TESIS
Oleh :
Laela Nurhayati
2321120080
Penulis
ABSTRAK
BAB I PENDAHULUAN
A. Kajian Teoritik
1. Hasil Belajar IPA ...............................................................................10
2. Kreativitas .........................................................................................17
3. Model Pembelajaran Berbasis Lingkungan ..................................... .23
B. Penelitian yang Relevan ....................................................................... 32
C. Kerangka Teoretik ................................................................................. 33
D. Hipotesis Penelitian ............................................................................... 34
BAB V. PEMBAHASAN
A. Simpulan …….…………………………………………………………. 94
B. Saran ……………………………………………………………………. 95
LAMPIRAN
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Bagan Siklus PTK ...................................................................... 63
DAFTAR TABEL
vi
Tabel 3.13 Kategori Penilaian Rancangan pengamatan …………..……. 58
vii
viii
1
BAB I
PENDAHULUAN
merupakan faktor penting sebagai ruang bagi kehidupan manusia dalam segala
lingkungan yang ada secara fisik dapat dimanfaatkan dan diupayakan oleh
IPA menurut sebagian siswa sangat sulit dipahami dan membosankan. Begitu
pula siswa di SMKN 4 Cilegon, mereka kurang tertarik mengikuti materi pelajaran
IPA yang disampaikan guru, dan hal ini mengakibatkan hasil belajar IPA masih
berada dibawah KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah. Nilai KKM untuk mata
Pelajaran IPA adalah 70,20. Seringkali strategi yang digunakan guru setiap hari
hanya itu-itu saja, seperti menulis dari buku sumber dan menerangkan materi
saja. Sehingga hal ini membuat siswa menjadi bosan dan mengantuk pada saat
dapat memberikan siswa kesenangan dan kepuasan pribadi yang sangat besar
kreativitas dan hasil belajar IPA siswa kelas XI SMKN 4 Cilegon, karena
lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan
lain.
pada situasi yang konkret. Selain itu juga pendekatan ini dapat memberikan
sesuatu yang ada di lingkungannya. Oleh karena itu keadaan alam sekitar SMKN
industry minyak dan gas , serta dekat dengan beberapa fasilitas umum lainnya
4
sekitar kita, sehingga akan sangat mudah jika mengajarkan materi IPA dengan
kelas atau siswa ditugaskan untuk membawa contoh yang dapat diambil
langsung dari lingkungan sekitar dan secara langsung siswa dapat mengamati
menyenangkan bagi siswa. Selain itu siswa lebih aktif, kreatif, dan dapat
tingginya tingkat kreativitas dan tingginya hasil belajar siswa untuk mata
pelajaran IPA
4 Cilegon ?
5
sekolah?
C.Pertanyaan-Pertanyaan Penelitian
sekitar sekolah ?
3. Apakah kreativitas dan hasil belajar siswa kelas XI SMKN 4 Cilegon dapat
1. Kegunaan Praktis
belajar siswa.
meningkat.
belajar IPA sebagai tujuan dari pendidikan dapat tercapai dengan baik.
7
2. Kegunaan Teoritis
belajar yang tepat sangat penting dalam proses pembelajaran. Dalam hal
ini guru harus kreatif dalam menyesuaikan media yang digunakan dengan
materi yang akan disampaikan. Selain efektif dan tidak memerlukan biaya
langsung bagi siswa, karena cara ini lebih bermakna. Hal ini disebabkan
sebenarnya.
yang utuh, mulai dari awal hingga akhir. Model pembelajaran melingkupi
8
2. Kreativitas
hidup Anda terus melaju. Proses kreatif dimaksudkan agar siswa dapat
diri kita lebih banyak masalah daripada seharusnya. Untuk itu kita perlu
9
cemerlang.
nilai yang diperoleh siswa dengan menggunakan alat ukur penilaian yang
berupa tes baik tertulis maupun secara lisan. Skor disajikan dalam bentuk
BAB I I
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teoretik
akibat dari proses belajarnya. Istilah belajar berasal dari bahasa Belanda “
Prestatie “ dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha .
salah satu alat ukur yang paling banyak digunakan untuk menentukan
a. hasil belajar harus dapat mengukur apa-apa yang dipelajari dalam proses
yang dipelajari.
belajar.
Menurut Bloom bahwa hasil belajar dibedakan menjadi tiga aspek yaitu:
(producing).
