Jenis-jenis Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam melakukan persiapan ngrengreng menggunakan canting adalah
sebagai berikut :
Cara menyiapkan peralatan kerja :
1) Periksalah keadaan kompor batik, cek sumbu pada kompor batik dan cek
apakah bocor atau tidak.
2) Periksalah alat canting tulis sebelum digunakan, kontrol apakah sudah
bersih dan pastikan tempat untuk membatik sudah rapi dan siap dipakai.
3) Periksalah perlengkapan batik tulis sesuai dengan prosedur dalam
pembatikan.
4) Tes dan uji coba terlebih dahulu sebelum bekerja pada benda kerja yang
sebenarnya.
5) Pada waktu bekerja pakailah peralatan keselamatan kerja
Cara menyiapkan bahan
Bahan yang perlu disiapkan :
a. Kain yang sudah dipola
Kain yang digunakan untuk membatik ada macam-macam, misalnya kain
prima, kain paris, kain santung, kain primissima dll. Tentunya kain yang
digunakan untuk membatik yaitu kain yang sudah dipola/sudah ada motifnya
b. Malam
Ada 3 jenis macam malam : malam klowong, malam tembok dan malam
biron.
Cara menyiapkan bahan :
1) Periksalah kain yang akan dibatik apakah sudah terpola semua sesuai
dengan pola.
2) Periksalah malam yang akan digunakan mulai dari malam klowong, malam
tembok dan malam biron
Canting berasal dari bahasa Jawa yang berarti alat untuk melukis batik tulis. Canting
batik terdiri dari tiga bagian yaitu cucuk, nyamplung dan pegangan. Cucuk atau
carat fungsinya seperti mata pena sebagai ujung keluarnya cairan malam (lilin).
Supaya keluarnya lebih lancar, ujung cucuk ini ditiup dahulu untuk mendinginkan
suhu malam. Nyamplung fungsinya sebagai tempat untuk memasukkan malam
panas. Cucuk dan nyamplung terbuat dari tembaga, karena tembaga merupakan
material yang baik sebagai penghantar panas.
Bagian canting batik yang ketiga adalah pegangan canting batik yang terbuat dari
bambu. Pada umumnya canting batik terbuat dari tembaga, dalam
perkembangannya fungsi tembaga digantikan dengan teflon. Bahkan saat ini
ada canting batik elektrik yang pemanasnya langsung ke nyamplung canting, jadi
tidak perlu di panaskan di dalam wajan.
Bentuk dan bagian-bagian canting batik :
1. Gagang terong, yaitu tangkai canting batik yang terletak pada bagian belakang
untuk ditancapkan pada tangkai yang sebenarnya dan umumnya terbuat dari
bambu.
2. Nyamplungan, yaitu badan utama canting batik dan berbentuk oval agak pipih.
Fungsinya untuk menciduk dari tempat cairan malam. Dinamakan nyamplungan
karena bentuk dan besarnya menyerupai nyamplung yaitu nama buah-buahan.
3. Carat/cucuk, carat atau cucuk terletak pada bagian paling depan dan berbentuk
seperti pipa melengkung. Fungsinya untuk jalan keluarnya cairan malam.
Sebagai alat untuk melukis batik, canting batik dibedakan menjadi beberapa
macam, canting batik menurut fungsinya, canting menurut besar kecilnya cucuk,
dan canting batik menurut banyaknya cucuk atau carat.
a. Canting cecekan
Canting cecekan bercucuk satu (tunggal), kecil, dipergunakan untuk membuat
titik- titik kecil (Jawa : cecek). Orang membuat titik-titik dengan canting
cecekan disebut “nyeceki”. Selain untuk membuat titik-titik kecil sebagai
pengisi bidang, canting cecekan dipergunakan juga untuk membuat garis-garis
kecil.
b. Canting loron
Loron berasal dari kata loro yang berarti dua. Canting ini bercucuk
dua,berjajar atas dan bawah, dipergunakan untuk membuat garis rangkap.
