Oleh
MATARAM
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut UU No. 20 tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.1
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang tidak diminati oleh peserta
didik. Peserta didik menganggap matematika itu sulit karena identik dengan menghitung dan
banyak rumus yang harus dihafalkan. Akibatnya, peserta didik menjadi malas untuk belajar
matematika dan nilai hasil belajar pada mata pelajaran matematika rendah.
Materi aritmatika sosial merupakan salah satu materi matematika yang diajarkan di
kelas VII SMP/MTs. Materi ini adalah materi yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-
hari. Adapun materi yang terdapat dalam aritmatika sosial adalah diantaranya menentukan
harga jual, harga beli, untung, rugi, bruto, netto, tara, diskon bunga dll. Sehingga dibutuhkan
metode yang aplikatif guna untuk mengkontekstualkan materi ini.
3 Sutarto, syarifudin, Desain Pembelajaran Matematika, (yogyakarta : Amudra Biru, 2013) hlm 38-39
nyata yang telah dimainkan oleh dirinya sendiri maupun teman-temannya, sehingga peserta
didik akan memiliki pengalaman tersendiri yang akan selalu diingat oleh peserta didik,
meskipun hanya berada didalam kelas.
Dengan peserta didik bermain peran sesuai dengan kegiatan ekonomi yang ada dalam
materi aritmatika sosial dan mengamati langsung apa yang telah dimainkan oleh temannya,
maka peserta didik akan menjadi paham dan mengerti tentang cara menyelesaikan masalah-
masalah yang berkaitan dengna harga jual, harga beli, bruto, netto, tarra, diskon, bunga dll.
Dan harapannya adalah peserta didik menjadi aktif dan mampu menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan aritmatika sosial.
A. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu:
a. Apakah ada korelasi antara metode role playing dengan pemahaman siswa tentang
aritmatika sosial di kelas VIII MTs Darul Muttaqin NW Perian
b. Seberapa besar korelasi antara pembelajaran role playing dengan pemahaman
siswa tentang aritmatika sosial di kelas VIII MTs NW Darul Muttaqin NW Perian
B. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada korelasi antara
metode role playing dengan pemahaman siswa tentang aritmatika sosial di
kelas VII MTs Darul Muttaqin NW Perian.
2. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan ilmu pengetahuan
dalam dunia pendidikan terhadap penggunaan pembelajaran metode role
playing dalam meningkatkan pemaham,an siswa.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi sekolah
Sebagai bahan acuan bagi sekolah yang dijadikan objek penelitian ini dalam
rangka meningkatkan mutu pendidikan serta meningkatkan minat belajar
peserta didik.
b. Bagi guru
Memberikan informasi mengenai metode pembelajaran yang sesuai dengan
materi pokok aritmatika sosial.
c. Bagi peserta didik
1. Mengenbangkan kompetensi peserta didik dalam mata pelajaran
matematika
2. Meningkatkan pemahaman peserta didik dalam menyelesaikan masalah
pada aritmatika sosial.
d. Bagi peneliti
Dapat menambah dan memperluas jaringan pengetahuan tentang kondisi
kegiatan pembelajaran disekolah sehingga nantinya dapat menyesuaikan sikap
dalam pengelolaan kelas.
