Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL

PENELITIAN TINDAKAN KELAS


UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
MELALUI METODE PENEMUAN TERBIMBING
BAGI SISWA KELAS VIII G SMP N 2 SUSUKAN
TAHUN AJARAN 2023/2024

Disusun Oleh :

Nama : Musyafa’, S.Pd.


NIP : 198206042023211002
Unit Kerja : SMP Negeri 2 Susukan

DINAS PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, KEPEMUDAAN, DAN OLAHRAGA


KABUPATEN SEMARANG
UPTD SPF SMP NEGERI 2 SUSUKAN
Dusun Semagu, Desa Koripan, Kec. Susukan, Kab. Semarang
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan ilmu dasar yang mempunyai peranan penting dalam
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Banyak siswa di sekolah memandang
matematika sebagai bidang studi yang paling sulit. Padahal matematika merupakan mata
pelajaran yang banyak berguna dalam kehidupan dan merupakan mata pelajaran yang
bisa melayani mata pelajaran lainnya. Ini berarti matematika merupakan saranna berpikir
logis untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu matematika
perlu diajarkan pada setiap jenjang pendidikan di sekolah.
SMP Negeri 2 Susukan memiliki 21 rombel yang terdiri dari : Kelas VII 7 rombel
yaitu kelas VIIA sampai dengan VIIG, Kelas VIII 7 rombel yaitu kelas VIIIA sampai
dengan VIIIG, serta kelas IX sebanyak 7 rombel yaitu kelas IXA sampai dengan IXG.
Saat ini penulis mengajar di kelas VIIIE, VIIIF, dan VIIIG. Banyak masalah yang dialami
oleh penulis terkait hasil belajar siswa. Khusus VIIIG masih ditemukan banyak anak-anak
yang nilainya di bawah kriteria ketercapaian minimum (sekitar 40 %), pada materi
semester I yang meliputi :
1. Bilangan Berpangkat ( 40 % anak di bawah KKTP),
2. Teorema Phytagoras (38 % anak di bawah KKTP), dan
3. Persamaan dan Pertidaksamaan Linier 1 Variabel (42 % anak di bawah KKTP)
Berdasar latar belakang tersebut maka penulis mencoba alternatif baru yaitu
menggunakan metode penemuan terbimbing untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Diharapkan dengan metode penemuan terbimbing hasil belajar siswa dapat meningkat

B. Identifikasi Masalah
Dalam mengajar penulis masih banyak menemukan siswa yang mengalami
kesulitan dalam hal :
1. Memahami konsep dasar matematika
2. Menerjemahkan konsep matematika ke dalam kehidupan nyata
3. Membuat model matematika dari masalah nyata
4. Menyelesaikan model matematika yang berkaitan dengan masalah nyata pada
kehidupan sehari-hari.
Keempat hal tadi sering penulis alami saat mengajar siswa kelas VIII di SMP Negeri
2 Susukan. Sehingga dipandang perlu untuk memperbaiki kualitas pembelajaran dengan
metode penemuan terbimbing.
C. Pembatasan Masalah
Berdasar latar belakang di atas, penelitian ini hanya akan membahas masalah upaya
meningkatkan hasil belajar siswa melalui penerapan metode penemuan terbimbing.
Dalam penelitian ini indikator meningkatnya hasil belajar siswa dilihat dari hasil nilai
ulangan harian siswa (nilai formatif).

D. Rumusan Masalah
Berdasar uraian di atas rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian tindakan
kelas ini adalah :
1. Apakah penerapan metode penemuan terbimbing dapat meningkatkan keaktifan
belajar siswa pada materi relasi dan fungsi ?
2. Apakah penerapan metode penemuan terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar
siswa pada materi relasi dan fungsi? ”

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah :
1. Meningkatkan keaktifan belajar siswa pada materi relasi dan fungsi di kelas VIII G
SMP Negeri 2 Susukan melalui metode penemuan terbimbing
2. Meningkatkan hasil belajar siswa pada materi relasi dan fungsi di kelas VIII G SMP
Negeri 2 Susukan melalui metode penemuan terbimbing.