c. Canting telon
Telon dari kata telu yang berarti tiga. Canting ini bercucuk tiga dengan
susunan bentuk segi tiga. Kalau canting telon dipergunakan untuk membatik,
maka akan terlihat bekas segi tiga yang dibentuk oleh tiga buah titik, sebagai
pengisi.
d. Canting prapatan
Prapatan dari kata papat yang berarti empat. Maka canting ini bercucuk
empat, dipergunakan untuk membuat empat buah titik yang membentuk
bujursangkar sebagai pengisi bidang.
e. Canting liman
Liman dari kata lima. Canting ini bercucuk lima untuk membuat bujursangkar
kecil yang dibentuk oleh empat buah cicik dan sebuah titik ditengahnya.
f. Canting byok
Canting byok ialah canting yang bercucuk tujuh buah atau lebih dipergunakan
untuk membentuk lingkaran kecil yang terdiri dari titik-titik, ; sebuah titik atau
lebih, sesuai dengan banyaknya cucuk, atau besar kecilnya lingkaran. Canting
byok biasanya bercucuk ganjil.
g. Canting renteng atau galaran
Galaran berasal dari kata galar, suatu alat tempat tidur terbuat dari bambu
yang dicacah membujur. Renteng adalah rangkaian sesuatu yang berjejer ;
cara merangkai dengan sistem tusuk. Canting galaran atau renteng selalu
bercucuk genap ; empat buah cucuk atau lebih : biasanya paling banyak enam
buah, tersusun dari bawah ke atas.
Malam dipanaskan sampai cair/meleleh dengan api kompor yang tidak terlalu
besar/sedang. Apabila api kompor terlalu besar, maka malam akan terlalu cair
dan apabila ditorehkan di kain akan meleber. Cairan malam / lilin harus tetap
terjaga pada kondisi suhu 70 derajat celcius.
Cara menuliskan malam cair dengan canting pada motif batik (nglowong)
Nglowong yakni proses pelekatan malam yang pertama pada kain dengan
mengikuti pola yang sudah ada. Pelekatan malam menggunakan canting
klowong. Sifat lilin yang digunakan dalam proses ini harus cukup kuat dan
renyah. Jenis malam ini digunakan agar supaya lilin mudah dilepaskan dengan
cara dikerok karena bekas gambar dari lilin ini nantinya akan diberi
warna. Nglowong ada dua tingkatan yaitu: ngéngréng (menorehkan padapola) dan nerusi
(menorehkan malam pada bagian belakang kain yang belum
tembus).
Ngisen-iseni dari kata isi. Maka ngisen-iseni berarti memberi isi atau mengisi.
Ngisen-iseni dengan mempergunakan canting cucuk kecil disebut juga Canting
Isen.Tetapi sepotong mori belum tentu mempergunakan seluruh macam canting isen,
tetapi tergantung pada motif yang akan dibuat. Umpama memerlukan
bermacam-macam canting isen karena beraneka motif; tetapi membatik harus
satu persatu, dan setiap bagian harus selesai sebelum bagian yang lain
dikerjakan dengan canting lain misalnya kalau nyeceki (membuat motif yan
terdiri dari titik-titik ), bagian cecekan harus selesai seluruhnya. Kegiatan
mengerjakan bagian-bagian mempunyai nama masing-masing ; nama tersebut
menurut nama canting yang dipergunakan. Proses pemberian nama ialah denganmengubah nama
benda (nama canting) menjadi kata kerja, sedang hasil
kerjanya diambil dari nama canting yang di pergunakan. Nama canting yang
digunakan :
a. Nyeceki yaitu mempergunakan canting cecekan, hasilnya nama cecekan.
b. Neloni ialah mempergunakan canting Telon, hasilnya disebut Telon.
c. Mrapati ialah mempergunakan Canting Prapatan, hasilnya bernama Prapatan
dan seterusnya.
d. Nggalari yaitu mempergunakan canting galaran atau renteng, dan tidak
pernah disebut ngrentengi; sedang hasilnya selalu disebut galaran, tidak
pernah disebut rentengan.
Dalam artikel ini kami ingin menyampaikan sebuah tips cara membuat larutan pewarna indigosol
beserta penguncinya.
