Oleh, Norita
Guru SDN 06 Patamuan
Abstrak
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam rangka meningkatkan aktivitas dan
hasil belajar IPS siswa Sekolah Dasar. Penggunaan metode Hand Hot terbukti dapat
meningkatkan kemampuan IPS dalam pemecahan masalah. Peningkatan kemampuan
IPS ini dapat dilihat dari aktivitas dan hasil belajar yang dihasilkan siswa. Hasil
belajar siswa yang awalnya 69% meningkat menjadi 89% pada siklus II. Hasil
penelitian diperoleh rata-rata persentase skor aktivitas siswa siklus I adalah
69%,meningkat pada siklus II 89% dan persentase skor aktivitas guru pada siklus
69% meningkat pada siklus II 89%.Hal ini berarti target indikator dalam penelitian
ini berhasil dan pelaksanaan pembelajaran IPS dengan menggunakan model
pembelajaran metode Hand Hot dapat meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar.Berdasarkan penelitian ini peneliti menyarankan agar guru dapat
menggunakan model pembelajaran metode Hand Hot untuk meningkatkan aktivitas
dan hasil belajar siswa.
Kata kunci: Aktivitas, Hasil Belajar, Hand Hot
I. Pendahuluan
Peningkatan pendidikan dapat ditandai dengan semangkin membaiknya hasil belajar
yang dicapai siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.Namun kenyataan yang dihadapi
oleh guru IPS di SDN 06 Patamuan adalah masih rendahnya aktivitas dan hasil belajar yang
dicapai oleh siswa.Hal ini disebabakan oleh beberapa faktor.antara lain dari pihak guru:
1)Guru kurang mempersiapkan perangkat pembelajaran. 2).Guru cendrung menggunakan
metode ceramah sebagai metode utama 3).Guru merasa kekuarangan waktu untuk
menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi 4).Guru kurang berkoordinasi dengan
guru kelas yang lainya. 5).Guru tidak menggunakan media pembelajaran yang dapat menarik
perhatian siswa.
Sedangkan faktor penyebab yang berasal dari siswa itu sendiri,antara lain 1).Siswa
kurang menunjukan perhatian dan minat dalam belajar karena IPS bukanlah pelajaran yang di
UAN kan 2).Siswa cenderung pasif, hanya sebagai pendengar ceramah yang disampaikan
guru. 3)Suasana belajar monoton dan terlihat membosankan bagi siswa. 4).Siswa tidak
mempunyai buku pegangan. Bila kondisi belajar mengajar seperti ini dibiarkan berlarut-larut
akan beraki bat mutu hasil belajar siswa tetap rendah karena mata pelajaran IPS akan
dianggap menjadi salah satu mata pelajaran yang tidak menarik dan membosankan sehingga
siswa tidak tertarik untuk mengikutinya.
Berdasarkan problema tersebut maka seorang guru dituntut untuk mencari solusi guna
meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa maka dari itu guru hendaknya dapat
menyelenggarakan proses pengajaran dengan menggunakan keterampilan proses, karena
semangkin berkembangnya ilmu pengetahuan tidak mungkin lagi bagi guru untuk
menjelaskan semua fakta dan konsep kepada siswa karena pastinya target tidak akan tercapai
Selama ini sudah diupayakan mengatasai dengan cara membagi kelompok dan
melakukan diskusi antar kelompok,tanya jawab,demontrasi dan lain sebagainya untuk
memacu akitifitas siswa, namun kenyataan hasil yang diperoleh tidak memuaskan, karena
minimnya buku pegangan yang dapat dipedomani oleh siswa dalam bekerja. Hal ini terlihat
dalam proses belajar mengajar munculnya gejala-gejala sebagai berikut: Siswa malu bertanya
dan mengeluarkan pendapat, takut salah,kurang percaya diri, ada yang mencari kegiatan lain
seperti mengganggu teman.meribut, tidur dalam belajar,datang terlambat dan sering minta
izin keluar
Pada prinsipntya siswa sudah mempunyai motifasi dari dalam dirinya untuk belajar
karena ada dorongan rasa ingin tahu.Namun semua itu harus ditunjang oleh prasarana dimana