12
(self knowledge).
peringkat dan tipe prestasi belajar, serta hasil afektif. Andersen (1981)
yang tipikal dari berfikir, berbuat, dan perasaan. Tipikal berfikir berkaitan
dan tipikal perasaan berkaitan dengan ranah afektif. Ketiga ranah tersebut
13
angket tertentu untuk membedakan hasil yang akan dicapai siswa atau
dengan apa yang telah mereka ketahui sebelumnya. Hal ini tentu saja
pembelajaran :
1) Belajar mempresentasikan
2) Belajar konsep
3) Belajar proporsional
4) Aplikasi
5) Pemecahan masalah
6) Kreativitas
belajar siswa.
b. IPA
prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Selain itu IPA juga
merupakan ilmu yang bersifat empirik dan membahas tentang fakta serta
gejala alam. Fakta dan gejala alam tersebut menjadikan pembelajaran IPA tidak
hanya verbal tetapi juga faktual. Hal ini menunjukkan bahwa, hakikat IPA
cara produk sains ditemukan. Dari istilah yang digunakan IPA atau Ilmu
rasional dan objektif.Rasional artinya masuk akal atau logis, diterima oleh akal
15
indera. Pengetahuan alam sudah jelas artinya adalah pengetahuan tentang alam
segala isinya. Awal dari ilmu pengetahuan alam dimulai pada saat manusia
Secara umum IPA meliputi tiga bidang ilmu dasar, yaitu : Biologi, Fisika,
dan Kimia. IPA mengandung nilai-nilai tertentu yang berguna bagi masyarakat.
Nilai-nilai non kebendaan yang terkandung dalam IPA antara lain , sebagai
berikut :
kehidupan sehari-hari.
ekonomi,politik internasional.
berikut :
memecahkan masalah.
masalah.
Sains tanpa agama adalah buta dan agama tanpa sains adalah
Suatu teori tidak dapat dipertahankan jika tidak sesuai dengan hasil
nilai ilmiah pada siswa serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran
yang berupa fakta, konsep, teori, hukum, sehingga siswa memiliki sikap
2. Kreativitas
a. Pengertian Kreativitas
peserta didik. Pada dasarnya manusia telah memiliki potensi kreatif sejak awal ia
18
ciptakan. Potensi kreatif ini dapat kita melalui keajaiban alamiah seorang bayi,
media lingkungan sekitar sekolah yang menuntut siswa untuk aktif berbuat dan
baru, meskipun ciptaan tersebut tidak semua baru, tetapi merupakan gabungan
gagasan, proses, metode ataupun produk baru yang efektif yang bersifat
suatu kondisi, sikap, kemampuan, dan proses perubahan tingkah laku seseorang
dikemukakan oleh banyak ahli merupakan definisi yang saling melengkapi satu
sama lainnya. Sudut pandang para ahli terhadap kreativitas menjadi dasar
perubahan dari definisi kreativitas. Rhodes (dalam Munandar, 2010: 20) dalam
press, product”. Kebanyakan definisi kreativitas berfokus pada salah satu dari ke
pribadi,kreatif yang melibatkan diri dalam proses kreatif, dengan dukungan dan
yaitu :
1) . Pribadi
2) . Pendorong
Bakat kreatif siswa akan terwujud jika ada dorongan dan dukungan
dari lingkungannya, ataupun jika ada dorongan kuat dalam dirinya sendiri
3) .Proses
4) . Produk
yang bermakna ialah kondisi pribadi dan kondisi lingkungan, yaitu sejauh
timbul.
b. Ciri-ciri Kreativitas
antara lain: menunjukkan rasa ingin tahu yang luar biasa, menciptakan berbagai
berani mengambil resiko, suka mencoba, peka terhadap keindahan dan segi-
masalah yang memacu pada lima macam prilaku kreatif sebagaimana yang
inkubasi, dan kerja keras. Hal ini, tidak dalam urutan tetap dan biasanya
dalam membuat pilihan yang tepat, pada setiap tahap yang berbeda
sendiri; dan (4) pengawasan yang tidak terlalu ketat (kaku) dan otoriter.
mempunyai rasa ingin tahu, senang mencari hal-hal yang baru, serta merasa
tertantang untuk menyelesaikan hal-hal yang rumit. Oleh karena itu kreativitas
optimal.
Semua anak terlahir dengan sifat ingin tahu dan berimajinasi. Sifat ini
merupakan modal dasar bagi anak untuk berkembangnya sikap kritis dan
kreatif.
2) . Mengenal anak secara perorangan
Setiap anak adalah berbeda. Berbeda dalam berbagai hal, misalnya
lingkungan keluarga, kecerdasan dominan yang bervariasi, gaya belajar
yang berbeda dan kemampuan yang beragam. Dalam PAILKEM,
perbedaan individual itu harus tercermin dalam kegiatan pembelajaran.
3) . Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian kelas
Berdasarkan pengalaman anak akan menyelesaikan tugas dengan baik
jika mereka duduk berkelompok. Hal ini memudahkan anak berinteraksi
dan bertukar pikiran.
