Anda di halaman 1dari 13

Peningkatan Hasil Belajar Matematika

Melalui Metode Inkuiri di Kelas IV SDN 06 V Koto Timur


Kabupaten Padang pariaman

Murni,
Guru SDN 06 V Koto Timur

Abstrak

This research is based on the lacks of activities and the low of student’s achievements
on mathematics of Elementary school students, Grade IV in SDN 06 Koto Timur.
This study is done with a teaching process of teacher-centered. One of methods used
to overcome the problem is using an Inquired Teaching Model. The research aims at
describing the students’ achievement on mathematics, SD Grade IV, with a Inquired
Teaching Model, at SD 06 V Koto Timur. The research deals with the classroom
action research. It does two cycles. The subject of the study is 12 students of SD
Grade VI at SDN 06 V Koto Timur. The instruments of the research use the
observation sheets of teacher’s activities, the students’ activities, the students’ answer
sheets on mathematics. The findings show that there is an increasing of the students’
achievements on math in Cycle I (42%), average 63.33; and it increases the result on
Cycle II (92%), average 96.66. It can be concluded that students’ achievement on
mathematics in Grade IV could be increased through an inquired teaching model in
SD di 06 V Koto Timur

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya aktivitas dan rendahnya hasil belajar
matematika siswa kelas IV di SDN 06 V Koto Timur. Hal ini disebabkan oleh proses
pembelajaran yang masih berpusat pada guru. Salah satu cara yang dapat digunakan
untuk mengatasi masalah ini adalah dengan menggunakan Model Pembelajaran
Inkuiri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peningkatan hasil belajar
matematika siswa kelas IV melalui Model Pembelajaran Inkuiri di 06 V Koto Timur.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian ini dilakukan dalam
dua siklus. Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 06 V Koto Timur
yang berjumlah 12 orang. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah lembar observasi aktivitas guru, aktivitas siswa dan tes hasil belajar
matematika siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan
ketuntasan hasil belajar matematika siswa dari siklusi I yaitu 42% dengan rata-rata
63,33 meningkat pada siklus II menjadi 92% dengan rata-rata 96,66. Penelitian ini
dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa kelas IV dapat ditingkatkan
melalui Model Pembelajaran Inkuiri di 06 V Koto Timur

1
1. Pendahuluan
Pembelajaran matematika merupakan proses pemberian pengalaman belajar
kepada siswa melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga siswa
memperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang dipelajari. Pembelajaran
matematika di SD bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis,
sistematis, dan analitis pada siswa. Sehingga dalam pembelajaran matematika guru
dituntut untuk menciptakan pembelajaran yang PAIKEM.
Berdasarkan hasil pembelajaran yang penulis lakukan di SDN 06 V Koto
Timur pada hari Rabu tanggal 4 Maret 2016 , menunjukkan bahwa pembelajaran
matematika belum terlaksana secara PAIKEM. Hal ini disebabkan karena
pembelajaran matematika masih dilaksanakan secara konvensional. Guru masih
menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat peneliti
katakan karena guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa
sementara siswa dituntut untuk menguasai semua informasi yang diberikan dan yang
diperoleh dari buku paket. Selain itu, pembelajaran juga dirancang untuk konsumsi
seluruh siswa tanpa memandang kecerdasan apa yang dimiliki siswa tersebut. Hal ini
menyebabkan tujuan pembelajaran yang diharapkan belum tecapai secara optimal.
Selain itu jika dilihat dari hasil belajar, menunjukkan bahwa hasil belajar
matematika siswa kelas IV SDN 06 V Koto Timur masih rendah. Hal ini didasarkan
pada data yang peneliti peroleh sewaktu mengadakan pembelajaran. Dari hasil ujian
matematika semester I siswa kelas IV diperoleh nilai rata-rata kelas 63 dengan
persentase ketuntasan belajar 55%. Artinya dari 12 orang siswa kelas IV, 7 orang
tuntas belajar dan 5 orang belum tuntas belajar. Sedangkan menurut Masnur
(2015 :214) ketuntasan belajar ideal adalah 85%. Ini berarti, pembelajaran
Matematika di kelas IV SDN 06 V Koto Timur masih rendah dan perlu ditingkatkan.
Sehubungan dengan permasalahan yang telah peneliti paparkan di atas, peneliti
tertarik mengadakan penelitian tindakan kelas dengan menyajikan metode inkuiri
dalam pembelajaran matematika. Adapun judul penelitian tindakan kelas ini yaitu

2
“Peningkatan Hasil Belajar Matematika melalui Metode Inkuiri di Kelas IV
SDN 06 V Koto Timur ”.

