Anda di halaman 1dari 32

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG

SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI METODE


EKSPERIMEN
PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 KALIWIRO
KECAMATAN KALIWIRO KABUPATEN WONOSOBO
SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2021/2022

Oleh
Nama : RETNO AGUSTINA
NIM : 850442033
Email : thinaretno@gmail.com

Kata Kunci : Metode , Eksperimen, cahaya

Penelitian ini dilatar belakangi oleh hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 1
Kaliwiro Kecamatan Kaliwiro Kabupaten Wonosobo pada mata pelajaran IPA
materi sifat sifat cahaya yang masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM). Hal ini disebabkan karena motivasi belajar siswa yang sangat kurang,
serta kurang maksimalnya guru dalam memilih metode pembelajaran.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPA tentang sifat-sifat
cahaya melalui penggunaan metode eksperimen bagi siswa kelas V SD Negeri 1
Kaliwiro semester 2 tahun pelajaran 2021/2022.
Waktu penelitian dimulai pada bulan Maret sampai dengan bulan April 2019.
Tempat penelitian adalah kelas V SD Negeri 1 Kaliwiro Subyek penelitian adalah
peserta didik kelas V SD Negeri 1 Kaliwiro tahun pelajaran 2021/2022 yang
terdiri 12 siswa. Objek penelitian adalah hasil belajar dan penggunaan metode
eksperimen.
Teknis analisis data yang dilaksanakan dalam perbaikan pembelajaran ini adalah
kualitatif yaitu menganalisis data menggunakan model statistik seperti tabel dan
diagram dari hasil observasi dan nilai setiap siklus, serta deskriptif komparatif
yaitu membandingkan data yang diperoleh dari pelaksanaan kegiatan pra siklus,
siklus I dan siklus II. Hasil penelitian menunjukkan ada peningkatan hasil
belajar. Dari kondisi awal hanya 6 peserta didik (50%) yang mencapai batas
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), siswa yang mencapai batas KKM
meningkat 75 % dari sebelum tindakan sampai dengan siklus II, siswa
mencapai batas KKM : 11 (92 %). Nilai Rerata 70 sebelum tindakan, dan rerata
nilai dari kondisi awal sampai siklus II meningkat menjadi 87,08. Berdasarkan
data tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA dengan menerapkan
metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar.

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Ilmu alam atau ilmu pengetahuan alam disingkat IPA adalah istilah
yang digunakan yang merujuk pada rumpun ilmu di mana objeknya adalah
benda-benda alam dengan hukum-hukum yang pasti dan umum, berlaku
kapan pun dan di mana pun. Orang yang menekuni bidang ilmu
pengetahuan alam disebut sebagai Saintis.
Sains (science) diambil dari kata latin scientia yang arti harfiahnya
adalah pengetahuan. Sund dan Trowbribge merumuskan bahwa Sains
merupakan kumpulan pengetahuan dan proses. Sedangkan Kuslan Stone
menyebutkan bahwa Sains adalah kumpulan pengetahuan dan cara-cara
untuk mendapatkan dan mempergunakan pengetahuan itu. Sains
merupakan produk dan proses yang tidak dapat dipisahkan. "Real Science
is both product and process, inseparably Joint" (Agus. S. 2003: 11)
Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar memberi kesempatan untuk
memupuk rasa ingin tahu siswa secara alamiah. Hal ini akan membantu
siswa mengembangkan kemampuan bertanya dan mencari jawaban
berdasarkan bukti serta mengembangkan cara berpikir ilmiah. IPA tidak
hanya merupakan kumpulan pengetahuan atau kumpulan fakta, konsep,
prinsip, atau teori semata. Penggunaan lingkungan sangat tepat untuk
memepelajari IPA di Sekolah Dasar, karena siswa secara langsung dapat
melakukan pengamatan dan bereksperimen. Oleh karena itu pembelajaran
IPA sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
Akan tetapi dalam pembelajaran IPA, masih banyak yang belum
menggunakan lingkungan sebagai media pembelajaran, benda dan
peralatan yang tersedia belum banyak digunakan dengan metode yang
tepat, sehingga proses pembelajaran dan hasil belajar IPA belum sesuai
dengan yang diharapkan. Guru-guru masih terbiasa menggunakan sistem
belajar yang berpusat pada guru berupa ceramah, guru lebih berorientasi

