D’Primacom Padangcermin
Abstrak
Penerimaan siswa baru merupakan salah satu proses yang ada di instansi pendidikan seperti sekolah
yang berguna untuk menyaring calon siswa yang terpilih sesuai kriteria yang ditentukan oleh sekolah tersebut
untuk menjadi siswa didiknya. Pada umumnya proses penerimaan siswa baru dilakukan melalui tahapan
pendaftaran, tes seleksi, dan pengumuman penerimaan siswa. Dalam penelitian ini penerapannya pada LKP
D’Primacom Padangcermin-Pesawaran yang selama ini dilakukan secara manual atau sudah terkomputerisasi
tetapi menggunakan Microsoft Office Excel, yang memungkinkan masih banyak kekurangan data, penghitungan
nilai tes secara manual yang memungkinkan terjadinya kesalahan. Untuk itu dibutuhkan suatu sistem informasi
yang dapat membantu dalam proses penerimaan siswa baru. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah
bagaimana proses membangun sistem informasi penerimaan siswa baru di LKP D’Primacom Padangcermin-
Pesawaran sehingga dapat menyajikan informasi yang akurat serta efisien. Adapun tujuan dari penelitian ini
adalah menghasilkan suatu program sistem aplikasi. Manfaat dari penelitian ini adalah memberikan kemudahan
bagi admin maupun siswa itu sendiri. Metode penelitian yang digunakan adalah pustaka, observasi, wawancara,
analisis, perancangan, uji coba dan implementasi. Kesimpulan hasil dari penelitian ini adalah diharapkan dapat
terbangunnya sistem informasi penerimaan siswa baru yang berbasis web.
Kata Kunci: Penerimaan Siswa Baru, Sistem Penunjang Keputusan, Lembaga Pendidikan Kursus
Abstract
The acceptance of new student is one of processes within educational institutions like school which is
used to select candidate according to stated criteria by related school. Generally, the process of acceptance of
new student began with registration, selection, and announcement steps of new student. This research was taken
place at LKP D'Primacom Padangcermin which during the time has practiced the acceptance of new student
manually or computerized but used Microsoft Office Excel only. It caused lack data, mistake within
measurement because of manually mark measurement. Fundamental problem of this research is how to install
information system for acceptance of new student at LKP D'Primacom Padangcermin that make information
representation accurately and efficiently. The aim of this research is to produce a program of application
system. The benefit of this research is to provide an ease for administrator and student. This research uses
literature study, observation, interview, analysis, schematization, trial, and implementation as its method. The
conclusion from research result hopes installed an information system of new student acceptance in web-based.
Keywords : the acceptance of new student, Decision support systems, Courses and Training Institutions
1. PENDAHULUAN
Lembaga Kursus dan Pelatihan D’Primacom
1.1 Latar Belakang Padangcermin – Pesawaran adalah salah satu
Lembaga Kursus dan Pelatihan pendidikan khusus
Penerimaan siswa baru merupakan salah satu
dalam menimba ilmu pengetahuan ketarampilan
proses yang ada di instansi pendidikan seperti
komputer yang didapat sesuai jenjang yang
sekolah, lembaga-lembaga lain yang berguna untuk
dipilihnya.
menyaring calon siswa yang terpilih sesuai kriteria
yang ditentukan oleh sekolah tersebut untuk menjadi Adapun tujuan yang ingin dicapai, dalam
siswa didiknya. Pada umumnya proses penerimaan proyek Akhir ini, Membangun sistem informasi
siswa baru dilakukan melalui tahapan pendaftaran, penerimaan siswa baru pada LKP D’Primacom.
tes seleksi, dan pengumuman penerimaan siswa.
Tahapan dari proses penerimaan siswa baru ini juga
dilakukan oleh Lembaga Kursus dan Pelatihan
D’Primacom Padangcermin - Pesawaran.