II Metode Penelitian
Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas
dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Menurut Bogdar
(dalam Peni, 2008:28) pendekatan kualitatif adalah ”pendekatan yang berkenaan
dengan perbaikan atau peningkatan proses pembelajaran pada suatu kelas”.
Pendekatan kualitatif digunakan karena suatu prosedur penelitian menghasilkan
data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan serta perilaku yang diamati dari
orang-orang atau sumber informasi.
Penelitian ini dilaksanakan pada tahun ajaran 2015/2016 semester II
selama dua minggu yaitu mulai tanggal 25 Maret 2016 sampai dengan tanggal 5
Mai 2016. Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV SDN 06 V Koto
Timur yang berjumlah 12 orang, terdiri atas 7 orang laki-laki dan 5 orang
perempuan.
Alur Penelitian, Penelitian tindakan kelas ini direncanakan dalam 2
siklus. Setiap siklus terdiri atas 2 kali pertemuan. Materi untuk siklus I adalah
penjumlahan pecahan berpenyebut sama, sedangkan materi untuk siklus II adalah
penjumlahan pecahan berpenyebut berbeda. Setiap materi pada masing-masing
siklus menitikberatkan pengajarannya dengan menggunakan metode inkuiri. Alur
penelitian metode inkuiri dapat digambarkan seperti bagan di bawah ini:
Prosedur Penelitian, Sesuai dengan penelitian tindakan kelas, maka
masalah penelitian yang harus dipecahkan berasal dari masalah praktek
pembelajaran di kelas secara lebih profesional. Prosedur pelaksanaannya
mengikuti prinsip-prinsip dasar penelitian tindakan yang umum. Menurut
Kemmis (dalam Ritawati 2008:69) “proses penelitian tindakan merupakan proses
daur ulang atau siklus yang dimulai dari aspek mengembangkan perencanaan,
melakukan tindakan sesuai rencana, melakukan pembelajaran terhadap tindakan

3
dan melakukan refleksi yaitu perenungan terhadap perencanaan, kegiatan
tindakan, dan kesuksesan hasil yang diperoleh”. Sesuai dengan prisip umum
penelitian tindakan setiap tahapan dan siklusnya selalu secara partisipatoris dan
kolaboratif antara peneliti dan praktisi (guru kelas) dalam sistem persekolahan.
Data penelitian ini merupakan data primer yang diperoleh dari guru dan
siswa kelas IV SDN 06 V Koto Timur . Data dan informasi yang diperoleh juga
merupakan data empiris yaitu data lapangan atau data yang terjadi sebagaimana
adanya. Data penelitian tindakan kelas dapat berupa hasil pencatatan lapanan,
pengamatan, dokumentasi, dan tes.
Sumber data dari penelitian adalah proses pembelajaran penjumlahan
pecahan berdasarkan metode inkuiri. Data diperoleh dari subjek terteliti yaitu
siswa dan guru kelas IV SD.

