SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Strata Satu Pendidikan Islam
Disusun oleh:
Teguh Prasetyo Nugroho
NIM: 09481054
... هللا ...
sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri1...
1
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Bandung:
Jumanatul Ali-Art, 2005) hal. 251.
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Almamater tercinta
vi
ABSTRAK
vii
KATA PENGANTAR
الرِح ْي ِم
َّ الر ْح َم ِن ِ بِس ِم
َّ اهلل ْ
اَ َّ بََب ْل ُدم.اا َ ُد َ َ اَ ْ َر ِ ال ُدْم ْر َا ِ ْي َن ˛ َ َ َ اَلِ ِل َ َ ْ ِ ِل اَ ْ َملِ ْي َن َّ َ .الل ل َِم ْي َن
َّ َ الل َ ُد ِ ِ الْ ُد
َ مم ل ل َ ِّب َ
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, taufik dan
selesaikan.
Selama penulisan skripsi ini, kesulitan dan hambatan dapat penulis lalui
berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Hamruni, M. Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
2. Bapak Drs. Jamroh Latief, M. Si., Bapak Dr. Imam Machali, S. Pd. I, M. Pd.,
dan Bapak Andi Prastowo, M. Pd. I., selaku pengelola Program Dual Mode
petunjuk dalam penulisan skripsi ini dengan penuh kesabaran dan keikhlasan.
viii
4. Ibu Dra. Nur Rohmah, M. Ag., dan Bapak Drs. Misbah Ulmunir, M. Si.,
selaku penguji I dan penguji II yang secara obyektif memberikan kritik, saran,
5. Bapak dan Ibuku tercinta, yang telah memberikan dukungan baik secara
7. Bapak Triyanto, S. Pd. SD., dan Ibu Hj. Suwidah, A. Ma., selaku observer
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran guna
perbaikan bagi penulis nantinya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita
semua. Amin.
Penulis
ix
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 6
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................. 7
D. Kajian Pustaka ............................................................................ 9
E. Landasan Teori ........................................................................... 12
F. Hipotesis ..................................................................................... 26
G. Indikator Keberhasilan ................................................................ 27
H. Metode Penelitian ....................................................................... 28
I. Sistematika Pembahasan ............................................................. 34
x
BAB IV. PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................ 99
B. Saran-saran ................................................................................. 100
C. Penutup ....................................................................................... 100
xi
DAFTAR TABEL
xii
Tabel xxxviii. .. Persentase angket partisipasi aktif siswa dalam belajar siklus
I .......................................................................................... 75
Tabel xxxix. Hasil angket usaha siswa untuk belajar siklus I.................... 75
Tabel xl. Persentase angket usaha siswa untuk belajar siklus I ........... 76
Tabel xli. Hasil angket penyelesaian tugas siswa siklus I .................... 76
Tabel xlii. Persentase angket penyelesaian tugas siswa siklus I ............ 76
Tabel xliii. Jadwal pelaksanaan siklus II ............................................... 78
Tabel xliv. Pembagian kelompok STAD pertemuan I siklus II .............. 83
Tabel xlv. Data nama kelompok pertemuan II siklus II ........................ 84
Tabel xlvi. Poin kemajuan dan skor rata-rata kelompok Heroes ............ 85
Tabel xlvii. Poin krmajuan dan skor rata-rata kelompok Trio Bomib ...... 85
Tabel xlviii. Poin kemajuan dan skor rata-rata kelompok Bocah Smart ... 86
Tabel xlix. Penghargaan kelompok ....................................................... 86
Tabel l. Pengisian lembar observasi pertemuan I siklus II ................ 88
Tabel li. Pengisian lembar observasi pertemuan II siklus II ............... 89
Tael lii. Hasil angket hasrat siswa untuk beljar siklus II.................... 90
Tabel liii. Persentase angket hasrat siswa untuk belajar siklus II .......... 91