Jurnal – Sistem Penunjang Keputusan Penerimaan Siswa Baru LKP. D’Primacom Padangcermin
Sistem Penunjang keputusan merupakan bagian Atribut ini berkaitan dengan kelengkapan isi
tak terpisahkan dari totalitas sistem organisasi informasi, dalam hal ini isi tidak menyangkut hanya
keseluruhan. Suatu sistem organisasi mencakup volume tetapi juga kesesuaian dengan harapan si
sistem fisik, sistem keputusan dan sistem informasi pemakai sehingga sering kali kelengkapan ini sulit
(Dr. Ir. Kadarsyah Suryadi, 2002:13). diukur secara kuantitatif.
pemakai. Sama halnya dengan kelengkapan, terjawabnya masalah yang dihadapi, sementara
ketepatan pun sangat sulit diukur secara kuantitatif. kegagalan ditandai masih adanya masalah yang
sedang dicoba untuk diatasi. Dari tahap ini
e. Ketepatan Waktu
didapatkan laporan pelaksanaan solusi dan hasilnya.
Kualitas informasi juga sangat ditentukan oleh
Komponen - Komponen Sistem Penunjang
kektepatan wktu penyampaian dan aktualisasinya.
Keputusan
Misal informasi yang berkaitan dengan perencanaan
harian akan sangat berguna kalau disampaikan setiap Sistem Penunjang keputusan terdiri dari 3
komponen utama atau subsistem yaitu (Dadan Umar
dua hari sekali.
Daihani, 2001:63)
f. Kejelasan
a. Subsistem Data (Database)
Atribut ini berkaitan dengan bentuk atau format
Subsistem data merupakan komponen sistem
penyampaian informasi. Bagi seorang pimpinan,
Penunjang keputusan penyedia data bagi sistem.
informasi yang disajikan dalam bentuk grafik,
Data dimaksud disimpan dalam suatu pangkalan
histogram, atau gambar biasanya akan lebih berarti
data (database) yang diorganisasikan suatu sistem
dibandingkan dengan informasi dalam bentuk kata-
yang disebut sistem manajemen pengkalan data
kata yang panjang.
(Data Base Manajemen System/DBMS).
g. Fleksibilitas
b. Subsistem Model (Model Subsistem)
Atribut ini berkaitan dengan tingkat adaptasi dari
c. Subsistem Dialog (User Sistem Interface)
informasi yang dihasilkan terhadap kebutuhan
berbagai keputusan yang akan diambil dan terhadap Keunikan lainnya dari sistem Penunjang
sekelompok pengambil keputusan yang berbeda. keputusan adalah adanya fasilitas yang mampu
mengintegrasikan system terpasang dengan
Tahapan Pengambilan keputusan
pengguna secara interaktif. Fasilitas yang dimiliki
Untuk menghasilkan keputusan yang baik ada oleh subsistem ini dapat dibagi atas 3 komponen
beberapa tahapan proses yang harus dilalui dalam yaitu :
pengambilan keputusan.
1. Bahasa aksi (Action Language) yaitu suatu
Proses pengambilan keputusan melalui beberapa perangkat lunak yang dapat digunakan pengguna
tahap berikut Menurut (Julius Hermawan, 2002:3) untuk berkomunikasi dengan sistem. Komunikasi
ini dilakukan melalui berbagai pilihan media
a. Tahap Penelusuran (intelligence) seperti keyboard, joystick dan key function.
Tahap ini pengambil keputusan mempelajari 2. Bahasa Tampilan (Display atau Presentation
kenyataan yang terjadi, sehingga kita bisa
Language) yaitu suatu perangkat yang berfungsi
mengidentifikasi masalah yang terjadi biasanya sebagai sarana untuk menampilkan sesuatu.
