Anda di halaman 1dari 11

Penggunaan Media Diorama untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA

PENGGUNAAN MEDIA DIORAMA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA


TENTANG DAUR AIR SISWA DI SEKOLAH DASAR

Reni Anggraeni
PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya, (renianggraeni.anggraeni69@gmail.com)

Farida Istianah
PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya

Abstrak
Penelitian dilatar belakangi masalah siswa yang kurang memahami materi sehingga hasil belajar yang
diperoleh kurang maksimal. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan bertujuan untuk
mendeskripsikan aktivitas guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa. PTK dilaksanakan dengan
menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Teknik pengumpulan data berupa observasi dan tes. Hasil
penelitian berupa observasi aktivitas guru pada siklus I sebesar 70,94% dan pada siklus II sebesar 83,33%.
Hasil penelitian observasi aktivitas siswa pada siklus I sebesar 65,00% dan pada siklus II sebesar 82,50%.
Dan hasil penelitian hasil belajar kognitif siswa pada siklus I sebesar 71,05% dan pada siklus II sebesar
81,57%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan media diorama dapat meningkatkan hasil belajar
IPA tentang daur air siswa kelas V SDN Gempolsari Tanggulangin.
Kata Kunci: diorama, hasil belajar, daur air

Abstract
The research exposed to the problem of students that lack understanding of the materials so that the
results of the study are obtained haven’t maximum yet. Class Action Research (CAR) implemented aims
to describe the activity of the teacher, student activities, and student learning outcomes. Classroom
Action Research is implemented by using a quantitive descriptive method. Data collection techniques in
the form of observation and tests. Research results in the form of teacher activity observation on cycle I
of 70.94% and cycle II of 83.33%. Observation results of research activities of students in cycle I of
65.00% and cycle II of 82.50%. And cognitive learning outcomes research results of students in cycle I of
71.05% and cycle II of 81.57%. It can be concluded that the use of the dioramas can improve the results
of learning science on water cycle grade V State of Elementary School Gempolsari Tanggulangin.
Keywords: dioramas, learning outcomes, water cycle

PENDAHULUAN karakteristik IPA ini dapat menjadi dampak bagi proses


Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan suatu riset pembelajaran IPA di sekolah.
hasil dari pemikiran dan penyelidikan manusia tentang Pembelajaran IPA di sekolah bisa dijadikan sarana
objek dan peristiwa alam melalui suatu eksperimen untuk peserta didik dalam mengeksplorasi dan
dengan menggunakan metode ilmiah. Metode ilmiah memahami kondisi lingkungan. Cakupan pembelajaran
dalam IPA merupakan langkah-langkah yang dilakukan IPA di sekolah dasar bukan hanya berupa fakta tetapi
seseorang dalam memperoleh pengetahuan. Pengetahuan juga cara mendapatkan fakta-fakta tersebut dengan
ini berupa suatu teori yang diperoleh berdasarkan gejala- menggunakan pengetahuan dasar IPA. Belajar IPA
gejala alam. merupakan proses aktif yang dilakukan oleh siswa.
Ilmu Pengetahuan Alam memiliki ciri-ciri khusus Keaktifan belajar IPA terdapat pada keaktifan fisik dan
atau karakteristik sebagai suatu disiplin ilmu yaitu adanya keaktifan berpikir siswa menurut pendapat NRC (dalam
fakta-fakta yang disusun secara sistematis sehingga dapat Julianto, 2011).
dengan mudah dimengerti dan dipahami menurut Menurut Djojosoediro (2010) dalam pendekatan dan
Prawirohartono (dalam Julianto, 2011). Berdasarkan isi kurikulum satuan tingkat pendidikan dasar dan
karakteristiknya, selain menguasai dan memahami suatu menengah, pembelajaran di sekolah menekankan pada
fakta, konsep, dan prinsip, IPA juga mengharuskan kegiatan siswa yang mana metode ini akan lebih efektif
adanya proses penemuan. Dimana proses penemuan ini untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan siswa.
akan membuat siswa untuk bisa lebih memahami Hal ini pula sesuai dengan konsep belajar pada IPA.
karakteristik dalam IPA. Pemahaman mengenai
JPGSD Vol. 05 No.03 Tahun 2017

