Oleh :
NAMA : LISA OKTAVIA
NIM : 826248622
Email : oktavialisa79@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini didasarkan pada rendahnya hasil belajar siswa kelas 2 SD
Negeri 20 Labuhan Tarok pada pelajaran Matemaika yang disebabkan
oleh kurangnya memperhatikan metode dalam proses pembelajaran,
mengakibatkan siswa kurang antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
sehingga nilai yang didapat oleh siswa khususnya nilai mata pelajaran
Matematika kurang memuaskan. Penelitian ini bertujuan untuk penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa melalui model
pembelajaran NHT pada mata pelajaran Matematika siswa di kelas II SD Negeri
20 Labuhan Tarok Kecamatan Bungus Teluk Kabung
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan
dalam dua siklus. Siklus pertama dilaksanakan pada tanggal 14 Oktober 2016
dan siklus kedua pada tanggal 24 Oktober 2016. Setiap pertemuan beralokasi
waktu 4x30 menit. Setiap siklus dilalui dengan kegiatan perencanaan tindakan,
pelaksanaan tindakan, observasi proses dan hasil belajar, serta kegiatan refleksi.
Dari hasil penelitian siklus 1 ketuntasan siswa berkisar 60 % dengan
keaktifa siswa kurang. Sesuai hasil refleksi pada siklus I maka dilanjutkan
pembelajaran pada siklus II. Hasil tes pada siklus II persentase ketuntasan siswa
86,67% dengan keaktifan siswa yang cukup baik. Sesuai dengan harapan maka
penelitian ini berhasil mengoptimalkan pembelajaran matematika pada siklus II.
Berdasarkan penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran kooperatif NHT dapat mengoptimalkan hasil hasil belajar siswa
dalam pembelajaran Matematika
Mata
No Hari / Tanggal Waktu Siklus
Pelajaran
3. Analisis Data
Analisis data yang disajikan bersumber data kuantitatif dan kualitatif.
Data kuantitatif bersumber dari hasil lembar kerja siswa (LKS) dan
evaluasi, sedangkan data kualitatif bersumber dari lembar observasi dan
catatan lapangan. Dari hasil LKS dan evaluasi, apabila hasil siswa di
bawah dari KKM mata pelajaran matematika di kelas II SDN 20 Labuhan
Tarok, maka penulis perlu melakukan perbaikan pembelajaran untuk
siklus berikutnya.
Data kualitatif bersumber dari lembar observasi yang dilakukan oleh
teman sejawat, selama pembelajaran digunakan sebagai refleksi untuk
membuat pembelajaran pada siklus selanjutnya.
BAB IV
6
Jumalah siswa
0
30-39 40-49 50-59 60-69 70-79 80-89 90-100
Rentang nilai
10
8
Jumalah siswa
0
30-39 40-49 50-59 60-69 70-79 80-89 90-100
Rentang nilai
10
8
6
4
2
0
30-39 40-49 50-59 60-69 70-79 80-89 90-100
Rentang nilai
3. Pengamatan
Instrument yang digunakan dalam pembelajaran siklus II ada tiga
macam yaitu :
a) Lembar Penilaian
Lembar penilaian digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan data
nilai tes formatif yang diperoleh siswa.
b) Lembar Observasi Sistematis
Format observasi yang digunakan teman sejawat untuk mengamati
kinerja peneliti adalah lembar observasi sistematis. Aspek – aspek
yang menjadi fokus pengamatan ditetapkan berdasarkan hasil
diskusi dan kesepakatan antara peneliti dengan teman sejawat.
4. Refleksi
Setelah proses pembelajaran siklus II berakhir dan nilai tes akhir
dianalisis, peneliti mencoba mengingat kembali kejadian-kejadian
yang muncul selama proses pembelajaran berlangsung.
Hasil dari refleksi yang dilakukan peneliti dapat diuraikan sebagai
berikut:
a. Tetap saja ada siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran dan ada
siswa yang belum bisa mencapai ketuntasan karena faktor
kelemahan berfikir.
b. Siswa lebih antusias atau termotivasi di dalam mersepon materi
pelajaran yang disampaikan guru. Hal ini terbukti dengan
banyaknya siswa yang sudah berani mengajukan pertanyaan
tentang materi yang belum dipahami.
c. Peran serta dalam diskusi sudah cukup baik, diskusi berjalan
dengan lancar, dengan sistematis sesuai denagn aturan yang telah
ditentukan.
