KELAS : X IPA 2
Canting Cecekan, bercucuk satu yang berfungsi untuk nyeceki (membuat titik-ttik
kecil). Proses nyeceki ini biasa digunakan untuk isen yakni mengisi bidang kosong
ataupun menghias pola dengan titik-titik dalam batik .
Canting Loron, bercucuk dua yang difungsikan untuk membuat garis sejajar dalam
pola batik.
Canting Telon, bercucuk tiga yang berfungsi untuk isen berbentuk titik segitiga
sama sisi pada motif batik.
Canting Prapatan, bercucuk empat yang berfungsi untuk isen berbentuk segi
empat sama sisi.
Canting Liman, memiliki cucuk lima yang juga berfungsi sebagai isen. Berbentuk
segi empat sama sisi dengan satu titik di tengahnya.
Canting Byok, memiliki cucuk ganjil berjumlah tujuh cucuk atau lebih yang
berfungsi untuk membentuk lingkaran dari titik-titik dengan satu titik di tengahnya.
Canting Renteng atau Galaran, memiliki cucuk genap empat atau enam yang
disusun secara berderet/sejajar.
5. Saringan malam
6. Taplak
7. Sarung Tangan
9. Setrika
11. Dingklek
1. Pola Hias
Pola hias ialah suatu motif batik dalam mori ukuran tertentu
sebagaicontoh motif batik yang akan dibuat. Ukuran pola ada
dua macam. Pola A ialah pola yang panjangnya selebar mori.
Pola B ialah pola yang panjangnya sepertiga mori, atau
sepertiga panjang pola A. Gambar-gambar yang digunakan
dalam membatik biasanya menggunakan ragam hias. Untuk
karya seni batik tradisional selalu menggunakan ragam hias
tertentu yang telah lama diterapkan secara turun-temurun sejak jaman dulu. Ragam hias
tersebut mempunyai makna atau simbolik tertentu. Namun saat ini sudah banyak dijumpai
ragam hias batik dengan pola kreasi yang lebih bebas.
2. Motif Hias
Motif Hias adalah bentuk dasar hiasan yang umumnya
diulang-ulang sehingga menjadi pola dalam suatu
karya kerajinan atau kesenian. Ragam hias dapat dihasilkan
dari proses menggambar, memahat, dan mencetak. untuk
meningkatkan mutu dan nilai pada suatu benda atau karya
seni. Motif hias merupakan pokok pikiran dan bentuk dasar
dalam ragam hias, meliputi bentuk manusia, alam,
tumbuhan dan hewan.
3. Ragam Hias
Ragam hias atau ornamen adalah berbagai gambar bentuk
hias atau motif yang biasanya dibuat secara berulang dan
memiliki pola tertentu hingga mengisi seluruh area kosong
pada suatu karya seperti bahan kain, guci, furnitur kayu,
kulit, dsb. Contohnya, kain batik menggunakan ragam hias
dalam motifnya. Ragam hias yang diulang-ulang, dipadukan,
atau diatur sedemikian rupa sehingga tampak rapi dapat
disebut sebagai pola atau corak. Sementara itu, satu atau
lebih paduan ragam hias dapat disebut ornamen.
Ornamen umumnya terdiri dari satu atau lebih ragam hias yang diatur dalam pola-pola
tertentu. Ragam hias Nusantara dapat ditemukan pada motif batik, tenunan, anyaman,
tembikar, ukiran kayu, dan pahatan batu. Ragam hias ini muncul dalam bentuk-bentuk
dasar yang sama namun dengan variasi yang khas untuk setiap daerah. Dalam karya
kerajinan atau seni Nusantara tradisional, sering kali terdapat makna spiritual yang
dituangkan dalam stilisasi ragam hias.
Ragam hias dibedakan menjadi tiga yaitu :
a. Motif geometris (pilin ganda, swastika, tumpal)
Motif geometrik adalah pola yang berkaitan dengan bangun datar contohnya
lingkaran, segitiga, persegi panjang, dll. Pola geometris berisi objek, bentuk,
Gambar, dll yang mengulang sendiri dengan cara tertentu dalam kumpulan data
atau bentuk-bentuk geometris. Jadi ragam hias yang menggunakan pola
pola tertentu dengan kreasi. Contoh motif geometris :
1). Pola pilin : mempunyai bentuk dasar huruf S, atau SS untuk pilin ganda