ARTIKEL ILMIAH
OLEH :
NURHELMA
NIM. 58290
Oleh : NURHELMA
Abstract
PENDAHULUAN
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) memiliki peranan penting dalam
peningkatan mutu pendidikan khususnya menghasilkan generasi yang berkualitas yaitu
manusia yang berpikir kritis, kreatif dan logis. Pembelajaran IPA berhubungan dengan cara
mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa hasil saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Proses
pembelajaran IPA di Sekolah dasar (SD) dituntut dapat mengaktifkan kemampuan berpikir,
rasa ingin tahu dan keterampilan siswa untuk menyelidiki alam sekitar. Sesuai dengan proses
pembelajaran IPA yang menekankan pada pemberian pengalaman belajar yang secara
langsung, agar siswa dapat mengembangkan potensi dalam menjelajahi dan memahami alam
sekitar secara ilmiah. Seperti yang dijelaskan dalam Depdiknas (2008:484) bahwa “mata
pelajaran IPA menekankan pada pemberian pangalaman belajar secara langsung melalui
penggunaan dan pengembangan sikap ilmiah”. Oleh karena itu, guru sebagai tonggak utama
pelaksanaan dalam proses pembelajaran diharapkan dapat menetukan metode yang harus
digunakan sesuai dengan materi yang diajarkan supaya tujuan pembelajaran tercapai secara
2
efektif dan efisien. Salah satu metode yang cocok dalam pembelajaran IPA, menurut Sanjaya
(2009 : 196) yaitu metode inkuiri. “Dengan melakukan percobaan berarti siswa menemukan
sendiri jawaban dari suatu masalah, sehingga siswa akan lebih aktif serta memperolah
pengalaman langsung”. Berdasarkan pengalaman yang penulis lakukan di SD tempat penulis
mengajar pada semester I tahun ajaran 2012/2013 , untuk menyampaikan materi pembelajaran
IPA guru selalu memberikan pembelajaran dengan metode ceramah dan tanya jawab, siswa
tidak diberi kesempatan untuk menemukan jawaban sendiri tentang masalah yang diberikan,
sehingga hasil yang diperoleh siswa tidak sesuai dengan harapan guru. Hal ini menyebabkan
siswa kurang tertarik dalam pembelajaran IPA. Siswa menjadi pasif dan pembelajaran IPA
membosankan bagi siswa, sehingga beberapa siswa tidak mampu menjawab pertanyaan yang
diberikan guru, selain itu siswa sulit membuat kesimpulan. Hal ini akan mengakibatkan
pencapaian tujuan pembelajaran IPA yang sesuai dengan kompetensi yang diharuskan oleh
kurikulum sangat sulit untuk dicapai. Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas
maka permasalahan secara umum1dapat dirumuskan yaitu “Bagaimana penerapan metode
inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SD N. 01 Lubuk Alung Kab.
Padang Pariaman”.
METODOLOGI
Penelitian ini dilaksanakan di SD N. 01 Lubuk Alung Kab. Padang Pariaman. Penelitian
di lokasi ini berdasarkan kepada pertimbangan sebagai berikut: Peneliti mengajar di SD N. 01
Lubuk Alung Kab. Padang Pariaman. Berdasarkan pengalaman peneliti dalam mengajar selama
ini jarang menggunakan metode inkuiri. Sekolah mau menerima masukan untuk perbaikan
pembelajaran dimasa yang akan datang. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah guru dan
siswa kelas V SD N. 01 Lubuk Alung Kab. Padang Pariaman yang siswanya berjumlah 34
orang terdiri dari siswa laki-laki 18 orang dan jumlah siswa perempuan 16 orang yang terdaftar
pada semester II tahun ajaran 2012/2013.
Pendekatan penelitian yang dilakukan merupakan penelitian tindakan kelas dengan
menggunakan pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kualitatif
berkenaan dengan peningkatan proses pembelajaran pada suatu kelas. Menurut Sujana (2004:7)
penelitian tindakan kelas diawali perencanaan tindakan (planning), pelaksanaan tindakan
(action), mengobservasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan (observation and
1
3
evaluation), dan melakukan refleksi (reflecting), dan seterusnya sampai perbaikan atau
peningkatan yang diharapkan tercapai.
