Anda di halaman 1dari 14

PENINGKATAN PEMAHAMAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA

MATERI MEMBANDINGKAN NILAI PECAHAN


DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA VISUAL

Sri Sutanti/ 825260666


srisutantipace@gmail.com

ABSTRAK
Pada saat memeriksa hasil pembelajaran Matematika pada pokok bahasan
membandingkan nilai pecahan ternyata siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Untuk
itu penulis sebagai pendidik harus dapat meningkatkan kualitas profesionalismenya
yaitu dengan cara memberikan kesempatan belajar kepada siswa dengan melibatkan
siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui apakah penggunaan media visual dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
dalam materi pokok membandingkan nilai pecahan pada siswa kelas IV SDN Jampes 2
kecamatan Loceret Kabupaten Nganjuk. Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan, hasilnya menunjukkan adanya kenaikan yang cukup berarti. Hal ini dapat
dilihat dari hasil belajar akhir setelah diadakan perbaikan I adalah 61%. Sedangkan
hasil belajar nilai akhir setelah diadakan perbaikan, meningkat menjadi 77%. Dengan
begitu, dapat dikatakan bahwa setelah menggunakan media visual nilai akhir yang
diperoleh siswa mengalami kenaikan sebesar 16%. Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilaksanakan, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan
media visual dapat meningkatkan keaktifan dan kemampuan siswa. Penggunaan media
visual perlu terus dilakukan karena melibatkan siswa langsung dan perlu dikembangkan
pada mata pelajaran Matematika di SD pada tiap-tiap kelas.
Kata Kunci : media visual, kemampuan, keaktifan

I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah
Menurut Undang-Undang Sisdiknas No. 20 tahun 2003 mengatakan bahwa
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Salah satu
ilmu yang menjadi parameter kualitas sumber daya manusia adalah matematika.
Tidak dapat dipungkiri, pembelajaran matematika di sekolah masih
menjadi masalah bagi hampir sebagian siswa. Faktor-faktor seperti persepsi siswa
tentang matematika yang sulit dan membosankan serta metode pembelajaran yang
klasikal, dimana guru bergantung dengan ceramah dan latihan dalam mencapai
tujuan pembelajaran menimbulkan rendahnya motivasi belajar siswa mengikuti
pelajaran Matematika yang berdampak rendahnya pula hasil belajar siswa. Oleh
karena itu, sebelum melaksanakan pembelajaran guru merancang sebaik mungkin,
agar dalam proses pembelajaran murid dapat memahami materi pelajaran dengan
optimal. Disinilah guru perlu mengevaluasi dan merefleksi hasil pembelajaran
serta melakukan tindak lanjut melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Berdasarkan pengalaman penulis dalam melaksanakan pembelajaran
matematika kelas IV tentang membandingkan pecahan, hasil evaluasi
menunjukkan bahwa dari 21 siswa hanya 7 siswa yang mencapai tingkat
penguasaan materi > 70%.
Kaitannya dengan pembelajaran matematika kelas IV tentang
membandingkan pecahan yang tadinya memperoleh nilai > 60 melalui
pelaksanaan perbaikan pembelajaran ini diharapkan pemahaman siswa dapat
meningkat dan siswa mampu menjawab semua pertanyaan.
Setiap guru pasti berharap agar anak didiknya mendapat hasil belajar yang
bagus, namun kenyataannya hasil belajar rendah, tampak dari nilai ulangan siswa.