BAB II
A. Deskripsi Teoritis
1. Pembelajaran Matematika
Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil
interaksi individu dengan lingkungannya. Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Menurut santrock dan Yussen mendefinisikan belajar sebagai perubahan yang
relatif permanen karena adanya pengalaman. Senada dengan itu Raber juga
mendefinisikan belajar dalam dua pengertian yaitu, pertama belajar sebagai proses
memperoleh pengetahuan dan kedua belajar sebagai perubahan kemampuan
berinteraksi yang relatif langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat.4
Dalam pembelajaran matematika guru tidak hanya menyampaikan materi
ajar, yang berupa konsep-konsep dan fakta-fakta semata. Guru harus mampu
menggali nilai-nilai yang terkandung dalam pembelajaran matematika dan mampu
menanamkannya kepada kepribadian siswa. Refleksi dan komunikasi adalah proses
yang saling terjalin dalam belajar matematika. Dengan perencanaan dan perhatian
yang eksplisit oleh para guru, komunikasi untuk tujuan-tujuan refleksi bila menjadi
suatu bagian yang alamiah dari belajar matematika. Para siswa yang masih anak-
anak dapat diminta untuk berpikir dengan keras dan pertanyaan-pertanyaan cermat
yang diajukan oleh guru atau teman sekelas bisa memancing mereka untuk
meninjau kembali penalaran mereka. Dengan pengalaman, para siswa akan
memperoleh pengetahuan dalam mengatur dan mencatat pemikiran mereka.5
2. Metode Pembelajaran
Berkaitan dengan hal itu patut disadari oleh semua yang akan atau sudah
menjadi guru, bahwa tidak ada satu metode mengajar yang terbaik atau yang
cocok untuk semua situasi permata pelajaran, yang ada adalah bahwa terdapat
berbagai metode mengajar yang telah digunakan oleh guru dalam mengajar dan
telah memberinya pengalaman. Dengan pengalaman-pengalaman itu, guru dapat
menggunakan metode-metode mengajar tersebut dalam situasi-situasi yang
1. Menggali perasaanya
2. Memproleh inspirasi dan pemahaman yang berpengaruh terhadap
sikap, nilai dan persepsinya
3. Mengembangkan keterampilan dan sikap dalam memecahkan masalah
4. Mendalami mata pelajaran dengan berbagai macam cara.
Kelebihan:
4 . Aritmatika Sosial
6 . Kerangka Pikir
Kenyataan yang terjadi dalam pembelajaran matematika, bahwa sebagian
besar siswa tidak mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan
bagaimana pemanfaatannya dalam kehidupan nyata. Hal ini karena pemahaman
konsep akademik yang mereka peroleh hanyalah merupakan sesuatu yang abstrak,
belum menyentuh kebutuhan praktis kehidupan mereka baik dilingkungan kerja
maupun dimasyarakat. Pembelajaran yang selama ini diterima siswa hanyalah
penonjolan tingkat hapalan sekian topik atau pokok bahasan tetapi tidak diikuti
dengan pemahamnan dan pengertian yang mendalam sehingga siswa mampu
menerapkannya pada saat mereka berhadapan langsung dengan situasi baru dengan
kehidupannya.
7 . Hipotesis
Sebelum mengambil data hipotesis ada baiknya mengetahui pengertian hipotesis itu
sendiri. Hipotesa merupakan jawaban yang sifatnya sementara terhadap
permasalahan yang diajukan dalam penelitian.
Jadi setelah melihat pengertian di atas, maka yang dimaksud dengan hipotesa
adalah dugaan atau jawaban sementara yang kebenarannya masih perlu diuji dan
akan terbukti kebenarannya melalui data-data yang dikumpulkan pada waktu
penelitian.
METODE PENELITIAN
Mengingat jum;lah siswa kelas VII MTs NW Perian adalah kurang dari
100 orang, yaitu hanya 22 orang siswa, maka jumlah sampel dalam penelitian
ini adalah 22 orang sehingga penelitian ini merupakan penelitian populasi.
C. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu penelitian
Waktu yang digunakan untuk penelitian ini dilaksanakan dari sejak
tanggal dikeluarkannya ijin penelitian dalam kurun waktu kurang lebih 2
(dua) bulan
2. Tempat penelitian
Tempat penelitian ini adalah MTs Darul Muttaqin NW Perian, desa
perian Kecamatan Montong Gading Lombok Timur
D. Variabel Penelitian
E. Instrumen Penelitian
Mengingat penelitian ini bersifat korelasi yang bertitik tolak pada pembelajaran
dan pemahaman siswa tentang aritmatika sosial, maka untuk mengumpulkan
data-data atau informasi yang berhubungan dengan hal0hal tersebut dibutuhkan
suatu alat atau instrumen yang tepat , guna mendapatkan data yang tepat dan
akurat. Sehubungan dengan itu, maka instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah instrumen angket dan instrumen tes. Adapun instrumen
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Angket
Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan pedoman angket untuk
pelaksanaan metode bermain peran. Angket yang akan diberikan berupa soal
yang ditujukan kepada seluruh responden untuk memperoleh data tentang
pelaksanaan pemnbelajaran.
Tabel 03 kisi-kisi instrumen angket
5,12,1
4
Kelebihan 1. Pembelajaran role 10,17
playing sangat menarik
bagi siswa
2. Dapat memberikan kesan 9
yang kuat dan tahan lama
ingatan siswa
3. Menumbuhkan rasa
kebersamaan dan
kestiakawanan 11,18
4. Siswa dapat menghayati
pemeranan yang
berlangsung dengan 15
mudah
2. Instrumen tes
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah post tes. Post tes
adalah evaluasi yang dilakukan guru pada akhir penyajian materi, yang
bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswa tentang
aritmatika sosial.
F. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan
oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Metode menuju suatu kata yang abstrak
dan tidak diwujudkan dalam benda, tetapi hanya dapat dilihatkan penggunaanya
melalui : angket, wawancara, observasi, ujian, dokumentasi dan lainnya. Penelliti
dapat menggunakan salah satu atau gabungan tergantung dari masalah yang
dihadapi.
Berdasarkan uraian diatas, mka peneliti menggunakan metode sebagai berikut:
a. Observasi
Kriteria yang hendak diperhatikan oleh observer antara lain:
1. Memiliki pengetahuan yang cukup terhadap obyek yang hendak diteliti
2. Pemahaman tujuan umum dan tujuan khusus penelitian yang
dilaksanakannya
3. Penentuan cara dan alat yang dipergunakan dalam mencatat data
4. Pengamatan dan pencatatan harus dilakukan dengan cermat
b. Dokumen
Data-data dokumen yang terkait dengan penelitian ini antara lain:
1. Dokumen yang berhubungan dengan guru mata pelajaran mateematika
2. Dokumen yang berhubungan dengan administrasi sekolah
3. Dokumen yang berhubungan dengan sarana prasarana
4. Dokumen yang berhubungan dengan siswa
c. Angket
Angket adalah alat untuk mengunpulkan data yang berupa daftar
pertanyaan/pernyataan yang disampaikan kepadaresponden untuk dijawab
secara tertulis. Angket ini bersifat langsung.
d. Wawancara
Adapun data yang ingin diperoleh dari hasil wawancara adalah menyangkut
hal-hal yang berkenaan dengam pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan metode role playing dengan tingkat pemahaman siswa tentang
aritmatika sosial.
e. Metode tes
Tes dilakukan pada akhir pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan
metode role playing. Tes dilakukan untuk mengetahui pemahaman siswa
tentang materi aritmatika sosial yang telah dipraktekkan dalam proses
bermain peran.
G. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dari kedua variabel dianalisis dengan
menggunakan rumus statistik dengan rumus korelasi sebagai berikut:
XY
X
Y
∑¿
¿
¿
¿
2}
∑ Y ¿¿
¿
2
Y −¿
X 2 }. {n . ∑ ¿
{n . ∑ ¿
∑ ¿.¿
∑ ¿−¿
n¿
rXY =¿
Dimana :
Rxy = korelasi antara variabel X dengan Variabel Y
X = Metode role playing
Y = Pemahaman siswa
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Data merupakan penggambaran variabel yang diteliti, dan berfungsi
sebagai alat pembuktian hipotesa. Oleh karena itu, benar tidaknya data, sangat
menetukan bermutu tidaknya hasil penelitian. Sedangkan benar tidaknya data,
tergantung dari baik tidaknya instrumen pengumpulan data. Maka dari itu
untuk menjamin kualitas instrumen yang akan digunakan oleh peneliti dalam
penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan pengujian instrumen, yaitu
pengujian validitas dan reliabilitas angket.
1. Validitas instrumen angket
Setelah data didapat dan ditabulasi, maka pengujian validitas
konstruksi dilakukan dengan analisis faktor, yaitu dengan mengkorelasikan
antara faktor item instrumen dengan rumus pearson product moment adalah
XY
X
Y
∑¿
¿
¿
¿
2}
∑ Y ¿¿
¿
¿
2
Y −¿
X ¿ }. {n . ∑ ¿
2
∑¿
X 2 −¿
{n . ∑ ¿
∑ ¿ .¿
∑ ¿−¿
n¿
r hitung =¿
r
Dimana : hitung =¿ koefisien korelasi
Xi=¿
∑ ¿ jumlah skor item
Yi=¿
∑ ¿ jumlah skor total (seluruh item)
n = jumlah responden
adapun hal-hal yang harus ditempuh untuk dapat mengetahui apakah
valid atau tidak instrumen angket tersebut adalah sebagai berikut:
1. Menghitung harga korelasi setiap butir item pertanyaan dengan rumus person product
moment
ITEM PERTANYAAN NO 1
No X Y X2 Y 2 XY
1 5 85 25 7225 425
2 4 73 16 5329 292
3 5 65 25 4225 325
4 4 63 16 3969 240
5 4 60 16 3600 147
6 3 49 9 2401 48
7 1 48 1 2304 42
8 1 42 1 1764 42
9 1 54 1 2916 54
10 2 60 4 3600 120
11 3 67 9 4489 201
12 4 63 16 3969 252
13 4 69 16 4761 276
14 4 73 16 5329 292
15 3 69 9 4761 207
16 4 67 16 4489 268
17 4 70 16 4900 280
18 4 74 16 5476 296
19 3 69 9 4761 207
20 3 62 9 3844 186
21 3 81 9 6561 243
22 5 73 25 5329 365
23 3 77 9 5929 231
JUM 77 1513 289 1019 5249
LAH 31
ITEM PERTANYAAN NO 2
NO X Y X2 Y2 XY
1 2 85 4 7225 170
2 3 73 9 5329 219
3 2 65 4 4225 130
4 3 63 9 3969 189
5 2 60 4 3600 120
6 2 49 4 2401 98
7 2 48 4 2304 96
8 1 42 1 1764 42
9 3 54 9 2916 162
10 3 60 9 3600 180
11 2 67 4 4489 134
12 2 63 4 3969 126
13 2 69 4 4761 138
14 2 73 4 5329 146
15 2 69 4 4761 138
16 1 67 1 4489 67
17 2 70 4 4900 140
18 2 74 4 5476 148
19 4 69 16 4761 276
20 1 62 1 3844 62
21 2 81 4 6561 162
22 2 73 4 5329 146
23 3 77 9 5929 231
JUMLA 50 151 120 10193 3220
H 3 1
XY
X
Y
∑¿
¿
¿
¿
∑ Y ¿2
¿
¿
Y 2−¿
n.∑ ¿
X ¿2 .¿
∑¿
X 2−¿
n.∑ ¿
¿
∑ ¿.¿
∑ ¿−¿
n¿
r hitung =¿
2
23.101931−(1513¿ )
¿
77 ¿2 . ¿
23.289−¿
¿
√¿
23 ( 5249 ) −( 77 ) .(1513)
¿ ¿
2344413−(2289169)
¿
( 6647 ) −( 5929 ) . ¿
√¿
120727−116501
¿ ¿
15113 ¿2
¿
23.101931−¿
2
50 ¿ . ¿
23.120−¿
¿
√¿
23 ( 3320 ) −( 50 ) .(15113)
¿
¿
2344413−(2289169)
¿
2760− ( 2500 ) . ¿
¿
√¿
76360−75650
¿
¿
k = jumlah item
2. Uji hipotesis
Jika kembali pada tujuan penelitian, maka kajian empiris atau data
yang terkumpul akan menjawab pada permasalahan-permasalahan
yang menjadi hipotesa dalam penelitian ini yaitu:
a. Apakah ada korelasi antara metode role playing dengan
pemahaman siswa tentang aritmatika sosial di kelas VII MTs
NW Perian.
b. Seberapa besar korelasi antara metode role playing dengan
pemahaman siswa tentang aritmatika sosial di kelas VII MTs
NW Perian.
Adapun hal-hal yangharus ditempuh untuk dapat mengetahui
rumusan hipotesa tersebut adalah :
1. Membuat Ha dan Ho dalam bentuk kalimat
Ha : Ada korelasi antara metode role playing dengan
pemahaman siswa
Ho : tidak ada korelasi antara metode role playing dengan
pemahaman siswa
2. Membuat Ha dan Ho dalam statistik
Ha : r ≠ 0
Ho : r=0
D. Hasil Analisis
Dari hasil analisis data yang telah dilakukan diatas dapat dijelaskan
beberapa hal sebagai hasil dari analisis data tersebut yaitu sebagai
berikut:
1. Metode role playing sangat tepat digunakan pada
pelajaranmatematika terutama pada pokok bahasan aritmatika
sosial
2. Melalui pembelajaran role playing siswa belajar menggunakan
konsep peran, menyadari adanya peran-peran yang berbeda dan
memikirkan perilaku dirinya maupun perilaku orang lain
sehingga siswa dapat :
a. Siswa dapat menghayati dan menghargai perasaan orang
lain
b. Siswa dapat belajar bagaimana membagi tanggung jawab
c. Siswa dapat belajar mengambil keputusan dalam situasi
kelompok secara spontan
3. Besarnya korelasi antara variabel X (metode role playing)
terhadap variabel Y (tingkat pemahaman siswa) adalah 0,87,
sedangkan konstribusi variabel X terhadap variabel Y sebesar
76,38 % dan sisanya 23,62% ditentukan oleh variabel lain.
4. Hipotesa yang menyatakan bahwa ada korelasi antara role
playing dengan pemaham siswa tentang aritmatika sosial di
kelas VII MTs NW Perian adalah sangat kuat karena
berdasarkan perhitungan dan menghasilkan
t hitung lebih besar darit tabel atau 8,16>0,41 , maka Ho ditolak,
artinya ada korelasi yang sangat signifikan antara metode role
playing dengan pemahaman siswa tentang aritmatika sosial di
kelas VII MTs NWPerian.
BAB V
Sebagai motivator , guru berperan untuk mendorong siswa agar giat belajar .
usaha ini dapat dilakukan oleh guru dengan memanfaatkan bentuk-bentuk motivasi
disekolah ataupun cara lainnya, yang penting apa yang dilakukan dapat
membangkitkan gairah belajar siswa agar tercapai suatu prestasi yang baik.
BAB VI
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan yang telah diuraikan
sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Metode role playing sangat tepat digunakan pada pelajaran
matematika terutama pada pokok bahasan aritmatika sosial.
2. Melalui pembelajaran role playing siswa belajar menggunakan konsep
peran, menyadari adanya peran-peran yang berbeda dan memikirkan
prilaku dirinya maupun orang lain sehingga siswa dapat:
a. Siswa dapat menghayati dan menghargai perasaan orang lain
b. Siswa dapat belajar bagaimana membagi tanggung jawab
c. Siswa dapat belajar mengambil keputusan dalam situasi kelompok
secara spontan
3. Besarnya korelasi antara variabel X (metode role playing) terhadap
variabel Y (tingkat pemahaman siswa) adalah 0,87, sedangkan
konstribusi variabel X terhadap variabel Y sebesar 76,38 % dan
sisanya 23,62% ditentukan oleh variabel lain.
4. Hipotesa yang menyatakan bahwa ada korelasi antara role playing
dengan pemaham siswa tentang aritmatika sosial di kelas VII MTs NW
Perian adalah sangat kuat karena berdasarkan perhitungan dan
menghasilkan t hitung lebih besar darit tabel atau 8,16>0,41 , maka Ho
ditolak, artinya ada korelasi yang sangat signifikan antara metode role
playing dengan pemahaman siswa tentang aritmatika sosial di kelas
VII MTs NWPerian.
B. Saran
Dari hasil penelitian yang dilakukan di MTs NWPerian maka perlu
diajukan saran-saran sebagai berikut:
1. Keadaan media pelajaran yang dimiliki oleh MTs NW Perian yang
dalam kategori sedang.
2. Proses belajar mengajar yang didukung media pelajaran akan lebih
mampu mengimbangi pengalaman belajar siswa dan hasil belajar
yang baik
3. Kinerja pendidik hendaknya disesuaikan dengan kualifikasi
pendidikannya.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul aziz Wahab. Metode dan Model-model Mengajar, Bandung: Alfabeta. 2009
J,J Hasibuan , Dip, Moedjiono, Proses, belajar mengajar, Bandung : PT remaja Rosdakarya
offset, 2008.
Sarwono, Matematika 1 Pemahaman dan Penerapan Konsep Matematika Untuk SMP dan
MTs kelas VII. Surakarta: CV Putra Nugraha, 2005