1
pada pencapaian materi yang padat dan harus diselesaikan dalam waktu
yang cukup singkat. Metode ceramah tersebut menyebabkan kurang
adanya interaksi edukatif antara guru dan siswa. Apabila siswa “dipaksa”
untuk selalu menerima materi secara terus menerus maka siswa akan
merasa jenuh, dan kejenuhan siswa dalam belajar belajar akan berakibat
fatal yaitu rendahnya kemampuan pemahaman terhadap materi
pembelajaran yang disampaikan oleh guru, sehingga hasil belajar siswa
tidak akan tercapai. Keadaan seperti ini terjadi pada siswa kelas V SD
Negeri 1 Kaliwiro semester 2 tahun pelajaran 2021/2022, guru belum
menggunakan media dan alat yang tersedia untuk melakukan percobaan
atau eksperimen. Guru menggunakan gambar, tanya jawab, dan diskusi
dalam proses pembelajaran. Pada pembelajaran materi sifat-sifat cahaya,
kegiatan pembelajaran belum menggunakan pendekatan dan metode yang
tepat, sehingga hasil belajar beberapa siswa berada di bawah kreteria
ketuntasan minimal (KKM) yaitu 72. Dari jumlah 20 siswa, 7 siswa
mendapat nilai 72 ke atas atau mencapai batas KKM dan 13 siswa belum
mencapai batas KKM. Berdasarkan data tersebut 35% siswa mencapai
ketuntasan belajar dan 65% perlu remedial.
Permasalahan yang muncul dalam pembelajaran sifat-sifat cahaya
di kelas V SD Negeri 1 Kaliwiro semester 2 tahun pelajaran 2021/2022
adalah siswa mengalami kesulitan dalam menerapkan dan mencari
pemecahan masalah sesuai materi yang dipelajari. Hal itu disebabkan
karena mereka hanya belajar melalui buku dan penjelasan guru serta
gambar saja. Seharusnya siswa dapat belajar melalui pendekatan dan
metode yang tepat, baik melalui pengamatan maupun percobaan.
Materi sifat-sifat cahaya sangat erat hubungannya dengan
kehidupan sehari-hari, maka kesulitan yang dialami siswa harus segera
diatasi. Tindakan yang akan ditempuh oleh peneliti untuk meningkatkan
hasil belajar adalah melalui penelitian tindakan kelas (PTK) menggunakan
metode eksperimen dengan memanfaatkan benda-benda sekitar. Pada
akhir pembelajaran diharapkan dari 20 siswa yang mendapat nilai tuntas
KKM 100 %.
1. Identifikasi masalah
Berdasarkan pengamatan dari peneliti bersama teman sejawat pada
waktu kegiatan belajar mengajar berlangsung ketidakberhasilan siswa
menguasai materi dikarenakan antara lain :
a. Hasil belajar siswa mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya
masih banyak yang berada di bawah KKM
b. Ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan guru dalam
menjelaskan materi pembelajaran
c. Siswa kurang aktif dalam bertanya mengenai materi pembelajaran
yang sedang berlangsung
d. Siswa kurang bersemangat dan masih banyak yang bergurau dalam
mengikuti pembelajaran.
2. Analisis Masalah
Dari identifikasi masalah maka peneliti bersama teman sejawat
berusaha untuk mencari penyebab siswa mengalami kesulitan dalam
menerapkan dan mencari pemecahan masalah sesuai materi yang
dipelajari. Ketidakberhasilan itu disebabkan karena mereka hanya
belajar melalui buku dan penjelasan guru serta gambar saja.
Seharusnya siswa dapat belajar melalui metode yang tepat, baik
melalui pengamatan maupun percobaan.
3. Alternatif Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Melihat dari analisis masalah yang ada di kelas peneliti berusaha
melakukan tindakan yang dapat mengatasi masalah pembelajaran sifat-
sifat cahaya dengan metode yang tepat. Rencana Pembelajaran dititik
beratkan pada penggunaan metode eksperimen dengan mengeksplorasi
lingkungan dan benda-benda yang ada sebagai sumber dan media
pembelajaran.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis dapat menyusun
beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
“Apakah penggunaan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil
belajar IPA tentang sifat-sifat cahaya bagi siswa kelas V SD Negeri 1
Kaliwiro Kecamatan Kaliwiro Kabupaten Wonosobo semester 2 tahun
pelajaran 2021/2022?”

C. TUJUAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN


Berdasarkan rumusan masalah yang telah disusun maka tujuan
perbaikan pembelajaran dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Mengetahui aktivitas pembelajaran siswa sebelum menggunakan
metode eksperimen.
2. Mengetahui hasil belajar siswa sebelum menggunakan metode
eksperimen.
3. Meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA di kelas V.

D. MANFAAT PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN


Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi peserta didik, guru,
dan sekolah/ instansi.

1. Bagi peserta didik


a. Meningkatkan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran.
b. Suasana kelas lebih aktif dari suasana sebelumnya.
c. Meningkatnya hasil belajar IPA tentang sifat-sifat cahaya
2. Bagi Guru
a. Meningkatkan kinerja guru dalam menerapkan metode eksperimen
dalam pembelajaran IPA.
b. Meningkatnya pengetahuan dan pengalaman guru dalam penggunaan
metode eksperimen.
c. Meningkatnya profesionalitas guru dalam proses pembelajaran IPA
3. Bagi Sekolah
a. Meningkatnya mutu pembelajaran di sekolah, khususnya mata
pelajaran IPA
b. Meningkatkan pendidikan di sekolah.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Hasil Belajar


Secara umum pengertian hasil belajar adalah perubahan perilaku dan
kemampuan secara keseluruhan yang dimiliki oleh siswa setelah belajar, yang
wujudnya berupa kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor yang
disebabkan oleh pengalaman dan bukan hanya salah satu aspek potensi saja.
Setelah suatu proses belajar berakhir, maka siswa memperoleh suatu hasil
belajar. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran.
Hasil belajar digunakan untuk mengetahui sebatas mana siswa dapat
memahami serta mengerti materi tersebut
Hasil belajar menjadi sebuah pengukuran dari penilaian kegiatan
belajar atau proses belajar dinyatakan dalam simbol, huruf maupun kalimat
yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak atau siswa pada
suatu periode tertentu. Hasil belajar juga dapat dilihat melalui kegiatan evaluasi
yang bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukkan
tingkat kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Hasil belajar
siswa ini dipengaruhi oleh kamampuan siswa dan kualitas pengajaran.Kualitas
pengajaran yang dimaksud adalah profesionalitas dan keahlian yang dimiliki
oleh guru. Artinya kemampuan dasar guru baik di bidang kognitif (intelektual),
bidang sikap (afektif) dan bidang perilaku (psikomotorik) sangat berpengaruh
dalam menentukan hasil belajar siswa.
Dalam pembelajaran IPA tentang sifat-sifat cahaya keterampilan
proses yang digunakan adalah melakukan percobaan dan pengamatan terhadap
alat-alat yang dipersiapkan. Hasil belajar tentang sifat-sifat cahaya meliputi
kemampuan melakukan percobaan tentang bagaimana melihat suatu benda
karena ada cahaya. Siswa mampu mengatahui dan mengerti bagaimana cahaya
merambat dari satu tempat ke tempat lain, cahaya dapat dipantulkan, cahaya
dapat dibiaskan dan cahaya dapat diuraikan.
Pembelajaran pada materi sifat-sifat cahaya akan memperoleh hasil
belajar berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap tentang sifat-sifat cahaya,
sehingga bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Hasil belajar yang dicapai
siswa akan meningkat bila pembelajaran dilakukan melalui metode yang tepat
dengan alat-alat yang ada di sekitarnya atau sengaja dipersiapkan.

