Anda di halaman 1dari 109

“UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PADA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK


MATERI POKOK MUKJIZAT DAN KEJADIAN LUAR BIASA
DENGAN MENGGUNAKAN METODE JIGSAW DI KELAS VIII
MTS NU JOGOLOYO KABUPATEN DEMAK
SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2018/2019”

Disusun Oleh:
SUKRON MA’MUN
(NIM : 1903017175)

PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG)


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
TAHUN 2019

1
PENGESAHAN
Naskah Penelitian Tindakan Kelas berikut ini :
Judul : “UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
SISWA PADA MATA PELAJARAN AQIDAH
AKHLAK MATERI POKOK MUKJIZAT DAN
KEJADIAN LUAR BIASA DENGAN
MENGGUNAKAN METODE JIGSAW DI
KELAS VIII MTS NU JOGOLOYO
KABUPATEN DEMAK SEMESTER GENAP
TAHUN AJARAN 2018/2019”

Penulis : Sukron Ma’mun, S.Pd.I


NIM : 1903017175
Jurusan : Aqidah Akhlak

Dosen Pembimbing Lapangan Guru Pamong

Dr. Fatkurroji, M.Pd. Muhammad Faizun, S.Pd.I. M.Pd.I


NIP : 197704152007011032 NIP:…………………………

Kepala Madrasah

Zamah Sari, S.Ag.


NIP ……………………..
2
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga penulisan
skripsi ini dapat terselesaikan. Tidak lupa pula shalawat serta salam
semoga senantiasa terlimpahkan kepada junjungan Nabi Muhammad
SAW beserta keluarga, sahabat-sahabat dan para pengikutnya.
Penelitian Tindakan Kelas ini penulis susun sebagai syarat akhir
dalam menempuh pendidikan di UIN Walisongo Semarang, dimana
banyak sekali pihak yang telah membantu penulis sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan tepat waktu. Oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
banyak membantu, terutama kepada :
1. Bapak Dr. H. Raharjo, M.Ed. St selaku dekan FITK UIN Walisongo
Semarang beserta staff yang telah memberikan pengarahan dan
pelayanan dengan baik;
2. Bapak Dr. Fatkurroji, M.Pd. selaku dosen pengampu PPL PPG
Dalam Jabatan UIN Semarang Tahun 2018 yang telah membimbing
kami dalam penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
sehingga penulis dapat melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas
hingga selesai;
3. Bapak Zamah Sari, S.Ag. selaku Kepala MTs “NU Jogoloyo”
Demak yang telah memberikan ijin dan motivasi pelaksanaan PPL
PPG Dalam Jabatan UIN Walisongo di MTs “Jogoloyo” Wonosalam
Demak.
3
4. Bapak Muhammad Faizun, S.Pd.I. M.Pd.I selaku guru pamong
Aqidah Akhlak dan semua dewan guru MA “NU Jogoloyo” yang
telah memberikan segala bantuan dan semangatnya dalam
pelaksanaan PPL di MA “NU Jogoloyo” Wonosalam Demak;
5. Semua teman-teman PPL PPG Dalam Jabatan UIN Semarang pihak
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak
memberikan bantuan dan dukungan pada penulis.
Akhirnya dengan segala kekurangan dan keterbatasan
kemampuan dalam penuyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas
ini, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
agar penulisan yang akan datang lebih sempurna serta lebih dapat
bermanfaat bagi yang membutuhkan dan bagi penulis pada khususnya.

Demak, Maret 2019

Penulis

4
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL………………………………………… i
HALAMAN PENGESAHAN ..…………………………… … ii
KATA PENGANTAR………………………………..………. iii
DAFTAR ISI …………………………………………… …..… .iv
DAFTAR LAMPIRAN ….……………….…………………..… v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………………………………………..
B. Rumusan Masalah…………….. ………………………
C. Tujuan Penelitian ………………………………………
D. Manfaat Penelitian ……………………………………..
BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Kajian Pustaka
1. Pengertian Belajar ……………………………………..
2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ……….. ...
4. Hasil Belajar …………………........................................
5. Mata Pelajaran Akidah Akhlak.........................................
6. Materi Pokok Mukjizat dan Kejadian Luar Biasa ............
B. Kerangka Berpikir ……………………………………..
BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian ……………….…………….………
5
B. Subjek Penelitian………………………………….…..
C. Lokasi dan Waktu Penelitian………………………….
D. Kolaborator dan Pelaksana ……………………..……..
E. Rancangan Penelitian .…………………………………
F. Tehnik Pengumpulan Data ……………………………..
G. Indikator Keberhasilan ………………………………..
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ………………………………..
B. Pembahasan …………………………………………....
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ………………………………………............
B. Saran …………………………………………… …………..

6
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 : DAFTAR NAMA SISWA SIKLUS I DAN SIKLUS II …….

Lampiran. 2 Rencana Pembelajaran Siklus I.........................................

Lampiran. 3 Rencana Pembelajaran Siklus II……………………..

Lampiran. 4. Tes Uji Kompetensi Siklus …...………..…..…

Lampiran. 5 Analisis Tes Uji Kompetisi Siklus I………...… …

Lampiran. 6 Analisis Tes Uji Kompetisi Siklus II……….……..

7
BAB. I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Mata pelajaran Akidah Akhlak merupakan mata pelajaran yang
bertujuan untuk menumbuhkan keimanan peserta didik
yangdiwujudkanpada perbuatan akhlakyang terpuji. Melalui
pemberian pengetahuan peserta didik tentang akidah akhlak
diharapakan kualitas, keimanan dan ketakwaan pada Allah SWT
akan meningkat,serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Agar pembelajaran Akidah Akhlak menjadi menyenangkan dan
mudah untuk dipahami oleh peserta didik, maka guru dapat
menerapkan model pembelajaran. Tujuan dari penerapan model
pembelajaran pada mata pelajaran Akidah Akhlak adalah untuk
memperjelas penyajian guru dalam menyampaikan materi pelajaran,
mengatasi sikap aktif peserta didik dan mengatasi keterbatasan
ruang sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif.

Tingkat keberhasilan peserta didik dapat dilihat dari hasil


evaluasi atau tes pada akhir pembelajaran yang mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) atau lebih. Berdasarkan hasil
pengamatan, apabila tingkat penguasaan peserta didik di bawah
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) maka perlu diadakan
perbaikan pembelajaran, dan sebaliknya apabila tingkat penguasaan
8
peserta didik diatas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) maka
perlu diadakan pengayaan. Dari pembelajaran mata pelajaran
Aqidah Akhlak pokok bahasan Mu’jizat dan Kejadian luar biasa
pada peserta didik kelas VIII-B MTs NU Jogoloyo Demak, dari 24
peserta didik, yang mendapat nilai mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) atau lebih sebanyak 14 peserta didik atau 64 %
dan nilai rata-rata 66,8 dengan KKM 75. Berdasarkan hal tersebut
penulis meminta bantuan guru pamong sebagai kolabolator untuk
mengidentifikasi kekurangan dari pembelajaran yang dilaksanakan.
Itu disebabkan karena ada foktor yang mempengaruhi rendahnya
hasil yang diperoleh peserta didik dalam pembelajaran.
Diantaranya dikarenakan selama pembelajaran berlangsung jarang
peserta didik yang mengajukan pertanyaan atau memberi
tanggapan terhadap penjelasan guru yang juga mengakibatkan
kurangnya pemahaman peserta didik.
Dalam pembelajaran ini peneliti mencoba untuk menggunakan
model pembelajaran Jigsaw agar peserta didik mampu menyerap
dan memahami informasi baru secara cepat serta mempertahankan
informasi tersebut. Model pembelajaran Jigsaw dapat
meningkatkan kemampuan belajar lebih efektif dalam menguasai
bagaimana cara mempelajari sesuatu. Belajar merupakan sesuatu
yang bersifat alami, maka akan memberi kemudahan dalam
mempelajarinya dan merupakan suatu proses yang
berkesinambungan.

