Anda di halaman 1dari 29

TUGAS METODOLOGI PENELTIAN KUANTITATIF

KORELASI METODE ROLE PLAYING DENGAN PEMAHAMAN SISWA


TENTANG ARITMATIKA SOSIAL DIKELAS VIII MTs DARUL MUTTAQIN NW
PERIAN

Dosen Pengampu : Maulidin M.si

Oleh

WAHYU EFENDI 160103082

YUNITA SAHABUDIN 160103076

JURUSAN TADRIS MATEMATIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

MATARAM

2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

pendidikan merupakan hubungan antarpribadi pendidik dan anak didik. Dalam


pergaulan terjadi kontak atau komunikasi antara masing-masing pribadi. Pendidikan juga
merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga mempunyai sifat konstruktif
dalam hidup manusia. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia
yang dinamis dan syarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan
pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya
kehidupan.

Menurut UU No. 20 tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.1

.berdasarkan lampiran IV Permendikbud No. 81 A Tahun 2013 tentang pedoman


umum pembelajaran, dalam kegiatan pembelajaran perlu menggunakan prinsip yang : (1)
berpusat pada peserta didik, (2) mengembangkan kreatifitas peserta didik, (3) menciptakan
kondisi menyenangkan dan menantang, (4) bermuatan nilai, etika, estetika, logika, dan
kinestetika, dan (5) menyediakan pengalaman belajar yang beragam melalui penerapan
berbagai strategi dan metode pembelajaran yang menyenangkan, kontekstual, efektif, efisien,
dan bermakna. Maka semua guru harus mampu menciptakan kegiatan pembelajaran yang
mencakup kelima prinsip tersebut, khususnya guru mata pelajaran matematika.2

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang tidak diminati oleh peserta
didik. Peserta didik menganggap matematika itu sulit karena identik dengan menghitung dan
banyak rumus yang harus dihafalkan. Akibatnya, peserta didik menjadi malas untuk belajar
matematika dan nilai hasil belajar pada mata pelajaran matematika rendah.

Matematika yang diajarkan dengan model pembelajaran konvensional dengan metode


ceramah cenderung membuat peserta didik bosan belajar matematika. Peserta didik hanya
menerima saja materi apa yang disampaikan guru tanpa ikut berperan aktif dalam proses

1Hasbullah, Dasar-dasar Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), hlm. 4-6


2 Lampiran IV Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013, Pedoman Umum Pembelajaran, hlm. 3
pembelajaran. Setelah itu, peserta didik diberikan latihan soal yang harus dikerjakan dan
begitu seterusnya. Guru sebagai salah satu sumber belajar, berkewajiban menyediakan
lingkungan belajar yang kreatif bagi lingkungan belajar. Salah satunya adalah melakukan
pemilihan dan pemenuhan metode tertentu yang sesuai dengan tujuan yang akan
dicapai.dalam belajar matematika, perlu diciptakan situasi dimana peserta didik dapat aktif,
kreatif, dan responsif secara fisik pada sekitar. Untuk belajar matematika peserta didik harus
membangunnya untuk diri mereka, hanya dapat dilakukan dengan eksplorasi , membenarkan,
menggambarkan, mendiskusikan, menguraikan, menyelidiki, dan pemecahan masalah.

Pembelajaran matematika, konsep yang akan dikonstruksi peserta didik sebaiknya


dikaitkan dengan konteks nyata yang dikenal oleh peserta didik dan konsep yang dikonstruksi
peserta didik ditemukan sendiri oleh peserta didik. Pembelajaran matematika sebaiknya
dimulai dai masalah kontekstual.3 Misalkan saja dalam mengajar, guru dapat menggunakan
metode pembelajaran yang menyenangkan dan tidak hanya belajar didalam kelas, sehingga
peserta didik dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran dan mendapat pengalaman
nyata dari proses pembelajaran tersebut.

Materi aritmatika sosial merupakan salah satu materi matematika yang diajarkan di
kelas VII SMP/MTs. Materi ini adalah materi yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-
hari. Adapun materi yang terdapat dalam aritmatika sosial adalah diantaranya menentukan
harga jual, harga beli, untung, rugi, bruto, netto, tara, diskon bunga dll. Sehingga dibutuhkan
metode yang aplikatif guna untuk mengkontekstualkan materi ini.

Untuk mengatasi masalah tersebut, dibutuhkan metode pembelajaran yang berbeda


dan menyenangkan yaitu menggunakan metode pembelajaran role playing. metode
pembelajaran role playing merupakan suatu strategi pembelajaran yang menekankan pada
keaktifan peserta didik. Dengan metode role playing, siswa diperlakukan sebagai subjek
pembelajaran yang secara aktif melakukan praktik-praktik berbahasa, bertanya dan menjawab
bersama teman-temannya pada situasi tertentu. Kelebihan metode ini pada aritmatika sosial
adalah mampu menjadikan situasi pembelajaran dapat dirubah dan dikondisikan seperti apa
yang ada di kehidupan nyata dengan berbagai kegiatan interaksi sosial antara orang yang satu
dengan orang yang lain dan fenomena-fenomena yang mampu menerangkan setiap bagian
dari materi aritmatika sosial. Tidak hanya itu, metode role playing juga mampu mengarahkan
peserta didik agar melakukan praktik secara langsung dan mengamati pristiwa-peristiwa

3 Sutarto, syarifudin, Desain Pembelajaran Matematika, (yogyakarta : Amudra Biru, 2013) hlm 38-39
nyata yang telah dimainkan oleh dirinya sendiri maupun teman-temannya, sehingga peserta
didik akan memiliki pengalaman tersendiri yang akan selalu diingat oleh peserta didik,
meskipun hanya berada didalam kelas.

Dengan peserta didik bermain peran sesuai dengan kegiatan ekonomi yang ada dalam
materi aritmatika sosial dan mengamati langsung apa yang telah dimainkan oleh temannya,
maka peserta didik akan menjadi paham dan mengerti tentang cara menyelesaikan masalah-
masalah yang berkaitan dengna harga jual, harga beli, bruto, netto, tarra, diskon, bunga dll.
Dan harapannya adalah peserta didik menjadi aktif dan mampu menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan aritmatika sosial.

A. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu:

a. Apakah ada korelasi antara metode role playing dengan pemahaman siswa tentang
aritmatika sosial di kelas VIII MTs Darul Muttaqin NW Perian
b. Seberapa besar korelasi antara pembelajaran role playing dengan pemahaman
siswa tentang aritmatika sosial di kelas VIII MTs NW Darul Muttaqin NW Perian
B. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada korelasi antara
metode role playing dengan pemahaman siswa tentang aritmatika sosial di
kelas VII MTs Darul Muttaqin NW Perian.
2. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan ilmu pengetahuan
dalam dunia pendidikan terhadap penggunaan pembelajaran metode role
playing dalam meningkatkan pemaham,an siswa.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi sekolah
Sebagai bahan acuan bagi sekolah yang dijadikan objek penelitian ini dalam
rangka meningkatkan mutu pendidikan serta meningkatkan minat belajar
peserta didik.
b. Bagi guru
Memberikan informasi mengenai metode pembelajaran yang sesuai dengan
materi pokok aritmatika sosial.
c. Bagi peserta didik
1. Mengenbangkan kompetensi peserta didik dalam mata pelajaran
matematika
2. Meningkatkan pemahaman peserta didik dalam menyelesaikan masalah
pada aritmatika sosial.
d. Bagi peneliti
Dapat menambah dan memperluas jaringan pengetahuan tentang kondisi
kegiatan pembelajaran disekolah sehingga nantinya dapat menyesuaikan sikap
dalam pengelolaan kelas.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Deskripsi Teoritis
1. Pembelajaran Matematika
Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil
interaksi individu dengan lingkungannya. Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Menurut santrock dan Yussen mendefinisikan belajar sebagai perubahan yang
relatif permanen karena adanya pengalaman. Senada dengan itu Raber juga
mendefinisikan belajar dalam dua pengertian yaitu, pertama belajar sebagai proses
memperoleh pengetahuan dan kedua belajar sebagai perubahan kemampuan
berinteraksi yang relatif langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat.4
Dalam pembelajaran matematika guru tidak hanya menyampaikan materi
ajar, yang berupa konsep-konsep dan fakta-fakta semata. Guru harus mampu
menggali nilai-nilai yang terkandung dalam pembelajaran matematika dan mampu
menanamkannya kepada kepribadian siswa. Refleksi dan komunikasi adalah proses
yang saling terjalin dalam belajar matematika. Dengan perencanaan dan perhatian
yang eksplisit oleh para guru, komunikasi untuk tujuan-tujuan refleksi bila menjadi
suatu bagian yang alamiah dari belajar matematika. Para siswa yang masih anak-
anak dapat diminta untuk berpikir dengan keras dan pertanyaan-pertanyaan cermat
yang diajukan oleh guru atau teman sekelas bisa memancing mereka untuk
meninjau kembali penalaran mereka. Dengan pengalaman, para siswa akan
memperoleh pengetahuan dalam mengatur dan mencatat pemikiran mereka.5
2. Metode Pembelajaran

Setiap guru senantiasa dihadapkan pada pertanyaan tentang metode-metode apa


yang akan digunakan untuk membentu siswa mempelajari konsep-konsep atau
membantu mereka mencapai tujuan-tujuan pengajaran yang telah ditetapkan.
Hasil belajar adalah merupakan kerjasama antara guru dan siswa. Namun
demikian, metode atau teknik mengajar juga termasuk salah satu komponen
penting di dalam keseluruhan interaksi belajar mengajar. Metode pembelajaran
adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa
pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar.

Berkaitan dengan hal itu patut disadari oleh semua yang akan atau sudah
menjadi guru, bahwa tidak ada satu metode mengajar yang terbaik atau yang
cocok untuk semua situasi permata pelajaran, yang ada adalah bahwa terdapat
berbagai metode mengajar yang telah digunakan oleh guru dalam mengajar dan
telah memberinya pengalaman. Dengan pengalaman-pengalaman itu, guru dapat
menggunakan metode-metode mengajar tersebut dalam situasi-situasi yang

4 Sugihartono dkk, psikologi pendidikan (Yogyakarta: UNY Press. 2007) hal 74


5
berbeda dengan memperhatikan faktor siswa, materi pelajaran yang harus diliput,
tujuan pengajaran dan sarana yang tersedia.

3. Metode Role Playing


Metode Role Playing atau bermain peran adalah bentuk permainan
memainkan cerita yang dilakukan oleh sekelompok siswa dan yang lainnya
sebagai pengamat dimana siswa memainkan peran-peran yang ada dalam soal-
soal cerita yang dikaitkan dengan materi pelajaran yang sedang dipelajari. Dalam
metode role playing juga dapat melibatkan seluruh siswa untuk berperan sesuai
dengan skenario yang dirancang. Dalam permainan perlu dimasukkan pesan-
pesan yang bermakna yang nantinya diharapkan sampai kepada seluruh siswa dan
dapat diterapkan pada kehidupannya sehari-hari.
Adapun tujuan dari metode pembelajaran dari bermain peran atau metode
pembelajaran role playing adalah:
a. Agar siswa dapat menghayati dan menghargai perasan orang lain
b. Agar siswa dapat belajar bagaimana membagi tanggung jawab
c. Agar siswa dapat belajar mengambil keputusan dalam situasi kelompok
secara spontan.\

Dari tujuan pembelajaran role playing dapat disimpulkan bahwa, melalui


bermain peran siswa belajar menggunakan konsep peran, menyadari adanya
peran-peran yang berbeda dan memikirkan perilaku dirinya maupun prilaku
orang lain. Contoh kehidupan dengan prilaku manusia yang berguna sebagai
sarana bagi siswa untuk:

1. Menggali perasaanya
2. Memproleh inspirasi dan pemahaman yang berpengaruh terhadap
sikap, nilai dan persepsinya
3. Mengembangkan keterampilan dan sikap dalam memecahkan masalah
4. Mendalami mata pelajaran dengan berbagai macam cara.

Kelebihan dan kekurangan Role Playing sebagai berikut:

Kelebihan:

1. Siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh


2. Permainan merupakan penemuan yang mudah dan dapat digunakan dalam
situasi dan waktu yang berbeda
3. Guru dapat mengevaluasi pengalaman siswa melalui pengamatan pada waktu
melakukan permainan
4. Dapat berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa
5. Sangat menarik bagi siswa, sehingga memungkinkan kelas menjadi dinamis
dan penuh antusias
6. Membangkitkan gairah dan semangat optimisme dalam diri siswa
7. Dapat menghayati peristiwa yang berlangsung dengan mudah
8. Dimungkinkan dapat meningkatkan kemampuan profesional siswa dan dapat
menumbuhkan/membuka kesempatan bagi lapangan kerja.
Kelemahan:
1. Metode bermain peran memerlukan waktu yang relatif panjang/banyak
2. Memerlukan kreatifitas dan daya kreasi yang tinggi dari pihak guru maupun
murid dan ini tidak semua guru memilikinya
3. Apabila pelaksanaan sosiodrama dan bermain peran mengalami kegagalan,
bukan saja dapat memberi kesan kurang baik, tetapi sekaligus berarti tujuan
pengajaran tidak tercapai.
4. Tidak semua materi pelajaran dapat disajikan melalui metode ini.

4 . Aritmatika Sosial

Dalam kehidupan sehari-hari sering kali menjumpai atau melakukan kegiatan


atau perdagangan. Dalam perdagangan terdapat penjual dan pembeli. Jika ingin memperoleh
barang yang diinginkan maka harus melakukan pertukaran untuk mendapatkannya. Misalnya
penjual menyerahkan barang kepada pembeli sebagai gantinya pembeli menyerahkan uang
sebagai pengganti barang kepada penjual. Seorang pedagang membeli barang dari pabrik
untuk dijual lagi ke pasar. Harga barang dari pabrik disebut modal atau harga pembelian
sedangkan harga dari hasil penjualan barang disebut harga penjualan. Dalam perdagangan
sering terjadi dua kemungkinan yaitu pedagang mendapatkan keuntungan dan kerugian.

a. Pemahaman mengenai untung


Untuk memhami untung maka perhatikan contoh berikut: pak umar membeli sebidang
tanah dengan harga Rp 10.000.00, kemudian , karena ada suatu keperluan pak umar
menjual kembali sebidang tanah tersebut dengan harga Rp 11.500.00 ternyata harga
penjualan lebih besar dibanding harga pembelian, berarti pak umar mendapat untung.
Selisih dari harga penjualan harga pembelian
- Rp 11.500.000,-10.000.00,
- = Rp 1.500.000
Jadi pak umar mendapatkan untung sebesar Rp 1.500.000
5. Aplikasi metode bermain peran pada aritmatika sosial
Aritmatika sosial merupakan salah satu materi pokok matematika SMP/MTs yang
diajarkan dikelas VII semester 1 bab II dengan standar kompetensi menggunakan
bentuk aljabar, persamaan, dan pertidaksamaan linear satu variabel, dan
perbandingan dalam pemecahan masalah sedang kompetensi dasarmya
menggunakan konsep aljabar dalam pemecahan masalah aritmatika sosial yang
sederhana. Indikator aritmatika sosial adalah :
1. Menentukan besar untung dalam kegiatan perdagangan.
2. Menentukan besar rugi dalam kegiatan perdagangan
3. Menentukan harga pembelian dan harga penjualan dalam kegiatan perdagangan
4. Menentukan besar persentase untung dan rugi dalam kegiatan perdagangan.