4) .Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan
memecahkan masalah.
5) .Mengembangkan ruang kelas / lingkungan sekitar sekolah sebagai
lingkungan belajar yang menarik.
6) .Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar.
7) .Managemen kelas. .
Morgan dalam Syah (2005 :9) menyebutkan bahwa suatu kegiatan dikatakan
belajar apabila memiliki tiga ciri-ciri : 1). Belajar adalah perubahan tingkah laku.
tersebut harus bersifat permanen dan tetap ada untuk waktu yang cukup lama.
24
Belajar dapat dikatakan sebagai suatu proses, artinya dalam belajar akan
Belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang, sehingga
:112).
tingkah laku seseorang melalui suatu proses yang disengaja, untuk menguasai
memanfaatkan berbagai sumber untuk belajar ( Susilana, dan Riyana. 2009 :1).
( learning process ).
pembelajaran melibatkan dua peristiwa penting yaitu pihak yang belajar dan
juga diartikan sebagai proses interaksi peserta didik dengan pendidik pada suatu
didik.
merupakan suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu
Berbasis lingkungan yaitu suatu model yang tidak dirancang secara khusus
secara umum dapat diklasifikasikan dalam dua kelompok besar yaitu : orang dan
demikian selama dalam proses pembelajaran akan mengajak siswa untuk lebih
belajar, tetapi juga sebagai objek kajian (sumber belajar). Situasi ini dapat
dan mempertahankan sifat positif. Lingkungan terdiri dari lingkungan luar dan
dalam dan di luar individu, baik yang bersifat fisiologis, psikologis maupun
sosio-kultural.
Lingkungan merupakan sumber belajar yang paling efektif dan efisien serta
tempat belajar adalah segala situasi yang ada di sekitar siswa saat proses
pembelajaran. Jadi lingkungan fisik tempat belajar adalah segala sesuatu dalam
Lingkungan yang ditata dengan baik akan menciptakan kesan positif dalam
diri siswa, sehingga siswa menjadi lebih senang untuk belajar dan lebih
Menurut Arends (Trianto, 2011 : 25) ada enam model pengajaran yang
dan fasilitas penunjang yang tersedia, sehingga tujuan pembelajaran yang telah
Setiap mata pelajaran pasti memiliki ruang lingkup materi yang dipelajari.
lingkup bahan kajian IPA untuk SMK kelas XI meliputi aspek-aspek berikut:
pembelajaran IPA di SMK kelas XI meliputi identifikasi jenis limbah, dan jenis
abiotik berupa udara, kursi, meja, papan tulis, gedung sekolah, dan berbagai
pengertian yang sangat banyak tidak hanya sebatas lingkungan alam namun
“heimatkunde” adalah :
dasar.
banyaknya agar anak aktif atau giat tidak hanya dudukduduk, dengar saja.
pengajaran totalitas.
30
Leven” yaitu :
namanya.
sebelumnya.
yang erat dan inten dengan orang tua. Orang tua secara langsung
ini anak tidak hanya belajar pada tataran akademik tapi anak akan turut
kesuksesan pendidikan maka sekolah itu secara langsung dan tidak langsung
lingkungan non fisik yaitu meliputi kurikulum, norma, dan pembiasaan nilai-nilai
didik untuk mengajarkan diri sendiri dan alam sekitar. Pendidikan IPA
inovatif dan sosio psikologis dalam suasana yang rileks tetapi tetap terarah
Sebagai langkah awal dari penulisan ini juga sebagai arahan berfikir
buku sebagai bahan acuan atau pijakan yang ada pada umumnya
teliti sangat berbeda, penulis terdahulu Fina Dwi Handayani 2013 dengan
untuk meningkatkan kreativitas dan hasil belajar IPA siswa kelas XI SMK
sekolah.
Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas VII SMPN 1 Sajira” . Letak
pelajaran yang diteliti adalam mata pelajaran IPA SMP. Dan penelitian
Terhadap Hasil Belajar Seni Tari di SMA Negeri Cahaya Madani Banten
penelitian ini bersifat original atau belum pernah diangkat pada waktu
C. Kerangka Teoretik
kesempatan pada siswa untuk lebih kreatif dan aktif dalam proses
kreativitas dan hasil belajar IPA pada siswa sangat dimungkinkan dan
D. Hipotesis Penelitian
berikut:
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
luar kelas.
sistem, metode kerja, proses, isi, kompetensi, dan situasi. Sedang bila
dilihat dari Sifatnya menurut Dakates (2012: 133) PTK adalah tindakan
Gambar 3.1
yang merasakan adanya masalah yang perlu diselesaikan, dalam hal ini
observer, peneliti juga dibantu oleh dua rekan sejawat sebagai guru mitra
kelas.