dilakukan analisis dari sistem ke subsistem
pembentuknya sehingga didapatkan keluaran berupa 3. Basis Pengetahuan (Knowledge Base) yaitu
dokumen pernyataan masalah. bagian yang mutlak diketahui oleh pengguna
sistem yang dirancang dapat berfungsi secara
b. Tahap Desain
efektif. (Umar Daihani, 2000:63)
Dalam tahap ini pengambil keputusan
menemukan, mengambangkan dan menganalisis
semua pemecahan yang mungkin yaitu melalui
pembuatan model yang bisa mewakili kondisi nyata
masalah. Dari tahapan ini didapatkan keluaran
berupa dokumen alternatif solusi.
c. Tahap Choice
Dalam tahap ini pengambil keputusan memilih
salah satu alternatif pemecahan yang dibuat pada
tahap desain yang dipandang sebagai aksi yang
paling tepat untuk mengatasi masalah yang sedang
dihadapi. Dari tahap ini didapatkan dokumen solusi
dan rencana implementasinya.
d. Tahap Implementasi
Pengambil keputusan menjalankan rangkaian
aksi pemecahan yang dipilih di tahap choice. Gambar 1 Komponen SPK (Dadan Umar
Implementasi yang sukses ditandai dengan Daihani, 2001:64)
Jurnal – Sistem Penunjang Keputusan Penerimaan Siswa Baru LKP. D’Primacom Padangcermin
1.6. Lembaga Pendidikan Kursus harus termotivasi untuk belajar, karena motivasi
merupakan felemen yang khas bagi setiap orang,
Lembaga pendidikan kursus adalah lembaga
maka instruktur secara kreatif harus
pendidikan nonformal yang bernaung di bawah
mengidentifikasi setiap kelompok peserta. Motivasi
Dinas Pendidikan menurut (Soekidjo Notoatmodjo.
dapat disajikan sebagai titik tolak dari pelatihan
2003 : 16). Lembaga kursus bertujuan mencetak
yang diletakkan, (b) Belajar merupakan proses aktif
tenaga terampil dengan keahlian spesifik sesuai
dan partisipatif. Kondisi ini mengandung arti bahwa
kebutuhan dunia kerja. Lulusan sekolah menengah
pembelajar harus terlibat dalam pembelajaran tidak
atau perguruan tinggi umumnya kurang dibekali
hanya menjadi pendengar saja. Keterlibatan peserta
oleh ilmu praktis atau keahlian khusus yang
dapat diciptakan melalui kegiatan diskusi, pengajuan
dibutuhkan dunia kerja. Akibatnya mereka tidak siap
pertanyaan, kegiatan praktek, kerja lapangan,
untuk terjun langsung ke dunia kerja. Lembaga
bermain peran, demonstrasi, (c) Peserta harus
pendidikan nonformal atau kursus dapat dijadikan
mendapat pengarahan dan umpan balik. Pelatihan
alternatif untuk mempelajari keterampilan yang
harus meliputi umpan balikterhadap peserta
dibutuhkan dunia kerja. Karena itu banyak
sehingga mereka mengetahui seberapa banyak
bermunculan lembaga pendidikan kursus (LKP)
belajar sehingga merekamengetahui pula berapa
yang menyelenggarakan pendidikan siap kerja guna
banyak mereka telah menguasai keterampilan yang
memenuhi kebutuhan dunia kerja.
diberikan melalui pelatihan, (d) Materi pelatihan
Kursus terdiri dari tiga tingkat kemampuan, harus disiapkan dengan tepat. Materi yang
yaitu: dasar, menengah dan lanjutan. Kursus mendukung pelatihan harus secara efektif disiapkan
umumnya diselenggarakan oleh lembaga dan digunakan. Pembelajaran berbasis masalah,
kemasyarakatan yang berkembang pesat dalam proyek, aktivitas latihan, diskusi dan metode-metode
jumlah lembaga penyelenggara serta jenis-jenis lain harus mengandung materi yang secara diyakini
program yang mampu merespons dan mengorganisir dapat menunjang pembelajaran, (e) Kesempatan
kebutuhan masyarakat. untuk melakukan latihan harus disediakan dalam
pelatihan. Instruktur harus menyediakan waktu yang
Lembaga pelatihan adalah lembaga atau cukup bagi peserta untuk berlatih pengetahuan dan
organisasi yang mengembangkan Pendidikan keterampilan yang diberikan dalam pelatihan.