9
Dalam belajar selalu ingin mendapatkan hasil yang sangat
memuaskan diakhir pembelajaran, sehingga kita harus selalu
mengali dan mengkaji serta mencari pengalaman-pengalaman baru
dalam pembelajaran agar apa yang kita lakukan dapat meraih hasil
yang maksimal.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka upaya untuk
memecahkan permasalahan yang dihadapi, penulis melakukan
penelitian tindakan kelas (PTK) dengan judul: “Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar Peserta didik Pada Mata Pelajaran
Akidah Akhlak Materi Pokok Mukjizat dan Kejadian Luar Biasa
Dengan Menggunakan Metode Jigsaw di Kelas VIII-B MTs NU
Jogoloyo Wonosalam Demak TahunPelajaran 2018/2019”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas yang telah
teridentifikasi maka permasalahan yang dirumuskan dalam
penelitian tindakan kelas ini adalah:
1. Bagaimana penggunaan metode jigsaw dalam
meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata
pelajaran akidah akhlak pokok bahasan mukjizat dan
kejadian luar biasa kelas VIII-B MTs NU Jogoloyo
Demak tahun pelajaran 2018-2019?
2. Apakah metode jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar
peserta didik pada mata pelajaran akidah akhlak pokok

10
bahasan mukjizat dan kejadian luar biasa kelas VIII-B
MTs NU Jogoloyo Demak?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari
penelitian ini yang ingin dicapai adalah untuk :
1. Mendiskripsikan penggunaan metode jigsaw pada mata
pelajaran akidah akhlak pokok bahasan mukjizat dan
kejadian luar biasa kelas VIII-B Mts NU Jogoloyo
Demak.
2. Mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik pada
mata pelajaran akidah akhlak pokok materi mukjizat dan
kejadian luar biasa kelas VIII-B MTs NU Jogoloyo
Demak setelah menggunakan metode jigsaw.
D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peserta didik

1.1. Memudahkan peserta didik dalam memahami mata


pelajaran Aqidah akhlak.

1.2. Meningkatkan kemampuan berfikir peserta didik secara


kreatif inovatif.

1.3. Memberikan suasana kelas yang menyenangkan


sehingga peserta didik tertarik dan antusias dalam
mengikuti pelajaran.

2. Bagi Guru

11
2.1. Memotivasi guru untuk lebih meningkatkan kinerja dan
meningkatkan keprofesionalismeannya dalam kegiatan
belajar mengajar.

2.2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan


sebagai salah satu metode pembelajaran dalam usaha
meningkatkan keaktifan peserta didik pada
pembelajaran Aqidah akhlak khususnya pada materi
mukjizat dan kejadian luar biasa.

3. Bagi Sekolah

Dapat memberikan sumbangan bagi sekolah


dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan kegiatan
belajar mengajar sehingga dapat meningkatkan mutu dan
kualitas sekolah.

4. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat menambah pengalaman yang


baru, yang dapat digunakan dalam proses belajar
mengajar dimasa mendatang.

12
BAB. II

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Kajian Teori

1. Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan sesorang untuk


memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya.1

Sedangkan menurut Morgan dalam Ngalim Purwanto,


mendefinisikan belajar adalah “setiap perubahan yang relatif menetap
dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau
pengalaman.2

Berdasarkan pengertian diatas, belajar merupakan proses yang


tidak hanya terbatas pada kegiatan di dalam kelas ataupun sekedar
membaca buku untuk menambah pengetahuan. Namun, lebih dari itu
mencakup juga proses yang tidak dapat diubah dengan nyata, proses itu
terjadi dalam diri seseorang. Tingkah laku yang mengatasi perubahan

1
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2003), hal. 2
21 Ahyak,
2
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Remaja Rosdakarya, 1990),
hal. 84
13
karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian baik fisik
maupun psikis seperti pemecahan suatu masalah, ketrampilan,
kecakapan, kebiasaan atau sikap.

Pembelajaran adalah suatu proses belajar dan mengajar dengan


segala interaksi di dalamnya. Menurut Moh. Uzer dan Lilis Setiawati
belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku manusia. Perubahan
yang terjadi karena belajar dapat berupa perubahan-perubahan dalam
kebiasaan, kecakapan-kecakapan atau dalam tiga aspek yaitu
pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan
(psikomotorik). Belajar adalah proses perubahan tingkah laku pada diri
seseorang berkat pengalaman dan pelatihan. Pengalaman dan pelatihan
itu terjadi melalui interaksi antara individu dan lingkungannya.

Dalam proses belajar, guru perlu menggunakan bentuk-bentuk


atau model pembelajaran yang mengajak keaktifan siswa, bukan hanya
guru yang dijadikan sumber belajar.

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola


yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran
dikelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan
perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku,
film, computer, kurikulum, dan lain-lain3.

3
Trianto, Model-model . . . ., Hal .5
14
Model pembelajaran biasanya disusun berdasarkan berbagai
prinsip atau teori pengetahuan. Para ahli menyusun model-model
pembelajaran berdasarkan prinsip-prinsip atau teori-teori psikologis,
sosiologis, analisis sistem, atau teori-teori lain yang mendukung.

Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guru


boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk
mencapai tujuan pendidikannya.4

Salah satu contoh dari model pembelajaran adalah pembelajaran


kooperatif. Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang
mengutamakan kerja sama untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan bentuk
pembelajaran dengan cara peserta didik belajar dan bekerja dalam
kelompok- kelompok kecil secara kolaboratif, yang anggotanya terdiri
dari 4-6 orang. Dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen.5

Teori yang melandasi pembelajaran kooperatif adalah teori


konstruktivisme. Pada dasarnya pendekatan teori konstruktivisme dalam
belajar adalah suatu pendekatan dimana peserta didik harus secara
individual menemukan dan mentransformasikan informasi yang

4
Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012). Hal 132-133
5
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013).
hal 174
15
kompleks, memeriksa informasi dengan aturan yang ada dan
merevisinya bila perlu.6

2. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Ada lebih dari 50 tipe model pembelajaran kooperatif, namun


hanya beberapa yang biasa digunakan dan salah satunya adalah tipe
Jigsaw.7 Jigsaw telah dikembangkan dan diujicoba oleh Elliot
Aronson dan teman-teman dari Universitas Texas, dan diadopsi
oleh Slavin dan teman-teman di Universitas John Hopkins.8

Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw adalah sebuah model


belajar kooperatif yang menitikberatkan pada kerja kelompok
peserta didik dalam bentuk kelompok kecil. Pembelajaran jigsaw
ini merupakan pembelajaran kooperatif dengan cara peserta didik
belajar dalam kelompok kecil yang terdiri atas empat sampai enam
orang secara heterogen, dan peserta didik bekerjasama saling
ketergantungan positif dan bertanggung jawab secara mandiri.9

Bagi anda yang ingin menerapkan pembelajaran kooperatif tipe


Jigsaw, sebagaimana dikemukakan oleh penemunya (Sharan&
Sharan, dalam Slavin, 1995), prosedur pembelajaran tipe Jigsaw
adalah: 1) pemberiaan materi yang sudah dipecah berikut lembar

6
Rusman, Model-Model . . . hal 201
7
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Modul Pedagogi
Pengembangan Profesi Guru, Modul 5 hal:7
8
Trianto, Model-Model …, hal. 56
9
Majid, Strategi Pembelajaran, hal. 182
16
kerja ahli (expert sheet) kepada kelompok asal (home team), 2)
diskusi kelompok ahli (expert team) yang terdiri dari gabungan
anggota-anggota kelompok asli dengan materi yang sama
mendalami materi tersebut, 3) diskusi kelompok asli (home team)
di mana setiap anggota menjelaskan materi masing-masing kepada
anggota lain dalam kelompoknya, 4) mengerjakan kuis dengan
bahan semua materi yang dipelajari, 5) pemberian penghargaan
kelompok.
Secara skematis langkah-langkah pembentukan

kelompok-kelompok dalam tipe Jigaw dapat dilihat pada gambar I

mengenai illustrasi pembentukan kelompok dalam Jigsaw yang

dimodifikasi dalam bentuk bagan (Slavin, 2000:22).

