Anda di halaman 1dari 12

RENCANA USAHA

PRODUK KERAJINAN
PASAR GLOBAL
Disusun oleh :
1. RETNO SARI
2. SIRLY PIZQI

2
Sejarah singkat
Batik Solo di Indonesia
Batik mulai dikembangkan pada masa kerajaan Mataram, kemudian
berlanjut di masa kerajaan Solo dan Yogyakarta. Batik awalnya hanya
digunakan dalam keraton untuk pakaian para raja dan keluarganya, tetapi
kemudian mulai diproduksi oleh masyarakat umum dan menjadi populer
sebagai pakaian. Salah satunya Batik Solo yang mulai berkembang setelah
wilayah Mataram Islam dibagi menjadi dua setelah ditandatanganinya
Perjanjian Giyanti pada tanggal 13 Februari 1755, yaitu Kasunanan
Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta. Pada saat perpecahan tersebut semua
barang-barang termasuk batik dibawa ke Yogyakarta. Dengan peristiwa
tersebut, pada suatu hari Pakubuwono IV memutuskan untuk membuat
busana keraton yang baru. Busana tersebut diberi nama Gragak Surakarta
yang artinya adalah Gaya Surakarta. Dengan adanya gaya busana baru
tersebut, motif batik Solo mengalami perubahan. Motif-motif batik mulai
berkembang dan bermunculan.

3
***
Asal Daerah Batik
yang Ada di
Indonesia
Secara umum batik pada mulanya berasal dari Jawa hingga pada akhirnya setiap
daerah mulai memproduksi kain batik dengan motif khasnya masing-masing.

4
“ Cakupan penjualan
Batik di Pasar Global
telah menembus Benua
Asia, Eropa, Amerika,
Afrika, dan Australia.
5
Kisaran Harga Batik
Di Pasar Global
▪ $13,95 - $78,52 / kain baju
▪ Rp217.000,00 - Rp1.220.000,00 / kain baju

6
CARA MEMBUAT
BATIK TULIS
Alat dan Bahan:
▪ Kain mori ▪ Gawangan
▪ Zat pewarna ▪ Ember/bak
▪ Malam ▪ Saringan
▪ Canting ▪ Kompor
▪ Wajan

8
▪ Canting, merupakan alat untuk membatik, biasanya alat ini
terbuat dari tembaga dimana ujungnya menyerupai atau mirip


dengan paruh burung.
▪ Gawangan, merupakan tempat untuk meletakkan atau menaruh
kain yang akan diberi motif batik tulis. Gawangan ini biasanya
terbuat dari bahan kayu atau bambu.
▪ Wajan, mempunyai ukuran kecil yang digunakan untuk
mencairkan lilin atau malam. Wajan ini terbuat dari tanah liat
atau tembaga.
▪ Kompor kecil atau anglo, biasa dipakai untuk memanaskan wajan
kecil tersebut.
▪ Lilin atau malam, dibuat dari campuran berbagai jenis bahan
yaitu daun gondorukem, parafin, dan lemak minyak kelapa.
▪ Bahan pewarna, biasa memakai pewarna alami (kulit kayu soga,
daun indigo, dll) atau dengan Pewarna kimia/buatan.

9
Cara Membuat
Batik Tulis
▪ Ngemplong, merupakan proses paling dasar atau pendahuluan yang diawali dengan proses pencucian kain mori.
Tujuannya yaitu menghilangkan kandungan kanji didalamnya. Selanjutnya adalah pengeloyoran, dengan
memasukkan kain mori tersebut ke dalam minyak kacang atau minyak jarak yang ada di dalam abuu merang.
Kain mori tersebut direndam ke dalam minyak jarak agar kain mori menjadi lemas, tujuannya agar daya serap
kain mori terhadap zat pewarna lebih bagus.
▪ Nyorek atau Memola, merupakan proses membuat pola atau menjiplak pada kain mori dengan cara mencontoh
pola motif yang sudah di mal sebelumnya, atau biasa dikatakan dengan ngeblat. Pola atau motif batik tulis
biasanya dibuat pada kertas roti terlebih dahulu, kemudian dijiplak sesuai pola pada kain mori tersebut. Pada
proses ini kita dapat menjiplak atau mencontoh secara langsung pada kain mori dengan memakai pensil atau
canting. Jika ingin menghasilkan warna yang lebih sempurna dan tidak pecah maka proses membatiknya
diulangi pada sisi sebaliknya. Proses ini biasanya disebut ganggang.
▪ Mbathik, merupakan proses menorehkan malam batik diatas kain mori, diawali dengan nglowong yaitu
menggambar garis-garis di luar pola dan isen-isen yaitu mengisi pola dengan berbagai macam bentuk gambar.
Pada proses isen-isen terdapat istilah yaitu nyecek, berarti membuat isian berupa titik-titik pada pola yang sudah
dibuat. Ada pula istilah lain yaitu nruntum, dimana hampir sama dengan proses isen-isen, namun lebih rumit.

10
Cara Membuat
Batik Tulis
▪ Nembok, yaitu proses menutupi bagian-bagian yang tidak diperbolehkan terkena warna dasar, dalam hal ini yang
dimaksud adalah warna biru, ditutup dengan lapisan malam yang cukup tebal seolah-olah jadi tembok penahan.
▪ Medel, yaitu proses pencelupan kain mori yang sudah dibatik ke dalam cairan pewarna yang dilakukan secara
berulang hingga mendapatkan warna yang diinginkan.
▪ Ngerok dan Mbirah, pada tahapan ini malam yang ada pada kain dikerok dengan hati-hati memakai lempengan
logam, selanjutnya kain dibilas sampai bersih kemudian diangin-anginkan.
▪ Mbironi, yaitu proses menutupi warna biru dan pola isen-isen yang berupa cecek atau titik memakai malam.
Dilanjutkan dengan proses ngrining, yaitu proses mengisi bagian kain yang belum diwarnai dengan motif batik
tertentu. Hal ini dilakukan setelah proses pewarnaan dilakukan.
▪ Menyoga, berasal dari kata dasar soga, adalah sejenis kayu yang dipakai untuk mendapatkan warna cokelat dengan
cara mencelupkan kain mori ke dalam campuran warna cokelat tersebut.
▪ Nglorod, ini merupakan tahapan akhir dari proses pembuatan kain batik tulis dimana pembatik akan melepaskan
seluruh malam (lilin) dengan cara menggodok kain yang sudah cukup tua warnanya di air yang mendidih.
Selanjutnya kain diangkat dan dibilas dengan air bersih dan diangin-arginkan sampai kain tersebut kering.
11
Terima kasih!

12

Anda mungkin juga menyukai