Menurut Bogdan (dalam Margono, 2003 : 36) menyatakan bahwa “penelitian kualitatif
adalah prosedur yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Penelitian kualitatif dinyatakan dalam bentuk
verbal (bahasa lisan) dan dianalisis tanpa menggunakan teknik statistik”. Pendekatan kuantitatif
adalah pendekatan yang menggunakan ukuran simbol dan angka-angka (statistik) dalam
mengolah data penelitian. Sesuai dengan paparan Sudjana (2004:7) “Pendekatan kuantitatif
adalah pendekatan yang memandang kenyataan (realitas) sebagai suatu yang berdimensi
tunggal dan cenderung bersifat tetap”. Jenis penelitian yang digunakan merupakan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Data penelitian ini berupa hasil pengamatan dan penugasan dari setiap
tindakan perbaikan pembelajaran IPA dengan menggunakan metode inkuiri pada siswa kelas V
SD N 01 Lubuk Alung Kab. Padang Pariaman yang diteliti. Data tersebut tentang hal-hal yang
berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan hasil pembelajaran. Data penelitian ini
dikumpulkan dengan menggunakan lembar observasi, tes dan dokumen berupa foto-foto. Data
yang diperoleh dalam penelitian dianalisis dengan menggunakan model analisis kualitatif dan
kuantitatif, yaitu analisis data yang dikemukakan oleh Bungin (2010:64) yakni analisis data
dimulai dengan menelaah sejak pengumpulan data sampai seluruh data terkumpul. Data
tersebut direduksi berdasarkan masalah yang diteliti, diikuti penyajian data dan terakhir
penyimpulan atau verifikasi.
HASIL
Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SD N. 01 Lubuk Alung Kab. Padang Pariaman.
Pada bab ini dikemukakan temuan hasil penelitian peningkatan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran IPA dengan menggunakan metode inkuiri di kelas V SD N. 01 Lubuk Alung
Kab. Padang Pariaman pada semester II Tahun Ajaran 2012/2013.
1. Siklus I
a. Perencanaan
Penerapan metode inkuiri dalam pembelajaran IPA di kelas V SD N. 01 Lubuk
Alung Kab. Padang Pariaman diwujudkan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). Perencanaan disusun berdasarkan program semester II sesuai dengan
4
waktu penelitian berlangsung. Perencanaan disusun untuk dua kali pertemuan, masing-
masing pertemuan 3x35 menit. Materi diambil dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) tingkat SD 2006 mata pelajaran IPA kelas V semester II. Dalam RPP terdapat
beberapa komponen seperti standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan
pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, media
dan sember, serta penilaian. Materi yang dikembangkan yaitu standar kompetensi (SK) 6.
menerapkan sifat-sifat cahaya melalui pembuatan karya / model, dan kompetensi dasar
(KD) 6.1. sifat-sifat cahaya.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dengan penerapan metode inkuiri
dilaksanakan di kelas V SD N 01 Lubuk Alung Kab. Padang Pariaman. Pertemuan pertama
dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 16 Mei 2013 dan pertemuan kedua dilaksanakan
pada hari Senin tanggal 20Mei2013
mulai pukul 07.30 – 09.15 Wib. Proses pembelajaran untuk pertemuan pertama dan
kedua masing-masing berlangsung selama 3x35 menit.
Kegiatan yang dilaksanakan pada kegiatan awal yaitu : langkah orientasi dimana guru
mengkondisikan kelas, langkah merumuskan masalah dimana siswa melakukan percobaan
sederhana, langkah merumuskan hipotesis dimana siswa menjawab rumusan masalah yang
diajukan guru, langkah mengumpulkan data siswa melakukan percobaan sesuai dengan
LKS, langkah menguji hipotesis siswa membuat kesimpulan dari data-data yang diperoleh,
langkah merumuskan kesimpulan siswa menyimpulkan hasil percobaan dan menuliskan
pada LKS kemudian melaporkan hasil kerja kelompok.
