Anda di halaman 1dari 11

Kalimaya, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016

PENGARUH PENDEKATAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP


KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA PADA KONSEP
BANGUN RUANG
(Penelitian Eksperimen di Kelas V SD Negeri Sukadame 1 Kecamatan
Pagelaran Kabupaten Pandeglang)

Devi Ratnasari

Sri Wuryastuti1
Lizza Suzanti2

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Serang
deviratnasari29@gmail.com

ABSTRAK

Pembelajaran matematika dianggap jauh dari kehidupan sehari-hari. Maka pembelajaran


yang dapat mengembangkan kemampuan siswa dalam menghubungkan suatu konsep pelajaran
dengan dunia nyata sangat diperlukan. Salah satu alternatif pembelajaran yang dapat digunakan
dalam pembelajaran matematika yaitu pendekatan etnomatematika. Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui pengaruh penggunaan Pendekatan Etnomatematika terhadap kemampuan koneksi
matematis siswa pada konsep bangun ruang kemudian dibandingkan dengan yang tidak
menggunakan pendekatan etnomatematika. Subjek penelitian ini yaitu kelas V SDN Sukadame 1.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen dengan model desain Non-equavalent
Control Group Desaign. Terdapat dua kelas dalam penelitian ini, yaitu kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Instrumen yang digunakan adalah tes dan wawancara, tes diberikan kepada dua kelas
sebelum dan setelah dilakukan pembelajaran dan wawancara dilakukan setelah dilakukan
pembelajaran. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, diperoleh rata-rata kemampuan
koneksi matematis siswa pada kelas eksperimen 68,60, sedangkan rata-rata pada kelas kontrol
62,40. Maka terdapat perbedaan kemampuan koneksi matematis siswa pada kelas eksperimen yang
menggunakan pendekatan etnomatematika dengan kelas kontrol yang menggunakan pendekatan
konvensional. Nilai rata-rata akhir pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan pada kelas
kontrol. Dari hasil yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan pendekatan
etnomatematika dalam pembelajaran matematika pada konsep bangun ruang dapat mempengaruhi
dan meningkatkan kemampuan koneksi matematis siswa.

Kata Kunci: Pendekatan Etnomatematika, Kemampuan Koneksi Matematis.

1. Penulis Penanggungjawab
2. Penulis Penanggungjawab
Devi Ratnasari, Sri Wuryastuti, Lizza Suzanti. Pengaruh Pendekatan Etnomatematika
Terhadap Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Pada Konsep Bangun Ruang.

ABSTRACT
Learning mathematics is considered far from everyday life. So learning to develop students' ability
to connect a concept with a real world lesson is needed. One alternative learning that can be used in
learning mathematics that etnomatematika approach. This study was conducted to determine the
effect of using Etnomatematika approach to the ability of students' mathematical connection to the
concept of geometry is then compared with those not using etnomatematika approach. This
research subject is class V SDN Sukadame 1. This research uses experimental research with design
models Non-equavalent Control Group Desaign. There are two classes in this study, the
experimental class and control class. The instrument used was a test and an interview, a test given
to two classes before and after the study and interviews conducted after the learning. Based on data
analysis that has been done, gained an average of students' mathematical ability to connect the
experimental class 68.60, while the average in the control class 62.40. Then there are differences in
students' mathematical ability to connect the experimental class that uses etnomatematika approach
with classroom control using conventional approaches. The average value of the end of the
experimental class is higher than the control class. From the results obtained it can be concluded
that the use etnomatematika approach in mathematics on the concept of geometry can affect and
improve the ability of students' mathematical connections.