Kelompok asal 4 atau 5 anggota yang heterogen dikelompokkan

A1 B1 C1 A2 B2 C2 A3 B3 C3 A4 B4 C4 A5 B5 C5

D1 E1 D2 E2 D3 E3 D4 E4 D5 E5

A1 A1 A1 B2 B2 B2 C 3 C3 C3 D4 D4 D4 E5 E5 E5

A1 A1 B2 B2 C3 C3 D4 D4 E5 E5

Kelompok Ahli
Gambar 2. Ilustrasi yang menunjukkan tim Jigsaw (Slavin,
2000:22).

17
Berdasarkan gambar I mengenai illustrasi yang menunjukkan
pembentukan tim Jigsaw huruf A, B, C, D, dan E menunjukkan
bagian materi pembelajaran yang ditugaskan pada setiap anggota
kelompok dalam kelompok asal, sedangkan penggunaan angka 1,
2, 3, 4, dan 5 dibelakang huruf menunjukkan anggota kelompok
dari kelompok asal. Kemudian setiap anggota kelompok yang
mendapat bagian materi yang sama membentuk kelompok yang
disebut kelompok ahli (Slavin, 2000:22).

Sistem skor dalam Jigsaw sama seperti pada STAD. Individu


atau kelompok yang memperoleh skor tertinggi mendapatkan
penghargaan. Untuk menghitung skor perkembangan individu
dihitung seperti pada tabel berikut ini :10

Tabel 2.2 Perhitungan Skor Perkembangan

Nilai Tes Skor


Perkembangan

Lebih dari 10 poin dibawah skor awal. . . 0 poin

10 poin dibawah sampai 1 poin dibawah skor


10 poin
awal. .

Skor awal sampai 10 poin diatas skor awal. . . 20 poin

Lebih dari 10 poin diatas skor awal. . .


30 poin
Nilai sempurna (tanpa memperhatikan skor
awal). . . 30 poin

10
Trianto, . . . ., hal. 55
18
Perhitungan skor kelompok dilakukan dengan cara
menjumlahkan masing-masing perkembangan skor individu dan
hasilnya dibagi sesuai dengan jumlah anggota kelompok.
Pemberian penghargaan diberikan berdasarkan perolehan skor rata-
rata yang dikategorikan menjadi kelompok baik, kelompok hebat,
dan kelompok super. Adapun kriteria yang digunakan untuk
menentukan pemberian penghargaan terhadap kelompok adalah
sebagai berikut:

Tingkat penghargaaan Kelompok

Rata-rata Tim Predikat

0≤x≤5 -

5 ≤ x ≤ 15 Tim Baik

15 ≤ x ≤ 25 Tim Hebat

25 ≤ x ≤ 30 Tim Super

Dalam pelaksanaannya, pembelajaran kooperatif tipe


jigsaw memiliki kelebihan dan kekurangan, diantara
kelebihannya adalah:

19
1) Dapat memberikan kesempatan pada peserta didik
untuk bekerjasama dengan peserta didik lain;

2) Peserta didik dapat menguasai pelajaran yang


disampaikan;

3) Setiap anggota peserta didik berhak menjadi ahli


dalam kelompoknya;

4) Dalam proses belajar mengajar peserta didik saling


ketergantungan positif;

5) Setiap peserta didik dapat saling mengisi satu sama


lain.

Sedangkan kekurangannya adalah:

1) Membutuhkan waktu lama;

2) Peserta didik yang pandai cenderung tidak mau


disatukan dengan temannya yang kurang pandai, dan
yang kurang pandai pun merasa minder apabila
digabungkan dengan temannya yang pandai, walaupun
lama kelamaan perasaan itu akan hilang dengan
sendirinya.11

11
Ibid . . . ., hal 184
20
3. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah pencapaian kompetensi yang

menggambarkan pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai

sikap sesuai tujuan pembelajaran berupa nilai atau angka. Dalam hal ini

diperoleh melaui tes tertulis setelah proses pembelajaran berlangsung.

Berdasarkan Permendiknas Nomor 20 tahun 2007 tentang standar


penilaian, hasil belajar peserta didik mencakup tiga aspek, yaitu aspek
kognitif, afektif dan aspek psikomotorik. Pada aspek kognitif ditandai
dengan kemampuan peserta didik dalam memahami konsep. Dalam hal
ini peserta didik dikatakan tuntas belajar jika mendapat nilai di atas atau
sama dengan KKM. Menurut Gagne untuk menunjang ketuntasan
belajar tersebut seorang guru hendaknya mampu menstrukturkan isi
aktivitas pembelajaran dengan memanfaatkan sumberdaya lingkungan
(Mark K.Smith,dkk: 2009). Lebih lanjut Mark K. Smith menjelaskan
bahwa agar proses kognitif tersebut tercapai, maka pembelajaran perlu
memanfaatkan alat peraga sebagai alat bantu pembelajaran yang dapat
merangsang peserta didik, sehingga materi belajar lebih mudah
dipahami oleh peserta didik.

Kesiapan guru dalam merencanakan dan melaksanakan strategi


pembelajaran juga akan mempunyai dampak yang signifikan terhadap
pencapaian hasil belajar peserta didiknya.

21
Untuk mengetahui hasil belajar dari proses kegiatan pembelajaran
diperlukan suatu penilaian yaitu penilaian hasil belajar.Dalam
melakukan penilaian diperlukan alat ukur.Alat ukur tersebut berupa tes.
Tes adalah himpunan pertanyaan yang harus dijawab atau pertanyaan-
pertanyaan yang harus dipilih/ditanggapi, atau tugas-tugas yang harus
dilakukan oleh orang yang dites dengan tujuan untuk mengukur suatu
aspek (perilaku) tertentu dari orang yang dites. Dalam tes prestasi yang
hendak diukur adalah tingkat kemampuan seorang peserta didik dalam
menguasai bahan pelajaran yang telah diajarkan(Depdiknas:2005).
Hamalik (2007) mengemukakan bahwa tes/evaluasi merupakan
keseluruhan kegiatan pengukuran (pengumpulan data dan informasi),
pengolahan, penafsiran dan pertimbangan untuk membuat keputusan
tentang tingkat hasil belajar yang dicapai peserta didik setelah
melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan.

4. Mata Pelajaan Akidah Akhlak

a. Pengertian Akidah Akhlak

Akidah Akhlak terdiri atas dua kata kata yaitu Akidah dan Akhlak. Kata
akidah secara etimologi berasal dari bahasa Arab “Aqada”
ya’qidu’aqidatan yang berarti menghubungkan ujung sesuatu dengan
sesuatu yang lain, sehingga menjadi satu ikatan yang sulit dibuka.
Sedangkan secara istilah akidah adalah pernyataan diri mengingatkan
jiwa untuk mempercayai bahwa Allah saja yang berhak dipatuhi, diikuti,

22
dengan melaksanakan segala perintahnya dan menjauhi segala
larangannya dengan berpedoman hidup kepada Al-Qur’an dan Sunnah
Rasulullah.12

Menurut Prof. Dr. Ahmad Amin, yang disebut akhlak itu ialah
kehendak yang dibiasakan. Artinya kehendak itu bila membiasakan
sesuatu, maka kebiasaan itulah yang dinamakan akhlak. Dalam
penjelasan beliau, kehendak ialah ketentuan dari beberapa keinginan
manusia setelah bimbang, sedangkan kebiasaan merupakan perbuatan
yang diulang-ulang sehingga mudah melakukannya. Masing-masing
dari kehendak dan kebiasaan in mempunyai kekuatan, serta gabungan
dari dua kekuatan ini menimbulkan kekuatan yang lebih besar.
Kekuatan inilah yang dinamakan akhlak.13

Jadi Aqidah Akhlak adalah suatu bidang studi yang mengajarkan


dan membimbing peserta didik untuk dapat mengetahui, memahami dan
meyakini aqidah islam serta dapat membentuk dan mengamalkan
tingkah laku yang baik yang sesuai dengan ajaran islam.

b. Fungsi atau Tujuan Aqidah Akhlak

Mata pelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah


berfungsi/bertujuan untuk:

12
Dr. Zainal Arifin, M.S.I,dkk, Modul Pendalaman Materi Akidah Akhlak
Pendidikan Profesi Guru, Modul 1 hal : 7
13
Zahruddin AR, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2004), hal. 1-5
23
1. Penanaman nilai dan ajaran islam sebagai pedoman mencapai
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

2. Peneguhan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT serta


pengembangan akhlak mulia peserta didik seoptimal mungkin,
melanjutkan pendidikan yang telah lebih dahulu dilaksanakan
dalam keluarga.