Pembelajaran IPA di sekolah mengaitkan peserta Untuk mengatasi hal tersebut, peneliti berkolaborasi
didik dalam kegiatan ekperimen yang mengarah kepada dengan guru kelas V SDN Gempolsari Tanggulangin
pembelajaran berbasis inkuiri, baik hubungan yang untuk melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas. Adapun
dilakukan antarsiswa maupun dengan guru. Pembelajaran solusi yang diajukan oleh penulis yaitu menggunakan
IPA di sekolah merupakan pembelajaran yang terfokus media diorama dalam pembelajaran IPA materi daur air.
pada peserta didik dan mementingkan pada belajar aktif. Media diorama dipilih karena merupakan media alternatif
Sehubungan dengan pentingnya pembelajaran IPA, dan kreatif yang digunakan dalam pembelajaran IPA
maka guru diharapkan untuk berupaya melakukan hususnya materi daur air. Sehingga siswa lebih mudah
berbagai usaha untuk meningkatkan kualitas memahami materi dan lebih tertarik dalam pembelajaran
pembelajaran yang dikelola. Guru hendaknya IPA.
memberikan pembelajaran yang menarik minat siswa Sudjana (2013: 170) menyatakan bahwa diorama
baik dengan menggunakan model, metode, maupun adalah gambaran yang berbentuk tiga dimensi dalam
media pembelajaran yang serasi dengan karakter siswa. ukuran kecil yang menunjukkan gambaran fenomena
Namun, masih dapat kita jumpai pembelajaran di kelas sederhana. Diorama berisi kerangka atau bahan yang
terutama mata pelajaran IPA yang masih menerapkan diletakkan di atas area dengan background sebuah potret
proses pembelajaran yang belum inovatif bahkan ada atau gambar sesuai dengan penyampaian. Media diorama
pula pembelajaran yang masih terfokus pada guru. ini didukung dengan bahan-bahan yang bervariasi, karena
Pada kenyaatan kegiatan pembelajaran yang ada bahan-bahan berbentuk tiga dimensi dalam ukuran
dilakukan di SDN Gempolsari melalui diskusi dengan mini.
guru kelas V yang dilakukan pada hari Rabu, 15 Maret Kelebihan dari media diorama ini menurut Subana
2017 diperoleh informasi bahwa kegiatan pembelajaran (2009: 330) yaitu memakai bahan sederhana dan mudah
belum berhasil dan masih belum mendekati tujuan didapat, bisa dipakai berulang-ulang, menggambarkan
pembelajaran yang diharapkan. Dalam pembelajaran, keadaan sesungguhnya, dan memperlihatkan sesuatu yang
khususnya IPA masih ditemui permasalahan yang sebenarnya sulit untuk dilihat. Siswa dapat mengamati
dihadapi oleh guru maupun siswa. Permasalahan ini secara langsung diorama yang telah dibuat guru. Hasil
khususnya terdapat pada materi daur air. Sebagian besar pengamatan siswa menekankan siswa untuk berpikir
siswa kurang memahami materi daur air. Hal ini secara kritis mengenai materi yang disampaikan oleh
dikarenakan pembelajaran IPA materi daur air, guru guru.
memberikan pembelajaran dengan menggunakan media Dengan adanya media yang tepat dan menarik, maka
yang bersifat sederhana berupa gambar dan penggunaan akan tercipta pembelajaran yang menyenangkan dan lebih
media tersebut membuat siswa kurang tertarik dan kurang memudahkan siswa memahami materi sehingga tujuan
memahami materi. pembelajaran pada kompetensi dasar mendeskripsikan
Permasalahan tersebut di atas juga terlihat dari hasil daur air akan tercapai dan siswa memperoleh hasil belajar
belajar siswa kelas V SDN Gempolsari Tanggulangin dengan maksimal.
yang berjumlah 38 siswa. Data nilai Kriteria Ketuntasan Maka dari itu, dari beberapa uraian di atas, peneliti
Minimal (KKM) siswa kelas V SDN Gempolsari bermaksud untuk melakukan penelitian dengan judul
Tanggulangin pada mata pelajaran IPA adalah 76. Siswa “Penggunaan Media Diorama untuk Meningkatkan Hasil
yang memperoleh nilai di atas Kriteria Ketuntasan Belajar IPA tentang Daur Air Siswa Kelas V SDN
Minimal (KKM) adalah 20 siswa, sedangkan siswa yang Gempolsari Tanggulangin”.
mendapat nilai di bawah KKM sebanyak 18 siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Mendeskripsikan
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa siswa yang aktivitas guru dalam menggunakan media diorama untuk
mencapai ketuntasan belajar hanya 47,36%. Sehingga meningkatkan hasil belajar siswa kelas V pada mata
hasil belajar yang dicapai oleh siswa berada di bawah pelajaran IPA tentang daur air di SDN Gempolsari
KKM yang ditentukan. Tanggulangin. (2) Mendeskripsikan aktivitas siswa dalam
Selanjutnya dilakukan observasi di kelas. Hasil menggunakan media diorama untuk meningkatkan hasil
observasi menunjukkan bahwa kurangnya kemampuan belajar siswa kelas V pada mata pelajaran IPA tentang
siswa dalam mencapai KKM pada pembelajaran IPA daur air di SDN Gempolsari Tanggulangin. (3)
khususnya materi daur air. Adapun penyebab dari Mendeskripsikan hasil belajar IPA materi daur air pada
masalah ini yaitu guru belum memiliki media siswa kelas V SDN Gempolsari Tanggulangin dengan
pembelajaran yang tepat sebagai alat peraga pendukung menggunakan media diorama.
dalam pembelajaran IPA materi daur air. Kustandi (2011) menyatakan bahwa media
pembelajaran adalah alat yang digunakan sebagai
Penggunaan Media Diorama untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA

pendukung dalam proses belajar mengajar sehingga Media diorama dalam penelitian ini, bentuknya
makna yang disampaikan dapat sesuai dengan tujuan menyerupai diorama yang menunjukkan suatu
pembelajaran. Menurut Heinich (dalam Arsyad, 2011: 4), pemandangan tentang bagaimana siklus air di alam. Di
media pembelajaran adalah alat penghubung yang dalam diorama, terdapat komponen-komponen yang
menyampaikan informasi pengajaran kepada sumber dan sekaligus menjelaskan proses daur air. Tujuan
penerima. Dari beberapa pendapat tersebut dapat penggunaan media diorama dalam penelitian ini yaitu
dinyatakan bahwa media pembelajaran adalah alat yang untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
membantu proses belajar mengajar yang membawa Adapun IPA untuk anak Sekolah Dasar, Paolo dan
informasi pembelajaran sehingga dapat tercapai tujuan Marten dalam Samatowa (2011:5) mendefinisikannya
pembelajaran yang baik dan benar. Media pembelajaran sebagai berikut: mengamati sesuatu, mencoba hasil
digunakan agar siswa lebih mudah dan cepat memahami pengamatan, dan meramalkan hipotesis serta menguji
materi pembelajaran serta dapat meningkatkan minat coba hipotesis. Paolo dan Merten menegaskan bahwa
siswa dalam pembelajaran tersebut. dalam IPA adanya kegiatan dimana saat gagal kita tidak
Kustandi dan Bambang (2011: 58) menyatakan bahwa menyerah melainkan mencoba dan mengulangi lagi
diorama adalah uraian suatu kejadian yang bersejarah sampai berhasil.
maupun tidak yang disuguhkan dalam bentuk dan ukuran Pembelajaran IPA sangat penting diajarkan di sekolah
yang kecil. Diorama lebih menekankan kepada makna dasar. Alasan mengapa IPA perlu diajarkan di sekolah
yang disampaikan dalam uraian visual. Sudjana dan Rivai dasar menurut Usman Samatowa (2011: 3-4), yaitu: (1)
(2010: 170) menyatakan bahwa diorama adalah gambaran IPA merupakan dasar teknologi yang bermanfaat bagi
berbentuk tiga dimensi yang memiliki tujuan untuk suatu bangsa. (2) IPA merupakan mata pelajaran yang
memperlihatkan kondisi yang sebenarnya. Diorama terdiri mengharuskan untuk berpikir secara kritis. (3) IPA bukan
atas bentuk-bentuk atau objek-objek diletakkan di suatu hanya materi yang harus dihafal melainkan juga
alas dengan latar belakang gambar yang sesuai. Menurut dibuktikan dengan adanya percobaan. (4) IPA juga
Munadi (2010: 109) diorama adalah lukisan dalam bentuk memiliki kemampuan untuk membentuk karakter siswa
tiga dimensi dalam ukuran mini yang menunjukkan suatu dalam kesehariannya. Dari pendapat tersebut, dapat
kejadian. Media diorama menggunakan benda-benda tiga diketahui bahwa IPA yang diajarkan pada siswa terutama
dimensi dalam ukuran yang mini sebagai tambahan di usia sekolah dasar sangat penting untuk kebutuhan
seperti orang-orangan, hewan, dan tumbuhan. siswa di kehidupan sekarang maupun masa depan.
Dari beberapa pengertian para ahli, dapat disimpulkan Belajar diartikan oleh Woolfolk (dalam Taufiq, 2011)
bahwa diorama merupakan gambaran yang berbentuk tiga sebagai perubahan karakter manusia akibat adanya
dimensi dalam ukuran kecil yang menjelaskan tentang pengalaman tertentu. Menurut Anita, belajar terjadi
keadaan dari fenomena sebenarnya. apabila seseorang atau individu mengalami perubahan
Diorama sebagai media pembelajaran dijelaskan oleh karakter dan pengetahuan yang relatif konstan akibat dari
Sanaky (2013: 133) terutama berfungsi untuk mata pengalaman yang pernah dilakukan. Syamsudin (dalam
pelajaran ilmu bumi (IPA), ilmu hayat, sejarah, bahkan Taufiq, 2011) mengartikan bahwa belajar adalah suatu
diusahakan untuk berbagai mata pelajaran lainnya. proses yang dialami oleh individu untuk merubah karakter
Sehingga dapat disimpulkan bahwa media diorama dapat dari individu tersebut. Dari pendapat para ahli, dapat
digunakan untuk hampir semua mata pelajaran. disimpulkan bahwa belajar adalah kegiatan atau
Kelebihan yang dimiliki oleh media tiga dimensi pengalaman yang dilakukan individu sehingga
tentunya dimiliki oleh diorama. Kustandi dan Bambang menghasilkan perubahan pengetahuan dan karakter
(2013: 50) menambahkan bahwa diorama lebih seseorang.
menekankan kepada isi pesan dari gambaran visual atau Belajar diajukan sebagai perubahan perilaku manusia
tokoh dan lebih hidup. dari segi pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan
Kelemahan diorama adalah tidak bisa meraih objek keterampilan (psikomotor). Perubahan-perubahan dalam
dalam jumlah yang luas, perlu ruang yang cukup luas ketiga aspek tersebut akan menjadi hasil dari tercapainya
untuk tempat penyimpanan dan perawatannya susah. proses belajar. Perubahan yang diakibatkan dari hasil
Namun kekurangan tersebut dapat diatasi dengan belajar akan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
membuat diorama yang lebih sederhana dan tidak terlalu dicapai. Sehingga hasil belajar yang diperoleh dapat
besar sehingga dapat disesuaikan dengan jumlah siswa. berupa hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotor.
Untuk menghindari kesulitan perawatan, sebaiknya Hasil belajar digunakan untuk mengukur kemampuan
diorama bisa dibuat tertutup sehingga tidak mudah kotor. seseorang dalam menguasai materi yang sudah diajarkan.
Untuk melihat hasil belajar diperlukan alat ukur berupa
JPGSD Vol. 05 No.03 Tahun 2017