Dalam pembelajaran matematika yang penulis laksanakan dari hasil ulangan awal
hanya 7 dari 21 siswa di kelas IV yang mampu menguasai materi > 70%. Melihat
kenyataan tersebut penulis berdiskusi dengan teman sejawat untuk mencari tahu
penyebab timbulnya masalah yang dialami siswa dan melakukan tindak lanjut
dengan melakukan Penelitian Tindakan Kelas PTK). Dari hasil diskusi terungkap
beberapa masalah yang dialami siswa diantaranya :
- Siswa belum memahami cara membandingkan pecahan
- Kurangnya minat siswa dalam menerima pelajaran
- Hasil dari ulangan tidak memuaskan
Berdasarkan hasil analisis dan diskusi penulis dengan teman sejawat
dibuatlah hipotesis penyebab timbulnya masalah yang dialami siswa. Selanjutnya
penulis merumuskan masalah dengan cara melakukan beberapa kegiatan sebagai
berikut :
a. Menganalisis rendahnya minat siswa terhadap materi yang diajarkan
b. Penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan masih rendah. Hal ini
mungkin disebabkan :
- Cara guru memberi penjelasan materi sangat singkat dan terlalu cepat
sehingga materi tidak dapat dipahami oleh siswa
- Ada kesan pada diri siswa bahwa matematika adalah mata pelajaran
yang sulit
Dari uraian diatas, maka kami mengambil judul penelitian : ”Peningkatan
Kemampuan Pembelajaran Matematika Materi Membandingkan Nilai Pecahan
Dengan Menggunakan Alat Peraga Visual Pada Siswa Kelas IV SDN Jampes 2
Kecamatan Loceret Kabupaten Nganjuk”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dirumuskan permasalahan
sebagai berikut : ”Bagaimana Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Materi
Membandingkan Nilai Pecahan dengan Menggunakan Alat Peraga Visual Dalam
Pembelajaran Matematika pada Siswa Kelas IV SDN Jampes 2 Kecamatan
Loceret Kabupaten Nganjuk”
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan analisis dalam perumusan masalah penulis melakukan
tindakan perbaikan pembelajaran dengan strategi pembelajaran dan situasi belajar.
Tujuan penelitian tersebut adalah untuk :
1. Meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep pecahan
2. Meningkatkan kemampuan siswa untuk membandingkan nilai pecahan
3. Meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran
1.4 Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dan
bermanfaat bagi siswa, bagi guru dan sekolah, antara lain :
a. Manfaat bagi siswa
 Meningkatkan hasil belajar siswa
 Memberikan sajian pembelajaran yang menarik
 Manfaat bagi guru
 Membantu guru memperbaiki pembelajaran
 Menemukan metode yang tepat dan model pembelajaran yang
mampu meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa
 Membantu guru berkembang secara profesional
b. Manfaat bagi sekolah
 Sebagai masukan, bagi sekolah untuk meningkatkan kualitas dan
hasil belajar siswa
 Sebagai sarana untuk pemberdayaan guna meningkatkan
kerjasama dan kreatifitas guru
2. Kajian Pustaka
2.1 Tinjauan Tentang Hakikat Matematika
a. Karakteristik Matematika
Istilah matematika berasal dari bahasa Yunani Mathin atau Manthenein
yang artinya mempelajari, namun diduga kata itu erat pula hubungannya
dengan kata Sansekerta Meda atau Vidya yang artinya kepandaian, ketahuan
atau intelegensinya (Andi Halim Nasution, 1980 : 12).
Matematika itu terorganisasi dari unsur-unsur yang tidak
didefinisikan, definisi-definisi, aksioma-aksioma, dan dalil-dalil, dimana dalil-
dalil setelah dibuktikan kebenarannya berlaku secara umum, karena itulah
matematika sering disebut Ilmu deduktif.
Rosefpensi (1988 : 2) diungkapkan beberapa pendapat tentang
matematika seperti menurut Johnson dan Rising (1972) bahwa matematika
adalah pola berpikir, pola mengorganisasikan pembuktian yang logic.
Matematika itu adalah bahasa, bahasa yang menggunakan istilah yang
didefinisikan dengan cermat, jelas dan akurat representasinya dengan simbul
dan padat, lebih berupa bahasa simbul mengenai arti daripada bunyi.
Matematika adalah pengetahuan struktur yang terorganisasi sifat-sifat atau
teori-teori disebut secara deduktif berdasarkan kepada unsur yang tidak
didefinisikan, aksioma, sifat atau teori yang telah dibuktikan kebenarannya.