3. Penyesuaian mental dan diri peserta didik terhadap lingkungan


fisik dan sosial dengan bekal Aqidah Akhlak.

4. Perbaikan kesalahan-kesalahan, kelemahan-kelemahan peserta


didik dalam keyakinan, pengamalan ajaran agama islam dalam
kehidupan sehari-hari.

5. Pencegahan peserta didik dari hal-hal negatif dari


lingkungannya atau dari budaya asing yang akan dihadapinya
sehari-hari.

6. Pengajaran tentang informasi dan pengetahuan keimanan dan


akhlak, serta sistem dan fungsionalnya.

7. Pembekalan peserta didikuntuk mendalami Aqidah Akhlak pada


jenjang pendidikan yang lebih tinggi.14

14
Ibid., hal. 18
24
Selain beberapa fungsi di atas, mata pelajaran Aqidah Akhlak
bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan
peserta didik yang diwujudkan dalam akhlaknya yang terpuji,
melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan,
pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang aqidah dan
akhlak islam, sehingga menjadi manusia muslim yang terus
berkembang dan meningkat kualitas keimanan dan
ketaqwaannya kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam
kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,
serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang
lebih tinggi.

5. Materi Pokok Mukjizat dan Kejadian Luar Biasa

a. Pengertian Mukjizat dan Kejadian Luar Biasa Lainnya


(Karamah, Ma’unah, dan Irhas)

Mukjizat berasal dari bahasa Arab, yang artinya melemahkan,


yaitu membuatsesuatu menjadi tidak mampu. Mukjizat merupakan
sesuatu yang luar biasa sehingga manusiatidak mampu mendatangkan
hal yang serupa. Menurut istilah, mu’jizat berarti sesuatu yang luar
biasa yang terjadi dalam diri nabi atau rasul Allah SWT. Mukjizat
bertujuan untuk membuktikankenabian atau kerasulan seorang nabi atau
rasul Allah SWT yang tidak dapat ditiru oleh siapa pun dan untuk
melemahkan segala macam usaha dan alasan orang kafir dan menentang

25
islam,dan menyeru kepada umat agar percaya akan keesaan Allah.Unsur
yang harus ada dalam mukjizat, antara lain:

1) Kejadian luar biasa

2) Tampak pada diri seorang nabi

3) Ada tantangan dari kaum yang menyangsikan kedudukan


seorang nabi

4) Manusia tidak mampu menandingi hal yang luar biasa


tersebut.

Lazimnya, nabi atau rasul menampakkan mukjizatnya hanya


pada saat-saat yang sangatdibutuhkan, misalnya untuk membela diri
atau menjawab tantangan orang- orang kafir.Dalam al-Qur’an,
mukjizat biasanya disebutkan dengan kata-kata ayat atau burhan,yang
berarti bukti atau keterangan yang jelas.Allah SWT berfirman dalam
Q.S. Asy-Su’ara’: 4

“Jika kami kehendaki niscaya Kami menurunkan


kepada mereka mukjizat dari langit,maka senantiasa kuduk-
kuduk mereka tunduk kepadanya.”

26
Setiap muslim wajib memercayai mukjizat yang dimiliki nabi
dan rasul. Mengingkarimukjizat nabi dan rasul berarti mengingkari
ayat-ayat yang ada dalam al-Qur’an itu sendiri. Jadi,orang yang
mengingkari mukjizat nabi dan rasul termasuk orang kafir.

b. Contoh Mukjizat yang Diberikan Kepada Rasul Allah

Mukjizat yang diberikan oleh Allah antara lain sebagai berikut:

1) Nabi Nuh a.s.

Siroh (kisah) Nabi Nuh a.s. telah banyak dijelaskan dalam al


Qur’an. Salah satunya adalah mengenai usaha beliau dalam
menyeru kaumnya ke jalan Allah swt yang memakan waktu
ratusan tahun, namun hanya sedikit membuatkan hasil.

Selama 950 tahun Nabi Nuh terus berusaha, namun


bukannya mengikuti seruan Nabi Nuh, malah banyak diantara
kaumnya yang mengejek dan mencemoohnya. Namun Nabi Nuh
tetap bersabar, hungga suatu saat ketika ejekan kaumnya sudah
melampaui batas bahkan meenetang dari azab Allah swt. Allah
swt memerintahkan NabiNya ini untuk membuat sebuah perahu
yang besar sambil menunggu datangnya azab yang kaum Nuh
minta.

27
2) Nabi Ibrahim a.s

Mukjizat Nabi Ibrahim a.s. adalah tidak hangus


ketika dibakar oleh Raja Namrud. Jika orang biasa dibakar
dalam kobaran api dalam suhu 170°C, tentu hangus
terbakar dalam sekejap. Namun Nabi Ibrahim a.s. tidak
terbakar sedikit pun, bahkan api terasa dingin oleh beliau.
Allah berfirman dalam Q.S. al-Anbiya’:69.

Kami berfirman, “Hai api, jadikanlah dingin dan


menjadi keselamatan bagi Ibrahim.”

3) Nabi Musa a.s

Nabi Musa a.s merupakan nabi yang diutus untuk menyeru


Bani Israil agar beriman kepadaAllah. Dakwahnya ditentang oleh
seorang raja yang kejam dan durhaka kepada Allah yang bernama
Fir’aun. Raja Fir’aun mengumpulkan para tukang sihir untuk
mengalahkan Nabi Musaa.s. Para tukang sihir tersebut
melemparkan tongkat-tongkat yang ada di tangan mereka
danmenjelma menjadi ular-ular yang siap menyerang Nabi Musa
a.s.

28
Allah memerintahkan Nabi Musa a.s. melemparkan tongkat
yang biasanya digunakan untuk menggembala kambingnya.
Tongkat itu berubah menjadi ular besar dan menelan habis
semuaular para tukang sihir tersebut. Kisah ini termaktub dalam
al-Qur’an Surah Toha ayat 19-21.

4) Nabi Muhammad saw.

Mukjizat Nabi Muhammad saw. adalah sebagai berikut :

a) Al-Qur’an merupakan mukjizat terbesar.

b) Celah-celah jari beliau dapat memancarkan air yang diminum


para sahabatnya

c) Isra’ Mi’raj ke Sidratul Muntaha dalam waktu yang singkat.

d) Kemampuan membelah bulan.

c. Fungsi dan Hikmah Mukjizat

Mukjizat adalah karunia Allah yang diberikan kepada Nabi


dan Rasul_Nya sebagai bukti nyata atas kebenaran ajaran yang
mereka sampaikan. Selain itu mukjizat juga menunjukkan
kebesaran dan keperkasaan Allah swt atas segala sesuatu.

1. Sebagai bukti kenabian atau kerasulan seorang Nabi dan


Rasul

29
2. Memperlancar penyampaian ajaran tauhid dari Allah swt
bagi manuasia

3. Penguat ajaran dan hujjah Allah kepada manusia yang


mengingkariNya.