serangkaian evaluasi yang baik dan sesuai. Hasil belajar mengalir di sungai menuju laut. Proses inilah yang
adalah suau perubahan dari sikap dan perilaku manusia dinamakan daur air.
(Winkel dalam Purwanto, 2011: 45). Dengan
memerhatikan beberapa teori, dapat disimpulkan bahwa METODE
hasil belajar adalah perubahan perilaku peserta didik Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan
akibat dari adanya proses belajar. Perubahan perilaku jenis penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK),
terwujud dari cara siswa menguasai materi yang diberikan karena penelitian ini berawal dari permasalahan yang
dalam suatu pembelajaran. ditemui dalam pembelajaran di kelas. Permasalahan yang
Menurut Musfiqon (2012: 8) ada dua faktor yang ditemui yaitu siswa belum memperoleh hasil belajar yang
mempengaruhi hasil belajar, yaitu faktor dari dalam diri mencapai KKM dalam pembelajaran IPA materi daur air.
siswa dan faktor dari luar diri siswa. Faktor dari dalam Wardhani (2010) berpendapat bahwa penelitian tindakan
diri siswa meliputi kondisi fisik siswa, kondisi psikologis merupakan penelitian dalam aspek kemasyarakatan yang
siswa serta kemampuan siswa tersebut. Sedangkan faktor memerlukan refleksi sebagai suatu prosedur, dilakukan
dari luar siswa berasal dari lingkungan siswa itu sendiri. oleh seseorang yang berpartisipasi di dalamnya, serta
Kondisi lingkungan sangat mempengaruhi proses dan memiliki tujuan untuk memperbaiki segala aspek.
hasil belajar siswa. Hasil belajar akan diperoleh dengan Penelitian tindakan kelas ini digunakan oleh guru dalam
baik apabila siswa memiliki kondisi yang baik, baik kelasnya sendiri melalui sebuah refleksi dengan maksud
kondisi dari dalam diri maupun dari lingkungan sekitar. memperbaiki cara kerja guru tersebut sehingga diperoleh
Suatu hasil belajar dikatakan optimal apabila kinerja hasil belajar siswa yang meningkat.
guru yang mendukung secara maksimal dalam Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas
pembelajaran. Kinerja guru merupakan kegiatan yang dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif.
dilakukan oleh guru sebagai kewajiban dalam tugasnya. Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, maka
Kinerja guru dinilai dengan tujuan menentukan seberapa penelitian menggunakan model penelitian dari Kemmis
baik kemampuan guru dalam suatu pembelajaran. Kinerja dan Taggart, yaitu bentuk spiral dari siklus satu ke siklus
seorang guru dikatakan berhasil menurut Prawirosentono berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana),
(dalam Wahyudi, 2012: 130) apabila dipengaruhi action (tindakan) dan observation (pengamatan), dan
beberapa faktor diantaranya efektivitas dan efisiensi, reflection (refleksi).
wewenang, disiplin, dan inisiatif. Kinerja seorang guru Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN
dalam pembelajaran diterapkan guna membangun Gempolsari Tanggulangin yang berjumlah 38 siswa.
peningkatan tugas dan tanggung jawab guru dalam Lokasi penelitian yaitu di SDN Gempolsari yang terletak
menjalankan peran serta berpikir aktif dan kreatif serta di desa Gempolsari, kecamatan Tanggulangin, kabupaten
inovatif. Sidoarjo.
Siswa SD memiliki karakter yang beragam menurut Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam
Sumantri dan Syaodih (2006) sesuai dengan pandangan penelitian ini adalah teknik observasi dan tes. Instrumen
piaget bahwa seorang siswa SD memiliki karakter yang pengumpulan data yang digunakan adalah Lembar
senang bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam Observasi Aktivitas Guru untuk mencari data tentang
kelompok, dan senang merasakan atau memperagakan aktivitas guru selama pembelajaran, Lembar Observasi
sesuatu secara langsung. Aktivitas Siswa untuk mencari data tentang aktivitas
Daur air atau siklus hidrologi adalah urutan perubahan siswa selama pembelajaran, serta Lembar Tes untuk
wujud air yang terjadi secara terus-menerus dan berulang- mengukur kemampuan siswa aspek kognitif dalam
ulang. Proses daur air dimulai dengan kondensasi, menerima pembelajaran dengan menggunakan media
presipitasi, evaporasi, dan transpirasi. Matahari sebagai diorama.
sumber energi merupakan motor penggerak utama Dalam menganalisis observasi aktivitas guru dan
terjadinya daur air. siswa keterlaksanaan pembelajaran, digunakan rumus
Air yang ada di laut, sungai, dan danau akan menguap sebagai berikut:
akibat panas dari sinar matahari. Air yang telah menguap
menjadi uap air akan naik ke angkasa menjadi awan.
Awan yang berada di angkasa akan membeku kemudian Keterangan:
membentuk butiran-butiran air. Butiran-butiran air akan P : Persentase aktivitas guru dan siswa
jatuh ke bumi sebagai hujan. Air hujan akan kembali
: Banyaknya aktivitas guru/siswa yang muncul
diserap ke dalam tanah dan sebagaian lagi akan kembali
: Jumlah keseluruhan aktivitas
Penggunaan Media Diorama untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA

(Winarsunu, 2009) siswa pada materi daur air dengan menggunakan media
Tingkat keberhasilan ditentukan dengan menggunakan diorama pada mata pelajaran IPA serta data hasil
kriteria penilaian sebagai berikut: observasi guru dan siswa dalam pembelajaran daur air
80% - 100% = baik sekali dengan menggunakan media diorama. Tindakan siklus II
66% - 79% = baik merupakan perbaikan dari adanya kekurangan pada siklus
56% - 65% = cukup I.
40% - 55% = kurang baik Pada siklus I diawali dengan terlebih dahulu peneliti
>40% = tidak baik melakukan observasi awal untuk mengidentifikasi
Setelah siswa mengerjakan lembar evaluasi yang masalah yang terjadi dalam pembelajaran di kelas V SDN
diberikan oleh guru, maka hasil pekerjaan siswa akan Gempolsari Tanggulangin. Kegiatan selanjutnya adalah
dianalisis menggunakan rumus sebagai berikut: peneliti melakukan perencanaan penelitian. Rencana
pembelajaran siklus I dilaksanakan di kelas V SDN
Gempolsari Tanggulangin. Pada pelaksanaan
Analisis tes hasil belajar digunakan untuk mengetahui pembelajaran, peneliti bersama guru berkolaborasi
ketuntasan belajar klasikal, rumus yang dipakai yaitu: mempersiapkan scenario pembelajaran yang sudah
direncanakan dalam RPP. Sedangkan peneliti beserta
teman sejawat (observer) bertugas mengamati kegiatan
Tingkat keberhasilan ditentukan dengan menggunakan pembelajaran dari awal hingga selesai. Materi yang
kriteria penilaan sebagi berikut: diberikan yaitu daur air. Tujuan pembelajaran adalah
≥80% = sangat tinggi dengan diberikan media diorama, siswa mampu
60% - 79% = tinggi menjelaskan proses daur air secara runtut dan benar.
40% - 59% = sedang Rencana penellitian yang dilakukan oleh peneliti
20% - 39% = rendah meliputi: menganalisis kurikulum, menyusun perangkat
<20% = sangat rendah pembelajaran, menyiapkan media dan sumber belajar,
(Aqib, 2011:41) menyusun instrumen penelitian, melakukan validasi
KKM SDN Gempolsari Tanggulangin untuk media dan perangkat pembelajaran, membuat jadwal
pembelajaran IPA adalah 76. Oleh karena itu peneliti pelaksanaan pembelajaran, dan menentukan observer.
menyusun indikator keberhasilan sebagai berikut: Pelaksanaan penelitian pada Siklus I dilaksanakan
Penelitian dikatakan berhasil apabila persentase data hasil pada tanggal 5 April 2017 dengan waktu pelaksanaan
observasi aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran adalah dua jam pelajaran (2 × 35 menit) mulai pukul
mencapai keberhasilan ≥ 80%, Penelitian dikatakan 10.00 – 11.10 WIB. Pada pelaksanaan penelitian ini
berhasil apabila persentase data hasil observasi aktivitas peneliti berkolaborasi guru dalam perencanaan dan
siswa dalam kegiatan pembelajaran mencapai pelaksanaan tindakan. Sedangkan observasi atau
keberhasilan ≥ 80%, Siswa dinyatakan tuntas belajar, jika pengamatan dilakukan oleh dua observer yaitu peneliti
memperoleh nilai KKM yang telah ditentukan yaitu ≥ 80 dan teman sejawat. Pelaksanaan pembelajaran siklus I
dengan ketuntasan mencapai ≥ 80% dari keseluruhan dilaksanakan dengan langkah-langkah pembelajaran yang
siswa. sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Dari tindakan pembelajaran siklus I, peneliti mulai
HASIL DAN PEMBAHASAN mengolah data pembelajaran. Peneliti melakukan refleksi
Pada bagian ini akan disajikan laporan pelaksanaan dengan dibantu oleh teman sejawat. Dari hasil refleksi,
penelitian penggunaan media diorama untuk peneliti menemukan kendala dalam pelaksanaan
meningkatkan hasil belajar IPA tentang daur air siswa pembelajaran pada siklus I. Kendala yang dihadapi
kelas V SDN Gempolsari Tanggulangin dan temuan- selama pembelajaran siklus I yaitu pada saat pengamatan
temuan penelitian dari hasil tindakan pada setiap siklus media diorama dimana hanya perwakilan dari setiap
serta pembahasannya. Data yang diperoleh dari penelitian kelompok yang mengamati sehingga membuat siswa
ini berupa data hasil observasi aktivitas guru dan siswa masih belum memahami secara benar mengenai proses
serta data hasil belajar siswa pada aspek kognitif. daur air. Selain itu hasil pekerjaan kelompok belum
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, dimana terapresiasi secara keseluruhan.
setiap siklusnya terdiri dari satu pertemuan. Adapun Dari hasil refleksi siklus I, ternyata hasil belajar siswa
uraian dari setiap siklus meliputi tahap perencanaan, masih banyak yang di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan
tindakan dan pengamatan, dan tahap refleksi. Minimal). Meskipun hasil evaluasi akhir ada
Tujuan dari pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus peningkatan. Sedangkan kelebihan dari pelaksanaan
II adalah untuk memperoleh data tentang hasil belajar
JPGSD Vol. 05 No.03 Tahun 2017

pembelajaran siklus I antara lain siswa sangat antusias yang ditentukan sekolah adalah ≥ 80 dengan persentase
terhadap media diorama daur air yang telah disediakan keberhasilan 80% dari keseluruhan siswa kelas V.
dan dengan adanya media diorama siswa merasa terbantu Pembahasan hasil penelitian yang akan disajikan
dalam memahami materi daur air. Dari hasil refleksi meliputi hasil observasi aktivitas guru, hasil observasi
siklus I, kendala-kendala yang dihadapi dalam siklus I aktivitas siswa, dan hasil belajar kognitif siswa.
akan diperbaiki pada siklus II.
Aspek pertama yang akan dibahas adalah mengenai
Pada tahap pembelajaran siklus II, kegiatan
hasil observasi aktivitas guru selama pembelajaran siklus I
pembelajaran didasarkan pada kendala yang terjadi
dan siklus II. Data aktivitas guru selama pembelajaran
selama pelaksanaan pembelajaran siklus I. Pada siklus II,
disajikan dalam tabel sebagai berikut:
guru akan lebih memotivasi dan membangkitkan
semangat siswa dalam pembelajaran. Untuk itu, peneliti Tabel 1 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I
melakukan langkah-langkah perbaikan. Perbaikan ini No Aspek yang dinilai Persentase
diharapkan dapat lebih meningkatkan pemahaman siswa 1 Guru mengajak siswa berdo’a dan 100%
dalam pembelajaran daur air. Dalam pelaksanaannya memberi salam
peneliti berkolaborasi dengan guru kelas untuk 2 Guru mengecek kehadiran siswa. 87,5%
melaksanakan scenario pembelajaran. 3 Guru melakukan apersepsi untuk 100%
Pelaksanaan penelitian pada Siklus II dilaksanakan mengarahkan siswa.
pada tanggal 13 April 2017 dengan waktu pelaksanaan 4 Guru menyampaikan tujuan 75%
adalah dua jam pelajaran (2 × 35 menit) mulai pukul pembelajaran yang akan dipelajari
10.00 – 11.10 WIB. Pelaksanaan pembelajaran siklus II 5 Guru menyampaikan materi daur air 100%
dilaksanakan dengan langkah-langkah pembelajaran yang dengan bantuan media diorama.
sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). 6 Guru menjelaskan proses daur air 87,5%
Dari tindakan perbaikan pembelajaran siklus II, dengan media diorama
peneliti mulai mengolah data yang diperoleh pada 7 Guru membagi siswa menjadi empat 87,5%
pembelajaran. Peneliti melakukan refleksi dengan kelompok
dibantu oleh guru dan teman sejawat. Berdasarkan hasil 8 Guru membagikan lembar kerja 100%
pengamatan tentang penggunaan media diorama siklus II, 9 Guru meminta siswa untuk 75%
menggambarkan proses daur air
secara keseluruhan sudah berjalan dengan baik dan
10 Guru membimbing dan mengarahkan 87,5%
lancar. Terdapat peningkatan dari siklus I walaupun tidak
kelompok yang kesulitan
semua aktivitas mendapat penilaian sangat baik.
11 Guru meminta setiap kelompok 75%
Antusiasme siswa lebih meningkat dalam mengikuti
berdiskusi
pembelajaran. Hal ini dikarenakan siswa tertarik dengan 12 Guru meminta siswa 37,5%
bahan diskusi serta materi yang diberikan oleh guru mempresentasikan hasil kerja
berkaitan dengan lingkungan sekitar dan kehidupan kelompok
sehari-hari. 13 Guru memberikan penghargaan 37,5%
Secara rinci, hasil pengamatan selama kegiatan 14 Guru meminta siswa mengerjakan 87,5%
pembelajaran di siklus II yaitu aktivitas guru dalam lembar penilaian kognitif.
menggunakan media diorama secara keseluruhan sudah 15 Guru menyimpulkan materi. 87,5%
mendapat kriteria sangat baik. Hal ini dapat terlihat dari 16 Guru memberikan pesan moral. 37,5%
aktivitas guru pada pembelajaran telah terlaksana dengan 17 Pemberian tugas (PR) 37,5%
urut dan baik. Sehingga pembelajaran pada siklus II dapat 18 Guru mengajak siswa berdo’a 100%
dikatakan berhasil. 19 Guru mengucapkan salam penutup 100%
Refleksi dilakukan berdasarkan data yang diperoleh Jumlah 78,94%
dari hasil observasi aktivitas guru, aktivitas siswa
maupun hasil belajar kognitif siswa. Hasil yang diperoleh Berdasarkan hasil analisis, keterlaksanaan aktivitas
menunjukkan adanya peningkatan yang cukup baik dan guru pada pembelajaran siklus I telah dilaksanakan
signifikan sehingga perbaikan pembelajaran cukup dengan persentase 78,94% dengan artian persentase
sampai siklus II. tersebut mendapat kategori baik. Namun pada
Hal ini berarti perbaikan pembelajaran yang pembelajaran siklus I, ada beberapa aspek dalam
dilakukan peneliti telah berhasil karena dari keseluruhan keterlaksanaan aktivitas guru yang belum terlaksana.
siswa yang berjumlah 38 telah mencapai ketuntasan Aspek tersebut antara lain: guru meminta siswa untuk
sebesar 81,57%. Sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal mempresentasikan hasil kerja kelompok, guru
memberikan penghargaan, guru memberikan pesan moral,
Penggunaan Media Diorama untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA

dan pemberian tugas (PR). Aspek yang tidak terlaksana 17 Guru dan siswa bersama-sama
100%
ini mendapatkan skor rata-rata masing-masing 1,5. Hal ini menyimpulkan materi.
membuktikan bahwa persentase keterlaksanaan belum 18 Guru memberikan pesan moral.
50%
terlaksana sesuai dengan indikator yang telah ditentukan. 19 Pemberian tugas (PR)
50%
Selanjutnya dilakukan analisis persentase ketercapaian Guru mengajak siswa berdo’a
20
aktivitas guru pada pembelajaran siklus I. Hasil 100%
perhitungan persentase rata-rata ketercapaian guru pada 21 Guru mengucapkan salam penutup.
100%
pembelajaran siklus I diperoleh sebesar 78,94%. Jumlah
83,33%
Selanjutnya, apabila disesuaikan dengan kriteria
ketercapaian yang telah ditentukan, maka persentase
Berdasarkan hasil analisis, aktivitas guru pada
ketercapaian aktivitas guru pada pembelajaran siklus I
pembelajaran siklus II memperoleh persentase 83,33%
berada dalam kategori baik. Namun kegitan pembelajaran
dengan artian persentase tersebut mendapat kategori
pada siklus I dapat dikatakan belum berhasil karena belum
sangat baik. Sehingga aktivitas guru pada pembelajaran
mencapai indikator dari peneliti yaitu ≥ 80%.
siklus II dapat dikatakan berhasil karena sudah mencapai
Setelah menganalisis lembar hasil observasi aktivitas
≥ 80%.
guru maka aspek yang perlu ditingkatkan yaitu pada saat
Hasil persentase pada pembelajaran siklus I dan siklus
guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil kerja
II mengalami peningkatan dikarenakan guru sudah
di depan kelas dan memberikan penghargaan atas hasil
melaksanakan pembelajaran dengan perbaikan yang telah
kerja siswa.
direncanakan berdasarkan hasil refleksi siklus I.
Sehingga selanjutnya dilaksanakan observasi aktivitas
Hampir semua aktivitas dalam aktivitas guru
guru pada pembelajaran siklus II. Data aktivitas guru
mengalami peningkatan, kecuali pada aktivitas guru
dalam pembelajaran siklus II akan disajikan dalam tabel
mengajak siswa berdo’a dan memberi salam mengalami
sebagai berikut:
persentase pada siklus I ke siklus II dari 100% menjadi
87,5%, guru melakukan apersepsi mengalami penurunan
Tabel 2 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II
persentase dari 100% menjadi 75%, dan guru
No Aspek yang dinilai Persentase
membagikan LKS dengan persentase pada siklus I dan
1 Guru mengajak siswa berdo’a dan
memberi salam
87,5% siklus II mengalami penurunan persentase dari 100%
2 Guru mengecek kehadiran siswa. menjadi 87,5%. Selain itu aktivitas guru tidak mengalami
87,5% peningkatan pada aktivitas guru mengecek kehadiran
3 Guru melakukan apersepsi untuk
siswa dengan persentase sebesar 87,5%, guru
75%
mengarahkan siswa.
4 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran menyampaikan tujuan dengan persentase sebesar 75%,
75% guru membimbing dan mengarahkan kelompok dengan
yang akan dipelajari
5 Guru memberikan motivasi kepada siswa. persentase sebesar 87,5%, guru mengajak siswa berdo’a
75%
dengan persentase sebesar 100%, dan guru mengucapkan
6 Guru meminta siswa bersama kelompok
75% salam penutup dengan persentase sebesar 100%. Hal ini
mengamati media.
7 Guru menyampaikan kembali materi menunjukkan bahwa ada beberapa aspek perolehan
100%
persentase yang menetap pada siklus I dan siklus II.
8 Guru menjelaskan macam-macam kegiatan
75% Perbandingan hasil observasi aktivitas guru pada
manusia yang dapat mempengaruhi daur
air siklus I dan siklus II dapat disajikan dalam diagram
9 Guru membagi siswa menjadi empat sebagai berikut:
100%
kelompok
10 Guru membagikan LKS
87,5%
11 Guru meminta siswa untuk mencari
75%
informasi
12 Guru membimbing dan mengarahkan
87,5%
kelompok
13 Guru meminta setiap kelompok
100%
melengkapi tabel diskusi
14 Guru meminta setiap kelompok untuk
75%
mempresentasikan hasil kerja
15 Guru memberikan penghargaan
75%
16 Guru meminta siswa mengerjakan lembar
100%
penilaian kognitif
JPGSD Vol. 05 No.03 Tahun 2017

sehingga dapat menunjukkan keberhasilan penelitian yaitu


dalam menggunakan media diorama. Namun, pada
pembelajaran siklus II, masih ada aspek dalam aktivitas
guru yang belum terlaksana. Aspek tersebut antara lain:
guru memberikan pesan moral dan pemberian tugas (PR).
Aspek ini tidak terlaksana dikarenakan guru pada saat itu
telah menyelesaikan materi yang diajarkan berupa daur air
dan pengaruh kegiatan manusia terhadap daur air.
Sehingga pada pembelajaran berikutnya dimulai dengan
materi yang diajarkan oleh guru tersebut. Sedangkan pada
pembelajaran siklus II, ada beberapa aspek yang juga
mendapatkan skor bagus yaitu pada aspek guru
menyampaikan kembali materi sebelumnya. Hal ini
mendapatkan skor sangat baik karena dalam penyampaian
kembali materi guru menjelaskan dengan sangat jelas
Diagram 1 Data Hasil Observasi Aktivitas Guru sehingga membuat siswa dapat memahami penjelasan
Siklus I dan Siklus II guru. Selain itu, guru juga lebih memaksimalkan
penggunaan media diorama yang disajikan.
Dari diagram 1, dapat dilihat bahwa terdapat Ketercapaian suatu pembelajaran diperoleh atas
peningkatan aktivitas guru pada siklus I dan siklus II. kinerja guru yang maksimal dalam pembelajaran IPA
Pada siklus I, hasil observasi sudah mendapat kategori dengan menggunakan media diorama. Hal ini telah
baik. Namun, ada beberapa aspek yang perlu ditingkatkan menunjukkan bahwa guru telah melakukan kinerjanya
yaitu pada aspek guru meminta siswa untuk dengan cukup baik sesuai dengan faktor-faktor yang
mempresentasikan hasil kerja dan mengapresiasi hasil mempengaruhi kinerja guru seperti yang dikemukakan
kerja siswa. Aspek tersebut dianggap perlu ditingkatkan oleh Prawirosentono (dalam Wahyudi, 2012: 130).
karena guru kurang memberi apresiasi terhadap hasil Dengan demikian, media diorama dikatakan sesuai untuk
pekerjaan siswa. Hal ini dapat terlihat bahwa selesai digunakan karena media diorama dapat menjadi alternatif
mengerjakan lembar kegiatan siswa, guru melanjutkan media dan membantu kinerja guru dalam menyampaikan
kegiatan pembelajaran dengan mengerjakan lembar materi pembelajaran dan pembelajaran menjadi lebih
evaluasi atau lembar penilaian kognitif. Dari beberapa maksimal.
kekurangan aspek dalam siklus I, terdapat beberapa aspek Aspek kedua yang akan dibahas adalah mengenai hasil
yang dinilai bagus yaitu aspek guru melakukan apresiasi observasi aktivitas siswa selama pembelajaran siklus I dan
untuk mengarahkan siswa. Aspek tersebut dinilai bagus siklus II. Data aktivitas siswa selama pembelajaran
karena guru pada saat melakukan apresiasi dengan disajikan dalam tabel berikut:
memberikan pertanyaan-pertanyaan yang membuat siswa
untuk dapat berpikir secara kritis dalam menjawab selain Tabel 3 Data Aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus II
itu, guru juga membangkitkan semangat dan aktivitas Persentase
siswa sebelum memulai pembelajaran. Selain itu, pada No. Aspek yang dinilai Siklus Siklus
aspek guru menyampaikan materi daur air dengan bantuan I II
media diorama juga dinilai bagus karena guru pada saat 1. Mempersiapkan diri untuk
70% 80%
menyampaikan materi daur air secara jelas dan runtut mengikuti pembelajaran
disertai dengan penggunaan media diorama dengan 2. Mengikuti dengan seksama
maksimal saat penyampaian materi. Dari beberapa materi yang disampaikan 70% 80%
kekurangan yang ada pada siklus I, maka guru melakukan oleh guru
perbaikan yang direalisasikan dalam pembelajaran siklus 3. Siswa mampu terlibat dalam
80% 80%
II. proses belajar mengajar
Pada perbaikan pembelajaran siklus II, hasil observasi 4. Siswa bersikap kritis dalam
aktivitas guru mengalami peningkatan dan mendapat menjawab pertanyaan-
60% 80%
kriteria penilaian yang sangat baik. Hal ini terbukti pertanyaan yang diajukan
dengan adanya peningkatan persentase ketercapaian oleh guru
aktivtitas guru sebesar 83,33%. Berdasarkan penilaian 5. Siswa secara aktif berdiskusi
50% 100%
hasil observasi pada perbaikan pembelajaran siklus II dengan anggota kelompok
ditunjukkan adanya peningkatan yang cukup signifikan 6. Siswa berani dan aktif dalam 70% 90%
Penggunaan Media Diorama untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA

mengajukan pertanyaan dan dimengerti oleh siswa namun tetap sopan dan santun.
menyampaikan pendapat Selain itu, guru mampu membuat siswa untuk berpikir
7. Siswa mampu membangun kritis saat menjawab pertanyaan yang diberikan guru. Dari
60% 70%
kerja sama dalam kelompok beberapa kekurangan aspek dalam siklus I, maka guru
8. Siswa dapat bertanggung melakukan perbaikan yang direalisasikan dalam
jawab atas pekerjaan dalam 60% 80% pembelajaran siklus II.
kelompok Pada perbaikan pembelajaran siklus II, hasil observasi
Jumlah 65% 82,50% yang diperoleh mengenai aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran menggunakan media diorama mengalami
Aktivitas siswa selama proses pembelajaran IPA peningkatan dengan perolehan persentase 82,50% yaitu
tentang daur air dengan menggunakan media diorama berada dalam kategori baik sekali. Sehingga dapat
diamati oleh dua observer yaitu peneliti dan teman dikatakan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA tentang
sejawat. Berdasarkan hasil analisis, terjadi peningkatan daur air dengan menggunakan media diorama berhasil.
ketercapaian aktivitas siswa. Hal ini dibuktikan dengan Setelah menganalisis lembar aktivitas siswa maka
perolehan persentase pada siklus I sejumlah 65% aspek yang perlu ditingkatkan pada siklus I yaitu cara
meningkat pada siklus II yaitu 82,50%. Pada siklus II, siswa untuk aktif dalam berdiskusi dengan kelompok telah
kendala yang terjadi pada siklus I dapat teratasi dan berhasil meningkat. Hal ini dikarenakan sudah mulai
diperbaiki. Perbandingan hasil observasi aktivitas siswa bertanggungjawab atas pekerjaan kelompok yang telah
pada siklus I dan II dapat disajikan dalam diagram sebagai diberikan oleh guru.
berikut: Berdasarkan penilaian hasil observasi pada perbaikan
pembelajaran siklus II ditunjukkan adanya peningkatan
yang cukup signifikan sehingga dapat menunjukkan
keberhasilan penelitian yaitu dalam menggunakan media
diorama. Pada aktivitas siswa dalam pembelajaran siklus
II, antusiasme siswa lebih meningkat. Hal ini dikarenakan
siswa mulai bisa untuk berkerja dalam kelompok dan
dapat bertanggung jawab atas pekerjaan kelompok. Selain
itu, saat mempresentasikan hasil kerja, siswa secara aktif
menanggapi hasil kerja kelompok. Hal ini dikarenakan
siswa tertarik dengan bahan diskusi serta materi yang
diberikan oleh guru berkaitan dengan lingkungan sekitar
dan kehidupan sehari-hari.
Keberhasilan diperoleh melalui keaktifan siswa dan
Diagram 2 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa antusiasme siswa dalam pembelajaran daur air dengan
Siklus I dan Siklus II menggunakan media diorama. Siswa lebih antusias ketika
dalam penyampaian pembelajaran didukung dengan
Dari diagram 2 dapat dilihat bahwa terdapat adanya media inovatif dan menggunakan model yang
peningkatan aktivitas siswa pada siklus I hingga siklus II. sesuai dengan materi yang diajarkan. Hal ini akan
Pada siklus I, data hasil observasi yang diperoleh menimbulkan peningkatan karakter siswa seperti yang
mengenai aktivitas siswa dalam proses pembelajaran diungkapkan Sumantri dan Syaodih (2006) mengenai
menggunakan media diorama pada siklus I memperoleh karakteristik siswa SD yang senang bermain, bergerak,
persentase 65% yaitu berada dalam kategori cukup. Akan bekerja dalam kelompok, dan senang mempraktikkan
tetapi skor tersebut belum mencapai indikator sesuatu secara langsung. Hal ini juga terjadi pada saat
keberhasilan yaitu ≥ 80%. Pada siklus I ada beberapa pembelajaran materi daur air dengan menggunakan media
aspek yang perlu ditingkatkan yaitu pada cara siswa untuk diorama dimana siswa mengamati secara langsung proses
aktif dalam berdiskusi dengan kelompok. Hal ini daur air melalui media diorama dan menggambarkkan
dikarenakan sebagian besar siswa dalam kelompok masih proses daur air secara berkelompok.
sibuk bermain sendiri dan kurang bertanggungjawab atas Aspek ketiga yang akan dibahas adalah mengenai
pekerjaan kelompok yang telah diberikan oleh guru. hasil belajar kognitif siswa selama siklus I dan siklus II.
Selain kekurangan, ada beberapa aspek yang dinilai baik Untuk mengetahui hasil belajar kognitif siswa pada
yaitu aspek siswa mampu terlibat dalam proses belajar. pembelajaran IPA tentang daur air dengan menggunakan
Hal ini dikarenakan guru dalam menyampaikan media diorama, peneliti menggunakan penilaian kepada
pembelajaran menggunakan bahasa yang mudah
JPGSD Vol. 05 No.03 Tahun 2017

siswa dengan memberikan soal evaluasi yang dikerjakan mengajak temannya berbicara saat pelajaran. Sehingga hal
secara individu sebelum pelajaran berakhir. Berdasarkan inilah yang menjadi penyebab menurunnya nilai siswa
hasil analisis, terjadi peningkatan hasil belajar pada siklus dari siklus I yang tuntas menjadi tidak tuntas pada siklus
I sampai siklus II. Hal ini membuktikan bahwa kendala II.
pada siklus I dapat diatasi pada siklus II. Perbandingan Dari hasil belajar yang dicapai siswa menunjukkan
hasil belajar pada siklus I dan siklus II dapat disajikan bahwa penggunaan media diorama ini sangat sesuai dan
dalam diagram sebagai berikut: cocok pada pembelajaran IPA yang dilakukan oleh guru
dan terbukti dapat meningkatkan hasil belajar IPA. Hal ini
sesuai dengan pendapat Levie & Lentz (dalam Arsyad
2014: 20) yang mengungkapkan fungsi media dalam
media visual terutama pada fungsi kognitif dimana media
dapat mempermudah siswa untuk mengingat isi dan
materi yang disampaikan. Hal ini membuktikan bahwa
media diorama sesuai untuk digunakan dalam
pembelajaran IPA karena dapat meningkatkan hasil
belajar IPA.