C. Kancah Penelitian
D. Subjek Penelitian
pelajaran 2012/2013.
lingkungan sekitar sekolah. Sumber data diambil dari siswa itu sendiri
F. Pengumpulan data
1. Observasi
Pada penelitian ini observasi dilakukan pada siswa dan guru. Observasi
guru dikelas tersebut. Peneliti dibantu oleh 2 orang rekan sejawat sebagai
Cilegon.
2. Wawancara ( interview )
Responden dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMKN 4 Cilegon yang
pengumpulan data.
Adapun data yang ingin diperoleh melalui wawancara dalam hal ini
lingkungan sekolah.
3. Tes
Tes hasil belajar merupakan salah satu alat ukur yang mengukur
4. Angket/ kuesioner
1. Lembar tes
2. Pedoman observasi
3. Pedoman wawancara
4. Angket / Kuesioner
41
Setelah data diperoleh dari hasil pengumpulan data maka data perlu
berikut:
1. Langkah persiapan
penelitian
2. Pengelompokan data
Kriteria Penilaian :
setiap siklus
H . Prosedur Penelitian
menghendaki adanya siklus belajar yang terdiri dari empat tahapan kegiatan,
Keempat tahapan tersebut harus dilalui oleh peneliti pada setiap siklus
pembelajaran.
1. Perencanaan ( planning )
pelaksanaan bahan yang akan diberikan, metode dan alat evaluasi dalam
2. Pelaksanaan ( Action )
3. Pengamatan ( observation )
Pada tahap ini peneliti mengamati jalannya proses pembelajaran dan hasil
siswa. Guru pelaksanaan mencatat sedikit demi sedikit apa yang terjadi
4. Refleksi ( reflection )
dirasa belum optimal. Penelitian ini terdiri dari pra siklus dan tiga siklus
tindakan, dimana setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu : tahap
1. Pra siklus
a. Observasi
b. Refleksi
dihadapi dan hasil yang dicapai melalui observasi dan hasil tes yang
2. Siklus I
a. Tahapan Perencanaan
b. Tahap Tindakan
c. Tahap Observasi
berikutnya.
45
d. Tahapan Refleksi
peneliti bersama guru mitra menganalisis hasil observasi. Jika pada hasil
refleksi ini tujuan penelitian telah tercapai, maka tindakan dihentikan. Jika
berikutnya.
3. Siklus II
a. Tahap Perencanaan
b. Tahap Tindakan
c. Tahap Mengamati
disekitar sekolah
d. Tahap Refleksi
4, Siklus III
a. Tahap Perencanaan
b. Tahap Tindakan
c. Tahap Pengamatan
disekitar sekolah
4) Menyusun rekomendasi
47
d. Tahap Refleksi
1) Mengadakan evaluasi
2) Membuat kesimpulan
I. Indikator Keberhasilan
a. Adanya peningkatan dari siklus, peningkatan ini dapat dilihat dari hasil
tes siswa
c. 75% dari jumlah siswa mencapai nilai 70 ke atas atau nilai sesuai KKM
J. Instrumen Penelitian
lembar observasi guru dan siswa, angket respon siswa, dan tes hasil
sebagai berikut :
c. Lembar Observasi
Aspek
Indikator
Kreativitas
Pada penelitian ini ada tiga macam rubrik penelitian kerativitas yaitu
Kompeten Aspek
No. rancangan Berfikir Indikator
Pengamatan Kreatif
1.1 Mengemukakan banyak gagasan
Fluency mengenai judul praktikum yang akan
1 dicantumkan
Judul
1.2 Mengemukakan judul praktikum yang
Originality
berbeda dengan yang lainnya
2.1 Mengemukakan banyak gagasan
Fluency mengenai tujuan praktikum yang
Tujuan
akan dilakukan
2 Tinjauan
Pustaka Elaboration 2.2 Mengemukakan tujuan praktikum
secara jelas dan terperinci
Aspek Produk
No. Indikator
Kreativitas
e. Angket
Angket digunakan demi mengetahui pendapat siswa terhadap metode
pembelajaran yang diterapkan pada proses pembelajaran. Penilaian skala
angket menggunakan skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur
sikap pendapatan dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial (sugiyono, 2011 : 93).
f. Catatan Lapangan
Digunakan guna memperoleh data secara obyektif tidak terekam dalam
lembar observasi. Catatan lapangan meliputi seluruh aktivitas siswa dan
guru selama tindakan berlangsung.