4. Sebagai penolong bagi umat Nabi dan Rasul yang taat, dan
azab bagi umat nabi dan rasul yang ingkar.

Sedangkan hikmah yang dapat kita petik dari adanya


mukjizat nabi dan rasul ini adalah untuk mengetahui
betapa besarnya kuasa Allah swt atas hambaNya, sekaigus
kasih sayangNya terhadap orang-orang yang beriman dan
bertawakal.

B. Kerangka Berfikir

Dalam penelitian ini peneliti menerangkan model pembelajaran


Aqidah Akhlak pada pokok bahasan akhlak terpuji. Penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw melalui 8 tahap, yaitu pembentukan
kelompok asal, pembelajaran pada kelompok asal, pembentukan
kelompok ahli, diskusi kelompok ahli, diskusi kelompok asal, diskusi
kelas, pemberian kuis, dan penghargaan kelompok.

Tahap pertama adalah pembentukan kelompok asal, guru membagi


kelompok asal yang terdiri dari 4-6 orang anggota dengan kemampuan
yang heterogen. Tahap kedua pada kelompok asal, setiap peserta didik

30
dari kelompok asal mempelajari sub materi yang menjadi keahliannya.
Tahap ketiga adalah pembentukan kelompok ahli, ketua kelompok asal
membagi tugas pada masing-masing anggotanya untuk menjadi ahli
sesuai dengan sub materi yang sama. Tahap keempat adalah diskusi
kelompok dari anggota kelompok ahli.

Selanjutnya, pada tahap kelima adalah diskusi kelompok asal.


Anggota kelompok ahli kembali ke kelompok asal. Kemudian setiap
anggota kelompok asal menjelaskan kepada kelompok asal yang lain.
Tahap keenam adalah diskusi kelas. Tahap ketujuh adalah pemberian
kuis, yang mana kuis dikerjakan secara individu. Tahap terakhir adalah
pemberian penghargaan kelompok, kepada kelompok yang memperoleh
jumlah nilai tertinggi akan diberikan penghargaan.

Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan pembelajaran


berbasis kelompok melalui bimbingan guru sebagai fasiltator. Sehingga
dicapai prestasi belajar yang sesuia dengan tujuan. Pokok bahasan yang
dipelajari pada mata pelajaran Aqidah Akhlak ini adalah Mukjizat.
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam
pembelajaran Aqidah Akhlak dengan pokok bahasan mukjizat ini
dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar Aqidah Akhlak peserta
didik kelas VIII-B di MTs UN Jogoloyo Kab. Demak.

31
Uraian dari kerangka pemikiran di atas dapat digambarkan pada
sebuah bagan di bawah ini:
Perencanaan Pelaksanaan
Permasalahan
tindakan-I tindakan-I

Pengamatan /
Siklus I Refleksi-I pengumpulan Data - I

Permasalaha Perencanaan Pelksanaan


n baru hasil tindakan-II tindakan- II
refleksi I

Pengamatan /
Siklus II Refleksi-II
pengumpulan Data
- II

Hasil Belajar
peserta didik
meningkat

B. Hipotesis Tindakan

Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban sementara terhadap


permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.15
Dari ungkapan tersebut memberikan pemahaman pada kita bahwa
hipotesis hanyalah merupakan kesimpulan atau jawaban yang bersifat
sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui

15
Arikunto, Prosedur Penelitian …., hal.62
32
data yang terkumpul. Jadi hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
adalah: “Jika model jigsaw diterapkan pada pembelajaran Aqidah
Akhlak akhlak terpuji, maka prestasi belajar peserta didik kelas VIII-B
di MTs UN Jogoloyo Kab. Demak akan meningkat”.

33
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas atau action

research secara sederhana action research dapat diartikan sebagai

kegiatan penelitian yang dilakukan pada sebuah kelas untuk mengetahui

akibat tindakan yang diterapkan pada suatu subjek penelitian kelas

tersebut.16 Di dalam PTK diperlukan adanya kolaborasi.“Kolaborasi

adalah adanya kerjasama antara berbagai disiplin ilmu, keahlian dan

profesi dalam memecahkan masalah, merencanakan, melaksanakan

kegiatan, dan melakukan penilaian akhir”.17 Disini kolaborasi menjadi

hal yang penting dalam penelitian tindakan kelas (PTK). Sebab salah

satu ciri khas PTK adalah adanya kolaborasi atau kerjasama antara

praktisi dan peneliti dalam pemahaman, kesepakatan tentang

permasalahan, pengambilan keputusan yang akhirnya melahirkan

tindakan (action).

16
Trianto, M.Pd., Panduan Lengkap Penelitian tindakan Kelas
(Surabaya:Prestasi Pustaka,2010) hal. 13
17
Suharsimi, Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara,
2008), hlm. 63.
34
B. Subyek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MTs NU Jogoloyo Kab. Demak. Adapun

subyek penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII B. Jumlah peserta

didik dalam kelas tersebut adalah 24 peserta didik.

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MTs NU Jogoloyo


Wonosalam Kabupaten Demak tahun pelajaran 2018/2019. Adapun
waktu pelaksanaanya selama 3 (tiga) minggu, yaitu dari tanggal 18
Februari sampai 4 Maret 2019.
Dengan jadwal sebagai berikut :

Minggu Ke
NO Kegiatan I II III

1 2 3 1 2 3 1 2 3
Perencanaan pembelajaran X X

Pelaksanaan pembelajaran X

Pelaksanaan Siklus 1 X

Pelaksanaan Siklus 2 X

Pembahasan X X

Pelaporan Penelitian X X

35
D. Kolaborator dan Pelaksana

Kolaborator dalam penelitian tindakan kelas adalah orang yang


membantu untuk mengumpulkan data-data tentang penelitian yang
dikerjakan bersama-sama dengan peneliti. Kolaborator dalam penelitian
ini adalah guru Akidah Akhlak kelas VIII MTs NU Jogoloyo Demak,
yaitu Muhammad Faizun, S.Pd.I , M.Pd.I dengan satu teman yang
mengambil dokumentasi pembelajaran pada tiap siklus. Sedangkan
pelaksana adalah orang yang menerapkan pembelajaran yang sedang
diteliti. Dalam penelitian ini pelaksana pembelajaran adalah peneliti
sendiri.
Adapun pelaksanaan pembelajaran dalam penelitian ini sebagai
berikut:
1. Diskripsi Pra Siklus
1.1. Tahap perencanaan
Pembelajaran hendaknya terencana dan terprogram dengan baik
dari kegiatan awal sampai kegiatan akhir. Dengan kegiatan yang
terencana dan terprogram, maka akan disajikan informasi dengan
baik dan hasil belajar yang maksimal.
Dalam pembelajaran Aqidah Akhlak pokok bahasan Mukjizat di
kelas VIII_B MTs NU Jogoloyo Demak, pada pembelajaran awal
hasilnya kurang baik, oleh karena itu perlu adanya perbaikan
pembelajaran maka peneliti anggap perlu adanya tindak lanjut.

Pada pembelajaran awal timbul masalah-masalah yang harus


diperbaiki pembelajaran pada siklus I, masalah tersebut adalah :

a. guru kurang memotivasi siswa dalam menerima pelajaran,


sehingga siswa kurang tertarik pada materi pembelajaran.
b. Guru kurang melibatkan siswa dalam pembelajaran, sehingga
keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran sangat kurang.

