Disusun Oleh:
SUKRON MA’MUN
(NIM : 1903017175)
1
PENGESAHAN
Naskah Penelitian Tindakan Kelas berikut ini :
Judul : “UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
SISWA PADA MATA PELAJARAN AQIDAH
AKHLAK MATERI POKOK MUKJIZAT DAN
KEJADIAN LUAR BIASA DENGAN
MENGGUNAKAN METODE JIGSAW DI
KELAS VIII MTS NU JOGOLOYO
KABUPATEN DEMAK SEMESTER GENAP
TAHUN AJARAN 2018/2019”
Kepala Madrasah
Penulis
4
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL………………………………………… i
HALAMAN PENGESAHAN ..…………………………… … ii
KATA PENGANTAR………………………………..………. iii
DAFTAR ISI …………………………………………… …..… .iv
DAFTAR LAMPIRAN ….……………….…………………..… v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………………………………………..
B. Rumusan Masalah…………….. ………………………
C. Tujuan Penelitian ………………………………………
D. Manfaat Penelitian ……………………………………..
BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Kajian Pustaka
1. Pengertian Belajar ……………………………………..
2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ……….. ...
4. Hasil Belajar …………………........................................
5. Mata Pelajaran Akidah Akhlak.........................................
6. Materi Pokok Mukjizat dan Kejadian Luar Biasa ............
B. Kerangka Berpikir ……………………………………..
BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian ……………….…………….………
5
B. Subjek Penelitian………………………………….…..
C. Lokasi dan Waktu Penelitian………………………….
D. Kolaborator dan Pelaksana ……………………..……..
E. Rancangan Penelitian .…………………………………
F. Tehnik Pengumpulan Data ……………………………..
G. Indikator Keberhasilan ………………………………..
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ………………………………..
B. Pembahasan …………………………………………....
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ………………………………………............
B. Saran …………………………………………… …………..
6
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 : DAFTAR NAMA SISWA SIKLUS I DAN SIKLUS II …….
7
BAB. I
PENDAHULUAN
9
Dalam belajar selalu ingin mendapatkan hasil yang sangat
memuaskan diakhir pembelajaran, sehingga kita harus selalu
mengali dan mengkaji serta mencari pengalaman-pengalaman baru
dalam pembelajaran agar apa yang kita lakukan dapat meraih hasil
yang maksimal.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka upaya untuk
memecahkan permasalahan yang dihadapi, penulis melakukan
penelitian tindakan kelas (PTK) dengan judul: “Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar Peserta didik Pada Mata Pelajaran
Akidah Akhlak Materi Pokok Mukjizat dan Kejadian Luar Biasa
Dengan Menggunakan Metode Jigsaw di Kelas VIII-B MTs NU
Jogoloyo Wonosalam Demak TahunPelajaran 2018/2019”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas yang telah
teridentifikasi maka permasalahan yang dirumuskan dalam
penelitian tindakan kelas ini adalah:
1. Bagaimana penggunaan metode jigsaw dalam
meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata
pelajaran akidah akhlak pokok bahasan mukjizat dan
kejadian luar biasa kelas VIII-B MTs NU Jogoloyo
Demak tahun pelajaran 2018-2019?
2. Apakah metode jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar
peserta didik pada mata pelajaran akidah akhlak pokok
10
bahasan mukjizat dan kejadian luar biasa kelas VIII-B
MTs NU Jogoloyo Demak?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari
penelitian ini yang ingin dicapai adalah untuk :
1. Mendiskripsikan penggunaan metode jigsaw pada mata
pelajaran akidah akhlak pokok bahasan mukjizat dan
kejadian luar biasa kelas VIII-B Mts NU Jogoloyo
Demak.
2. Mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik pada
mata pelajaran akidah akhlak pokok materi mukjizat dan
kejadian luar biasa kelas VIII-B MTs NU Jogoloyo
Demak setelah menggunakan metode jigsaw.
D. Manfaat Penelitian
2. Bagi Guru
11
2.1. Memotivasi guru untuk lebih meningkatkan kinerja dan
meningkatkan keprofesionalismeannya dalam kegiatan
belajar mengajar.
3. Bagi Sekolah
4. Bagi Peneliti
12
BAB. II
A. Kajian Teori
1. Pengertian Belajar
1
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2003), hal. 2
21 Ahyak,
2
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Remaja Rosdakarya, 1990),
hal. 84
13
karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian baik fisik
maupun psikis seperti pemecahan suatu masalah, ketrampilan,
kecakapan, kebiasaan atau sikap.
3
Trianto, Model-model . . . ., Hal .5
14
Model pembelajaran biasanya disusun berdasarkan berbagai
prinsip atau teori pengetahuan. Para ahli menyusun model-model
pembelajaran berdasarkan prinsip-prinsip atau teori-teori psikologis,
sosiologis, analisis sistem, atau teori-teori lain yang mendukung.
4
Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012). Hal 132-133
5
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013).
hal 174
15
kompleks, memeriksa informasi dengan aturan yang ada dan
merevisinya bila perlu.6
6
Rusman, Model-Model . . . hal 201
7
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Modul Pedagogi
Pengembangan Profesi Guru, Modul 5 hal:7
8
Trianto, Model-Model …, hal. 56
9
Majid, Strategi Pembelajaran, hal. 182
16
kerja ahli (expert sheet) kepada kelompok asal (home team), 2)
diskusi kelompok ahli (expert team) yang terdiri dari gabungan
anggota-anggota kelompok asli dengan materi yang sama
mendalami materi tersebut, 3) diskusi kelompok asli (home team)
di mana setiap anggota menjelaskan materi masing-masing kepada
anggota lain dalam kelompoknya, 4) mengerjakan kuis dengan
bahan semua materi yang dipelajari, 5) pemberian penghargaan
kelompok.
Secara skematis langkah-langkah pembentukan
A1 B1 C1 A2 B2 C2 A3 B3 C3 A4 B4 C4 A5 B5 C5
D1 E1 D2 E2 D3 E3 D4 E4 D5 E5
A1 A1 A1 B2 B2 B2 C 3 C3 C3 D4 D4 D4 E5 E5 E5
A1 A1 B2 B2 C3 C3 D4 D4 E5 E5
Kelompok Ahli
Gambar 2. Ilustrasi yang menunjukkan tim Jigsaw (Slavin,
2000:22).
17
Berdasarkan gambar I mengenai illustrasi yang menunjukkan
pembentukan tim Jigsaw huruf A, B, C, D, dan E menunjukkan
bagian materi pembelajaran yang ditugaskan pada setiap anggota
kelompok dalam kelompok asal, sedangkan penggunaan angka 1,
2, 3, 4, dan 5 dibelakang huruf menunjukkan anggota kelompok
dari kelompok asal. Kemudian setiap anggota kelompok yang
mendapat bagian materi yang sama membentuk kelompok yang
disebut kelompok ahli (Slavin, 2000:22).
10
Trianto, . . . ., hal. 55
18
Perhitungan skor kelompok dilakukan dengan cara
menjumlahkan masing-masing perkembangan skor individu dan
hasilnya dibagi sesuai dengan jumlah anggota kelompok.
Pemberian penghargaan diberikan berdasarkan perolehan skor rata-
rata yang dikategorikan menjadi kelompok baik, kelompok hebat,
dan kelompok super. Adapun kriteria yang digunakan untuk
menentukan pemberian penghargaan terhadap kelompok adalah
sebagai berikut:
0≤x≤5 -
5 ≤ x ≤ 15 Tim Baik
15 ≤ x ≤ 25 Tim Hebat
25 ≤ x ≤ 30 Tim Super
19
1) Dapat memberikan kesempatan pada peserta didik
untuk bekerjasama dengan peserta didik lain;
11
Ibid . . . ., hal 184
20
3. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah pencapaian kompetensi yang
sikap sesuai tujuan pembelajaran berupa nilai atau angka. Dalam hal ini
21
Untuk mengetahui hasil belajar dari proses kegiatan pembelajaran
diperlukan suatu penilaian yaitu penilaian hasil belajar.Dalam
melakukan penilaian diperlukan alat ukur.Alat ukur tersebut berupa tes.
Tes adalah himpunan pertanyaan yang harus dijawab atau pertanyaan-
pertanyaan yang harus dipilih/ditanggapi, atau tugas-tugas yang harus
dilakukan oleh orang yang dites dengan tujuan untuk mengukur suatu
aspek (perilaku) tertentu dari orang yang dites. Dalam tes prestasi yang
hendak diukur adalah tingkat kemampuan seorang peserta didik dalam
menguasai bahan pelajaran yang telah diajarkan(Depdiknas:2005).
Hamalik (2007) mengemukakan bahwa tes/evaluasi merupakan
keseluruhan kegiatan pengukuran (pengumpulan data dan informasi),
pengolahan, penafsiran dan pertimbangan untuk membuat keputusan
tentang tingkat hasil belajar yang dicapai peserta didik setelah
melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan.
Akidah Akhlak terdiri atas dua kata kata yaitu Akidah dan Akhlak. Kata
akidah secara etimologi berasal dari bahasa Arab “Aqada”
ya’qidu’aqidatan yang berarti menghubungkan ujung sesuatu dengan
sesuatu yang lain, sehingga menjadi satu ikatan yang sulit dibuka.
Sedangkan secara istilah akidah adalah pernyataan diri mengingatkan
jiwa untuk mempercayai bahwa Allah saja yang berhak dipatuhi, diikuti,
22
dengan melaksanakan segala perintahnya dan menjauhi segala
larangannya dengan berpedoman hidup kepada Al-Qur’an dan Sunnah
Rasulullah.12
Menurut Prof. Dr. Ahmad Amin, yang disebut akhlak itu ialah
kehendak yang dibiasakan. Artinya kehendak itu bila membiasakan
sesuatu, maka kebiasaan itulah yang dinamakan akhlak. Dalam
penjelasan beliau, kehendak ialah ketentuan dari beberapa keinginan
manusia setelah bimbang, sedangkan kebiasaan merupakan perbuatan
yang diulang-ulang sehingga mudah melakukannya. Masing-masing
dari kehendak dan kebiasaan in mempunyai kekuatan, serta gabungan
dari dua kekuatan ini menimbulkan kekuatan yang lebih besar.
Kekuatan inilah yang dinamakan akhlak.13
12
Dr. Zainal Arifin, M.S.I,dkk, Modul Pendalaman Materi Akidah Akhlak
Pendidikan Profesi Guru, Modul 1 hal : 7
13
Zahruddin AR, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2004), hal. 1-5
23
1. Penanaman nilai dan ajaran islam sebagai pedoman mencapai
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
14
Ibid., hal. 18
24
Selain beberapa fungsi di atas, mata pelajaran Aqidah Akhlak
bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan
peserta didik yang diwujudkan dalam akhlaknya yang terpuji,
melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan,
pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang aqidah dan
akhlak islam, sehingga menjadi manusia muslim yang terus
berkembang dan meningkat kualitas keimanan dan
ketaqwaannya kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam
kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,
serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang
lebih tinggi.
25
islam,dan menyeru kepada umat agar percaya akan keesaan Allah.Unsur
yang harus ada dalam mukjizat, antara lain:
26
Setiap muslim wajib memercayai mukjizat yang dimiliki nabi
dan rasul. Mengingkarimukjizat nabi dan rasul berarti mengingkari
ayat-ayat yang ada dalam al-Qur’an itu sendiri. Jadi,orang yang
mengingkari mukjizat nabi dan rasul termasuk orang kafir.
27
2) Nabi Ibrahim a.s
28
Allah memerintahkan Nabi Musa a.s. melemparkan tongkat
yang biasanya digunakan untuk menggembala kambingnya.
Tongkat itu berubah menjadi ular besar dan menelan habis
semuaular para tukang sihir tersebut. Kisah ini termaktub dalam
al-Qur’an Surah Toha ayat 19-21.
29
2. Memperlancar penyampaian ajaran tauhid dari Allah swt
bagi manuasia
4. Sebagai penolong bagi umat Nabi dan Rasul yang taat, dan
azab bagi umat nabi dan rasul yang ingkar.
B. Kerangka Berfikir
30
dari kelompok asal mempelajari sub materi yang menjadi keahliannya.
Tahap ketiga adalah pembentukan kelompok ahli, ketua kelompok asal
membagi tugas pada masing-masing anggotanya untuk menjadi ahli
sesuai dengan sub materi yang sama. Tahap keempat adalah diskusi
kelompok dari anggota kelompok ahli.
31
Uraian dari kerangka pemikiran di atas dapat digambarkan pada
sebuah bagan di bawah ini:
Perencanaan Pelaksanaan
Permasalahan
tindakan-I tindakan-I
Pengamatan /
Siklus I Refleksi-I pengumpulan Data - I
Pengamatan /
Siklus II Refleksi-II
pengumpulan Data
- II
Hasil Belajar
peserta didik
meningkat
B. Hipotesis Tindakan
15
Arikunto, Prosedur Penelitian …., hal.62
32
data yang terkumpul. Jadi hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
adalah: “Jika model jigsaw diterapkan pada pembelajaran Aqidah
Akhlak akhlak terpuji, maka prestasi belajar peserta didik kelas VIII-B
di MTs UN Jogoloyo Kab. Demak akan meningkat”.
33
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
hal yang penting dalam penelitian tindakan kelas (PTK). Sebab salah
satu ciri khas PTK adalah adanya kolaborasi atau kerjasama antara
tindakan (action).
16
Trianto, M.Pd., Panduan Lengkap Penelitian tindakan Kelas
(Surabaya:Prestasi Pustaka,2010) hal. 13
17
Suharsimi, Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara,
2008), hlm. 63.
34
B. Subyek Penelitian
subyek penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII B. Jumlah peserta
Minggu Ke
NO Kegiatan I II III
1 2 3 1 2 3 1 2 3
Perencanaan pembelajaran X X
Pelaksanaan pembelajaran X
Pelaksanaan Siklus 1 X
Pelaksanaan Siklus 2 X
Pembahasan X X
Pelaporan Penelitian X X
35
D. Kolaborator dan Pelaksana
36
c. Guru tidak memberi bimbingan siswa dalam menyimpulkan
materi pelajaran.
d. Guru tidak memberi petunjuk yang jelas dalam evaluasi,
sehingga siswa sulit memahami soal.
Dalam masalah tersebut peneliti membuat rencana perbaikan
pembelajaran. Siklus I pada mata pelajaran Aqidah Akhlak
pokok bahasan Mukjizat di kelas VIII-B.
Rencana pelaksanaan perbaikan siklus I adalah ;
a. memotivasi siswa dalam pembelajaran.
b. mengaktifkan siswa dalam pembelajaran dengan permainan
yang dapat merangsang siswa dalam pembelajaran.
c. membimbing siswa dalam menyimpulkan materi
pembelajaran. Sehingga siswa menguasai materi yang
disampaikan.
d. memberikan petunjuk yang jelas dalam pengerjaan evaluasi.
Rencana pembelajaran ini dilaksanakan di kelas V MTs NU
Jogoloyo Demak yang di bantu oleh teman sejawat (guru
kelas IV) serta mengunakan instrument
sebagai berikut :
a. rencana pembelajaran siklus I.
b. lembar observasi.
c. alat/media bantu mengajar.
d. lembar kerja siswa.
e. alat evaluasi.
1.2. Pelaksanaan
Sesuai dengan rencana pembelajaran awal pada
pembelajaran Aqidah Akhlak dengan materi mukjizat di kelas
37
VIII-B MTs NU Jogoloyo Demak, maka penulis melaksanakan
rencana perbaikan pembelajaran sesuai dengan waktu
yang direncanakan. Pelaksanakan perbaikan pembelajaran pada
siklus I sesuai dengan rencana perbaikan pembelajaran yang
telah ditulis.