52
g. Dokumentasi (kamera)
Dokumentasi digunakan guna mendokumentasikan kegiatan guru dan
siswa
h. Tes Hasil Belajar
Tes ini digunakan untuk mengukur penguasaan konsep siswa pada
pencemaran lingkungan. Tes penguasaan konsep diuji cobakan kepada
siswa yang telah memperoleh pembelajaran pencemaran lingkungan. Hasil uji
coba tes penguasaan konsep dianalisis untuk mengetahui validasi, reliabilitas,
tingkat kesukaran dan daya pembeda.
a. Uji Validitas Soal
Karno To (1996:2) mengemukakan bahwa validitas tes merupakan
tingkat keabsahan atau ketepatan suatu tes, tes yang valid adalah tes yang
benar-benar mengukur apa yang hendak diukur. Jadi, dapat dikatakan bahwa
analisis validitas tes merupakan analisis yang di lakukan untuk menunjukkan
tingkat ketepatan suatu instrumen tes dalam mengukur sasaran yang hendak
diukur. Uji validitas tes ini dilakukan dengan menggunakan teknik kolerasi
product momen yang dikemukakan oleh pearson (pearson Product Moment),
yaitu sebagai berikut :
∑ − (∑ ) (∑ )
=
( ∑ − (∑ )( ∑ − (∑ ) )
(Arikunto,2005)
Dengan :
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah tingkat keajengan (konsistensi) suatu tes, yakni sejauh
mana suatu tes dapat di percaya untuk menghasilkan skor yang ajeg, relatif
tidak berubah walaupun diteskan dalam situasu yang berbeda-beda suatu
ukur memberikan gambaran yang benar-benar dapat dipercaya tentang
kemampuan seseorang (Harry Firman, 2000). Untuk menguji reliabilitas tes
pada penelitian ini digunakan rumus Alpa sebagai berikut :
∑ 2
11 1
−1 2
Dengan :
r11 = relibilitas yang dicari
2
∑σi = jumlah varians skor tiap-tiap item
Σi2 = variansi total
(Arikunto, 2006)
Selanjutnya hasil perhitungan reliabilitas tersebut diinterpresikan sebagai
berikut
Tabel 3.4
Interpretasi Reliabilitas
Nilai Relibilitas Kriteria
0,00 – 0,20 Sangat Tinggi
0,21 – 0,40 Tinggi
0,41 – 0,60 Cukup
0,61 – 0,80 Rendah
0,81 – 1,00 Sangat Rendah
(Arikunto, 2005 : 218)
54
1 P=
(Arikunto, 2005:208)
Dengan :
P = Indeks Kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan
benar
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Dengan :
Tabel 3.6
Interpretasi Daya Pernbeda Butir Soal
Nilai DP Kriteria
0,00 – 0,20 Jelek
0,21 – 0,40 Cukup
0,41 – 0,70 Baik
0,71 – 1,00 Sangat Baik
(Arikunto, 2010 : 218)
Pengolahan data yang diperoleh dari setiap tindakan penelitian berupa hasil
tes belajar dan kreativitas siswa melalui penerapan metode pembelajran
berbasis proyek. Setelah data diperoleh, maka dilakukan pengolahan data
sebagai berikut :
57
No. Kategori
4 Sangat Baik
3 Baik
2 Cukup
1 Kurang
(KTSP SMKN 4 Cilegon, 2011)
a. Aspek Kognitif
Jenjang diukir pada aspek kognitif berupa pemahaman serta penguasaan
materi diberikan kepada siswa pada tingkat C1 (pengetahuan), C2
(pemahaman), C3 (penerapan) dan C4 (analisis). Pengolahan dan aspek
59
c. Aktivitas Siswa
Data hasil observasi berkaitan dengan aktivitas siswa pada model
Pembelajaran Berbasisi Proyek diolah dengan menentukan prestasi rata-
rata dari masing-masing Indikator diamati, yaitu dengan cara sebagi
berikut :
Jumlah Siswa Teramati
x 100%
Jumlah Siswa Hadir
Prestasi rata-rata aktivitas siswa pada aspek ditinjau, kemudian dianalisis
sesuai dengan kategori yang ditetapkan dalam tabel, berikut klasifikasi
aktivitas siswa pada tabel 3.16 di bawah ini :
1. Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas , ada dua
jenis data yaitu data kualitatif dilakukan melalui tiga tahap, yaitu: reduksi data,
paparan data, dan penyimpulan hasil analisis. Sedangkan untuk menganalisis
data kuantitatif dapat memanfaatkan Tehnik- tehnik pengolahan data
kuantitatif yang seperti tabulasi penggunaan Tabel, Grafik atau Diagram dan
prosedur statistik sederhana.
