Devi Ratnasari
Sri Wuryastuti1
Lizza Suzanti2
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Serang
deviratnasari29@gmail.com
ABSTRAK
1. Penulis Penanggungjawab
2. Penulis Penanggungjawab
Devi Ratnasari, Sri Wuryastuti, Lizza Suzanti. Pengaruh Pendekatan Etnomatematika
Terhadap Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Pada Konsep Bangun Ruang.
ABSTRACT
Learning mathematics is considered far from everyday life. So learning to develop students' ability
to connect a concept with a real world lesson is needed. One alternative learning that can be used in
learning mathematics that etnomatematika approach. This study was conducted to determine the
effect of using Etnomatematika approach to the ability of students' mathematical connection to the
concept of geometry is then compared with those not using etnomatematika approach. This
research subject is class V SDN Sukadame 1. This research uses experimental research with design
models Non-equavalent Control Group Desaign. There are two classes in this study, the
experimental class and control class. The instrument used was a test and an interview, a test given
to two classes before and after the study and interviews conducted after the learning. Based on data
analysis that has been done, gained an average of students' mathematical ability to connect the
experimental class 68.60, while the average in the control class 62.40. Then there are differences in
students' mathematical ability to connect the experimental class that uses etnomatematika approach
with classroom control using conventional approaches. The average value of the end of the
experimental class is higher than the control class. From the results obtained it can be concluded
that the use etnomatematika approach in mathematics on the concept of geometry can affect and
improve the ability of students' mathematical connections.
Perkembangan sumber daya manusia suatu hal yang nyata ketika dalam belajar.
(SDA) sangat dipengaruhi oleh pendidikan Terutama dalam pembelajaran matematika,
yang diperoleh atau yang yang konsepnya rumit. Dalam
didapatkan.Pendidikan yang berhasil dapat pembelajaran matematika di sekolah dasar,
mengembangkan daya pikir siswanya guru dituntut untuk lebih kreatif dan
kearahan pendewasaan diri. Terdapat tiga inovatif dalam membuat alat peraga.
aspek penting dalam pendidikan yang Matematika tidak terlepas dari simbol-
harus diasah dan dikembangkan, simbol yang abstrak berlawanan dengan
diantaranya yaitu pengetahuan, sikap, dan karakteristik siswa SD yang berada pada
keterampilan. Siswa diharapkan tidak tahap konkrit. Matematika yang dianggap
hanya cakap dalam ilmu pengetahuannya sulit, rumit dan jauh dari kehidupan sehari-
saja akan tetapi dapat cakap dan terampil hari menjadi penyebab tidak disenanginya
dalam mengaplikasikan ilmu yang pelajaran matematika. Kebanyakan materi
dipelajari, sehingga memiliki keterampilan siswa hanya diajarkan agar mempelajari
untuk bekal kehidupannya. Sesuai dengan matematika tanpa mengkoneksikannya
tujuan pendidikan (Kemendiknas) yang dengan kehidupan nyata. Sehingga ketika
tercantum dalam Undang-undang Nomor siswa diberikan soal yang berbeda namun
20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan cara penyelesaiannya sama, siswa akan
Nasional, pasal 3 bahwa tujuan pendidikan mengalami kesulitan. Itu disebabkan materi
yaitu untuk mengembangkan potensi matematika yang diajarkan hanya
peserta didik agar menjadi manusia yang cangkangnya saja belum sampai pada
berilmu dan berakhlak mulia. makna yang sesungguhnya, serta cara
Tercapainya tujuan pembelajaran penggunaan materi tersebut dikehidupan
tidak dapat terlepas dari peran guru sebagai nyata.
pelaksana dan pencipta situasi serta iklim Pembelajaran matematika kurang
pembelajaran. Menurut R.Gagne, belajar dihubungkan dengan kehidupan nyata,
merupakan proses perubahan perilaku. sehingga pembelajaran matematikapun
Dalam kegiatan belajar mengajar, bukan menjadi kurang bermakna. Padahal
hanya sekadar adanya transfer informasi pembelajaran matematika tidak dapat
dari guru kepada siswa, akan tetapi terlepas dari kehidupan sehari-hari.
