A. Kain Mori
Kain mori adalah kain yang berasal dari bahan kapas dan telah mengalami
proses pemutihan dan merupakan kain katun yang memiliki bermacam
kualitas.
3. Kain Santyu
Katun santyu memiliki kualitas sedang/menengah karena harganya yang
lebih terjangkau banyak batik yang dibuat dengan kain santyu. Lebar kain
santyu biasanya lebih dari 110cm kadang ada yang 115cm tergantung
merk dan proses ketelannya.
4. Kain Samforis
Kain ini merupakan jenis baru yang digunakan untuk membatik, belum
terlalu banyak beredar di pasaran, kualitasnya sedikit lebih bagus
dibandingkan katun santyu.
5. Katun Sada
Merupakan katun dengan kualitas terendah dengan tekstur kasar dan
tipis, Jika digunakan untuk bahan pakaian atasan maka akan terasa
panas.
6. Kain Sutra
Kain sutra adalah kain dengan kualitas tinggi. Terbuat dari benang-
benang yang dihasilkan serat filament dari ulat sutra. Keistimewaan kain
ini adalah sangat nyaman dikenakan dengan teksturnya yang begitu
halus dan lembut. Tak pelak kain-kain atau pakaian batik yang
menggunakan kain sutera dibandrol dengan harga yang cukup tinggi.
7. Kain Dobi
Kain dobi atau Dobby Fabricdapat adalah jenis kain yang sering
digunakan pada pembuatan batik. Kain ini memiliki tekstur halus, bahkan
ada yang menyebutnya setengah sutra. Meskipun kelembutannya tak
sebaik kain sutra, namun kain dobi masih termasuk kualitas menengah ke
atas.
B. Lilin malam
Malam untuk membatik bersifat cepat menyerap pada kain tetapi dapat
dengan mudah lepas ketika proses pelorotan.
Lilin malam dalam proses pembuatan batik tulis berfungsi untuk
menahan warna agar tidak masuk ke dalam serat kain di bagian yang tidak
dikehendaki. Sedangkan bagian yang akan diwarnai dibiarkan tidak ditutupi
lilin.
2. Malam Klowong
Fungsinya untuk menutupi ragam hias dan desain batik yang dilakukan
secara rengrengan dan nerusi (bolak balik di kedua sisi kain), kerangka
morif yang menggunakan lilin ini adalah isen isen seperti cecek, sawut, dll.
Ciri-cirinya : mudah encer dan mudah
membeku, dapat membuat garis motif yang tajam, mudah dilorod dan tidak
meninggalkan bekas ketika dilorod, lilin ini mudah hancur jika salah
memberikan perlakuan pada kain berwarna kuning pucat.
3. Lilin Tutupan
Fungsinya untuk menutupi warna motif tertentu yang dipertahankan pada
kain setelah dicelup atau dicolet, berwarna lebih coklat. Ciri-ciri : mudah cair
dan membeku mudah dilorot, daya lekat cukup kuat, tidah tahan terhadap
alkali.
C. Pewarna Batik
Zat pewarna batik terbuat dari bahan alam maupun bahan sintetis (buatan).
a. Warna alami
Warna alam terbuat dari daun-daunan, umbi, akar, kulit kayu. Contoh
warna alam diantaranya adalah : kulit kayu mahoni, jelawe, secang,
tegeran, kayu nangka, hingga bahan jamu, pohon nila, dan daun tom.
Ps: kunyit, secang, kayu tangeran.
b. Warna sintetis
Warna sintetis terbuat dari bahan kimia. Warna sintetis
yang biasa digunakan untuk pembuatan batik antara lain Zat warna
indigosol, Zat warna Naphtol, warna rapide, zat warna reaktif.
a. Indigosol
o Zat warna indigosol biasa digunakan untuk menghasilkan warna-
warna yang
o lembut pada kain batik dipakai dengan teknik celup maupun colet
(kuas).
o Proses penggunaan zat warna indigosol juga hamper sama dengan
penggunaan Naphtol.
o Pencelupan dibutuhkan dua kali proses.
o Proses pertama sebagai pencelupan dasar dan yang kedua untuk
membangkitkan warna.
o Warna akan dapat muncul sesuai yang diharapkan setelah
memasukkan kain
o yang telah diberi indigosol ke dalam larutan asam sulfat atau asam
florida (HCI atau H2SO4) ataupun Natrium Nitrit (NaNO2)
b. Napthol
o Zat pewarna sintetis ini digunakan dalam proses pewarnaan
dengan teknik celup.
o Terdiri dari dua bagian yang memiliki fungsi berbeda yakni naphtol
dasar dan pembangkit warna.
o Naphtol dasar (penaphtolan) biasanya digunakan pertama kali
dalam proses
o pewarnaan, pada pencelupan pertama ini warna belum nampak
dalam kain, untuk membangkitkan warna dalam kain dibutuhkan
larutan garam diazonium sehingga akan memunculkan warna
sesuai yang diinginkan.
o Dalam pewarnaan batik zat ini digunakan untuk mendapatkan
warna-warna tua/dop dan hanya dipakai secara pencelupan.
o Secara teknis Naphtol tidak bisa larut dalam air, untuk
melarutkannya biasanya para perajin menggunakan zat lain seperti
kostik soda.
c. Rapid
o Merupakan salah satu zat warna yang biasa dipakai untuk
membatik dengan teknik colet. Terdiri dari campuran naphtol dan
garam diazonium yang distabilkan. Untuk membangkitkan warna
biasanya digunakan asam sulfat atau asam cuka.
d. Remasol
o Merupakan zat warna sintetis yang biasa digunakan pada teknik
pewarnaan batik dengan teknik colet maupun teknik celup.
o Memiliki sifat yang mudah larut dalam air.
o Mempunyai warna yang brilliant dengan ketahanan luntur yang
baik.
o Serta memiliki daya afinitas yang rendah.
1. Caustic soda atau soda api digunakan untuk mengetel mori atau
melarutkan lilin batik.
2. Soda Abu atau Na2CO3, digunakan untuk campuran mengetel
(mencuci), untuk membuat alkali pada air lorodan (proses pengelupasan
lilin) dan untuk menjadi obat pembantu pada celupan cat indigosol.
3. Turkish Red Oil digunakan untuk membantu melarutkan cat batik atau
sebagai obat pembasah untuk mencuci kain yang akan di cap.
4. Teepol digunakan sebagai obat pembasah, misalnya untuk mencuci kain
sebelum di cap.
5. Asam Chlorida atau air keras digunakan untuk membangkitkan warna
indigosol atau untuk menghilangkan kanji mori.
6. Asam sulfat atau asam keras digunakan untuk membangkitkan warna
indigosol.
7. Tawas digunakan sebagai kancingan atau fixer pewarna tumbuhan.
8. Kapur digunakan untuk melarutkan cairan indigo.
9. Obat ijo atau air ijo digunakan agar pewarna mempunyai ketahanan
pada proses pengelupasan lilin.
10.Minyak kacang digunakan untuk mengetel (mencuci) mori sehingga
mori menjadi lemas dan naik daya serapnya.
A. Peralatan membatik
1. Gawangan
Gawangan adalah perkakas untuk menyangkutkan dan membentangkan
mori sewaktu dibatik. Gawangan harus dibuat dari bahan kayu, atau
bambu. Gawangan harus dibuat sedemikian rupa, sehingga mudah
dipindah-pindah, tetapi harus kuat dan ringan.
2. Bandul
Bandul dibuat dari timah, kayu, atau batu yang dikantongi. Fungsi pokok
bandul adalah menahan mori yang sedang dibatik agar tidak mudah
tergeser tertiup angin, atau tarikan si pembatik secara tidak sengaja.
3. Canting
Canting adalah alat yang dipakai untuk memindahkan atau mengambil
cairan. Canting berbentuk semacam pena, yang diisi lilin malam cair sebagai
tintanya.
Bentuk canting beraneka ragam, dari yang berujung satu hingga beberapa
ujung. Canting yang memiliki beberapa ujung berfungsi untuk membuat
titik dalam sekali sentuhan. Sedangkan canting yang berujung satu
berfungsi untuk membuat garis, lekukan dan sebagainya.
a. Canting terdiri dari tiga bagian yaitu :
1. Pegangan canting terbuat dari babu (gagang)
2. Terdapat mangkuk sebagai tempat lilin malam (nyamplung)
3. Ujung yang berlubang sebagi ujung pena tempat keluarnya lilin
malam (cucuk/carat).
b. Jenis canting
a. Berdasarkan fungsinya dibedakan :
1. Canting reng-rengan (untuk membuat desain awal).
2. Canting isen (untuk mengisi bidang yang sudah dibuat polanya.
4. Wajan
Wajan ialah perkakas yang digunakan untuk mencairkan “malam”. Wajan
dibuat dari logam baja, atau tanah liat. Wajan berfungsi untuk menampung
lilin cair yang telah dipanaskan.
5. Kompor
Kompor adalah alat untuk membuat api untuk memanaskan lilin malam,
Kompor yang biasa digunakan adalah kompor dengan bahan bakar
minyak.
6. Saringan “malam”
Saringan ialah alat untuk menyaring “malam” panas yang banyak
kotorannya. Sehingga tidak mengganggu jalannya “malam” pada cucuk
canting sewaktu dipergunakan untuk membatik.
7. Taplak
Taplak ialah kain untuk menutup paha si pembantik supaya tidak kena
tetesan “malam” panas sewaktu canting ditiup, atau waktu membatik.
8. Sarung tangan
Digunakan untuk pelindung tangan pada saat proses pewarnaan.
9. Dandang besar
Digunakan untuk mencelup kain yang telah selesai dibatik dalam proses
pewarnaan dan pelarutan lilin.
10.Sterika
Digunakan untuk menghilangkan sisa lilin yang masih menempel denagn
cara menyetrika kain batik dengan kertas Koran diatasnya sehingga lilin
akan menempel ke kertas.
11.Dingklek
Dingklik digunakan pembuat batik untuk duduk saat mencanting motif
pada kain.
B. Pola Hias
Pola ialah suatu motif batik dalam mori ukuran tertentu sebagai contoh motif
batik yang akan di buat. Ukuran pola ada dua macam. Pola A ialah pola yang
panjangnya selebar mori. Pola B ialah pola yang panjangnya sepertiga mori, atau
sepertiga panjang pola A. Gambar-gambar yang digunakan dalam membatik
biasanya menggunakan ragam hias.
Untuk karya seni batik tradisional selalu menggunakan ragam hias tertentu yang
telah lama diterapkan secara turun temurun sejak jaman dulu. Ragam hias
tersebut mempunyai makna atau simbolik tertentu. Namun saat ini sudah banyak
dijumpai eagam hias batik dengan pola kreasi yang lebih bebas.
Pola Hias
Merupakan unsur dasar yang dapat dipergunakan sebagai pedoman dalam
mendesain sebuah hiasan. Motif Hias Merupakan pokok pikiran dan bentuk dasar
dalam ragam hias, meliputi bentuk manusia, alam, tumbuhan dan hewan.
Ragam Hias
Adalah bentuk susunan pola hias dari satu atau lebih motif hias dengan kaidah
estetik tertentu sehingga menghasilkan bentuk yang indah.