F. Manfaat Hasil Penelitian


Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberi manfaat yaitu :
1. Bagi Guru
Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan metode pembelajaran dengan
tujuan agar dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa.
2. Bagi Siswa
Sebagai wahana baru dalam proses meningkatkan keaktifan dan hasil belajar
dalam pembelajaran matematika.
3. Bagi Peneliti
Sebagai pengembangan pengetahuan tentang penelitian dalam pembelajaran
matematika.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Deskripsi Teori
1. Pengertian Belajar
Menurut Hintzman belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi dalam diri
manusia disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku
manusia (Muhibbin Syah, 2005 : 90). Kegiatan belajar merupakan unsur yang sangat
mendasar dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Jadi perubahan
yang ditimbulkan oleh pengalaman baru dapat dikatakan belajar apabila
mempengaruhi perilaku dalam kehidupan sehari-hari sampai batas tertentu.
Menurut Oemar Hamalik (2003:50) terdapat unsur-unsur yang terkait dalam
proses belajar diantaranya : 1) motivasi siswa, 2) bahan belajar, 3) alat bantu belajar,
4) suasana belajar, 5) kondisi subjek yang belajar. Kelima unsur inilah yang bersifat
dinamis yang sering berubah, menguat dan melemah dan mempengaruhi proses
belajar siswa.
Menurut penelitian perbuatan belajar adalah suatu perubahan yang ditimbulkan
oleh pengalaman baru yang mempengaruhi tingkah laku siswa dalam dalam situasi
tertentu yang berulang-ulang. Setiap perbuatan belajar mengandung beberapa unsur
yang bersifat dinamis (berubah-ubah) dalam arti dapat menjadi lebih kuat atau
melemah. Kedinamisan ini dipengaruhi oleh kondisi yang ada dalam diri siswa dan
yang ada diluar diri siswa yang tentu pula ada pengaruhnya terhadap kegiatan belajar
siswa.
2. Metode Penemuan Terbimbing
Metode penemuan terbimbing adalah metode mengajar dimana siswa
menemukan sendiri baik konsep, aturan, teorema, rumus, pola, dan sebagainya.
Dengan metode penemuan terbimbing, pengetahuan yang diperoleh dapat bertahan
lebih lama dalam ingatan atau lebih mudah diingat dibandingkan dengan cara-cara
lain, dapat meningkatkan penalaran siswa dan kemampuan untuk berpikir, dapat
membangkitkan keingintahuan siswa dan memotivasi siswa untuk menemukan suatu
konsep (Carin, dalam Trihastuti : 2009). (https://jurnal.unej.ac.id)
3. Hasil belajar Siswa
Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran Nana Sudjana
(2009:3) mendefenisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan
tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dimyati dan Mudjiono (2006: 3-4) juga
menyebutkan hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan
tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil
belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak
proses belajar.
4. Materi Relasi dan Fungsi
Relasi merupakan hubungan antara satu himpunan dengan himpunan lainnya.
Misalnya, ada dua buah himpunan, yaitu himpunan A sebagai domain dan himpunan
B sebagai kodomain. Relasi menyatakan hubungan A dengan B. Sedangkan, fungsi
adalah aturan yang menghubungkan setiap elemen dalam sebuah himpunan. Fungsi
bisa dikatakan sebagai bagian khusus dari relasi, namun belum tentu semua relasi
adalah fungsi. Namun, fungsi dan relasi adalah setiap elemen di himpunan domain
hanya punya satu hubungan pada himpunan kodomainnya. Fungsi atau pemetaan
adalah relasi dari himpunan A ke himpunan B, jika setiap anggota himpunan A
berpasangan tepat satu dengan anggota himpunan B.
(https://kids.grid.id/read/473315832/relasi-dan-fungsi)
Semua anggota himpunan A atau daerah asal disebut domain, sedangkan semua
anggota himpunan B atau daerah kawan disebut kodomain. Hasil dari pemetaan
fungsi domain dan kodomain disebut range fungsi atau daerah hasil. Relasi dapat
dinyatakan dengan cara :
1. Himpunan pasangan berurutan
Jika ada dua himpunan A dan himpunan B sebagai berikut :
A = { bebek , gajah, buaya , kadal }
B = { mamalia , unggas , rerptil }
Sehingga relasi “termasuk bagian dari” himpunan A ke himpunan B yang
dinyatakan dengan himpunan R adalah
R=¿
2. Diagram panah relasi
Relasi dapat dinyatakan dalam diagram panah, misal :
P = { Amin, Budi , Riyan , Fahri }
Q = { merah , kuning , hijau }
Amin menyukai warna merah
Budi menyukai warna kuning dan hijau
Riyan menyukai warna kuning, dan
Fahri menyukai warna hijau
Maka relasi “ menyukai warna” dari himpunan P ke himpunan Q dapat
dinayatakan seabagi berikut :

3. Diagram Kartesius Relasi


Berikut adalah contoh relasi dari himpunan A ke himpunan B, yang
dinyatakan dengan diagram Cartesius.