harusnya terjadi suatu perubahan pada Kebermaknaan dalam pembelajaran sangat
siswa. Dengan kata lain, dimana apabila penting, karena akan memberikan bekas
terjadinya proses perubahan baik dalam yang selalu diingat oleh siswa, hal tersebut
segi pengetahuan, sikap ataupun sesuai dengan yang dinyatakan oleh
keterampilan maka tujuan pembelajaran Ausubel (1968).Guru harus menciptakan
telah tercapai.Guru adalah salah satu iklim pembelajaran matematika yang
komponen yang dapat menentukan dalam bermakna agar materi mudah dipahami.
teralisasinya proses pembelajaran yang Kurangnya kretifitas guru dalam membuat
sesuai. Kepiawaian guru dalam mengelola pemodelan matematika dan strategi yang
dan menggunakan strategi pembelajaran mengajak siswa aktif menjadi salah satu
dengan baik menjadi faktor yang hal yang menyebabkan siswa kurang
mendukung keberhasilan suatu menyenangi matematika. Ada pepatah
pembelajaran. yang mengatakan bahwa, “saya
Siswa sekolah dasar termasuk mendengar saya tahu, saya melihat saya
kedalam golongan yang harus dihadirkan mengerti, saya melakukan saya bisa”.
3
Devi Ratnasari, Sri Wuryastuti, Lizza Suzanti. Pengaruh Pendekatan Etnomatematika
Terhadap Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Pada Konsep Bangun Ruang.
adalah pemberian perlakuan, dan tahapan homogenitas, uji t-tes (uji rerata) dan
terakhir yaitu pemberian posttest. uji data N-Gain.
Langkah awal sebelum pemberian Uji normalitas dilakukan untuk
perlakuan yaitu membuat rencana mengetahui sampel berdistribusi
pelaksanaan pembelajaran yang dilengkapi normal atau tidak, apabila data
dengan lembar kerja, menyusun berdistribusi normal maka dilanjutkan
instrument, diantaranya soal tes dan dengan uji homogenitas variansi,
pedoman wawancara. Setelah itu dimana uji ini dilakukan untuk
pelaksanaan penelitian dilakukan dengan mengetahui apakah sampel memiliki
memberikan pretest pada kedua kelas, varian yang sama atau berbeda. Jika
kemudian diberikan pembelajaran, setelah data tidak normal maka uji yang
pembelajaran dilakukan maka kedua kelas dilakukan adalah uji mann-whitney.
diberikan posttest, setelah posttest pada Kemudian setelah uji homogenitas atau
kelas eksperimen dilakukannya mann-whitney maka dilakukan uji t,
wawancara. yang dilakukan untuk mengetahui
Instrumen yang digunakan untuk perbedaan dua rata-rata sampel.
mengukur kemampuan koneksi matematis
siswa yaitu insrumen tes berupa butir soal 2. Analisis Data Wawancara
dan instrumen nontes berupa pedoman Wawancara dilakukan pada kelas
wawancara. eksperimen setelah posttest.
1. Tes Wawancara dilakukan terhadap enam
Tes untuk mengukur kemampuan orang sebagai perwakilan siswa pada
koneksi matematis yaitu tes berbentuk kelas eksperimen.
uraian, dengan tujuan agar proses
koneksi matematis siswa dapat terlihat HASIL DAN PEMBAHASAN
melalui uaraian siswa, sehingga Hasil penelitian ini dikumpulkan
kemampuan koneksi matematis akan yangkemudian dianalisis, dibahas dan
lebih diketahui. Selain itu kesulitan dan selanjutnya dipaparkan dengan secara jelas.
kesalahan siswa dapat diketahui. Penelitian ini dilaksanakan selama 1
2. Wawancara minggu, yaitu dari tanggal 10 Mei sampai
Wawancara dilakukan mengacu dengan tanggal 17 Mei 2016. Penelitian ini
pada pedoman wawancara yang sudah dilakukan pada kelas V SD Negeri
dibuat. Wawacara dalam penelitian ini Sukadame 1, yang berlokasi di Kecamatan
dilakukan kepas siswa dengan tujuan Pagelaran Kabupaten Pandeglang –
untuk memperdalam data dan Banten. Penelitian ini menggunakan dua
mengetahui respon siswa terhadap kelas sebagai subjek penelitiannya, yaitu
penggunaan pendekatan etnomatematika kelas V1 sebagai kelas eksperimen dan
ketika pembelajaran. kelas V2 sebagai kelas kontrol. Jumlah
siswa pada kedua masing-masing kelas
adalah sama, yaitu ke duanya berjumlah 25
Analisis Data orang siswa pada setiap kelasnya.
