dengan model Lempar Bola Kertas Pintar di kelas V SDN 15 Patamuan Kabupaten
Padang Pariaman
Oleh, Ermani
Guru SDN 15 Patamuan
Abstrak
Penelitian ini dilator belakangi oleh rendahnya kemampuan siswa dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia (keterampian berbicara). Siswa kurang mampu mengungkapkan
aktivitas dalam belajar, sehingga siswa kurang beraktivitas dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia (keterampian berbicara). Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia (keterampian
berbicara). dengan menggunakan model pembelajaran Lempar Bola Kertas Pintar.
Pelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan belajar siswa mengalami peningkatan.
Pada siklus I, sebagian besar siswa masih kurang mampu dalam keberanian, berinisiatif,
menghargai pendapat dan bersikap positif, sehingga dilakukan bimbingan kepada siswa
pada masing-masing langkah pembelajaran model Lempar Bola Kertas Pintar Pada
siklus II, siswa sudah mampu dalam keberanian, berinisiatif, menghargai pendapat dan
bersikap positif. Hasil Belajar Siswa mengalami peningkatan dari 68,00 Siklus I
meningkat menjadi 90,,85,00. Aktivitas siswa meningkat 74,75 siklus I meningkat
92,00 pada siklus II. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan
menggunakan model pembelajaran Lempar Bola Kertas Pintar dapat meningkatkan
kemampuan berbicara (baca pantun anak dan mengomentari isinya pada siswa kelas V
SD Negeri 15 Patamuan Kabupaten Padang Pariaman.
Kata kunci: aktivitas, hasil belajar, Strategi pembelajaran Lempar Bola Kertas Pintar
I. Pendahuluan
Salah satu keterampilan dalam berbahasa yang harus dimiliki siswa adalah
keterampilan berbicara. Dengan memiliki keterampilan berbicara yang baik siswa, akan
mudah menyampaikan ide dan gagasannya kepada orang lain. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (2004:24) , tertulis bahwa“ berbicara adalah berkata, bercakap, berbahasa atau
melahirkan pendapat (dengan perkataan, tulisan dan sebagainya)”. Sedangkan menurut Saleh
(2006:83) “ berbicara pada hakikatnya merupakan suatu proses berkomunikasi dengan
mempergunakan suara yang dihasilkan alat ucap manusia yang di dalamya terjadi
pemindahan pesan dari suatu sumber ke tempat yang lain”. Jadi dapat disimpulkan berbicara
adalah kemampuan mengungkapkan pendapat pikiran dan perasaan kepada seseorang atau
kelompok secara lisan, baik secara berhadapan ataupun dengan jarak jauh.
Hasil pembelajaran yang penulis lakukan di SDN 15 Patamuan, pada tanggal 1 Maret
2017 pada pembelajaran keterampilan berbicara presentase aktivitas siswa dalam kebernian
untuk tampil 56,2 katagori kurang sekali (KS). Aktivitas berinisiatif dalam pembelajaran
presentase 49,6 katagori kurang sekali (KS). Aktivitas dalam menghargai pendapat teman
61,4 katagori kurang (K) sedangkan aktivitas dalam bersikap selama pembelajaran
berlangsung 56,6 katagori kurang sekali (KS)
Setelah penulis renungkan terungkap bahwa, dalam proses pembelajaran keterampilan
berbicara guru tidak membuat perencanaan dengan matang. Kompetensi yang ingin dicapai
tidak dijelaskan dengan rinci. Sehingga ketika proses pembelajaran berlansung keterampilan
berbicara siswa kurang berkembang. Siswa terlihat kaku dalam berbicara di depan kelas dan
pilihan kata yang digunakan kurang beragam. Penilaian keterampilan berbicara diberikan
kepada siswa tanpa melihat aspek-aspek yang ada dalam keterampilan berbicara seperti lafal,
intonasi, pilihan kata dan aspek lainnya. Tentu dengan keadaan demikian keterampilan
berbicara siswa tidak akan mengalami peningkatan.
Penulis telah beulang-ulang kali mengajak siswa untuk mau tampil berbicara kedepan
kelas tetapi anak-anak banyak yang tidak mau tampil kalau dalam proses pembelajaran siswa
banyak yang tidak aktif hanya mencawan saja sedangkan setelah diberi ulangan banyak yang
tidak dapat menjawab kalau hal ini dibiarkan terus-menerus akan terjadi kegagalan yang total
baik dari anak sebagai penerima pelajaran maupun dari guru sebagai pengajar
Lempar Bola Kertas Pintar akan membuat siswa aktif terhadap proses pembelajaran
yang dilaksanakan, mempunyai keingintahuan yang tinggi, serta membantu mereka
menyampaikan ide gagasan, kepada orang lain. Hal ini tentunya akan meningkatkan
keterampilan berbicara siswa. Penerapan model Lempar Bola Kertas Pintar dilatarbelakangi
oleh metoda pembelajaran yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia
selama ini, dimana guru lebih banyak memberikan waktu untuk keterampilan menulis dan
membaca, sementara itu keterampilan berbicara kurang begitu diperhatikan. Kalaupun ada
porsinya begitu sedikit, sehingga keterampilan berbicara siswa kurang begitu berkembang.