Matematika adalah Ilmu tentang pola keteraturan pola atau ide dan matematika
itu adalah suatu seni keindahannya terdapat pada keterurutan dan
keharmonisannya.
b. Proses Pembelajaran Matematika
Matematika secara garis besar dibagi menjadi empat bagian yaitu
Aljabar, Aritmatika, Analisis dan Geometri (Bell, 1978 : 27). Materi
membandingkan pecahan termasuk bagian matematika Aljabar.
Pada dasarnya tujuan pembelajaran matematika yang sesuai dengan
hakikat matematika merupakan sasaran utama. Sedangkan peranan-peranan
teori belajar merupakan strategi terhadap pemahaman matematika. Menurut
Dienes (Ismail dkk, 1998 : 330) dalam pembelajaran matematika diperlukan
pendekatan-pendekatan dengan mengingat bahwa matematika sebagai Ilmu
kreatif. Dengan demikian, diharapkan bahwa matematika dapat memahami
secara wajar sesuai dengan kemampuan anak.
Jadi tujuan akhir dari belajar matematika adalah pemahaman terhadap
konsep-konsep matematika yang relatif abstrak. Sedangkan strategi teori-teori
belajar tentang pengalaman lingkungan dan manipulasi benda konkrit hanyalah
sekedar jembatan dalam memahami konsep-konsep matematika tersebut yang
pada akhirnya tetap siswa harus belajar sesuai dengan hakikat matematika.
c. Fungsi Matematika
Fungsi mata pelajaran matematika sebagai : alat, pola pikir, dan ilmu
atau pengetahuan. Ketiga fungsi matematika tersebut hendaknya dijadikan
acuan dalam pembelajaran matematika disekolah. Dengan mengetahui fungsi-
fungsi matematika tersebut diharapkan kita sebagai guru dapat memahami
adanya hubungan antara matematika dengan berbagai ilmu lain atau
kehidupan.
d. Tujuan Pembelajaran Matematika SD
Mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan di
dalam kehidupan dan didunia yang selalu berkembang melalui latihan
bertindak atas dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur, dan
efektif.
Mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir
matematika dalam kehidupan sehari-hari, dan dalam mempelajari berbagai
ilmu pengetahuan
e. Sasaran Pembelajaran Matematika
 Pembentukan keterampilan menerapkan matematika dalam kehidupan
sehari-hari dan dalam mempelajari ilmu lain
 Penataan nalar yang logis dan rasional
 Pembentukan sikap kritis, cermat, dan jujur
2.2 Media Visual
Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan
indera penglihatan. Media visual terdiri atas media yang tidak dapat
diproyeksikan (non projected visuals) dan media yang dapat diproyeksikan
(projected visual). Media yang dapat diproyeksikan bisa berupa gambar diam
(still pictures) atau bergerak (motion pictures). Media yang tidak dapat
diproyeksikan bisa berupa gambar diam (still pictures), media grafis (grafik,
bagan, diagram), realita dan model. Media grafis merupakan media pandang dua
dimensi (bukan fotografik) yang dirancang secara khusus untuk
mengkomunikasikan pesan pembelajaran. Unsur-unsur yang terdapat pada media
grafis adalah gambar dan tulisan. Meida ini dapat digunakan untuk
mengungkapkan fakta atau gagasan melalui penggunaan kata-kata, angka serta
bentuk simbol (lambang). Karakteristik media ini yaitu sederhana, dapat menarik
perhatian, murah, dan mudah disimpan atau dibawa.
3. Metode Penelitian
3.1. Rancangan Penelitian
Dalam penelitian ini rancangan penelitian yang digunakan adalah
adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Arikunto (2009 : 3)
Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegitan
belajar berupa tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam
sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru yang
dilakukan oleh siswa. Dalam PTK Guru- guru melaksanakan peran ganda
yaitu sebagai pelaksana dan peneliti.
3.2. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah Siswa kelas IV SDN Jampes 2
Kecamatan Loceret kabupaten Nganjuk, berjumlah 21 siswa, laki- laki 12
dan perempuan 9 siswa.
3.3. Tempat dan waktu penelitian
 Tempat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SDN Jampes 2 Kecamatan
Loceret kabupaten Nganjuk, merupakan SD yang sangat berkompeten di
Kabupaten Nganjuk yang yang berpotensi untuk mengembangkan
beberapa model pembelajaran terbaru.
