Anda di halaman 1dari 7

KERAJINAN BATIK

A. Pengertian Batik
Batik berasal dari bahasa jawa “amba” yang berarti menulis dan “titik”. Kata batik menuju
pada kain dengan corak yang dihasilkan oleh bahan-bahan malam (wax) yang
diaplikasikan keatas kain sehingga menahan masuknya bahan pewarna (dye) atau dalam
bahasa inggris “wax-resist dyeing”.
B. Jenis-jenis batik dan cara pembuatannya
1. Batik jumput
a. Istilah lain dari batik jumput adalah batik ikat, batik tritikan, batik celup ikat. Pada
dasarnya membuat ragam hias pada kain dengan cara mengikat sedikit/ sejumput
bagian kain dengan menggunakan tali/ karet, tali rafia sehingga bentuk ragam hias
berupa titik-titik berurutan (batik tritikan) untuk mendapatkan ragam hias ini dijelujur
dengan benang dan ditarik agar mengkerut. Dalam membuat motif perlu
direncanakan supaya dapat diciptakan dengan baik dan ini juga tergantung dari
cara mengikatnya.
b. Bahan dan alat yang diperlukan
1) Kain: kain katun putih, jenis primisima, polisima, santung
2) Pewarna:
- Zat warna naptol dan garam diazo (pewarna ini sebagai alternatif untuk
kegiatan praktik)
- Zat warna bejana (indigosol, sandogosol)
- Zat warna direct/langsung, sifatnya seperti cat, digunakan khusus untuk
coletan.
- Selain pewarna tersebut bisa menggunakan indantren atau juga wenter.
3) Perintang:
Tali rafia, karet gelang, benang kasur/sobekan tali rafia, jarum jahit
Biji-bijian, kerikil atau benda padat lain untuk diisikan sebelum diikat
4) Bahan lain
Air sebagai pelarut
TRO/Rinso bubuk sebagai pembasah, costic soda sebagai bahan formula I
bersama naptol
5) Alat-alat
Ember plastik, pengaduk, gayung, sarung tangan, jepitan, jemuran
c. Langkah-langkah pembuatan batik ikat
1) Perencanaan
Membuat desain: desain ragam hias direncanakan pada kertas, langkahnya
seperti merancang bahan, sehingga bentuk ragam hias/motif dapat seimbang
dengan luas kain.
2) Persiapan
- Membuat motif berupa rintangan-rintangan dengan cara mengikat,
menjahit/menjelujur sesuai dengan desain yang telah dibuat
- Membuat formula untuk melaksanakan proses:
• Formula I
Untuk tiap 1 meter kain:
Naptol: 3gr, TRO/rinso: 4,5gr, costic soda: 3gr
Bahan tersebut diseduh air mendidih (100°C sebanyak ¼ liter sambil
diaduk hingga bening, kemudian ditambah air dingin ¾ liter, sehingga
jumlah larutan ini menjadi 1 liter.
• Formula II
Garam diaso: 6gr dilarutkan dengan air dingin 1 liter yang dituangkan
sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai garam diaso larut benar.
3) Pelaksanaan/Proses
- Kain yang sudah dirintang dimasukkan dalam air, diremas-remas agar
basah merata, diperas/ditiriskan
- Setelah tidak menetes lagi dimasukkan dalam formulaI dan diaduk-aduk
dibiarkan 5 menit, lalu ditiriskan
- Setelah tidak menetes lagi masukkan kedalam formula II, diaduk dan
direndam 5 menit. Disini warna akan muncul
- Langsung dicuci dan dibilas sampai bersih, lalu diangin-anginkan dan
dibuka rintangannya. Setelah hampir kering disetrika
- Kalau warna yang diinginkan kurang mantap/kurang rata, proses dapat
diulang seperti semula dua sampai tiga kali lagi, baru dicuci dan dibilas.
Arah warna
• Jenis naptol
Sama sifat, menunjuk/mengarah pada warna garam diaso; kecuali bila
dipertemukan dengan garam kuning, akan cenderung ke warna oranye,
dengan garam black akan cenderung ke warna kayu
• Jenis garam diaso
- Yellow
- Oranye
- Red
- Violet
- Black
- Blue
Semakin ke bawah jenis garam diaso yang diapakai, akan cenderung
ke warna coklat.
• Jenis naptol lain
- ASG : bersifat mengarah pada warna kuning emas bila
dipertemukan dengan garam diaso violet
- ASLB : bersifat mengarah ke warna coklat
- ASGR : bersifat mengarah ke warna hijau bila dipertemukan
dengan garam diaso blue.
Tetapi bila dipertemukan dengan garam diaso lain akan mengarah
ke warna kelabu/abu-abu (grey)