B. Pengertian Metode Eksperimen


Metode eksperimen adalah suatu cara mengajar dimana siswa
melakukan percobaan tentang suatu hal, mengamati dan mengalami
prosesnya, membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajarinya, kemudian hasil
pengamatan dan percobaan tersebut disampaikan ke kelas untuk dievaluasi
bersama. Melalui metode eksperimen, siswa diberi kesempatan untuk belajar
sendiri, mengikuti proses, mengamati objek, menganalisis, menarik
pembuktian, dan mengambil kesimpulan sendiri dari proses yang dilakukan.
Berikut definisi dan pengertian metode eksperimen dari beberapa sumber
buku: 

 Menurut Sagala (2005), metode eksperimen adalah suatu cara mengajar,


dimana siswa melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati
prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil
pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru. 
 Menurut Hamdayana (2016), metode eksperimen adalah cara penyajian
pelajaran, dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami sendiri
sesuatu yang dipelajari. Melalui metode eksperimen siswa diberi
kesempatan untuk belajar sendiri, mengeksplor lingkungan berdasarkan
eksperimen yang dilakukan, mengamati suatu objek atau suatu fenomena.

C. Tujuan Metode Esperimen


Tujuan metode eksperimen adalah agar peserta didik dapat
merancang, mempersiapkan, melaksanakan, melaporkan, membuktikan serta
menarik kesimpulan dari berbagai fakta dan informasi yang didapat ketika
mereka melakukan percobaan sendiri.
Menurut Moedjiono dan Dimyati (1992), beberapa tujuan dari metode
eksperimen adalah:
1. Mengajar bagaimana menarik kesimpulan dari berbagai fakta, informasi
atau data yang berhasil dikumpulkan melalui pengamatan terhadap proses
eksperimen yang dilaksanakan. 
2. Mengajar bagaimana menarik kesimpulan dari fakta yang terdapat pada
hasil eksperimen, melalui kegiatan eksperimen yang sama. 
3. Melatih peserta didik merancang, mempersiapkan, melaksanakan, dan
melaporkan hasil percobaan. 
4. Melatih peserta didik menggunakan logika induktif untuk menarik
kesimpulan dari fakta, informasi atau data yang terkumpul melalui
kegiatan percobaan.

D. Jenis-jenis Metode Eksperimen


Menurut Suparno (2007), metode eksperimen dibagi menjadi dua
jenis, yaitu eksperimen terencana atau terbimbing dan eksperimen bebas.
Adapun penjelasan ke dua jenis metode eksperimen adalah sebagai berikut:
1) Eksperimen terbimbing 
Metode eksperimen terbimbing adalah metode yang seluruh
jalannya percobaan telah dirancang oleh guru sebelum percobaan
dilakukan oleh peserta didik, baik dari langkah-langkah percobaan,
peralatan yang harus digunakan apa yang harus diamati dan diukur
semuanya sudah ditentukan sejak awal.
2) Eksperimen bebas 
Metode eksperimen bebas adalah metode eksperimen dimana guru
tidak memberikan petunjuk pelaksanaan percobaan terinci, dengan kata
lain peserta didik harus lebih banyak berpikir sendiri, bagaimana akan
merangkai rangkaian, apa yang harus diamati, diukur, dan dianalisis serta
disimpulkan. Dengan percobaan bebas menantang peserta didik untuk
merencanakan percobaan sendiri tanpa banyak dipengaruhi oleh arahan
guru dan dapat membangun kreativitas peserta didik.
E. Kelebihan dan Kekurangan Metode Ekperimen
1) Kelebihan metode eksperimen 
a) Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya atas kebenaran
atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya
menerima kata guru atau buku.
b) Anak didik dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi
eksplorasi (menjelajahi) tentang ilmu dan teknologi, suatu sikap
yang dituntut dari seorang ilmuan.
c) Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa
terobosan-terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil
percobaannya yang diharapkan dapat bermanfaat bagi
kesejahteraan hidup manusia.
2) Kekurangan Metode Eksperimen 
a) Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap anak didik
berkesempatan mengadakan eksperimen.
b) Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, anak didik
harus menanti untuk melanjutkan pelajaran. 
c) Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu
dengan teknologi.
F. Prosedur Pelaksanaan Metode Eksperime
Menurut Roestiyah (2012), beberapa prosedur yang perlu dilakukan
sebelum pelaksanaan metode eksperimen adalah sebagai berikut: 
1) Perlu dijelaskan kepada peserta didik tentang tujuan eksperimen,
mereka harus memahami masalah yang akan dibuktikan melalui
eksperimen. 
2) Memberi penjelasan kepada peserta didik tentang alat-alat serta bahan-
bahan yang akan dipergunakan dalam eksperimen, hal-hal yang harus
dikontrol dengan ketat, urutan eksperimen, hal-hal yang perlu dicatat. 
3) Selama eksperimen berlangsung guru harus mengawasi pekerjaan
peserta didik. Bila perlu dengan memberi saran atau pertanyaan yang
menunjang kesempurnaan jalannya eksperimen.
4) Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan hasil penelitian
peserta didik, mendiskusikan di kelas, dan mengevaluasi dengan tes
atau tanya jawab.