Keywords: Approach Etnomatematika, Mathematical Ability Connections


Kalimaya, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016

Perkembangan sumber daya manusia suatu hal yang nyata ketika dalam belajar.
(SDA) sangat dipengaruhi oleh pendidikan Terutama dalam pembelajaran matematika,
yang diperoleh atau yang yang konsepnya rumit. Dalam
didapatkan.Pendidikan yang berhasil dapat pembelajaran matematika di sekolah dasar,
mengembangkan daya pikir siswanya guru dituntut untuk lebih kreatif dan
kearahan pendewasaan diri. Terdapat tiga inovatif dalam membuat alat peraga.
aspek penting dalam pendidikan yang Matematika tidak terlepas dari simbol-
harus diasah dan dikembangkan, simbol yang abstrak berlawanan dengan
diantaranya yaitu pengetahuan, sikap, dan karakteristik siswa SD yang berada pada
keterampilan. Siswa diharapkan tidak tahap konkrit. Matematika yang dianggap
hanya cakap dalam ilmu pengetahuannya sulit, rumit dan jauh dari kehidupan sehari-
saja akan tetapi dapat cakap dan terampil hari menjadi penyebab tidak disenanginya
dalam mengaplikasikan ilmu yang pelajaran matematika. Kebanyakan materi
dipelajari, sehingga memiliki keterampilan siswa hanya diajarkan agar mempelajari
untuk bekal kehidupannya. Sesuai dengan matematika tanpa mengkoneksikannya
tujuan pendidikan (Kemendiknas) yang dengan kehidupan nyata. Sehingga ketika
tercantum dalam Undang-undang Nomor siswa diberikan soal yang berbeda namun
20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan cara penyelesaiannya sama, siswa akan
Nasional, pasal 3 bahwa tujuan pendidikan mengalami kesulitan. Itu disebabkan materi
yaitu untuk mengembangkan potensi matematika yang diajarkan hanya
peserta didik agar menjadi manusia yang cangkangnya saja belum sampai pada
berilmu dan berakhlak mulia. makna yang sesungguhnya, serta cara
Tercapainya tujuan pembelajaran penggunaan materi tersebut dikehidupan
tidak dapat terlepas dari peran guru sebagai nyata.
pelaksana dan pencipta situasi serta iklim Pembelajaran matematika kurang
pembelajaran. Menurut R.Gagne, belajar dihubungkan dengan kehidupan nyata,
merupakan proses perubahan perilaku. sehingga pembelajaran matematikapun
Dalam kegiatan belajar mengajar, bukan menjadi kurang bermakna. Padahal
hanya sekadar adanya transfer informasi pembelajaran matematika tidak dapat
dari guru kepada siswa, akan tetapi terlepas dari kehidupan sehari-hari.
harusnya terjadi suatu perubahan pada Kebermaknaan dalam pembelajaran sangat
siswa. Dengan kata lain, dimana apabila penting, karena akan memberikan bekas
terjadinya proses perubahan baik dalam yang selalu diingat oleh siswa, hal tersebut
segi pengetahuan, sikap ataupun sesuai dengan yang dinyatakan oleh
keterampilan maka tujuan pembelajaran Ausubel (1968).Guru harus menciptakan
telah tercapai.Guru adalah salah satu iklim pembelajaran matematika yang
komponen yang dapat menentukan dalam bermakna agar materi mudah dipahami.
teralisasinya proses pembelajaran yang Kurangnya kretifitas guru dalam membuat
sesuai. Kepiawaian guru dalam mengelola pemodelan matematika dan strategi yang
dan menggunakan strategi pembelajaran mengajak siswa aktif menjadi salah satu
dengan baik menjadi faktor yang hal yang menyebabkan siswa kurang
mendukung keberhasilan suatu menyenangi matematika. Ada pepatah
pembelajaran. yang mengatakan bahwa, “saya
Siswa sekolah dasar termasuk mendengar saya tahu, saya melihat saya
kedalam golongan yang harus dihadirkan mengerti, saya melakukan saya bisa”.

3
Devi Ratnasari, Sri Wuryastuti, Lizza Suzanti. Pengaruh Pendekatan Etnomatematika
Terhadap Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Pada Konsep Bangun Ruang.