1. Analisis Data Tes Terdapat tiga tahapan dalam
Analisis data tes dilakukan dengan penelitian ini. Pada tahapan awal dilakukan
menggunakan uji Normalitas, pretest kepada kedua kelas untuk
mengetahui kemampuan koneksi
5
Devi Ratnasari, Sri Wuryastuti, Lizza Suzanti. Pengaruh Pendekatan Etnomatematika
Terhadap Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Pada Konsep Bangun Ruang.
7
Devi Ratnasari, Sri Wuryastuti, Lizza Suzanti. Pengaruh Pendekatan Etnomatematika
Terhadap Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Pada Konsep Bangun Ruang.
orang siswa, dan terdapat 5 orang siswa dan kemampuan koneksi matematis siswa
dikelompok tinggi. berada di golongan kelompok rendah.
Tabel 2 Sehingga dapat disimpulkan bahwa
kemampuan koneksi matematis siswa pada
Data Hasil N-Gain kelas eksperimen yang diberikan
pembelajaran dengan menggunakan
Gain Gain
Klasifikasi pendekatan etnomatematika lebih baik
Kelas Rata–rata
dibandingkan kelas kontrol yang diberikan
Eksperimen 0,421 Sedang
pembelajaran dengan mengunakan
Kontrol 0,2846 Rendah
pendekatan konvensional.
Setelah dianalisis pada kelas Jadi dalam mengembangkan
eksperimen diperoleh nilai N-Gain kemampuan koneksi matematis siswa,
tertinggi 1,00 dan nilai N-Gain terrendah lebih baiknya guru mengemas kegiatan
0,10, nilai rata-rata N-Gain 0,4218, dengan belajar-mengajar dengan melepaskan diri
standar deviasi 0,26153 dan nilai variansi dari cara yang lama dan mengganti strategi
0,068. Sedangkan pada kelas kontrol dengan cara yang baru, yaitu dengan
diperoleh nilai N-Gain tertinggi 0,57 dan pemanfaatan pendekatan etnomatematika.
nilai N-Gain terrendah -0,13, dengan
standar deviasi 0,16474 dan nilai variansi Respon Siswa terhadap Penggunaan
0,027. Apabila dilihat dari nilai variansi Pendekatan Etnomatematika
dari kedua kelas, maka nilai variansi pada Respon siswa diketahui dengan
kelas eksperimen lebih besar dibandingkan melakukan analisis data wawancara.
nilai variansi pada kelas kontrol, hal Wawancara dilakukan pada kelas
tersebut menandakan bahwa nilai pada eksperimen setelah posttest, Wawancara
kelas eksperimen lebih menyebar atau dilakukan kepada 6 orang siswa sebagai
bervariasi. perwakilan siswa pada kelas eksperimen.
Berdasarkan kriteria N-Gain, Dilakukannya wawancara dilakukan untuk
menunjukan bahwa nilai rata-rata mengetahui tanggapan siswa terhadap
peningkatan kemampuan koneksi penggunaan pendekatan etnomatematika
matematis pada kelas eksperimen tergolong dalam pembelajaran.
kedalam kelompok sedang (0,3 < g ≤ 70) Dari hasil wawancara dapat diketahui
yaitu bernilai 0,4218, sedangkan nilai rata- bahwa respon siswa terhadap penggunaan
rata peningkatan kemampuan koneksi pendekatan etnomatematika pada
matematis pada kelas kontrol tergolong pembelajaran matematika adalah postif.