2. Evaluasi
Temuan penelitian dipergunakan untuk melakukan evaluasi terhadap
proses dan hasil tindakan yang dicapai. Kriteria keberhasilan dalam
penemuan, pengujian serta peningkataan kualitas pembelajaran dengan
menerapkan metode pembelajaran berbasis lingkungan meliputi :
a. Jika terdapat peningkatan pemahaman siswa terhadap konsep setiap
siklusnya.
b. Jika terdapat peningkatan hasil belajar siswa {individu) melalui tes
setiapsikfus mendapat nilai rata-rata diatas 70 sudah lebih besar dari 70%
maka sudah dikatakan berhasil.
62
3. Refleksi
Refleksi adalah kegiatan mengulas secara kritis tentang perubahan yang
terjadi baik pada siswa, suasana kelas, maupun guru- Pada tahap ini peneliti
menjawab pertanyaan mengapa, bagaimana dan sejauh mana tindakan
tesebut menghasikjan perubahan secara signifikan (Sukidin, 2002:112).
Tahap ini menentukan banyaknya siklus yang teriadi pada proses penelitian
tindakan, jika berdasarkan tahap ini tujuan masih dianggap belum tercapai
maka siklus akan terus berulang sampai tujuan tercapai.
Berikut adalah terhadap penelitian tindakan kelas (PTK) yang akan
dilaksanakan oleh peneliti yang dilaksanakan di kelas XI Nautika SMK N 4
Cilegon dalam proses belajar mengajar di kelas yang digambarkan di bawah
ini
63
Identifikasi
Masalah
Perencanaan I
Pengamatan
Hasil
Seleksi
Perencanaan II
Pengamatan
Lanjut ke
Siklus berikut
Gambar 3.2
Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
64
BAB IV
A. Penelitian Pendahuluan
slide presentasi yang bersifat satu arah sehingga siswa kurang aktif.
peneliti.
oleh guru.
belajar siswa.
yang ada disekitar sekolah dan tempat tinggal siswa. Model pembelajaran
berbasis lingkungan dapat mendorong rasa ingin tahu siswa, serta kreativitas
mengalaminya sendiri bukan hanya sekedar transfer ilmu dari guru terhadap
siswanya.
1. Siklus I
oleh peneliti dan dilanjutkan dengan presentasi hasil praktikum tiap kelompok
siswa.
lingkungan.
udara
mulai pukul 07.55 sampai pukul 09;20 dan pertemuan kedua hari kamis, 07
berdoa dipimpin oleh ketua kelas (danton), selanjutnya memberi salam kepada
nama siswa satu persatu serta mencatatnya dalam daftar hadir, jumlah
dilakukan sesuai abjad dalam daftar kehadiran siswa. Pada tahap menetapkan
ditugaskan untuk membawa alat dan bahan yang akan digunakan pada
saring, daun yang dipetik dari beberapa tempat yang telah ditentukan (pasar,
Pada pertemuan kedua, siswa sudah menyiapkan alat dan bahan untuk
melakukan praktikum yang didapat dari lingkungan sekitar yang telah ditentukan
68
kreativitas siswa mengerjakan lembar kerja yang telah diberikan oleh peneliti.
oleh peneliti, setelah itu siswa mempresentasikan di depan kelas. Pada tahap
evaluasi, peneliti melakukan evaluasi terhadap jawaban lembar kerja serta hasil
sementara dari setiap kelompok lalu siswa kembali duduk di bangku masing-
masing untuk tes. Peneliti mengatur tempat duduk agar siswa tidak terlalu
berdekatan dengan rekan siswa lainnya. Peneliti menampilkan soal tes pada
slide presentasinya.
Kreativitas
No Siswa IPK Kategori
1 Rasa ingin tahu 2.31 cukup
Mengambil
2
Resiko 2.44 cukup
3 Imajinatif 2.39 cukup
4 Inisiatif 2.55 cukup
Rata-rata 2.42 cukup
69
siswa masih pada kategori cukup yaitu 2.42. Pada siklus I masih banyak siswa
lingkungan.
Nilai hasil belajar diperoleh dari hasil perolehan tes siswa setelah
dilakukan tes pada siklus pertama , didapat nilai rata-rata 7.73 dengan
kategori cukup.
Dari tabel di atas masih banyak siswa yang mendapat nilai di bawah KKM,
hal ini menunjukkan bahwa pada siklus pertama masih banyak siswa yang belum
kelompok (IPK) penampilan peneliti masih pada kategori cukup, yaitu 2,55.
