
Singkup
Setiana Wulandari1, Syamsiah2, Hj. Wahyuni Limonu3
SMPN 4 Satap Singkup1, Universitas Negeri Makasar2, Universitas Negeri Makasar3

setianawulandarismpnsingkup@gmail.com1, wahyunispendoes@gmail.com2, syamsiah.msi@gmail.com3

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik pada
pelajaran IPA materi Objek IPA dan pengamatannya kelas VII semester 1 dengan
menggunakan model problem based learning (PBL). Penelitian ini merupakan Penelitian
Tindakan Kelas yang dilakukan dalam 3 siklus. Subjek penelitian adalah peserta didik kelas
VII SMPN 4 Satap Singkup semester ganjil Tahun pelajaran 2021/2022 yang berjumlah 10
orang peserta didik. Pengambilan data dilakukan dengan tes hasil belajar dan observasi. Data
yang dikumpul dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Dari hasil
analis didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan yaitu, siklus I (60%),
siklus II (80%) dan siklus III (90%). Kesimpulan dari penelitian ini adalah pembelajaran
dengan menggunakan model Problem Based Learning dapat berpengaruh positif terhadap
peningkatan hasil belajar peserta didik kelas VII pada materi Objek IPA dan Pengamatannya
di SMP Negeri 4 Singkup.

Kata kunci: Penelitian Tindakan Kelas, Model ProblemBased Learning, Hasil Belajar IPA

1. PENDAHULUAN salah satu sekolah yang melaksanakan


Dalam pembelajaran guru merupakan proses pembelajaran menggunakan
komponen yang berperan sebagai pelaksana Kurikulum 2013. Kurikulum 2013
dan pengerak kegiatan pembelajaran.. menuntut pelaksanaan pembelajaran IPA di
Kegiatan pembelajaran agar dapat sekolah dilakukan secara scientific untuk
berlangsung dan berhasil dengan sukses, menumbuh kembangkan kemampuan
maka guru harus merancang pembelajaran berpikir, bekerja, bersikap ilmiah dan
secara baik, dalam arti dengan berkomunikasi sebagai salah satu aspek
mempertimbangkan tujuan pembelajaran penting keterampilan hidup (Leonda dkk,
yang akan dicapai, karakteristik peserta didik, 2015). Hasil observasi yang dilakukan
guru merumuskan tujuan, menetapkan materi, peneliti di SMP N 4 Satap Singkup
memilih model dan media pembelajaran, dan menunjukkan bahwa hasil belajar peserta
evaluasi pembelajaran yang tepat dalam didik pada materi penyelidikan IPA masih
rancangan pembelajarannya. belum memenuhi Kriteria Ketuntasan
Kurikulum 2013 menuntut adanya Minimum (KKM) sebesar 70 dimana
perubahan dari proses pembelajaran yang didapat nilai rata-rata kelas 6,2. Kondisi ini
menekankan pada peserta didik aktif untuk menunjukkan bahwa tingkat pemahaman
mencari dan menemukan sendiri kebutuhan peserta didik pada tersebut masih rendah
dalam belajarnya dan pendidik berperan sehingga menyebabkan prestasi belajar
sebagai fasilitator untuk membimbing yang rendah. Dalam melaksanakan
proses pembelajaran (Agustina, 2018). pembelajaran masih banyak guru IPA yang
SMP Negeri 4 Satap Singkup adalah hanya menggunakan metode ceramah yang
44 PROFESI KEPENDIDIKAN VOL. 2. NO. 1 APRIL 2021