siswa harus mempunyai buku-buku penunjang dalam proses belajar megajar. Kenyataan
selama ini proses belajar mengajar banyak terkendala dengan tidak adanya buku-buku
penunjang kegiatan siswa.Oleh sebab itu, penulis ingin membuat suatu penelitian tindakan
kelas dengan judul peningkatan aktivitas dan hasil belajar IPS siswa dengan metode Hand
Hot kelas V SDN 06 Patamuan Kabupaten Padangpariaman
III. Pembahasan
Siklus I
Hasil penelitian tindakan kelas ini menggambarkan peningkatan aktivitas belajar IPS
siswa kelas siswa kelas V SDN 06 Patamuan Kabupaten Padang Pariaman pada kopetensi
dasar kebebasan berorganisasi melalui pemberian Hand Hout .hal ini dapat diungkapkan
melalui pengolahan data dan analisa data hasil pengamatan yang telah dikumpulkan selama
penelitian. Hasil Penelitian Tindakan kelas ini disajikan dalam bentuk siklus sebagaimana
diuraikan berikut ini:
Perencanaan
Pada siklus satu, ini materi yang akan dibahas bersama siswa adalah kebebasan
berorganisasi. 1)Pertamuan pertama membahas organisasi tampa menggunakan Hand hout
2)Pertemuan kedua membahas organisasi di lingkungan sekolah dan masyarakat dengan
menggunakan model 3)Pertemuan ketiga membahas : Kebebasan berorganisasi dengan
menggunakan model dan Han Hout
Pelaksanaan
Pembelajaran dilakukan dengan mengikuti Hand Hout ,yang terdiri dari :
1)Pendahuluahan a)Menertibkan kelas b)Membuka pelajaran dengan melakukan
apersepsi,motifasi dan informasi TPK c)Arahan penyajian dari pelajaran dengan pendekatan
Han hout dan metode bervariasi dan pembagian kelompok siswa.2) Kegiatan inti
a.Penyajian materi pelajaran b. Menyajikan Hand Hout guru yang diikuti oleh siswa c.
Mendorong dan memotifasi siswa dalam belajar menulis Hand Hout 3) Penutup a) Menarik
kesimpulan / merangkum materi pelajaran. b) Memberikan tes kuis. c) Tindak lanjut dan
memberikan tugas rumah
Pengamatan
Pada siklus I ini penulis melakukan pengumpulan data untuk tiga kali pertemuan
dengan jumlah 23 orang siswa yang diperoleh dari pengamatan sesuai dengan rencana
tindakan Analisa data dilakukan untuk menarik kesimpulan dari hasil penelitian, sebagai
jawaban atas permasalahan pada penelitian ini. Berdasarkan data dari hasil pengamatan
observer diperoleh persentase aktifitas siswa selama kegiatan pembelajaran untuk tiga kali
pertemuan pada siklus pertama Aktivitas positif siswa Saat guru menyajikan materi pelajaran.
Siswa yang memperhatikan dengan serius pada pertemuan I sebanyak 17 orang 73%,pada
pertemuan II sebanyak 18 0rang 75%,dan pada pertemuan III sebanyak 19 oarang
78%,sedangkan persentase rata-ratanya adalah 75, %.Menurut penggolongan persentase
aktivitas siswa sudah baik,(B) ini perlu ditingkatkan terus. Siswa bertanya pada guru tentang
Hand Out yang tidak mengerti pada pertemuan I sebanyak 6 orang 23%,pada pertemuan II 7
orang 30%,dan pada pertemuan III sebanyak 8 orang 31% sedangkan persentase rata-ratanya
adalah 28% Namun menurut penggolongan persentase aktivitas siswa tergolong kurang
(K),berarti perlu ditingkatkan lagi pada siklus berikutnya. Siswa menjawab pertanyaan guru
pada pertemuan I sebanyak 5 orang 29% pada pertemuan II sebanyak 8 orang 33% dan pada
pertemuan III sebanyak 9 orang 39 %,sedangkan persentase rata-ratanya adalah 34%.Menurut
penggolongan persentase aktivitas siswa tergolong kurang (K),berarti perlu ditingkatkan lagi
pada siklus berikutnya. Siswa mencatat Hand Out pada pertemuan I sebanyak 12 orang
52%,pada pertemuan II sebanyak 20 orang 58% dan pertemuan III 21 orang 59 % menurut
penggolongan persentase aktivitas siswa tergolong cukup ( c ),berarti perlu ditingkatkan lagi.