III. Pembahasan
Hasil belajar merupakan tolak ukur untuk melihat keberhasilan siswa
dalam menguasai materi pelajaran yang disampaikan selama proses pembelajaran.
Sudjana (dalam Tri 2007:7) menjelaskan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hal
ini akan ditentukan dengan terjadinya perubahan tingkah laku pada siswa setelah
proses pembelajaran berakhir.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa standar
ketuntasan perorangan adalah 75%. Sedangkan standar ketuntasan belajar adalah
85%. Artinya siswa dikatakan tuntas belajar apabila menguasai 75% pelajaran
yang telah dipelajarinya. Sedangkan belajar dikatakan tuntas apabila 85% dari
jumlah siswa dapat menguasai 75% pelajaran yang telah dipelajarinya.
1. Hasil Penelitian Siklus I
a. Perencanaan
Perencanaan tindakan pada siklus I dimulai dengan membuat rancangan
pembelajaran dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Dalam

4
penyusunan RPP, peneliti mengambil materi pelajaran penjumlahan pecahan
berpenyebut sama berdasarkan kurikulum yang berlaku yaitu KTSP 2006 pada
mata pelajaran matematika kelas IV SD semester II.
Pada siklus I ini peneliti merencanakan dan menetapkan indikator yang
akan dicapai yaitu menjumlahkan dua pecahan berpenyebut sama. Adapun TPK
yang dirumuskan yaitu melalui kegiatan mendempetkan dua plastik transparansi
1 2
bergambarkan pecahan dan yang telah diarsir, siswa dapat menjumlahkan
4 4
dua pecahan berpenyebut sama dengan benar
Kegiatan pembelajaran direncanakan dalam tiga tahap yaitu kegiatan awal,
kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
b. Pelaksanaan
Pertemuan pertama pada siklus I dilaksanakan pada jam pelajaran 4-6 yang
dimulai pukul 09.30 sampai pukul 11.15 WIB. Peneliti melaksanakan kegiatan
dari tahap orientasi sampai tahap mengumpulkan data. Pada kegiatan awal
peneliti dengan bantuan observer II yaitu teman sejawat mempersiapkan hal-hal
yang dibutuhkan dalam pembelajaran seperti alat peraga, LKS, lembaran
observasi, nama siswa, nama kelompok, dokumentasi dan sebagainya.
Kegiatan selanjutnya adalah memberikan tes untuk melihat dan mengukur
sejauhmana kemampuan siswa dalam memahami materi penjumlahan pecahan
yang telah dipelajarinya.
Kegiatan inti dimulai dengan memberikan ilustrasi yang berhubungan
dengan penjumlahan pecahan berpenyebut sama dalam kehidupan sehari-hari
1 2
yaitu: ”Aldi meminum gelas susu. Setengah jam berikutnya Aldi meminum
4 4
gelas susu lagi. Berapa gelas susu yang diminum Aldi”? Peneliti meminta siswa
untuk mengemukakan permasalahan apa yang terkandung dari ilustrasi yang
1 2
telah didengar dan menuliskannya dalam bentuk kalimat matematika yaitu +
4 4

5
. Selanjutnya guru bertanya kepada siswa tentang perkiraan jawaban dari masalah
yang telah dirumuskan. guru mencatat perkiraan jawaban yang diajukan siswa di
papan tulis.
Kegiatan Akhir Guru meminta setiap kelompok untuk mengumpulkan alat
peraga beserta LKS. Selanjutnya peneliti memberikan penjelasan bahwa
pelajaran ini belum selesai dan akan dilanjutkan pada hari Kamis. Kemudian
pelajaran ditutup.
c. Pengamatan
Pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.
Pengamatan dilakukan oleh dua orang observer yaitu guru kelas IV sebagai
observer I dan teman sejawat sebagai observer II. Setiap observer mempunyai
tugas yang berbeda. Observer I bertugas mengamati setiap kegiatan yang
dilakukan guru dalam pembelajaran, sedangkan observer II bertugas mengamati
setiap kegiatan yang dilakukan siswa dalam pembelajaran.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer I terhadap
guru , aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran matematika menggunakan
metode inkuiri secara umum sudah berlangsung dengan baik. Namun, jika
diamati lebih lanjut masih ada kegiatan inkuiri yang belum terlaksana sesuai
dengan rencana yang telah disusun sebelumnya.
Berdasarkan rambu-rambu karakteristik pembelajaran matematika
menggunakan metode inkuiri yang diamati oleh observer I, dapat dilihat bahwa
dari 18 karakteristik yang dinilai dengan masing-masing karakteristik berjumlah
4 poin diperolehlah skor 60. Sementara skor maksimalnya adalah 72. Artinya,
dari 72 skor maksimal ada 12 skor lagi yang belum terlaksana atau ada beberapa
kegiatan inkuiri yang belum berjalan dengan baik. Kegiatan tersebut diantaranya
adalah kegiatan membimbing siswa dalam merumuskan masalah, kegiatan
membandingkan perkiraan jawaban sementara dengan hasil penemuan, dan
kegiatan memberikan penjelasan lebih lanjut terhadap hasil penemuan.