menyebabkan pembelajaran berpusat pada 2. METODE PENELITIAN


guru dan tidak menekankan keaktifan Jenis penelitian yang digunakan
peserta didik sehingga aktivitas belajar dalam penelitian ini adalah penelitian
peserta didik belum terlihat sesuai dengan tindakan kelas (PTK), yang merupakan
harapan yang ditetapkan. suatu tindakan yang sengaja dimunculkan
Mengatasi permasalahan tersebut, yang terjadi dalam sebuah kelas secara
diperlukan sebuah inovasi dalam bersamaan untuk melakukan perbaikan dan
menerapkan suatu model pembelajaran pengamatan hasil belajar peserta didik kelas
yang menarik dan berpusat pada peserta VII semester ganjil tahun ajaran 2021/2022
didik dengan kegiatan pembelajaran yang di SMP N 4 Satap Singkup yang berada di
mengaktifkan peserta didik untuk kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat.
mengkonstruksi materi pelajaran sehingga Subjek penelitian ini adalah peserta
meningkatkan hasil belajar IPA. Pada didik kelas VII SMP Negeri 4 Satap
kurikulum 2013 terdapat beberapa model Singkup yang berjumlah 10 orang, yang
pembelajaran yang dianjurkan oleh terdiri dari 5 orang peserta didik laki-laki
pemerintah untuk digunakan dalam proses dan 5 orang peserta didik perempuan.
belajar mengajar di sekolah, salah satunya Desain yang digunakan dalam
adalah PBL (Rerung,dkk., 2017). penelitian ini adalah desain penelitian
Problem Based Learning (PBL) tindakan kelas (PTK) dengan model spiral
adalah pembelajaran yang memiliki esensi dari Kemmis dan Taggart. Model spiral
berupa pemaparan berbagai masalah yang Kemmis dan Taggart menggunakan empat
autentik dan bermakna kepada peserta didik komponen penelitian tindakan kelas,
sehingga dapat berfungsi sebagai sarana diantaranya perencanaan (plan) tindakan
untuk melakukan investigasi dan (action), observasi (observe), dan refleksi
penyelidikan (Arends, 2011). Menurut (reflective), dalam suatu sistem spiral yang
Utrifani dan Turnip (2014) menyatakan saling terkait. Desain penelitian berbentuk
bahwa PBL merupakan suatu model siklus yang terdiri dari beberapa siklus.
pembelajaran yang melibatkan peserta didik Pelaksanaan siklus pertama didasarkan
untuk memecahkan suatu masalah melalui pada rancangan siklus pertama, yaitu
tahap metode ilmiah sehingga peserta didik menjawab permasalahan yang diperoleh
dapat mempelajari pengetahuan yang dari pengambilan data awal. Pelaksanaan
berhubungan dengan masalah tersebut serta siklus selanjutnya berdasarkan kejadian
memiliki keterampilan untuk memecahkan pada siklus sebelumnya. Siklus akan terus
masalah. dilakukan jika tujuan belum tercapai atau
Hasil penelitian Afolabi, menyatakan peserta didik belum memenuhi kriteria
bahwa terdapat perubahan yang signifikan tuntas dalam pembelajaran dan siklus akan
terhadap hasil belajar peserta didik dengan berakhir jika tujuan pembelajaran
menggunakan model problem based dinyatakan telah tercapai atau jika peserta
learning di bandingkan dengan model didik telah memenuhi kriteria tuntas dalam
konvensional (Sani, dkk., 2016). pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti Instrumen tes yang digunakan dalam
perlu merencanakan suatu penelitian penelitian ini berbentuk tes pilihan ganda
tindakan kelas dengan tujuan untuk berjumlah 10 soal pada Objek IPA dan
mengetahui peningkatan hasil belajar Pengamatannya. Teknik analisis data yang
peserta didik pada pelajaran IPA materi digunakan dalam penelitian ini adalah
Objek IPA dan pengamatannya kelas VII Teknik deskriptif kualitatif dimana data
semester 1 di SMP Negeri 4 Satap Singkup yang diperoleh dari hasil tes yang berbentuk
dengan menggunakan model problem based pilihan ganda disajikan dalam bentuk hasil
learning (PBL). observasi yang berupa suatu penjelasaan
atau keterangan.
Setiana Wulandari, dkk, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model Problem … 45

Alur penelitian tindakan kelas dengan Tabel 1.Data Pre-test dan Post-test Peserta
model PBL ditunjukkan pada bagan berikut. Didik pada Siklus 1

Jenis data yang Hasil Hasil


diamati pre- post-
test test
Nilai tertinggi 70,00 90,00
Nilai terendah 0 50,00
Jumlah peserta didik
yang tuntas belajar 1 6
(≥70)
Jumlah peserta didik
yang belum tuntas 9 4
belajar (<70)
Rata-Rata Nilai 26,00 69,00
Persentase Ketuntasan
60%
Hasil Belajar

3. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa


nilai pre-test terendah 0 dan nilai tertinggi
a. Hasil 70,00 serta dengan rata-rata nilai 26,00.
Penelitian ini dilakukan pada tanggal Nilai post-test terendah yaitu 50,00, dan
tanggal 5 Juli sampai 3 Agustus 2021 di nilai tertinggi 90 dengan rata-rata nilai
kelas VII SMP N 4 Satap Singkup, dengan 69,00. Pada siklus 1 ini dari 10 peserta
jumlah peserta didik 10 orang (5 perempuan didik, jumlah peserta didik yang tuntas
dan 5 laki-laki) pada materi Objek IPA dan belajar sebanyak 6 orang dan peserta didik
Pengamatannya. Pada siklus I pembelajaran yang tidak tuntas sebanyak 4 orang.
dilakukan dengan menerapkan model Ketuntasan belajar peserta didik dalam
pembelajaran PBL dengan menampilkan materi Pengkuran, Satuan Baku dan Tidak
masalah Pengukuran, Satuan Baku dan Baku sebesar 60% yang memperoleh nilai
Tidak Baku yang ada di lingkungan sekitar. di atas KKM yang ditetapkan sekolah, yaitu
Hasil belajar peserta didik pada aspek lebih besar dari atau sama dengan 70.
kognitif ditunjukkan dengan nilai pre-test Hasil pengamatan yang dilakukan
dan post-test yang dilakukan sebelum dan pada saat siklus I menunjukkan bahwa
sesudah pembelajaran. peserta didik belum mampu untuk
Data pre-test digunakan sebagai data berkonsentrasi dengan proses pembelajaran
kemampuan awal pengetahuan peserta didik yang berlangsung karena model
terhadap materi Pengukuran, Satuan Baku pembelajaran yang dilakukan masih baru
dan Tidak Baku. Data pre-test dan post-test buat peserta didik. Hal ini terlihat dari
peserta didik pada siklus 1 dapat dilihat banyaknya peserta didik bingung
pada Tabel 1. melakukan kegiatan seperti yang terdapat di
Berdasarkan Tabel 1, diketahui bahwa dalam LKPD karena mereka jarang
hasil rata-rata nilai pre-test peserta didik menggunakan LKPD, terdapat beberapa
sebesar 26,00. Jumlah peserta didik yang peserta didik yang lebih cepat menanggapi
tuntas belajar sebanyak 1 orang dan yang arahan dari guru yaitu merumuskan masalah
belum tuntas belajar sebanyak 9 orang. Dari namun sebagian besar peserta didik belum
hasil tersebut dapat ketahui bahwa dapat merumuskan masalah serta belum
kemampuan awal peserta didik dalam aktif berdiskusi dengan kelompok yang
pembelajaran IPA pada materi Pengukuran, telah di bentuk. Hal ini menyebabkan hasil
Satuan Baku dan Tidak Baku rendah. belajar yang di dapatkan peserta didik
46 PROFESI KEPENDIDIKAN VOL. 2. NO. 1 APRIL 2021