Maka dari itu perlu adanya


pembelajaran yang memanfaatkan METODE
pengetahuan awal siswa, yaitu pengetahuan Metode yang digunakan dalam
yang didapatkan dalam kehidupan sehari- penelitian ini yaitu metode eksperimen,
hari sehingga siswa akan ikut kedalam yang mana nantinya untuk melihat
pembelajaran yang dihadirkan oleh guru. hubungan sebab – akibat. Dalam penelitian
Salah satu pendekatan pembelajaran yang dengan metode eksperimen terdapat dua
mengangkat budaya sekitar sebagai sumber kelas yang menjadi subjek penelitian, yaitu
pembelajaran matematika adalah kelas eksperimen dengan menggunakan
pendekatan etnomatematika. Pendekatan pendekatan etnomatematika dan kelas
etnomatematika merupakan pendekatan kontrol dengan menggunakan pendekatan
pembelajaran yang berbasis budaya. biasa. Perlakuan yang diberikan dalam
Etnomatematika diperkenalkan oleh penelitian ini adalah penggunaan
D’Ambrosio, yaitu seorang matematikawan pendekatan etnomatematika sebagai
Brasil pada tahun 1977. Jadi pembelajaran variabel bebas, sementara kemampuan
matematika diangkat dari hal-hal yang koneksi matematis sebagai variabel
sudah diketahui siswa dalam kehidupan bergayut, menjadi variabel yang diamati.
sehari-hari, kemudian dihubungkan dengan Desain yang digunakan adalah Quasi
konsep matematika yang abstrak. Dengan Experimental design dengan bentuk yang
demikian penggunaan pendekatan dipilih Nonequivalent Control Group
etnomatematika dapat mengembangkan Design. Dimana berdasarkan desain
kemampuan koneksi matematis siswa, tersebut, dilakukan tes sebelum perlakuan
karena dengan begitu siswa dapat pada kelas eksperimen maupun kelas
merelasikan atau menghubungkan budaya kontrol (pretest). Kemudian kedua kelas
yang ada disekitar dengan suatu konsep diberikan perlakuan dengan pendekatan
matematika. yang berbeda, yaitu kelas eksperimen
Penerapan pendekatan diberikan pendekatan etnomatematika dan
etnomatematika bertujuan untuk kelas kontrol diberikan pendekatan
mengembangkan kemampuan koneksi konvensional. Meskipun diberikan
matematis siswa pada pembelajaran perlakuan yang berbeda, kedua kelas baik
matematika. Dengan penggunaan kelas eksperimen maupun kelas kontrol
pendekatan etnomatematika diharapkan harus menyelesaikan tes akhir (posttest)
siswa dapat menghubungkan materi yang sama.
matematika dengan kehidupan sehari-hari. Penelitian ini dilakukan di SDN
Maka dari itu dilakukannya penelitian Sukadame 1 kecamatan Pagelaran
untuk mengetahui pengaruh penggunaan Kabupaten Pandeglang, dengan subjek
pendekatan etnomatematika terhadap penelitian yaitu kelas V SDNegeri
kemampuan koneksi matematis siswa pada Sukadame 1, dengan alasan karena di SDN
konsep bangun ruang, mengetahui Sukadame 1 belum mampu meningkatkan
perbedaan kemampuan koneksi matematis mutu pembelajaran khususnya didalam
antara kelompok eksperimen dan kelompok pembelajaran matematika. Terdapat tiga
kontrol, serta mengetahui respon siswa tahapan dalam penelitian ini, tahap pertama
terhadap pembelajaran dengan yaitu pemberian pretest, tahap kedua
menggunakan pendekatan etnomatematika.
Kalimaya, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016