6
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer II yaitu teman
sejawat, aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran menggunakan metode
inkuiri juga belum berhasil sempurna. Namun secara umum siswa sudah terlihat
menunjukkan semangat yang baik dalam mengikuti pelajaran.
Dari 12 orang siswa kelas IV yang mengikuti proses pembelajaran,
diperoleh nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 20. Siswa yang memperoleh nilai
100 sebanyak 1 orang, nilai 80 sebanyak 5 orang, nilai 60 sebanyak 4 orang, dan
nilai 20 sebanyak 2 orang. Jadi, jumlah siswa yang memperoleh nilai persentase
di atas 75% hanya 5 orang. Ini berarti 5 orang siswa dapat dikatakan tuntas dalam
belajar, sementara 7 orang lagi belum tuntas. Jika dilihat dari pesentasenya,
ketuntasan belajar siswa pada siklus I baru mencapai 42%. Untuk itu perlu
diadakan tindakan selanjutnya, yaitu refleksi.
d. Refleksi
Kegiatan refleksi dilakukan secara kolaboratif antara guru dengan observer
disetiap akhir proses pembelajaran berlangsung. Berdasarkan hasil kolaborasi
menunjukkan bahwa pelaksanaan proses pembelajaran matematika menggunakan
metode inkuiri secara umum sudah terlaksana dengan baik. Namun, masih
banyak hal yang harus diperbaiki, diharapkan berbagai kekurangan yang
menyebabkan langkah-langkah pembelajaran inkuiri belum berjalan semestinya
dapat teratasi. Sehingga pembelajaran matematika diharapkan dapat meningkat
melalui penggunaan metode inkuiri.
2. Hasil Penelitian Siklus II
a. Perencanaan
Seperti halnya siklus I, sebelum tindakan dimulai pada siklus II juga
disusun perencanaan pembelajaran dalam bentuk RPP yang dimulai dengan
menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar, indikator, tujuan
pembelajaran khusus (TPK), materi, proses pembelajaan, metode, media, dan
sumber serta penilaian. Dalam penyusunan RPP, peneliti mengambil kompetensi

7
dasar yang sama dengan siklus I yaitu penjumlahan pecahan. Namun, materinya
merupakan materi lanjutan yaitu penjumlahan pecahan berpenyebut berbeda.
Kegiatan pembelajaran direncanakan dalam tiga tahap yaitu kegiatan awal,
kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Selain hal di atas, pada tahap perencanaan ini
guru juga membuat format pencatatan lapangan untuk pengamat/observer.
Kemudian peneliti juga membuat lembar pengamatan berupa rambu-rambu
karakteristik pembelajaran matematika dengan menggunakan metode inkuiri
yang terdiri atas rambu-rambu karakteristik dari aspek guru dan rambu-rambu
karakteristik dari aspek siswa. Tidak lupa pula peneliti menyiapkan reword untuk
siswa.
b. Pelaksanaan
Seperti dijelaskan pada perencanaan, pelaksanaan tindakan pada siklus II
dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Di bawah ini peneliti paparkan masing-
masing pertemuan pada siklus II.
Pertemuan pertama pada siklus II dilaksanakan pada jam pelajaran 4-6
yang dimulai pukul 09.30 sampai 11.15 WIB. Kegiatan yang dilaksanakan
seperti di bawah ini: Kegiatan Awal, Kegiatan Inti dan Kegiatan akhir.
Kegiatan inti dimulai dengan memberikan ilustrasi yang berhubungan
dengan penjumlahan pecahan berpenyebut berbeda dalam kehidupan sehari-hari
1
yaitu: Misal: Margaret mendapat potong kue dari kakak. Tidak lama
2
1
kemudian, ibu memberi potong kue lagi. Berapa potong kue yang dimiliki
3
Margaret? guru meminta siswa untuk mengemukakan permasalahan apa yang
terkandung dari ilustrasi yang telah didengar dan menuliskannya dalam bentuk
1 1
kalimat matematika yaitu + . Selanjutnya guru bertanya kepada siswa
2 3
tentang perkiraan jawaban dari masalah yang telah dirumuskan. Peneliti mencatat
perkiraan jawaban yang diajukan siswa di papan tulis.