rendah yang dilihat dari hasil post-test belum tuntas belajar sebanyak 2 orang.
peserta didik. Ketuntasan belajar peserta didik dalam
Siklus II penelitian ini dilakukan materi Besaran Pokok sebesar 80% yang
berdasarkan hasil belajar peserta didik pada memperoleh nilai di atas KKM yang
siklus I, karena ketuntasan belajar peserta ditetapkan sekolah, yaitu lebih besar dari
didik belum memenuhi 80% sehingga atau sama dengan 70.
dilakukannya pembelajaran pada siklus II. Hasil pengamatan yang dilakukan
Siklus kedua mengkaji tentang Besaran pada saat siklus II menunjukkan bahwa
Pokok. Setelah dilakukan pembelajaran peserta sudah mulai mengerti dengan model
siklus II selama 3 jam pelajaran dengan pembelajaran PBL sehingga peserta didik
menerapkan model PBL diperoleh hasil pre- lebih dapat menyerap informasi yang ingin
test dan post-test peserta didik seperti pada di sampaikan oleh guru. Selain itu peserta
Tabel 2. didik sudah mampu mengerjakan LKPD
yang di berikan oleh guru sesuai dengan
Tabel 2.Data Pre-test dan Post-test Peserta kegiatan yang tertera dalam LKPD tersebut.
Didik pada Siklus II Pada siklus II peserta didik aktif dalam
memberikan pendapat pada saat diskusi
Jenis data yang Hasil Hasil kelompok dan berperan aktif dalam proses
diamati pre-test post-test pembelajaran sehingga hasil belajar yang di
Nilai tertinggi 70,00 90,00 dapat meningkat dari siklus I. Akan tetapi
Nilai terendah 0 60,00 pada siklus II masih terdapat kekurangan.
Jumlah peserta Dalam siklus II ini, peserta didik masih
didik yang tuntas 2 8 kesulitan dalam perumusan masalah
belajar (≥70) berdasarkan fenomena sekitar yang
Jumlah peserta disajikan guru.
didik yang belum Siklus III penelitian ini dilakukan
8 2 berdasarkan hasil belajar peserta didik pada
tuntas belajar
(<70) siklus II, karena peserta didik belum mampu
Rata-Rata Nilai 31,00 74,00 melaksanakan salah satu langkah
Persentase pembelajaran PBL yaitu orientasi peserta
Ketuntasan Hasil 80% didik pada masalah yang berdampak pada
Belajar belum optimalnya proses pembelajaran
sehingga perlu dilakukannya pembelajaran
Berdasarkan Tabel 2, diketahui bahwa pada siklus III. Siklus ketiga mengkaji
hasil rata-rata nilai pre-test peserta didik tentang Besaran Turunan. Setelah dilakukan
sebesar 31,00. Jumlah peserta didik yang pembelajaran siklus III selama 2 jam
tuntas belajar sebanyak 2 orang dan yang pelajaran dengan menerapkan model PBL
belum tuntas belajar sebanyak 8 orang. Dari diperoleh hasil pre-test dan post-test peserta
hasil tersebut dapat ketahui bahwa didik seperti pada Tabel 3.
kemampuan awal peserta didik dalam
pembelajaran IPA pada materi Besaran Tabel 3.Data Pre-test dan Post-test Peserta
Pokok rendah. Didik pada Siklus III
Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa
nilai pre-test terendah 0 dan nilai tertinggi Jenis data yang Hasil Hasil
70,00 serta dengan rata-rata nilai 31,00. diamati pre- post-
Nilai post-test terendah 60,00 dan nilai test test
tertinggi 90,00 dengan rata-rata nilai 74,00. Nilai tertinggi 70,00 100,00
Pada siklus II ini, dari 10 peserta didik, Nilai terendah 20,00 60,00
jumlah peserta didik yang tuntas belajar Jumlah peserta
3 9
sebanyak 8 orang dan peserta didik yang didik yang tuntas
Setiana Wulandari, dkk, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model Problem … 47