Sebelumnya, jika pembaca ingin tahu lebih banyak tentang pewarna indigosol bisa
mengunjungi tautan ini. Kami sudah mengulas cukup detail dalam artikel tersebut mengenai kualitas
pewarna indigosol.
Nah, untuk artikel sederhana ini kami hanya ingin menyampaikan hal yang berkaitan dengan tata cara
membuat larutan pewarna indigosol. Jika pembaca belum sempat membeli pewarna atau pengunci
warna untuk indigosol, bisa membeli pada kami dengan menghubungi kontak yang sudah kami
terakan dalam laman berikut ini.
Yak, langsung saja kita mulai langkah-langkah yang harus dilakukan untuk membuat larutan pewarna
indigosol ini. Berikut adalah beberapa langkah yang dimaksud:
2. Pengunci warna
Pengunci warna untuk indigosol ini yaitu sodium nitrit dan air keras
Ke dua, takar bubuk pewarna terlebih dahulu. Untuk hasil maksimal, ambil 50 gr bubuk pewarna
untuk 1 liter air.
Ke tiga, masukkan bubuk pewarna yang sudah ditakar ke dalam wadah. Lalu berikan air panas
separuh dulu, aduk sampai semua bubuk larut dalam air panas tersebut. Jika sudah, tambahkan
separuh lagi air dingin (air adem biasa).
Ke empat, kuaskan atau coletkan larutan pewarna ini pada kain yang ingin diwarnai. Atau kalau
metode pencelupan, kain batik mentah yang akan diwarnai dengan pewarna indigosol bisa langsung
dicelupkan ke dalam larutan pewarnanya.
Ke lima, angin-anginkan hasilnya terlebih dahulu. Biarkan sampai pewarna yang dicoletkan atau
dicelupkan mengering. Untuk metode pencelupan, setelah dicelup dan kondisi kain masih kuyup,
sebaiknya dikibas-kibaskan dengan cara dibentangkan oleh dua orang dari dua sisi berlawanan. Kibas-
kibaskan sejenak di bawah terik matahari. Kalau sudah dirasa tidak lagi kuyup, bisa kemudian
dijemur biasa. Tunggu hingga kering.
Ke enam, fiksasi
Fiksasi di sini yaitu kita harus membuat larutan penguncinya terlebih dahulu dengan menggunakan
sodium nitrit dan air keras. Untuk mempermudah pencelupan pada pengunci ini, ada baiknya
pengunci untuk fiksasi ini dibuat dengan volume yang cukup banyak sekira 10-20 liter.
Adapun resep membuat pengunci pewarna indigosol ini yaitu takar nitrit seberat 25 gram, larutkan
kedalam 5 liter air. Lalu tambahkan air keras 25 gram juga, kemudian tambahi air 5 liter lagi.
Jika sudah, kain batik yang sudah diwarna tadi tinggal dicelupkan dan direndam sesaat pada larutan
pengunci tersebut. Saat direndam itu, harusnya sudah nampak hasil pewarnaannya. Dan ketika
diangkat, warna sudah benar-benar nampak dengan jelas.
Nah, itulah cara penggunaan warna indigosol yang dapat kami sampaikan. Kurang dan lebihnya kami
memohon dengan hormat agar dimaklumi adanya. Sekian dulu dari kami.