c. Pengamatan
Pengamatan terhadap tindakan penerapan metode inkuiri dalam pembelajaran IPA
dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Hal ini dilaksanakan dengan terus
menerus mulai dari tahap awal sampai tahap akhir. Pengamatan dilakukan oleh observer
pada waktu pelaksanaan tindakan pembelajaran. Dalam kegiatan ini peneliti (praktisi) dan
observer berusaha mengenal, dan mendokumentasikan semua proses pembelajaran dari
hasil perubahan yang terjadi. Lembar pengamatan RPP siklus I pertemuan pertama
mendapat skor perolehan skor 21 dengan persentase nilai 75% dan pada pertemuan kedua
5
memeperoleh skor 23 dengan perentase nilai 82%. Untuk aktivitas guru pertemuan pertama
memperoleh nilai 71% dan pada pertemuan kedua 75%. Untuk aktivitas siswa pertemuan
pertama memperoleh nilai 63% dan pertemuan kedua 71%. Berdasarkan hasil penilaian
kognitif siklus I pertemuan pertama memperoleh nilai 64 dan pertemuan kedua 68. Untuk
aspek afektif pertemuan pertama memperoleh nilai dengan persentase 64% dan pertemuan
kedua 71%. Dan aspek psikomotor memperoleh nilai pada pertemuan pertama 63% dan
pertemuan kedua 74%.
d. Refleksi
Kegiatan refleksi dilakukan secara kolaboratif antara peneliti dengan observer
disetiap pembelajaran berakhir. Pembelajaran pada siklus I pertemuan I difokuskan pada
sifat cahaya dapat merambat lurus dengan menggunakan metode inkuiri. Refleksi tindakan
siklus I pertemuan I ini mencakup refleksi terhadap perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan
hasil yang diperoleh siswa. Sesuai hasil kolaborasi peneliti dengan observer, maka
perencanaan pembelajaran sudah meningkat namun masih terdapat kekurangan yaitu
rumusan tujuan pembelajaran belum berurutan dari mudah ke sukar, penyusunan langkah-
langkah belum sesuai dengan alokasi waktu, penyampaian tujuan kurang menarik, penilaian
hasil belum jelas, tampilan dokumen RPP belum menggunakan bahasa yang komunikatif.
Pelaksanaan pembelajaran cahaya dapat menembus benda bening dan cahaya dapat
dipantulkan dengan menggunakan metode inkuiri pada siklus I pertemuan II telah terjadi
peningkatan dari pertemuan sebelumnya, namun masih terdapat kekurangan yaitu langkah-
langkah pemebelajaran belum sesuai dengan alokasi waktu, penyampaian tujuan
pembelajaran kurang menari, langkah kegiatan yang akan dilakukan kuran jelas,
kelengkapan instrumen prosedur penilaian proses dan hasil belum jelas. Selain itu siswa
juga belum menampakkan sikap tertarik terhadap penyampaian guru, masih ada siswa yang
meribut dan percobaan dilakukan tidak sesuai waktu yang ditentukan. Hal ini disebabkan
siswa masih lamban dalam menggunakan alat. Dalam kegitan inti ini juga masih perlu
ditingkatkan lagi sesuai dengan langkah-langkah metode inkuiri karena mulai dari kegiatan
awal sampai akhir siswa masih kurang serius melakukan percobaan.
2. Siklus II
6
a. Perencanaan
Perencanaan tindakan dituangkan dalam bentuk RPP. Perencanaan yang dibuat
pada siklus II ini pada dasarnya sama dengan perencanaan pembelajaran pada siklus I,
bedanya siklus II merupakan perbaikan dari siklus I. Perencanaan disusun berdasarkan
program semester dua sesuai dengan waktu penelitian berlangsung. Perencanaan disusun
untuk dua kali pertemuan masing-masing pertemuan 3x35 menit. Materi yang
dikembangkan yaitu standar kompetensi (SK) 6. menerapkan sifat-sifat cahaya melalui
pembuatan karya / model, dan kompetensi dasar (KD) 6.1. sifat-sifat cahaya.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II pertemuan I dan II dengan menggunakan
metode inkuiri dilaksanakan di kelas V SD N. 01 Lubuk Alung Kab. Padang Pariaman.
Pertemuan I dilaksanakan pada hari Kamis taggal 23 Mei 2013 dan pertemuan II
dilaksanakan pada hari Senin tanggal 27 Mei 2013 mulai pukul 07.30 - 09.15 Wib. Proses
pembelajaran untuk pertemuan pertama dan kedua msing-masing berlangsung selama
3x35 menit. Dalam pelaksanaan tindakan peneliti bertindak sebagai guru praktisi, guru
keas VI sebagai observer terhadap tindakan yang dilakukan guru dan siswa selama
pembelajaran berlangsung.