 Waktu Penelitian
Waktu Penelitian dilaksanakan pada semester genap Tahun Pelajaran
2013 / 2014 pada bulan Mei.
3.4. Instrumen Penelitian
Dalam sebuah penelitian, sebelum melakukan proses pengumpulan
data seorang peneliti harus menyiapkan instrumen penelitian dahulu.
Instrumen penelitian merupakan alat atau fasilitas yang dgunakan oleh
peneliti dalam proses pengumpulan data agar lebih mudah, sistematis,
lengkap dan menghasilkan hasil penelitian yan baik (Ari konto, 2006)
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
- Lembar Observasi
Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
lembar observasi siswa untuk mengetahui kegiatan siswa selama proses
pembelajaran berlangsung yang diamati oleh observator. Observator
mengamati aspek- aspek yang diamati sesuai indikator. Indikator pada
lembar observasi siswa dengan memberikan tanda ceklis ( √ ) pada kolom
penilaian dengan skor 4 (baik), 3 (cukup), 2 (kurang baik), 1 (tidak baik).
3.5. Tekhnik Pengumpulan Data
Adapun data dalam penelitian ini bersumber dari interaksi guru
dan siswa dalam pembelajaran Matematika dan berupa data tindakan belajar
atau perilaku belajar yang dihasilkan. Dari tindakan atau perilaku belajar
yang dihasilkan dari tindakan yang mengajar. Tekhnik pengumpulan data
dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tekhnik observasi dan
tes.
 Observasi/ pengamatan, selama perbaikan pembelajaran
 Tes, soal- soal tes atau evaluasi untuk mengukur prestasi belajar siswa
setelah perbaikan pembelajaran.
3.6. Tekhnik Analisis Data
Tekhnik Analisis data yang diperoleh adalah adalah redaksi data,
penyajian data dan penarikan data.
 Redaksi Data
Dalam redaksi data yang diperoleh dan wawancara ditulis
dalam bentuk rekaman data, dikumpulkan, dirangkum dan dipilih
hal- hal yang pokok kemudian dirangkum.
 Penyajian Data
Data yang telah diredaksi dan dikelompokkan dalam
berbagai pola dideskripsikan dalam bentuk kata- kata yang berguna
untuk melihat gambaran secara keseluruhan atau bagian tertentu.
Penyajian data ini ditulis dalam paparan data.
 Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan dilakukan terhadap temuan peneliti
berupa indikator. Indikator yang selanjutnya dilakukan pemaknaan
atau refleksi sehingga memperoleh kesimpulan akhir. Hasil
kesimpulan akhir dilakukan refleksi untuk menentukan atau
menyusun rencana tindakan berikutnya.
Adapun hasil belajar siswa diatas untuk mengukur
ketuntasan belajar dengan menggunakan rumus :
X = Σ siswa tuntas x 100 %
Σ siswa
3.7. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian merupakan langkah- langkah yang
dilakukan dalam melaksanakan penelitian, adapun langkah- langkahnya
sebagai berikut :
a. Tahap Persiapan
Tahap persiapan merupakan tahapan yang dilakukan sebelum
penelitian. Dalam penelitian ini perlu dipersiapkan adalah sarana dan
prasarana pembelajaran, silabus, RPP yang akan diterapkan dalam
belajar.
b. Tahap Pelaksanaan
Dalam tahap pelaksanaan peneliti menggunakan pedoman pada
Penelitian Tindakan Kelas model kemmis dan Mc. Taggart ( dalam
akbar, 2010 : 84)
Ada tahapan- tahapan tiap siklus antara lain :
 Perencanaan, untuk merencanakan tindakan yang akan dilakukan untuk
mencapai tingkat keberhasilan dalam penelitian
 Pelaksanaan, yaitu yang telah tertuang dalam planing untuk mencapai
hasil maksimal
 Observasi, dalam tahap ini peneliti mengadakan pengamatan terhadap
objek penelitian
 Refleksi, dalam hal ini refleksi dapat dijadikan tolak ukur keberhasilan
peneliti, sehingga dengan adanya refleksi ini dapat digunakan untuk
merencanakan penelitian selanjutnya. Refleksi juga dapat digunakan untuk
acuan dalam analisis ketuntasan belajar. Yang mana tujuan adanya analisis
ketuntasan belajar ini dapat mengetahui tingkat keberhasilan siswa
sebagai objek peneliti.
c. Tahap Akhir
Pada tahap ini peneliti mengadakan pengumpulan datayang
telah dihasilkan dari tahap pelaksanaan untuk menyusun laporan
penelitian.