36
c. Guru tidak memberi bimbingan siswa dalam menyimpulkan
materi pelajaran.
d. Guru tidak memberi petunjuk yang jelas dalam evaluasi,
sehingga siswa sulit memahami soal.
Dalam masalah tersebut peneliti membuat rencana perbaikan
pembelajaran. Siklus I pada mata pelajaran Aqidah Akhlak
pokok bahasan Mukjizat di kelas VIII-B.
Rencana pelaksanaan perbaikan siklus I adalah ;
a. memotivasi siswa dalam pembelajaran.
b. mengaktifkan siswa dalam pembelajaran dengan permainan
yang dapat merangsang siswa dalam pembelajaran.
c. membimbing siswa dalam menyimpulkan materi
pembelajaran. Sehingga siswa menguasai materi yang
disampaikan.
d. memberikan petunjuk yang jelas dalam pengerjaan evaluasi.
Rencana pembelajaran ini dilaksanakan di kelas V MTs NU
Jogoloyo Demak yang di bantu oleh teman sejawat (guru
kelas IV) serta mengunakan instrument
sebagai berikut :
a. rencana pembelajaran siklus I.
b. lembar observasi.
c. alat/media bantu mengajar.
d. lembar kerja siswa.
e. alat evaluasi.
1.2. Pelaksanaan
Sesuai dengan rencana pembelajaran awal pada
pembelajaran Aqidah Akhlak dengan materi mukjizat di kelas

37
VIII-B MTs NU Jogoloyo Demak, maka penulis melaksanakan
rencana perbaikan pembelajaran sesuai dengan waktu
yang direncanakan. Pelaksanakan perbaikan pembelajaran pada
siklus I sesuai dengan rencana perbaikan pembelajaran yang
telah ditulis.
Dari pelaksanaan pembelajran awal ini hasilnya masih jauh dari
yang diharapankan. Karena masih ada 8 siswa atau 36 % yang
belum menguasai materi pembelajaran secara maksimal dan
hasilnya kurang baik masih di bawah ketuntasan dari KKM
yang ditentukan.

1.3. Pengamatan / pengumpulan data.


Berdasarkan pengamatan hasil pembelajaran awal pada
mata pelajaran Aqidah Akhlak dengan materi mukjiz di ketlas
VIII-B MTs NU Jogoloyo Demak, maka timbul masalah-
masalah yang harus diperbaiki pada pembelajaran siklus I.
Adapun perilaku guru yang perlu diperbaiki pada
pembelajaran siklus I sebagai berkut :
a. guru kurang tepat memilih strategi mengajar.
b. guru kurang tepat memilih alat peraga yang dapat
menarik minat siswa.
c. Guru kurang jelas menerangkan langkah-langkah
melakukan percobaan.
d. guru kurang memberi kesempatan pada siswa dalam
melakukan percobaan.
e. Guru kurang memberi motivasi pada siswa.
Sedangkan kelemahan siswa yang ditemui adalah sebagai
berikut :
a. siswa kurang tertarik mengikuti pembelajaran.
b. Siswa masih kesulitan dalam membaca.
38
c. Siswa mengalami kesulitan mengerjakan soal.
d. Siswa kurang berminat melakukan pembelajaran.
e. Siswa kurang motivasi dalam belajar Aqidah Akhlaq.
Dengan adanya kelemahan yang ada pada guru dan siswa
maka hasil pembelajaran yang diperoleh kurang maksimal dan
perlu dilaksanakan pembelajaran pada siklus yang selanjutnya.

1.4. Refleksi
Setelah melaksanakan seluruh proses pembelajaran, guru
perlu melakukan refleksi untuk menilai kinerjanya, sehingga
guru dapat menentukan tindakan seterusnya terhadap
penelitian yang sedang dilakukan. Hasil refleksi pada
pembelajaran awal menemukan hal-hal sebagai berikut:
a. Nilai hasil belajar siswa sangat mengecewakan karena
dari 22 siswa yang tuntas baru 14 orang siswa (64 %),
sedangkan yang belum tuntas masih 8 orang siswa (36
%).
b. Karena dalam pembelajaran awal nilainya sangat
mengecewakan, maka peneliti melakukan perbaikan
pembelajaran siklus I.
2. Diskripsi Hasil Siklus I
2.1.Tahap Perencanaan
Setelah pelaksanaan pembelajaran awal peneliti
laksanakan dengan bantuan teman sejawat diruang kerja
guru mengadakan refleksi, banyak menemukan kelemahan-
kelemahan. Peneliti merencanakan melaksanakan siklus I
sebagai perbaikan dari pembelajaran awal, dengan materi
pelajaran sama dengan materi pelajaran pada siklus I dengan
persetujuan teman sejawat telah menentukan rencana
perbaikan pembelajaran I (RPP I). Serta memperhatikan

39
masalah-masalah yang ada dalam pembelajaran sebelumnya,
adapun masalah tersebut adalah :
a. guru kurang memotivasi siswa dalam menerima
pelajaran, sehingga siswa kurang tertarik pada materi
pembelajaran.
b. guru kurang melibatkan siswa dalam pembelajaran,
sehingga keaktifan siswa dalam mengikuti
pembelajaran sangat kurang.
c. guru tidak memberi bimbingan siswa dalam
menyimpulkan materi pelajaran.
d. guru tidak memberi petunjuk yang jelas dalam
evaluasi, sehingga siswa sulit memahami soal.
Dalam masalah tersebut peneliti membuat rencana
perbaikan pembelajaran Siklus I pada mata pelajaran
Aqidah Akhlak di kelas VIII MTs NU Jogoloyo Demak.
Rencana pelakanaan perbaikan siklus I adalah ;
a. memotivasi siswa dalam pembelajaran.
b. mengaktifkan siswa dalam pembelajaran dengan
permainan yang dapat merangsang siswa dalam
pembelajaran.
c. membimbing siswa dalam menyimpulkan materi
pembelajaran. Sehingga siswa menguasai materi yang
disampaikan.
d. memberikan petunjuk yang jelas dalam pengerjaan
evaluasi.
Rencana pembelajaran ini dilaksanakan di MTs NU
Jogoloyo Demak kelas VIII-B yang di bantu oleh teman

40
sejawat (guru pamong) serta peneliti melakukan perbaikan
pembelajaran dengan terlebih dahulu menyusun:
a. Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP).
b. Instrumen penelitian, terdiri atas:
- Lembar pengamatan perilaku guru
- Lembar pengamatan perilaku siswa.
c. Lembar evaluasi (LAMPIRAN .
Secara lengkap RPP, instrumen penelitian, dan lembar
evaluasi dapat dilihat pada lampiran.

2.2.Pelaksanaan
Sesuai dengan rencana perbaikan pembelajaran pada
siklus I pada pembelajaran Aqidah Akhlak di kelas VIII-B
MTs NU Jogoloyo Demak dengan materi mukjizat, maka
peneliti melaksanakan rencana perbaikan pembelajaran
sesuai dengan waktu yang direncanakan. Pelaksanakan
perbaikan pembelajaran pada siklus I sesuai dengan rencana
perbaikan pembelajaran yang telah ditulis.
Selama 80 menit pelaksanaan perbaikan pembelajaran,
dengan menggunakan lembar pengamatan teman sejawat
duduk di belakang dan mengamati seluruh jalannya
perbaikan pembelajaran.
Pada siklus I peneliti menyusun aktivitas-aktivitas perbaikan
pembelajaran sebagai perbaikan atau pelaksanaan perbaikan
pembelajaran awal. Aktivitas-aktivitas perbaikan
pembelajaran yang dilakukan sebagai berikut:
a. guru melakukan apersepsi dengan melakukan tanya jawab
tentang mukjizat.
b. guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

41
c. guru memberi contoh cara mengerjakan soal cerita
tentang mukjizat, sedangkan siswa disuruh
memperhatikannya.
d. guru menugasi siswa mengerjakan soal latihan di papan
tulis sampai dapat.
e. guru memberi contoh cara mengerjakan soal cerita
tentang mukjizat, siswa disuruh memperhatikan.
f. guru menugasi siswa mengerjakan soal-soal latihan di
papan tulis secara individu sampai dapat.
g. siswa mengerjakan lks secara berpasangan tentang akhlaq
tercela.
h. siswa dan guru membahas hasil diskusi secara klasikal
dan dilanjutkan menugasi siswa untuk mengerjakan soal
latihan di papan tulis.
i. guru memberikan tugas secara individu sebagai evaluasi
akhir.
j. guru menilai dan menganalisa nilai siswa.
Dari pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I
hasilnya masih jauh dari harapan. Siswa masih banyak
yang belum menguasai materi pembelajaran secara
maksimal dan hasilnya masih jauh dibawah KKM yaitu
mendapatkan nilai ketuntasan belajar hanya 77 %.
2.3.Pengamatan / pengumpulan data.
Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian
ini pengamatan dilakukan oleh penulis dan observer dengan
mengumpulkan data yang diperoleh dari:
a. Tes