adalah pemberian perlakuan, dan tahapan homogenitas, uji t-tes (uji rerata) dan
terakhir yaitu pemberian posttest. uji data N-Gain.
Langkah awal sebelum pemberian Uji normalitas dilakukan untuk
perlakuan yaitu membuat rencana mengetahui sampel berdistribusi
pelaksanaan pembelajaran yang dilengkapi normal atau tidak, apabila data
dengan lembar kerja, menyusun berdistribusi normal maka dilanjutkan
instrument, diantaranya soal tes dan dengan uji homogenitas variansi,
pedoman wawancara. Setelah itu dimana uji ini dilakukan untuk
pelaksanaan penelitian dilakukan dengan mengetahui apakah sampel memiliki
memberikan pretest pada kedua kelas, varian yang sama atau berbeda. Jika
kemudian diberikan pembelajaran, setelah data tidak normal maka uji yang
pembelajaran dilakukan maka kedua kelas dilakukan adalah uji mann-whitney.
diberikan posttest, setelah posttest pada Kemudian setelah uji homogenitas atau
kelas eksperimen dilakukannya mann-whitney maka dilakukan uji t,
wawancara. yang dilakukan untuk mengetahui
Instrumen yang digunakan untuk perbedaan dua rata-rata sampel.
mengukur kemampuan koneksi matematis
siswa yaitu insrumen tes berupa butir soal 2. Analisis Data Wawancara
dan instrumen nontes berupa pedoman Wawancara dilakukan pada kelas
wawancara. eksperimen setelah posttest.
1. Tes Wawancara dilakukan terhadap enam
Tes untuk mengukur kemampuan orang sebagai perwakilan siswa pada
koneksi matematis yaitu tes berbentuk kelas eksperimen.
uraian, dengan tujuan agar proses
koneksi matematis siswa dapat terlihat HASIL DAN PEMBAHASAN
melalui uaraian siswa, sehingga Hasil penelitian ini dikumpulkan
kemampuan koneksi matematis akan yangkemudian dianalisis, dibahas dan
lebih diketahui. Selain itu kesulitan dan selanjutnya dipaparkan dengan secara jelas.
kesalahan siswa dapat diketahui. Penelitian ini dilaksanakan selama 1
2. Wawancara minggu, yaitu dari tanggal 10 Mei sampai
Wawancara dilakukan mengacu dengan tanggal 17 Mei 2016. Penelitian ini
pada pedoman wawancara yang sudah dilakukan pada kelas V SD Negeri
dibuat. Wawacara dalam penelitian ini Sukadame 1, yang berlokasi di Kecamatan
dilakukan kepas siswa dengan tujuan Pagelaran Kabupaten Pandeglang –
untuk memperdalam data dan Banten. Penelitian ini menggunakan dua
mengetahui respon siswa terhadap kelas sebagai subjek penelitiannya, yaitu
penggunaan pendekatan etnomatematika kelas V1 sebagai kelas eksperimen dan
ketika pembelajaran. kelas V2 sebagai kelas kontrol. Jumlah
siswa pada kedua masing-masing kelas
adalah sama, yaitu ke duanya berjumlah 25
Analisis Data orang siswa pada setiap kelasnya.
1. Analisis Data Tes Terdapat tiga tahapan dalam
Analisis data tes dilakukan dengan penelitian ini. Pada tahapan awal dilakukan
menggunakan uji Normalitas, pretest kepada kedua kelas untuk
mengetahui kemampuan koneksi

5
Devi Ratnasari, Sri Wuryastuti, Lizza Suzanti. Pengaruh Pendekatan Etnomatematika
Terhadap Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Pada Konsep Bangun Ruang.