Aktivitas siswa saat belajar IPS dengan Hand Out. Siswa yang membaca Hand Out
dengan serius pada pertemuan I sebanyak 20 orang 91%,pada pertemuan II sebanyak 9 orang
91%,pada pertemuan III sebanyak 10 orang 92%,dan rata-rata adalah 92%.Menurut
penggolongan persentase aktivitas siswa tergolong sangat baik (SB),ini perlu dipertahankan.
Siswa yang menggunakan Hand Out untuk sumber belajar pada pertemuan I sebanyak 4
orang 17%,pada pertemuan II sebanyak 21 orang 91%,pada pertemuan III sebanyak 5 orang
23%,dan rata-rata adalah 20%.Ini tergolong kurang (K) menurut penggolongan persentase
aktivitas maka perlu ditingkatkan. Siswa yang bertanya pada teman dalam menyelesaikan
masalah pada pada bacaan pertemuan I sebanyak 12 orang 35%,pada pertemuan II sebanyak
21 orang 36%,pada pertemuan III sebanyak 6 orang 39%,dan rata-rata adalah 37%.ini
menunjukan terggolong kurang (K) menurut penggolongan aktivitas siswa maka perlu
peningkatan. Siswa mengemukan ide saat melihat model pada pertemuan I sebanyak 8 orang
41%,pada pertemuan II sebanyak 9 orang 44%,pada pertemuan III sebanyak 9 orang 44%,dan
rata-rata adalah 43%.Menurut.Ini tergolong cukup (C) menurut penggolongan aktivitas
siswa,tentu perlu peningkatan. Sisw yang membatu teman dalam membaca Hand Out pada
pertamuan I sebanyak 10 orang 41 pada pertemuan II sebanyak 10 orang 44% pada
pertemuan III sebanyak 10 orang 44% menurut.Ini tergolong cukup (C) tentu perlu
peningkatan.
Aktivitas negatif. Siswa yang tidak tertib pada pertemuan I sebanyak 6 orang 26% pada
pertemuan II sebanyak 4 orang 19%,pada pertemuan III sebanyak 5 orang 18%,rata-ratanya
adalah 21%.Ini menunjukan cukup ( C ) dan perlu diturunkan lagi persentasinya. Siswa
sering keluar kelas pada pertemuan I sebanyak 3 orang 14% pada pertemuan II sebanyak 3
orang 16%,pada pertemuan III sebanyak 2 orang 13%,rata-ratanya adalah 14%.Menurutkan
penggolongan aktivitas siswa tergolong cukup (C) ,maka perlu diturunkan lagi persentasinya.
Siswa yang mengantuk pada pertemuan I sebanyak 13 orang 5% pada pertemuan II sebanyak
7 orang 2%,pada pertemuan III sebanyak 0 orang 0%,rata-ratanya adalah 2%.Ini tergolong
cukup baik (CB) menurut penggolongan persentase aktivitas siswa. Siswa yang bercanda /
mengganggu teman pada pertemuan I sebanyak 8 orang 11% pada pertemuan II sebanyak 8
orang 11%,pada pertemuan III sebanyak 9 orang 10%,rata-ratanya adalah 11%.Ini
menunjukan cukup (C) menurut penggolongan persentase aktivitas siswa. Siswa yang
mengerjakan pekerjaan lain pada pertemuan I sebanyak 2 orang 8% pada pertemuan II
sebanyak 1 orang 2%,pada pertemuan III sebanyak 8 orang 5%,rata-ratanya adalah 5%.Ini
tergolong cukup (C) baik menurut penggolongan persentase aktivitas.dan perlu diturunkan
lagi persentasinya.