G. Langkah-Langkah Metode Eksperimen


Setelah prosedur pelaksanaan metode eksperimen sudah dilakukan,
selanjutnya adalah pelaksanaan metode eksperimen melalui tahapan atau
langkah-langkah sebagai berikut (Hamdayana, 2016): 
1) Percobaan awal, pembelajaran diawali dengan melakukan percobaan
yang didemonstrasikan guru atau dengan mengamati fenomena alam.
Demonstrasi ini menampilkan masalah-masalah yang berkaitan dengan
materi yang akan dipelajari. 
2) Pengamatan merupakan kegiatan siswa saat guru melakukan percobaan.
Siswa diharapkan untuk mengamati dan mencatat peristiwa yang terjadi
saat eksperimen berlangsung.
3) Hipotesis awal, siswa dapat merumuskan hipotesis sementara
berdasarkan hasil pengamatannya.
4) Verifikasi, kegiatan untuk membuktikan dari dugaan awal yang telah
dirumuskan dan dilakukan melalui kerja kelompok. Siswa diharapkan
merumuskan hasil percobaan dan membuat kesimpulan dan selanjutnya
dapat melaporkan hasilnya. 
5) Aplikasi konsep, merupakan kegiatan memberikan contoh konkret
dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan teori dan percobaan yang
sudah dipelajari.
BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian.


1) Subjek Perbaikan Pembelajaran
Subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri 1 Kaliwiro
dengan jumlah siswa 12 anak. Karakteristik siswa secara umum sebagai
berikut : motivasi belajar siswa rendah, fasilitas dan dorongan dari orang
tua kurang, sebagian besar siswa berasal dari keluarga dengan tingkat
pendidikan orang tua rendah. Dan lingkungan geografis berada di daerah
pedesaan.
2) Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri 1 Kaliwiro Desa
Kaliwiro Kecamatan Kaliwiro. Jarak dari pusat kota Wonosobo ke SD
Negeri 1 Kaliwiro kurang lebih 12km dengan waktu tempuh kurang lebih
45 menit.
Untuk jadwal Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran penulis menyajikan ke
dalam tabel berikut :
Tabel 3.1
Jadwal pelaksanaan perbaikan pembelajaran
Waktu dan
Mata Pelajaran dan
NO Kelas Siklus Tanggal Ket
Materi
Pelaksanaan

1 IPA materi sifat-sifat V 1 08.15 – 08.50


cahaya
09 Mei 2022

2 IPA materi sifat-sifat V 2 08.15 – 08.50


cahaya 16 Mei 2022
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Perbaikan pembelajaran terdiri dari dua siklus yang setiap siklus
meliputi empat tahapan
1) Perencanaan
Penelitian ini direncanakan pada bulan Mei 2022, pada siswa kelas V
semester 2 SD Negeri 1 Kaliwiro, para siswa mendapatkan materi sifat-
sifat cahaya dan peneliti mengharapkan siswa mampu memahami materi
tersebut dengan mudah. Pada tahap perencanaan hal-hal yang dipersiapkan
antara lain:
1). Peneliti merencanakan metode pembelajaran demonstrasi pada
materi sifat-sifat cahaya.
2). Menyusun lembar kerja untuk siswa yang digunakan untuk
memecahkan permasalahan dan menyusun lembar observasi.
3). Membagi siswa dalam beberapa kelompok heterogen.
4). Menyusun lembar tes tertulis

2) Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan penulis melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan perencanaan yang sudah disusun. Selama perbaikan pembelajaran
berlangsung penulis mengamati mulai dari proses, langkah-langkah dan
hasil pembelajaran yang dituangkan ke dalam sebuah laporan atau data-
data dengan tujuan untuk mengetahui dan membandingkan dari siklus 1 ke
siklus 2.

3) Pengamatan Observasi
Hal-hal yang diamati i sebagai supervisor 2 adalah sebagai berikut:
a) Mengamati komunikasi guru dan siswa.
b) Mengamati jalannya proses pembelajaran dengan menggunakan
metode eksperimen.
c) Mengamati minat belajar siswa
d) Mengamati keaktifan siswa dalam menyelesaikan soal.
e) Mengamati hasil belajar siswa.