No Aspek skor
Merumuskan tujuan pembelajaran berbasis
1 lingkungan 3
2 Menganalisis karakteristik siswa 3
3 Merumuskan Strategi pembelajaran 2
4 Membuat lembar kerja 3
5 Merancang kebutuhan sumber belajar 2
6 merancang alat evaluasi 2
Mempersiapkan segala sumber belajar yang
7 dibutuhkan 3
Menjelaskan tahapan pengamatan dalam
8 praktikum 2
9 Mengelompokkan siswa 3
Melakukan pengamatan lingkungan melalui
10 praktikum 3
11 Melakukan evaluasi 2
Jumlah 28
Rata-rata 2,55
Skor
No Aktivitas (%)
1 kegiatan awal 64
2 Tahap orientasi 85
Tahap penyajian
3 masalah 57
Tahap identifikasi
4 masalah 67
5 Tahap Pelaksanaan Praktikum 73
Tahap Pengumpulan
6 Data 64
tahap Penginterpretasikan
7 Data 64
8 Tahap Membuat Kesimpulan 67
9 Kegiatan penutup 57
Total % 66
banyak siswa yang belum paham dan masih malu bertanya kepada peneliti.
72
sehari-hari agar mudah dipahami oleh siswa. Hasil pengamatan pada siklus
peneliti.
selanjutnya, yaitu:
peneliti.
lebih aktif, serta siswa tidak merasa canggung bertanya pada peneliti.
73
Dari hasil kegiatan pada siklus I tersebut maka dilakukan perbaikan pada
siklus II.
2. Siklus II
manusia dan lingkungan. Serta merencanakan alat dan bahan yang akan
digunakan.
berikut:
lingkungan.
siswa.
lapangan/kelas.
sampai pukul 09: 20. Kemudian pertemuan kedua dilaksanakan pada hari kamis
bersama dipimpin oleh ketua kelas (danton). Selanjutnya memberi salam pada
memanggil nama siswa satu persatu kemudian mencatatnya dalam daftar hadir.
masing kelompok ditugaskan untuk membawa alat dan bahan yang akan
mencari berbagai sumber sebagai acuan untuk mengerjakan tugas yang telah
diberikan.
pembelajaran hari ini, lalu memberitahukan kepada siswa materi yang akan
dipelajari minggu depan. Kelas ditutup dengan doa kemudian member salam.
Hasil kreativitas siswa pada siklus kedua menunjukan bahwa nilai rata-rata
menjadi 2.92.
Hasil belajar siswa pada siklus kedua dapat dilihat pada tabel berikut :
Dari tabel berikut masih ada siswa yang mendapat nilai di bawah KKM tapi
tidak sebanyak siklus I, hal ini menunjukkan bahwa pada siklus II mengalami
No Aspek skor
1 Merumuskan tujuan pembelajaran berbasis lingkungan 3
2 Mennganalisis karakteristik siswa 3
3 Merumuskan Strategi pembelajaran 4
4 Membuat lembar kerja 3
77
Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus kedua dapat dipaparkan pada
tabel berikut :
2 Tahap orientasi 85
3 Tahap penyajian masalah 70
4 Tahap identifikasi masalah 70
5 Tahap Pelaksanaan Praktikum 79
6 Tahap Pengumpulan Data 70
7 tahap Penginterpretasikan Data 73
8 Tahap Membuat Kesimpulan 73
9 Kegiatan penutup 76
Total % 75
lingkungan. Beberapa siswa mulai berani bertanya pada peneliti jika ada
tidak ikut mengerjakan praktikum dan ada beberapa siswa yang mengerjakan
pekerjaan rumah.
kekurangan pada siklus pertama minggu lalu, interaksi antara peneliti dengan
siswa sudah terjalin cukup baik. Siswa tidak canggung lagi dalam bertanya pada
malasan, siswa tampak lebih bersemangat dalam mengerjakan tugas yang telah
diberikan peneliti.
Analisi serta refleksi pada siklus kedua ini ada beberapa hal disarankan
1) Peneliti lebih mendekatkan lagi pada siswa agar siswa tidak malu
bertanya.
4) Dalam diskusi, peneliti hrus bisa menertibkan sikap siswa yang biasanya
agar setiap kelompok dapat menerima kritik dan saran dengan lapang
dada.
3. Siklus III
lingkungan kerja, dilanjutkan dengan merencanakan alat dan bahan yang akan
di lingkungan kerja.
pengamatannya.
3.1 Perencanaan
kedua, kreativitas pada diri siswa sudah muncul tapi belum maksimal sehingga
lingkungan
pukul 07.55 sampai pukul 09;20 dan pertemuan kedua hari kamis, 21 November
siswa saling berinteraksi memberikan saran serta kritik agar hasil karya
ilmiahnya menjadi lebih baik. Peneliti memberikan solusi kepada siswa jika siswa
agar hasil pengamatan (laporan) mereka menjadi lebih baik lagi bila ingin
pada pembelajaran hari ini. Kelas ditutup dengan doa kemudian memberi salam.
Hasil kreativitas siswa pada siklus ketiga menunjukkan bahwa nilai rata-rata
Pada siklus ketiga 9,57% mencapai nilai > 70. Nilai pada siklus ini
meningkat dibandingkan dengan siklus I dan Siklus II. Nilai hasil belajar siswa
Dari tabel di atas sudah tidak ada siswa yang mendapatkan nilai di bawah
KKM, hal ini menunjukkan bahwa pada siklus III mengalami peningkatan dalam
hasil belajar.
Hasil observasi terhadap aktivitas guru pada siklus III ditunjukkan pada
tabel berikut :
No Aspek skor
1 Merumuskan tujuan pembelajaran berbasis lingkungan 4
2 Mennganalisis karakteristik siswa 4
3 Merumuskan Strategi pembelajaran 3
4 Membuat lembar kerja 4
5 Merancang kebutuhan sumber belajar 3
6 merancang alat evaluasi 3
83
IPK rata-rata aktivitas guru pada siklus ketiga yaitu 3.64 termasuk ke dalam
termotivasi untuk belajar lebih giat, serta peneliti dapat menghargai pendapat
termasuk pada kategori baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa dapat
terlihat bersemangat jika melihat siswa semangat belajar. Siswa harus lebih
banyak belajar teknik presentasi agar dapat menyajikan masalah dengan baik
serta menarik.
siswa baik dengan sesama siswa maupun dengan peneliti berjalan cukup
baik. Banyak siswa bertanya saat presentasi kepada sesama rekan maupun
lingkungan mata pelajaran IPA didapat dari respon siswa dengan hasil
sebagai berikut :
85
dengan bebas.
86
BAB V
PEMBAHASAN
A. Kreativitas Siswa
4
3.5
3
2.5
2
1.5 Cukup
1
0.5
0
1 2 3
2.42 termasuk dalam kategori cukup, pada siklus kedua dengan rata-rata 2.92
menerima dan memberikan kritikan dan saran baik untuk diri sendiri
B. Hasil Belajar
tidak tuntas dimana nilai ketuntasan minimumnya adalah 70. Berikut adalah
90
80
70
60
50
Tuntas
40
Tidak Tuntas
30
20
10
0
1 2 3
Berdasarkan data tabel dan gambar grafik, rata-rata nilai hasil belajar
siswa pada siklus pertama yaitu 77, siklus kedua yaitu 84, dan siklus ketiga
sebesar 85.
kelompok.
1. Aspek Kognitif
3.5
3
2.5
2 Cukup
1.5 Baik
1 Sangat Baik
0.5
0
1 2 3
karena :
situasi baru.
2. Aspek Afektif
3.5
3
2.5
2 Cukup
1.5 Baik
1 Sangat Baik
0.5
0
1 2 3
karena:
1) Siswa peka dalam menerima rangsangan dari luar, baik dalam bentuk
3. Aspek Psikomotor
3.5
3
2.5
2 Cukup
1.5 Baik
1 Sangat Baik
0.5
0
1 2 3
karena :
2002:53).
92
C. Aktivitas Guru
4
3.5
3
2.5
Cukup
2
1.5 Baik
1 Sangat Baik
0.5
0
1 2 3
lingkungan.
cukup, pada siklus kedua yaitu 3.18 dengan kategori baik, sedangkan pada
93
siklus ketiga dengan penilaian 3.64 berkategori sangat baik. Aktivitas guru
D. Aktivitas Siswa
aktivitas siswa:
100
80
60
Tuntas
40
Tidak Tuntas
20
0
1 2 3
aktivitas siswa pada setiap siklusnya. Pada siklus pertama didapatkan nilai
BAB VI
A.Simpulan
mata pelajaran IPA tentang polusi dan dampaknya pada manusia serta
sebagai berikut :
pada siklus kedua sebesar 2.92, serta pada siklus ketiga sebesar 3.45
mendapat nilai >70 sebesar 73.60% siswa. Sebesar 92.40% siswa pada
siklus kedua siswa mendapat nilai > 70. Sedangkan pada siklus ketiga
siswa yang mendapat nilai >70 sebesar 95.70%. Dengan demikian bisa
94
95
baik. Siswa yang sebelumnya pasif menjadi lebih aktif dalam mengikuti
diberikan guru.
berjalan dengan lancar. Namun masih ada kendala yang dihadapi oleh siswa
B. Saran
SMK Negeri 4 Cilegon. Peneliti sekaligus sebagai guru IPA menyampaikan saran
sebagai berikut :
95
96
berjalan optimal.
96
97
DAFTAR PUSTAKA
Iswoyo, Setiyo., Yunita, Sri. 2013. Asyiknya Guru PAKEM. Jakarta : BUKI
Creative Production.