8
Kegiatan akhir yang peneliti lakukan adalah membimbing siswa untuk
menyimpulkan pelajaran. Setelah itu memberikan latihan. Selanjutnya
memeriksa secara bersama. Kemudian menutup pelajaran dengan bernyanyi
bersama. Selanjutnya berdo’a dan istirahat.
c. Pengamatan
Kegiatan pengamatan pada siklus II ini hampir sama dengan siklus I.
Pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Pengamatan
dilakukan oleh dua orang observer yaitu guru kelas V sebagai observer I dan
guru kelas I sebagai observer II. Setiap observer mempunyai tugas yang
berberda. Observer I bertugas untuk mengamati setiap kegiatan yang dilakukan
guru dalam pembelajaran, sedangkan observer II bertugas untuk mengamati
setiap kegiatan yang dilakukan siswa dalam pembelajaran.
Berdasarkan rambu-rambu karakteristik pembelajaran matematika
menggunakan metode inkuiri dari aspek guru, dapat dilihat bahwa dari 17
karakteristik yang dinilai atau 68 skor maksimal, diperoleh skor 64. Ini berarti
walaupun kegiatan inkuiri sudah terlaksana, masih ada 4 kegiatan lagi yang
belum berlangsung dengan sempurna, atau dengan kata lain ada 4 kegiatan guru
yang belum mendapat poin 4. Kegiatan tersebut adalah membimbing siswa
merumuskan masalah, menanyakan perkiraan jawaban sementara, dan
membandingkan perkiraan jawaban sementara dengan hasil penemuan.
Berdasarkan hasil pengamatan observer II yaitu teman sejawat, aktivitas
siswa dalam proses pembelajaran matematika menggunakan metode inkuiri
sudah sangat baik. Siswa sudah berani mengemukakan pendapat dan berani
menemukan serta mencari sendiri bagaimana penyelesaian soal penjumlahan
pecahan berpenyebut berbeda melalui penggunaan pita Jepang. Meskipun pada
pertemuan kedua siswa tidak lagi belajar dalam kelompoknya, namun siswa tetap
berani dan tidak merasa takut untuk memperagakan dan menjelaskan bagaimana
penjumlahan pecahan berpenyebut berbeda pada teman-temannya ke depan