3.8. KKM
Pada penelitian ini Kriteria Ketuntasan Minimum yang harus
dicapai siswa kelas IV SDN Jampes 2 Kecamatan Loceret kabupaten
Nganjuk Tahun Pelajaran 2013 / 2014 MATEMATIKA sebesar 65
sedangkan ketuntasan belajar siswa secara klasikal dapat dihitung dengan
cara :
P = jumlah siswa yang tuntas x 100 %
Jumlah seluruh siswa
P = Ketuntasan secara klasikal
4. Paparan Hasil Penelitian
4.1. Pratindakan
Sebelum penelitian ini dilakukan peneliti telah mengumpulkan
data tentang belajar mengajar di SDN Jampes 2. pengumpulan data selama
pratindakan penelitian ini dilakukan dengan beberapa cara yaitu, pemberian
tes dan observasi. Sebelum melakukan tindakan siklus I terlebih dahulu
dilakukan tes kemampuan awal yaitu untuk mengetahui tingkat kemampuan
awal siswa. Nilai ini digunakan sebagai pembanding terhadap hasil setelah
subjek penelitian mendapat tindakan pembelajaran.
4.2. Pelaksanaan Silkus 1
Dari hasil yang dilakukan pada pra tindakan, ternyata hsilnya
belum memenuhi kriteria, perlu diadakan pelaksanaan siklus 1. di dalam
siklus 1 peneliti berharap ada perubahan nilai pada tes yang diberikan.
a. Perencanaan
Peneliti merencanakan tindakan berdasarkan tujuan penelitian.
Beberapa perangkat pembelajaran yang disiapkan sebelum penelitian
adalah membuat rencana pembelajaran yang telah dikonsultasikan
dengan guru mata pelajaran Matematika yang mengajar kelas IV SDN
Jampes 2 Kabupaten Nganjuk, yang juga akan terliibat dalam penelitian
sebagai teman sejawat, membuat instrumen- instrumen yang akan
digunakan yaitu angket motifasi yang digunakan untuk mengukur
motifasi siswa selama mengikuti pembelajaran dan lembar soal pos tes
yang akan digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa selama
mengikuti pembelajaran yang dilakukan pada siklus 1.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pada siklus pertama ini dilakukan sebanyak satu kali pertemuan,
dengan memberikan post tes pada akhir pelajaran. Siklus I dilaksanakan
pada tanggal 5 Mei 2014. Di akhir pelajaran dilakukan post tes yang
digunakan untuk mengukur pemahaman belajar siswa selama mengikuti
pembelajaran. Materi yang akan diajarkan adalah mengurutkan bilangan.
Pada pertemuan siklus 1 ini peneliti melakukan pembelajaran
sesuai dengan RPP siklus 1 dan akan dilakukan pengamatan terhadap
pemahaman belajar siswa. Pembelajaran dilaksanakan tanggal 5 Mei
2014 dengan durasi waktu 2 x 45 menit. Dalam pembelajaran ini peneliti
berperan sebagai guru.
1. Kegiatan Awal
Pada kegiatan awal pembelajaran guru memulai dengan salam dan
presensi, menyiapkan pelajaran dan apersepsi. Saat apersepsi guru
bertanya jawab dengan siswa tentang membandingkan pecahan
Guru : “ Apakah kalian masih ingat materi pecahan ketika
duduk di kelas III ?
Siswa : “ Masih Pak “
Guru : “ Bagus, Kalau begitu kita akan belajar lebih jauh lagi
tentangi pecahan yaitu materi “Membandingkan
pecahan” ?
Siswa : “ Ya Pak.