Wassalam, semoga bermanfaat, dan bagi pembaca yang ingin membeli pewarna indigosol bisa
mengunjungi toko online kami di tokopedia berikut: Pelengkap Batik Merang
3.9 PEWARNAAN KAIN BATIK
Indonesia English
Daftar
Login
Keranjang
0
HOME
KATEGORI PRODUK
o
o
o
o
o
o
DETAIL UKURAN
o
o
CARA PESAN
JURNAL
TESTIMONI
KONTAK KAMI
TENTANG KAMI
CEK RESI JNE
TERMS & CONDITIONS
1. Home
2. List Artikel
Batik tidak terlepas dari berbagai warna. Warna yang digunakan untuk membatik terdiri dari
beberapa macam. Berikut penjelasannya:
Pewarna Alami
Batik tidak luput dari proses pewarnaan, salah satunya melalui proses pewarna alami. Zat
pewarna alami untuk bahan tekstil biasanya diperoleh dari hasil ekstrak berbagai bagian
tumbuhan seperti kayu, akar, daun, biji dan bunga. Dari berbagai bagian tumbuhan tersebut
dapat menemukan berbagai warna yang berbeda. Para pengrajin batik telah mengenal berbagai
tumbuhan yang digunakan sebagai pewarna tekstil, diantaranya: daun pohon nila (indofera), kulit
pohon soga tingi (Ceriops candolleana arn), kayu tegeran (Cudraina javanensis), kunyit
(Curcuma), teh (Tea), akar mengkudu (Morinda citrifelia), kulit soga jambal (Pelthophorum
ferruginum), kesumba (Bixa orelana), daun jambu biji (Psidium guajava).
Agar bahan-bahan tersebut dapat menempel kuat pada kain , proses pewarnaan dibantu dengan
fiksasi. Jenis-jenis bahan fiksasi ada 3 yaitu:
1. Kapur : untuk menghasilkan warna yang muda atau terang.
2. Tawas : untuk memperoleh warna dasar atau asalnya.
3. Tunjung : agar menghasilkan warna yang lebih tua.
Kekurangan menggunakan pewarna alami adalah konsentrasi pigmen yang rendah,
stabilitas pigemn yang rendah dan keseragaman warna kurang baik dan spectrum warna tidak
seluas pewarna sintetik. Terlepas dari kekurangan tersebut, batik dengan pewarna alami juga
memiliki keunggulan dan memiliki daya tarik global dengan karakteristik yang unik, etnik dan
eksklusif.
Pewarna sintetis
Sama halnya dengan bahan tekstil lain, proses pewarnaan pada kain batik juga ada
yang menggunakan pewarna sintetis. Zat pewarna sintetis adalah zat pewarna yang dibuat
menggunakan zat-zat kimia tertentu. Namun, tidak semua pewarna sintetis dapat digunakan
untuk batik karena proses pewarnaan batik saat pencelupan harus berada pada suhu kamar.
Berikut berbagai macam zat pewarna sintetis untuk batik:
Selain teknik celup, ada pula 3 teknik lain yang lebih inovatif karena memanfaatkan
alat yang sebelumnya jarang digunakan untuk mewarnai produk tekstil. Ketiga teknik
berikut ini menggunakan pewarna batik sintetis bersifat kimiawi seperti remasol,
indigosol, napthol, dan rapid. Sebelum Anda bingung, mari simak penjelasan kami
mengenai teknik pewarnaan batik yang ‘mendobrak’ tradisi ini!
Teknik semprot
Teknik coletan
CARA PEWARNAAN BATIK
Kembali pada pengertian batik yaitu pemberian motif pada kain dengan penghalang warna
berupa lilin / malam. Bagian yang kena malam tidak kena warna, bagian kain yang terbuka kena
warna.
Ada beberapa cara pewarnaan batik yang dilakukan, yaitu :
1. celupan, kain yang sudah diberi motif dicelup ke dalam larutan pewarna, biasanya
dilakukan untuk mendapatkan warna solid, digunakan pewarna naphtol - garam / base
dan indigosol
2. coletan atau kuas pada bidang - bidang khusus yang dipilih, biasanya yang tertutup atau
dibatasi lilin.Kain diletakkan di atas meja atau dibentangkan pada bingkai khusus.
3. celupan dan dilanjutkan dengan dijemur di bawah sinar matahari dengan kain dibuat
berkerut secara beraturan, sebagian orang menyebutnya smook. Yang banyak
digunakan adalah reaktif golongan vinyl sulfone.
4. kain diikat atau jumputan, sebelum diwarnai.