belajar (≥70) pembelajaran seperti: RPP, LKPD dan


Jumlah peserta skenario pembelajaran untuk setiap siklus.
didik yang belum 7 1 Membuat lembar observasi aktivitas
tuntas belajar (<70) peserta didik dan guru, mempersiapkan
Rata-Rata Nilai 45,00 84,00 media gambar fenomena alam yang
Persentase berkaitan dengan pengukuran dan satuan
Ketuntasan Hasil 90% serta alat dan bahan pembelajaran.
Belajar Membuat kelompok peserta didik yang
berjumlah 4 kelompok, dan membuat soal
Berdasarkan Tabel 3, diketahui bahwa tes dan jawaban dari soal tes tersebut.
hasil rata-rata nilai pre-test peserta didik Tahapan pelaksanaan tindakan
sebesar 45,00. Jumlah peserta didik yang kegiatan yang dilakukan, yaitu
tuntas belajar sebanyak 3 orang dan yang mengaplikasikan kegiatan yang tertuang
belum tuntas belajar sebanyak 7 orang. Dari didalam RPP dimulai dari kegiatan
hasil tersebut dapat ketahui bahwa pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan
kemampuan awal peserta didik dalam penutup.
pembelajaran IPA pada materi Besaran Kegiatan pendahuluan, pada kegiatan
Turunan rendah. ini, peneliti membuka kegiatan
Berdasarkan Tabel 3 diketahui bahwa pembelajaran dengan menyampaikan
nilai pre-test terendah 20,00 dan nilai salam, mengabsen peserta didik yang hadir
tertinggi 70,00 serta dengan rata-rata nilai dalam kegiatan pembelajaran, kemudian
45,00. Nilai post-test terendah 60,00 dan menyampaikan kompetensi yang harus di
nilai tertinggi 100,00 dengan rata-rata nilai capai peserta didik setelah pembelajaran
84,00. Pada siklus III ini, dari 10 peserta berakhir dan melakukan apersepsi dengan
didik, jumlah peserta didik yang tuntas pemaparan keadaan lingkungan sekitar dan
belajar sebanyak 9 orang dan peserta didik mengaitkan dengan materi yang akan
yang belum tuntas belajar sebanyak 1 orang. dipelajari sehingga didik tertarik dan
Ketuntasan belajar peserta didik dalam tertantang untuk belajar IPA pada materi
materi Besaran Pokok sebesar 90% yang pengukuran, Satuan Baku dan Tidak Baku.
memperoleh nilai di atas KKM yang Di kegiatan pendahuluan ini juga
ditetapkan sekolah, yaitu lebih besar dari disampaikan garis-garis besar kegiatan
atau sama dengan 70. yang akan dilakukan nantinya. Sebelum
Hasil pengamatan yang dilakukan memasuki kegiatan inti peserta didik
pada saat siklus III menunjukkan bahwa diberikan pretest untuk mengetahui
peserta sudah mulai mengerti dengan model kemampuan awal peserta didik.
pembelajaran PBL. Hal ini terlihat dari Kegiatan inti, peneliti memulai materi
peserta didik sudah mengalami kemajuan pembelajaran dengan mengarahkan peserta
baik dalam aktivitas belajar (keaktifan didik untuk memahami permasalahan
siswa bertanya, menjawab pertanyaan dan tentang hal yang berkaitan dengan
diskusi kelompok serta dapat merumuskan pengukuran, serta perbedaan satuan baku
masalahnya sendiri) maupun dalam dan tidak baku dalam kehidupan sehari-hari
peningkatan hasil belajarnya. melalui media gambar dan kemudian
meminta peserta didik untuk melakukan
b. Pembahasan penyelidikan cara mengatasi masalah
Siklus I tersebut dengan cara melakukan praktikum
Siklus I terdapat empat tahapan sederhana. Kegiatan praktikum yang
kegiatan yang dilakukan yaitu perencanaan, dilakukan peserta didik tertuang dalam
pelaksanaan tindakan, observasi dan LKPD yang diberikan oleh peneliti. Melalui
refleksi. Tahap perencanaan kegiatan yang diskusi kelompok peserta didik diberikan
dilakukan yaitu mempersiapkan perangkat kesempatan untuk menganalisis hasil
48 PROFESI KEPENDIDIKAN VOL. 2. NO. 1 APRIL 2021