9
kelas. Selain itu, siswa tidak lagi kesulitan dalam membagi dan mengarsir pita
Jepang. Sehingga kegiatan inkuiri dapat terlaksana dengan baik.
Berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui bahwa persentase skor rata-
rata aktivitas siswa dalam kegiatan inkuiri pada siklus II adalah adalah 93%. Ini
berarti, terjadi peningkatan 5,5% dari 87,5% skor yang diperoleh pada siklus I.
Hal ini menunjukkan bahwa taraf keberhasilan aktivitas siswa selama proses
pembelajaran matematika berlangsung dalam kategori sangat baik.
d. Refleksi
Kegiatan refleksi dilakukan secara kolaboratif antara guru dengan teman
sejawat setelah pembelajaran berakhir. Berdasarkan nilai akhir dari siklus II
menunjukkan peningkatan yang cukup tinggi dengan nilai rata-rata 91,66 dan
persentase ketuntasan belajar 92%. Sementara nilai ketuntasan yang ditetapkan
7,5 dan persentase ketuntasan belajar 92%. Dengan demikian, pembelajaran
matematika menggunakan metode inkuiri telah berhasil meningkatkan hasil
belajar siswa. Dengan kata lain penelitian ini telah berhasil dan layak untuk
dikembangkan. Berbagai kekurangan yang terjadi merupakan hal yang harus
diperbaiki demi kesempurnaan di masa mendatan
Pembahasan
Dari hasil analisis penelitian siklus I didapatkan nilai rata-rata kelas pada
tes akhir baru mencapai 63 dengan persentase ketuntasan 42%. Artinya
ketuntasan belajar yang diperoleh pada siklus I hanya 42%, dimana dari 12 orang
siswa hanya 5 orang siswa yang tuntas belajar. Sedangkan 7 orang siswa lagi
belum tuntas belajar.
Berdasarkan penjelasan yang telah telah dipaparkan di atas, pelaksanaan
pembelajaran matematika menggunakan metode inkuiri pada siklus II sudah
berjalan dengan hampir sempurna. Hal-hal yang merupakan bahan refleksi dari
siklus I sudah diperbaiki dan ditingkatkan, mulai dari penyampaian tujuan
pembelajaran, pengorganisasian waktu, pemberian motivasi sampai pada
pemberian petunjuk yang lebih jelas dan terarah. Dengan demikian, dapat

10
dikatakan bahwa peningkatan hasil belajar matematika melalui metode inkuiri di
kelas IV SDN 06 V Koto Timur sudah berhasil.
IV Penutup
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dibahas pada
bagian sebelumnya, dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil belajar siswa dengan menggunakan metode inkuiri pada pembelajaran


matematika di kelas IV sudah meningkat. Hal ini dapat dilihat dari hasil
penilaian proses menggunakan lembar pembelajaran dan hasil evaluasi
pada akhir masing-masing siklus. Dimana dari hasil evaluasi dilihat adanya
peningkatan nilai rata-rata kelas dari 63,33 pada siklus I menjadi 96,66 pada
siklus II. Dengan kata lain, terjadi peningkatan ketuntasan belajar yang
semula 42% pada siklus I meningkat menjadi 92% pada siklus II. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode inkuiri dapat
meningkatkan hasil belajar matematika di kelas IV SDN 06 V Koto Timur .

DAFTAR PUSTAKA

Aderusliana, 2007, Konsep Dasar Evaluasi Hasil Belajar (online)


http://aderusliana.wordpress.com/2007/11/05/konsep-dasar-evaluasi-
hasilbelajar/ (diakses tanggal 2 Mei 2015 ).
Depdiknas. 2003. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSBN). Jakarta.
Depdiknas.
Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Depdiknas.
Ismail SM. 2008. Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM. Semarang:
RaSAIL Media Group
Muhammad Ali. 2004. Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: sinar baru
Algesindo.
Mursal Dalais. 2007. Kiat Mengajar Matematika di Sekolah Dasar. Padang: UNP
Press.

11
Nafilah. 2008. Strategi dan Inovasi Pembelajaran Siswa SD. (online).
http://nafilah.multiply.cosm/journal/item/26/ (diakses tanggal 5 Maret 2015 ).
Oemar Hamalik. 2003. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
_____________. 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta. Bumi Aksara.
Suwarna, Iwan Permana. 2008. Metode Mengajar Inkuiri. (online).
http://iwanps.wordpress.com/2008/04/17/ (diakses tanggal 5 Maret 2015 ).
Suparyono. 2008. Pengertian Pembelajaran. (online).
http://ayonganteng.blogspot.com/2008/01/ (diakses tanggal 26 Februari 2015 ).
Suryosubroto. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta
Tim Pembina Matematika II. 2003. Silabus dan Hand Out Matematika II. Padang:
UNP.
Wina Sanjaya. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

12
JURNAL

Penelitian Tindakan Kelas

PTK

JUDUL
Peningkatan Hasil Belajar Matematika
Melalui Metode Inkuiri di Kelas IV SDN 06 V Koto Timur
Kabupaten Padang pariaman

DISUSUN OLEH

MURNI,
GURU SDN 06 V KOTO TIMUR
TAHUN 2016

13

Anda mungkin juga menyukai