42
Hasil tes formatif yang diperoleh dari perbaikan
pembelajaran awaI dianalisis. Hasil analisis nilai diperlukan untuk
mengukur pencapaian hasil belajar siswa. Berdasarkan KKM yang
telah ditentukan sekolah, maka nilai > 75 menyatakan siswa telah
berhasil mencapai standar ketuntasan belajar, sedangkan nilai <75
menyatakan bahwa siswa belum mencapai standar ketuntasan
belajar.
b. Pengamatan (observasi)
Pengamatan pada tingkah laku siswa dilakukan oleh
peneliti dan teman sejawat selama proses pembelajaran
berlangsung. Dilakukan dengan menggunakan lembar pengamatan.
Temuan-temuan tingkah laku yang diamati
diharapkan dapat menjadi bahan pendukung keberhasilan
penelitian.
Pengamatan dilakukan untuk mengamati tingkah laku guru
selama proses pembelajaran berlangsung dilakukan oleh teman
sejawat dengan menggunakan lembar pengamatan. Tingkah laku
yang diamati mencerminkan perbaikan tingkah laku dalam
pembelajaran.
Berdasarkan hasil pengamatan di atas dapat diketahui tingkat
keberhasilan siswa dan penguasaan siswa terhadap materi
pembelajaran.
Hal ini dapat dibuktikan bahwa pada proses pembelajaran
awal tingkat ketuntasan siswa mencapai 64 % dan pada siklus I
tingkat ketuntasan mencapai 77 %.
2.4.Refleksi
Berdasarkan hasil pembelajaran awal yang dilaksanakan,
perbaikan pembelajaran siklus I, peneliti bersama pembimbing
dan pengamat (teman sejawat) mengadakan diskusi untuk
mengetahui kekurangan dan kelebihan selam perbaikan. Dari
hasil diskusi ditemukan kekurangan-kekurangan selama
pembelajaran, yaitu :
a. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran

43
b. Penguasan siswa terhadap materi pembelajaran sangat
rendah.
Setelah melaksanakan seluruh proses pembelajaran, guru perlu
melakukan refleksi untuk menilai kinerjanya, sehingga dapat
menentukan tindakan seterusnya terhadap penelitian yang sedang
dilakukan. Hasil refleksi pada siklus I menemukan hal-hal berikut
ini:
a. Nilai hasil belajar siswa telah mengalami perubahan yang
lebih baik, tetapi belum mencapai angka prosentase yang
diharapkan, yaitu 17 orang siswa (77%) telah tuntas,
sedangkan 5 orang siswa (23%) belum tuntas.
b. Sebagian siswa yaitu 17 orang siswa (77%) telah mampu
mengerjakan soal-soal berbentuk objektif dan subjektif, tetapi
5 orang siswa (23%) belum mampu mengerjakan soal-soal
tersebut.
c. Karena dalam perbaikan pembelajaran siklus I belum
mencapai hasil apa yang diharapkan, maka penulis
melakukan perbaikan pembelajaran siklus II.
3. Diskripsi Hasil Siklus II

3.1.Tahap Perencanaan
Pembelajaran hendaknya terencana dan terprogram
dengan baik dari kegiatan awal sampai kegiatan akhir.
Dengan kegiatan yang terencana dan terprogram, maka akan
disajikan informasi dengan baik dan hasil belajar yang
maksimal.
Dalam pembelajaran Aqidah Akhlak di kelas VIII-B
MTs NU Jogoloyo Demak dengan materi mukjizat, pada
siklus II hasilnya kurang maksimal, oleh karena itu perlu
44
adanya perbaikan pembelajaran dilakukan penulis mulai dari
siklus II.
Pada pembelajaran siklus I timbul masalah-masalah
yang harus diperbaiki pada siklus II, masalah tersebut adalah
:
a. Bimbingan guru dalam menyimpulkan materi
pembelajaran belum maksimal.
b. Guru kurang memberi arahan kepada siswa sehingga
pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran sangat
kurang.
Dalam masalah tersebut peneliti membuat rencana
perbaikan pembelajaran. Siklus II pada mata pelajaran
Aqidah Akhlak di kelas VII-B MTs NU Jogoloyo Demak
dengan materi mukjizat. Adapun rencana pelakanaan
perbaikan siklus II
adalah ;
a. guru membimbing siswa dalam membuat,
meletakkan, menjumlahkan dan mengurangkan
bilangan bulat.
b. guru membimbing siswa dalam menyimpulkan
materi pembelajaran.
c. guru memotivasi siswa untuk mengeluarkan
pandapat (bertanya tentang hal-hal yang kurang di
pahami siswa).
d. guru memberi petunjuk yang jelas dalam
mengerjakan evaluasi.
Rencana pembelajaran ini dilaksanakan di kelas
VIII-B MTs NU Jogoloyo Demak yang di bantu oleh
teman sejawat (guru pamong) serta peneliti melakukan

45
perbaikan pembelajaran dengan terlebih dahulu
menyusun:

a. Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP).


b. Instrumen penelitian, terdiri atas:
- Lembar pengamatan perilaku guru.
- Lembar pengamatan perilaku siswa.
c. Lembar evaluasi.
Secara lengkap RPP, instrumen penelitian, dan lembar
evaluasi dapat dilihat pada lampiran.

3.2.Pelaksanaan
Pada proses perbaikan pembelajan siklus II ini, sudah
mencapai hasil yang maksimal, sehingga tidak di perlukan
perbaikan pembelajaran pada siklus selanjutnya, walaupun ada
2 siswa yang mendapat hasil di
bawah KKM pelaksanaan.
Berdasarkan hasil perbaikan pembelajaran pada siklus I,
maka peneliti melaksanakan perbaikan pembelajaran pada
siklus II. Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II,
peneliti melaksanakan perbaikan sesuai dengan rencana
perbaikan pembelajaran siklus II.
Selama 80 menit pelaksanaan perbaikan pembelajaran,
dengan menggunakan lembar pengamatan teman sejawat
duduk di belakang dan mengamati seluruh jalannya perbaikan
pembelajaran.
Pada siklus II peneliti menyusun aktivitas-aktivitas
perbaikan pembelajaran sebagai perbaikan atau pelaksanaan
perbaikan pembelajaran siklus I. Aktivitas-aktivitas perbaikan
pembelajaran yang dilakukan sebagaii berikut:
a. Guru melakukan apersepsi dengan melakukan tanya
jawab tentang materi mukjizat

46
b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
c. Guru memberikan pengarahan kepada siswa.
d. Guru menugasi siswa mengerjakan soal latihan di
papan tulis sampai dapat.
e. Guru menugasi siswa mengerjakan soal-soal latihan di
papan tulissecara individu sampai dapat.
f. Siswa mengerjakan LKS secara berpasangan tentang
soal cerita yang berhubungan dengan materi mukjizat.
g. Guru memberikan soal evaluasi.
h. Guru menilai dan menganalisis hasil tes evaluasi.