Kegiatan yang dilaksanakan pada kegiatan awal yaitu : langkah orientasi dimana
guru mengkondisikan kelas, langkah merumuskan masalah dimana siswa melakukan
percobaan sederhana, langkah merumuskan hipotesis dimana siswa menjawab rumusan
masalah yang diajukan guru, langkah mengumpulkan data siswa melakukan percobaan
sesuai dengan LKS, langkah menguji hipotesis siswa membuat kesimpulan dari data-data
yang diperoleh, langkah merumuskan kesimpulan siswa menyimpulkan hasil percobaan
dan menuliskan pada LKS kemudian melaporkan hasil kerja kelompok.
c. Pengamatan
Pengamatan dilakukan oleh guru kelas VI pada waktu pelaksanaan tindakan
pembelajaran. Dalam mengamati jalannya kegiatan pembelajaran, digunakan lembar
pengamatan yang telah disediakan. Penilaian terhadap RPP dilaksanakan melalui lembar
penilaian RPP. Lembar pengamatan RPP pada siklus II pertemuan I mendapat skor
perolehan 25 dari skor maksimum yang berjumlah 28, dengan persentase nilai 89 % dan
7
PEMBAHASAN
1. Pembahasan Hasil Penelitian Siklus I
a. Rancangan RPP IPA Dengan Menggunakan Metode Inkuiri di Kelas V Siklus I
Dari hasil penelitian pelaksanaan pembelajaran IPA dengan menggunakan metode
inkuiri di kelas V, dalam pembahasan perencanaan tindakan menggunakan metode
Inkuiri dalam pembelajaran IPA siklus I bahwa guru terlebih dahulu membuat rancangan
pembelajaran dalam beberapa rencana pelaksanaan pembelajaran. RPP merupakan
rencana operasional pembelajaran yang memuat beberapa indikator yang terkait untuk
dilaksanakan dalam satu atau beberapa kali pertemuan. Perencanaan pembelajaran ini
menjadi gambaran dari kegiatan yang akan diterapakan/dilaksanakan oleh guru.
Berdasarkan hasil pengamatan dan penilaian terhadap RPP pembelajaran IPA
dengan menggunakan metode inkuiri siklus I sudah berada pada kategori baik tetapi
masih ada deskriptor yang belum muncul. Perumusan tujuan yang belum lengkap (A=
Audience, B= Behavior, C= Condition, D= Degree), pengorganisasian materi belum luas,
pembelajaran belum sesuai dengan alokasi waktu disebabkan karena siswa belum terbiasa
melakukan percobaan dan lambat dalam menggunakan alat. Disamping itu soal belum
disertai dengan pedoman penskoran yang lengkap. Persentase penilaian terhadap RPP
siklus I pertemuan I adalah 75% sedangkan untuk pertemuan II meningkat menjadi 82%.
Dari hasil pertemuan I dan II pada siklus I penilaian terhadap RPP memperoleh nilai
dengan persentase 78 %. Rencana pelaksanaan dilakukan tiga tahap yaitu kegiatan awal,
inti dan kegiatan akhir.
b. Pelaksanaan Pembelajaran IPA Dengan Menggunakan Metode Inkuiri di Kelas V
Siklus I
Berdasarkan perencanaan yang disusun, pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan
sesuai dengan apa yang telah direncanakan, dan mengikuti langkah-langkah metode
inkuiri. Siklus I dilaksanakan 2x pertemuan. Pelaksanaan pembelajaran IPA dengan
menggunakan metode inkuiri dibagi menjadi tiga tahap kegiatan yaitu : a). Kegiatan
awal, Pada kegiatan awal, langkah yang dilakukan adalah menyiapkan kondisi kelas
9
Berdasarkan paparan data hasil pembelajaran IPA yang peneliti uraikan di atas,
dapat dijadikan dasar perbaikan perkembangan belajar siswa. Hasil yang diperoleh siswa
dalam pembelajaran dapat digunakan guru sebagai pedoman dalam menganalisis
perkembangan belajar siswa dalam pembelajaran IPA tentang sifat-sifat cahaya.
Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh pada siklus I, maka perlu dilaksanakan
tindakan siklus II.
Kegiatan inti dibagi dalam beberapa langkah pembelajaran dengan menggunakan metode
inkuiri. Kegiatan akhir: pada kegiatan akhir, guru membimbing siswa menyimpulkan
pelajaran dengan memberikan kesempatan kepada siswa dalam menyimpulkannya.