Dari pelaksanaan pembelajran awal ini hasilnya masih jauh dari
yang diharapankan. Karena masih ada 8 siswa atau 36 % yang
belum menguasai materi pembelajaran secara maksimal dan
hasilnya kurang baik masih di bawah ketuntasan dari KKM
yang ditentukan.
1.4. Refleksi
Setelah melaksanakan seluruh proses pembelajaran, guru
perlu melakukan refleksi untuk menilai kinerjanya, sehingga
guru dapat menentukan tindakan seterusnya terhadap
penelitian yang sedang dilakukan. Hasil refleksi pada
pembelajaran awal menemukan hal-hal sebagai berikut:
a. Nilai hasil belajar siswa sangat mengecewakan karena
dari 22 siswa yang tuntas baru 14 orang siswa (64 %),
sedangkan yang belum tuntas masih 8 orang siswa (36
%).
b. Karena dalam pembelajaran awal nilainya sangat
mengecewakan, maka peneliti melakukan perbaikan
pembelajaran siklus I.
2. Diskripsi Hasil Siklus I
2.1.Tahap Perencanaan
Setelah pelaksanaan pembelajaran awal peneliti
laksanakan dengan bantuan teman sejawat diruang kerja
guru mengadakan refleksi, banyak menemukan kelemahan-
kelemahan. Peneliti merencanakan melaksanakan siklus I
sebagai perbaikan dari pembelajaran awal, dengan materi
pelajaran sama dengan materi pelajaran pada siklus I dengan
persetujuan teman sejawat telah menentukan rencana
perbaikan pembelajaran I (RPP I). Serta memperhatikan
39
masalah-masalah yang ada dalam pembelajaran sebelumnya,
adapun masalah tersebut adalah :
a. guru kurang memotivasi siswa dalam menerima
pelajaran, sehingga siswa kurang tertarik pada materi
pembelajaran.
b. guru kurang melibatkan siswa dalam pembelajaran,
sehingga keaktifan siswa dalam mengikuti
pembelajaran sangat kurang.
c. guru tidak memberi bimbingan siswa dalam
menyimpulkan materi pelajaran.
d. guru tidak memberi petunjuk yang jelas dalam
evaluasi, sehingga siswa sulit memahami soal.
Dalam masalah tersebut peneliti membuat rencana
perbaikan pembelajaran Siklus I pada mata pelajaran
Aqidah Akhlak di kelas VIII MTs NU Jogoloyo Demak.
Rencana pelakanaan perbaikan siklus I adalah ;
a. memotivasi siswa dalam pembelajaran.
b. mengaktifkan siswa dalam pembelajaran dengan
permainan yang dapat merangsang siswa dalam
pembelajaran.
c. membimbing siswa dalam menyimpulkan materi
pembelajaran. Sehingga siswa menguasai materi yang
disampaikan.
d. memberikan petunjuk yang jelas dalam pengerjaan
evaluasi.
Rencana pembelajaran ini dilaksanakan di MTs NU
Jogoloyo Demak kelas VIII-B yang di bantu oleh teman
40
sejawat (guru pamong) serta peneliti melakukan perbaikan
pembelajaran dengan terlebih dahulu menyusun:
a. Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP).
b. Instrumen penelitian, terdiri atas:
- Lembar pengamatan perilaku guru
- Lembar pengamatan perilaku siswa.
c. Lembar evaluasi (LAMPIRAN .
Secara lengkap RPP, instrumen penelitian, dan lembar
evaluasi dapat dilihat pada lampiran.
2.2.Pelaksanaan
Sesuai dengan rencana perbaikan pembelajaran pada
siklus I pada pembelajaran Aqidah Akhlak di kelas VIII-B
MTs NU Jogoloyo Demak dengan materi mukjizat, maka
peneliti melaksanakan rencana perbaikan pembelajaran
sesuai dengan waktu yang direncanakan. Pelaksanakan
perbaikan pembelajaran pada siklus I sesuai dengan rencana
perbaikan pembelajaran yang telah ditulis.
Selama 80 menit pelaksanaan perbaikan pembelajaran,
dengan menggunakan lembar pengamatan teman sejawat
duduk di belakang dan mengamati seluruh jalannya
perbaikan pembelajaran.
Pada siklus I peneliti menyusun aktivitas-aktivitas perbaikan
pembelajaran sebagai perbaikan atau pelaksanaan perbaikan
pembelajaran awal. Aktivitas-aktivitas perbaikan
pembelajaran yang dilakukan sebagai berikut:
a. guru melakukan apersepsi dengan melakukan tanya jawab
tentang mukjizat.
b. guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
41
c. guru memberi contoh cara mengerjakan soal cerita
tentang mukjizat, sedangkan siswa disuruh
memperhatikannya.
d. guru menugasi siswa mengerjakan soal latihan di papan
tulis sampai dapat.
e. guru memberi contoh cara mengerjakan soal cerita
tentang mukjizat, siswa disuruh memperhatikan.
f. guru menugasi siswa mengerjakan soal-soal latihan di
papan tulis secara individu sampai dapat.
g. siswa mengerjakan lks secara berpasangan tentang akhlaq
tercela.
h. siswa dan guru membahas hasil diskusi secara klasikal
dan dilanjutkan menugasi siswa untuk mengerjakan soal
latihan di papan tulis.
i. guru memberikan tugas secara individu sebagai evaluasi
akhir.
j. guru menilai dan menganalisa nilai siswa.
Dari pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I
hasilnya masih jauh dari harapan. Siswa masih banyak
yang belum menguasai materi pembelajaran secara
maksimal dan hasilnya masih jauh dibawah KKM yaitu
mendapatkan nilai ketuntasan belajar hanya 77 %.
2.3.Pengamatan / pengumpulan data.
Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian
ini pengamatan dilakukan oleh penulis dan observer dengan
mengumpulkan data yang diperoleh dari:
a. Tes
42
Hasil tes formatif yang diperoleh dari perbaikan
pembelajaran awaI dianalisis. Hasil analisis nilai diperlukan untuk
mengukur pencapaian hasil belajar siswa. Berdasarkan KKM yang
telah ditentukan sekolah, maka nilai > 75 menyatakan siswa telah
berhasil mencapai standar ketuntasan belajar, sedangkan nilai <75
menyatakan bahwa siswa belum mencapai standar ketuntasan
belajar.
b. Pengamatan (observasi)
Pengamatan pada tingkah laku siswa dilakukan oleh
peneliti dan teman sejawat selama proses pembelajaran
berlangsung. Dilakukan dengan menggunakan lembar pengamatan.
Temuan-temuan tingkah laku yang diamati
diharapkan dapat menjadi bahan pendukung keberhasilan
penelitian.
Pengamatan dilakukan untuk mengamati tingkah laku guru
selama proses pembelajaran berlangsung dilakukan oleh teman
sejawat dengan menggunakan lembar pengamatan. Tingkah laku
yang diamati mencerminkan perbaikan tingkah laku dalam
pembelajaran.
Berdasarkan hasil pengamatan di atas dapat diketahui tingkat
keberhasilan siswa dan penguasaan siswa terhadap materi
pembelajaran.
Hal ini dapat dibuktikan bahwa pada proses pembelajaran
awal tingkat ketuntasan siswa mencapai 64 % dan pada siklus I
tingkat ketuntasan mencapai 77 %.
2.4.Refleksi
Berdasarkan hasil pembelajaran awal yang dilaksanakan,
perbaikan pembelajaran siklus I, peneliti bersama pembimbing
dan pengamat (teman sejawat) mengadakan diskusi untuk
mengetahui kekurangan dan kelebihan selam perbaikan. Dari
hasil diskusi ditemukan kekurangan-kekurangan selama
pembelajaran, yaitu :
a. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran
43
b. Penguasan siswa terhadap materi pembelajaran sangat
rendah.