6 . Kerangka Pikir
Kenyataan yang terjadi dalam pembelajaran matematika, bahwa sebagian
besar siswa tidak mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan
bagaimana pemanfaatannya dalam kehidupan nyata. Hal ini karena pemahaman
konsep akademik yang mereka peroleh hanyalah merupakan sesuatu yang abstrak,
belum menyentuh kebutuhan praktis kehidupan mereka baik dilingkungan kerja
maupun dimasyarakat. Pembelajaran yang selama ini diterima siswa hanyalah
penonjolan tingkat hapalan sekian topik atau pokok bahasan tetapi tidak diikuti
dengan pemahamnan dan pengertian yang mendalam sehingga siswa mampu
menerapkannya pada saat mereka berhadapan langsung dengan situasi baru dengan
kehidupannya.

7 . Hipotesis

Sebelum mengambil data hipotesis ada baiknya mengetahui pengertian hipotesis itu
sendiri. Hipotesa merupakan jawaban yang sifatnya sementara terhadap
permasalahan yang diajukan dalam penelitian.

Jadi setelah melihat pengertian di atas, maka yang dimaksud dengan hipotesa
adalah dugaan atau jawaban sementara yang kebenarannya masih perlu diuji dan
akan terbukti kebenarannya melalui data-data yang dikumpulkan pada waktu
penelitian.

Berdasarkan kerangka fikir di atas maka dapat dikemukakan bahwa hipotesa


dalam penelitian ini adalah ada korelasi atau hubungan antara metode role playing
dengan pemahaman siswa tentang aritmatika sosial pada siswa kelas VII MTs Darul
Muttaqin NW Perian.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain dan Pendekatan Penelitian


Dalam setiap penyelenggaraan penelitian tidak dapat dipisahkan dengan
pemakaian metode penelitian, dimana secara teoritis metode penelitian itu
beraneka ragam jenisnya dan untuk penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif.
Pendekatan kuantitatif adalah suatu pendekatan penelitian dengan mencari data
dalam bentuk jumlah sehingga memperoleh gambaran baru, kemudian dijelaskan
kembali dalam bentuk kalimat. Pendekatan kuantitatif berupa data hasil tes
dalam bentuk angket kepada siswa dan untuk mengukur pemahaman siswa pada
materi aritmatika sosial berupa soal-soal latihan.
B. Populasi dan Teknik Sampling
Dalam peneltian, populasi dan sampel sangat diperlukan, ini dikarenakan
populasi dijadikan obyek penelitian dan hasil dari penelitian itu kemudian
dianalisis dan disimpulkan. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII
MTs NW Perian.

Tabel 02. Jumlah populasi kelas VII MTs NW Perian


Keadaan Jumlah
Populasi
Kelas Laki-laki Perempuan
Kelas VII 9 14 23

Mengingat jum;lah siswa kelas VII MTs NW Perian adalah kurang dari
100 orang, yaitu hanya 22 orang siswa, maka jumlah sampel dalam penelitian
ini adalah 22 orang sehingga penelitian ini merupakan penelitian populasi.
C. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu penelitian
Waktu yang digunakan untuk penelitian ini dilaksanakan dari sejak
tanggal dikeluarkannya ijin penelitian dalam kurun waktu kurang lebih 2
(dua) bulan
2. Tempat penelitian
Tempat penelitian ini adalah MTs Darul Muttaqin NW Perian, desa
perian Kecamatan Montong Gading Lombok Timur
D. Variabel Penelitian

E. Instrumen Penelitian
Mengingat penelitian ini bersifat korelasi yang bertitik tolak pada pembelajaran
dan pemahaman siswa tentang aritmatika sosial, maka untuk mengumpulkan
data-data atau informasi yang berhubungan dengan hal0hal tersebut dibutuhkan
suatu alat atau instrumen yang tepat , guna mendapatkan data yang tepat dan
akurat. Sehubungan dengan itu, maka instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah instrumen angket dan instrumen tes. Adapun instrumen
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Angket
Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan pedoman angket untuk
pelaksanaan metode bermain peran. Angket yang akan diberikan berupa soal
yang ditujukan kepada seluruh responden untuk memperoleh data tentang
pelaksanaan pemnbelajaran.
Tabel 03 kisi-kisi instrumen angket

Variabel Indikator deskripsi No


item
Metode role Tujuan 1. Siswa bisa menghargai 3
playing pelaksanaan perasaan orang lain.
2. Siswa dapat belajar
bertanggung jawab dan 1,2
menumbuhkan rasa percaya
diri
3. Siswa dapat belajar dalam
situasi kelompok 4,19,2
4. Siswa bisa lebih memahami 0
tentang aritmatika sosial

5,12,1
4
Kelebihan 1. Pembelajaran role 10,17
playing sangat menarik
bagi siswa
2. Dapat memberikan kesan 9
yang kuat dan tahan lama
ingatan siswa
3. Menumbuhkan rasa
kebersamaan dan
kestiakawanan 11,18
4. Siswa dapat menghayati
pemeranan yang
berlangsung dengan 15
mudah