4) Refleksi
Tahap refleksi penulis melihat kelebihan dan kelemahan
pelaksanaan pembelajaran pada setiap siklus dan dilanjutkan dengan
mencari solusinya untuk dapat dilakukan perbaikan pada siklus
berikutnya.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Penelitian Tindakan Kelas yang direncanakan menggunakan dua siklus.
Pada siklus I yang menguraikan tentang sifat-sifat cahaya dengan sub pokok
bahasan cahaya dapat dipantulkan. Sedangkan pada siklus II menguraikan
tentang sub pokok bahasan cahaya dapat dibiaskan. Masing-masing siklus
berjalan pada 2x35 menit (2 jam pelajaran) dalam 1 kali pertemuan. Dalam
penelitian ini setiap pembelajaran digunakan soal dan lembar observasi untuk
mengukur hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam dengan menggunakan metode eksperimen.
1. Deskripsi Kondisi Awal
Untuk mengetahui kondisi awal hasil belajar siswa sebelum dilakukan
penelitian maka dilakukan pengambilan data hasil belajar siswa dari pra
siklus. Kegiatan ini diikuti oleh siswa kelas V SD Negeri 1 Kaliwiro yang
berjumlah 12 siswa. Daftar nilai siswa pada awal sebelum dilakukan
tindakan dapat dilihat pada tabel 4.1

Tabel 4.1 Daftar Nilai Siswa Pra Siklus

No Nama Nilai Ket.


1 Apriliyan Ardi Pratama 80 Tuntas

2 Aprilliya Putri 85 Tuntas

3 Aqila Arif Carissa 90 Tuntas

4 Dimas Fatulloh 70 Belum Tuntas

5 Herman Setiawan 70 Belum Tuntas

6 Iqlima Titan Syahbani 80 Tuntas

7 Isma'il Imam Madani 60 Belum Tuntas


8 Krisna Agasya Putra 85 Tuntas

9 M Nuh Alamsyah 70 Belum Tuntas

10 Marissa Putri R 60 Tuntas

11 Muhamad Ali Muftin 50 Belum Tuntas

12 Muhamad Rivan A 50 Belum Tuntas

Jumlah Nilai 850


Nilai Tertinggi 90
Nilai Terendah 50
Rata-rata 70

Berikut ditampilkan prosentase data hasil belajar siswa pada pra siklus :

Tabel 4.2 Hasil Belajar Pra Siklus

No Hasil Belajar Kondisi Awal

1 Belum tuntas KKM 6

Prosentase 50%

2 Tuntas KKM 6

Prosentase 50%

3 Rerata Nilai 70

Berdasarkan tabel di atas atau pada pra siklus rerata nilai hanya 70,
padahal KKM nya adalah 75 jadi nilai masih jauh dari target. Masih banyak siswa
yang belum mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal, yaitu sebanyak 6 siswa
atau 50%. Sedangkan yang sudah tuntas dari nilai KKM sebanyak 6 siswa atau
separo nya yaitu 50%. Dari hasil belajar tersebut dapat dinyatakan bahwa
hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri 1 Kaliwiro, Kecamatan
Kaliwiro, Kabupaten Wonosobo masih rendah dikarenakan belum
mencapai nilai KKM yang telah ditentukan yaitu 72. Jika disajikan dalam
bentuk diagram adalah sebagai berikut:

Gambar 4.1 Diagram Ketuntasan Belajar Pra Siklus

Dari hasil nilai pra siklus di atas maka peneliti bekerjasama


dengan teman sejawat melakukan tindakan dalam upaya untuk
meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas V SD Negeri 1
Kaliwiro, Kecamatan Kaliwiro, Kabupaten Wonosobo dengan
menggunakan metode eksperimen dengan mengksplorasi lingkungan dan
benda-benda yang ada sebagai sumber dan media pembelajaran.

2. Deskripsi Siklus I
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas
(PTK). Kegiatan pada siklus I meliputi perencanaan, Pelaksanaan,
pengamatan dan refleksi. Langkah pada siklus I selengkapnya seperti
berikut ini :
a. Perencanaan
Kegiatan pada siklus I diawali dengan menyusun perencanaan.
Pada kegiatan perencanaan guru bersama teman sejawat membuat
rencana pembelajaran yang digunakan pada siklus I. Rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada kegiatan pembelajaran sudah
menggunakan metode eksperimen. Kegiatan pembelajaran terdiri 1
pertemuan, yang berdurasi 70 menit (2 jam pelajaran). Langkah-
langkah pada kegiatan pembelajaran terdiri dari kegiatan
pendahuluan, inti, dan penutup. Tahapan dalam perencanaan
selanjutnya adalah menyusun instrumen dan mempersiapkan media
dan sumber belajar yang diperlukan.

b. Pelaksanaan Tindakan
Pembelajaran pada siklus I pertemuan pertama dilaksanakan
hari Senin, 09 Mei 2022, telah menggunakan metode eksperimen.
Pelaksanaan tindakan berupa proses perbaikan pembelajaran
menggunakan RPP yang telah dipersiapkan. Kegiatan diawali
dengan mengkondisikan kelas dengan apersepsi tentang sumber sifat
cahaya telah dipelajari sebelumnya untuk mengetahui kemampuan
awal siswa, serta penyampaian tujuan pembelajaran materi sifat-sifat
cahaya yaitu cahaya dapat dipantulkan.

Pada kegiatan inti pertemuan pertama, proses pembelajaran


tentang pemantulan cahaya dengan menggunakan lampu senter dan
cermin. Kegiatan dimulai dengan mempersiapkan bahan dan alat
yang digunakan, penjelasan guru tentang kegiatan pembelajaran
dengan metode eksperimen pada siswa secara demonstrasi klasikal.
Kegiatan dilanjutkan dengan percobaan/ mempraktekkan kegiatan
yang ada hubungannya dengan pemantulan cahaya dengan bahan
yang telah dipersiapkan, yaitu lampu senter, papan/benda gelap,
benda tembus cahaya/kaca, cermin tiga buah/macam dan benda yang
permukaannya mengkilap. Siawa melakukan pengamatan dan
mengidentifikasi eksperimen yang telah dilakukan, yakni eksperimen
mengenai pemantulan cahaya, Akibat pemantulan cahaya, serta sifat-
sufat cermin datar, cermin cekung dan cermin cembung . Laporan
hasil kerja siswa dan pembahasan. Proses pembelajaran diakhiri
dengan tanya jawab tentang pemantulan cahaya untuk pemantapan
hasil belajar.

Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan membuat kesimpulan


dan merangkum keseluruhan materi pembelajaran, melakukan
refleksi, memberikan evaluasi, serta memberikan umpan balik proses
serta hasil pembelajaran. Pembelajaran ditutup dengan penjelasan
kegiatan berikutnya.

c. Pengamatan
Pengamatan dilaksanakan pada saat pembelajaran berlangsung
yaitu proses pembelajaran dan hasil belajar siswa. Observasi proses
pembelajaran siklus I meliputi aktifitas siswa, penggunaan metode
eksperimen. Data hasil obsevasi tentang aktivitas guru dan siswa
dicatat pada lembar observasi. Sedangkan data hasil belajar siswa
tentang pemantulan cahaya, dicatat menggunakan lembar penilaian.
Observasi pada proses pembelajaran dilakukan terhadap kegiatan
guru dan siswa yang terdiri dari kegiatan observasi terhadap
pemantulan cahaya. Hasil observasi pada siklus I seperti tabel
berikut ini:

Tabel 4.3. Hasil Observasi Aktivitas Pembelajaran Siklus I

No Aspek yang diobservasi Kategori

1. Aktivitas Pembelajaran

- Aktivitas guru dalam penggunaan metode Baik


- Pemanfaatan media oleh guru
Baik
- Memberikan bimbingan kepada siswa
- Pemanfaatan media oleh siswa Baik

- Aktivitas siswa dalam pengamatan


Baik

Baik

2 Hasil belajar dalam proses pembelajaran

- Mengemukakan pendapat Baik


- Menyimpulan hasil pengamatan
Baik

d. Refleksi
Hasil pembelajaran pada siklus I menunjukkan bahwa metode
eksperimen membantu siswa dalam penguasaan terhadap materi
sifat-sifat cahaya. Siswa termotivasi untuk mempelajari materi
dengan melakukan pengamatan, eksperimen, mengidentifikasi, dan
membuat kesimpulan. Dari hasil pengamatan dengan memanfaatkan
benda-benda di sekitar, siswa mendapat gambaran nyata dan dapat
menentukan manfaat, keuntungan, dan kerugian dari proses sufat-
sifat cahaya. Ternyata metode eksperimen yang diimplementasikan
pada siklus I lebih meningkatkan hasil belajar, dibandingkan dengan
kondisi awal.

Berdasarkan hasil refleksi, tindakan/proses pembelajaran pada


siklus I sudah menunjukkan peningkatan, proses pembelajaran
berlangsung dengan baik. Peneliti menggunakan metode eksperimen
dengan baik. siswa dan peneliti menggunakan media dengan baik.
Dalam observasi kelihatan bahwa siswa berani melakukan
percobaan, dan mampu membuat kesimpulan. Hasil belajar
mengalami peningkatan, tetapi masih ada siswa yang belum
mencapai batas kriteria ketuntasan minimal (KKM). Daftar nilai
siswa siklus I dapat dilihat pada tabel 4.4
Tabel 4.4 Daftar Nilai Siswa Siklus I

No Nama Nilai Ket.


1 Apriliyan Ardi Pratama 80 Tuntas

2 Aprilliya Putri 85 Tuntas

3 Aqila Arif Carissa 95 Tuntas

4 Dimas Fatulloh 85 Tuntas

5 Herman Setiawan 75 Tuntas

6 Iqlima Titan Syahbani 80 Tuntas

7 Isma'il Imam Madani 60 Belum Tuntas

8 Krisna Agasya Putra 85 Tuntas

9 M Nuh Alamsyah 80 Tuntas

10 Marissa Putri R 75 Tuntas

11 Muhamad Ali Muftin 60 Belum Tuntas

12 Muhamad Rivan A 70 Belum Tuntas

Jumlah Nilai 930


Nilai Tertinggi 95
Nilai Terendah 60
Rata-rata 77,5

Hasil belajar menunjukkan, rerata nilai meningkat dari 70


menjadi 77,5 siswa yang mencapai batas KKM meningkat dari 6
( 50%) menjadi 9 (75%) atau meningkat 25%. Perbandingan hasil
belajar siswa pada pra siklus dan siklus I seperti tertera dalam tabel
di bawah ini:
Tabel 4.5 Hasil Belajar Kondisi Awal dan Siklus I

No Hasil Belajar Kondisi Awal Siklus I

1 Belum tuntas KKM 6 3

Prosentase 50% 25%

2 Tuntas KKM 6 9

Prosentase 50% 75%

3 Rerata Nilai 70 77,5

Jika disajikan dalam bentuk diagram adalah sebagai berikut:

Gambar 4.2. Diagram Ketuntasan Belajar Pra Siklus dan Siklus 1


Dilihat dari diagram ketuntasan belajar pra siklus dan siklus I
menunjukkan hasil belajar siswa telah mengalami peningkatan, tetapi
belum mencapai hasil seperti pada indikator penelitian, sehingga
masih diperlukan siklus II.