Setelah melaksanakan seluruh proses pembelajaran, guru perlu
melakukan refleksi untuk menilai kinerjanya, sehingga dapat
menentukan tindakan seterusnya terhadap penelitian yang sedang
dilakukan. Hasil refleksi pada siklus I menemukan hal-hal berikut
ini:
a. Nilai hasil belajar siswa telah mengalami perubahan yang
lebih baik, tetapi belum mencapai angka prosentase yang
diharapkan, yaitu 17 orang siswa (77%) telah tuntas,
sedangkan 5 orang siswa (23%) belum tuntas.
b. Sebagian siswa yaitu 17 orang siswa (77%) telah mampu
mengerjakan soal-soal berbentuk objektif dan subjektif, tetapi
5 orang siswa (23%) belum mampu mengerjakan soal-soal
tersebut.
c. Karena dalam perbaikan pembelajaran siklus I belum
mencapai hasil apa yang diharapkan, maka penulis
melakukan perbaikan pembelajaran siklus II.
3. Diskripsi Hasil Siklus II
3.1.Tahap Perencanaan
Pembelajaran hendaknya terencana dan terprogram
dengan baik dari kegiatan awal sampai kegiatan akhir.
Dengan kegiatan yang terencana dan terprogram, maka akan
disajikan informasi dengan baik dan hasil belajar yang
maksimal.
Dalam pembelajaran Aqidah Akhlak di kelas VIII-B
MTs NU Jogoloyo Demak dengan materi mukjizat, pada
siklus II hasilnya kurang maksimal, oleh karena itu perlu
44
adanya perbaikan pembelajaran dilakukan penulis mulai dari
siklus II.
Pada pembelajaran siklus I timbul masalah-masalah
yang harus diperbaiki pada siklus II, masalah tersebut adalah
:
a. Bimbingan guru dalam menyimpulkan materi
pembelajaran belum maksimal.
b. Guru kurang memberi arahan kepada siswa sehingga
pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran sangat
kurang.
Dalam masalah tersebut peneliti membuat rencana
perbaikan pembelajaran. Siklus II pada mata pelajaran
Aqidah Akhlak di kelas VII-B MTs NU Jogoloyo Demak
dengan materi mukjizat. Adapun rencana pelakanaan
perbaikan siklus II
adalah ;
a. guru membimbing siswa dalam membuat,
meletakkan, menjumlahkan dan mengurangkan
bilangan bulat.
b. guru membimbing siswa dalam menyimpulkan
materi pembelajaran.
c. guru memotivasi siswa untuk mengeluarkan
pandapat (bertanya tentang hal-hal yang kurang di
pahami siswa).
d. guru memberi petunjuk yang jelas dalam
mengerjakan evaluasi.
Rencana pembelajaran ini dilaksanakan di kelas
VIII-B MTs NU Jogoloyo Demak yang di bantu oleh
teman sejawat (guru pamong) serta peneliti melakukan
45
perbaikan pembelajaran dengan terlebih dahulu
menyusun:
3.2.Pelaksanaan
Pada proses perbaikan pembelajan siklus II ini, sudah
mencapai hasil yang maksimal, sehingga tidak di perlukan
perbaikan pembelajaran pada siklus selanjutnya, walaupun ada
2 siswa yang mendapat hasil di
bawah KKM pelaksanaan.
Berdasarkan hasil perbaikan pembelajaran pada siklus I,
maka peneliti melaksanakan perbaikan pembelajaran pada
siklus II. Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II,
peneliti melaksanakan perbaikan sesuai dengan rencana
perbaikan pembelajaran siklus II.
Selama 80 menit pelaksanaan perbaikan pembelajaran,
dengan menggunakan lembar pengamatan teman sejawat
duduk di belakang dan mengamati seluruh jalannya perbaikan
pembelajaran.
Pada siklus II peneliti menyusun aktivitas-aktivitas
perbaikan pembelajaran sebagai perbaikan atau pelaksanaan
perbaikan pembelajaran siklus I. Aktivitas-aktivitas perbaikan
pembelajaran yang dilakukan sebagaii berikut:
a. Guru melakukan apersepsi dengan melakukan tanya
jawab tentang materi mukjizat
46
b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
c. Guru memberikan pengarahan kepada siswa.
d. Guru menugasi siswa mengerjakan soal latihan di
papan tulis sampai dapat.
e. Guru menugasi siswa mengerjakan soal-soal latihan di
papan tulissecara individu sampai dapat.
f. Siswa mengerjakan LKS secara berpasangan tentang
soal cerita yang berhubungan dengan materi mukjizat.
g. Guru memberikan soal evaluasi.
h. Guru menilai dan menganalisis hasil tes evaluasi.
3.4.Refleksi
Berdasarkan perbaikan pembelajaran pada siklus I, maka
peneliti melaksanakan perbaikan pembelajaran pada siklus II
yang dilaksanakan dari pengamatan teman sejawat ternyata
perbaikan pembelajaran sisklus II telah mencapai hasil yang
memuaskan.
E. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau
sering disebut Classroom Action Research. Penelitian tindakan
kelas merupakan penelitian tentang hal-hal yang terjadi di
kelompok sasaran dan hasilnya langsung dapat diimplementasikan
pada kelompok yang bersangkutan dengan
ciri utama adanya partisipasi dan kolaborasi antara peneliti dengan
anggota kelompok sasaran. Dalam pelaksanaannya peneliti akan
berkolaborasi dengan guru mata pelajaran. Peneliti sebagai pelaku
penelitian dan guru mata pelajaran menjadi pengamat. Pada
pelaksanaannya terdapat beberapa kegiatan yang terangkum dalam
48
beberapa siklus. Pelaksanaan penelitian ini dengan model yang
dibuat oleh John Elliot.18 Sebagaimana gambar di bawah ini.
Pelaksanaan
tindakan
Perencanaan Pengamatan
Siklus I
Refleksi
Pelaksanaan
tindakan
Perencanaan Pengamatan
Siklus II
Refleksi
Penelitian ini dilakukan berdasarkan pra siklus dan siklus, yang terdiri
atas dua siklus yang direncanakan. Setiap siklus terdiri dari empat
kegiatan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan
refleksi dengan prosedur sebagai berikut.19
Kegiatan Penelitian
1) Kegiatan Siklus 1
Kegiatan pada Siklus ini terdiri dari :
a) Kegiatan pendahuluan
Apersepsi
Penyampaian tujuan pembelajaran
18
Subyantoro, Penelitian Tindakan Kelas, (Semarang: CV. Widya Karya,
2009), hlm. 10
19
Suharsimi Arikunto, Op. Cit., hlm.31.
49
Motivasi
b) Kegiatan inti
Guru menjelaskan materi pembelajaran
Siswa berkelompok. Masing-masing kelompok 4-5 siswa
Guru memberikan tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh
anggota kelompok
Guru membimbing siswa berdiskusi.
c) Kegiatan akhir/penutup
Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari
Guru mengumpulkan hasil pekerjaan siswa
Guru memberi evaluasi tentang hasil yang dicapai
Guru memberi LKS ( sebagai PR) kepada siswa
Memotivasi siswa agar rajin belajar dirumah
2) Kegiatan Siklus 2
Kegiatan pada Siklus ini terdiri dari :
a) Kegiatan pendahuluan
Apersepsi
Penyampaian tujuan pembelajaran
Motivasi
b) Kegiatan inti
Bertanya jawab tentang pelajaran yang lalu
Guru menjelaskan materi pembelajaran
50
Siswa berkelompok. Masing-masing kelompok 4-5 siswa
Guru memberikan tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh
anggota kelompok
Guru memberi LKS.
c) Kegiatan akhir/penutup
Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari
Memberikan soal-soal perbaikan dan pengayaan bagi siswa
Guru memberi evaluasi tentang hasil yang dicapai
Memotivasi siswa agar rajin belajar dirumah.
F. Tehnik Pengumpulan Data
1. Alat/sumber Pengumpulan Data
Sumber penelitian ini adalah raport semester 1 dan
observasi kepada siswa kelas VIII-B serta dengan guru pamong
sebagai teman sejawat pada MTs NU Jogoloyo Demak.
Sumber data dalam penelitian diperlukan data untuk
diteliti. Data tersebut dapat diperoleh dengan beberapa cara atau
teknik sesuai dengan jenis data yang diinginkan atau
dikehendaki dalam penelitian tersebut. Dalam penelitian ini
digunakan teknik observasi, dan teknik dokumentasi
Pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Mengadakan observasi kepada siswa kelas VIII-B pada MTs
NU Jogoloyo Demak Tahun Pelajaran 2018/2019 untuk
memperoleh gambaran secara umum tentang keadaan sekolah
tersebut.
b. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal
atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar,
majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya.
Metode dokumentasi peneliti pergunakan untuk mengumpulkan
data tentang prestasi mata pelajaran aqidah akhlak siswa Kelas
VIII-B MTs NU Jogoloyo Demak Tahun Pelajaran 2018/2019.
Adapun dokumentasi yang diperlukan adalah buku legger.
3.Validasi Data
G. Indikator Pencapaian
Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini peneliti menentukan
indicator pencapaian sebagai berikut :
1. Kemampuan siswa dalam melaksanakan kolaborasi metode
pembelajaran.
2. Kemampuan siswa untuk menggunakan media pembelajaran
dan alat peraga dalam pembelajaran.
3. Kemampuan siswa untuk meningkatkan prestasi belajar.
4. Kemampuan siswa untuk menggunakan metode jigsaw
dalam pembelajaran Aqidah Akhlak tentang mukjizat.
53
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
Tabel 4.1
Hasil evaluasi siswamata pelajaran Aqidah Akhlak
pada pembelajaran Pra Siklus
Materi pokok : mukjizat
Analisis hasil evaluasi
No Nama siswa Ket
Ketuntasan
Nilai
Tuntas Belum
1 Aliyatul Sarifah 50 √ KKM 75
2 Atik Fatmawati 60 √
6 Fiya Salsabila 76 √
54
7 Indana Zulfa 80 √
9 Khoirul Anam 80 √
10 Laulatus Sa’adah 77 √
11 Laili Isnaini 76 √
12 Miftakhur Romahwati 50 √
13 Muhamad Choirul Anam 50 √
14 Muhammad Ahsan 40 √
Taufiqi
15 Navisul Khoiri 80 √
16 Nur Habibah 90 √
18 Nurul Hukama 75 √
19 Nurul Maghfiroh 60 √
20 Qoyim Munadhiroh 80 √
21 Rif’atun Nailifar 90 √
22 Rina Shofiyana 75 √
Wulandari
Jumla 1475 14 8
h
Nilai rata-rata 66,8
Nilai tertinggi 90
Nilai terendah 40
55
Selanjutnya secara lengkap mengenai tabel di atas dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 4.2
Analisis nilai siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak
pada Pra Siklus Materi pokok : Akhlak tercela
Rata Ketuntasan
Jm K
Nilai Jml -
l K
100
Tunta Tid
10
20
30
40
50
60
75
80
90 nila rata
sis M s ak
i kela
wa
s % %
56
Tabel 4.3
Hasil evaluasi siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak
pada perbaikan pembelajaran siklus I
Materi pokok : Akhlak tercela
2 Atik Fatmawati 60 √
6 Fiya Salsabila 80 √
7 Indana Zulfa 80 √
10 Laulatus Sa’adah 90 √
11 Laili Isnaini 80 √
12 Miftakhur Romahwati 75 √
57
16 Nur Habibah 100 √
18 Nurul Hukama 90 √
19 Nurul Maghfiroh 75 √
Jumlah 1750 17 5
Nilai rata-rata 79,5
Nilai tertinggi 100
Nilai terendah 50
Selanjutnya dapat di lihat pada analisis nilai siswa pada mata pelajaran
Aqidah Akhlak pada perbaikan pembelajaran siklus I berikut ini
58
Tabel 4.4.
Analisis nilai siswa pada mata pelajaran Aqidqh Akhlak
pada perbaikan pembelajaran siklus I
Materi pokok : Akhlak tercela
Ketuntasan
Tunta Tida
Jml Rata K s k
Nilai Jml sisw -rata K
nilai a kelas M
100
10
20
30
40
50
60
75
80
90 % %
Bany
- - - - 3 2 4 4 2 7 1750 22 79,5 75 77 23
ak
siswa
59
Untuk melihat hasil evaluasi siswa pada mata pelajaran Akidah Akhlak
pada perbaikan pembelajaran siklus II maka dapat di lihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 4.5
Hasil evaluasi siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak
pada perbaikan pembelajaran siklus II
Materi pokok : Akhlak tercela
6 Fiya Salsabila 80 √
7 Indana Zulfa 90 √
10 Laulatus Sa’adah 90 √
11 Laili Isnaini 80 √
12 Miftakhur Romahwati 75 √
60
13 Muhamad Choirul 75 √
Anam
14 Muhammad Ahsan 90 √
Taufiqi
15 Navisul Khoiri 100 √
18 Nurul Hukama 90 √
19 Nurul Maghfiroh 80 √
Selanjutnya dapat di lihat pada analisis nilai siswa pada mata pelajaran
Aqidah Akhlak pada perbaikan pembelajaran siklus II berikut ini
61
Tabel 4.6
Analisis nilai siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak
pada perbaikan pembelajaran siklus II
Materi pokok : Akhlak tercela
Ketuntasan
Jml Rata K
Jm
100
Nilai sis - K Tuntas Tida
10
20
30
40
50
60
75
80
90 l wa rata M k
nil kelas
ai % %
Ban
yak - - - - 1 1 4 5 4 7 185 22 84 75 91 9
sisw 0
a
Tingkat ketuntasan belajar peserta didik berdasarkan tabel 4.5 dan tabel
4.6 di atas, pada perbaikan pembelajaran siklus II adalah 91 %
Berdasarkan tabel analisis pada perbaikan pembelajaran siklus
II, hasil belajar siswa sangat memuaskan, terbukti 91% siswa telah
mencapai KKM. Hal ini disebabkan peneliti melaksanakan perbaikan
pembelajaran dengan memperbaiki kekurangan- kekurangan pada
pembelajaran awal dan perbaikan pembelajaran siklus I serta siklus II.
Dari diskusi peneliti dengan pengamat ( teman sejawat ) kekurangan-
kekurangan itu dapat diatasi dalam perbaikan pembelajaran. Hal ini
menunjukkan bahwa pendekatan konstektual dapat meningkatkan
motivasi dan keaktifan siswa dalam pembelajaran, sehingga
mendapatkan hasil yang memuaskan.
62
B. PEMBAHASAN
Dengan mencermati hasil catatan pengamat dan arahan dari
pembimbing, maka peneliti dapat menemukan masalah-masalah dan
kekurangan-kekurangan yang di lakukan selama melaksanakan
pembelajaran Aqidah Akhlak tentang Mukjizat di MTs NU Jogoloyo
Demak pada pembelajaran awal, siklus I, dan siklus II dari kekurangan
tersebut menyebabkan hasil belajar siswa kurang memuaskan, sehingga
peneliti beserta pengamat (teman sejawat) dapat menemukan
kekurangan-kekurangan yang di alaminya saat pembelajaran
dalaksanakan. Adapun kekurangnya sebagai berikut :
1. Pembelajaran Pra Siklus
Pada pembelajaran awal, hasil belajar siswa kurang memuaskan. Hal ini
dapat dilihat dari ketuntasan belajar siswa hanya mencapai 64 % dan hal
yang menyebabkannya adalah :
a) guru kurang memberi motivasi siswa dalam menerima
pelajaran, sehingga siswa kurang tertarik dan tidak aktif dalam
pembelajaran.
b) guru kurang melibatkan siswa dalam pembelajaran, sehingga
siswa tidak tertarik pada materi pembelajaran.
c) Guru tidak membimbing siswa dalam membaca materi
pembelajaran, sehingga siswa tidak memahami/dapat membaca
materi pembelajaran.
d) Guru tidak membimbing siswa dalam menyimpulkan materi
pembelajaran, sehingga siswa tidak memahami materi
pembelajaran
e) Guru kurang memperhatikan siswa yang kurang aktif, sehingga
siswa kurang dapat menerima pembelajaran.
63
Dengan adanya masalah tersebut maka peneliti beserta pengamat
menggunakan beberapa cara untuk mengatasinya. Adapun salah satu
cara yang di terapkan peneliti adalah: memberikan pembelajaran
yang aktif dan menyenangkan serta mengubah metode yang di
gunakan sehingga dapat membuat siswa lebih aktif dan dapat
menghasilkan hasil yang memuaskan.
2. Perbaikan Pembelajaran Siklus I
Berdasarkan hasil diskusi antara peneliti dengan pengamat pada
pembelajaran awal, maka peneliti memandang perlu ada perbaikan
pembelajaran siklus I. Pada kegiatan perbaikan pembelajaran siklus I
diarahkan kemateri prasyarat untuk meningkatkan prestasi belajar
siswa. Materi yang satu mungkin prasyarat untuk menjelaskan atau
mempelajari konsep yang lain. Pada perbaikan pembelajaran siklus I,
ternyata hasilnya kurang memuaskan dikarenakan nilai yang
diperoleh siswa mencapai nilai ketuntasan 77 %. Yang menjadi
permasalahan pada perbaikan pembelajaran siklus I adalah:
a) guru tidak memberi apersepsi yang mengarah kemateri
pembelajaran, sehingga siswa sulit memahami pembelajaran
yang disampaikan oleh guru.
b) petunjuk yang diberikan guru kurang jelas, sehingga siswa sulit
menerima penjelasan dari guru.
c) guru tidak memberi motivasi pada siswa sehingga masih ada
siswa yang belum memahami pembelajaran.
Dengan adanya masalah tersebut maka peneliti beserta pengamat
menggunakan beberapa cara untuk mengatasinya. Adapun salah satu
cara yang di terapkan penulis adalah: memberikan pembelajaran
yang aktif dan menyenangkan serta mengubah metode yang di
gunakan serta melibatkan siswa dalam pembelajaran sehingga dapat
membuat siswa lebih aktif dan dapat menghasilkan hasil yang
memuaskan.
64
3. Perbaikan Pembelajaran Siklus II
Dengan melihat hasil perbaikan pembelajaran siklus I yang
hasilnya meningkat hanya sedikit maka peneliti masih perlu untuk
melaksanakan Perbaikan Pembelajaran Siklus II, seperti yang
diungkapkan oleh Thorndika dalam hukum latihan (Law Of
Exercise), bahwa stimulus dan respon akan memiliki hubungan
antara yang satu dan yang lainnya secara kuat, jika proses
pengulangan sering terjadi.
Pada Perbaikan Pembelajaran Siklus II ini penulis
menekankan perbaikan pembelajaran pada pengulangan letak,
penjumlahan, dan pengurangan bilangan bulat, sehingga siswa
dengan mudah memahami dan menerima konsep yang diberikan
guru.
Dari permasalahan tersebut di atas, maka peneliti
menggunakan pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa. Sehingga siswa dapat memahami materi
yang disampaikan guru. Pada Perbaikan Pembelajaran Siklus II ini
difokuskan pada kegiatan siswa dalam membaca materi secara
terbimbing dan berkelompok, membandingkan dan menjelaskan
tentang materi mukjizatserta meningkatkan kemampuan siswa
dalam mendalami materi yang dipelajarkan, Sebelum dilaksanakan
perbaikan pembelajaran, siswa diperlihatkan gambar kemudian
siswa diminta untuk menjelaskan dan mengerjakannya.
Dari hasil pekerjaan siswa tersebut dapat dilihat bahwa siswa
mampu menerapkan konsep pembelajaran dengan cara siswa
melakukan sendiri kegiatan-kegiatan yang disiapkan guru. Dengan
pembelajaran tersebut maka fokus pembelajaran bukanlah pada
guru tetapi fokus pembelajaran pada siswa, dan guru hanya sebagai
fasilitator. Hal ini terbukti bahwa pada perbaikan pembelajaran
siklus II hasilnya sangat memuaskan yatu mencapai nilai
ketuntasan belajar 91 %.
65
Menurut Stalling dan Kaskowtiz (1947), Brophy dan Everton
(1976) yang mengatakan bahwa dengan banyak contoh dan latihan
soal yang disesuaikan dengan kemampuan siswa maka pengertian
dan kejelasan siswa akan meningkat.
Maka hasil yang demikian ini patut kita syukuri bahwa dengan
berbagai cara yang ditempuh dengan baik, ternyata siswa mampu
untuk meraih hasil yang maksimal sesuai dengan apa yang
diinginkan.
Dari permasalahan tersebut di atas, maka peneliti
menggunakan pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa. Sehingga siswa dapat memahami materi
yang disampaikan guru. Pada Perbaikan Pembelajaran Siklus II ini
difokuskan pada kegiatan siswa dalam membaca materi secara
terbimbing dan berkelompok, membandingkan dan menjelaskan
tentang materi mukjizat serta meningkatkan kemampuan siswa
dalam mendalami materi yang dipelajarkan, Sebelum dilaksanakan
perbaikan pembelajaran, siswa diperlihatkan gambar kemudian
siswa diminta untuk menjelaskan dan mengerjakannya.
Dari hasil pekerjaan siswa tersebut dapat dilihat bahwa siswa
mampu menerapkan konsep pembelajaran dengan cara siswa
melakukan sendiri kegiatan-kegiatan yang disiapkan guru. Dengan
pembelajaran tersebut maka fokus pembelajaran bukanlah pada
guru tetapi fokus pembelajaran pada siswa, dan guru hanya sebagai
fasilitator. Hal ini terbukti bahwa pada perbaikan pembelajaran
siklus II hasilnya sangat memuaskan yatu mencapai nilai
ketuntasan belajar 91 %.
Menurut Stalling dan Kaskowtiz (1947), Brophy dan Everton
(1976) yang mengatakan bahwa dengan banyak contoh dan latihan
soal yang disesuaikan dengan kemampuan siswa maka pengertian
dan kejelasan siswa akan meningkat.
66
Maka hasil yang demikian ini patut kita syukuri bahwa
dengan berbagai cara yang ditempuh dengan baik, ternyata siswa
mampu untuk meraih hasil yang maksimal sesuai dengan apa yang
diinginkan.
67
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
68
belajar nilai ketuntasan belajar pada Pra siklus sebanyak
8 siswa atau 36 %, mengalami kenaikan pada siklus I
yaitu 17 siswa atau 77 % dan siklus II sebanyak 20 atau
92%.
A. Saran
69
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Majid.2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Ahyak. 2005. Profil Pendidik Sukses. Surabaya: Elkaf
Alma, Buchari et, All. 2009. Guru Profesional: Menguasai Metode
dan Terampil Mengajar. Bandung: Alfabeta. cet. II
Aqib,Zaenal. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama
Widya. cet V
AR, Zahruddin. 2004. Pengantar Studi Akhlak. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada
Arifin, Zainal. 2011. Evaluasi Pembelajaran (Prinsip, Teknik, dan
Prosedur. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi. Suhardjono, dkk. 2008. Penelitian Tindakan
Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara
Dr. Zainal Arifin, M.S.I,dkk, Modul Pendalaman Materi Akidah
Akhlak Pendidikan Profesi Guru, Modul
Majid, Abdul. dan Dian Andayani. 2006. Pendidikan Agama Islam
Berbasis Kompetensi Konsep dan Implementasi Kuirikulum
2004. Bandung: Remaja Rosdakarya
Majid, Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Purwanto, Ngalim. 1990. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Remaja
Rosdakarya
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya.
Jakarta: Rineka Cipta
70
Lampiran 1 : DAFTAR NAMA SISWA SIKLUS I DAN SIKLUS II
Kelas : VIII-B
71
15 1080 Navisul Khoiri O
72
Lampiran. 2 Rencana Pembelajaran Siklus I
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
73
benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat
bermain.
Indikator Pencapaian
Kompetensi Dasar Kompetensi
74
TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Setelah peserta didik melaksanakan diskusi (metode Jigsaw)
tentang Mukjizat diharapkan mampu menjelaskan pengertian
mukjizat dengan tepat.
2. Setelah peserta didik melaksanakan diskusi (metode Jigsaw)
tentang Mukjizat diharapkan mampu menyebutkan hikmah
mukjizat dengan benar.
3. Setelah peserta didik melaksanakan diskusi (metode Jigsaw)
tentang Mukjizat diharapkan mampu menjelaskan contoh
mukjizat dengan tepat
4. Setelah peserta didik melaksanakan pembelajaran dengan
metode Reading Guide tentang mukjizat, diharapkan mampu
menceritakan kisah-kisah tentang mukjizat dengan baik.
MATERI POKOK
1. Fakta
Al-Qur’an adalah salah satu contoh mukjizat yang d
Nabi, yaitu Nabi Muhammad SAW.
- Al-Qur’an adalah salah satu kitab suci
keasliannya sampai hari kiamat.
- Al-Qur’an terdiri dari 30 juz, 114 surat dan
pendapat yang menyebutkan 6236
2. Konsep
- Mukjizat adalah adalah kejadian luar biasa yang
dianugrahkan Allah Swt. Kepada para rasul-Nya untuk
melemahkan dan mengalahkan lawannya, sebagai
bukti atas kebenaran risalahnya.
- Ada dua bentuk/macam mukjizat,yaitu :
75
1. Mukjizat Kauniyah (mukjizat terbatas) yaitu
mukjizat yang tampak, dapat ditangkap oleh
pancaindra.
2. Mukjizat aqliyah (mukjizat tidak terbatas) yaitu
mukjizat yang hanya dapat dipahami oleh
akalpikiran, seperti al-Quran.
3. Prinsip
Firman Allah Swt Q.S. An-Nisā':174
METODE PEMBELAJARAN
1. Pendekatan : Saintifik
2. Metode / strateg i : Ceramah,Jigsaw
3. Model : Cooperatife learning, Active
learning
MEDIA,ALAT DAN SUMBER BELAJAR
1. Media : Gambar/Video,PPT,LCD
2. Alat : Kertas dan Lembar kerja
3. Sumber Belajar : Buku Guru, Buku Siswa,
Lingkungan
76
KEGIATAN PEMBELAJARA
Orientasi
1) Guru mengawali pelajaran dengan mengucapkan
salam
2) Guru mengajak siswa untuk berdo’a bersama
3) Guru menanyakan kondisi peserta didik
4) Guru mengkondisikan suasana belajar yang
menyenangkan
5) Guru memotivasi siswa
Aperpepsi
1) Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran
yang akan dilakukan dengan pengalaman siswa
dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya
2) Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan
bertanya kepada siswa apakah masih mengingat
pengertian Sifat-sifat Rasul ?
Motivasi
1) Guru menanyakan apakah Rasul itu sama seperti
manusia biasa?
2) Apabila materi tema/projek ini kerjakan dengan baik
dan sungguh-sungguh ini dikuasai dengan baik,
maka siswa diharapkan dapat menjelaskan tentang
materi Mukjizat
3) Menyampaikan tujuan pembelajaran pada
pertemuan yang berlangsung
77
Pemberian Acuan
1) pemberiaan
materi yang sudah
dipecah berikut ➢ Guru menstimulus siswa agar dapat memberikan
lembar kerja ahli tanggapan dari gambar/vidio dengan bertanya
maupun berupa penyataan.
(expert sheet)
kepada kelompok ➢ Guru membagi Siswa ke dalam 4 (empat)
asal (home team) kelompok yang heterogen yang terdiri dari 6
orang siswa ,dan salah satu anggota menjadi ketua
78
1. Siswa no 1 medapatkan materi pengertian
mukjizat Hissiyah atau Kauniyah
COLLABORATION (KERJASAMA)
➢ Setelah semua soal dikerjakan oleh setiap tim,
maka guru memerintahkan kepada tiap anggota
dari tim membuat kelompok baru dengan anggota
yang mengerjakan soal yang sama. Kemudian
2) diskusi kelompok
kelompok/tim baru itu berdiskusi dan saling
ahli (expert team) menjelaskan pengetahuan mereka tentang materi
dan soal yang telah mereka kerjakan di tim
sebelumnya, sehingga mereka dapat menjadi tim
ahli dalam salah satu sub bab dalam materi
Mu’jizat
79
COLLABORATION (KERJASAMA) dan CRITICAL
THINKING (BERPIKIR KRITIK)
➢ Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli, maka
guru memerintahkan tiap siswa untuk kembali ke
kelompoknya masing-masing (kelompok awal)
dan masing-masing bergantian menjelaskan ke
teman tim awal mereka tentang materi yang telah
mereka kuasai di tim ahli, dan tiap anggota
lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh,
dan dianjurkan betaya atau memberkan pendapat
3) diskusi kelompok tentang sesuatu yang belum/kurang jelas (guru
asli (home team) memantau dan mengecek keaktifan siswa)
4) mengerjakan kuis
dengan bahan semua ➢ Guru memberi kuis/ pertanyaan kepada seluruh
materi yang siswa
dipelajari
80
➢ Kelompok yang anggotanya paling banyak
menjawab benar diberikan penghargaan dan
kelompok yang paling sedikit menjawab benar
5) pemberian diberikan hukuman.
penghargaan
kelompok
➢ Evaluasi
81
c. Kisi-kisi :
No. Indikator Instrumen
1 3.3.1.Menjelaskan pengertian mukjizat Butir soal 1-5
Penskoran nilai :
• Apabila menjawab 1 soal benar nilainya 10
• Apabila menjawab 1 soal salah nilainya 0
• Jumlah skor maksimal 100
• Jumlah skor minimal 0
2. PenilaianKeterampilan
a. . Teknik Penilaian : Projek
b. Bentuk Instrumen : Praktik
c. Kisi-kisi :
82
Keterampilan
- Penilaian Unjuk Kerja
Instrumen Penilaian
Sanga Tidak
No Aspek yang Dinilai t Baik Baik Baik Baik
(100) (75) (50) (25)
4 Pelafalan
83
Instrumen Penilaian Diskusi
No
Aspek yang Dinilai 100 75 50 25
1 Penguasaan materi diskusi
2 Kemampuan menjawab pertanyaan
Keterangan :
100 = Sangat Baik 50 = Kurang Baik
75 = Baik 25 = Tidak Baik
84
B. PENGAYAAN
C. REMEDIAL
85
Bentuk Ulangan Harian : ……………
Kelas/Semester : ……………
Materi Ulangan Harian : ……………
Mata Pelajaran : ……………
(KD / Indikator) : ……………
Ulangan Harian Ke : ……………
KKM : ....…………
Indikat Bentuk
Tindaka Nilai
Nilai or yang
Nama n Setelah Ket.
No Ulang Belum
Siswa Remedia Remedia
an Dikuasa
l l
i
1
2
dst
86
Lampiran. 3 RRP Siklus II
88
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
5. Setelah peserta didik melaksanakan diskusi (metode Jigsaw)
tentang karomah, maunah dan irhas diharapkan mampu
menjelaskan pengertian karomah, maunah dan irhas dengan
tepat.
6. Setelah peserta didik melaksanakan diskusi (metode Jigsaw)
tentang karomah, maunah dan irhas diharapkan mampu
menyebutkan hikmah karomah, maunah dan irhas dengan
benar.
7. Setelah peserta didik melaksanakan diskusi (metode Jigsaw)
tentang karomah, maunah dan irhas diharapkan mampu
menjelaskan contoh karomah, maunah dan irhas dengan tepat
8. Setelah peserta didik melaksanakan pembelajaran dengan
metode Reading Guide tentang karomah, maunah dan irhas,
diharapkan mampu menceritakan kisah-kisah tentang
karomah, maunah dan irhas dengan baik.
89
D. MATERI POKOK
5. Fakta
Soko Guru (empat tiang utama) penyangga Masjid
salah satu contoh Karamah yang diberikan kepada wa
sunan Kalijaga (Raden Syahid) terdiri atas potongan
kecil yang kemudian ditumpuk-tumpuk tanpa men
perekat akhirnya jadilah tiang masjid yang besar da
karamahnya
6. Konsep
Kejadian Luar Biasa Selain Mukjizat :
- Karamah adalah kejadian luar biasa yang
dianugerahkan oleh Allah kepada hambahamba- Nya
yang saleh dan taat kepadanya. Orang yang saleh dan
taat kepada Allah itu dinamakan wali Allah.
- Ma’unah adalah kemampuan luar biasa yang diberikan
Allah kepada seorang mukmin untuk mengatasi suatu
kesulitan. Maunah terjadi pada orang biasa berkat
pertolongan Allah.
- Irhas adalah kejadian luar biasa/istimewa yang terjadi
pada diri seorang calon rasul sebelum diangkat
menjadi seorang rasul.
7. Prinsip
90
F. METODE PEMBELAJARAN
1. Pendekatan : Saintifik
2. Metode / strategi : Ceramah,Jigsaw
3. Model : Cooperatife learning, Active
learning
G. MEDIA,ALAT DAN SUMBER BELAJAR
1. Media : Gambar/Video,PPT,LCD
2. Alat : Kertas dan Lembar kerja
3. Sumber Belajar : Buku Guru, Buku
Siswa,Lingkungan
91
H. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Orientasi
6) Guru mengawali pelajaran dengan
mengucapkan salam
7) Guru mengajak siswa untuk berdo’a bersama
8) Guru menanyakan kondisi peserta didik
9) Guru mengkondisikan suasana belajar yang
menyenangkan
10) Guru memotivasi siswa
Aperpepsi
3) Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran
yang akan dilakukan dengan pengalaman siswa
dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya
4) Mengingatkan kembali materi prasyarat
dengan bertanya kepada siswa apakah masih
mengingat pengertian Mukjizat ?
Motivasi
4) Guru menanyakan apakah Mukjizat dapat
diterima oleh selain Nabi/Rasul?
5) Apabila materi tema/projek ini kerjakan dengan
baik dan sungguh-sungguh ini dikuasai dengan
baik, maka siswa diharapkan dapat menjelaskan
tentang materi Karamah, Maunah dan Irhas
6) Menyampaikan tujuan pembelajaran pada
pertemuan yang berlangsung
92
Pemberian Acuan
3) Guru menyampaikan pokok-pokok meteri yang
akan dibahas dalam pembelajaran.
4) Menjelaskan mekanisme pelaksanaan
pengalaman belajar sesuai dengan langkah-
langkah pembelajaran.
1) pemberiaan materi
yang sudah dipecah
berikut lembar kerja
ahli (expert sheet)
kepada kelompok asal
➢ Guru menstimulus siswa agar dapat
(home team)
memberikan tanggapan dari gambar/vidio
dengan bertanya maupun berupa penyataan.
94
COLLABORATION (KERJASAMA)
➢ Setelah semua soal dikerjakan oleh setiap
tim, maka guru memerintahkan kepada tiap
anggota dari tim membuat kelompok baru
dengan anggota yang mengerjakan soal yang
sama. Kemudian kelompok/tim baru itu
2) diskusi kelompok berdiskusi dan saling menjelaskan
ahli (expert team) pengetahuan mereka tentang materi dan soal
yang telah mereka kerjakan di tim
sebelumnya, sehingga mereka dapat menjadi
tim ahli dalam salah satu sub bab dalam
materi Kejadian Luar biasa lainnya
(Maunah,karamah dan Irhas)
95
4) mengerjakan kuis ➢ Guru memberi kuis/ pertanyaan kepada
dengan bahan semua seluruh siswa
materi yang dipelajari
➢ Evaluasi
96
Lampiran 4. Tes Uji Kompetensi Siklus
a. Sihir
b. Maunah
c. Karomah
d. Mukjizat
97
4. Mukjizat maknawiyah adalah mikjizat yang keberadaannya
tidak dapat dirasakan atau tertangkap panca indera manusia,
tetapi benar adanya. Contohnya …
a. Tantangan
b. Luar biasa
c. Pertentangan
d. Perlombaan
98
Lampiran. 5 Analisis Tes Uji Kompetisi Siklus I
99
Keterangan
Indikator keberhasilan;
x
x = N
1770
= = 80
22
Ketuntasan belajar
a. Ketuntasan Belajar individu
n
% kecapain = x100%
N
Keterangan : n = skor yang diperoleh siswa
N = jumlah seluruh skor
Contoh : Perhitungan prosentase untuk siswa A
n = 10
N = 20
10
100
X 100%
Prosentase = 50%
20
Karena persen ketercapaiannya 100% maka siswa diyatakan tuntas
individu
17
X 100% = 77%
22
101
Lampiran. 6 Analisis Tes Uji Kompetisi Siklus II
102
Keterangan
Indikator keberhasilan;
x
X=
N
1870
= 89.6%
=
22
103
Lampiran 7. Perhitungan Lembar Observasi Guru
Petunjuk : Berilah tanda cek ( ) pada kolom yang sesuai dengan
pilihan anda.
N Siklus
Siklus I
o Unsur Yang Diamati II Skor Skor
I II
1 2 3 1 2 3
1 Apersepsi
2 Mengorganisasi kelompok untuk
a. Menjelaskan tujuan 2 3
belajar
pembelajaran 12 3
b. Membimbing
Menjelaskan materi sesuai 3
a. kelompok untuk
dengan metode
mengerjakan kooperatif tipe
tugas
b. jigsaw
Membimbing kelompok untuk
1 2
c. Memotivasi
mengeluarkan pendapat dalam 2 2
menyelesaikan masalah
tersebut.
104
3
Skor 22 30
Siklus I
Keterangan :
A = baik
B = cukup baik
C = kurang baik
Kriteria
>75 % = Pembelajaran baik
69% - 75% = pembelajaran cukup baik
> 60% = pembelajaran kurang baik
105
Perhitungan prosentase :
22
x100%
Prosentase (%) = 33
= 66,6%
Siklus II
Keterangan :
A = baik
B = cukup baik
C = kurang baik
Kriteria
106
Perhitungan prosentase :
30
x100%
Prosentase (%) = 33
= 90,9%
107
Lampiran. 8 Analisis Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I
jumlah
No kode aspek yang dinilai skor % keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
cukup
1 A 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 20 60,6% baik
cukup
2 B 3 3 2 2 2 2 3 3 1 1 1 23 69,6% baik
kurang
3 C 2 2 3 2 1 2 1 3 1 1 1 19 57,5% baik
cukup
4 D 3 3 2 3 2 2 1 1 2 2 2 23 69,6% baik
cukup
5 E 3 3 3 2 2 2 1 2 1 1 2 22 66,6% baik
6 F 2 2 3 2 3 3 3 2 2 1 2 25 75,7% Baik
7 G 3 2 3 3 3 2 2 1 2 3 2 26 78,7% Baik
kurang
8 H 2 1 3 1 1 1 1 2 3 2 1 18 54,5% baik
9 I 2 3 2 1 2 2 3 3 3 3 3 27 81,8% Baik
cukup
10 J 2 2 2 2 3 3 2 2 1 1 1 21 63,6% baik
11 K 2 1 2 2 3 3 3 2 3 2 2 25 75,7% Baik
cukup
12 L 3 3 2 3 2 2 1 1 2 2 2 23 69,6% baik
13 M 3 2 2 2 3 3 2 2 1 1 1 22 66,6%
cukup
108
baik
kurang
14 N 2 2 3 2 1 2 1 3 1 1 1 19 57,5% baik
cukup
15 O 2 2 1 3 3 2 2 2 3 1 1 22 66,6% baik
cukup
16 P 2 2 2 2 3 3 3 2 2 1 2 24 72,7% baik
17 Q 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 1 25 75,7% Baik
kurang
18 R 2 1 3 2 1 1 3 1 2 1 1 18 54,5% baik
cukup
19 S 2 3 3 3 2 1 2 2 1 2 2 23 69,6% baik
kurang
20 T 3 2 2 2 1 2 1 3 1 1 1 19 57,5% baik
21 U 2 3 3 2 2 3 2 1 3 2 2 25 75,7% Baik
cukup
22 V 2 3 3 2 2 2 3 3 1 1 1 23 69,6% baik
109