Anda di halaman 1dari 4

TUGAS TUTORIAL 2

MATERI DAN PEMBELAJARAN PKn SD


Nama : Fiki Deniyanto
NIM : 850441894
Kls/Smt : PGSD / 8

1. Keragaman sosial adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan


keanekaragaman atau perbedaan dalam suatu masyarakat atau lingkup tertentu.
Keragaman sosial terjadi karena beribu-ribu jenis suku,agama yang ada di
indonesia bercampur menjadi satu karena kita hidup dengan berbagai macam
orang dari beberapa daerah dan suku.
Keragaman Sosial Budaya Indonesia
Ada berbagai bentuk keragaman sosial budaya di Indonesia. Antara lain yaitu:
 Keragaman Suku Bangsa
Masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa.
Misalnya ada teman-teman yang merupakan keturunan suku Betawi, suku
Melayu, suku Sasak, suku Bugis, suku Dayak, dan berbagai suku lainnya.
 Keragaman Bahasa
Di Indonesia ada berbagai bahasa daerah. Beberapa contoh bahasa daerah di
Indonesia antara lain bahasa Batak, bahasa Sunda, bahasa Banjar, bahasa Alor,
dan banyak bahasa lainnya.
 Keragaman Rumah Adat
Suku-suku di Indonesia memiliki rumah adat dengan ciri khas masing-masing.
Contoh rumah adat di Indonesia misalnya ada rumah adat Lamin dari Kalimantan
Timur, rumah adat Tongkonan dari Sulawesi Selatan, rumah adat Honai dari
Papua, dan rumah adat Joglo dari Jawa Tengah.
 Keragaman Pakaian Tradisional
Suku-suku di Indonesia juga memiliki pakaian adat yang digunakan untuk acara
atau ritual tertentu. Pakaian adat biasanya memiliki ciri khas corak, pola, atau
dilengkapi dengan aksesoris tertentu.
 Keragaman Makanan Tradisional
Setiap daerah di Indonesia juga memiliki makanan khasnya masing-masing.
Makanan khas berbagai daerah itu memiliki kekhasan rasa, bumbu yang
digunakan, juga bahan yang berbeda-beda, teman-teman. Selain keragaman-
keragaman di atas, bentuk keragaman sosial budaya lainnya di Indonesia
misalnya ada keragaman kesenian seperti tari dan alat musik, keragaman
agama, hingga keragaman upacara adat.

2. Hakikat Pancasila merupakan suatu upaya penalaran rasional untuk memahami


makna hakiki nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Republik Indonesia. Bagi bangsa dan negara Indonesia, hakikat dari Pancasila
yaitu sebagai Pandangan Hidup bangsa dan sebagai Dasar Negara.
Fungsi Pancasila
(1) Pancasila sebagai Jiwa Bangsa Indonesia;
(2) Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia, yaitu ciri khas yang dapat
dibedakan dengan bangsa lain;
(3) Pancasila sebagai Sumber dari segala sumber hukum dalam kehidupan
bernegara Republik Indonesia,
(4) Pancasila sebagai Perjanjian luhur Bangsa Indonesia pada waktu mendirikan
negara. Selain itu, Pancasila disebut sebagai
(5) cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia; serta
(6) sebagai Falsafah hidup yang mempersatukan Bangsa Indonesia.

3. Jawab :
o Pertama, mampu membina dan mempribadikan (personalisasi) nilai-moral.
o Kedua, mampu mengklarifikasi dan mengungkapkan isi pesan nilai-moral
yang disampaikan.
o Ketiga, mampu mengklarifikasi dan menilai kualitas nilai-moral diri siswa dan
nilai moral dalam kehidupan nyata.
o Keempat, mampu mengundang, melibatkan, membina dan mengembangkan
potensi diri siswa terutama potensi afektualnya.
o Kelima, mampu memberikan pengalaman belajar berbagai kehidupan.
o Keenam, mampu menangkal, meniadakan, mengintervensi dan menyubversi
berbagai nilai-moral naïf yang ada dalam sistem nilai dan moral yang ada
dalam diri seseorang.
o Ketujuh, menuntun dan memotivasi hidup layak dan bermoral tinggi.

4. Pengertian demokrasi konstitusional yang ditandai oleh adanya pembatasan


yuridis pada masa itu mengandung prinsip-prinsip dan pelaksanaan yang kaku
(rigid) bukan hanya di bidang politik melainkan pula dalam bidang ekonomi.
Demokrasi konstitusional yang menjunjung tinggi supremasi hukum ditafsirkan
seolah-olah negara hanya sebagai Penjaga Malam (Nachtwachterstaaf). Negara
tidak mau ikut campur dalam urusan lain kecuali dalam bidang ketertiban dan
keamanan umum.
Dalam abad ke-20, definisi dan pelaksanaan dari demokrasi konstitusional telah
mengalami perubahan orientasi. Negara bukan hanya sebagai penjaga malam
yang hanya mengurus masalah keamanan dan ketertiban melainkan telah ikut
serta pula menangani masalah-masalah sosial dan ekonomi. Dewasa ini,
pengertian demokrasi konstitusional harus lebih luas dan berusaha secara aktif
mengatur kehidupan ekonomi dan sosial. Negara semacam ini dikenal dengan
sebutan negara kesejahteraan, welfare state atau social service state.

5. Dalam sejarahnya, UUD 1945 dirancang sejak 29 Mei 1945 sampai 16 Juni 1945
oleh badan penyelidik usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)
yang beranggotakan 21 orang, diketuai Ir. Soekarno dan Drs. Moh, Hatta
sebagai wakil ketua dengan 19 orang anggota. Mereka terdiri dari 11 orang wakil
dari Jawa, 3 orang dari Sumatra dan masing-masing 1 wakil dari Kalimantan,
Maluku, dan Sunda kecil. BPUPKI ditetapkan berdasarkan maklumat gunseikan
nomor 23 bersamaan dengan ulang tahun Tenno Heika pada 29 April 1945.
Badan ini kemudian menetapkan tim khusus yang bertugas menyusun konstitusi
bagi Indonesia merdeka, yang kemudian dikenal dengan nama UUD’1945. Para
tokoh perumus itu adalah antara lain Dr. Radjiman Widiodiningrat, Ki Bagus
Hadikoesoemo, Oto Iskandardinata, Pangeran Purboyo, Pangeran
Soerjohamidjojo, Soetarjo Kartohamidjojo, Prop. Dr. Mr. Soepomo, Abdul Kadir,
Drs. Yap Tjwan Bing, Dr. Mohammad Amir (Sumatra), Mr. Abdul Abbas
(Sumatra), Dr. Ratulangi, Andi Pangerang (keduanya dari Sulawesi), Mr.
Latuharhary, Mr. Pudja (Bali), AH. Hamidan (Kalimantan), R.P. Soeroso, Abdul
Wachid hasyim dan Mr. Mohammad Hasan (Sumatra).
Latar belakang terbentuknya konstitusi (UUD’45) bermula dari janji Jepang untuk
memberikan kemerdekaan bagi bangsa Indonesia di kemudian hari. Janji
tersebut antara lain berisi “sejak dari dahulu, sebelum pecahnya peperangan
asia timur raya, Dai Nippon sudah mulai berusaha membebaskan bangsa
Indonesia dari kekuasaan pemerintah hindia belanda. Tentara Dai Nippon
serentak menggerakkan angkatan perangnya, baik di darat, laut, maupun udara,
untuk mengakhiri kekuasaan penjajahan Belanda”.
Sejak saat itu Dai Nippon Teikoku memandang bangsa Indonesia sebagai
saudara muda serta membimbing bangsa Indonesia dengan giat dan tulus ikhlas
di semua bidang, sehingga diharapkan kelak bangsa Indonesia siap untuk berdiri
sendiri sebagai bangsa Asia Timur Raya. Namun janji hanyalah janji, penjajah
tetaplah penjajah yang selalu ingin lebih lama menindas dan menguras
kekayaan bangsa Indonesia. Setelah Jepang dipukul mundur oleh sekutu,
Jepang tak lagi ingat akan janjinya. Setelah menyerah tanpa syarat kepada
sekutu, rakyat Indonesia lebih bebas dan leluasa untuk berbuat dan tidak
bergantung pada Jepang sampai saat kemerdekaan tiba. Pasca kemerdekaan
Republik Indonesia diraih, kebutuhan akan sebuah konstitusi tampak tak bisa
lagi ditawar-tawar dan harus segera diformulasikan, sehingga lengkaplah
Indonesia menjadi sebuah negara yang berdaulat, tatkala UUD 1945 berhasil
diresmikan menjadi konstitusi oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(PPKI).

Anda mungkin juga menyukai