Refleksi
Berdasarkan pengamatan dan analisa data yang dilakukan terdapat temuan beberapa
aktivitas yang mengalami peningkatan seperti aktivitas siswa saat guru menyajikan materi
pelajaran maupun aktivitas selama belajar dengan Hand Out dalam kegiatan
pembelajaran.Namun demikian dari analisis data masih terlihat ada beberapa aktifitas yang
perlu ditingkatkan yaitu : Untuk aktivitas bersifat positif perlu ditingkatkan sedangkan
aktivitas negatif persentasenya diperkecil / diturunkan lagi.
Selanjutnya untuk meningkatkan aktivitas positif siswa agar lebih tinggi
persentasenya dan aktivitas negatif lebih renda persentasenya maka perlu diambil tindakan
baru.Tindakan ini terutama yang berhubungan dengan aktivitas positif yaitu: Siswa bertanya
tentang Hand Out (28 % kurang),menjawab pertanyaan (34%,kurang),menggunakan Hand
Out untuk belajar (20 kurang), bertanya pada teman (39%,kurang) dan mengemukakan ide
(37%,kurang), dan berhubungan dengan aktivitas negatif siswa yaitu : siswa tidak tertib
(21%),izin keluar kelas (14%,mengantuk (2 %),dan bercanda/mengganggu teman (11%) serta
siswa mengerjakan pekerjaan lain (5%)
Berdasarkan tes hasil belajar yang diadakan pada siklus I ini terlihat nilai rata-rata
siswa adalah 67. Hal ini terlihat ada peningkatan jika dibandingkan nilai rata-rata sebelum
dilakukan penelitian yaitu 64. Jadi terdapat peningkatan dengan angka yang cukup berarti
Agar tujuan pernelitian ini dapat dicapai,maka dilakukan beberapa tindakan baru yang akan
dilaksanakan pada siklus berikutnya.
Siklus II
Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I terdapat beberapa unsur temuan yang telah
memuaskan dan unsur temuan yang belum memuaskan tetap dipertahankan. Sedangkan unsur
yang belum memuasakan pada siklus kedua ini dilakukan perbaikan, sebagai upaya untuk
meningkatkan aktivitas negatif siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Rencana tindakan baru sebagai tambahan tindakan siklus kedua ini adalah sebagai
berikut: Untuk meningkatkan keberanian dalam bertanya,menggunakan Hand Out dan
menjawab pertanyaan guru,mungkin dapat diatasi dengan pemberian bonus pada akhir siklus.
Untuk meningkatkan siswa banyak membaca dengan menggunakan Hand Out yang relevan,
mungkin dapat diatasi dengan sajian contoh Hand Out yang diambil dari buku pelajaran
yang relevan dimiliki siswa. Bagi siswa yang terlambat, minta izin keluar kelas, lebih dari 10
menit tidak diperbolehkan masuk, kecuali bagi siswa yang ada urusan keluarga, urusan
keperluan sekolah. Bagi siswa yang mengantuk, bercanda/mengganggu teman,mungkin bisa
diatasi melalui pendekatan langsung terhadap siswa tersebut diluar jam pelajaran Bagi siswa
yang mengerjakan pekerjaan lain seperti menggambar dan mencoret-coret buku atau bangku
memukul-mukul meja, bermain kertas, mencoret-coret bangku maka diambil dan diproses
setelah jam pelajaran usai.
Pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian secara umum sama dengan siklus I dan menambahkan tindakan
baru sebagai perbaikan yang telah direncanakan pada siklus II serta melakukan perubahan
cara belajar siswa. Perubahan cara belajar dengan maksud untuk memberikan kesempatan
kepada siswa untuk membaca Hand Out dengan teman yang lain dan memeliara agar
program pembelajaran tetap segar. Pada siklus II ini kegiatan proses pembelajaran dengan
melalui Hand Out dilakukan pada Indikator kebebasan berorganisasi terdiri dari 3 pertemuan
yaitu: 1)Pertamuan pertama peran serta dalam organisasi di sekolah 2)Pertemuan kedua
membahas kebebasan berorganisasi di Indonesia 3)Pertemuan ketiga membahas : Praktek
melaksanakan organisasi di kelas
Pada siklus II penulis melakukan pengumpulan data juga untuk tiga pertemuan,dengan
jumlah 23 orang siswa yang diperoleh dari pengamatan sesuai dengan rencana tindakan
persentase aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran pada siklus II untuk tiga kali
pertemuan dapat dijelaskan sebagai berikut . Aktifitas positif siswa saat guru menyajikan
materi pelajaran 1)Siswa yang memperhatikan dengan serius pada pertemuan I sebanyak 20
orang 86%, pada pertemuan II sebanyak 20 orang 89%, dan pada pertemuan III sebanyak 21
orang 89%,sedangkan persentase rata-ratanya adalah 89%. Menurut penggolongan persentase
aktivitas siswa sangat baik (b), ini perlu dipertahankan. 2)Siswa bertanya pada guru tentang
bagian yang tidak mengerti pada pertemuan I sebanyak 8 orang 34%, pada pertemuan II 9
orang 38%,dan pada pertemuan III sebanyak 10 orang 43% sedangkan persentase rata-
ratanya adalah 38% Namun menurut penggolongan persentase aktivitas siswa tergolong
kurang,berarti perlu ditingkatkan 3)Siswa menjawab pertanyaan guru pada pertemuan I
sebanyak 9 orang 42% pada pertemuan II sebanyak 10 orang 43% dan pada pertemuan III
sebanyak 11 orang 48 %, sedangkan persentase rata-ratanya adalah 44%.Menurut
penggolongan persentase aktivitas siswa tergolong cukup (C) , berarti perlu ditingkatkan lagi.
4)Siswa mencatat Hand Out pada pertemuan I sebanyak 15 orang 68%, pada pertemuan II
sebanyak 17 orang 74% dan pertemuan III 10 orang 82 % sedangkan rata-ratanya adalah
75%, menurut penggolongan persentase aktivitas siswa tergolong baik (B) ,berarti ini
diperetahankan atau perlu ditingkatkan lagi.
Aktivitas saat belajar IPS dengan Hand Out Siswa yang membaca Hand Out pada
pertemuan I sebanyak 22 orang 94%, pada pertemuan II sebanyak 22 orang 94%, pada
pertemuan III sebanyak 22 orang 94, %,dan rata-rata adalah 94%. Menurut penggolongan
persentase aktivitas siswa tergolong sangat baik (B),ini perlu dipertahankan. Siswa yang
menggunakan Hand Out untuk sumber belajar pada pertemuan I sebanyak 2 orang 29%, pada
pertemuan II sebanyak 8 orang 33%, pada pertemuan III sebanyak 9 orang 33%, dan rata-rata
adalah 31%.Ini tergolong masih kurang (K) menurut penggolongan persentase aktivitas maka
perlu ditingkatkan. Siswa yang bertanya pada teman pada pertemuan I sebanyak10 orang
44%,pada pertemuan II sebanyak 11 orang 48%,dan pada pertemuan III sebanyak 12 orang
51% sedangkan rata-ratanya adalah 48%.Ini tergolong cukup menurut penggolongan
persentase aktivitas siswa,maka perlu ditingkatkan lagi. Siswa yang mengemukakan ide pada
temanya saat melihat Hand Out dalam menyelesaikan masalah pada pertemuan I sebanyak
11 orang 47%,pada pertemuan II sebanyak 12 orang 48%,pada pertemuan III sebanyak 13
orang 53%,dan rata-rata adalah 50%.ini menunjukan terggolong cukup (C) menurut
penggolongan aktivitas siswa maka perlu peningkatan terus. Siswa membantu teman dalam
menyelesaikan tugas pada pertemuan I sebanyak 12 orang 50%,pada pertemuan II sebanyak
13 orang 51%,pada pertemuan III sebanyak 14 orang 56%,dan rata-rata adalah
52%.Menurut.Ini tergolong cukup (C) menurut penggolongan aktivitas siswa,tentu perlu
ditingkatkan lagi.