2. Batik cap
a. Batik cap terbuat dari kayu. Pola pada kayu diukir dan dibentuk seperti stempel
sama halnya dengan cap tembaga. Batik menggunakan cap kayu dapat
dibedakan dari cap tembaga karena kayu tidak menghantarkan panas. Hasil
pengecapan terbentuk memiliki kekhasan sendiri dan terdapat warna yang
meresap pada batik karena titik yang menempel terlalu tipis sehingga terlihat
gradasi warna pada pola antar pinggir motif dan tengahnya.
b. Bahan dan alat pembuatan batik cap
Bahan : mori, malam, pewarna alami/kimia
Alat : kompor, canting, tempol, glogor, kerekan, dandang, gawangan, kuas,
mangkok, meja yang dilapisi busa, kertas dan sak semen, plastik
c. Proses
1) Siapkan kain mori, bentangkan di atas meja cap
2) Tentukan motif yang akan dipilih dengan memilih canting cap, misalkan
bentuk bunga atau lurik
3) Panaskan malam dalam tempat yang disebut ender
4) Setelah malam cukup panas dan siap untuk di cap di atas kain, ambil canting
cap agak dikibaskan agar tidak terlalu banyak malam yang tersimpan
sehingga tidak meleber. Mulai mencap di atas kain
5) Setelah proses mencap batik selesai, proses selanjutnya adalah pencelupan.
Pencelupan adalah proses pemblokan atau merendam dalam pewarna.
Untuk memberikan warna pada background. Dalam proses ini alat yang
diperlukan adalah glogor dan kerekan. Sebelum mencelup, kain batik
direndam dalam air yang beisi campuran tapol yang berfungsi sebagai
penghilang serat kanji. Pewarna yang digunakan bisa menggunakan pewarna
alami maupun buatan atau kimia. Pewarna alami bisa diperoleh melalui umbi-
umbian, daun, buah, dsb. Sedangkan pewarna kimia diperoleh dari napol dan
garam diasol. Prosesnya yaitu napol dilarutkan dalam sedikit air panas
kemudian dicampur dengan air dingin yang selanjutnya diletakkan dalam
kerekan dan masukkan kain batik. Selanjutnya tindih dengan glogor yaitu
kayu berbentuk tabung panjang yang berfungsi sebagai pemberat pada saat
mengerek. Setelah itu diangin-anginkan
6) Setelah proses pencelupan, dilanjutkan dengan proses menghilangkan
malam yang disebut nglorod. Setelah jadi, maka kain yang tadinya tertutup
malam akan berwarna putih. Dalam proses ini memerlukan alat seperti
kompor, dandang atau kuali besar yang berisi air panas ditambahkan dengan
soda as yang berfungsi untuk menghilangkan malam lebih cepat. Dalam
proses produksi, biasanya proses nglorod dilakukan berulang kali agar
malam benar-benar hilang dan apabila tidak biasanya dikerok menggunakan
pisau tumpul. Setelah itu dikeringkan dibawah sinar matahari.