5. Kain dikuas atau dispon secara beraturan atau acak dengan komposisi warna tertentu.
Beberapa jenis pewarna yang umum digunakan dalam cara pewarnaan batik adalah :
1. Indigosol, bisa digunakan untuk coletan, tau celupan untuk mendapatkan warna yang
solid, memiliki range warna yang tidak terlalu luas, terutama tidak ada warna merah yang
tua, dan warna warna cerah seperti stabilo, turquise, pink cerah tidak bisa didapatkan
dengan Indigosol.
2. Naphtol - Garam atau Naphtol - Base, pewarna yang paling banyak digunakan untuk
mendapatkan warna - warna yang tua, gelap, dan mudah dalam cara pewarnaan batik.
Resiko belang saat pencelupan tidak terlalu besar, tetapi kain denga pewarnaan naphtol
tidak kuat dengan panas atau sinar yang terlalu kuat. Macam warna hijau tidak banyak,
hanya yellowishgreen, hijau cerah atau muda tidak bisa dihasilkan dengan warna
naphtol.
3. Reaktif, bisa digunakan untuk celupan, coletan, kuas, dan smook juga ikat - warna
(jumputan). Range warna luas, warna cenderung bright / terang.
Mewarnai batik membuatnya hidup
Cara pewarnaan batik banyak cara dan jenisnya.
Beberapa yang umum dilakukan adalah :
1. pencelupan yaitu kain batik dicelupkan ke dalam larutan zat warna tertentu, lalu diikuti dengan
dicelupkan ke larutan yang memfiksasi pewarna atau yang memunculkan warna. Ada beberapa
warna yang umum digunakan untuk pencelupan batik cap atau batik tulis, naphtol - garam,
indigosol, reaktif, dan sebagainya.
2. mencolet, yaitu mewarnai batik cap atau tulis pada bagian-bagian tertentu dari motif, yang
digunakan adalah obat indigosol, reaktif, alat yang digunakan adalah kuas, penjalin / rotan, atau
bambu.
3. mengkuas atau spon, kain yang akan diwarnai dibentangkan di alat seperti plangkan dengan
posisi horizontal lalu pewarna di spon atau kuas dengan merata. Pewarna yang umumnya
digunakan adalah reaktif. Fiksasi reaktif digunakan sodium silikat / Waterglass.
4. di smook atau di warna abstrak, pada intinya kain dicelup, tetapi setelah itu kain dibawa ke
area terbuka, di bawah sinar matahari, lalu dikerut - kerutkan secara teratur dan akan
menciptakan efek gradasi warna setelah kering, biasa juga ditaburi zat kimia yang menimbulkan
efek pada pewarnaan abstrak ini, misal soda ash, waterglass, hidrosulfid, dan lain - lain.
5. abstrak pola dengan kuas, mirip dengan nomor 3, bedanya adalah digunakan lebih dari 1
warna, biasanya digunakan 3 warna sehingga timbul perpaduan 3 warna dan tumpukan warna
yang terjadi.
6. pewarnaan dengan sistem ikat, biasanya digunakan untuk menambah motif di kain, digunakan
pada umumnya obat reaktif.
Banyak teknik pengembangan cara pewarnaan batik, seiring dengan kreatifitas dan usaha
menanggulangi kendala di pewarnaan dan juga efisiensi tapi berkualitas.
Teknik usap
Contoh batik yang diwarnai dengan teknik usap. (Sumber: Batik Kirani)
Teknik yang satu ini menarik karena bisa menghasilkan warna-warna yang
bergradasi. Masih menggunakan bahan sintetis seperti indigosol dan napthol, alat
yang berupa spon dicelupkan ke dalam larutan pewarna kemudian diusapkan ke
atas motif batik. Beberapa warna yang berbeda bisa dicampurkan dan diusap
sekaligus sehingga dibutuhkan kreativitas tinggi untuk memadupadankannya agar
didapatkan hasil yang indah dilihat. Kelemahan dari teknik ini adalah warnanya yang
tidak terlalu melekat pada kain.
Dari ketiga teknik inovatif di atas, menurut Anda teknik manakah yang mampu
menghasilkan batik dengan warna yang paling menarik di mata? Tentu semua
tergantung pada selera masing-masing, ya. :)
Share