Aktivitas negatif. a) Siswa yang tidak tertib pada pertemuan I sebanyak 2 orang 7%
pada pertemuan II sebanyak 1 orang 2%,pada pertemuan III sebanyak 0 orang 0%,rata-
ratanya adalah 3%.Ini menunjukan cukup baik.(CB) b) Siswa izin keluar kelas pada
pertemuan I sebanyak 2 orang 7% pada pertemuan II sebanyak 1 orang 5%,pada pertemuan
III sebanyak 1 orang 2%,rata-ratanya adalah 5%.Ini tergolong cukup baik (CB) dan perlu
diturunkan terus persentasenya. c) Siswa yang mengantuk pada pertemuan I II dan III tidak
ada lagi.Maka perlu dipertahankan d) Siswa yang bercanda / mengganggu teman pada
pertemuan I sebanyak 1 orang 5% pada pertemuan II sebanyak 1 orang 5%,pada pertemuan
III sebanyak 5%,rata-ratanya adalah 5%.Ini tergolong cukup baik,dan perlu diturunkan terus
persentasenya. e) Siswa yang mengerjakan pekerjaan lain pada pertemuan I,II dan III tidak
ada lagi,maka ini perlu dipertahankan.
Refleksi
Berdasarkan pengamatan dan analisa data yang dilakukan terlihat setiap aktivitas
mengalami peningkatan seperti aktivitas positif siswa, namun demikian dari analisa data
masih terlihat adanya beberapa aktivitas yang ditingkatkan,yaitu aktivitas yang bersifat
positif persentasenya perlu ditingkatkan lagi. Sedangkan aktivitas negatif persentasenya harus
diperkecil
Untuk itu perlu diambil tindak lanjut.Tindakan ini terutama yang berhubungan dengan
aktivitas positif yaitu: siswa bertanya (38% kurang),Siswa menjawab pertanyaan
(44%,cukup),Siswa membantu teman (52% cukup),dan berhubungan dengan aktivitas
negatif siswa yaitu : siswa tidak tertib (3%),Siswa izin keluar kelas (5, %cukup baik),Siswa
bercanda/mengganggu teman (5% cukup baik)
Berdasarkan tes hasil belajar yang diadakan pada siklus II ini terlihat nilai rata-rata
siswa adalah 71% .Hal ini terlihat ada peningkatan jika dibandingkan nilai rata-rata
sebelumnya(siklus I) yaitu 69.Jadi terdapat peningkatan dengan angka yang cukup berarti
IV. Simpulan
Daftar Pustaka
Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004 Standar Kopetensi Mata Pelajaran IPS. Jakarta:
Depdiknas.
Arsyad (2010) yaitu bahwa :Keterampilan Proses Dalam Pembelajaran,Jakarta Gramedia
Damalik Oemar (2012). Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kopetensi. Jakarta.
Universitas terbuka
Elfi zarianti. 2006. Menyatakan Metode-Metode Dalam Pembelajaran. Jakarta. Grasindo
Elfi zariati .2006. Pembelajaran Kooperatif. IKIP Padang Press
ETIK (2000). Penelitian Tindakan Kelas (PTK), Pemberian Hand Out sebelum proses
Belajar Mengajar : Universitas terbuka
Grusyan. A thabrani (1989) Pendekatan Proses belajar Mengajar, Bandung Remaja Karya
Jusuf,Djajadi sastra 1993 Metode-metode mengajar.Bandung Bumi Aksara.
Roesfiyah (2012) Teknil-teknik penyajian dalam pembelajaran Jakarta.Gramedia
Sudjana (2012). Teknik-Teknik Diskusi, Jakarta,Gramedia