Kelemahan 1. Membosankan 6,7


karena memerlukan waktu
yang lama
2. Siswa yang ditunjuk 13
sebagai pemeran
kebanyakan tidak
siap, masih kaku atau
malu

3. Terkadang siswa 8,16


mengalami kesulitan
bermain peran
Jumlah 20

2. Instrumen tes

Tabel 04.kisi-kisi instrumen tes untuk mengetahui pemahaman siswa tentang


aritmatika sosial

Aspek dan Sub Aspek Indikator No


item
Aritmatika sosial a. Menentukan besar untung dalam 1,9
kegiatan perdagangan
b. Menentukan besar rugi dalam
8,10
kegiatan perdagangan
c. Menentukan hargapembelian dan
2,3,7
harga penjualan dalam kegiatan
perdagangan
d. Menentukan besar persentase
untung dan rugi dalam kegiatan 4,5,6
perdagangan
Jumlah 10

Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah post tes. Post tes
adalah evaluasi yang dilakukan guru pada akhir penyajian materi, yang
bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswa tentang
aritmatika sosial.
F. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan
oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Metode menuju suatu kata yang abstrak
dan tidak diwujudkan dalam benda, tetapi hanya dapat dilihatkan penggunaanya
melalui : angket, wawancara, observasi, ujian, dokumentasi dan lainnya. Penelliti
dapat menggunakan salah satu atau gabungan tergantung dari masalah yang
dihadapi.
Berdasarkan uraian diatas, mka peneliti menggunakan metode sebagai berikut:
a. Observasi
Kriteria yang hendak diperhatikan oleh observer antara lain:
1. Memiliki pengetahuan yang cukup terhadap obyek yang hendak diteliti
2. Pemahaman tujuan umum dan tujuan khusus penelitian yang
dilaksanakannya
3. Penentuan cara dan alat yang dipergunakan dalam mencatat data
4. Pengamatan dan pencatatan harus dilakukan dengan cermat
b. Dokumen
Data-data dokumen yang terkait dengan penelitian ini antara lain:
1. Dokumen yang berhubungan dengan guru mata pelajaran mateematika
2. Dokumen yang berhubungan dengan administrasi sekolah
3. Dokumen yang berhubungan dengan sarana prasarana
4. Dokumen yang berhubungan dengan siswa
c. Angket
Angket adalah alat untuk mengunpulkan data yang berupa daftar
pertanyaan/pernyataan yang disampaikan kepadaresponden untuk dijawab
secara tertulis. Angket ini bersifat langsung.
d. Wawancara
Adapun data yang ingin diperoleh dari hasil wawancara adalah menyangkut
hal-hal yang berkenaan dengam pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan metode role playing dengan tingkat pemahaman siswa tentang
aritmatika sosial.
e. Metode tes
Tes dilakukan pada akhir pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan
metode role playing. Tes dilakukan untuk mengetahui pemahaman siswa
tentang materi aritmatika sosial yang telah dipraktekkan dalam proses
bermain peran.
G. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dari kedua variabel dianalisis dengan
menggunakan rumus statistik dengan rumus korelasi sebagai berikut:

XY
X
Y
∑¿
¿
¿
¿
2}
∑ Y ¿¿
¿
2
Y −¿
X 2 }. {n . ∑ ¿
{n . ∑ ¿
∑ ¿.¿
∑ ¿−¿
n¿
rXY =¿
Dimana :
Rxy = korelasi antara variabel X dengan Variabel Y
X = Metode role playing
Y = Pemahaman siswa
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Data merupakan penggambaran variabel yang diteliti, dan berfungsi
sebagai alat pembuktian hipotesa. Oleh karena itu, benar tidaknya data, sangat
menetukan bermutu tidaknya hasil penelitian. Sedangkan benar tidaknya data,
tergantung dari baik tidaknya instrumen pengumpulan data. Maka dari itu
untuk menjamin kualitas instrumen yang akan digunakan oleh peneliti dalam
penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan pengujian instrumen, yaitu
pengujian validitas dan reliabilitas angket.
1. Validitas instrumen angket
Setelah data didapat dan ditabulasi, maka pengujian validitas
konstruksi dilakukan dengan analisis faktor, yaitu dengan mengkorelasikan
antara faktor item instrumen dengan rumus pearson product moment adalah
XY
X
Y
∑¿
¿
¿
¿
2}
∑ Y ¿¿
¿
¿
2
Y −¿
X ¿ }. {n . ∑ ¿
2

∑¿
X 2 −¿
{n . ∑ ¿
∑ ¿ .¿
∑ ¿−¿
n¿
r hitung =¿
r
Dimana : hitung =¿ koefisien korelasi
Xi=¿
∑ ¿ jumlah skor item
Yi=¿
∑ ¿ jumlah skor total (seluruh item)
n = jumlah responden
adapun hal-hal yang harus ditempuh untuk dapat mengetahui apakah
valid atau tidak instrumen angket tersebut adalah sebagai berikut:

1. Menghitung harga korelasi setiap butir item pertanyaan dengan rumus person product
moment

ITEM PERTANYAAN NO 1
No X Y X2 Y 2 XY
1 5 85 25 7225 425
2 4 73 16 5329 292
3 5 65 25 4225 325
4 4 63 16 3969 240
5 4 60 16 3600 147
6 3 49 9 2401 48
7 1 48 1 2304 42
8 1 42 1 1764 42
9 1 54 1 2916 54
10 2 60 4 3600 120
11 3 67 9 4489 201
12 4 63 16 3969 252
13 4 69 16 4761 276
14 4 73 16 5329 292
15 3 69 9 4761 207
16 4 67 16 4489 268
17 4 70 16 4900 280
18 4 74 16 5476 296
19 3 69 9 4761 207
20 3 62 9 3844 186
21 3 81 9 6561 243
22 5 73 25 5329 365
23 3 77 9 5929 231
JUM 77 1513 289 1019 5249
LAH 31

ITEM PERTANYAAN NO 2

NO X Y X2 Y2 XY
1 2 85 4 7225 170
2 3 73 9 5329 219
3 2 65 4 4225 130
4 3 63 9 3969 189
5 2 60 4 3600 120
6 2 49 4 2401 98
7 2 48 4 2304 96
8 1 42 1 1764 42
9 3 54 9 2916 162
10 3 60 9 3600 180
11 2 67 4 4489 134
12 2 63 4 3969 126
13 2 69 4 4761 138
14 2 73 4 5329 146
15 2 69 4 4761 138
16 1 67 1 4489 67
17 2 70 4 4900 140
18 2 74 4 5476 148
19 4 69 16 4761 276
20 1 62 1 3844 62
21 2 81 4 6561 162
22 2 73 4 5329 146
23 3 77 9 5929 231
JUMLA 50 151 120 10193 3220
H 3 1

XY
X
Y
∑¿
¿
¿
¿
∑ Y ¿2
¿
¿
Y 2−¿
n.∑ ¿
X ¿2 .¿
∑¿
X 2−¿
n.∑ ¿
¿
∑ ¿.¿
∑ ¿−¿
n¿
r hitung =¿
2
23.101931−(1513¿ )
¿
77 ¿2 . ¿
23.289−¿
¿
√¿
23 ( 5249 ) −( 77 ) .(1513)
¿ ¿

2344413−(2289169)
¿
( 6647 ) −( 5929 ) . ¿
√¿
120727−116501
¿ ¿

4226 4226 4226


¿ = =
√718.55244 √ 39665192 6298
XY
X
Y
∑¿
¿
¿
¿
∑ Y ¿2
¿
¿
2
Y −¿
n.∑ ¿
X ¿2 .¿
∑¿
X 2−¿
n.∑ ¿
¿
∑ ¿.¿
∑ ¿−¿
n¿
r hitung =¿

15113 ¿2
¿
23.101931−¿
2
50 ¿ . ¿
23.120−¿
¿
√¿
23 ( 3320 ) −( 50 ) .(15113)
¿
¿
2344413−(2289169)
¿
2760− ( 2500 ) . ¿
¿
√¿
76360−75650
¿
¿

710 710 710


¿ = =
√260.55244 √ 14363440 3789,9
2. Reliabilitas instrumen
Reliabilitas berarti hal tahan uji atau dapat dipercaya. Sebuah alat dipandang reliabel
atau tahan uji apabila memiliki konsistensi/keajengan hasil. Artinya apabila alat itu
diujikan kepada kelompok siswa pada waktu tertentu akan menghasilkan prestasi
yang hampir sama dengan itu dan dapat pula dicapai oleh kelompok siswa tersebut
setelah diuji ulang dengan alat yang sama pada waktu yang lain. Pengujian reliabilitas
instrumen angket dalam penelitian ini menggunakan metode alfha crombach dengan
rumus:
∑ si
r=
k
k−1( )( 1−
st )
Dimana: r = nilai reliabilitas
∑ si = jumlah varians skor tiap−tiapitem
s t =varians total

k = jumlah item

Langkah-langkah mencari nilai reliabilitas adalah sebagai berikut:

1. Menghitung varians skor tiap-tiap item yang valid dengan rumus:


∑ X ¿2
¿
¿N
¿
∑ 21−¿
X
s=¿
77 ¿ 2
¿
¿ 23
¿
289−¿
S1=¿
81 ¿2
¿
¿ 23
¿
313−¿
S 3=¿
63 ¿2
¿
¿ 23
¿
211−¿
S 4=¿
63 ¿ 2
¿
¿ 23
¿
205−¿
S 5=¿
72 ¿2
¿
¿ 23
¿
262−¿
S 6=¿
89 ¿2
¿
¿ 23
¿
351−¿
S 7=¿
86 ¿ 2
¿
¿ 23
¿
346−¿
S 8=¿
74 ¿ 2
¿
¿ 23
¿
270−¿
S 9=¿
82¿ 2
¿
¿ 23
¿
306−¿
S 10=¿
80 ¿2
¿
¿ 23
¿
302−¿
S 11=¿
90 ¿ 2
¿
¿ 23
¿
366−¿
S 12=¿
79 ¿2
¿
¿ 23
¿
291−¿
S13 =¿
95 ¿2
¿
¿ 23
¿
407−¿
S 14 =¿
61 ¿2
¿
¿ 23
¿
175−¿
S 16 =¿
61 ¿2
¿
¿ 23
¿
185−¿
S 17 =¿
63 ¿ 2
¿
¿ 23
¿
197−¿
S 18=¿
68 ¿ 2
¿
¿ 23
¿
220−¿
S 19=¿
97 ¿2
¿
¿ 23
¿
425−¿
S 20=¿
B. Pengumpulan dan Penyajian Data
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data. Untuk memperoleh data tentang korelasi antara metode
role playing dengan pemahaman siswa tentang aritmatika sosial di kelas VII
MTs NW Perian, maka diperlukan teknik atau metode yang terarah sehingga
dapat memberikan kesesuaian tujuan penelitian.
Peneliti mengumpulkan data dengan berbagai cara diantaranya, data
dikumpulkan dengan memberikan kepada siswa berupa angket dengan tujuan
untuk memperoleh data tentang pelaksanaan metode role playing sedangkan
tes yaitu tujuannya adalah untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa
tentang pokok bahasan aritmatika sosial, adapun bentuk tes tersebut berupa
multiple choice sebanyak 10 soal dengan option atau alternatif jawaban 4
(a,b,c dan d).
2. Penyajian Data
Dalam suatu penelitian, peran dan penyajian data sangat penting
artinya, karena penyajian data salah satu bukti bahwa kita telah
melakukan penelitian.
Untuk memperoleh data tentang korelasi antara metode role playing
dengan pemahaman siswa tentang aritmatika sosial di kelas VII MTs
NW Perian, sebelumnya peneliti telah mempersiapkan instrumen
angket.
C. Analisis Data
Dalam suatu penelitian, analisis data merupakan salah satu syarat
utama yang digunakan dalam mengelola data hasil penelitian, berikut
akan dipaparkan tentang analisis data dan hasil penelitian sebagai
berikut:
1. Analisis Korelasi
Analisis korelasi dilakukan untuk mengetahui kuat lemahnya
hubungan antara variabel yang dianalisis.menjawab hipotesa yang
menjadi latar belakang permasalahan penelitian ini adalah korelasi
metode role playing dengan pemahaman siswa tentang aritmatika
sosial di kelas VII MTs NW Perian dengan desain sebagai berikut:
X: Metode role r xy Y : Pemahaman siswa
playing

2. Uji hipotesis
Jika kembali pada tujuan penelitian, maka kajian empiris atau data
yang terkumpul akan menjawab pada permasalahan-permasalahan
yang menjadi hipotesa dalam penelitian ini yaitu:
a. Apakah ada korelasi antara metode role playing dengan
pemahaman siswa tentang aritmatika sosial di kelas VII MTs
NW Perian.
b. Seberapa besar korelasi antara metode role playing dengan
pemahaman siswa tentang aritmatika sosial di kelas VII MTs
NW Perian.
Adapun hal-hal yangharus ditempuh untuk dapat mengetahui
rumusan hipotesa tersebut adalah :
1. Membuat Ha dan Ho dalam bentuk kalimat
Ha : Ada korelasi antara metode role playing dengan
pemahaman siswa
Ho : tidak ada korelasi antara metode role playing dengan
pemahaman siswa
2. Membuat Ha dan Ho dalam statistik
Ha : r ≠ 0
Ho : r=0
D. Hasil Analisis
Dari hasil analisis data yang telah dilakukan diatas dapat dijelaskan
beberapa hal sebagai hasil dari analisis data tersebut yaitu sebagai
berikut:
1. Metode role playing sangat tepat digunakan pada
pelajaranmatematika terutama pada pokok bahasan aritmatika
sosial
2. Melalui pembelajaran role playing siswa belajar menggunakan
konsep peran, menyadari adanya peran-peran yang berbeda dan
memikirkan perilaku dirinya maupun perilaku orang lain
sehingga siswa dapat :
a. Siswa dapat menghayati dan menghargai perasaan orang
lain
b. Siswa dapat belajar bagaimana membagi tanggung jawab
c. Siswa dapat belajar mengambil keputusan dalam situasi
kelompok secara spontan
3. Besarnya korelasi antara variabel X (metode role playing)
terhadap variabel Y (tingkat pemahaman siswa) adalah 0,87,
sedangkan konstribusi variabel X terhadap variabel Y sebesar
76,38 % dan sisanya 23,62% ditentukan oleh variabel lain.
4. Hipotesa yang menyatakan bahwa ada korelasi antara role
playing dengan pemaham siswa tentang aritmatika sosial di
kelas VII MTs NW Perian adalah sangat kuat karena
berdasarkan perhitungan dan menghasilkan
t hitung lebih besar darit tabel atau 8,16>0,41 , maka Ho ditolak,
artinya ada korelasi yang sangat signifikan antara metode role
playing dengan pemahaman siswa tentang aritmatika sosial di
kelas VII MTs NWPerian.
BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. DESKRIPSI LOKASI DAN HASIL


Dalam deskripsi data ini akan diuraikan dan dianalisis mengenali
permasalahan dan hipotesa yang diajukan yakni tentang korelasi antara metode pole
playing dengan pemahan siswa tentang aritmetika soaial di kls VII MTs NW Perian,
yang didahului oleh analisis atau gambaran tentang keadaan lokasi penelitian dan data
yang diproleh dari hasil pengujian hipotesis beserta pembahasannya.
B. Pengujian Hipotesis
Untuk menjawab permasalahan tersebut maka digunakan analsis korelasi yaitu
rumus korelasi pearson product yang berguna untukmengetahui seberapa
besar sumbangan atau korelasi variabel X terhadap variabel Y.
Untuk memperoleh hasil tersebut maka hasil dari r 2 dikalikan dengan
seratus persen sehingga menghasilkan sebuah ukuran besarnya korelasi antara
role playing dengan pemahaman siswa yaitu 76,38 dan sisanya 23,62
dipengaruhi oleh variabellain. Sedangkan hipotesa yang menyatakan bahwa
ada korelasi antara metode role playing dengan pemahaman siswa tentang
aritmatika sosial dikelas VII MTs NW Perian adalah benar karena dasar
pengambilan keputusan yaitu dengan membandingakan nilai t hitung dengan
t tabel .
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengujian yang telah diuraikan,maka terbukti bahwa metode
pembelajaran role playing memiliki korelasi yang sangat kuat terhadap perkembangan
tingkat pemahaman siswa, uraian selengkapnya yaitu:

Dalam pendidikan dan pengajaran guru tidak hanya berperan sebagai


admisnistrator , demonstrator , pengelola kelas , mediator , fasilator , Supervisior dan
evaluator , tetapi ia juga sebagai motivator dan pembimbing.

Sebagai motivator , guru berperan untuk mendorong siswa agar giat belajar .
usaha ini dapat dilakukan oleh guru dengan memanfaatkan bentuk-bentuk motivasi
disekolah ataupun cara lainnya, yang penting apa yang dilakukan dapat
membangkitkan gairah belajar siswa agar tercapai suatu prestasi yang baik.

Dalam proses belajar mengajar diharapkan menjadi interaksi timbal balik


antara guru dan siswa maupun siswa dengan siswa. Dengan adanya interaksi yang
harmonis, proses belajar mengajar akan dapat berjalan dengan baik,siswa akan jauh
lebih memahami materi. Dua faktor utam yang mendukung berjalannya proses
pembelajaran adalah guru dansiswa. Disamping itu guru, guru harus dapat memilih
media pembelajaran yang tepat dalam menyampaikan materi. Soetopo berpendapat
bahwa “keberhasilan anak didik sangat ditentukan oleh model mengajar dan metode
yang diterapkan oleh guru”. Sehingga dari pernyataan tersebut setiap guru senantiasa
dihadapkan pada pertanyaan tentang metode-metode apa yang akan digunakan untuk
membantu siswa mempelajari konsep-konsep atau membantu mereka mencapai
tujuan-tujuan pengajaran yang telah ditetapkan.

BAB VI
PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan yang telah diuraikan
sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Metode role playing sangat tepat digunakan pada pelajaran
matematika terutama pada pokok bahasan aritmatika sosial.
2. Melalui pembelajaran role playing siswa belajar menggunakan konsep
peran, menyadari adanya peran-peran yang berbeda dan memikirkan
prilaku dirinya maupun orang lain sehingga siswa dapat:
a. Siswa dapat menghayati dan menghargai perasaan orang lain
b. Siswa dapat belajar bagaimana membagi tanggung jawab
c. Siswa dapat belajar mengambil keputusan dalam situasi kelompok
secara spontan
3. Besarnya korelasi antara variabel X (metode role playing) terhadap
variabel Y (tingkat pemahaman siswa) adalah 0,87, sedangkan
konstribusi variabel X terhadap variabel Y sebesar 76,38 % dan
sisanya 23,62% ditentukan oleh variabel lain.
4. Hipotesa yang menyatakan bahwa ada korelasi antara role playing
dengan pemaham siswa tentang aritmatika sosial di kelas VII MTs NW
Perian adalah sangat kuat karena berdasarkan perhitungan dan
menghasilkan t hitung lebih besar darit tabel atau 8,16>0,41 , maka Ho
ditolak, artinya ada korelasi yang sangat signifikan antara metode role
playing dengan pemahaman siswa tentang aritmatika sosial di kelas
VII MTs NWPerian.
B. Saran
Dari hasil penelitian yang dilakukan di MTs NWPerian maka perlu
diajukan saran-saran sebagai berikut:
1. Keadaan media pelajaran yang dimiliki oleh MTs NW Perian yang
dalam kategori sedang.
2. Proses belajar mengajar yang didukung media pelajaran akan lebih
mampu mengimbangi pengalaman belajar siswa dan hasil belajar
yang baik
3. Kinerja pendidik hendaknya disesuaikan dengan kualifikasi
pendidikannya.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul aziz Wahab. Metode dan Model-model Mengajar, Bandung: Alfabeta. 2009

Benny A Pribadi, model system pembelajaran. Jakarta: PT Dian Rakyat. 2010

J,J Hasibuan , Dip, Moedjiono, Proses, belajar mengajar, Bandung : PT remaja Rosdakarya
offset, 2008.

Margono, Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2005.


Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru
Algensindo,2011.

Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif. Bandung :


Alfabeta, 2010

Sugihartono dkk, Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : UNY Press, 2007

Suharsimi Arikonto, Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta, 2007

Sarwono, Matematika 1 Pemahaman dan Penerapan Konsep Matematika Untuk SMP dan
MTs kelas VII. Surakarta: CV Putra Nugraha, 2005

Anda mungkin juga menyukai