matematis awal siswa. Tahapan kedua, pembelajaran matematika adalah kue


dilakukannya kegiatan pembelajaran pada tradisional. Kue tradisional dihadirkan oleh
kedua kelas, kelas eksperimen dengan guru sebagai pemodelan dari konsep
pendekatan etnomatematika sedangkan bangun ruang. Guru menampilkan kue-kue
kelas kontrol dengan pendekatan biasa. tradisional dari beberapa daerah yang
Tahapan ketiga yaitu pemberian posttest berbentuk bangun ruang, dan mengarahkan
pada kedua kelas untuk menguji sejauh siswa untuk mencari sendiri sifat-sifat
mana kemampuan koneksi matematis siswa bangun ruang sesuai dengan kue yang
setelah diberikannya perlakuan, dan diamati secara berkelompok.
pemberian wawancara hanya pada Hal tersebut dilakukan agar siswa
kelompok eksperimen. lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran,
Pada kelas eksperimen, sebelum sehingga siswa dapat melihat model
melakukan kegiatan pembelajaran guru matematika yang dipelajarainya secara
mengkondisikan siswa untuk siap belajar, nyata tanpa perlu berimajinasi dan
setelah siswa terkondisikan untuk siap menemukan makna dari materi secara
belajar maka yang dilakukan guru adalah mandiri bukan hanya berdasarkan
memberikan motivasi kepada siswa untuk penjelasan dari guru. Kemudian guru
memberikan dorongan agar siswa interaktif membagi siswa kedalam beberapa grup
dan fokus mengikuti jalannya proses agar siswa mau berinteraksi aktif dengan
belajar – mengajar,setelah itu barulah guru teman-temannya. Pada kegiatan ini siswa
melakukan langkah-langkah pembelajaran diberikan Lembar Kerja Siswa ( LKS ) dan
sesuai dengan yang telah di rencanakan alat peraganya, agar siswa dapat
sebelumnya. memecahkan masalah yang ada dalam
Pada kegiatan awal pembelajaran, Lembar kerjanya dengan berdiskusi
guru memberikan apersepsi kepada siswa bersama teman sekelompoknya.
dengan memberikan pertanya-pertanyaan Dengan dibaginya grup yang
yang memancing pengetahuan awal siswa dilakukan guru, diharapkan siswa yang
tentang materi yang akan dipelajari yaitu telah memahami materi pelajaran, dapat
bangun ruang, sehingga guru mengetahui membantu temannya yang masih kesulitan
sejauh mana siswa telah memiliki konsep dalam menyelesaikan soal yang diberikan
awal tentang bangun ruang, untuk guru. Sehingga dapat membantu guru
melanjutkan langkah yang harus dilakukan dalam mewujudkan tujuan pembelajaran.
sesuai dengan rencana pembelajaran yang Setelah pembelajaran selesai
telah dibuat. dilakukan, maka ke dua kelas diberikan
Pembelajaran pada kelas posttest, untuk mengetahui kemampuan
eksperimen, dilakukan guru dengan koneksi matematis akhir siswa. Dan
membuat situasi yang konkrit dari konsep terakhir setelah posttest dilakukannya
matematika yang akan dipelajari dengan wawancara pada kelas eksperimen untuk
menggunakan pendekatan etnomatematika, memastikan respon siswa, apakah siswa
yaitu dengan mengangkat budaya sekitar. memberikan respon yang positif atau
Pendekatan etnomatematika mengemas sebaliknya memberikan respon yang
pembelajaran menjadi lebih menarik dan negatif.
eketif membuat siswa lebih aktif. Budaya
yang diangkat sebagai sumber
Kalimaya, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016

Pengaruh Pendekatan Etnomatematika homogeny atau sama (tidak berbeda


terhadap Kemampuan Koneksi secara signifikan).
Matematis Siswa Hasil uji t pada kedua sampel
Dalam mengetahui pengaruh diperoleh nilai signifikansi lebih dari
pendekatan etnomatematika, hal yang 0,05 yaitu hasilnya 0,905, maka pada
dilakukan yaitu melakukan analisis data data pretest, kemampuan koneksi
hasil pretest dan data hasil pottest, yang matematis siswa memiliki nilai rata-
kemudian dilanjutkan dengan rata yang sama antara kedua kelas.
melakukannya uji statistik deskriptif Dari analisis data pretestyang
pada data pretest maupun posttest ke telah dilakukan, maka dapat
dua kelas yang bertujuan untuk melihat disimpulkan bahwa tidak ada
nilai minimal, nilai maksimal, nilai perbedaan yang signifikan pada kedua
rata-rata, standar deviasi dan nilai sampel. Sehingga treatment dapat
variansi. Setalah uji statistik deskriptif, diberikan.
dilanjutkan dengan uji normalitas,
homogenitas, dan uji t. Hasil Analisis DataPostest
Setelah dilakukannya treatment
Hasil Analisis Data Pretest terhadap kelas eksperimen dan kelas
Pretest dilakukan untuk kontrol, selanjutnya dilakukannya posttest
mengetahui kemampuan koneksi sebagai tes akhir untuk mengetahui
matematis awal siswa dan sejauh mana pengaruh pendekatan etnomatematika
kesiapan siswa dalam menerima materi terhadap koneksi matematis siswa serta
baru. mengetahui kemampuan akhir siswa pada
Hasil rata-rata pretest pada pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dan
kelas eksperimen adalah 48,40, dengan membandingkannya. Berikut tabel nilai
nilai terrendah 5 dan nilai tertinggi 70. rata-rata akhir siswa.
Padakelas kontrol nilai rata-rata
diperoleh 47,80 dengan nilai terrendah Tabel 1
25 dan nilai tertinggi 80. Kemudian Rata-rata tes akhir
nilai variansi dari kelas eksperimen Group Statistics
yang didapat berdasarkan hasil Kelas N Mean
pengolahan data adalah 397,333 Eksperimen 25 68,60
dengan standar deviasinya 19,933. Pada Nilai
Kontrol 25 62,40
kelas kontrol diperoleh nilai Hasil rata-rata posttest pada kelas
variansinya adalah 233,500, dengan eksperimen adalah 68,60, dengan nilai
standar deviasi 15,281. Hasil terrendah 25 dan nilai tertinggi 100. Pada
pretestpada kedua kelas menunjukan kelas kontrol diperoleh nilai rata-rata
perbedaan namun tidak signifikan. 62,40, dengan nilai terrendah 35 dan nilai
Hasil uji normalitas pada kelas tertinggi 85. Kemudian nilai variansi pada
eksperimen diperoleh bahwa data pada kelas eksperimen adalah 311,500 dengan
kelas eksperimen tidak berdistribusi standar deviasi 17,649. Pada kelas kontrol
normal, maka dari itu dilakukannya uji nilai variansi yang diperoleh 212,500,
mann-whitney, yang diperoleh hasil dengan standar deviasi 14,577.
bahwa kedua sampel antara kelas Hasil uji normalitas, data hasil
eksperimen dan kelas kontrol posttest kedua kelas berdistribusi normal,

7
Devi Ratnasari, Sri Wuryastuti, Lizza Suzanti. Pengaruh Pendekatan Etnomatematika
Terhadap Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Pada Konsep Bangun Ruang.

dan karena data berdistribusi normal maka matematika. Dengan pendekatan


diuji homogenitas, maka diperoleh hasil etnomatematika kemampuan koneksi
bahwa kedua kelas memiliki varian yang matematis siswa yang masih kurang, kini
homogen (sama). Berdasarkan hasil uji- kemampuan koneksi matematis siswa akan
rerata diperoleh nilai signifikansi sebesar berkembang menjadi lebih baik dengan
0,038, yaitu kurang dari 0,05. Dengan bantuan penggunaan pendekatan
demikian nilai yang diraih siswa pada etnomatematika.
posttest kemampuan koneksi matematis
siswa memiliki nilai rata-rata yang berbeda
antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Perbedaan kemampuan koneksi
matematis siswaantara Kedua Kelas
Tabel.3 Untuk mengetahui perbedaan
Descriptif
kemampuan koneksi matematis siswa
Pretest t–test antara kelas eksperimen dan kelas kontrol,
Mean Std. Deviasi
Kelas
48,40 19,933 0,905 maka dilakukannya uji data N-gain.
Eksperimen
Kelas Kontrol 47,80 15.281 0,905 Analisis data N-Gain dilakukan untuk
Posttest
Descriptif mengetahui sejauh mana meningkatnya
Mean Std. Deviasi t–test kemampuan koneksi matematis di lihat dari
Kelas hasil pretest hingga hasil posttest. Pada
68,60 17,649 0,038
Eksperimen uji ini nilai pretest dan nilai posttest yang
Kelas Kontrol 62,40 14,577 0,038 sudah diperoleh dikelompokkan sesuai
Apabila diperhatikan pada tabel diatas kriterianya yaitu kelompok rendah, sedang,
nilai pada kelas eksperimen selalu lebih dan tinggi. Adapun cara untuk
baik dibandingkan pada kelas kontrol. mengelompoknya dilihat dari perolehan
Dari beberapa hasil uji yang telah nilai rata-rata kelas dan standar deviasi.
dilakukan, maka dapat diketahui bahwa Jika diketahui nilai siswa kurang dari
peningkatan nilai pada kelas eksperimen jumlah hasil nilai rata-rata dikurangi
lebih baik dibandingkan dengan standar deviasi maka termasuk kelompok
peningkatan nilai pada kelas kontrol. rendah, jika nilai siswa lebih sama dengan
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kelas hasil rata-rata kelas dikurangi standar
yang diberikan pembelajaran dengan deviasi dan kurang dari hasil rata-rata
menggunakan pendekatan etnomatematika, ditambah standar deviasi, maka tergolong
pengetahuan koneksi matematisnya lebih kelompok sedang, dan untuk nilai siswa
baik dibandingkan dengan kelas yang termasuk dalam kelompok tinggi maka
hanya diberikan pembelajaran biasa. nilai siswa harus lebih besar sama dengan
Pendekatan etnomatematikapun jumlah rata-rata ditambah standar deviasi.
berpengaruh postif dalam mengembangkan Dikelas eksperimen terdapat 3 siswa
kemampuan koneksi matematis siswa. yang termasuk kedalam kelompok rendah,
Sesuai dengan yang diharapkan pendekatan 19 siswa pada kelompok sedang, dan 3
etnomatematika akan menjadi salah satu orang siswa yang termasuk kelompok
alternatif pendekatan pembelajaran yang tinggi. Sedangkan untuk kelas kontrol
baik dan efektif digunakan oleh guru terdapat 4 orang siswa yang termasuk
khususnya dalam pembelajaran kelompok rendah, kelompok sedang ada 16
Kalimaya, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016

orang siswa, dan terdapat 5 orang siswa dan kemampuan koneksi matematis siswa
dikelompok tinggi. berada di golongan kelompok rendah.
Tabel 2 Sehingga dapat disimpulkan bahwa
kemampuan koneksi matematis siswa pada
Data Hasil N-Gain kelas eksperimen yang diberikan
pembelajaran dengan menggunakan
Gain Gain
Klasifikasi pendekatan etnomatematika lebih baik
Kelas Rata–rata
dibandingkan kelas kontrol yang diberikan
Eksperimen 0,421 Sedang
pembelajaran dengan mengunakan
Kontrol 0,2846 Rendah
pendekatan konvensional.
Setelah dianalisis pada kelas Jadi dalam mengembangkan
eksperimen diperoleh nilai N-Gain kemampuan koneksi matematis siswa,
tertinggi 1,00 dan nilai N-Gain terrendah lebih baiknya guru mengemas kegiatan
0,10, nilai rata-rata N-Gain 0,4218, dengan belajar-mengajar dengan melepaskan diri
standar deviasi 0,26153 dan nilai variansi dari cara yang lama dan mengganti strategi
0,068. Sedangkan pada kelas kontrol dengan cara yang baru, yaitu dengan
diperoleh nilai N-Gain tertinggi 0,57 dan pemanfaatan pendekatan etnomatematika.
nilai N-Gain terrendah -0,13, dengan
standar deviasi 0,16474 dan nilai variansi Respon Siswa terhadap Penggunaan
0,027. Apabila dilihat dari nilai variansi Pendekatan Etnomatematika
dari kedua kelas, maka nilai variansi pada Respon siswa diketahui dengan
kelas eksperimen lebih besar dibandingkan melakukan analisis data wawancara.
nilai variansi pada kelas kontrol, hal Wawancara dilakukan pada kelas
tersebut menandakan bahwa nilai pada eksperimen setelah posttest, Wawancara
kelas eksperimen lebih menyebar atau dilakukan kepada 6 orang siswa sebagai
bervariasi. perwakilan siswa pada kelas eksperimen.
Berdasarkan kriteria N-Gain, Dilakukannya wawancara dilakukan untuk
menunjukan bahwa nilai rata-rata mengetahui tanggapan siswa terhadap
peningkatan kemampuan koneksi penggunaan pendekatan etnomatematika
matematis pada kelas eksperimen tergolong dalam pembelajaran.
kedalam kelompok sedang (0,3 < g ≤ 70) Dari hasil wawancara dapat diketahui
yaitu bernilai 0,4218, sedangkan nilai rata- bahwa respon siswa terhadap penggunaan
rata peningkatan kemampuan koneksi pendekatan etnomatematika pada
matematis pada kelas kontrol tergolong pembelajaran matematika adalah postif.
rendah (g ≤ 0,3) yaitu bernilai 0,2846. Kesimpulan yang dapat diambil dari
Dengan kata lain, pembelajaran dengan lembar wawancara siswa bahwa siswa
menggunakan pendekatan etnomatematika menjadi lebih mengerti dan senang dengan
lebih berhasil atau lebih baik dibandingkan pelajaran matematika, khususnya pada
dengan pembelajaran dengan menggunakan materi bangun ruang. Dari keseluruhan
pendekatan konvensional. jawaban wawancara yang dilakukan
Terdapat perbedaan hasil kemampuan kepada siswa, pembelajaran matematika
koneksi matematis antara kedua kelompok menjadi lebih menarik, bahkan pada saat
sampel. Dari temuan di atas meskipun pembelajaran dilakukan ada siswa yang
perbedaannya tidak terlalu jauh, akan tetapi beranggapan bahwa pembelajaran
kemampuan koneksi matematis siswa kelas matematika yang dilakukan tidak seperti
eksperimen berada di kelompok sedang,