pemecahan masalah yang diperoleh melalui pengolahan data (berupa membimbing


eksperimen dan menjawab pertanyaan yang peserta didik untuk berbagi pekerjaan dan
ada didalam LKPD. Selanjutnya peserta tanggung jawab) dan presentasi yang
didik diberikan kesempatan untuk dilakukan peserta didik.
memverifikasi hasil temuan yang diperoleh Tahap pelaksanaan tindakan
dengan berbagai sumber referensi yang dilakukan dengan: kegiatan pendahuluan,
relevan tentang pengukuran, satuan baku inti dan penutup.
dan tidak baku dan mempresentasikan hasil Kegiatan pendahuluan pada siklus II
kerja di depan kelas. Setelah peserta didik tidak terlalu jauh berbeda dengan kegiatan
selesai melakukan presentasi, peneliti pada siklus I.
menutup pembelajaran dengan meluruskan Terdapat penambahan kegiatan dalam
konsep dari materi yang disampaikan pendahuluan yang berupa pembagian
peserta didik sebagai kesimpulan dari kelompok yang semula dilakukan di
materi yang sudah di pelajari. kegiatan inti namun pada siklus kedua
Kegiatan penutup, proses diberikan di kegiatan pendahuluan untuk
pembelajaran pada kegiatan penutup, mengefisienkan waktu pada kegiatan inti.
peneliti memberikan soal post-test Selain itu juga, penyampaian apersepsi
berbentuk pilihan ganda sebanyak 10 diberikan lebih kontekstual lagi sehingga
pilihan ganda pada materi pengukuran, semua peserta didik termotivasi untuk
satuan baku dan tidak baku. belajar.
Jika ditinjau dari analisis hasil Kegiatan inti, peneliti memulai materi
evaluasi belajar peserta didik masih belum pembelajaran dengan mengarahkan peserta
maksimal. Kegagalan ini berhubungan didik untuk memahami materi Besaran
dengan apa yang disampaikan oleh teman Pokok melalui fenomena sehari-hari yang
sejawat pada komentarnya, yaitu: berkaitan dengan besaran pokok, meminta
1) Apersepsi yang disampaikan guru peserta didik untuk menganalisis masalah
kurang maksimal. Hal ini terlihat masih dan kemudian melakukan penyelidikan
ada beberapa peserta didik yang terlihat dengan cara melakukan praktikum
pasif. Hal ini sangat berpengaruh sederhana.
terhadap minat belajar peserta didik Kegiatan praktikum yang dilakukan
yang berujung pada hasil belajar yang peserta didik tertuang dalam LKPD yang
masih rendah. diberikan oleh peneliti. Kegiatan
2) Diskusi kelompok didominasi oleh selanjutnya, peserta didik diberikan
peserta didik yang pandai saja kesempatan untuk mendiskusikan hasil
sedangkan yang lai masih terlihat pasif. percobaan dengan teman sekelompoknya
Hal ini dapat mengakibatkan peserta dan memverifikasi data melalui berbagai
didik yang pasif akan tertinggal oleh sumber dan mempresentasikannya di depan
peserta didik yang mendominasi kelas. Peneliti menutup pembelajaran
diskusi. dengan meluruskan konsep dari materi yang
3) Waktu pengerjaan LKPD terlalu lama. disampaikan peserta didik sebagai
Hal ini berdampak pada semakin kesimpulan.
sedikitnya waktu diskusi dan Jika ditinjau dari ketercapaian setiap
presentasi. langkah model pembelajaran PBL, pada
siklus kedua ini masih ada langkah yang
Siklus II belum maksimal yaitu pada bagian orientasi
Tahap perencanaan berdasarkan hasil peserta didik pada masalah. Di siklus ini
refleksi pada siklus I maka penulis peserta didik masih belum terbiasa
melakukan perbaikan pada penyusunan RPP mermuskan masalah sehingga perlu adanya
pada siklus kedua dengan mengoptimalkan pembiasaan dan penekanan pada peserta
waktu pada pembukaan, alokasi waktu didik bahwa salah bukan masalah, yang
Setiana Wulandari, dkk, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model Problem … 49

salah adalah tidak mau mengungkapkan IPA berdampak pada meningkatkan hasil
pendapat. Dengan demikian peserta didik belajar peserta didik pada materi Objek IPA
akan berani merumuskan masalah. dan Pengamatannya.

Siklus III 4. KESIMPULAN


Pelaksanaan perbaikan pembelajaran Berdasarkan data-data yang dihimpun
pada siklus III ini dapat dikategorikan oleh peneliti dari pelaksanaan pembelajaran
berhasil menurut KKM SMP Negeri 4 Satap siklus I, siklus II, dan siklus III peneliti
Singkup. Keberhasilan ini dapat tercapai menarik beberapa kesimpulan yaitu:
karena peneliti berusaha memenuhi a. Pembelajaran dengan menggunakan
kelemahan-kelemahan pada pelaksanaan model pembelajaran problem based
pembelajaran siklus I dan II sebagaimana learning memiliki dampak positif dalam
komentar teman sejawat. Peneliti meningkatan hasil belajar peserta didik
berpedoman bahwa dengan menggunakan kelas VII SMP Negeri 4 Satap Singkup
metode pembelajaran bervariasi yang pada materi Objek IPA dan
disertai alat peraga, dapat mengefektifkan Pengamatannya yang ditandai dengan
pembelajaran. Pembelajaran siklus III, peningkatan ketuntasan belajar peserta
peneliti memfokuskan pada masalah didik dalam setiap siklus, yaitu siklus I
Besaran Turunan. (60%), siklus II (80%) dan siklus III
Peneliti menerapkan motede diskusi, (90%).
karena berdasarkan karakteristiknya metode b. Penerapan model pembelajaran yang
diskusi adalah salah satu metode yang bervariasi sangat efektif bagi
digunakan untuk menyampaikan materi tercapainya tujuan pembelajaran yang
pelajaran kepada peserta didik yang bersifat akan dicapai. Penerapan model
problematis. pembelajaran problem based learning
Ditinjau dari hasil belajar peserta mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat
didik tiap siklus, melalui hasil penelitian ini meningkatkan motivasi belajar dan
menunjukkan bahwa semakin mantapnya keaktifan peserta didik yang ditunjukkan
pemahaman peserta didik terhadap materi dengan hasil wawancara dengan
yang disampaikan guru (ketuntasan belajar sebagian peserta didik, rata-rata jawaban
meningkat dari siklus I, II dan III) yaitu peserta didik menyatakan bahwa peserta
masing-masing 60%, 80 % dan 90%. didik tertarik dan berminat dengan model
Berdasarkan uraian diatas dapat di pembelajaran problem based learning
ketahui bahwa dengan menerapkan model dikarenakan mereka dapat menerapkan
PBL membuat peserta didik aktif dalam serta mengaitkan ilmu yang di dapat
belajar dan termotivasi belajar IPA karena dalam bentuk penyelesaian suatu
dalam prosesnya peserta didik dituntun masalah sehingga mereka menjadi
untuk dapat membangun sendiri termotivasi untuk belajar.
pengetahuan dalam bentuk konsep sehingga
dapat menyelesaikan permasalahan yang 5. UCAPAN TERIMA KASIH
terdapat dalam kehidupan sehari-hari. Dalam penelitian ini, Peneliti banyak
Sejalan dengan hal tersebut Albanese dan mendapat bantuan dari berbagai pihak. Untuk
Mitchel memperkuat bahwa dibandingkan itu peneliti mengucapkan terima kasih yang
dengan model pembelajaran konvensional, setulus-tulusnya kepada:
lebih baik digunakan model pembelajaran
berbasis masalah yang mampu a. Ibu Dr. Syamsiah, M.Si selaku Dosen
mengkonstruksi konsep dan meningkatkan Pembimbing Lapangan
hasil belajar peserta didik (Prima dan Heni, b. Ibu Hj. Wahyuni Limonu, S.Pd selaku
2015). Dengan meningkatnya daya tarik dan Guru Pamong
minat belajar peserta didik dalam belajar c. Bapak Beni Widagdo, S.Pd. Selaku Kepala
50 PROFESI KEPENDIDIKAN VOL. 2. NO. 1 APRIL 2021

Sekolah SMP Negeri 4 Satap Singkup Utrifani, A., dan Turnip, B.M. (2014).
d. Ibu dan Bapak dewan guru SMP Negeri 4 Pengaruh Model Pembelajaran
Satap Singkup yang selalu memberi Problem Based Larning terhadap
semangat kepada Peneliti
Hasil Belajar Siswa pada Materi
e. Semua pihak yang telah banyak membantu
sehingga penelitian ini selesai tepat waktu. Pokok Kinematika Gerak Lurus
Kelas X SMA Negeri 14 Medan
REFERENSI T.P.2013/2014. Jurnal Inpafi. Vol
Agustina, L. (2018). Efektivitas Penerapan 2. No. 2.
Model Pembelajaran Dalam
Kurikulum 2013 Di SMP Negeri 1
Delanggu. Jurnal Pelita
Pendidikan. Vol 15 No.1.
Arends, R. I. (2011). Learning to Teach,
(terjemahan). Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta:
Depdikbud, Rineka Cipta.
Hamalik Oemar. (2001). Proses Belajar
Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Leonda, M.A., Desnita, dan Agus (2015).
Pengembangan Modul Berbasis
Problem base Learning untuk
Materi Usaha dan Energi di SMA.
Prosiding Seminar Nasional
Fisika, 5.
Prima. C., & Heni, R.,(2015), Penerapan
Model Pembelajaran Problem
Based Learning Dengan
Pendekatan Inkuiri Untuk
Meningkatkan Keterampilan
Proses Sains Dan Penguasaan
Konsep Elastisitas Pada Siswa.
Jurnal Pendidikan IPA, vol 16.
No 1.
Rerung, N., Iriwi, dan Widyaningsih, S.
(2017). Penerapan Model
Pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar
Peserta Didik SMA Pada Materi
Usaha Dan Energi. Jurnal Ilmiah
Pendidikan Fisika Al-
BiRuNi.Vol 6. No. 1.
Sani. A., Rizka & Sahyar. (2016), Analisis
Perangkat Pembelajaran Fisika
Berbasis Model Problem Based
Learning. Jurnal Pendidikan
Fisika, vol 5. No 2.

Anda mungkin juga menyukai