Anda di halaman 1dari 11

1

Slide 1

Bismillahirrahmanirrahim

Yth, Bapak Prof. Dr. Nurdin Arsyad, M.Pd. Selaku pembimbing I

Ysh, Bapak Dr. Asdar, S.Pd., M.Pd. Selaku pembibing II

Ysh, Bapak Prof. Dr. Hamza Upu, M.Ed. Selaku penguji I

Dan Ysh, Bapak Dr. Ruslmi, M.Si. Selaku penguji II

Serta Teman-teman yang telah menyempatkan hadir

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Baik dalam kesempatan ini


saya Muh. Alif Irawan akan memaparkan tentang proposal penelitian saya yang
berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Berbantuan Alat
Peraga Puzzle Foam Pada Materi Kubus dan Balok Terhadap Hasil Belajar Siswa
Kelas VIII Smp Negeri 1 Pangsid.

Slide 2

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Sulfemi (2019 menyatakan bahwa dalam dunia pendidikan yang


memegang peranan penting dan strategi pembelajaran adalah guru.
Membahas tentang pendidikan tidak lepas dengan sekolah sebagai
institusi pendidikan yang pada dasarnya bertujuan untuk mempersiapkan
anak didik menghadapi kehidupan masa depan, dengan cara
mengembangkan potensi yang dimiliki oleh anak didik

Diantara berbagai macam mata pelajaran yang dipelajari di sekolah


terdapat salah satu mata pelajaran yang memiliki peranan penting dalam
dunia pendidikan yaitu mata pelajaran matematika. Menurut Suherman et
all dalam Khoerunnisa (2015) mengemukakan bahwa matematika
2

berperan sebagai ratu dari pelayan ilmu. Artinya, matematika adalah


dasar dari pesatnya perkembangan ilmu-ilmu lain.

Yang melatar belakangi saya mengambil judul proposal penelitian

saya adalah:

Pada jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) kelas VIII dengan

materi Bangun Ruang Kubus dan Balok mempelajari materi tersebut siswa

harus paham dengan konsep dasar serta penanaman konsep dasar matematika

yang benar

Rohaeti, Afrilianto & Maryanih (2018) mengungkapkan bahwa salah

satu kesulitan siswa dalam mempelajari konsep-konsep bangun ruang seperti

kubus dan balok yang memiliki titik, bidang, ruang dan hubungan diantaranya.

Kesulitan yang terjadi misalnya siswa belum dapat menentukan unsur-unsur

kubus dan balok seperti titik sudut, rusuk dan lainnya, dam siswa masih

menyamakan istilah sisi pada bangun datar dengan bidang sisi pada bangun ruang,

siswa belum dapat membedakan bidang diagonal dan diagonal ruang dan siswa

belum dapat mengetahui berbagai macam bentuk jaring-jaring kubus dan balok.

Menurut Agus (2011 mengungkapkan bahwa model pembelajaran


juga berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para
guru dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.

Permasalahan dalam matematika dapat juga muncul disebabkan


metode pembelajaran yang dipakai oleh guru kurang maksimal. Oleh karena
itu, untuk memecahkan permasalahan proses pembelajaran tersebut adalah
model pembelajaran yang sangat dibutuhkan oleh guru agar siswanya dapat
menerima informasi atau pesan dengan baik, karena melalui model
3

pembelajaran guru dapat membantu siswa mendapatkan informasi, ide,


keterampilan dan cara berpikir serta mengekspresikan ide.

Salah satu model pembelajaran adalah pembelajaran kooperatif yang


salah satu strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok
kecil yang tingkat kemampuannya yang berbeda

Menurut Khanafiyah, Langlang & Hertiavi (2010) bahwa


Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw sesuai apabila diterapkan pada materi-
materi yang tidak banyak memuat rumus-rumus atau persamaan namun lebih
banyak memuat teori-teori

Selain menggunakan model pembelajaran, media pembelajaran juga

sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran khususnya pada pelajaran

matematika. Menggunakan media pembelajaran atau alat peraga dapat membantu

peserta didik untuk mencerna pelajaran lebih mudah dan juga alat peraga yang

digunakan dalam materi kubus dan balok adalah media dengan prinsip sebagai

jembatan pengingat..

Menururt suroso (2016) Alat Peraga Puzzle Foam sebagai alat peraga yang

dianggap dapat memberikan peserta didik ingatan mengenai unsur-unsur kubus

dan balok seperti titik sudut, rusuk dan lainnya, menyamakan istilah sisi pada

bangun datar dengan bidang sisi pada bangun ruang, membedakan bidang

diagonal dan diagonal ruang dan mengetahui berbagai macam bentuk jaring-jaring

kubus dan balok, kemudian dikombinasikan dengan dengan model pembelajaran

kooperatif tipe Jigsaw yang diharapkan siswa mampu bekerja sama dengan sistem

cara kerja Jigsaw agar mendapatkan informasi mengenai kubus dan balok dengan

menggunakan media alat peraga Puzzle Foam.