Setelah itu guru memberikan tes berupa soal-soal yang berhubungan dengan materi
tersebut.
Berdasarkan hasil pengamatan dan diskusi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
IPA di kelas V dengan menggunakan metode inkuiri pada siklus II berada pada kategori
sangat baik. Aktivitas guru pada siklus II pertemuan I memperoleh nilai dengan
persentase 83% dan pada pertemuan II meningkat menjadi 92%. Dari pertemuan I dan II
penilaian terhadap aktivitas guru pada siklus II memperoleh nilai dengan persentase
87.5% dan berada pada kategori sangat baik. Untuk aktivitas siswa pada siklus II
pertemuan I memperoleh nilai 83% dan pada pertemuan II meningkat menjadi 91%. Dari
pertemuan I dan II penilaian terhadap aktivitas siswa pada siklus II memperoleh nilai
dengan persentase 87% dan berada pada kategori baik.
Berdasarkan paparan data hasil pembelajaran sifat cahaya dapat dipantulkan dan
cahaya putih terdiri dari beberapa warna yang peneliti uraikan di atas, hasil pembelajaran
yang diperoleh siswa pada tindakan penggunaan metode inkuiri dalam pembelajaran IPA
siklus II berjalan jauh lebih baik dari siklus I. Siswa yang sebelumnya belum mencapai
standar ketuntasan maksimal, pada siklus II mampu mencapai standar dan bahkan
beberapa siswa mampu melebihinya. Peningkatan ini didukung oleh bimbingan yang
intensif dari guru. Dari hasil yang diperoleh pada siklus II dibuktikan dengan
menggunakan metode inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa serta mampu
mengembangkan kemampuan siswa dengan mengalami sendiri tentang apa yang
dipelajarinya. Berdasarkan respon yang diberikan siswa dapat disimpulkan bahwa
pelaksanaan pembelajaran pada siklus II telah terlaksana dengan baik sehingga guru telah
berhasil menerapkan metode inkuiri dalam pembelajaran IPA di kelas V SD N. 01 Lubuk
Alung Kab. Padang Pariaman.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dibahas pada bagian
sebelumnya, peneliti dapat menyimpulkan sebagai berikut: 1)Sebelum proses pembelajaran,
terlebih dahulu dilakukan perencanaan pembelajaran sesuai dengan metode inkuiri agar
pembelajaran dapat terlaksana dengan baik. 2) Pelaksanaan pembelajaran IPA dengan
menggunakan metode inkuiri pada siswa kelas V SD N. 01 Lubuk Alung telah terlaksana
sesuai dengan langkah-langkah yang terdapat dalam metode inkuiri. Siswa sudah mampu
menemukan sendiri dan terlibat aktif dalam pembelajaran, sehingga pembelajaran tidak lagi
bersifat teacher centered melainkan student centered. 3) Dalam pelaksanaan proses
pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri dilakukan penilaian proses dan penilaian
akhir. Penilaian proses terdapat dua aspek yaitu aspek afektif dan aspek psikomotor, sedangkan
penilaian akhir adalah penilaian aspek kognitif yang berupa tes dalam bentuk soal-soal. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode inkuiri dapat meningkatkan hasil
belajar siswa dan pembelajaran IPA jadi lebih bermakna dan menyenangkan.
1) Dalam perencanaan pembelajaran guru hendaknya membuat RPP yang lengkap sesuai
dengan langkah-langkah metode yang digunakan. 2)Pada pelaksanaan pembelajaran, guru
hendaknya menggunakan metode inkuiri untuk dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam
pembelajaran IPA karena metode inkuiri merupakan suatu metode pembelajaran yang mampu
13
meningkatkan hasil belajar siswa. 3) Guru harus berusaha untuk meningkatkan pembelajaran,
namun harus sesuai dengan materi yang akan diajarkan agar siswa aktif dan termotivasi dalam
pembelajaran, sehingga menunjukkan adanya peningkatan terhadap hasil belajar siswa.
DAFTAR RUJUKAN
Bungin Burhan. 2010. Analisa Data Penelitian kualitatif. Jakarta : Rajawali pers
Depdiknas. 2008. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tentang
Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta : Departemen
Pendidikan Nasional
Margono. 2003. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Sanjaya Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta :
Kencana
Sudjana Nana. 2004. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Sinar Baru Algesindo