III. Pembahasan
Siklus I
Perencanaan
Proses pembelajaran yang dilaksanakan dimulai dengan merancang rencana
pelaksanaan pembelajaran dengan sebaik mungkin. Dengan memilih metode, alat bantu yang
serta sumber belajar dengan memperhatikan langkah-langkah pembelajaran model lempar
bola kertas pintar. Penyajian pembelajaran yang dilakukan kali ini diusahakan dengan
menggunakan metoda yang bervariasi. Dengan melaksanakan hal ini diharapkan siswa dapat
melaksanakan kegiatan berbalas pantun sebaik mungkin dan memberikan komentar yang
meningkatkan pelaksanaaan kegiatan berbalas pantun ini
Pelaksanaan proses pembelajaran terdiri atas tiga tahapan yaitu: (1) kegiatan awal, (2)
kegiatan inti, dan (3) kegiatan akhir. Kegiatan awal terdiri atas kegiatan berikut: (1)
menyiapkan kondisi kelas, (2) berdoa, (3) mengabsen siswa, (4) menyampaikan tujuan
pembelajaran.
Kegiatan Inti 1) Membaca Pantu Anak bersama-sama 2) Memajangkan teks Pantu
Anak tersebut sebagai media membaca Pantu Anak 3) Menirukan membaca Pantu Anak
dengan pemodelan di depan kelas. 4) Membagi siswa dalam 4 kelompok 5) Masing-masing
kelompok melakukan lempar bola pintar yang telah disediakan oleh guru selama 10 detik 6)
Setiap kelompok harus mendapatkan dua bola pintar yang berbentuk tugas yang akan
dilakukan dalam kelompok 7) Maisng-masing kelompok mendiskusikan peritah dalam bola
pintar yang akan diperagakan dalam keterampilan berbicara kedepan kelas 8) Kelompok yang
dahuluan siap diminta maju kedepan kelas untuk memperagakan apa yang diperintahkan
dalam bola pintar dan diteruskan dengan kelompok yang lainya. 9) Kelompok yang tidak
tampil diminta untuk memberikan komentar atau penilaian terhadap kelomppok yang tampil
(penilaian kejujuran) lembar penilaian terlampir 10) Setelah semua kelompok tampil siswa
diminta untuk kembali duduk kekursinya masing-masing 11) Siswa bersama guru
memberikan penilaian terhadap kelompok berpenampilan yang terbaik dan memberi riwod
terhadap keberhasilan siswa 12.Meminta kelompok-kelompok terbaik dalam kegiatan
membaca pantun untuk kembali membaca pantun
Pembelajaran pada siklus I diakhiri dengan kegiatan akhir sebagai berikut: 1)
Membimbing siswa menyimpulkan pembelajaran 2) Memberikan evaluasi 3) Memberikan
pesan-pesan moral 4) Tindak lanjut. Keterangan lebih lanjut dapat dilihat pada lampiran I.
Pelaksanaan
Kegiatan awal difokuskan pada pemusatan perhatian siswa terhadap pembelajaran
keterampilan berbicara yang akan dilaksanakan yaitu membaca pantun anak dan memberikan
komentar dan penilaian tentang pelaksanaan kegiatan membaca pantun anak ini. Kegiatan
diawali dengan mempersiapkan kondisi kelas dengan sebaik-baiknya agar tercapai suasana
yang kondusif, sehingga siswa serius dalam proses pembelajaran. Selanjutnya guru meminta
salah seorang siswa untuk memimpin doa. Setelah doa dilaksanakan kegiatan selanjutnya
adalah mengabsen siswa, hal ini sangat penting dilakukan selain mencek kehadiran siswa,
absensi dilakukan sebagai saran perkenalan guru dengan siswa-siswa yang akan diajarnya.
Kegiatan terakhir yang dilakukan adalah menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dilaksanakan yaitu 1) Siswa dapat menirukan pembacaan pantun anak dengan lafal dan
intonasi yang tepat. 2) Siswa mendengarkan pembacaan pantun 3) Siswa menirukan
pembacaan pantun 4) Siswa menjelaskan isi pantun dengan cara menjawab pertanyaan
Daftar Pustaka
Aslam Hidayat . 2008. Pembelajaran Bahasa Indonesia. Tersedia dalam
Http://fip.uny.ac.id/pjj/wpcontent/uploads/2008/03/semester_2_inisiasi_2_pembelajar
an_bahasa_Indonesia_sd_2_.pdf, diakses 1 April 2015
Budiman . 2009 . Teknk Analisa Kualitatif. Tersedia dalam
http://js.unikom.ac.id/kualitatif/analisa.html, diakses 1 April 2015
BNSP. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta:
Depdiknas
Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang
Pendidikan Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Djuanda, Dadan. 2006. Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Komunikatif dan
Menyenangkan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaan
Haryadi, (2007) Penelitian Tindakan Kelas,Padang UNP
Heru (2008) Kiat Sukses Dalam Pembelajaran, Jakarata Universitas Terbuka
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2004) , Keterampilan berbicara untuk anak SD,Jakarta
Universitas Terbuka
Heru (2008) Kiat Sukses Dalam Pembelajaran, Jakarata Universitas Terbuka
Ismail ( 2008) langkah dalam Lempar Bola Kertas Pintar Jakarta, Yudidtira
Nurhayati (2008) Tujuan berbicara, Jakarata, Usaha Iklas
Novia (2008) Evaluasi dalam Pembelajaran,Jakarta Universitas Terbuka
Oemar (20041), Penggolongan aktivitas dalam pembelajaran,Jakarta Gramedia
Puji, (2004) Keterampilan Berbicara di SD, Jakarta Universitas Terbuka
Rhino (2009) Lempar Bola Kertas Pintar, Jakarta, Yudistira
Saleh (2006:83) Hakikat berbicara, Jakarat Universitas Terbuka
Aldon Samosir. 2008 .Pelajaran Berbicara. Tersedia dalam
http://aldonsamosir.wordpress.com/kurikulum/pelajaran-berbicara/,diakses1April
2015