Relasi yang dimaksud adalah relasi “termasuk bagian dari” dari himpunan A ke
himpunan B. Dimana A = { Ayam , singa , buaya , ular }.
Sama halnya dengan relasi, fungsi juga dapat dinyatakan dengan : pasangan
berurutan, diagram panah, dan diagram Kartesius.

B. Penelitian yang Relevan


Beberapa penelitian yang relevan adalah sebagai berikut :
1. Penerapan Metode Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di
Kelas VII SMP Negeri Nunufafi Pada Materi Bilangan Pecahan Tahun Ajaran
2019/2020 dalam Jurnal Ilmu Pendidikan Matematika oleh Petronella Laurina Talan,
dkk.
2. Penerapan Metode Penemuan Terbimbing pada Mata Pelajaran Matematika untuk
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD 5 Loram Kulon Kudus dalam Skripsi
yang ditulis oleh Choirunnisa Mahasiswi Universitas Sunan Muria Kudus pada tahun

C. Kerangka Berpikir
Upaya yang diperlukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa berupa pencapaian
nilai formatif dan sumatif yang meningkat dapat dilakukan dengan berbagai cara antara
lain :
1. Meningkatkan keaktifan siswa, dengan cara menggunakan metode dan atau model
belajar yang relevan
2. Membuat suasana belajar lebih nyaman, aktif, dan menyenangkan
3. Guru senantiasa memperbaiki kualitas pembelajaran, dengan senantiasa
meningkatkan kemampuan melalui : MGMP, Diklat Mandiri, dan memanfaatkan
platform Merdeka Mengajar.
Peneliti berharap penggunaan metode penemuan terbimbing dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran di kelas, sehingga hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 2
Susukan berupa nilai formatif maupun sumatif terus meningkat.
Berdasarkan paparan di atas maka kerangka penelitian tindakan kelas ini dapat
digambarkan sebagai berikut :
Keadaan Awal Tindakan Hasil Akhir

Metode pembelajaran  Penjelasan tentang Peningkatan hasil belajar


masih didominasi metode metode penemuan siswa , dengan indikator. :
ekspositori, kecenderungan terbimbing  Meningkatnya nilai
masih berpusat kepada  Penerapan metode formatif siswa.pada
guru. Hasil belajar siswa penemuan terbimbing materi relasi dan
belum menunjukkan  Refleksi dari hasil fungsi
peningkatan/ masih rendah siklus mengenai  Meningkatnya nilai
( 30 % dibawah KKtP) penerapan metode sumatif siswa pada
penemuan terbimbing materi relasi dan
fungsi.

Evaluasi Awal Evaluasi efek Evaluasi Akhir

D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berpikir di atas maka hipotesis tindakan dalam penelitian
adalah :
1. Penerapan metode penemuan terbimbing dapat meningkatkan nilai formatif pada
materi Relasi dan Fungsi kelas VIIIG SMP Negeri 2 Susukan
2. Penerapan metode penemuan terbimbing dapat meningkatkan nilai sumatif pada
materi Relasi dan Fungsi kelas VIIIG SMP Negeri 2 Susukan
E. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan penelitian ini adalah meningkatnya hasil belajar siswa kelas
VIIIG SMP Negeri 2 Susukan. Peningkatan ini berupa meningkatnya nilai formatif dan
sumatif pada materi Relasi dan Fungsi. Efek positif lain yaitu peningkatan keaktifan siwa
saat pembelajaran sehingga pembelajaran di kelas menjadi lebih menyenangkan.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Susukan pada semester genap bulan
Februari sampai Maret 2024. Dengan menyesuaikan jam mata pelajaran matematika kelas
VIII G SMP Negeri 2 Susukan.