9
Devi Ratnasari, Sri Wuryastuti, Lizza Suzanti. Pengaruh Pendekatan Etnomatematika
Terhadap Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Pada Konsep Bangun Ruang.

biasanya, siswa tersebut merasa tidak Perubahan proses pembelajaran pada kelas
sedang belajar matematika. Hal tersebut eksperimen menjadikan siswa lebih aktif
diakibatkan karena pembelajarannya dan kreatif, serta mendorong siswa
dikemas secara berbeda. mengembangkan kemampuan
Pembelajaran matematika yang menghubungkan materi pembelajaran
biasanya dihadirkan simbol-simbol yang dengan kehidupan sehari-hari melalui
abstrak menjadi hal yang tidak asing dan budaya sekitar yang tidak asing bagi siswa.
mudah dimengerti dengan pendekatan Pembelajaran dengan menggunakan
etnomatematika. siswa juga setuju apabila pendekatan etnomatematika lebih
pendekatan etnomatematika diterapkan disenangi oleh siswa, sehingga
pada pembelajaranyang lain. pembelajaran matematika dengan
Fakta yang diperoleh, yaitu siswa menggunakan pendekatan etnomatematika
sangat tertarik dan senang terhadap mendapatkan respon yang positif dari
pembelajaran dengan menggunakan siswa.
pendekatan etnomatematika. Ketertarikan
siswa terhadap pembelajaran menjadi salah Saran
satu faktor dalam membantu siswa Pentingnya pembelajaran yang
memahami dan mengerti materi pelajaran, mengasah dan mengembangkan
karena apabila siswa menyenangi maka kemampuan koneksi matematis siswa,
siswa akan dengan sungguh terutama pada pembelajaran matematika di
memperhatikan. Sehingga berdasarkan sekolah dasar. Bagi yang akan melakukan
hasil analisis data wawancara siswa, penelitian mengenai pendekatan
pendekatan etnomatematika dapat etnomatematika hal yang perlu
menciptakan proses kegiatan belajar- diperhatikan adalah pentingnya
mengajar yang bermakna. Sesuai dengan penambahan jam pelajaran, untuk melihat
pendapat ahli yaitu Ausabel, bahwa lebih dalam pengaruh pendekatan
pembelajaran harus bermakna. etnomatematika, dan pengkondisian siswa,
Karena kebermaknaan dalam karena dengan kondisi siswa yang belum
pembelajaran yang diciptakan oleh siap akan menghambat siswa dalam
pendekatan etnomatematika tersebutlah, memahami suatu konsep pembelajaran.
siswa menjadi terdorong untuk belajar
matematika.
REFERENSI
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian
SIMPULAN DAN SARAN
Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Simpulan
Berdasarkan pengolahan data, yang Kualitatif, dan R&D). Bandung:
telah dilakukan, maka dapat diperoleh
ALFABETA, cv.
kesimpulan sebagai berikut:
Terdapat perbedan kemampuan
koneksi matematis siswa pada kelas Sanjaya, W. (2013). Penelitian
eksperimen yang menggunakan pendekatan Pendidikan: Jenis, Metode dan
etnomatematika dan kelas kontrol yang
menggunakan pendekatan konvensional.
Kalimaya, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016

Prosedur edisi pertama. Jakarta:


Kencana.

Supriadi. (2014). Kapita Selekta


Matematika PGSD. Serang: UPI
Kampus Serang

Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian


Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT Rineka Cipta

Riduwan. (2006) Dasar-Dasar


Statistika. Bandung : Alfabeta.

Susanto, A. (2013). Teori Belajar dan


Pembelajaran disekolah Dasar,
Edisi Pertama. Jakarta: Kencana.

11

Anda mungkin juga menyukai