rendah (g ≤ 0,3) yaitu bernilai 0,2846. Kesimpulan yang dapat diambil dari
Dengan kata lain, pembelajaran dengan lembar wawancara siswa bahwa siswa
menggunakan pendekatan etnomatematika menjadi lebih mengerti dan senang dengan
lebih berhasil atau lebih baik dibandingkan pelajaran matematika, khususnya pada
dengan pembelajaran dengan menggunakan materi bangun ruang. Dari keseluruhan
pendekatan konvensional. jawaban wawancara yang dilakukan
Terdapat perbedaan hasil kemampuan kepada siswa, pembelajaran matematika
koneksi matematis antara kedua kelompok menjadi lebih menarik, bahkan pada saat
sampel. Dari temuan di atas meskipun pembelajaran dilakukan ada siswa yang
perbedaannya tidak terlalu jauh, akan tetapi beranggapan bahwa pembelajaran
kemampuan koneksi matematis siswa kelas matematika yang dilakukan tidak seperti
eksperimen berada di kelompok sedang,
9
Devi Ratnasari, Sri Wuryastuti, Lizza Suzanti. Pengaruh Pendekatan Etnomatematika
Terhadap Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Pada Konsep Bangun Ruang.
biasanya, siswa tersebut merasa tidak Perubahan proses pembelajaran pada kelas
sedang belajar matematika. Hal tersebut eksperimen menjadikan siswa lebih aktif
diakibatkan karena pembelajarannya dan kreatif, serta mendorong siswa
dikemas secara berbeda. mengembangkan kemampuan
Pembelajaran matematika yang menghubungkan materi pembelajaran
biasanya dihadirkan simbol-simbol yang dengan kehidupan sehari-hari melalui
abstrak menjadi hal yang tidak asing dan budaya sekitar yang tidak asing bagi siswa.
mudah dimengerti dengan pendekatan Pembelajaran dengan menggunakan
etnomatematika. siswa juga setuju apabila pendekatan etnomatematika lebih
pendekatan etnomatematika diterapkan disenangi oleh siswa, sehingga
pada pembelajaranyang lain. pembelajaran matematika dengan
Fakta yang diperoleh, yaitu siswa menggunakan pendekatan etnomatematika
sangat tertarik dan senang terhadap mendapatkan respon yang positif dari
pembelajaran dengan menggunakan siswa.
pendekatan etnomatematika. Ketertarikan
siswa terhadap pembelajaran menjadi salah Saran
satu faktor dalam membantu siswa Pentingnya pembelajaran yang
memahami dan mengerti materi pelajaran, mengasah dan mengembangkan
karena apabila siswa menyenangi maka kemampuan koneksi matematis siswa,
siswa akan dengan sungguh terutama pada pembelajaran matematika di
memperhatikan. Sehingga berdasarkan sekolah dasar. Bagi yang akan melakukan
hasil analisis data wawancara siswa, penelitian mengenai pendekatan
pendekatan etnomatematika dapat etnomatematika hal yang perlu
menciptakan proses kegiatan belajar- diperhatikan adalah pentingnya
mengajar yang bermakna. Sesuai dengan penambahan jam pelajaran, untuk melihat
pendapat ahli yaitu Ausabel, bahwa lebih dalam pengaruh pendekatan
pembelajaran harus bermakna. etnomatematika, dan pengkondisian siswa,
Karena kebermaknaan dalam karena dengan kondisi siswa yang belum
pembelajaran yang diciptakan oleh siap akan menghambat siswa dalam
pendekatan etnomatematika tersebutlah, memahami suatu konsep pembelajaran.
siswa menjadi terdorong untuk belajar
matematika.
REFERENSI
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian
SIMPULAN DAN SARAN
Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Simpulan
Berdasarkan pengolahan data, yang Kualitatif, dan R&D). Bandung:
telah dilakukan, maka dapat diperoleh
ALFABETA, cv.
kesimpulan sebagai berikut:
Terdapat perbedan kemampuan
koneksi matematis siswa pada kelas Sanjaya, W. (2013). Penelitian
eksperimen yang menggunakan pendekatan Pendidikan: Jenis, Metode dan
etnomatematika dan kelas kontrol yang
menggunakan pendekatan konvensional.
Kalimaya, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016
11