4

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka saya terdorong untuk

melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Jigsaw Berbantuan Alat Peraga Puzzle Foam Pada

Materi Kubus dan Balok Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII Smp

Negeri 1 Pangsid.”. next

Slide 3

B. Rumusan Masalah

Yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah …., next

Slide 4

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang pertam , next

Slide 5

D. Manfaat Penelitian
Setelah melakukan penelitian diharapkan hasil penelitian ini dapat
memberikan manfaat yang berarti yaitu:
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini secara teoritik diharapkan berguna untuk peneliti yang
akan melakukan penelitian yang sejalan dengan penelitian ini.
b. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Diharapkan dengan menggunakan alat peraga Puzzle Foam dengan
model kooperatif tipe Jigsaw berbantuan alat peraga Puzzle Foam dapat
membangkitkan semangat belajar siswa karena pembelajaran lebih variatif
dan menarik.
b. Bagi Guru
5

Diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta


meningkatkan kreativitas dalam kaitannya alat peraga Puzzle Foam dengan
model kooperatif tipe Jigsaw yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran
matematika.
c. Bagi Sekolah
Diharapkan dapat menjadi informasi yang dapat dijadikan masukan
untuk perkembangan pembelajaran.
d. Bagi Peneliti
Diharapkan hasil penelitian ini dapat berguna sebagai bahan
informasi, pengalaman dan masukan dalam pembelajaran serta sumber
kajian untuk mengembangkan penelitian selanjutnya terutama yang terkait
dengan penelitian ini.
Slide 6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Hakikat Matematika

Menurut Siagian (2017) matematika merupakan ilmu pengetahuan


yang diperoleh dengan bernalar yang menggunakan istilah yang
didefinisikan dengan akurat, cermat, dan jelas.
Adapun karakteristik matematika secara umum yang dikemukakan

oleh Wardhani (2010) sebagai berikut :

a. Memiliki objek kajian yang abstrak


b. Mengacu pada kesepakatan
c. Mempunyai pola pikir deduktif
d. Konsisten dalam sistemnya
e. Memiliki symbol yang kososng dari arti
f. Memperhatikan semesta pembicaraan
6

2. Pengertian Hasil Belajar

Menurut (Ningsih, & Hayati. 2020) bahwa Hasil belajar adalah salah satu

cara untuk mengukur seberapa jauh siswa memahami pembelajaran yang

berupa nilai yang diperoleh siswa dari hasil tes, tugas maupun penilaian

dari sikap dan kepribadian siswa.

. Hasil belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku secara

keseluruhan yang meliputi aspek kognitif dan keterampilan

Menurut Taksonomi Bloom ranah kognitif dibagi menjadi enam


tingkatan yaitu :
a. Pengetahuan (knowledge)
b. Pemahaman (comprehension)
c. Penerapan (application)
d. Analisis (analysis)
e. Sintetis (synthesis)
f. Evaluasi (evaluation)

Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar kognitif merupakan


kemampuan siswa dalam mempelajari suatu konsep yang diajarkan di
sekolah.

Hasil belajar tidak hanya menekankan penguasaan pengetahuan saja


tetapi juga penguasaan keterampilan yang nantinya akan berdampak pada
perubahan perilaku atau sikap siswa. Menurut Siregar (2015)
mengemukakan bahwa ranah psikomotorik/keterampilan berhubungan
dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui keterampilan manipulasi
yang melibatkan otot dan kekuatan fisik.

Sementara itu Epinur, Afrida, & Fuldiaratman (2016)


mengemukakan bahwa ranah psikomotor mencakup :

a. Kemampuan menggunakan alat dan sikap kerja


7

b. Kemampuan menganalisis suatu pekerjaan dan menyusun urutan


pengerjaan
c. Kecepatan mengerjakan tugas
d. Kemampuan membaca gambar dan atau symbol
e. Keserasian bentuk dengan yang diharapkan dan atau yang telah
ditentukan

Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar keterampilan merupakan


hasil belajar yang dilihat seberapa besar kemampuan (skill) siswa tersebut
terhadap materi yang telah diberikan.

Slide 7

3. Model Pembelajaran Kooperatif


Menurut Slavin dalam Harahap, & Lubis (2016) mengemukakan
belajar kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang didalamnya siswa
belajar dan bekerja melalui kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif
yang anggotanya terdiri atas empat sampai enam orang, dengan struktur
kelompok heterogen. Sedangkan menurut Suhirman (2018) menyatakan
bahwa pembelajaran kooperatif (Coopertative Learning) merupakan sebuah
metode yang menekankan pada kerja kelompok. Metode ini siswa akan
dibentuk dalam beberapa kelompok kemudian diberikan materi agar mereka
dapat bekerja sama dalam kelompok yang telah dibagi.
4. Model Pembelajaran Kooperatyif tipe Jigsaw
Menurut Abdullah (2017) pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
merupakan sebuah strategi belajar yang dapat menciptakan suasana belajar
yang aktif dan menarik, menumbuhkan komunikasi yang efektif, dan dapat
memberikan hasil belajar yang memuaskan.
Menurut Suroso (2016) model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
terbagi atas dua kelompok yaitu kelompok asal dan kelompok ahli.
8

Slide 8

Menurut Priyanto dalam Suroso (2016) langkah-langkah yang harus


dilakukan dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw :
1. Pembentukan kelompok asal
2. Pembelajaran pada kelompok asal
3. Pembentukan kelompk ahli
4. Diskusi kelompok ahli
5. Diskusi kelompok asal
6. Diskusi kelas
7. Pemberian kuis
8. Pemberian penghargaan kelompok

5. Alat Peraga
Menurut Alfirdausi dalam Bintoro, Zuliana, & Fahrudhin. (2018) alat
peraga adalah sebuah atau seperangkat benda konkrit yang dibuat,
dirancang, dihimpun atau disusun secara sengaja, yang digunakan untuk
membantu menanamkan atau mengembangkan konsep-konsep dalam
matematika.
Slide 9

6. Alat Peraga Puzzle Foam

LENGKAP DI PPT

Slide 10

Bagian Kubus

Masing masing Memiliki 6 sisi, memiliki 12 rusuk, memiliki 8 titik sudut ,


memiliki 12 diagonal bidang, memiliki 4 diagonal ruang dan memiliki 6 bidang
diagonal
9

Slide 11

BACA PPT

Slide 12

Kerangka Pikir
Untuk mengetahui kerangka pikir penelitian ini secara umum, dapat dilihat

pada slide:

Slide 13 - 14
BACA PPT

Slide 15

BAB III
METODE PENELITIAN
Populasi dan sampel

Adapun langkah-langkah dalam penarikan sampel :


a. Memilih 2 rombongan belajar (rombel) berdasarkan jumlah rombel yang ada
(9 rombel), secara random dan asumsi semua rombel mempunyai
kemampuan yang sama dalam hal kemampuan matematika (homogen).
b. Memilih 1 rombel (VIII 1), diantara 2 rombel (VIII 1 dan VIII 2)yang ada,
berdasarkan langkah a, sebagai kelas eksperimen yang diajar dengan model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw terbimbing.
c. Rombongan belajar yang tidak terpilih pada langkah b, secara otomatis
menjadi kelas kontrol yang diajar dengan model pembelajaran konvensional.

Slide 16 – 22
BACA PPT
10

Slide 23
Pada awal pelaksanaan penelitian, kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan

pretest sebagai tes awal sebelum diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe

Jigsaw berbantuan alat peraga Puzzle Foam.

Pelaksanaan Pembelajaran

Pembelajaran yang akan dilakukan adalah pembelajaran dengan menggunakan alat

peraga Puzzle Foam dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw untuk

kelas VIII.1 sedangkan untuk kelas VIII.2 menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Jigsaw tanpa berbantuan alat peraga.

Pada akhir pelaksanaan penelitian, kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan

posttes sebagai tes akhir setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe

Jigsaw berbantuan alat peraga Puzzle Foam.

Slide 24
Data tes hasil belajar dikumpulkan dnegan menggunakan tes hasil belajar siswa
baik sebelum dan setelah pembelajaran dalam bentuk essay test. Data yang
terkumpul merupakan skor untuk masing-masing individu dalam kelas
Adapun langkah-langkah pengumpulan data sebagai berikut :

a. Langkah I, pemberian tes awal (pretest) pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol.

b. Langkah II, pemberian perlakuan pada kelas eksperimen.

c. Langkah III, pemberian tes akhir (posttest) pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol.

Data keterlaksanaan pembelajaran diperoleh dengan lembar observasi

keterlakasaan pembelajaran.
11

Slide 25- 26

BACA PPT
Slide 17
Sekian pemaparan saya, terima kasih atas perhatiannya.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh.
Selanjutnya saya kembalikan kepada moderator

Anda mungkin juga menyukai