Untuk mengetahui adanya kemajuan belajar yang dimiliki oleh siswa dalam
proses pembelajaran perlu diadakan tes formatif. Tes ini diberikan sesudah
satu kegiatan atau unit belajar deselesaikan yang bertujuan untuk
mengumpulkan data atau informasi tentang kekuatan dan kelemahan siswa
dalam pelajaran.
1. Siklus I
Pada perbaikan siklus I terjadi penigkatan signifikan dengan hasil belajar
sebelum perbaikan. Dari rata-rata kelas 69,83 sebelum perbaikan menjadi
78,9 pada perbaikan siklus I . Jumlah siswa yang tuntas 11 siswa sebelum
perbaikan menjadi 18 siswa pada perbaikan siklus I. Setelah dipresentase
36,67% sebelum perbaikan menjadi 60% pada siklus I. Dari hasil
observasi juga diketahui bahwa aktifitas guru dan siswa juga mengalami
banyak sekali perubahan yang menuju pada perbaikan.
2. Siklus II
Pada perbaikan siklus II dengan hasil yang diperoleh dalam bentuk nilai
formatif bahwa pembelajaran mengalami peningkatan. Dari rata-rata kelas
78,9 menjadi 86,1 ini berarti pembelajaran siklus II mengalami
peningkatan 7,2. Prosentase ketuntasan mencapai 86,67%. Pembelajaran
siklus II diakhiri dengan pembelajaran tuntas. Peneliti merasa telah
berhasil mencapai nilai ketuntasan pembelajaran.
Perbandingan prosentase ketuntasan antara pra siklus dengan perbaikan
siklus I dan perbaikan siklus II peneliti sajikan dalam table dan grafik sebagai
berikut :
Table 4
Rekapitulasi nilai tes formatif
Pra Siklus Siklus I Siklus II
No Blm Blm Blm
Tuntas Tuntas Tuntas
Tuntas Tuntas Tuntas
63,33% 36,67% 40% 60% 13,33% 86,67%
100.00%
90.00% 87%
80.00%
Persentase Ketuntasan
70.00% 63.33%
60.00%
60.00%
50.00%
40.00% Belum Tuntas
40.00% 36.67%
Tuntas
30.00%
20.00% 13%
10.00%
0.00%
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
Siklus
BAB V
A. Simpulan
Atas dasar perubahan masalah dengan disertai penyajian langkah- langkah
pembelajaran, serta melakukan komparasi data nilai tes akhir pembelajaran
Matematika dengan Tema Kesehatan dan Lingkungan, ternyata ada
perbedaan yang cukup signifikan antara pembelajaran siklus I dengan
pembelajaran siklus II. Oleh karena itu peneliti dapat menyimpulkan bahwa
dengan menerapkan model pembelajaran NHT ( Numberd Heads Together )
maka aktivitas guru dan siswa lebih kondusif serta dapat meningkatkan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran Matematika dengan Tema Kesehatan dan
Lingkungan siswa kelas II semester I SD Negeri 20 Labuhan Tarok,
Kecamatan Bungus Teluk Kabung Tahun Pelajaran 2016/2017.
B. Saran
1. Untuk meningkatkan pemahaman siswa guru hendaknya selalu
mengembangkan kreatifitas yang dimiliki berkaitan dengan pemilihan
metode dan alat peraga yang tepat. Sehingga pembelajaran yang diadakan
dapat menyenangkan, tidak menoton, dan tidak membosankan bagi siswa.
2. Agar penguasaan metode dan alat peraga lebih meningkat seyogyanya
guru mengembangkan wawasan sesuai dengan perkembangan dunia
pendidikan dewasa ini.
3. Beberapa cara yang efektif bagi guru untuk mengembangkan kreatifitas
adalah melalui Kelompok Kerja Guru (KKG), penataran, penguasaan
tehnologi komputer, dan lain-lain.
4. Dalam Kelompok Kerja Guru (KKG) hendaknya terjadi sharing, tukar
pendapat, berbagi pengalaman yang menyangkut kesulitan dan temuan
baru dalam proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA