Anda di halaman 1dari 41

BATIK

•RACHMA KUMALASARI (10.5/21)

•RR.PUTRI ARUM SHOLEKHATI (10.5/22)


1. ALAT DAN BAHAN BATIK
A. ALAT
1. CANTING
Canting Dapat Dibedakan Ke Beberapa Jenis Menurut fungsi:
 CANTING RENG-RENGAN

Canting reng-rengan dipergunakan untuk membatik reng-rengan. Reng-


rengan (ngengrengan) adalah gambar pertama sesuai dengan pola
sebelum hal itu dilakukan lebih lanjut. Orang yang membuat batik reng-
rengan disebut ngengreng. Pola ini adalah gambar yang digunakan
sebagai sampel model. Reng-rengan berarti kerangka. Biasanya canting
reng-rengan dipergunakan khusus untuk membuat kerangka pola
tersebut, Batik dari hasil pengambilan sampel dari kerangka pola batik
atau bersama-sama dengan konten yang disebut Polan. Canting reng-
rengan memiliki ujung tunggal dan menengah.
 CANTING ISEN

Canting isen ini canting untuk membuat


konten, atau untuk mengisi Polan. Canting isen
memiliki ujung kecil baik tunggal atau ganda
Menurut jumlah karat (tip)
Canting dapat dibedakan menjadi:
• Canting-cecekan.

Canting cecekan memiliki satu tip, kecil, dan


digunakan untuk membuat titik-titik kecil (Jawa:
cecek). Seseorang yang membuat titik-titik
dengan menggunakan canting cecekan disebut
"nyeceki". Selain untuk membuat titik-titik kecil
untuk konten, canting cecekan juga digunakan
untuk membuat garis kecil.
• Canting-Loron.

Loron berasal dari kata loro yang berarti dua.


Canting ini memiliki tips ganda, atas dan
bawah untuk membuat garis ganda
• Canting telon

Telon adalah dari kata tiga. Ada tiga tips


dengan bentuk segitiga. Jika telon canting
digunakan untuk membatik, sehingga akan
terlihat segitiga yang terbentuk dari tiga titik
sebagai konten
• Canting Prapatan

Prapatan dari kata empat. Jadi canting ini


memiliki empat tips, digunakan untuk
membuat empat titik membentuk persegi
sebagai konten
• Canting-liman

Liman berarti lima. Canting ini memiliki lima


tips untuk membuat sebuah persegi panjang
kecil yang terbuat dari empat baris dan satu
titik di tengah.
• Canting-byok

Byok Canting ini canting yang memiliki tujuh tips atau lebih,
digunakan untuk membentuk lingkaran kecil yang berisi
titik-titik, sebuah titik atau lebih, sesuai dengan jumlah
tips, atau seberapa kecil atau besar lingkaran adalah.
Canting byok biasanya memiliki tips aneh.
Canting renteng atau-galaran galaran berasal dari kata
galar, tempat tidur terbuat dari bambu yang dibentuk
horizontal. Renteng adalah serangkaian hal dalam baris;
cara untuk mengatur adalah dengan pricking.Canting
galaran atau renteng selalu memiliki bahkan tips; empat
tips atau lebih: maksimal enam tips, diatur dari bawah
dan atas.
2. Gawangan
Gawangan terbuat dari kayu atau bamboo
yang mudah dipindah-pindahkan dan kokoh.
Fungsi gawangan ini untuk menggantungkan
serta membentangkan kain mori sewaktu akan
dibatik dengan menggunakan canting
3. Kompor / Anglo

Anglo dibuat dari tanah liat, atau bahan lain. Anglo


ialah alat perapian sebagai pemanas “malam”.
Kompor dibuat dari Besi dengan diberi sumbu..
Apabila mempergunakan anglo, maka bahan untuk
membuat api ialah arang kayu. Jika mempergunakan
kayu bakar anglo diganti dengan keren ; keren inilah
yang banyak dipergunakan orang di desa-desa.
Keren pada prinsipnya sama dengan anglo, tetapi
tidak bertingkat.
4. Wajan

Wajan ialah perkakas untuk mencairkan “malam”


(lilin untuk membatik). Wajan dibuat dari logam
baja, atau tanah liat. Wajan sebaiknya bertangkai
supaya mudah diangkat dan diturunkan dari
perapian tanpa mempergunakan alat lain. Oleh
karena itu wajan yang dibuat dari tanah liat lebih
baik daripada yang dari logam karena tangkainya
tidak mudah panas. Tetapi wajan tanah liat agak
lambat memanaskan “malam”.
5. Kuas

Kuas di gunakan untuk me nge ‘’block’’ pola


yang akan diberi warna, sebagai pengganti
kuas dapat juga menggunakan canting yang
mempunyai cucuk besar.
6. Ember

Ember berfungsi sebagai alat untuk


mencelupkan kain warna saat akan di beri
warna, ember juga dapat di gunakan untuk
melorot malam pada kain mori
7. Kain Mori

Mori adalah bahan baku batik dari katun. Kwalitet mori bermacam-
macam, dan jenisnya sangat menentukan baik buruknya kain batik yang
dihasilkan.
Mori yang dibutuhkan sesuai dengan panjang pendeknya kain yang
dikehendaki. Ukuran panjang pendeknya mori biasanya tidak menurut
standar yang pasti
Spesifikasi harga kain mori berdasarkan kualitas : kw 1 = Rp90.000,00
kw 2 = Rp60.000,00
kw 3 = Rp30.000,00
• Jenis- jenis kain mori beserta tingkatannya
 Mori Primissima, termasuk jenis kain mori yang
paling tinggi kualitasnya dengan spesifikasi halus
nomor benangnya, tebal benangnya tinggi,
konstruksi anyaman rapat sehingga pegangan
kainnya halus dan padat. Namun demikian
kemampuan daya serap kurang. Sehingga untuk
meningkatkan daya serap, saat ini telah
diproduksi mori primissima mercerized maupun
sanforized. Di pasaran antara lain dapat
ditemukan dengan merek dagang Kereta
Kencana, Crown, Bendera.
 Mori Prima, merupakan mori kualitas sedang
dengan spesifikasi nomor benang sedikit lebih
kasar, tebal benang lebih rendah. Saat ini juga
telah diproduksi mori prima mercerized
dengan merek dagang antara lain Bendera,
Gong, Kupu, Ayam Mas, Menjangan.
 Mori Biru, merupakan mori kualitas rendah
dengan spesifikasi nomor benang, tebal
benang dan pegangan kain lebih kasar.
Dipasaran dapat dijumpai antara lain dengan
merek dagang Cendrawasih, Nanas, Garuda
Dunia.
 Mori Voalisima, kualitasnya sama dengan mori
primissima hanya tebal benangnya lebih
rendah.
 Berkolin, kualitasnya sama dengan mori
primissima dan telah diproses mercerized. Di
pasaran dapat ditemukan dengan lebar 90 cm
dan 115 cm. Biasanya digunakan untuk
membuat batik lukis.
B. Bahan
1. Malam

Malam Batik atau Lilin Batik adalah bahan yang digunakan untuk membuat
batik. Merupakan komponen utama dalam kerajinan batik. Baik itu
digunakan untuk Kain Batik maupun Batik Kayu . Malam Batik memiliki
warna kuning kecoklatan dan akan meleleh kira-kira pada suhu 59
derajat celcius. Malam Batik terbuat dari beberapa komposisi campuran
dan bukan dari 1 jenis lilin saja. Karena, kebanyakan orang mengira
bahwa Malam Batik itu hanya 1 jenis lilin.
Spesifikasi harga malam berdasarkan kualitas :
kw 1 = Rp50.000,00
Kw2 = Rp40.000,00
Kw3 = Rp20.000,00
• Jenis-jenis malam
 Malam Klowong
Yaitu Malam yang digunakan untuk nglowongi
atau dalam bahasa Indonesia disebut
pelekatan pertama malam pada motif yang
sudah dibuat atau mempertegas pola yang
sudah ada.
 Malam Tembok
Yaitu Malam yang digunakan untuk nemboki
atau dalam bahas Indonesia bisa disebut
dengan menutup bidang yang relatif luas agar
tidak terkena warna pada proses pencelupan.
Malam untuk nembok biasanya lebih kuat
melekat pada bidang.
 Malam Bironi
Yaitu Malam yang digunakan untuk menutupi
warna biru serta isen-sen (yang telah dibuat
pada proses Mbathik) yang biasanya tampak
berupa cecek atau titik.
2. Pewarna

Pewarna batik berfungsi untuk memberi


warna pada kain batik agar terlihat lebih
menarik dan indah jika di pakai.
Pewarna batik dapat di bedakan menjadi 2,
yaitu pewarna alami dan pewarna sintetis.
a. Pewarna Alami

Pewarna alami dibagi menjadi 6 yaitu :


 Indigo (Indigofera tinctoria) tanaman perdu yang menghasilkan warna
biru. Bagian tanaman yang diambil adalah daun/ranting.
 Kelapa (Cocos nucifera) bagian yang dijadikan bahan pewarna adalah
kulit luar buah yang berserabut (sabut kelapa). Warna yang dihasilkan
adalah krem kecoklatan.
 Teh (Camelia sinensis) bagian yang diolah menjadi pewarna adalah daun
yang telah tua, dan warna yang dihasilkan adalah cokelat.
 Secang (Caesaslpinia Sapapan Lin) jenis tanaman keras yang diambil
bagian kayu, untuk menghasilkan warna merah. Warna merah adalah
hasil oksidasi, setelah sebelumnya dalam pencelupan berwarna kuning.
 Kunyit (Curcuma domestica val) Bagian tanaman yang diambil adalah
rimpang, umbi akar, yang menghasilkan warna kuning.
 Bawang Merah (Allium ascalonicium L) Bagian bawang merah yang
digunakan sebagai bahan pewarna adalah kulit dan menghasilkan warna
jingga kecoklatan.
b. Pewarna sintetis
Pewarna sintetis dibagi menjadi 3 , yaitu :
 Zat warna naphtol
Zat warna naptol terdiri dari komponen naptol sebagai komponen dasar
dan komponen pembangkit warna yaitu garam diazonium atau disebut
garam naptol
 Zat warna indigosol
Zat warna Indigosol atau Bejana Larut adalah zat warna yang ketahanan
lunturnya baik, berwarna rata dan cerah.
 Zat warna rapid
zat warna rapid biasa dipakai untuk coletan jenis rapid fast. Zat warna ini
adalah campuran komponen naphtol dan garam diazonium yang
distabilkan, biasanya paling banyak dipakai rapid merah, karena
warnanya cerah dan tidak ditemui di kelompok indigosol. Untuk
membangkitkan warna difixasi dengan asam sulfat atau asam cuka.
Dalam pewarnaan batik, zat warna rapid hanya dipakai untuk pewarnaan
secara coletan.
3. Minyak tanah.

Minyak tanah dapat di gunakan sebagai


bahan untuk menghidupkan kompor, karna
kompor yang di gunakan disini adalah kompor
minyak.
2. PROSES MEMBATIK
1. Sebelum membatik, ada beberapa alat dan
perlengkapan yang perlu dipersiapkan,
diantaranya adalah anglo, atau bisa juga
pakai kompor kecil) beserta wajan yang
sudah diisi dengan malam
2. Menggambar sketsa dengan pensil
Sebelum mencanting , sebaiknya kita
melukiskan motif dengan pensil pada kain
mori tersebut, tujuannya agar gambar lebih
terarah dan dapat memudahkan kita dalam
mencanting
3. Membatik Kerangka
Dari pola yang sudah dibuat dengan pensil tadi, pembatik membuat
kerangka dengan menggunakan malam cair. Canting yang dipergunakan
adalah canting cucuk sedang atau canting klowongan. Mori yang sudah
dibatik seluruhnya akan memunculkan gambar berupa kerangka, disebut
juga sebagai “klowongan”
• 4. NGISEN-ISEN
“Ngisen-iseni” berasal dari kata “isi”, yaitu memberi isi
atau mengisi “klowongan” tadi. Ngisen-iseni dengan
mempergunakan canting cucuk kecil yang disebut
sebagai canting isen. Aktivitas selanjutnya adalah
“nyeceki”. “Nyeceki” mempergunakan canting
cecekan, hasilnya bernama “cecekan”. Batikan yang
lengkap dengan isen-isen disebut sebagai “reng-
rengan”. Karena namanya “reng-rengan”, maka
aktivitas membatik dalam memberikan isen-isen sejak
awal hingga akhir disebut sebagai “ngengreng”.
Setelah “ngengreng” selesai, keseluruhan motif yang
dikehendaki bisa terlihat. Hal ini merupakan
penyelesaian yang pertama.
5. Nerusi
“Nerusi” berasal dari kata meneruskan. Fungsinya
untuk mempertebal dan memperjelas tembusan
batikan pertama. Aktivitas ini merupakan
penyelesaian yang kedua. Batikan berupa
“ngengrengan” dibalik permukaannya. Permukaan di
sebaliknya kain ini kemudian dicanting. Sebenarnya
aktivitas ini tidak berbeda dengan “membatik
kerangka”, hanya saja dilakukan di sebaliknya kain
yang sudah dicanting. Canting-canting yang
dipergunakan sama dengan canting untuk ngengreng.
6. Nembok
Sebuah batikan tidak seluruhnya diberi warna,
atau akan diberi warna yang bermacam-macam
pada waktu penyelesaian menjadi kain. Karena
itu, bagian-bagian yang tidak akan diberi warna
(atau akan diberi warna sesudah bagian yang
lain) harus ditutup dengan malam. Cara
menutupnya seperti cara membatik bagian lain
dengan mempergunakan canting tembokan.
Canting trembokan bercucuk besar. Orang yang
mengerjakannya disebut “nembok” atau
“nemboki”dan hasilnya disebut “nembokan”
7. Bliriki
Bliriki adalah nerusi tembokan agar bagian-
bagian itu tertutup sungguh-sungguh. Bliriki
mempergunakan canting tembokan dan caranya
seperti nemboki. Apabila tahap terakhir ini
sudah selesai, berarti proses membatik selesai
juga. Hasil bliriki disebut “blirikan” atau
“tembokan”. Kadang-kadang batikan tidak perlu
ditembok. Apabila pilihannya seperti ini maka
batikan sudah selesai sebelum ditembok dan
dibliriki. Selanjutnya, bisa dilanjutkan dengan
proses pewarnaan
8. Perendaman dengan cairan naptol
Sebelum diberi warna kain perlu direndam
dulu dengan cairan naptol agar warna bisa
menempel dengan sempurna.
9. Pemberian warna
Kain dimasukkan dalam zat warna (alam/sintetis) sambil dibolak-
balik supaya rata, kemudian didiamkan selama 15 menit. Setelah itu
kain diangkat, diangin-anginkan dengan cara kain dibentang pada
tali/tambang di tempat yang teduh dan dijepit. Pada pewarnaan
alami, setelah kain kering pencelupan diulang minimal 3 kali.
10. Proses Penguncian (fiksasi)
Dalam proses ini warna akan dikunci. Ada 3 pilihan
bahan untuk proses penguncian ini, yaitu air kapur
(warna akan cenderung lebih tua), tawas (warna akan
cenderung lebih muda), dan tunjung (warna akan
cenderung lebih tua/pekat). Bahan-bahan tersebut
memberikan efek warna yang berbeda-beda
meskipun zat warna yang digunakan sama. Cara
mengunci: kain yang sudah diberi warna direndam
dalam cairan dari salah satu bahan tersebut selama
10 menit, kemudian dicuci bersih dan dikeringkan
dengan cara diangin-angin.
11. Nglorod
Menghilangkan lilin secara keseluruhan pada akhir proses
pembuatan batik disebut mbabar, ngebyok, atau nglorod. Caranya,
kain yang sudah dibatik direndam terlebih dahulu kemudian
dimasukkan dalam air mendidih yang sudah diberi obat pembantu
berupa waterglass atau soda abu. Setelah itu, kain batik dikeringkan
dengan cara diangin-angin.
GALERI BATIK SELENDANG HASIL
KARYA KELOMPOK KAMI
HARGA BATIK BUATAN
Motif : kembang
Bahan : kain mori
Warna : naptol 3 warna
Ukuran : 2,5 m x 1,05 m
Harga : RP 300.000,00
PERINCIAN HARGA
Bahan = Rp 70.000,00
Malam (1kg) = Rp 60.000,00
Minyak tanah(1 liter) = Rp 30.000,00
Naptol 3 warna = Rp 90.000,00
Rp 250.000,00
Desain 20% x Rp 250.000 = Rp50.000,00
Harga selendang = RP 300.000,00

Anda mungkin juga menyukai