3. Batik tulis
a. Batik tulis adalah suatu teknik melukis di atas kain dengan menggunakan peralatan
seperti canting, gawangan (merupakan rangka bambu untuk membentangkan
kain), wajan (tempat untuk meletakkan malam), anglo (tempat pengapian arang),
tepos (kipas)dang dingklik (tempat duduk).
Karena proses yang panjang sehingga merupakan batik mahal. Biasanya batik
dibuat untuk membuat permintaan pasar segmen menengah ke atas dan untuk
keperluan ekspor.
b. Bahan dan alat pembuatan batik tulis
Bahan : kain mori, malam, pewarna (alami/kimia)
Alat : alat tulis, paku/ jarum (sebagai pemberat), wajan, kompor, canting,
tepol, glogor, kerekan, dandang, gawangan, kuas mangkok
c. Proses
- Nyungging
Merupakan proses awal dalam proses pembuatan batk, yaitu membuat pola
pada kertas. Biasanya kertas yang digunakan adalah kertas wajik. Keahlian
dalam menggammbar sangat diperlukan dalam proses ini.
- Njaplak
Adalah proses kedua setelah tahap penyunggian, yaitu memindahkan pola dari
kertas ke dalam kain batik atau mori. Caranya dengan membentangkan kain
yang akan dibatik di atas kertas yang berpola, kemudian diberi penjepit agar
kertas tidak geser bisa menggunakan jarum ataupun pemberat seperti batu.
- Nglowong
Adalah proses melekatkan malam atau lilin ke kain setelah njaplak. Proses ini
sudaah menggunakan malam atau lilin. Alat yang dibutuhkan adalah canting,
kompor, wajan, lilin atau malam.
- Ngiseni
Adalah proses memberikan isian pada klowongan, biasanya berupa lurik
ataupun titik. Dalam proses ini dibutuhkan ketelitian dan kreativitas dari
seorang pembatik.
- Mopok
Tahap ini adalah proses menutup bagian background dengan malam supaya
pada saat pemberian warna dalam motif, warna tidak meleber. Canting yang
digunakan memiliki diameter yang cukup besar dan diberikan seperti kuas
pada ujung lubang canting yang berfungsi agar malam melebernya lebih halus.
Atau bisa juga menggunakan kuas.
- Nyolet
Merupakan proses pemberian warna pada motif tertentu dengan menggunakan
kuas. Biasanya warna yang digunakan adlah merah, kuning, hijau, biru, dll. Alat
yang diperlukan adalah wadah seperti mangkuk untuk menampung pewarna,
kemudian kuas untuk menyolet. Setelah di colet, maka kain tadi diangin-
anginkan agar warna kering dengan sempurna +/- sehari semalam.
- Nglorod
Adalah proses menghilangkan malam popokan. Setelah jadi maka kain yang
tadinya tertutup malam akan berwarna putih. Dalam proses ini memerlukan alat
seperti kompor, dandang atau kuali besar yang berisis air panas ditambahkan
dengan soda as yang berfungsi untuk menghilangkan malam lebih cepat.
Dalam proses produksi, biasanya proses nglorod dilakukan berulang kali agar
malam benar-benar hilang dan apabila tidak biasanya dikerok menggunakan
pisau tumpul
- Nanahi
Proses ini memberikan isian pada bagian luar motif, hal ini bertujuan untuk
memenuhi kain batik agar tidak lowong.
- Mopok
Mopok pada bagian atau proses kali ini berbeda dengan mopok sebelumnya.
Dalam proses ini bagian motif yang berwarna yang ditutup dengan malam.
Berfungsi agar pada saat memberikan wana pada background motifnya tidak
kena.
- Nyelup
Nyelup adalah proses pemblokan atau merendam dalam pewarna. Untuk
memberikan warna pada background, dalam proses ini alat yang diperlukan
adalah glogor dan kerekan. Sebelum mencelup, kain batik direndam dalam air
yang berisi campuran tapol yang berfungsi sebagai penghilang serat kanji.
Pewarna yang digunakan bisa menggunakan pewarna alami mauapun buatan
atau kimia. Pewarna alami bisa diperoleh dari umbi-umbian, daun, buah, dsb.
Sedangkan pewarna kimia diperoleh dar napol dan garam diasol. Prosesnya
yaitu napol dilarutkan dalam sedikit air panas dan kemudian dicampur dengan
air dingin yang selanjutnya diletakkan dalam kerekan dan masukkan kain batik.
Selanjutnya tindih dengan glogor yaitu kayu berbentuk tabung panjang yang
berfungsi sebagai pemberatpada saat mengerek.
- Nglorod