B. Subyek dan Obyek Penelitian


Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIIIG SMP Negeri 2 Susukan, yaitu 30
siswa yang terdiri dari 16 siswa putra dan 14 siswa putri. Obyek penelitian ini adalah
metode penemuan terbimbing.

C. Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Pihak yang melakukan
penelitian adalah guru sendiri. Peneliti juga memberi kesempatan guru lain/ teman
sejawat untuk mengamati proses penelitian tindakan. Menurut Kemmis dan Taggart ada
beberapa tahapan dalam penelitian ini (Rochiati Winaatmadja, 2005:66) yaitu :
1. Perencanaan (plan)
2. Tindakan (act)
3. Pengamatan (Observe), dan
4. Refleksi (reflect)
Dalam penelitian ini dilakukan dalam 3 siklus. Siklus dihentikan apabila kondisi
kelas sudah stabil dalam hal ini guru sudah mampu menguasai keterampilan belajar yang
baru dan siswa terbiasa dengan metode pembelajaran penemuan terbimbing serta terjadi
peningkatan hasil belajar siswa yang berupa peningkatan nilai formatif dan nilai sumatif.
Alut penelitiannya sesuai dengan model spiral dari Kemmis dan Taggart adalah :
D. Tahap Penelitian
1. Tahap Penelitian Siklus 1
a. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti memepersiapkan Alur Tujuan Pembelajaran, lembar
kerja siswa,lembar observasi, keaktifan, lembar angket respons siswa, lembar
observasi pelaksanaan pembelajaran dan pedoman wawancara yang kemudian
dikonsultasikan dengan guru senior/ kepala sekolah.
b. Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus pertama dilakukan dalam tiga kali
pertemuan. Tahap tindakan dilakukan oleh guru dengan menerapkan metode
penemuan terbimbing dengan model pembelajaran yang relevan. Proses
pembelajaran dilakukan sesuai dengan jadwal pelajaran matematika kelas VIIIG
SMP Negeri 2 Susukan. Matei yang diberikan adalah relasi dan fungsi. Adapun
tindakan yang dilakukan pada tiap siklus yaitu :
1. Pendahuluan
Guru mengabsen siswa, melakukan paresepsi dan motivasi kepada siswa
dalam mempelajari relasi dan fungsi.
2. Kegiatan Inti
Kegiatan inti dilakukan dengan metdoe penemuan terbimbing dengan model
yang sesuai dengan alur sebagai berikut :
a. Guru menyampaikan materi secra garis besar untuk menstimulus
pengetahuan awal siswa yang diperlukan.
b. Guru membagi siswa dalam kelompok (jika diperlukan)
c. Guru memberikan lembar kerja yang dikerjakan oleh siswa
d. Lembar kerja berisi rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan siswa,
dalam rangka menemukan pengetahuan baru , dalam hal ini berkaitan
dengan relasi dan fugsi
e. Guru meminta siswa untuk berdiskusi
3. Penutup
a. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan
b. Guru menutup kegiatan pembelaran
c. Observasi
Dilakukan selama proses pembelajaran dengan menggunakan lembar
observasi yang telah disiapkan dan mencatat kejadian-kejadian yang tidak
terdapat dalam lembar observasi dengan membuat lembar catatan lapangan. Hal-
hal yang diamati selama proses pembelajaran adalah kegiatan pembelajaran dan
aktifitas guru maupun siswa selama pelaksanaan pembelajaran.
d. Refleksi
Pada tahap ini peneliti / guru melakukan evaluasi dari pelaksanaan tindakan
pada siklus I yang digunakan sebagai bahan pertimbangan perencanaan
pembelajaran siklus berikutnya. Jika hasil yang diharapkan belum tercapai maka
dilakukan perbaikan yang dilaksanakan pada siklus kedua dan seterusnya.
2. Tahap Penelitian Siklus II dan Siklus III
Rencana tindakan siklus II dimaksudkan sebagai hasil refleksi dan perbaikan
terhadap pelaksanaan pembelajaran pada siklus I. Sedangkan kegiatan pada siklus III
dimaksudkan sebagai hasil refleksi dan perbaikan terhadap pelaksanaan pembelajaran
pada siklus II. Tahapan tindakan pada siklus II dan siklus III mengikuti tahapan
tindakan siklus I.

E. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah :
1. Observasi
Dalam penelitian ini terdapat dua pedoman observasi yaitu observasi keaktifan
siswa dan observasi pelaksanaan metode penemuan terbimbing, Observasi keaktifan
siswa difokuskan pada pengamatan keaktifan siswa selama proses pembelajaran pada
materi relasi dan fungsi. Sedangkan observasi pelaksanaan pembelajaran penemuan
terbimbing difokuskan pada aktifitas guru maupun siswa selama proses pembelajaran.
Dan pengamatan yang belum terdapat pada pedoman observasi dituliskan pada
lembar catatan lapangan.
2. Angket
Angket dibagikan dan diisi oleh siswa yang fungsinya untuk mengetahui respon
siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran matematika dengan penerapan metode
penemuan terbimbing
3. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan bertanya kepada guru dan siswa mengenai proses
pembelajaran dengan menggunakan metode penemuan terbimbing.
4. Tes
Tes digunakan berupa kuis individu yang fungsinya untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa setelah mempelajari materi relasi dan fungsi dengan metode
penemuan terbimbing.
5. Dokumentasi
Dokumentasi diperoleh dari hasil kuis siswa/penilaian sumatif/penilaian
formatif, lembar observasi, lembar wawancara, catatan lapangan, daftar kelompok
siswa, dan foto-foto selama proses pembelajaran.

F. Instrumen Penelitian
1. Peneliti
Peneliti merupakan instrument karena peneliti sekaligus sebagai perencana,
pelaksana, pengumpul data, penganalisis, penafsir data dan pada akkhirnya menjadi
pelapor penelitiannya (Lexy J Moleong 2007 : 168)
2. Lembar Observasi
Dalam penelitian ini digunakan dua lembar observasi yaitu lembar observasi
pelaksanaan pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing dan lembar
keaktifan siswa. Lembar observasi pelaksanaan pembelajaran dengan metode
penemuan terbimbing digunakan sebagai pedoman peneliti dalam melaksanakan
observasi pelaksanaan metode penemuan terbimbing. Sedangkan lembar observasi
keaktifan siswa digunakan pada setiap pembelajaran sehingga kegiatan observasi
tidak terlepas dari konteks permasalahan dan tujuan penelitian.
3. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara ini digunakan untuk mengetahui responsa atau tanggapan
guru dan siswa mengenai proses pembelajaran dengan mengunakan metode
penemuan terbimbing
4. Angket Respons Siswa
Angket yang akan digunakan adalah anngket tertutup dengan alternatif jawaban
dalam skala Likert.
5. Tes
Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing
digunakan pre test, post test, dan kuis individu. Tes ini digunakan untuk mengetahui
sejauhmana prestasi siswa mengenai materi relasi dan fungsi dengan metode
penemuan terbimbing.
6. Dokumentasi
Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah alur tujuan
pembelajaran, modul ajar, daftar nilai siswa, daftar kelompok, dokumen guru
mengenai nilai siswa semester ganjil, dan foto-foto selama proses pembelajaran.
7. Catatan Lapangan
Catatan lapangan merupakan catatan tertulis tentang hasil pengamatan di kelas
yang tidak terdapat di lembar observasi. Dalam penelitian ini catatan lapangan
digunakan untuk mengamati hal-hal yang terjadi selama penerapan metode penemuan
terbimbing.

G. Teknik Analisis Data


Teknik analisis yang digunakan adalah reduksi data yaitu kegiatan pemilihan data,
penyederhanaan data serta transformasi data kasar dari hasil catatan lapangan. Penyajian
data berupa sekumpulan informasi dalam bentuk teks naratif yang disusun, diatur, dan
diringkas sehingga mudah dipahami. Hal ini dilakukan secara bertahap kemudian
dilakukan penyimpulan dengan cara diskusi bersama dengan pengamat / teman sejawat.
1. Analisis Data Observasi Keaktifan Siswa
Data hasil observasi dianalisis untuk mengetahui keaktifan siswa yang
beredoman pada lembar observasi keaktifan siswa. Penilaian dilihat dari hasil skor
pada lembar observasi yang digunakan. Presentase diperoleh dari skor pada lembar
observasi dikualifikasikan untuk menentukan seberapa besar keaktifan siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran. Untuk setiap siklus persentase diperoleh dari rata-rata
persentase keaktifan siswa pada tiap pertemuan. Hasil data observasi ini dianalisis
dengan pedoman kriteria berikut :
Persentase Kriteria
75%-100% Sangat tinggi
50%-74,99% Tinggi
25%-49,99% Sedang
0%-24,99% Rendah
Peneliti menggunakan kriteria tersebut karena dalam angket respons terdapat
empat pilihan jawaban sehingga terdapat empat kriteria respon. Cara menghitung
persentase angket respons menurut Sugiyono (2021:81) adalah sebagai berikut :
Skor keseluruhan yang diperolehkelompok
Persentase= ×100 %
Jumlah kelompok × skor maksimum
2. Analisis Angket Respons Siswa
Angket respons siswa terdiri dari 14 butir pertanyaan dengna rincian 12 butir
pertanyaan positif (+) ada 2 butir pertanyaan negative (-). Penskoran angket untuk
butir (+) adalah 4 untuk jawaban selalu, 3 untuk jawaban sering, 2 untuk jawaban
kadang-kadang dan 1 untuk jawaban tidak pernah. Untuk butir (-) adalah skor 1 untuk
jawaban selalu, 2 untuk jawaban sering, 3 untuk jawaban kadang-kadang dan 4 untuk
jawaban tidak pernah. Data hasil angket dibuat kualifikasi dengan kriteria sebagai
berikut :
Persentase Kriteria
75%-100% Sangat tinggi
50%-74,99% Tinggi
25%-49,99% Sedang
0%-24,99% Rendah

Peneliti menggunakan kriteria tersebut karena dalam angket respon terdapat


empat pilihan jawaban sehingga terdapat empat kriteria respons. Cara menghitung
persentase angket respon menurut Sugiyono (2001:81) sebagai berikut :
Jumlah skor hasil pengumpulan data
Persentase= ×100 %
Jumlah skor bila setiap butir mendapat skor tinggi
3. Analisis Hasil Belajar Siswa
Hasil tes siswa dianalisis untuk menentukan peningkatan ketuntasan siswa,
nilai individu, skor kelompok dan penghargaan kelompok :
a. Peningkatan ketuntasan mengikuti ketentuan sekolah bahwa : “ siswa dinyatakan
lulus dalam setiap tes jika nilai yang diperoleh ≥ 65 dengan nilai maksimal 100”.
Untuk menetukan persen (%) ketuntasan siswa dengan menggunakan
perhitungan persen (%) ketuntasan yaitu sebagai berikut :
Jumlah siswa tuntas
Persen ( % ) ketuntasan= × 100 %
Jumlah siswa
b. Peningkatan prestasi siswa juga dilihat dari hasil belajar jangka pendeknya yang
ditunjukkan dengan kenaikan nilai rata-rata tes pada setiap siklus. Dari data
perolehan skor untuk setiap tes, rata-rata nilai siswa dengan menggunakan
perhitungan sebagai berikut :
n

∑ xi dengan x = nilai siswa; dan n = Jumlah siswa.


x= i=1
n
c. Peningkatan nilai individu siswa diperoleh dengan membandingkan skor dasar
siswa (rata-rata nilai tes siswa sebelumnya) dengan nilai kuis sekarang. Aturan
pemberian skor peningkatan individu mengikuti aturan Slavin (1995:80) seperti
pada halaman 10.
d. Perolehan penghargaan kelompok dengan melihat jumlah rata-rata skor tiap
kelompok. Aturan perolehan penghargaan kelompok mengikuti aturan dalam
Mohammad Nur (2005:36).
DAFTAR PUSTAKA

Dalyono, 2005. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta

Depdiknas. 2005. Matematika. Jakarta : Dirjen Dikti Depdiknas

Lexy J Moeleong. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya

Muhibbin Syah. 2005. Psikologi Pendidikan : Dengan Pendekatan Baru. Bandung : Remaja
Rosdakarya

Oemar Hamalik. 2005. Kurikulum dan Pembelajaran .Jakarta : Bumi Aksara

Suharsimi Arikunto. 2002. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara

Anda mungkin juga menyukai