3. Siklus II
a. Perencanaan
Pada kegiatan perencanaan ini, guru dan teman sejawat
membuat Rencana pembelajaran yang digunakan pada siklus II.
Kegiatan perencanaan terdiri menyusun Rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) yang terdiri dari 1 pertemuan. Materi pelajaran
adalah sifat-sifat cahaya dengan topik cahaya dapat dibiaskan.
Pembelajaran menggunakan metode eksperimen dengan membentuk
kelompok kecil. Tahapan perencanaan selanjutnya adalah menyusun
instrumen dan mempersiapkan media dan sumber belajar yang
diperlukan.

b. Pelaksanaan
Pembelajaran pertemuan pertama siklus II dilaksanakan hari
Senin, 16 Mei 2022 proses pembelajaran diawali dengan
mengkondisikan kelas melalui apersepsi berupa tanya jawab yang
memuat sifat sifat cahaya. Kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan
penyampaian materi dan tujuan, serta penjelasan kegiatan
pembelajaran.

Pada kegiatan inti pertemuan pertama ini yaitu proses


pembelajaran tentang cahaya dapat dibiaskan metode eksperimen
secara kelompok kecil. Kegiatan dimulai dengan penjelasan kegiatan
pembelajaran serta menyiapkan media dan sumber belajar. Kegiatan
dilanjutkan mengamati benda-benda atau alat yang telah
dipersiapkan. Peneliti memberikan Lember kerja tentang percobaan/
praktik sifat cahaya dapat dibiaskan. Mendiskusikan tugas kelompok
dan laporan hasil kerja siswa. Proses pembelajaran pertemuan
pertama diakhiri dengan tanya jawab tentang sifat-sifat untuk
pemantapan hasil belajar.

Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan membuat kesimpulan,


melakukan refleksi, dan memberikan umpan balik proses serta hasil
pembelajaran. Pembelajaran ditutup dengan penjelasan kegiatan
selanjutnya.

c. Pengamatan
Pada tahap ini, observasi dilakukan pada saat proses
pembelajaran berlangsung dengan membuat catatan penting yang
digunakan sebagai data penelitian. Sebagaimana pada siklus I,
observasi dilakukan terhadap proses pembelajaran baik aktivitas
peneliti maupun siswa dengan menggunakan lembar observasi.
Sedangkan data hasil belajar siswa menggunakan lembar penilaian.
Hasil observasi pada proses pembelajaran dan hasil belajar siswa
seperti tabel berikut ini:

Tabel 4.6 Hasil Observasi Aktivitas Pembelajaran Siklus II

No Aspek yang diobservasi Kategori

1. Aktivitas Pembelajaran

- Aktifitas guru dalam penggunaan metode Sangat Baik


- Pemanfaatan media oleh guru
Sangat Baik
- Memberikan bimbingan kepada siswa
- Pemanfaatan media oleh siswa Sangat Baik

- Aktivitas siswa dalam pengamatan Sangat Baik

Sangat Baik

2 Hasil belajar dalam proses pembelajaran

- Mengemukakan pendapat Baik


- Menyimpulan hasil pengamatan Baik

d. Refleksi
Tahap refleksi dilaksanakan setelah pelaksanaan tindakan dan
observasi. Pada tahap ini diadakan analisis data dan diskusi tentang
proses dan hasil belajar. Hasil pembelajaran pada siklus II
menunjukkan bahwa metode eksperimen membantu siswa dalam
proses pembelajaran pada materi sifat-sifat cahaya. Siswa termotivasi
untuk mempelajari materi dengan melakukan sifat-sifat. Dari hasil
eksperimen dan pengamatan, siswa mendapat gambaran nyata apa
yang dipelajari. Hasil belajar menunjukkan peningkatan jika
dibandingkan hasil pada siklus I. Daftar nilai siswa siklus II dapat
dilihat pada tabel 4.7

Tabel 4.7 Daftar Nilai Siswa Siklus II

No Nama Nilai Ket.


1 Apriliyan Ardi Pratama 90 Tuntas

2 Aprilliya Putri 95 Tuntas

3 Aqila Arif Carissa 100 Tuntas

4 Dimas Fatulloh 95 Tuntas

5 Herman Setiawan 90 Tuntas

6 Iqlima Titan Syahbani 90 Tuntas

7 Isma'il Imam Madani 75 Tuntas

8 Krisna Agasya Putra 85 Tuntas

9 M Nuh Alamsyah 90 Tuntas

10 Marissa Putri R 90 Tuntas


11 Muhamad Ali Muftin 75 Belum Tuntas

12 Muhamad Rivan A 70 Belum Tuntas

Jumlah Nilai 1045


Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 70
Rata-rata 87,08
Hasil belajar pada siklus II menunjukkan, rerata nilai
meningkat dari 77,5 menjadi 86,67, siswa yang mencapai batas
KKM meningkat dari 9 (75%) menjadi 11 (92%) atau meningkat
17%. Perbandingan hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II
seperti tertera dalam tabel di bawah ini:

Tabel 4.8 Perbandingan Hasil Belajar Siklus I dan II

No Hasil Belajar Siklus I Siklus II

1 Belum tuntas KKM 3 1

Prosentase 25% 8%

2 Tuntas KKM 9 11

Prosentase 75% 92%

3 Rerata Nilai 77,5 87,08

Jika disajikan dalam bentuk diagram adalah sebagai berikut:


Gambar 4.3 Diagram Ketuntasan Belajar Siklus I dan Siklus II

Berikut tabel ketuntasan hasil belajar siswa IPA tentang sifat-


sifat cahaya kelas V

Tabel 4.9 Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

Pra Siklus Siklus 1 Siklus II


N Ketuntasan
Jumlah Prosentas Jumlah Prosentas Jumlah Prosentas
o Belajar
Siswa e (100%) Siswa e (100%) Siswa e (100%)