Nonformal, baik lembaga pemerintahan ataupun Latihan dapat membantu membangun rasa percaya
swasta yang menyelenggarakan kegiatan pelatihan. diri peserta dan memberi kesempatan bagi mereka
Pelatihan sendiri merupakan suatu proses untuk saling membantu satu sama lainnya, (f)
pembelajaran yang memungkinkan pegawai Metode pelatihan harus bervariasi. Multi metode
melaksanakan pekerjaan yang sekarang sesuai dalam pelatihan dapat menstimulasi keterkaitan
dengan standar. Pelatihan diperlukan untuk peserta terhadap pelatihan dan menyediakan
meningkatkan kualitas sumber daya manusia sesuai kesempatan bagi mereka untuk terlibat dalam
kebutuhan organisasi atau individu dalam lingkup berbagai cara, (g) Peserta harus mendapat penguatan
lembaga tersebut. (Soekidjo Notoatmodjo. 2003 : dari tingkah laku yang diinginkan. Peserta harus
16) mengetahui kapan mereka menunjukkan tugas atau
Lebih lanjut pelatihan adalah kegiatan yang materi pembelajaran secara benar. Mereka harus
disengaja untuk memecahkan masalah yang dihadapi mendapatkan petunjuk bahwa apa yang mereka
oleh orang-orang atau lembaga dalam upaya tampilkan benar. Penguatan dapat dilakukan dengan
membina dan meningkatkan produktivitas menurut memberi komentar oleh instruktur, nilai tes, atau
(Hanurani, 2003). Pelatihan tidak dapat dilakukan mengerjakan proyek dan hasil yang digunakan
begitu saja, tetapi pada pelaksanaannya pelatihan dalam pelatihan. Penguatan ini harus direncanakan
harus melalui beberapa tahapan. dan dimasukkan dalam rencana pembelajaran, (h)
Pada setiap pelaksanaan pelatihan tidak harus Standar dari penampilan dan harapan harus
sama tahapannya, tetapi tahapan ini disesuaikan dikomunikasikan dengan jelas pada peserta,(i)
dengan jenis pelatihannya, kesiapan panitia, dana Pelatihan harus menunjukkan macam dan level yang
dan sarana yang tersedia. Tahapan- tahapan yang berbeda dari pembelajaran.
harus dilaksanakan dalam suatu pelatihan adalah:
Pembelajaran meliputi : (1) pengetahuan dan
(1) mengidentifikasi kebutuhan pelatihan,
kemampuan intelektual, (2) keterampilan motorik,
(2) merumuskan tujuan pelatihan,
(3) perasaan dan sikap yang masingmasing memiliki
(3) merancang kurikulum pelatihan,
tingkatannya sendiri. Setiap tingkatan dan tipe
(4) mengembangkan metode pelatihan,
belajar ini memerlukan metode dan latihan yang
(5) menentukan pola evaluasi pelatihan,
berbeda yang harus direncanakan dalam pelatihan.
(6) melaksanakan program pelatihan dan
(7) mengukur hasil pelatihan.
Prinsip-prinsip umum belajar dalam pelatihan
yang perlu diperhatikan, yaitu: (a) Peserta pelatihan
Jurnal – Sistem Penunjang Keputusan Penerimaan Siswa Baru LKP. D’Primacom Padangcermin
1.7. Tabel
1.7.1 Perancangan Basis Data
1.10. Kesimpulan
Dengan adanya system informasi Penerimaan
Siswa Baru berbasis Web, memudahkan bagian tata
usaha dalam mengolah data dan orangtua siswa
dapat melihat info pendaftaran dan jenjang
pendidikan kursus tanpa harus datang setiap hari ke
LKP D’Primacom Padangcermin atau dapat
melihatnya di website pada komputer yang
terkoneksi jaringan internet