4. Batik Print
Batik print merupakan salah satu jenis batik yang baru muncul. Tidak diketahui pasti
kapan dimulai tetapi kini menjadi produksi batik dengan jumlah yang paling banyak
dibanding batik cap atau tulis. Teknik pembuatan batik print relatif sama dengan
produksi sablon, yaitu menggunakan klise (kassa) untuk mencetak motif diatas kain.
Proses pewarnaan sama dengan proses tekstil biasa yaitu dengan menggunakan
pasta yang telah dicampur dengan pewarnaa sesuai keinginan. Kemudian diprintkan
sesuai motif yang telah dibuat.
Jenis batik ini dapat diproduksi dalam jumlah besar karena tidak melalui proses
penempelan lilin dan pencelupan sepeti batik. Oleh karena itu batik print merupakan
salah satu jenis batik yang fenomenal kemunculannya yang mana pengrajin batik
karena dianggap merusak tatanan seni batik sehingga orang menyebut kain bermotif
batik.
C. Macam-macam pewarna batik
Pewarna dapat dibedakan menjadi 2 yaitu pewarna alam dan pewarna buatan/kimia.
1. Pewarna alam
Terbagi menjadi :
• Akar = kunyit, temu ireng, temu lawak, wortel
• Daun = Daun pepaya, daun jati
• Kulit = Tingi, jalawe, secang
• Buah = mahoni, jeruk jambu biji, buah naga, juwet, manggis, strawberry,
mengkudu, rosela merah dan ungu
2. Pewarna buatan
• Naptol
Sama sifat, menunjuk/mengarah pada warna garam diaso; kecuali bila
dipertemukan dengan garam kuning, akan cenderung ke warna oranye, dengan
garam black akan cenderung ke warna kayu
• Garam Diaso
- Yellow
- Oranye
- Red
- Violet
- Black
- Blue
Semakin ke bawah jenis garam diaso yang diapakai, akan cenderung ke warna
coklat.
• Jenis naptol lain
- ASG : bersifat mengarah pada warna kuning emas bila dipertemukan
dengan garam diaso violet
- ASLB : bersifat mengarah ke warna coklat
- ASGR : bersifat mengarah ke warna hijau bila dipertemukan dengan
garam diaso blue.
Tetapi bila dipertemukan dengan garam diaso lain akan mengarah ke warna
kelabu/abu-abu (grey)
D. Ragam motif batik
Beragam motif Batik dan Maknanya:
1. Kawung
Kain ini dipakai oleh Raja dan keluarga dekatnya sebagai lambang keadilan dan
keperkasaan . Empat bulatan dengan sebuah titik pusat melambangkan Raja
didampingi pembantunya.

2. Sido Mukti
Dipakai oleh pengantin dalam upacara pernikahan. Sido berarti terus-menerus, Mukti
berarti kecukupan dan penuh kebahagiaan. Diharapkan pengantin yang memakai
batik ini kelak akan bahagia dan sejahtera
3. Truntum
Kain ini dipakai oleh orang tua pengantin dalam upacara pernikahan. Truntum berarti
menuntun. Diharapkan si pemakai / orang tua mempelai mampu memberikan
petunjuk dan contoh kepada putra putrinya untuk memasuki kehidupan baru
berumah tangga yang penuh lika-liku.

4. Parang
Parang berarti senjata,menggambarkan kekuasaan, kekuatan dan kecepatan gerak

5. Ciptoning
Diharapkan pemakainya menjadi orang bijak, mampu memberikan petunjuk tentang
keluhuran budi dan jalan yang benar untuk mengharapkan Yang Maha Kuasa

6. Sido Mulyo Semen


Sido berarti terus menerus , sedangkan Mulyo berarti kecukupan dan kemakmuran.
Diharapkan yang memakai batik ini diberikan kecukupan dan kemakmuran

7. Sawat
Motif berbentuk sayap, hanya dikenakan oleh raja dan putra raja yang mendakan
suatu kebesaran atau kekuasaan.
8. Slobong
Bermakna lancar dan longgar. Motif ini digunakan untuk melayat dan bermakna
harapan agar arwah orang yang meninggal dunia dapat dengan lancar menghadap
kepada Tuhan dan diterima di sisiNya.

Silahkan Anda pelajari sebagai bekal untuk kegiatan praktik dan menambah
pengetauhuan tentang batik.

Anda mungkin juga menyukai