Tabel liv. Hasil angket ketekunan siswa untuk belajar siklus II ........... 91
Tabel lvi. Persentase angket ketekunan siswa untuk belajar siklus II ... 91
Tabel lvii. Hasil angket partisipasi aktif siswa dalam belajar siklus II... 92
Tabel lviii. Persentase angket partisipasi aktif siswa dalam belajar siklus
II ......................................................................................... 92
Tabel lix. Hasil angket usaha siswa untuk belajar siklus II .................. 93
Tabel lx. Persentase angket usaha siswa untuk belajar siklus II .......... 93
Tabel lxi. Hasil angket penyelesaian tugas siswa siklus II ................... 94
Tabel lxii. Persentase angket penyelesaian tugas siswa siklus II ........... 94
Tabel lxiii. Peningkatan motivasi belajar siswa berdasar lembar observasi 96
Tabel lxiv. Perbandingan motivasi belajar siswa berdasar angket .......... 97
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
Lampiran 35 Sertifikat Kelompok Dahsyat ................................................... 169
Lampiran 36 Kartu Bimbingan Skripsi ......................................................... 170
Lampiran 37 Riwayat Hidup Penulis ............................................................ 171
Lampiran 38 Foto-foto Kegiatan Penelitian .................................................. 172
Lampiran 39 Foto Gedung Madrasah Ibtidaiyah Al Iman Tambakrejo .......... 173
Lampiran 40 Denah Menuju Madrasah Ibtidaiyah Al Iman Tambakrejo ....... 174
xv
BAB I
PENDAHULUAN
diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini. Oleh karena itu,
mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai
abstrak yang sulit dipelajari masih sangat melekat dalam diri siswa, bahkan
1
siswa dalam belajar matematika. Motivasi di dalam diri siswa untuk
Adapun indikator yang motivasi belajar siswa adalah: (1) hasrat untuk belajar
(2) keinginan berhasil; (3) dorongan kebutuhan dalam belajar;3 (4) tekun
menghadapi tugas; (5) ulet menghadapi kesulitan; (6) lebih senang bekerja
mandiri;4
ini terjadi pula pada siswa kelas lima di Madrasah Ibtidaiyah Al Iman
Tambakrejo, Tempel, Sleman, Yogyakarta. Hal ini terjadi hampir pada setiap
materi yang dibahas. Tidak terkecuali materi operasi hitung pecahan. Hal
latihan matematika, siswa cenderung malas, mudah menyerah dan tidak mau
3
Hamzah B. Uno, Teori Motivasi & Pengukurannya (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hal. 23.
4
Sardiman A. M., Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), hal. 102.
2
langkah pengerjaannya. Namun rata-rata dari mereka hanya menuliskan
langkah-langkah pengerjaan untuk dua butir soal saja dan selebihnya tidak.
Selain itu seringkali sebagian besar siswa tidak mengerjakan pekerjaan rumah
berupa hasrat untuk belajar dan keinginan berhasil serta dorongan kebutuhan
belajar dalam diri siswa sendiri masih sangat kurang. Selain itu, faktor
ekstrinsik seperti media yang digunakan oleh guru kurang variatif, kurangnya
penghargaan guru terhadap siswa, dan juga kondisi lingkungan yang tidak
terpusat pada guru. Chalk and talk masih sangat mendominasi ketika guru
soal latihan yang ada dalam buku paket. Kegiatan yang serupa dilakukan
kurang aktif dan kemungkinan besar merasa bosan. Dalam hal penghargaan,
proses maupun hasil belajar. Namun penghargaan tersebut masih sebatas pada
pemberian nilai dan juga bentuk penghargaan secara verbal. Sedangkan dari
3
Ibtidaiyah Al Iman cukup kondusif karena berada satu komplek dengan
lewat. Hal ini karena letak ruang kelas lima berada di ujung gedung madrasah
yang dekat dengan jalan. Selain itu, kondisi ruangan kelas kurang nyaman,
menarik, maka di dalamnya tentu akan ada unsur penggunaan media yang
lebih variatif. Dalam perencanaan itu pula pasti guru berupaya menciptakan
pembelajaran yang tepat dan menarik bagi penyampaian materi operasi hitung
4
pecahan. Berdasarkan latar belakang di atas, saya melakukan Penelitian
Tindakan Kelas agar masalah yang selama ini saya alami dapat teratasi.
mengkaji ulang materi dan saling membantu untuk memastikan bahwa setiap
Setelah itu, masing-masing siswa akan mengerjakan kuis secara mandiri dan
tidak boleh saling membantu. Namun, hasil kuis setiap individu akan
individu harus melakukan upaya yang terbaik ketika mengerjakan kuis secara
dengan strategi card sort. Card sort adalah strategi pembelajaran yang bisa
suatu objek atau mengulangi informasi, di mana siswa secara aktif memilah
dan memilih kartu dengan gerakan fisik yang dapat memberikan energi pada
kelas.6 Sehingga nantinya di bawah arahan guru, siswa akan aktif belajar
5
Robert E. Slavin, Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik, (Bandung: Nusa
Media, 2009), hal. 11.
6
Mel Silberman, Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta:
Yappendis, 2002), hal. 149.
5
secara berkelompok, merasa tertantang untuk saling berkompetisi secara
uraian latar belakang di atas, maka penelitian ini penting untuk dilakukan.
B. Rumusan Masalah
6
2. Bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai
1. Tujuan Penelitian
Sleman.
2. Kegunaan Penelitian
7
a. Bagi peneliti sendiri
matematika.
pembelajarannya.
c. Bagi Siswa
lanjutan dalam ruang lingkup yang lebih luas serta pembahasan yang
8
e. Bagi institusi pendidikan
yang dilaksanakan.
D. Kajian Pustaka
matematika, diantaranya:
9
2. Skripsi yang ditulis oleh Siti Muslimah, mahasiswa Program Studi
kooperatif tipe STAD pada siswa kelas VIII MTs Wahid Hasyim Sleman
siswa pada pra tindakan diperoleh persentase sebesar 11,11%, pada siklus
pratindakan sebesar 28%, pada siklus I sebesar 48,15% dan pada siklus II
sebesar 77,78%.
10
Achievment Divition) Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi
Subyek dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa kelas V A SDN
siswa. Motivasi siswa dilihat dari aspek minat untuk belajar, ketekunan
dalam belajar, partisipasi aktif dalam belajar, usaha untuk belajar, dan
rata-rata skor tes dari siklus sebelumnya dan sedikitnya 70% dari jumlah
motivasi belajar siswa dari aspek minat untuk belajar, usaha untuk
siswa juga mengalami peningkatan yang dapat dilihat dari nilai terendah
sebesar 30 pada siklus I menjadi 55 pada siklus II. Begitu juga dengan
siklus II.
11
(Student Teams Avhievement Divisions) yang akan dikembangkan dengan
E. Landasan Teori
1. Model Pembelajaran
akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda. Sistem penilaian
8
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hal. 51.
12
kelompok, sehingga setiap individu akan memiliki kesempatan yang sama
menguasai materi pelajaran. Dalam hal ini semua siswa harus saling
siswa mengerjakan kuis mengenai materi secara individual. Dalam hal ini
kuis individu. Skor kuis para siswa dibandingkan dengan dengan rata-rata
13
dijumlahkan untuk memperoleh skor tim. Tim yang memenuhi kriteria
b. Penentuan skor awal; skor awal mewakili skor rata-rata siswa pada
pembelajaran sebelumnya. 11
10
Robert E. Slavin, Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik, terjemahan Narulita
Yusron (Bandung: Nusa Media, 2009), hal. 12.
11
Ibid. Hal. 151.
12
Ibid. Hal. 152.
14
Tabel i. Membagi siswa ke dalam kelompok
lebih baik jika siswa diberikan kesempatan untuk elakukan hal yang
13
Ibid. Hal. 155-156.
15
untuk mendapatkan poin kemajuan kelompok. Poin kemajuan dihitung
sebagai berikut:14
4. Card Sort
14
Ibid. Hal. 157-159.
15
Ibid. Hal 160-161.
16
yang dapat membantu memberi energi pada kelas. Adapun prosedur card
sama.
Variasi:
b) Berikan tim satu set kartu lengkap yang telah diacak. Lalu minta
kegiatan memilah dan memilih kartu tentang operasi hitung pecahan yang
5. Motivasi
Istilah motivasi berasal dari kata motif yang berarti kekuatan dalam
aktivitas tertentu. Motif tidak dapat diamati secara langsung, namun dapat
16
Mel Silberman, Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif, terjemahan Sarjuli,
et. al. (Yogyakarta: Yappendis, 2002) hal. 149.
17
diinterpretasikan dalam tingkah laku. Motif dapat dibedakan menjadi tiga
macam, yaitu: (1) motif biogenetis, merupakan motif yang berasal dari
adalah: (1) motif bawaan, yaitu motif yang yang sudah ada sejak lahir dan
tidak perlu dipelajari; (2) motif yang dipelajari, yakni motif yang timbul
memerlukan rangsangandari luar karena sudah ada dalam diri indivudu itu
sendiri; (2) motif ekstrinsik, timbul karena adanya rangsangan dari luar.
17
Hamzah B. Uno, Teori Motivasi & Pengukurannya (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hal. 3.
18
Ibid. Hal. 4.
18
a) Pendidik memerlukan anak didik. Sebagai seseorang yang
diri. Jadi motivasi terjadi lebih karena unsur kebutuhan (need). Sedangkan
19
Ibid. Hal. 9.
19
munculnya motif adalah karena adanya rangsangan. Berdasarkan teori di
yang timbul oleh adanya rangsangan dari dalam maupun dari luar sehingga
dilakukan. 20
6. Motivasi Belajar
a. Definisi belajar
(yang juga bisa berupa pikiran, perasaan, atau gerakan). Good dan
20
Hamzah B. Uno, Teori Motivasi & Pengukurannya (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hal. 8-9.
20
apresiasi (appreciation), jasmani dan etika atau budi pekerti, serta
(reinforcement).
tingkah laku. Indikator motivasi belajar adalah: (1) adanya hasrat dan
(3) adanya harapan dan cita-cita masa depan; (4) adanya penghargaan
belajar dapat timbul karena faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Yang
21
Ibid. Hal. 11-14.
21
yang menarik merupakan faktor ekstrinsik. Kedua faktor motivasi
sesuatu jika yang dipelajari itu sedikitnya sudah dapat diketahui atau
22
Ibid. Hal. 23.
23
Ibid. Hal. 27-28.
22
d. Teknik motivasi dalam pembelajaran
dalam belajar.
sebelumnya.
24
Ibid. Hal. 34.
23
15) Memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah aspek hasrat untuk belajar,
penyelesaiaan tugas. Baik tugas yang diberikan guru dalam kelas maupun
7. Pembelajaran Matematika
25
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia: Edisi Ketiga,
(Jakarta: Balai Pustaka, 2000) hal. 723.
26
Abdullah, Pengaruh Pembelajaran Matematika Berbantuan Komputer Terhadap
Prestasi Belajar Matematika Siswa SD, dalam Al Bidayah: Jurnal Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah, volume 2 No. 2 (Yogyakarta: Program Studi PGMI Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sunan Kalijaga, 2010) hal. 177.
24
sebagai serangkaian proses kegiatan yang melibatkan guru matematika
dan siswa untuk memanfaatkan segala potensi yang ada dalam usaha
salah satu dari pecahan biasa, pecahan desimal, persen dan pecahan
27
Eka Waltiyah: “Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted
Individualization) Dengan Learning Start With A Question Terhadap Peran Aktif Dan Hasil
Belajar Matematika Siswa”. Skripsi (Yogyakarta: Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan
Kalijaga, 2012), hal. 14.
28
Sukayati, Pecahan: Materi Pelatihan Supervisi Pengajaran untuk Sekolah Dasar
tanggal 19 Juni s/d 2 Juli 2003 di PPPG Matematika Yogyakarta, hal. 1.
25
𝑎
lebih dari sebuah bilangan utuh ditulis dalam bentuk 𝑏 , a adalah pembilang
empat operasi hitung dasar yakni: (1) Penjumlahan, yaitu operasi hitung
untuk memperoleh dua bilangan bulat atau lebih; (2) Pengurangan, yaitu
operasi hitung untuk memperoleh selisih dari dua bilangan atau lebih; (3)
F. Hipotesis
26
G. Indikator Keberhasilan
5. Penyelesaian tugas
berikut:29
29
Eko Putro Widyoko, Evaluasi Program Pembelajaran (Yogyakarta: Pustaka Belajar,
2009). Hal. 243.
27
H. Metode Penelitian
secara sistematis dan terencana, disertai sikap mawas diri dalam rangka
guru di dalam kelas. Sehingga PTK dapat diartikan pula sebagai upaya
kualitatif.
Iman Tambakrejo, Tempel, Sleman yang terdiri dari 10 siswa, dan peneliti
Achievement Division).
30
Masnur Muslich, Melaksanakan PTK Itu Mudah (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hal. 9-10.
28
3. Instrumen Penelitian
pengumpulan data.
responden.
format khusus.
kelas.
g. Kartu pecahan; Kartu pecahan adalah media kartu dimana pada kartu
29
cardsort dalam pelaksanaan kuis individu. Kartu pecahan yang
Kalijaga Yogyakarta.
30
tersediakannya format yang relatif rinci dan observer tinggal
penelitian ini akan dilakukan antara peneliti dengan siswa kelas lima
33
Ibid. Hal. 71.
34
Ibid. Hal 77.
35
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D
(Bandung: Alfabeta, 2012) hal. 320.
36
Ibid. Hal. 199.
31
Tambakrejo. Angket yang digunakan berupa angket motivasi belajar
5. Prosedur Penelitian
a. Perencanaan
b. Tindakan
32
2) Tindakan ini diterapkan paling sedikit dua siklus, untuk
Pada akhir setiap siklus akan dilakukan refleksi. Jika masih belum
c. Observasi
33
(2) penyederhanaan data (data reduction); (3) pemaparan data (data
I. Sistematika Pembahasan
34
Al Iman Tambakrejo, Tempel, Sleman mulai dari kondisi awal sebelum
tersebut.
yang dilakukan dan juga saran. Pada akhir skripsi akan dicantumkan
35
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
menarik.
99
B. Saran-saran
pembelajaran matematika.
C. Penutup
kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharap kritik dan saran dari
100
DAFTAR PUSTAKA
A. M., Sardiman, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Rajawali Pers,
2012
Arifin, Zainal, Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru. Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2011.
Istiqomah, Ketut, “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
(Student Teams Achievment Divition) Untuk Meningkatkan Motivasi Dan
Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VA SDN Adisucipto 1 Depok
Sleman”, Skripsi, Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga
Yoayakarta, 2011.
Kusumah, Wijaya, & Dedi Dwitagama, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas:
Edisi Kedua, Jakarta: Indeks, 2012.
Muslich, Masnur, Melaksanakan PTK Itu Mudah, Jakarta: Bumi Aksara, 2010.
Muslimah, Siti, “Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar dan Kemampuan
Komunikasi Matematika Siswa Kelas VIII MTs Wahid Hasyim Sleman
Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams
Achievement Divisions)”, Skripsi, Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta, 2010.
Rohim, Abdur, “Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa
dengan Pendekatan Integrasi Matematika-Islam Melalui Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Studi Kasus di Kelas XI IPA MA
Nahdhatul Muslimin Undaan Kudus)”, Skripsi, Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2009
Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
Jakarta: Kencana, 2008.
Silberman, Mel, Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif, penerjemah:
Sarjuli, dkk., Yogyakarta: Yappendis, 2002
Slavin, Robert E., Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik, Bandung:
Nusa Media, 2009.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D, Bandung: Alfabeta, 2012.
Sukiman, dkk., “Pedoman Penulisan Skripsi Pogram Peningkatan Kualifikasi S1
Guru MI/Guru PAI Pada Sekolah Melalui Dual Mode System”, Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2012.
101
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya
dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Jakarta: Bumi
Aksara, 2010.
Uno, Hamzah B., Teori Motivasi & Pengukurannya, Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
Waltiyah, Eka, “Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team
Assisted Individualization) Dengan Learning Start With A Question
Terhadap Peran Aktif Dan Hasil Belajar Matematika Siswa”. Skripsi.
Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2012.
Widyoko, Eko Putro, Evaluasi Program Pembelajaran, Yogyakarta:
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117