Setelah melakukan tanya jawab, guru memberikan motivasi kepada siswa
dan menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan tersebut
adalah Membandingkan pecahan
2. Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti ini guru menjelaskan tekhnik pelaksanaan
pembelajaran pada pertemuan tersebut. Guru menunjukkan media
pembelajaran berupa gambar garis bilangan pecahan. Guru menjelaskan
cara membandingkan nilai pecahan menggunakan garis bilangan. Guru
menunjuk beberapa siswa untuk maju ke depan untuk membandingkan
nilai pecahan menggunakan media visual garis bilangan. Guru
memberikan penguatan atas masing- masing sisw dan guru memberikan
penghargaan kepada siswa yang bisa menjelaskan dengan sempurna.
Setelah selesai guru menginstruksi siswa kembali ke tempat duduk
masing- masing lalu memberikan post tes dan angket motifasi kepada
masing- masing siswa.
3. Kegiatan Penutup
Pada tahap penutup diadakannya refleksi yaitu guru membimbing
siswa untuk menarik kesimpulan tentang materi yang diterima pada
pertemuan hari ini.
c. Tahap Observasi
Dalam tahapan observasi pada siklus 1, hasil pengamatan
(observasi). Kemampuan peneliti dalam menjalankan pembelajaran
selama siklus 1 belum mencapai indikator keberhasilan yang telah
ditetapkan. Adapun ketuntasan belajar pada siklus ini siswa belum
mencapai keberhasilan. Perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya.
d. Tahap Refleksi
Setelah serangkaian tahap siklus 1 dilakukan peneliti bersama
teman sejawat yang dilakukan oleh guru kelas II mengevaluasi dan
merefleksi terhadap pelaksanaan siklus 1 dan hasil refleksi, evaluasi
digunakan sebagai bahan koreksi dan pertimbangan untuk memperbaiki
pada siklus berikutnya.
4.3. Pelaksanaan Siklus II
Setelah selesai siklus I, sesuai hasil refleksi untuk
menyempurnakan kekurangan pada siklus I, maka pada siklus II akan
dilakukan sedikit perubahan.
a. Perencanaan
Sebelum pelaksanaan pada siklus II guru merencanakan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan materi yang diajarkan
pada siklus I. Membuat instrumen- instrumen yang akan digunakan yaitu
lembar observasi kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran,
angket motivasi yang digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa
selama mengikuti pembelajaran yang dilakukan pada akhir siklus II.
Pada siklus II ini peneliti tetap meminta bantuan dari teman
sejawat sebagai pengamat (observer).
b. Pelaksanaan Tindakan
Dalam melaksanakan pembelajaran pada siklus II ini mengacu
pada RPP siklus II dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga
kesalahan atau kekurangan yang terjadi pada siklus I agar tidak terulang
lagi pada siklus II. Pengamatan dilaksanakan bersamaan dengan
pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh teman sejawat.
Pada siklus II ini peneliti mengulang materi sebelumnya dan
perlakuan tindakannya ditingkatkan, karena pemahaman siswa masih
kurang. Dalam siklus II ini peneliti ingin memaksimalkan kegiatan
pembalajaran agar kekurangan- kekurangan pada siklus I tidak terjadi
pada siklus II.
Pada siklus II ini dilakukan sebanyak satu kali pertemuan, dengan
memberikan post tes pada akhir siklus II. Siklus II dilakukan pada
tanggal 12 Mei 2014. Pada akhir siklus II dilakukan post tes yang
digunakan untuk mengukur pemahaman belajar siswa selama mengikuti
pembelajaran. Materi yang akan diajarkan adalah mengurutkan bilangan.
Pada pertemuan siklus II ini peneliti melakukan pembelajaran
sesuai dengan RPP siklus II dan akan dilakukan pengamatan terhadap
pemahaman belajar siswa. Pembelajaran dilaksanakan pada tanggal 12
Mei 2014 dengan durasi waktu 2 x 45 menit. Dalam pembelajaran ini
peneliti berperan sebagai Guru.