1 Tuntas 6 50 9 75 11 92
Belum
2 6 50 3 25 1 8
Tuntas
Jumlah 12 100 12 100 12 100
Dari tabel 4.9 dapat diketahui terjadi peningkatan
ketuntasan siswa, yang dibuktikan dari kondisi awal (pra siklus)
dari 12 siswa yang memenuhi kriteria KKM IPA 75 sebanyak 6
siswa dengan persentase sebesar 50%, setelah diadakan siklus I
meningkat menjadi 9 siswa dengan persentase sebesar 75% yang
memenuhi KKM IPA 75 tetapi setelah diadakan siklus II
meningkat menjadi 11 siswa atau 92% siswa yang memenuhi
KKM IPA 75. Jika disajikan dalam bentuk diagram adalah:

Gambar 4.4 Diagram Perbandingan Pra Siklus, Siklus I dan Siklus I


B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Berdasarkan paparan hasil penelitian di atas maka dapat di ketahui
peningkatan hasil belajar siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar
dengan menerapkan metode eksperimen. Setelah peneliti melaksanakan
tindakan siklus I dan siklus II, hasil yang diperoleh sangat memuaskan, hal itu
ditunjukan melalui hasil belajar pada pra siklus sampai dengan siklus II terjadi
peningkatan persentase ketuntasan belajar siswa. yang dibuktikan dari kondisi
awal (pra siklus) dari 12 siswa yang memenuhi kriteria KKM IPA 75
sebanyak 6 siswa dengan persentase sebesar 50% dan yang belum memenuhi
KKM berjumlah 6 siswa, dengan nilai tertinggi 90, nilai terendah 50 dan rata-
rata nilai 70. Setelah diadakan tindakan dengan menggunakan metode
eksperimen pada siklus I mengalami peningkatan hasil belajar yaitu 9 siswa
dengan persentase sebesar 75% yang memenuhi KKM IPA 75, dengan nilai
tertinggi yaitu 95, nilai terendah 60, dan rata-rata nilai 77,5. Sedangkan pada
siklus II dengan penggunaan metode eksperimen telah menunjukkan
peningkatan hasil belajar. Proses pembelajaran, penggunaan metode, yang
dilakukan siswa semuanya sangat baik. Kemampuan siswa dalam
mengemukakan pendapat dan membuat kesimpulan dengan hasil baik. Rerata
nilai meningkat dari 77,5 pada siklus I, menjadi 87,08 pada siklus II. Siswa
yang mendapat nilai mencapai batas KKM meningkat menjadi 11 anak (92%)
dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 70. Berdasarkan hasil tersebut
indikator penelitian telah tercapai dan tidak diperlukan siklus berikutnya.
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT

A. Simpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di SD Negeri 1
Kaliwiro Kecamatan Kaliwiro Kabupaten Wonosobo menunjukkan bahwa
hasil belajar siswa mata pelajaran IPA pada materi sifat-sifat cahaya
mengalami peningkatan. Pada siklus I siswa yang tuntas dengan KKM 75
sebanyak 9 siswa atau 75% sedangkan pada siklus II dicapai persentase
ketuntasan belajar sebanyak 11 siswa atau 92%. Jadi dari siklus I sampai
suklus II terjadi kenaikan presentase hasil belajar yaitu sebesar 2 siswa
atau 17%.
Adapun kesimpulannya adalah hasil belajar IPA Materi sifat-sifat
cahaya kelas V SD Negeri 1 Kaliwiro Semester 2 Tahun pelajaran
2021/2022 mengalami peningkatan setelah penerapan metode eksperimen.
B. Saran Tindak Lanjut
Berdasarkan simpulan di atas, maka saran yang dapat peneliti
berikan adalah sebagai berikut :
1. Guru harus menguasai berbagai metode dan model pembelajaran
untuk memotivasi peserta didik dalam pembelajaran karena
berdampak pada hasil belajarnya.
2. Pemahaman peserta didik akan meningkat apabila guru
menggunakan metode yang tepat
3. Untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA materi sifat-
sifat cahaya dapat menggunakan metode eksperimen.
4. Mengembangkan metode eksperimen pada mata pelajaran lain.
5. Diperlukan persiapan yang matang dalam penerapan metode
eksperimen agar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Daftar Pustaka
Adriana Sofia Ira. 2007. Penerapan Teori Belajar IPA dan Penalaran Siswa
Sekolah Dasar. Surabaya: SIC
Bahri Djamarah Syaiful. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta
BNSP. 2006. Standar Kompetensi Mata Pelajaran IPA SD/MI. Jakarta: Dirjen.
Mulyana, Aina. 2022. Pengertian Prestasi Belajar Siswa dan Faktor yang
Mempengauhi Prestasi Belajar Siswa.: Pendidikan Kewarganegaraan
Ramyulis. 2005. Penerapan Metode Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta
Riadi, Muchlisin. 2021. Metode Eksperimen (Pengertian, Tujuan, Jenis, Prosedur
dan Tahapan). KajianPustaka.com
Sudjana, Nana. 2004. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
Baru
Algensindo Offset.
Sumantri, Mulyani, dkk. 1999. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Dirjen Dikti, Depdikbud.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.
Tabrani Rusyan, dkk. 2011. Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar.
Bandung: Rumaja Karya
Trianto. 2010. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta.
Penerbit : Prestasi Pustakaraya.
Winata Putra, H. 2004. Udin S. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Universitas
Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai