Anda di halaman 1dari 68

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keberhasilan proses dan hasil pembelajaran Matematika yang

dilakukan sekarang sangat ditentukan oleh tingkat ketuntasan dari hasil

pembelajaran siswa sebelumnya. Materi pelajaran dalam Matematika saling

berkaitan erat antara yang satu dengan yang lainnya. Maka dari itu,

pembelajaran Matematika menuntut pembelajaran tuntas.

Secara umum siswa kelas V SD Negeri 1 Kaliwuluh Kecamatan Kepil

Kabupaten Wonosobo tahun pelajaran 2009/2010 belum memahami konsep

penjumlahan bilangan pecahan biasa. Siswa masih mengalami kesulitan dalam

penjumlahan pecahan biasa. Terbukti pada pembelajaran penjumlahan

pecahan biasa dua pecahan berpenyebut sama dan dua pecahan berpenyebut

beda, penyebut satu merupakan kelipatan dari penyebut yang lain, siswa masih

banyak yang belum tuntas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah

ditentukan. Dari 22 siswa, hanya ada 8 siswa yang memperoleh 6,5 ke atas

atau telah mencapai KKM yang ditentukan. Berdasarkan data tersebut siswa

yang dapat mencapai KKM hanya 36,4%, sedangkan selebihnya harus

mengikuti program remedial.

Pembelajaran matematika penjumlahan pecahan biasa kurang menarik

siswa. Guru kurang kreatif dalam menyampaikan materi pelajaran tersebut.

Konsep penjumlahan pecahan biasa belum dapat dikuasai anak secara baik.

Kesulitan siswa dalam materi pembelajaran penjumlahan pecahan biasa harus


2

segera diatasi supaya tujuan pembelajaran dapat tercapai dan tingkat

ketuntasan siswa bisa tercapai pula.

Cara menghadapi permasalahan yang terjadi sekaligus sebagai

peneliti melakukan perenungan, mingintrospeksi diri dan bertanya pada diri

sendiri tentang: kesesuaian antara tujuan yang telah dirumuskan dengan materi

pembelajaran, Kesesuaian antara materi dengan metode, kesesuaian anatara

media atau alat bantu pembelajaran dengan materi, motivasi siswa sebelum

mengikuti pembelajaran, keterampilan anak terhadap materi pelajaran,

kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan program yang direncanakan.

1. Identifikasi Masalah

Melalui refleksi dan diskusi bersama dengan teman sejawat tentang

pembelajaran penjumlahan bilangan pecahan biasa, masalah-masalah

pembelajaran pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kaliwuluh dapat

diidentifikasikan, sebagai berikut:

a) Siswa kurang tertarik pada materi pelajaran

b) Perhatian selama proses pembelajaran belum maksimal

c) Siswa belum memahami cara menjumlahkan pecahan biasa

2. Analisis Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut dapat dianalisis

penyebabnya, sebagai berikut:

a) Guru belum menggunakan alat dan media pembelajaran yang sesuai

dengan tingkat perkembangan siswa.

b) Guru belum menggunakan pendekatan yang mendukung pemahaman

tentang cara menjumlahkan pecahan biasa.


3

Agar tujuan pembelajaran penjumlahan bilangan pecahan biasa dapat

berhasil, proses pembelajaran dengan materi ajar bilangan pecahan biasa

menggunakan media pembelajaran model lingkaran transparan berarsir yang

menyatakan suatu pecahan. Dengan media tersebt siswa bisa belajar secara

konkrit, nyata dalam memahami konsep penjumlahan pecahan biasa.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan identifikasi dan analisis masalah tersebut, maka masalah

dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

“Apakah dengan menggunakan media lingkaran transparan berarsir dapat

meningkatkan pemahaman cara menjumlah pecahan biasa?”

C. Tujuan Penelitian

Dengan memperhatikan rumusan masalah tersebut, Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) mempunyai tujuan, sebagai berikut:

1. Meningkatkan daya tarik terhadap materi pelajaran penjumlahan bilangan

pecahan biasa siswa kelas V SD Negeri 1 Kaliwuluh Kecamatan Kepil

Kabupaten Wonosobo.

2. Meningkatkan pemahaman cara menjumlahkan pecahan biasa siswa kelas

V SD Negeri 1 Kaliwuluh Kecamatan Kepil Kabupaten Wonosobo.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi Siswa

a. Siswa dapat menjumlah pecahan biasa secara benar.


4

b. Siswa dapat mengikuti pelajaran materi penjumlahan bilangan pecahan

biasa dengan menarik.

2. Manfaat bagi Guru

a. Memiliki pengetahuan dan pengalaman baru tentang proses

pembelajaran mater penjumlahan bilangan pecahan biasa secara

enaktik dengan media lingkaran transparan berarsir.

b. Dapat menyampaikan materi pelajaran penjumlahan pecahan biasa

secara efektif dan menarik.

3. Manfaat bagi Sekolah

a. Dapat menyelenggarakan proses pembelajaran dengan menyenangkan.

b. Menghasilkan prestasi belajar matematika materi penjumlahan

pecahan biasa dengan baik.


5

BAB II
KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori

1. Konsep Penjumlahan Bilangan Pecahan Biasa

Penjumlahan identik dengan penambahan yaitu penggabungan

dua untai atau lebih untuk menghasilkan keluaran yang sebanding (Like

Wilardjo dan Dad Murniah, 2003). Sesuai dengan pendapat tersebut dapat

ditegaskan bahwa penjumlahan merupakan penggabungan dua suku atau

lebih menghasilkan suku yang besarannya sebanding.

Pecahan merupakan ekspresi yang berbentuk

pembilang/penyebut, merupakan suatu besaran, sedangkan pecahan biasa

adalah pecahan yang baik pembilang maupun penyebutnya berupa integer

(Djati Kerami dan Cormentyna Sitangga. Pecahan adalah suatu lambing

yang memuat pasangan berurutan bilangan-bilangan bulat p dan q (q ≠ 0),

ditulis dengan , untuk menyatakan nilai x yang memenuhi hubungan

p:q = x (PDGK 4406/Modul 4). Lebih lanjut ditegaskan bahwa jika =

adalah pecahan maka + = atau dapat dijelaskan menjadi

(Muchtar A. Karim dan Jamus Widagdo, 1988).

Berdasarkan uraian tersebut dapat ditegaskan bahwa

penjumlahan pecahan biasa merupakan penggabungan dua suku atau lebih

dari bilangan pecahan. Penyebut masing-masing suku bilangan pecahan

disamakan. Kemudian menjumlahkan pembilangnya per salah satu

penyebut telah sama.


6

2. Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan adalah suatu jalan, cara atau kebijakan yang

ditempuh oleh guru atau siswa dalam pencapaian tujuan pembelajaran.

Pendekatan pembelajaran merupakan kerangka acuhan yang dianut guru

dalam praktek pembelajaran untuk mencapai sasaran pembelajaran yang

berupa kognitif, afektif, dan psikomotor serta kepribadian siswa secara

maksimal. Pendekatan enaktik merupakan strategi pembelajaran dengan

mengutamakan proses belajar dari yang konkrit menuju abstrak, dari yang

sederhanan menuju kompleks, dari yang mudah menuju yang sukar (Udin

S. Winataputra, 2008). Pendekatan enaktik merupakan pendekatan dengan

memanipulasi objek langsung. Objek hasil manupulasi tersebut merupakan

media pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk belajar lebih

bermakna.

Kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran

ditentukan oleh proses belajar siswa itu sendiri. Proses belajar yang baik

akan menghasilkan prestasi belajar yang baik pula. Belajar merupakan

proses perubahan tingkah laku akibat dari pengalaman dan latihan yang

ditandai dengan adanya perubahan kemampuan berpikir, tingkah laku, dan

sikap serta kepribadian. Suatu proses akan bermakna dan mudah jika

dilakukan dengan latihan berdasarkan pengalaman (Udin S. Winataputra,

2008).
7

Berdasarkan uraian tersebut dapat ditegaskan bahwa pendekatan

enaktik merupakan proses belajar dengan menggunakan media belajar

semi konkrit. Artinya, siswa belajar dengan media tiruan untuk

memudahkan anak dalam mempelajari hal-hal yang abstrak.

3. Media Pembelajaran Lingkaran Transparan Berarsir

Media pembelajaran lingkaran transparan merupakan alat bantu

belajar yang terbuat dari bahan mika atau plastic kaca. Alat yang

digunakan untuk pembuatan media lingkaran transparan berarsir adalah

gunting atau kater, spidol, dan penggaris. Cara pembuatan media

pembelajaran tersebut yaitu dengan menggunting menjadi bentuk-bentuk

lingkaran. Mika berbentuk lingkaran tersebut kemudian diarsir bagian

permukaannya dengan sepidol sesuai dengan bagian-bagian yang

dibutuhkan. Sitiap satu bentuk lingkaran mewakili satu nilai bilangan

pecahan biasa.

Penggunaan media tersebut dalam penjumlahan bilangan

pecahan biasa adalah dengan cara menggabungkan atau menindihkan

bentuk-bentuk ligkaran menjadi satu sehingga akan terlihat garis atau

arsiran di permukaan lingkaran. Siswa tinggal menghitung arsiran-arsiran

yang telah bergabung menjadi satu.

B. Kerangka Pikir

Pembelajaran dengan materi penjumlahan bilangan pecahan biasa

tanpa penggunaan media pembelajaran hasilnya tidak memuaskan.


8

Pembelajaran dengan media lingkaran berarsir membuat siswa menjadi

tertarik, membuat siswa menjadi aktif dan kreatif. Siswa belajar secara

konkrit, nyata. Siswa lebih mudah memahami konsep penjumlahan bilangan

pecahan biasa. Hasil yang dicapai siswa pada akhir pembelajaran maksimal,

ketuntasan belajar dapat dicapai dengan baik.

Untuk memperjelas uraian tersebut disajikan gambar kerangka

piker, sebagai beriku:

Gambar 1 Kerangka Pikir

TINDAKAN SIKLUS II HASIL BELAJAR

Pembelajaran Pemahaman siswa Hasil meningkat lebih


dengan terhadap konsep
pendekatan penjumlahan pecahan baik
enaktik biasa meningkat
menggunakan
media lingkaran
transparan SIKLUS I HASIL BELAJAR
berarsir
Siswa memahami cara Hasil meningkat
menjumlahkan pecahan
biasa

KONDISI Hasil belajar siswa


Pemahaman konsep
AWAL
penjumlahan bilangan
Belum rendah
pecahan biasa rendah
menggunakan
9

media
pembelajaran

C. Hipotesis

Berdasarkan kajian teori dan kerangka piker tersebut hipotesis

tindakan penelitian ini, sebagai berikut:

Pendekatan enaktik dan menggunakan media lingkaran transparan berarsir

dapat meningkatkan pemahaman cara menjumlah pecahan biasa.


10

BAB III
PELAKSANAAN TINDAKAN

A. Subjek Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri

1 Kaliwuluh tahun pelajaran 2009/2010. SD Negeri 1 Kaliwuluh

beralamat di desa Kaliwuluh Kecamatan Kepil Kabupaten Wonosobo.

Peneliti memilih tepat tersebut karena peneliti merupakan guru kelas V

di SD Negeri 1 Kaliwuluh. Hasil belajar Matematika tentang

penjumlahan bilangan pecahan biasa rendah, masih banyak siswa yang

belum tuntas KKM yang ditentukan.

Siswa kelas V SD Negeri 1 Kaliwuluh berjumlah 22 anak,

terdiri atas 9 anak laki-laki dan 13 anak perempuan. Siswa berasal dari

keluarga ekonomi lemah. Orang tua berpendidikan rendah. Dorongan

belajar dari orang tua kecil. Siswa berada di lingkungan social

pedesaan.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan dalam kurun waktu 5 bulan, mulai bulan

Januari sampai Mei 2010. Adapun jadwal pelaksanaan penelitian

disajikan berikut:

No Waktu Uraian Kegiatan

1 Januari 2010 Pemilihan Topik

2 Februari 2010 Penyusunan Rencana Penelitian

9
11

3 Maret 2010 Pelaksanaan Penelitian Tahap 1

4 April 2010 Pelaksanaan Penelitian Tahap 2

5 Mei 2010 Penyusunan Laporan

B. Deskripsi Per Siklus

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini terdiri atas 3 siklus kegiatan,

yakni: pra penelitian, siklus 1, dan siklus 2. Masing-masing siklus

dilaksanakan dengan 4 aspek, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi,

refleksi, uraian lebih rinci disajikan sebagai berikut:

1. Pra Penelitian

a) Perencanaan

1) Menyiapkan perangkat dan saranan pembelajaran

2) Menyiapkan LKS

b) Pelaksanaan

Pada tahap ini proses pembelajaran penjumlahan bilangan pecahan

biasa menggunakan garis bilangan. Garis bilangan pertama untuk

memperagakan pecahan dan garis kedua untuk memperagakan

hasil penjumlahan bilangan pecahan.

c) Observasi

Teman sejawat mengobservasi proses pembelajaran. Fokus

observasi adalah siswa yang sedang melaksanakan proses

pembelajaran.

d) Refleksi
12

Peneliti bersama teman sejawab berdiskusi merefleksi proses

pembelajaran untuk diketahui kekurangan yang ada sebagai dasar

perbaikan pada siklus berikutnya.

2. Siklus 1

Siklus 1 dilaksanakan 1 kali pertemuan (2 x 35 menit) sebagai

upaya untuk memperbaiki proses pembelajaran sebelumnya setelah

ditemukan masalah yang terjadi dan telah diidentivikasi serta telah

duruuskan solusinya. Adapun tahap-tahap siklus 1, sebagai berikut:

a) Perencanaan

1) Membuat desain pembelajaran matematika tentang

penjumlahan pecahan biasa dengan pendekatan enaktik

menggunakan media model lingkaran transparan.

2) Mempersiapkan media dan sumber belajar yang diperlukan.

3) Membuat RPP untuk siklus 1 beserta perangkatnya.

b) Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan berupa perbaikan proses pembelajaran.

Proses pembelajaran sebagai implementasi dan RPP yang telah

dibuat dan direvisi. Dalam tahap ini proses pembelajaran dengan

pendekatan enaktik menggunakan media lingkaran transparan

berarsir. Proses pembelajaran diobservasi teman sejawat. Observasi

difokuskan pada siswa yang sedang belajar.

1) Kegiatan awal (10 menit)


13

Guru mengadakan appersepsi dengan Tanya jawab materi yang

lalu tentang penjumlahan bilangan kelipatan.

2) Kegiatan inti (40 menit)

Fokus kegiatan adalah penggunaan media lingkaran transparan

berarsir untuk menyelesaikan lembar kerja siswa (LKS).

3) Kegiatan akhir (20 menit)

Pada kegiatan akhir diadakan evaluasi. Evaluasi untuk

mengetahui tingkat keberhasilan belajar siswa dan untuk

mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran dan target yang

telah ditentukan.

c) Observasi

Pengamatan dilakukan oleh teman sejawat. Hasil pengamatan

digunakan sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam refleksi.

Pengamatan difokuskan pada aktivitas, kreativitas, motivasi siswa

dalam mengikuti proses pembelajaran.

d) Refleksi

Dalam tahap ini peneliti dan teman sejawat mendiskusikan hasil

observasi proses pembelajaran dan hasil evaluasi pada akhir proses

pembelajaran. Kekurangan yang ditemukan pada siklus 1

diperbaiki pada siklus berikutnya. Pada siklus 1, diharapkan

pembelajaran penjumlahan bilangan pecahan biasa dengan media

lingkaran transparan berarsir mendapatkan hasil baik. Hasil belajar

siswa telah mengalami peningkatan dari pertemuan sebelumnya.

3. Siklus 2
14

Pembelajaran pada siklus 2 pada hakikatnya merupakan perbaikan

proses pembelajaran pada siklus 1. Kekurangan yang terjadi pada

siklus 1 diperbai pada siklus 2. Kegiatan pembelajaran siklus 2 dua

juga melibatkan teman sejawat untuk mengamati proses pembelajaran

yang terjadi.

a) Perencanaan

1) Membuat desain pembelajaran matematika tentang

penjumlahan pecahan biasa dengan pendekatan enaktik

menggunakan media lingkaran transparan berarsir.

2) Menyusun LKS siklus 2 serta perangkatnya

b) Pelaksanaan

1) Kegiatan awal (10 menit)

Apersepsi dengan tanya jawab tentang pecahan senilai.

2) Kegiatan inti (40 menit)

Fokus kegiatan ini adalah cara menjumlahkan pecahan biasa

dengan media pembelajaran linkaran transparan berarsir.

Dengan harapan siswa paham konsep penjumlahan bilangan

pecahan biasa.

3) Kegiatan akhir (20 menit)

Kegiatan akhir berupa evaluasi Hasil evaluasi digunakan untuk

mengetahui tingkat keberhasilan belajar dan untuk menentukan

tingkat ketercapaian tujuan pembelajaran dan target yang telah

ditentukan.

c) Observasi
15

Pengamatan dilakukan oleh pengamat selama proses pembelajaran

berlangsung. Pengamatan dilaksanakan untuk memperoleh data-

data selama pembelajaran berlangsung. Hasil pengamatan

dituangkan pada lembar observasi seperti pada lampiran.

d) Refleksi

Setelah selesai melakukan perbaikanpembelajaran pada siklus 2.

Guru sekaligus peneliti melakukan diskusi dengan teman sejawat

yang melakukan observer. Hasil observasi proses dan evaluasi

pada akhir proses dijadikan dasar untuk menyimpulkan

keberhasilan tindakan dalam pembelajaran.


16

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada pembelajaran matematika di kelas V SD Negeri 1 Kaliwuluh

tentang penjumlahan pecahan biasa sebagian besar siswa mengalami

kesulitan. Hal tersebut dikarenakan siswa belum memahami cara

penjumlahan bilangan pecahan biasa. Terbukti dari hasil evaluasi dan

analisis hasil evaluasi pembelajaran pra penelitian menunjukkan bahwa

dari 22 siswa 38% baru 8 siswa yang telah mencapai KKM yang

ditentukan, yakni 60.Sedangkan sisanya 14 siswa lainnya belum tuntas

KKM. Hal tersebut berarti 14 orang siswa harus mengikuti remedial.

Deskripsi per siklus disajikan, sebagai berikut:

1. Siklus 1

Siklus 1 merupakan tindakan perbaikan pembelajaran pertama

yang masih konfensional. Pada siklus 1 terdapat perencanaan tindakan,

pelaksanaan tindakan, hasil pengamatan dan refleksi.

a) Perencanaan Tindakan

Tahap perencanaan berisi kegiatan membuat desain pembelajaran

matematika tentang penjumlahan pecahan biasa dengan

menggunakan media lingkaran transparan berarsir. Menyediakan

media lingkaran trasparan berarsir sesuai rencana. Membuat RPP

perbaiakan dari pembelajaran sebelumnya.

b) Pelaksanaan Tindakan
17

Pelaksanaan tindakan siklus 1 merupakan perbaikan pembelajaran

sebelumnya. Perbaikan pembelajaran difokuskan pada penggunaan

media pembelajaran lingkaran transparan berarsir. Siswa dibuat

menjadi kelompok-kelompok belajar. Masing-masing kelompok


14
mendapat 1 media lingkaran transparan berarsir. Ketua kelompok

atau salah satu anggata kelompok mendemonstrasikan media

pembelajaran lingkaran transparan berarsir untuk membuktikan

penjumlahan pecahan biasa dengan nyata. Sedangkan teman

lainnya mengamati.

c) Hasil Pengamatan

Pengamatan dilakukan oleh teman sejawat dengan menggunakan

lembar pengamatan. Fokus pengamatan adalah siswa yang sedang

melaksanakan kegiatan pembelajaran.

Hasil pengamatan siklus 1 dilakukan oleh kolaborator. Kolaborator

terdiri atas 2 orang, yaitu Bapak Suyadi dan Bapak Sudarno. Hasil

pengamatan, disajikan, sebabagai berikut:

Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran


Siklus 1

NO Aspek Pengamatan Hasil


1 Kesiapan siswa mengikuti pelajaran 3
Kemampuan siswa dalam menggunakan media
2 2
lingkaran transparans berarsir.
Kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas tepat
3 2
waktu
Siswa tampak bersungguh-sungguh dalam mengikuti
4 2
pelajaran
5 Siswa tampak senang dalam mengikuti pelajaran 2
6 Keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat 2
18

7 Kemampuan siswa dalam bekerja sama dengan teman 2


Jumlah 15
Rata-rata 2

Keterangan: Kurang : Skor 1


Sedang : Skor 2
Baik : Skor 3

Berdasarkan data tersebut dapat dinyatakan bahwa jumlah skor

pengamatan sebesar 15, rata-rata skor pengamatan 2, berarti criteria

keberhasilan proses pembelajaran cukup baik. Persentase skor pengamatan

sebesar 71,43%. Persentase dihitung dengan rumus:

x 100%

d) Refleksi

Setelah tindakan perbaikan pembelajaran siklus 1 berakir, peneliti

bersama teman sejawat (observer) berdiskusi merefleksi

pembelajaran untuk mengetahui kekurangannya untuk diperbaiki

pada siklus 2. Dari hasil refleksi dapat dikemukan bahwa proses

belajar telah mengalami peningkatan. Siswa lebih aktif dari

pembelajaran sebelumnya. Hsil belajar mengalami peningkatan,

dari 22 siswa ada 16 siswa yang telah berhasil mencapai batas

KKM yang ditentukan. Sedangkan kekurangannya, penggunaan

media pembelajaran transparan berarsir belum merata. Hanya ketua

kelompok belajar yang menggunakan media, sedangkan teman

lainya hanya sebagai pengamat. Kadang-kadang konsentrasinya

terganggu.
19

2. Siklus 2

Siklus ke 2 merupakan perbaikan pembelajaran siklus pertama. Hasil

perbaikan pelaksanaan siklus 2, sebagai berikut:

a) Perencanaan Tindakan

Pembelajaran siklus 2 merupakan perbaikan pembelajarn siklus 1.

Seperti halnya siklus 1, perencanaan siklus 2 berisi kegiatan

membuat desain pembelajaran matematika tentang penjumlahan

pecahan biasa dengan menggunakan media lingkaran transparan

berarsir. Menyediakan media lingkaran trasparan berarsir

diusahakan setiap anak dapat menggunakan. Membuat RPP

perbaiakan dari pembelajaran sebelumnya

b) Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan siklus 2 merupakan perbaikan pembelajaran

sebelumnya. Perbaikan pembelajaran difokuskan pada penggunaan

media pembelajaran lingkaran transparan berarsir secara merata.

Setiap anak harus dapat menggunakan media tersebut. Siswa tidak

hanya sekadar mengamati temannya dalam menggunakan media,

tetapi mempraktikkan sendiri membuktikan penjumlahan bilangan

pecahan. Pembelajaran berjalan lancer, siswa aktif, kreatif.

Pembelajaran berlangsung menyenangkan.

c) Pengamatan

Pengamatan dilakukan oleh teman sejawat dengan menggunakan

lembar pengamatan. Fokus pengamatan adalah siswa yang sedang


20

melaksanakan kegiatan pembelajaran. Hasil pengamatan digunakan

untuk mengetahui keberhasilan proses pembelajaran.

Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran


Siklus 2

NO Aspek Pengamatan Hasil


1 Kesiapan siswa mengikuti pelajaran 3
Kemampuan siswa dalam menggunakan media
2 3
lingkaran transparans berarsir.
Kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas tepat
3 3
waktu
Siswa tampak bersungguh-sungguh dalam mengikuti
4 3
pelajaran
5 Siswa tampak senang dalam mengikuti pelajaran 3
6 Keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat 2
7 Kemampuan siswa dalam bekerja sama dengan teman 3
Jumlah 20
Rata-rata 2.86

Keterangan: Kurang : Skor 1


Sedang : Skor 2
Baik : Skor 3

Berdasarkan data tersebut dapat dinyatakan bahwa jumlah skor

pengamatan sebesar 20, rata-rata skor pengamatan 2.86, berarti criteria

keberhasilan proses pembelajaran baik. Persentase skor pengamatan

sebesar 95,3%. Persentase dihitung dengan rumus:

x 100%

d) Refleksi

Setelah tindakan perbaikan pembelajaran siklus 2 berakir, peneliti

bersama pengamat (observer) berdiskusi merefleksi pembelajaran

untuk mengetahui keberhasilan proses dan hasil pada siklus 2. Dari


21

hasil refleksi dapat dikemukan bahwa proses belajar mengalami

peningkatan. Siswa secara aktif mengikuti pembelajaran dengan

baik. Pembelajaran berlangsung sangat menyenangkan. Hasil

belajar mengalami peningkatan, dari 22 siswa ada 20 siswa sebesar

90% yang telah berhasil mencapai batas KKM yang ditentukan.

Siswa yang belum tuntas KKM tinggal 2 anak, sebesar 10% dan

siswa tersebut sudah mendekati tuntas.

B. Pembahasan

Pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada mata pelajaran

matematika tentang penjumlahan bilangan pecahan biasa ada 3 siklus, 1

siklus pra penelitian dan 2 siklus perbaikan, berikut pembahasan masing-

masing siklus:

Tabel 1. Rekapitulasi Nilai Masing-masing Siklus Perbaikan Pembelajaran

NILAI
NO NAMA
AWAL SIKLUS 1 SIKLUS 2
1 Tri Widiyanto 60 70 80
2 Ulin Nikmah 80 90 100
3 Siti Mardiah 60 70 80
4 Wahyu Pulung Sejati 50 70 80
5 Iqbal Halimtar Haq 50 50 70
6 Wahidul Khoir 50 50 60
7 Khorip Hidayat 50 50 70
8 Arifatun Nikmah 40 50 60
9 Indriyani 70 90 100
10 Jamilatus Amanah 80 90 100
11 Mafruroh 70 80 90
12 Misbahul 50 60 70
13 Musonifah 50 70 80
14 Mudawamah 50 70 80
15 Nurul Anwar 50 60 70
16 Nurhalimah 80 80 90
17 Najib Mustahal 90 100 100
22

18 Ngismah 40 70 80
19 Nafisatun Nangimah 90 100 100
20 Tutik Astari 50 50 70
21 Mukodam 80 100 100
22 Fajar Kholifah 50 70 70
Jumlah 1340 1590 1800
Rata-rata 58.26 69.13 78.26

Berdasarkan data nilai tersebut peningkatan keberhasilan belajar dapat

dijelaskan, sebagai berikut:

Siklus 1

Pembelajaran pada siklus 1 menggunakan media pembelajaran

lingkaran transparan berarsir. Materi pelajaran pada siklus pertama ini

tentang penjumlahan bilangan pecahan dengan penyebut beda dan

merupakan bilangan kelipatannya. Pembelajaran berlangsung lancar,

keaktifan siswa telah mengalami peningkatan. Hasil belajar juga

meningkat dari 8 anak (36,4%) yang telah mencapai KKM, pada

perbaikan pembelajaran siklus 1 meningkat menjadi 16 anak (72,8%).

Pembelajaran pada siklus pertama masih terdapat kelemahan, masih ada

beberapa siswa yang belum dapat mengikuti pembelajaran secara baik.

Siswa yang menjadi pengamat ketika kawannya mempraktikkan media

lingkaran transparan berarsir belum bisa berkonsentrasi dengan baik.

Kelemahan tersebut diperbaiki pada siklus berikutnya.

Siklus 2

Perbaikan pembelajaran pada siklus 2 difokuskan pada upaya

perbaikan proses yang berdampak pada perbaikan hasil belajar. Materi

pelajaran pada perbaikan pembelajaran siklus 2 adalah penjumlahan


23

bilangan pecahan biasa penyebut tidak sama penyebutnya dan tidak

merupakan bilangan kelipatannya. Proses pembelajaran berjalan dengan

lancar dan menyenangkan. Siswa aktif mengikuti pelajaran, dengan media

lingkaran transparan berarsir.Hasil belajar juga meningkat dari 16 anak

(72,8%) yang telah mencapai KKM, pada perbaikan pembelajaran siklus 2

meningkat menjadi 20 anak (90%). Siwa dapat berkonsentrasi dengan

baik.

Untuk memperjelas peningkatan proses dan hasil belajar, berikut

disajikan grafik keberhasilan pembelajaran:

Gambar. Grafik Perbaikan Pembelajaran 3 Siklus

80

70

60

50 R SIKLUS 2

40 R SIKLUS 1
R AWAL
30

20

10

0
AWAL SIKLUS 1 SIKLUS 2

Berdasarkan grafik tersebut dapat dijelaskan bahwa peningkatan prestasi

pembelajaran siswa kelas V SD Negeri 1 Kaliwuluh sejak kondisi awal hingga

perbaikan pembelajaran siklus 2. Kondisi awal nilai rerata 49,26, perbaikan


24

pembelajaran siklus 1 meningkat menjadi 69,13, dan pada perbaikan

pembelajaran siklus 2 meningkat lagi menjadi 78,26.


25

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan data tersebut Penelitian Perbaikan Pembelajaran dapat

disimpulkan, sebagai berikut:

1. Pembelajaran dengan media lingkaran transparan berarsir dapat

meningkatkan pemahaman cara menjumlah pecahan biasa.

2. Media pembelajaran lingkaran transparan berarsir dapat mengaktif siswa

dalam mengikuti proses pembelajaran dengan materi pelajaran

penjumlahan pecahan biasa.

3. Media pembelajaran lingkaran transparan berarsir dapat meningkatkan

prestasi belajar siswa mata pelajaran matematika tentang penjumlahan

pechan biasa, hal tersebut dapat ditunjukkan bahwa dari kondisi awal

prestasi yang dicapai siswa kelas V SDN 1 Kaliwuluh 8 orang (36,4%)

yang mencapai KKM, prestasi meningkat menjadi 16 orang (72,8%) pada

perbaikan pembelajaran siklus 1, meningkat lagi menjadi 20 orang (90%)

pada perbaikan pembelajaran siklus 2.

4. Pembelajaran dengan media lingkaran transparan berarsir juga

menyenangkan, siswa terlihat bergairah dan bersemangat dalam

mengikuti proses pembelajaran.

B. Saran

Berdasarkan simpulan tersebut untuk meningkatkan proses dan hasil

belajar hendaknya, sebagai beriku:


26

1. Guru hendaknya menyediakan media pembelajaran lingkaran transparan

berarsir dalam menanamkan konsep penjumlahan bilangan pecahan biasa.

2. Penggunaan media pembelajaran lingkaran transparan berarsir

diusahakan merata, seluruh siswa dapat mencoba atau mempraktikan


22
media yang disediakan.

3. Hendaknya penyediaan media pembelajaran dapat dilakukan pula pada

materi-materi pelajaran yang berbeda.


27

DAFTAR PUSTAKA

Djati Kerami dan Cormentyna Sitanggang. 2003. Kamus Matematika.Jakarta:


Balai Pstaka

Gatot Muhsetyo, dkk.. 2008. Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar, PDGK


4406. Jakarta: Universitas Terbuka

Igak Wardhani dan Kuswaya Wihardit. 2008. Penelitian Tindakan Kelas, IDIK
4408. Jakarta: Universitas Terbuka

Like Wilardjo dan Dad Murniah. 2003. Kamus Fisika. Jakarta: Balai Pstaka

Muchtar A. Karim dan Jamus Widagdo. 1988. Pendidikan Matematika II, PGSD
2401. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebdayaan Proyek
Peningkatan Mutu Guru Kelas SD Setara DII

Udin S. Winata Putra, dkk. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran, MKDK 4004.
Jakarta: Universitas Terbuka
28

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah bidang studi yang mempelajari,

menelah, dan menganalisis gejala dan masalah social di masyarakat ditinjau

dari berbagai aspek kehidupan secara terpadu (Nursid Sumaatmadja dkk.,

1977). Salah satu materi pembelajaran IPS di SD adalah sejarah. Sejarah

adalah gambaran tentang peristiwa-peristiwa masa lampau yang dialami

manusia, disusun secara ilmiah, meliputi urutan waktu, diberi tafsiran dan

analisis kritis, sehingga mudah dipahami. Pedapat senada dikemukakan bahwa

sejarah sebagai pelbagai bentuk penggambaran pengalaman kolektif pada

masa lampau (Udin s. Winataptra, 2008). Sejarah adalah riwayat masa lampau

atau suatu bidang ilmu yang menyelidiki dan menuturkan riwayat itu sesuai

dengan metode tertentu yang terpercaya. Pengajaran sejarah bertujuan agar

siswa mampu mengembangkan pemahaman tentang perkembangan

masyarakat Indonesia sejak masa lalu hingga masa kini sehingga siswa

memiliki kebanggaan sebagai bangsa Indonesia dan cinta tanah air.

Sebagai bagian dari IPS, pembelajaran sejarah ditekankan pada

pemahaman, nilai dan moral pada siswa. Hasil belajar siswa kelas V SD

Negeri 1 Kaliwuluh tahun 2009/2010 mata pelajaran IPS tentang sekitar

proklamasi masih rendah, jauh dari target yang teah ditentukan. Terbukti dari

22 siswa hanya 4 siswa atau 18% telah memperoleh nilai mlampaui KKM,

yakni 60. Sedangkan 18 siswa sebesar 82% masih harus mengikuti remedial.

Hal tersebut disebabkan dalam proses pembelajaran siswa tidak aktif, siswa
29

tidak memperhatikan materi pembelajaran dari guru. Ketika guru

menyampaikan materi pembelajaran, banyak anak yang berbicara sendiri,

bercerita dengan teman sebangkunya, tidak memperhatikan guru. Masalah

trsebut harus segera diatasi. Siswa agar aktif mengikuti proses pembelajaran

berlangsung. Harapan akhir agar nilai pembelajaran siswa dapat mencapai

KKM dan target yang telah ditentukan dapat di capai

1. Identifikasi Masalah

Masalah tentu harus segera diatasi supaya tujuan pembelajaran

tercapai, hasil belajar meningkat, dan target yang telah ditentukan dapat

tercapai. Melalui refleksi dan diskusi dengan teman sejawat masalah

pembelajaran materi pelajaran sekitar proklamasi dapat diidentifikasi, sebagai

berikut:

a) Tingkat pemahaman materi rendah

b) Anak kurang tertarik terhadap pelajaran.

c) Kreativitas guru dalam mengajar belum tampak

1. Analisis Masalah

Analisis penyebabnya adalah sebagai berikut:

a) Pemilihan pendekatan, model pmbelajaran belum tepat.

b) Guru tidak menggunakan media pembelajaran yang menarik

c) Guru menyampaikan materi pelajaran kurang bervariatif.

Untuk mengaktifkan siswa dalam mengikuti pembelajaran IPS

dengan materi pelajaran sekitar proklamasi, guru menggunakan model

pembelajaran Rolle Playing dengan pendekatan Partisipatoris.


30

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan latar belakang dan identifikasi masalah, masalah

dalam penelitian ini dirumuskan:

“Apakah model pembelajaran Rolle Playing dengan pendekatan Partisipatoris

dapat mengaktifkan dan meningkatkan prestasi siswa dalam pembelajaran

IPS sekitar proklamasi?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Khusus

Untuk mengaktifkan siswa dalam pembelajaran IPS tentang sekitar

proklamasi kemerdekaan.

2. Tujuan Umum

Pendekatan partisipatoris dan model pembelajaran Rolle playing untuk

mengaktifkan siswa selama proses pembelajaran IPS tentang sekitar

proklamasi kemerdekaan.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi Siswa

Prestasi dan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran IPS materi sekitar

proklamasi meningkat.

2. Manfaat bagi Guru

Profesionalitas dan kemampuan guru dalam menyampaikan materi

pelajaran IPS materi sekitar proklamasi menjadi lebih baik dari

sebelumnya.
31

3. Manfaat bagi Sekolah

Kwalitas pembelajaran yang dikelula guru, khususnya mata pelajaran IPS

meningkat.
32

BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka

1. Menumbuhkan Keaktifan siswa dalam Proses Pembelajaran

Hasil pembelajaran siswa salah satunya ditentukan oleh proses

pembelajaran. Proses pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara

aktif dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Belajar adalah proses

perubahan yang relative tetap dalam perilaku individu sebagai hasil dari

pengalaman. Pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang

utuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa. Pasal 1 butir 20

Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, yakni pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan

pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

2. Model Pembelajaran Rolle Playing dan Pendekatan Partisipatoris

Rolle Playing adalah salah satu model pembelajaran IPS. Rolle

Playing merupakan teknik belajar yang mempunyai peranan besar dalam

upaya mengaktifkan siswa. Rolle Playing di samping sebagai

pengangkatan suatu keadaan atau kejadian nyata ke dalam ruang kelas,

juga sebagai perasaan, keadaan, dan perbuatan dari hal tersebut akan turut

dirasakan siswa (Udin S Winata Putra, dkk., 2008)). Rolle sebagai

serangkaian urutan perasaan, kata-kata dan perbuatan yang berpola, unik

dan merupakan cara-cara membaku saling bertautan dengan lainnya atau

orang lain. Rolle Playing diartikan memerankan peranan atau perperan

sesuatu. Melalui Rolle Playing siswa akan memerankan atau memainkan


33

peran tersebut seperti adanya, sehingga mendekati kejadian yang

sebenarnya.

Dalam modul UT, Fanis Shaftel dan George Shaftel berpendapat

bahwa Rolle Playing merupakan model pembelajaran mempunyai tujuan,

sebagai berikut:

a) Untuk menghayati sesuatu atau hal atau kejadian yang sebenarnya

dalam realita kehidupan.

b) Memahami apa yang menjadi sebab dan sesuatu serta bagaimana

akibatnya.

c) Untuk mempertajam indera dan rasa terhadap sesuatu.

d) Sebagai penyalur atau pelampiasan tension dan perasaan-perasaan.

e) Sebagai alat mendiagnose keadaan, kampuan dan kebutuhan siswa.

f) Pembentukan konsep secara mandiri.

g) Menggali peran-peran seseorang dalam kehidupan.

h) Menggali dan meneliti norma-norma dan peran budaya dalam

kehidupan.

i) Melatih siswa dalam mengendalikan dan memperbaharui perasaan,

cara berpikir dan perbuatannya.

(Nursid Sumaatmadja dkk., 1977)

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat ditegaskan bahwa model

Rolle Playing di dalamnya terdapat kegiatan siswa untuk memerankan

tokoh sesuai dengan perannya masing-masing. Dalam pembelajaran IPS

materi tentang sekitar proklamasi kemerdekaan, siswa akan memerankan

tokoh-tokoh yang memiliki peran penting dalam upaya mewujudkan


34

proklamasi kemerdekaan. Seolah-olah siswa adalah pelaku peristiwa masa

lalu yang memiliki makna penting pada masa kini dan masa mendatang.

Siswa tidak hanya sekadar hapal, tetapi merasakan dan melakukan sendiri

sehingga makna yang melekat dalam hati siswa lebih dalam.

Partisipatoris adalah pendekatan pembelajaran yang dapat

melibatkan siswa secara aktif, menyenangkan dan merangsang motivasi

perkembangan intelektual. Pembelajaran dengan pendekatan partisipatoris

melibatkan semua siswa untuk memerankan tokoh-tokoh yang berperan di

sekitar proklamasi kemerdekaan.

Pembelajaran IPS tentang sekitar proklaasi kemerdekaan dengan

pendekatan partisipatoris menggunakan model pembelajaran Rolle Playing

dapat mengaktifkan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

Pembelajaran dengan pendekatan partisipatoris dan model pembelajaran Rolle

Playing merangsang motivasi siswa untuk belajar dengan senang. Belajar

dengan melakukan maka pengalaman yang diperoleh siswa akan lebih

bermakna. Siswa tidak hanya sekadar tahu, tapi mengerti, paham terhadap

pengalaman yang didapat, agar lebih jelas, alur perbaikan pembelajaran

disajikan dalam bentuk gambar berikut:


35

Gambar 1. Alur Perbaikan pembelajaran Mata Pelajaran IPS

Siswa kurang
KONDISI AWAL Pembelajaran Hasil belajar
aktif dan tidak
Konfensional rendah
tertarik

SIKLUS 1
Siswa aktif
memerankan Hasil belajar
tokoh yang siswa meningkat
berperan di sikitar
Menggunakan Proklamasi
pendekatan Kemerdekaan
TINDAKAN partisipatoris
PERBAIKAN dengan model
pembelajaran Rolle SIKLUS 2
Playing Siswa aktif
memerankan Hasil belajar
tokoh yang siswa meningkat
berperan dalam lebih baik dari
detik-detik sebelumnya
Proklamasi
Kemerdekaan

B. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka piker maka hipotesis

tindakan dalam penelitian ini adalah:

“Model pembelajaran Rolle Playing dengan pendekatan Partisipatoris dapat

meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS sekitar proklamasi.”


36

BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN

A. Subjek Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas V semester 2

SD Negeri 1 Kaliwuluh pada tahun pelajaran 2009/2010. Alasan peneliti

memilih tempat tersebut, sebagai berikut:

a) Guru sebagai guru kelas V SD Negara 1 Kaliwuluh.

b) Hasil belajar siswa pada pelajaran IPS pada materi pelajaran sekitar

proklamasi kemerdekaan Indonesia masih rendah, masih jauh dari

target yang ditentukan.

Siswa kelas V SD Negeri 1 Kaliwuluh berjumlah 22 orang, 9 orang

laki-laki dan 13 orang perempuan. Karekteristik siswa kelas V SD Negeri

1 Kaliwuluh, sebagai berikut:

a) Siswa berasal dari keluarga kurang mampu

b) Sebagian besar orang tua siswa bekerja sebagai petani

c) Sebagian besar orang tua siswa berpendidikan rendah

d) Lingkungan masyarakat sebagian besar berpendidikan rendah

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan dalam kurun waktu 5 bulan, mulai bulan

Januari sampai Mei 2010. Adapun jadwal pelaksanaan penelitian disajikan

berikut:
37

Tabel: Jadwal Kegiatan Perbaikan Pembelajaran

No Waktu Uraian Kegiatan

1 Januari 2010 Pemilihan Topik

2 Februari 2010 Penyusunan Rencana Penelitian

3 Maret 2010 Pelaksanaan Penelitian Tahap 1

4 April 2010 Pelaksanaan Penelitian Tahap 2

5 Mei 2010 Penyusunan Laporan

B. Deskripsi Per Siklus

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini terdiri atas 3 siklus kegiatan,

yakni: pra penelitian, siklus 1, dan siklus 2. Masing-masing siklus

dilaksanakan dengan 4 aspek, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi,

refleksi, uraian lebih rinci disajikan sebagai berikut:

Pada kegiatan awal pembelajaran tentang sekitar proklamasi

kemerdekaan Indonesia menggunakan ceramah. Pada saat pembelajaran

berlangsung perhatian siswa kurang focus pada materi pelajaran. Masih

banyak siswa yang berbicara sendiri dengan teman sebangkunya, buka-buka

buku atau kegiatan lain yang tidak ada kaitannya dengan berlangsungnya

pembelajaran. Hasil evaluasi pada akhir pembelajaran masih banyak yang

belum tuntas KKM sebesar 60 yang telah ditentukan. Guru menyadari bahwa

perlu adanya tindakan untuk memperbaiki proses pembelajaran.


38

1. Siklus 1

Siklus 1 dilaksanakan dalam 1 x pertemuan (2 x 35 menit). Siklus

1 merupakan perbaikan dari proses pembelajaran sebelumnya yang belum

berhasil. Tahap-tahap pelaksanaan siklus 1 diuraikan, sebagai berikut:

a) Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan, sebagai

berikut:

1) Merancang desaian pembelajaran

2) Merevisi RPP sebelumnya

3) Menyusun instrument

4) Mempersiapkan media dan sumber

b) Pelaksanaan

Pada tahap ini merupakan implementasi dari RPP yang telah

dibuat dan direvisi sebagai perbaikan pembelajaran sebelumnya.

Proses pembelajaran telah menggunakan pendekatan Partisipatoris

dan model pembelajaran Rolle Playing. Selama pembelajaran

berlangsung dilakukan observasi teman sejawat. Observasi difokuskan

pada aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Hasil

observasi digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam kegiatan

refleksi. Langkah-langkah perbaikan pembelajaran, sebagai berikut:

1) Kegiatan Awal (10 menit)

Guru mengadakan observasi dengan Tanya jawab tentang peristiwa

terjadi hari-hari menjelang proklamasi. Guru menjelaskan materi

yang akan dibahas dalam pertemuan ini.


39

2) Kegiatan Inti (40 menit)

Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok. Masing-masing

kelompok beranggotakan 4 – 6 anak. Guru menjelaskan kegiatan

yang harus dilakukan siswa. Guru membagi lembar kerja.

Mengerjakan lembar kerja. Simulasi dari hasil diskusi mengerjakan

lembar kerja.

3) Kegiatan Akhir (20 menit)

Siswa bersama bimbingan guru menarik kesimpulan. Mengadakan

evaluasi. Membuat rangkuman

c) Pengamatan

Selama proses pembelajaran berlangsung diadakan observasi.

Observasi dilakukan oleh teman sejawat dengan menggunakan lembar

observasi. Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data-data

tentang keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran.

d) Refleksi

Dalam tahap ini peneliti mengadakan diskusi dengan teman sejawat.

Materi yang didiskusikan adalah hasil observasi dan hasil evaluasi

belajar. Refleksi di khir kegiatan untuk menemukan kekurangan dan

kebaikan proses pembelajaran yang baru dilakukan. Selajutnya,

kekurangan tersebut diperbaiki pada siklus berikutnya. Pada siklus 1

siswa telah aktif mengikuti pembelajaran dengan baik sehingga

ketuntasan belajar meningkat, namun masih ada sebagian siswa yang

belum memahami peran tokoh sekitar proklamasi secara menyeluruh.


40

Hal tersebut terjadi karena siswa dalam kegiatan pembelajaran tidak

memerankan tokoh secara keseluruhan.

2. Siklus 2

Siklus 2 dilakukan dalam upaya memperbaiki kekurangan pada siklus 1.

Pertemuan perbaikan siklus 2 dalaksanakan dalam 1 x pertemuan (2 x 35

menit). Tahap-tahap perbaikan pada siklus 2 sama dengan tahap-tahap

siklus 1, yakni tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, refleksi,

uraian lebih rinci disajikan berikut:

a) Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan, sebagai

berikut:

1) Merancang desaian pembelajaran

2) Merevisi RPP siklus 1

3) Menyusun instrument

4) Mempersiapkan media dan sumber

b) Pelaksanaan

Perbaikan pembelajaran pada siklus 2 dilakukan untuk memperbaiki

kelemahan atas kekurangan pada siklus 1. Perbaikan pada siklus 2

difokuskan pada pelaksanaan ketika siswa dalam bermain peran.

Setiap siswa diharapkan dapat bermain peran secara bergantian,

langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut:


41

1) Kegiatan Awal (10 menit)

Guru mengadakan apersepsi dengan Tanya jawab tentang tokoh

yang berperan dalam mempersiapkan proklamasi kemerdekaan

Indonesia.

2) Kegiatan Inti (40 menit)

Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok. Masing-masing

kelompok beranggotakan 4 – 6 anak. Guru menjelaskan kegiatan

yang harus dilakukan siswa. Guru membagi lembar kerja.

Mengerjakan lembar kerja. Simulasi dari hasil diskusi mengerjakan

lembar kerja.

3) Kegiatan Akhir (20 menit)

Siswa bersama bimbingan guru menarik kesimpulan. Mengadakan

evaluasi. Menganalisis hasil evaluasi

c) Pengamatan

Selama proses pembelajaran berlangsung diadakan observasi.

Observasi dilakukan oleh teman sejawat dengan menggunakan lembar

observasi. Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data-data

tentang keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran.

d) Refleksi

Setelah pelaksanaan pembelajaran siklus 2 selesai, diadakan refleksi

dengan berdiskusi bersama teman sejawat. Peneliti dan teman sejawat

mendiskusikan temuan-temuan yang telah dicatat dalam lembar

pengamatan serta hasil evaluasi pada akhir pembelajaran. Dari hasil


42

diskusi ditemukan bahwa keaktifan siswa dalam proses pembelajaran

meningkat, motivasi siswa meningkat, siswa tampak tertarik mengikuti

pembelajaran, hasil belajar siswa juga meningkat lebih baik dari siklus

sebelumnya. Target yang diharapkan dapat dicapai.


43

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Ada tiga tahapan dalam penelitian ini, yakni tahap pra penelitian,

siklus 1, dan siklus 2. Siklus 1 dan siklus 2 merupakan perbaikan

pembelajaran. Masing-masing tahap perbaikan terdapat langkah-langkah:

perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Untuk mengetahui

tingkat keberhasilan, setiap tahap perbaikan dilakukan pengamatan proses

pembelajaran dan evaluasi di akhir pelajaran. Pengamatan proses untuk

mengetahui keberhasilan proses, sedang evaluasi di akhir proses untuk

mengetahui keberhasilan prestasi belajar. Data proses dan hasil belajar

disajikan berikut:

1. Kondisi Awal (Pra penelitian)

Pembelajaran IPS tentang sekitar proklamasi kemerdekaan

Indonesia di kelas V SD Negeri 1 Kaliwuluh belum berhasil dengan baik.

Hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Kaliwuluh tahun 2009/2010 mata

pelajaran IPS tentang sekitar proklamasi masih rendah, jauh dari target

yang ditentukan. Terbukti dari 22 siswa hanya 4 siswa (18%) telah

melampaui KKM yang ditentukan, yakni 60. Sedangkan 18 siswa (82%)

masih harus mengikuti remedial. Hal tersebut disebabkan dalam proses

pembelajaran siswa kurang aktif, siswa kurang memperhatikan materi

pembelajaran. Guru dalam menyampaikan materi pembelajaran masih

klasik, belum ada tindakan-tindakan inovatif yang menyebabkan siswa

menjadi tertarik, aktif, dan kreatif dalam mengikuti pembelajaran. Untuk


44

mengatasi hal tersebut, peneliti memperbaiki pembelajaran dengan model

pembelajaran Rolle Playing dan Partisipatoris.

2. Siklus 1

Perbaikan Pembelajaran siklus 1 merupakan perbaikan dari

pembelajaran sebelumnya. Dalam pelaksanaannya preses pembelajaran

dengan tindakan model pembelajaran Rolle Playing dan pendekatan

Partisipatoris. Adapun tahap-tahap dalam siklus ini, sebagai berikut:

a) Perencanaan Tindakan

Pada tahap pelaksanaan, guru membuat desain pembelajaran IPS

tentang sekitar proklamasi kemerdekaan Indonesia menggunakan

model pembelajaran Rolle Playing dengan pendekatan Partisipatoris.

Mempersiapkan media dan sumber belajar yang diperlukan. Membuat

RPP untuk siklus 1 beserta perangkatnya yang telah diperbaiki.

b) Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan berupa perbaikan proses pembelajaran. Proses

pembelajaran sebagai implementasi dan RPP yang telah dibuat dan

direvisi. Dalam tahap ini proses pembelajaran menggunakan model

pembelajaran Rolle Playing dengan pendekatan Partisipatoris. Proses

pembelajaran diobservasi teman sejawat. Guru mengadakan appersepsi

dengan memberi penjelasan tentang cara bermain peran materi sekitar

kemerdekaan Indonesia. Fokus kegiatan adalah bermain peran.

Masing-masing anak memerankan satu peran tokoh pahlawan yang

berjasa berjuang di sekitar proklamasi kemerdekaan Indonesia. Pada


45

kegiatan akhir diadakan evaluasi. Hasil evaluasi sudah ada

peningkatan, tetapi belum maksimal. Anak kurang memahami tokoh

yang tidak diperankan. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan dalam

perolehan nilai evaluasi disajikan hasil tes pada akhir pelajaran,

sebagai berikut:

Tabel: Nilai Ulangan Akhir Pembelajaran Siklus 1

NO INTERVAL NILAI JUMLAH


1 0 – 40 0
2 45 – 60 12
3 65 – 80 6
4 85 - 100 4
JUMLAH 22
RERATA 68,18

Berdasarkan data tersebut dapat dijelaskan bahwa siswa yang telah

lolos KKM meningkat menjadi 10 anak, rata-rata nilai telh mencapai

68,18, sedangkan 12 lainnya perlu perbaikan.

c) Pengamatan

Pengamatan dilakukan oleh teman sejawat. Hasil pengamatan

digunakan sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam refleksi.

Siswa telah dapat mengikuti pelajaran dengan cukup baik. Siswa telah

aktif mengikuti pelajaran. Tinggal beberapa anak yang belum lancer

memerankan tokoh tertentu, karena beum menghafal atau memahami

peran tokoh tertentu.


46

Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran Model


Rolle Playing Siklus 1

NO Aspek Pengamatan Hasil


Siswa aktif dalam kegiatan membaca mengikuti
1 2
pembelajaran Model Rolle Playing
Kemampuan siswa dalam berkreativitas dalam
2 2
mengikuti pembelajaran Model Rolle Playing
Kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas tepat
3 2
waktu
Siswa tampak bersungguh-sungguh dalam mengikuti
4 2
pelajaran
5 Siswa tampak senang dalam mengikuti pelajaran 3
6 Kemampuan siswa dalam bekerja sama dengan teman 3
Jumlah 16
Rata-rata 2,3

Keterangan: Kurang : Skor 1


Sedang : Skor 2
Baik : Skor 3

Berdasarkan data tersebut dapat dinyatakan bahwa jumlah skor

pengamatan sebesar 16, rata-rata skor pengamatan 2,3 Persentase skor

pengamatan sebesar 76%. Persentase dihitung dengan rumus:

x 100%

d) Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan dan evaluasi diakhir pembelajaran

siklus 1, pembelajaran menggunakan model pembelajaran Rolle

Playing dan pendekatan Partisipatoris mendapatkan hasil baik. Hasil

belajar siswa telah mengalami peningkatan menjadi 18 siswa (77%)

yang telah lolos KKM sebesar 60. Perbaikan berikutnya adalah


47

perlunya pergantian peran agar semua siswa dapat memahami semua

tokoh perjuangan di sekitar proklamasi kemerdekaan Indonesia.

3. Siklus 2

Pembelajaran pada siklus 2 merupakan perbaikan proses pembelajaran

pada siklus 1. Kekurangan yang terjadi pada siklus 1 diperbai pada siklus

2. Kegiatan pembelajaran siklus 2 juga melibatkan teman sejawat untuk

mengamati proses pembelajaran yang terjadi.

a) Perencanaan Tindakan

Membuat desain pembelajaran IPS tentang sekitar proklamasi

kemerdekaan Indonesia dengan memberi tindakan model pembelajaran

Rolle Playing dan pendekatan Partisipatoris yang sudah diperbaiki.

Mempersiapkan media dan sumber belajar yang diperlukan. Membuat

RPP untuk siklus 2 beserta perangkatnya

b) Pelaksanaan Tindakan

Guru mengadakan appersepsi dengan memberi penjelasan tentang cara

bermain peran materi sekitar kemerdekaan Indonesia. Masing-masing

siswa diharapkan memerankan semua tokoh perjuangan di sekitar

kemerdekaan Indonesia. Fokus kegiatan adalah bermain peran.

Masing-masing anak memerankan semua tokoh pahlawan yang berjasa

berjuang di sekitar kemerdekaan Indonesia secara bergantian. Pada

akhir pembelajaran diadakan evaluasi. Hasil evaluasi mengalami

peningkatan lagi dari siklus sebelumnya. Anak telah memahami tokoh

yang tidak diperankan.


48

c) Pengamatan

Pengamatan dilakukan oleh teman sejawat. Hasil pengamatan

digunakan sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam refleksi.

Siswa telah dapat mengikuti pelajaran dengan baik. Siswa telah aktif

mengikuti pelajaran. Pembelajaran berjalan dengan menyenangkan.

Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran Model


Rolle Playing Siklus 2
NO Aspek Pengamatan Hasil
Keaktifan siswa dalam kegiatan membaca mengikuti
1 3
pembelajaran Model Rolle Playing
Kemampuan siswa dalam berkreativitas dalam
2 2
mengikuti pembelajaran Model Rolle Playing
Kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas tepat
3 3
waktu
Siswa tampak bersungguh-sungguh dalam mengikuti
4 3
pelajaran
5 Siswa tampak senang dalam mengikuti pelajaran 3
6 Keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat 2
Jumlah 19
Rata-rata 2,7

Keterangan: Kurang : Skor 1


Sedang : Skor 2
Baik : Skor 3

Berdasarkan data tersebut dapat dinyatakan bahwa jumlah skor

pengamatan sebesar 19, rata-rata skor pengamatan 2,7 Persentase skor

pengamatan sebesar 90%. Persentase dihitung dengan rumus:

x 100%

d) Refleksi
49

Tahap refleksi, peneliti dan teman sejawat mendiskusikan hasil

observasi proses pembelajaran dan hasil evaluasi pada akhir proses

pembelajaran. Pembelajaran dengan model pembelajaran Rolle

Playing dan pendekatan Partisipatoris mendapatkan hasil baik. Hasil

belajar siswa telah mengalami peningkatan dari pertemuan

sebelumnya, yakni 20 siswa (90%) yang telah mencapai target KKM

sebesar 60. Pergantian peran untuk semua siswa dapat menjadikan

siswa memahami semua tokoh perjuangan di sekitar proklamasi

kemerdekaan Indonesia.

B. Pembahasan

Pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada mata pelajaran IPS tentang

sekitar proklamasi kemerdekaan Indonesia dengan memberi tindakan model

pembelajaran Rolle Playing dan pendekatan Partisipatoris ada 2 siklus, yatu

siklus perbaikan 1dan siklus perbaikan 2, berikut disajikan rekapitulasi nilai

masing-masing siklus:

Tabel 1. Rekapitulasi Nilai Masing-masing Siklus Perbaikan Pembelajaran

BANYAK SISWA
NO INTERVAL NIAI
AWAL SIKLUS 1 SIKLUS 2
1 0 – 40 6 0 0
2 45 – 60 13 12 3
3 65 – 80 3 6 12
4 85 - 100 0 4 7
JUMLAH 22 22 22
RERATA 49,55 68,18 78,18

Keterangan:
50

1. 0 – 40 : Nilai Kurang

2. 45 – 60 : Nilai Cukup

3. 65 – 80 : Nilai Baik

4. 85 – 100 : Nilai Sangat Baik

Berdasarkan data nilai tersebut peningkatan keberhasilan belajar dapat

dapat dijelaskan, sebagai berikut:

Kondisi Awal

Proses belajar berjalan konvensional, guru berceramah siswa

mendengarkan. Proses belajar kurang menarik dan hasil belajar kurang

berhasil. Dari 22 siswa hanya 4 siswa (18%) yang mencapai target, sisanya 18

orang harus remidi.

Siklus 1

Pembelajaran pada siklus 1 pada mata pelajaran IPS tentang sekitar

proklamasi kemerdekaan Indonesia dengan memberi tindakan model

pembelajaran Rolle Playing dan pendekatan Partisipatoris. Pembelajaran

berlangsung lancar, keaktifan siswa telah mengalami peningkatan. Hasil

belajar juga meningkat dari 4 anak (18%) yang telah mencapai KKM, pada

perbaikan pembelajaran siklus 1 meningkat menjadi 17 anak (77%).

Pembelajaran pada siklus pertama masih terdapat kelemahan, tokoh yang

paling dipahami hanya tokoh yang diperankan siswa. Kelemahan tersebut

diperbaiki pada siklus berikutnya.

Siklus 2
51

Perbaikan pembelajaran pada siklus 2 difokuskan pada upaya perbaikan

proses yang berdampak pada perbaikan hasil belajar. Siswa memerankan

tokoh pejuang di sekitar kemerdekaan Indonesia secara bergantian. Proses

pembelajaran berjalan dengan lancar dan menyenangkan. Siswa aktif

mengikuti pelajaran, dengan model pembelajaran Rolle Playing dan

pendekatan Partisipatoris. Hasil belajar juga meningkat dari 17 anak (77%)

yang telah mencapai KKM, pada perbaikan pembelajaran siklus 2 meningkat

menjadi 20 anak (90%).

Untuk memperjelas peningkatan proses dan hasil belajar, berikut

disajikan grafik keberhasilan pembelajaran:

100

90

80

70

60
R SIKLUS 2
50
R SIKLUS 1
40
R AWAL
30

20

10

0
AWAL SIKLUS 1 SIKLUS 2
52

Grafik 1. Tingkat Keberhasilan Perbaikan Belajar IPS Kelas V SD Negeri 1

Kaliwuluh

Berdasarkan grafik tersebut dapat dijelaskan bahwa peningkatan prestasi

pembelajaran siswa kelas V SD Negeri 1 Kaliwuluh sejak kondisi awal hingga

perbaikan pembelajaran siklus 2. Kondisi awal nilai rerata 49,55, perbaikan

pembelajaran siklus 1 meningkat menjadi 66,18, dan pada perbaikan

pembelajaran siklus 2 meningkat lagi menjadi 78,18.


53

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan data tersebut Perbaikan Pembelajar ini dapat

disimpulkan, sebagai berikut:

5. Pembelajaran dengan model pembelajaran Rolle Playing dan pendekatan

Partisipatoris. dapat meningkatkan pemahaman cara menjumlah pecahan

biasa.

6. Model pembelajaran Rolle Playing dan pendekatan Partisipatoris dapat

mengaktif siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dengan materi

pelajaran perjuangan sekitar kemerdekaan Indonesia.

7. model pembelajaran Rolle Playing dan pendekatan Partisipatoris dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa mata pelajaran matematika tentang

penjumlahan pechan biasa, hal tersebut dapat ditunjukkan bahwa dari

kondisi awal prestasi yang dicapai siswa kelas V SDN 1 Kaliwuluh 4

orang (18%) yang mencapai KKM, prestasi meningkat menjadi 17 orang

(77%) pada perbaikan pembelajaran siklus 1, meningkat lagi menjadi 20

orang (90%) pada perbaikan pembelajaran siklus 2.

8. Pembelajaran dengan model pembelajaran Rolle Playing dan pendekatan

Partisipatoris juga menyenangkan, siswa terlihat bergairah dan

bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran.

B. Saran
54

Berdasarkan simpulan tersebut untuk meningkatkan proses dan hasil

belajar hendaknya, sebagai beriku:

4. Guru hendaknya memilih model dan pendekatan yang cocok untuk

menyampaikan materi pelajaran kepada siswa.

5. Agar pembelajaran IPS materi tentang sekitar proklamasi kemerdekaan

Indonesia berhasil, guru perlu menggunakan model pembelajaran Rolle

Playing dan pendekatan Partisipatoris.


55

DAFTAR PUSTAKA

Igak Wardhani dan Kuswaya Wihardit. 2008. Penelitian Tindakan Kelas, IDIK
4408. Jakarta: Universitas Terbuka

Nursid Sumaatmaja, dkk. 1977. Konsep Dasar IPS. PGSD 2102. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebdayaan

Udin S. Winata Putra, dkk. 2008. Materi Pembelajaran IPS Sekolah Dasar,
MKDK 4402. Jakarta: Universitas Terbuka

Udin S. Winata Putra, dkk. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran, MKDK 4004.
Jakarta: Universitas Terbuka
56

RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN I

Mata Pelajaran : Matematika


Kelas / Semester :V/2
Alokasi Waktu : 2x35 menit (1 x pertemuan)
Standar kompetensi : 5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar : 5.2 Menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk
pecahan
Indikator : 1. Menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk
berpenyebut beda penyebut yang satu merupakan kelipatan dari penyebut yang lain.
2. Menjumlahkan dua pecahan biasa yang berpenyebut beda
penyebut yang duasatu bukan merupakan kelipatan dari penyebut yang
lain
Tanggal Pelaksanaan : Selasa, 9 Februari 2010

I. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui diskusi kelompok siswa dapat menjumlahkan dua pecahan biasa
yang berpenyebut beda penyebut yang satu merupakan kelipatan dari
penyebut yang lain
2. Melalui diskusi kelompok siswa dapat menjumlahkan dua pecahan biasa
yang berpenyebut beda penyebut yang satu bukan merupakan kelipatan
dari penyebut yang lain
II. Tujuan Perbaikan
1. Meningkatkan pemahaman siswa tentang cara menjumlahkan dua
pecahan biasa yang berpenyebut beda.
2. Meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.
III. Materi Ajar
Penjumlahan Pecahan Biasa
1. Penjumlahan dua pecahan biasa yang berpenyebut beda peyebut yang
satu merupakan kelipatan dari penyebut yang lain
Contoh : =

2. Penjumlahan dua pecahan biasa yang berpenyebut beda penyebut yang


satu bukan kelipatan dari penyebut yang lain.
Contoh :
IV. Metode Pembelajaran
Ceramah, Tanya jawab, diskusi
V. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Apersepsi (10 menit)
Pengenalan media lingkaran transparan berarsir beserta
penggunaannya.
2. Kegiatan Inti (40 menit)
57

Bekerkerja kelompok mengerjakan lembar kerja siswa dengan


menggunakan lingkaran transparan berarsir.
3. Kegiatan Akhir (20 menit)
Evaluasi akhir pembelajaran untuk mengetahui tingkat penguasaan
konsep penjumlahan pecahan biasa berpenyebut beda dan merupakan
kelipatannya.

VI. Sumber dan Media


1. Sumber
a. Buku Matematika kelas V Yudistira hal 114
b. Buku Matematika kelas V Erlangga 78
c. Buku Matematika kelas V Balai Pustaka 58 - 59
2. Bahan
Media lingkaran transparan berarsir
VII. Penilaian
a. Penilaian Proses Belajar
b. Penilaian Hasil Belajar
58

Lembar Observasi Proses Pembelajaran Siklus 2

NO Aspek Pengamatan Hasil


1 Kesiapan siswa mengikuti pelajaran 3
Kemampuan siswa dalam menggunakan media
2 2
lingkaran transparans berarsir.
Kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas tepat
3 2
waktu
Siswa tampak bersungguh-sungguh dalam mengikuti
4 2
pelajaran
5 Siswa tampak senang dalam mengikuti pelajaran 2
6 Keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat 2
7 Kemampuan siswa dalam bekerja sama dengan teman 2
Jumlah 15
Rata-rata 2

Keterangan: Kurang : Skor 1


Sedang : Skor 2
Baik : Skor 3
59

Lembar Evaluasi Siklus 1

Mata Pelajaran : Matematika


Kelas / Semester : V/2
Standar Kompetensi : 5. Menggunakan pecahan dalampemecahan masalah
Kompetensi Dasar : 5.2. Menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk
pecahan
Waktu : 15 menit
A. Soal tes
Isilah titik – titik di bawah ini secara benar !
1. B. Kunci Jawaban
2.
1.
3.
4. 2.
5.
6. 3.
7.
4.
8.
9. 5.
10.
6.

7.

8.

9.

10.
60

RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN II

Mata Pelajaran : Matematika


Kelas / Semester :V/2
Alokasi Waktu : 2x35 menit (1 x pertemuan)
Standar kompetensi : 5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar : 5.2 Menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk
pecahan
Indikator : 1. Menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk
berpenyebut beda penyebut yang satu merupakan kelipatan dari penyebut yang lain.
2. Menjumlahkan dua pecahan biasa yang berpenyebut beda
penyebut yang duasatu bukan merupakan kelipatan dari penyebut yang
lain
Tanggal Pelaksanaan : Selasa, 2 Maret 2010

I. Tujuan Pembelajaran
3. Melalui diskusi kelompok siswa dapat menjumlahkan dua pecahan biasa
yang berpenyebut beda penyebut yang satu merupakan kelipatan dari
penyebut yang lain
4. Melalui diskusi kelompok siswa dapat menjumlahkan dua pecahan biasa
yang berpenyebut beda penyebut yang satu bukan merupakan kelipatan
dari penyebut yang lain
II. Tujuan Perbaikan
3. Meningkatkan pemahaman siswa tentang cara menjumlahkan dua
pecahan biasa yang berpenyebut beda.
4. Meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.
III. Materi Ajar
Penjumlahan Pecahan Biasa
3. Penjumlahan dua pecahan biasa yang berpenyebut beda peyebut yang
satu merupakan kelipatan dari penyebut yang lain
Contoh :
4. Penjumlahan dua pecahan biasa yang berpenyebut beda penyebut yang
satu bukan kelipatan dari penyebut yang lain.
Contoh :
IV. Metode Pembelajaran
Ceramah, Tanya jawab, diskusi,
V. Langkah – Langkah Pembelajaran
A. Kegiatan Awal (10 menit)
1. Apersepsi
Dengan menggunakan gambar model lingkaran yang melambangkan
nilai pecahan guru tanya jawab tentang pecahan lain yang senilai.
61

a. Gambar yang mana yang menunjukkan pecahan yang senilai


dengan pecahan
?
b. Gambar yang mana yang menunjukkan pecahan yang senilai
dengan pec ahan
?
c. Gambar yang mana yang menunjukkan pecahan yang senilai
dengan pecahan
?
d. Gambar yang mana yang menunjukkan pecahan yang senilai
dengan pecahan
?
e. Gambar yang mana yang menunjukkan pecahan yang senilai
dengan pecahan
?
2. Menjelaskan materi yang akan dibahas pada pertemuan ini.
B. Kegiatan Inti (40 menit)
1. Membagi siswa menjadi beberapa kelompok.
2. Menjelaskan tugas yang harus dikerjakan pada pertemuan ini
3. Guru membagi lembar kerja siswa (LKS)
4. Guru membimbing siswa dalam mendiskusikan lembar kerja
C. Kegiatan Akhir (20 menit)
1. Guru bersama siswa menarik kesimpulan
2. Siswa mengerjakan lembar evaluasi
3. Guru menilai dan menganalisis hasil evaluasi
VI. Penilaian
A. Proses
Selama proses pembelajaran berlangsung diadakan pengamatan
terhadap siswa dan guru oleh observer dengan menggunakan lembar
pengamatan atau lembar observer.
B. Pada kegiatan akhir diadakan evaluasi terhadap siswa dengan
menggunakan lembar evaluasi.
62

Mengetahui Kaliwuluh, 5 Maret 2010


Kepala SD N 1 Kaliwuluh Mahasiswa

TEGUH PURWONO SUDRIYONO


NIP 1951317 197306 1 002 NIM 816646189

Lembar Kerja Siswa

Mata Pelajaran : Matematika


Kelas / Semester : V/2
Waktu : 30 menit

A. Petunjuk
1. Dskusikan lembar kerja ini bersama kelompokmu1
2. Gunakanlah alat peragabyang telah dibagikan gurumu
3. Tulislah kesimpulan dari hasil diskusimu
B. Kegiatan
1.a. Sediakanlah model lingkaran yang menyatakan pecahan dan seperti
pada gambar di
bawah ini!

1.b. Gabungkanlah pecahan ke pecahan dengan cara meletakkan model


lingkaran II tepat di
atas model lingkaran I. Kemudian amatilah dengan teliti apakah pecahan
berubah menjadi
pecahan ? ulangi kegiatan itu beberapa kali , Kemudian isilah titik – titik di
bawah ini !
1)
2)
3) Apakah 6 merupakan KPK dari 3 dan 6 ?
Jawab ....
2.a. Sediakan model lingkaran yang menyatakan pecahan dan serta model
lingkaran yang
63

telah di bagi menjadi 12 bagian yang sama seperti gambar di bawah ini.

2.b. Gabungkan pecahan Ke pecahan dengan cara meletakkan model


lingkaran II tepat di atas
model lingkaran I. Kemudian letakkan model lingkaran III tepat di atas
model lingkaran II.
Kemudian amatilah dengan teliti !
1). Apakah pecahan berubah menjadi pecahan ?
Jawab ....
2). Apakah pecahan berubah menjadi pecahan ?
Jawab ....
2.c. Ulangi kegiatan ini beberapa kali kemudian isilah titik – titik di bawah ini !
1).
2).
3). +
4). Apakah 12 merupakan KPK dari 3 dan 4 ?
Jawab ....
C. Kesimpulan
1. Cara menjumlahkan pecahan biasa adalah ....
2. Cara menyamakan penyebut yang berbeda adalah dengan ....

Kelompok ....
Anggota 1. .................
2. ................
3. ................
4. ................
5. ................
6. ................
64

Lembar Observasi Siklus 2

NO Aspek Pengamatan Hasil


1 Kesiapan siswa mengikuti pelajaran 3
Kemampuan siswa dalam menggunakan media
2 3
lingkaran transparans berarsir.
Kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas tepat
3 3
waktu
Siswa tampak bersungguh-sungguh dalam mengikuti
4 3
pelajaran
5 Siswa tampak senang dalam mengikuti pelajaran 3
6 Keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat 2
7 Kemampuan siswa dalam bekerja sama dengan teman 3
Jumlah 20
Rata-rata 2.86

Keterangan: Kurang : Skor 1


Sedang : Skor 2
Baik : Skor 3

Observer

Kotijah, S.Pd
NIP
65

Lembar Evaluasi Siklus II

Mata Pelajaran : Matematika


Kelas / Semester : V/2
Standar Kompetensi : 5. Menggunakan pecahan dalampemecahan masalah
Kompetensi Dasar : 5.2. Menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk
pecahan
Waktu : 15 menit
C. Soal tes
Isilah titik – titik di bawah ini secara benar !
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
D. Kunci Jawaban
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
E. Pedoman Penilaian
1 nomor menjawab betul skor 1
66

Nilai = 10 x Jumlah skor


67

Tabel: Rekap Nilai Perbaikan Pembelajaran Mata Pelajaran IPS Materi Sekitar
Kmerdekaan

NILAI
NO NAMA
AWAL SIKLUS 1 SIKLUS 2
1 Tri Widiyanto 50 70 80
2 Ulin Nikmah 60 80 90
3 Siti Mardiah 50 70 80
4 Wahyu Pulung Sejati 40 70 80
5 Iqbal Halimtar Haq 40 60 70
6 Wahidul Khoir 40 50 50
7 Khorip Hidayat 40 50 70
8 Arifatun Nikmah 45 50 50
9 Indriyani 50 70 80
10 Jamilatus Amanah 50 90 100
11 Mafruroh 50 60 90
12 Misbahul 45 60 70
13 Musonifah 50 60 70
14 Mudawamah 50 60 70
15 Nurul Anwar 40 50 60
16 Nurhalimah 50 80 90
17 Najib Mustahal 65 100 100
18 Ngismah 45 60 70
19 Nafisatun Nangimah 70 100 100
20 Tutik Astari 40 50 70
21 Mukodam 75 100 100
22 Fajar Kholifah 45 60 80
Jumlah 1090 1500 1720
Rata-rata 49,55 68,18 78,18
68

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN


PECAHAN BIASA DENGAN MEDIA LINGKARAN TRANSPARAN
BERARSIR PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 KALIWULUH
SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2009/2010

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menempuh


mata kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional

OLEH
SUDRIYONO
NIM 816646189

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN S1PGSD


FAKULTAS PENDIDIKAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
2010

Anda mungkin juga menyukai