Anda di halaman 1dari 5

KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP PECAHAN

DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KARTU PECAHAN


Amy Arimbi 1*), Darmawijoyo 2)
1)
Universitas Sriwijaya 1, Palembang, Indonesia
2)
Universitas Sriwijaya 2, Palembang, Indonesia
*)
email: amy96b@gmail.com

1. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Agar pembelajaran matematika di SD berhasil guru dalam mengajar perlu memiliki
media pembelajaran yang tepat. Briggs (dalam Rudi Susilana, 2008:5) berpendapat
bahwa media merupakan alat untuk memberikan perangsang bagi siswa supaya terjadi
proses belajar. Dari definisi di atas disimpulkan, media pembelajaran adalah sesuatu
yang digunakan sebagai perantara untuk menyampaikan informasi sehingga menjadi
lebih jelas dan konkret.

Salah satu alternatif media pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru adalah alat
peraga kartu pecahan. Kartu pecahan merupakan suatu media pembelajaran yang
dapat digunakan untuk menarik minat siswa dalam pembelajaran matematika. Hasil
dari Penelitian dari Ari Indriani (2016) menunjukkan bahwa siswa antusias dalam
pembelajaran materi pecahan dengan menggunakan media kartu pecahan.

Dalam pembelajaran pecahan, siswa harus dilibatkan aktif dalam proses


pembelajaran, sehingga diharapkan dengan keaktifannya siswa dapat memahami
konsep pecahan dengan benar. Pecahan merupakan gambaran dari perbandingan dua
angka, dan digunakan untuk menggambarkan sebuah perbandingan antara bagian
tertentu dengan keseluruhannya.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya adalah “Bagaimana
kemampuan pemahaman konsep pecahan dengan menggunakan media kartu
pecahan?”

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan pemahaman konsep
pecahan dengan menggunakan media kartu pecahan.

1.4 Signifikansi Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk:


 Bagi guru matematika, sebagai referensi untuk mengetahui kemampuan
pemahaman konsep siswa pada materi pecahan sehingga dapat dirancang strategi
pengajaran yang efektif untuk menunjang hasil belajar yang diharapkan.
 Bagi siswa, sebagai bahan masukan untuk memperbaiki pemahaman konsep pada
materi pecahan sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

2. Kajian Teori
1. Pecahan
Pecahan yang dipelajari siswa di SD/MI, sebetulnya merupakan bagian dari bilangan

a
rasional yang dapat ditulis dalam bentuk dengan a dan b merupakan bilangan bulat dan
b
b tidak sama dengan nol. Secara simbolik pecahan dapat dinyatakan sebagai salah satu
bentuk dari: (1) pecahan biasa, (2) pecahan desimal, (3) pecahan persen, dan (4) pecahan
campuran. Begitu pula pecahan dapat dinyatakan menurut kelas ekuivalensi yang tak
terhingga banyaknya:
1 2 3 4
= = = =…
2 4 6 8

Kata pecahan yang berasal dari bahasa Latin fractio yang berarti memecah menjadi
bagian-bagian yang lebih kecil atau bagian dari keseluruhan. Penulisan pecahan meliputi
2 bagian yaitu pembilang dan penyebut yang dipisahkan oleh garis lurus (–) dan bukan
garis miring (/).

2. Pemahaman Konsep Pecahan

Pemahaman dalam penelitian ini adalah kesanggupan untuk mengenal fakta, konsep,
prinsip, dan skill. Pemahaman meliputi penerimaan dan komunikasi secara akurat
sebagai hasil komunikasi dalam pembagian yang berbeda dan mengorganisasi secara
singkat tanpa mengubah pengertian.

Konsep merupakan buah pikiran seseorang atau sekelompok orang yang dinyatakan
dalam definisi sehingga melahirkan produk pengetahuan, meliputi prinsip hukum dan
teori (Syaiful Sagala, 2010:71). Dalam upaya untuk mengoptimalisasi pemahaman
konsep pada siswa adalah siswa harus berani mengungkapkan pendapatnya tentang
materi yang disampaikan guru atau temannya. Ada tujuh ciri pemahaman konsep yaitu
sebagai berikut:
a) Menyatakan ulang sebuah konsep
b) Mengklasifikasi obyek-obyek menurut sifat-sifat tertentu atau sesuai dengan
konsepnya
c) Memberi contoh dan non contoh dari konsep
d) Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis
e) Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep
f) Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu
g) Mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah

Salmiza Saleh , The level of B.Sc.Ed Students Conceptual Understanding of New-ton


Physics (2011) berpendapat bahwa “state that conceptual understanding requires both
knowledge of and the ability to use scientific concept to develop mental models about
the waythe world operates in accordance with a current scientific teory”. Pendapat di
atas menyatakan bahwa pemahaman konsep memerlukan pengetahuan dan kemampuan
untuk dapat menerapkan konsep ilmiah guna mengembangkan mental mengenai dunia
yang berjalan sesuai dengan teori ilmiah saat ini.

Pemahaman konsep pecahan adalah proses mengetahui inti atau ide pokok dari suatu
konsep masalah atau sesuatu hal yang akan kita pelajari yaitu pecahan. Siswa akan
dibawa masuk ke dalam pembelajaran dimana mereka dirangsang untuk mencari dan
menemukan sendiri konsep pecahan. Menurut Purwanto, cara menanamkan konsep
pecahan diperlukan alat peraga atau media yang tepat dan sesuai kondisi anak (2014:
44). Jadi guru harus pintar-pintar memilih media pembelajaran yang nantinya bisa
merangsang siswa untuk aktif mengikuti pembelajaran dan mampu menemukan konsep
pecahan secara mandiri, sehingga pembelajaran akan terasa bermakna bagi siswa.

3. Media Kartu Pecahan


Menurut Shamsudin (2002: 62) kartu pecahan digunakan sebagai alat peraga yang
memuat gambar pecahan suatu benda dengan pecahan yang sesuai. Sedangkan menurut
Kartika (2012) kartu bilangan berfungsi untuk menambah keterampilan siswa dalam
memahami atau mendalami suatu materi yang konsepnya telah dipelajari. Kartu pecahan
merupakan suatu media pembelajaran yang dapat digunakan untuk menarik minat siswa
dalam pembelajaran matematika. Menarik minat siswa karena pembelajaran dilakukan
dengan cara bermain. Media kartu pecahan merupakan media pembelajaran yang
digunakan untuk membantu guru dalam menjelaskan konsep pecahan. Kartu pecahan
berbentuk persegi panjang dengan ukuran berbeda-beda, bahan yang digunakan untuk
membuat kartu pecahan ini adalah kertas kambing.

Secara fisik kartu pecahan ini mudah dibuat dan tidak memerlukan biaya yang besar.
Bentuk dan warnanya menarik, sederhana, mudah dikelola dan tahan lama. Pembelajaran
matematika akan menjadi lebih menyenangkan serta membantu siswa belajar aktif dan
mandiri. Berdasarkan pada aturan dalam menggunakan kartu pecahan, penggunaan
media ini memiliki beberapa kelebihan. Siswa merasa gembira di dalam pembelajaran
materi pecahan. Pemahaman siswa akan meningkat mengenai konsep pecahan. Selain
itu, penggunaannya dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Kekurangan dari
penggunaan media kartu pecahan adalah dalam pelaksanannya membutuhkan waktu
yang sedikit lebih lama dibandingkan dengan metode ceramah. Untuk mengantsipasi
kekurangan tersebut, maka ada beberapa tindakan yang harus dilakukan dalam
pelaksanannya

3. Metode Penelitian

3.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. penelitian kualitatif adalah
penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah, dimana peneliti
merupakan instrumen kunci (Sugiyono, 2005).

3.2 Subyek Penelitian


Subjek penelitian dalam penelitian ini ada dua anak yang bernama Nurul Dafia sebagai
subjek xdan Neneng Komariah sebagai subjek y

3.3 Instrumen Penelitian


Sebutkan apa saja instrument yang digunakan dalam penelitian.

3.4 Teknik Analisis Data


Sebutkan teknik analisis data yang dilakukan untuk masing-masing instrument.
4. Hasil dan Pembahasan

4.1 Hasil
Sebutkan hasil penelitian yang dilakukan (dapat berupa grafik, tabel, tangkapan SPSS,
ataupun deskripsi yang tidak lebih dari 250 kata).
Tabel 1. Hasil Analisis Data
No Pretest Posttest 1 Posttest 2
1. 6 8,5 9
2. 6 7,5 9
3. 7 8 8
Jumlah 19 24 26

Gambar 1. Hasil uji SPSS

4.2 Pembahasan
Analisis hasil penelitian dan kaitannya dengan penelitian yang relevan (dapat berupa
pointer maupun deskripsi maksimal 200 kata).

5. Kesimpulan dan Saran


Tuliskan kesimpulan dan saran berdasarkan hasil dan pembahasan maksimal 100 kata.

6. Daftar Pustaka
Daftar pustaka dituliskan dengan mengikuti aturan APA.

Anda mungkin juga menyukai