PENUTUP
Simpulan
Menurut hasil kajian data aktivitas guru, aktivitas
siswa, dan hasil belajar kognitif siswa pada tiap siklus
terhadap pembelajaran dengan penggunaan media
diorama dalam mata pelajaran IPA tentang daur air siswa
Diagram 3 Perbandingan Hasil Belajar Kognitif kelas V SDN Gempolsari Tanggulangin, maka dapat
Siswa disimpulkan bahwa hasil observasi terhadap aktivitas
guru dalam penggunaan media diorama dalam penelitian
Dari diagram 3 dapat dilihat bahwa terdapat mengalami peningkatan di setiap siklus. Peningkatan ini
peningkatan hasil belajar siswa pada pra siklus, siklus I ditunjukkan dengan perolehan persentase keterlaksanaan
dan siklus II. Siklus I menunjukkan bahwa setelah dan ketercapaian aktivitas guru pada siklus I hingga
mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media siklus II. Peningkatan persentase aktivitas guru pada
diorama, dengan mendapatkan persentase ketuntasan siklus I dan siklus II terjadi cukup signifikan persentase
belajar 71,05% dan belum sesuai dengan kriteria yang kenaikan sebesar 12,39%.
telah ditetapkan. Dari 38 siswa yang sudah mencapai Hasil observasi aktivitas siswa dalam penggunaan
ketuntasan sebanyak 28 siswa dan yang tidak mencapai media diorama dalam penelitian terdapat peningkatan di
ketuntasan sebanyak 10 siswa. Hal ini dikarenakan masih setiap siklus. Peningkatan ini terjadi cukup signifikan
terdapat beberapa siswa yang belum memahami materi dengan persentase kenaikan sebesar 17,50%. Hal ini
secara keseluruhan sehingga pada saat mengerjakan dapat dilihat dari perolehan ketercapaian skor
lembar penilaian kognitif, siswa tersebut masih sedikit perhitungan hasil observasi aktivitas siswa yang
kesulitan dalam memahami soal pada lembar evaluasi meningkat pada siklus I dan siklus II.
tersebut. Berdasarkan hasil tes kognitif siswa kelas V terjadi
Pada siklus II ketuntasan belajar memperoleh peningkatan secara signifikan. Hal ini ditunjukkan dari
persentase 81,57%. Dari 38 siswa, yang tuntas sebanyak data hasil tes bahwa rata-rata siswa mengalami
31 siswa sedangkan yang belum tuntas sebanyak 7 siswa. peningkatan dari pra siklus, siklus I, dan pada siklus II
Hal ini juga dibuktikan dengan perolehan nilai siswa yang Dari 38 siswa terdapat 31 siswa yang tuntas dan hanya 7
mendapat ≥ 80 (mencapai KKM yang telah ditentukan). siswa yang tidak tuntas. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
Selain itu, dengan menganalisis tabel 4.7 tentang penggunaan media diorama dapat meningkatkan hasil
perbandingan data hasil belajar kognitif siswa ditemukan belajar IPA tentang daur air siswa kelas V SDN
bahwa terdapat beberapa siswa yang mengalami Gempolsari Tanggulangin dan penelitian telah mencapai
penurunan nilai di siklus II menjadi tidak tuntas keberhasilan.
sedangkan nilai siswa tersebut pada siklus I memperoleh
ketuntasan. Hal ini dapat dilihat karena siswa tersebut Saran
pada saat pembelajaran terkadang masih sulit
berkonsentrasi bahkan siswa tersebut suka untuk
Penggunaan Media Diorama untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 2010. Media
kesimpulan yang telah disajikan, maka peneliti Pengajaran (Penggunaan dan Pembuatannya).
memberikan beberapa saran bagi guru dalam penerapan Bandung: Sinar Baru Algesindo.
pembelajaran IPA agar dapat mencoba untuk Taufiq, Agus, Hera I. Mikarsa, dan Puji I. Prianto, 2011.
menggunakan media yang lebih inovatif seperti media Pendidikan Anak di SD. Jakarta: Universitas
diorama yang menjadi alternatif pemilihan media dalam Terbuka.
meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan penggunaan Wardhani, IGAK dan Kuswaya Wihardit. 2010. Materi
media diorama dalam pembelajaran IPA tentang daur air Pokok Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
ini guru dapat lebih mudah dan merasa terbantu oleh Universitas Terbuka.
media diorama pada saat menjelaskan materi kepada
siswa. Penggunaan media diorama ini juga diharapkan
dapat dimaksimalkan kembali saat pembelajan, bukan
hanya untuk menjelaskan materi saja namun juga dapat
digunakan saat pemberian tugas kelompok kepada siswa.
Bagi siswa diharapkan untuk lebih kritis pada saat
pembelajaran khususnya pada mata pelajaran IPA
sehingga materi yang diberikan oleh guru lebih mudah
dipahami dan hasil yang diperoleh lebih maksimal. Selain
itu, siswa juga diharapkan untuk lebih bertanggung jawab
atas pekerjaan yang telah diberikan oleh guru. Sebagai
tindak lanjut dari penelitian ini, peneliti disarankan untuk
lebih mengembangkan penelitiannya dalam penggunaan
media diorama sebagai media dalam pembelajran IPA
sehingga media ini dapat digunakan sebagai penambah
wawasan ataupun referensi dan perbandingan oleh
peneliti lain.

DAFTAR PUSTAKA

Indriati, dkk. 2010. Ilmu Pengetahuan Alam 5. Jakarta:


Pusat Perbukuan, Kementrian Pendidikan
Nasional
Julianto. 2011. Model Pembelajaran IPA. Surabaya:
Unesa University Press.
Kustandi, Cecep dan Bambang Sutjipto. 2011. Media
Pembelajaran: Manual dan Digital. Bogor:
Ghalia Indonesia.
Munadi, Yudhi. 2012. Media Pembelajaran: Sebuah
Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung Persada Press.
Musfiqon, HM. 2012. Pengembangan Media dan Sumber
Pembelajaran. Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya
Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
S, Rositawaty dan Aris Muharam. 2008. Senang Belajar
Ilmu Pengetahuan Alam 5: untuk Kelas V Sekolah
Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
Sanaky, Hujair AH. 2013. Media Pembelajaran
Interaktif-Inovatif. Yogyakarta: Kaukaba
Dipantara.

Anda mungkin juga menyukai