1. Kegiatan Awal
Pada kegiatan awal pembelajaran guru memulai dengan salam dan
presensi, menyiapkan pelajaran dan apersepsi. Saat apersepsi guru
bertanya jawab dengan siswa tentang bagaimana cara mengurutkan
bilangan dengan benar.
Guru : “ Apakah kalian masih ingat materi pecahan ketika
duduk di kelas III ?
Siswa : “ Masih Pak “
Guru : “ Bagus, Kalau begitu kita akan belajar lebih jauh lagi
tentangi pecahan yaitu materi “Membandingkan
pecahan” ?
Siswa : “ Ya Pak “
Setelah selesai menyampaikan tujuan pembelajaran guru menyampaikan
materi pembelajaran yaitu membandingkan pecahan.
1. Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti ini guru menjelaskan tekhnik pelaksanaan
pembelajaran pada pertemuan tersebut. Guru menunjukkan media
pembelajaran berupa gambar garis bilangan pecahan. Guru menjelaskan
cara membandingkan nilai pecahan menggunakan garis bilangan. Guru
menunjuk beberapa siswa untuk maju ke depan untuk membandingkan
nilai pecahan menggunakan media visual garis bilangan.. guru
memberikan penguatan atas masing- masing siswa dan guru
memberikan penghargaan kepada siswa yang bisa menjelaskan dengan
sempurna. Setelah selesai guru menginstruksi siswa kembali ke tempat
duduk masing- masing lalu memberikan post tes dan angket motifasi
kepada masing- masing siswa.
3. Kegiatan Penutup
Pada tahap penutup diadakannya refleksi yaitu guru membimbing
siswa untuk menarik kesimpulan tentang materi yang diterima pada
pertemuan hari ini.
c. Tahap Observasi
Dalam tahapan obvservasi pada siklus II, hasil p,engamatan
(Observasi) kemampuan peneliti dalam menjalankan pembelajaran
selama siklus II. Sudah memenuhi kriteria penilaian yang baik. Adapun
ketuntasan belajar pada siklus ini siswa sudah mencapai indikator
keberhasilan.
d. Tahap Refleksi
Pada siklus II terdiri dari satu pertemuan. Pada siklus ini materi
yang akan disampaikan adalah mengurutkan bilangan. Dalam penelitian
ini hasil belajar siswa diambil dari nilai post tes dari setiap akhir siklus.
5. Kesimpulan Dan Saran
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil perbaikan pembelajaran siklus I dan siklus II dapat
disimpulkan bahwa :
1. Menjelaskan materi pembelajaran dengan bahasa yang lugas dan
perlahan memudahkan siswa memahami materi
2. Penggunaan alat peraga visual dapat meningkatkan pemahaman siswa,
sehingga prestasi belajar siswa menjadi meningkat pula
3. Pemberian contoh penyelesaian soal dan latihan dapat meningkatkan
keterampilan berhitung dan penguasaan siswa terhadap materi
4. Situasi belajar yang kondusif dapat memberikan pengalaman belajar
yang bermakna kepada siswa
5.2 Saran
Berdasarkan keismpulan diatas disarankan :
1. Dalam pembelajaran Matematika Alat Peraga Visual sangat bagus untuk
meningkatkan keterampilan siswa dalam membandingkan nilai pecahan
2. Untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan siswa, guru harus
dapat mengembangkan / mencari media yang sesuai dengan materi
pembelajaran
Daftar Pustaka
Andayani, dkk. (2009). Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta : Universitas
Terbuka
Handoko, Tri. (2006). Terampil Matematika 4. Jakarta : Yudhistira
Muhsetyo, Gatot. (2007). Pembelajaran Matematika SD. Jakarta : Universitas
Terbuka
TIM. TAP. FIKIP UT. (2007). Panduan Tugas Akhir Program Sarjana FIKIP.
Jakarta : Universitas Terbuka
Wardani, I. G.A.K, Wilhardi, Kuswaya, Nasoetion Noehi. 2004. Penelitian Tindakan
Kelas
Zainul, A, Mulyana. (2007). Tes dan Assesmen di SD. Jakarta : Universitas Terbuka

Anda mungkin juga menyukai