3.3.Pengamatan / pengumpulan data


Berdasarkan pengamatan hasil pembelajaran. Siklus II
pada mata pelajaran Aqidah Akhlak di kelas VIII-B MTs NU
Jogoloyo Demak dengan materi mukjizat mengalami
perubahan lebih baik.
Perilaku guru pada pembelajaran pada siklus II sebagai
berikut :
a. mampu menguasai materi dengan baik
b. Penyampaian materi baik.
c. Kemampuan pengelolaan kelas cukup.
d. Penggunaan metode cukup.
e. Mengorganisasikan waktu secara efisien cukup.
Sedangkan perilaku siswa yang ditemui sebagai berikut :
a. keaktifan dalam mengikuti KBM cukup baik.
b. Ketekunan siswa dalam mengerjakan tugas cukup baik.
c. Keberanian dalam bertanya cukup baik.
47
d. Ketertiban dalam KBM baik.
e. Kerjasama dalam kelompok baik.
f. Kemampuan menjelaskan mukjizat baik.
Berdasarkan hasil pengamatan di atas dapat diketahui tingkat
keberhasilan siswa dan penguasaan siswa terhadap materi
pembelajaran.
Hal ini dapat dibuktikan bahwa pada proses pembelajaran
awal tingkat ketuntasan siswa mencapai 63 %, siklus I tingkat
ketuntasan mencapai 77%, dan pada siklus II tingkat ketuntasan
siswa mencapai 91 % maka dapat dikatakan bahwa hasil yang
dicapai siswa setelah melakukan perbaikan pembelajaran
menunjukan peningkatan, mencapai hasil yang memuaskan dan
berhasil dengan baik.

3.4.Refleksi
Berdasarkan perbaikan pembelajaran pada siklus I, maka
peneliti melaksanakan perbaikan pembelajaran pada siklus II
yang dilaksanakan dari pengamatan teman sejawat ternyata
perbaikan pembelajaran sisklus II telah mencapai hasil yang
memuaskan.

E. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau
sering disebut Classroom Action Research. Penelitian tindakan
kelas merupakan penelitian tentang hal-hal yang terjadi di
kelompok sasaran dan hasilnya langsung dapat diimplementasikan
pada kelompok yang bersangkutan dengan
ciri utama adanya partisipasi dan kolaborasi antara peneliti dengan
anggota kelompok sasaran. Dalam pelaksanaannya peneliti akan
berkolaborasi dengan guru mata pelajaran. Peneliti sebagai pelaku
penelitian dan guru mata pelajaran menjadi pengamat. Pada
pelaksanaannya terdapat beberapa kegiatan yang terangkum dalam

48
beberapa siklus. Pelaksanaan penelitian ini dengan model yang
dibuat oleh John Elliot.18 Sebagaimana gambar di bawah ini.

Pelaksanaan
tindakan
Perencanaan Pengamatan
Siklus I

Refleksi

Pelaksanaan
tindakan
Perencanaan Pengamatan
Siklus II

Refleksi

Penelitian ini dilakukan berdasarkan pra siklus dan siklus, yang terdiri
atas dua siklus yang direncanakan. Setiap siklus terdiri dari empat
kegiatan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan
refleksi dengan prosedur sebagai berikut.19
Kegiatan Penelitian
1) Kegiatan Siklus 1
Kegiatan pada Siklus ini terdiri dari :
a) Kegiatan pendahuluan
Apersepsi
Penyampaian tujuan pembelajaran

18
Subyantoro, Penelitian Tindakan Kelas, (Semarang: CV. Widya Karya,
2009), hlm. 10
19
Suharsimi Arikunto, Op. Cit., hlm.31.
49
Motivasi
b) Kegiatan inti
Guru menjelaskan materi pembelajaran
Siswa berkelompok. Masing-masing kelompok 4-5 siswa
Guru memberikan tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh
anggota kelompok
Guru membimbing siswa berdiskusi.
c) Kegiatan akhir/penutup
Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari
Guru mengumpulkan hasil pekerjaan siswa
Guru memberi evaluasi tentang hasil yang dicapai
Guru memberi LKS ( sebagai PR) kepada siswa
Memotivasi siswa agar rajin belajar dirumah
2) Kegiatan Siklus 2
Kegiatan pada Siklus ini terdiri dari :
a) Kegiatan pendahuluan
Apersepsi
Penyampaian tujuan pembelajaran
Motivasi
b) Kegiatan inti
Bertanya jawab tentang pelajaran yang lalu
Guru menjelaskan materi pembelajaran

50
Siswa berkelompok. Masing-masing kelompok 4-5 siswa
Guru memberikan tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh
anggota kelompok
Guru memberi LKS.
c) Kegiatan akhir/penutup
Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari
Memberikan soal-soal perbaikan dan pengayaan bagi siswa
Guru memberi evaluasi tentang hasil yang dicapai
Memotivasi siswa agar rajin belajar dirumah.
F. Tehnik Pengumpulan Data
1. Alat/sumber Pengumpulan Data
Sumber penelitian ini adalah raport semester 1 dan
observasi kepada siswa kelas VIII-B serta dengan guru pamong
sebagai teman sejawat pada MTs NU Jogoloyo Demak.
Sumber data dalam penelitian diperlukan data untuk
diteliti. Data tersebut dapat diperoleh dengan beberapa cara atau
teknik sesuai dengan jenis data yang diinginkan atau
dikehendaki dalam penelitian tersebut. Dalam penelitian ini
digunakan teknik observasi, dan teknik dokumentasi
Pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Mengadakan observasi kepada siswa kelas VIII-B pada MTs
NU Jogoloyo Demak Tahun Pelajaran 2018/2019 untuk
memperoleh gambaran secara umum tentang keadaan sekolah
tersebut.

b. Mendokumentasikan data-data yang diperlukan yang berkaitan


dengan kebutuhan penelitian. Yaitu; data hasil pembelajaran
siswa kelas VIII-B semester 2 pada MTs NU Jogoloyo Demak
Tahun Pelajaran 2018/2019.

2. Tehnik Pengumpulan Data


51
Dalam penelitian ini pengumpulan data dilaksanakan yang
pertama melalui hasil pembelajaran semester 1 ( rapot siswa )
sebagai subyek penelitian, Adapun yang ke dua dengan
mengadakan observasi langsung ke kelas V untuk mengamati
langsung proses pembelajaran yang sedang berlangsung.
Tindakan ini dilakukan penulis untuk memperoleh data yang riil
dari pembelajaran yang sedang berlangsung.
Untuk memperoleh data-data yang lengkap, dan benar, maka
dalam penelitian ini dipergunakan metode-metode sebagai
berikut:
a. Tes
Metode tes merupakan seperangkat rangsangan (stimulan)
yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk
mendapatkan jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penentuan
skor angka. 1 Metode tes oleh peneliti digunakan untuk
mendapatkan data hasil belajar siswa setelah melaksanakan
proses pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode Jigsaw
dalam pembelajaran Aqidah Akhlak materi pokok mukjizat di
kelas VIII-B MTs NU Jogoloyo Demak sebagai evaluasi setelah
proses tindakan berlangsung.

b. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal
atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar,
majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya.
Metode dokumentasi peneliti pergunakan untuk mengumpulkan
data tentang prestasi mata pelajaran aqidah akhlak siswa Kelas
VIII-B MTs NU Jogoloyo Demak Tahun Pelajaran 2018/2019.
Adapun dokumentasi yang diperlukan adalah buku legger.

3.Validasi Data

Validasi data diperlukan untuk memperoleh data hasil penelitian


yang akurat. Karena dalam penelitian ini menggunakan dua
sumber yaitu hasil observasi sebelum diadakan penggunaan
metode jigsaw dalam pembelajaran Aqidah Akhlak tentang
52
mukjizat dan data hasil observasi setelah diadakan penggunaan
metode jigsaw dalam pembelajaran Aqidah Akhlak tentang
Akhlak tercela di kelas VIII-B pada MTs NU Jogoloyo Demak
Tahun Pelajaran 2018/2019.

G. Indikator Pencapaian
Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini peneliti menentukan
indicator pencapaian sebagai berikut :
1. Kemampuan siswa dalam melaksanakan kolaborasi metode
pembelajaran.
2. Kemampuan siswa untuk menggunakan media pembelajaran
dan alat peraga dalam pembelajaran.
3. Kemampuan siswa untuk meningkatkan prestasi belajar.
4. Kemampuan siswa untuk menggunakan metode jigsaw
dalam pembelajaran Aqidah Akhlak tentang mukjizat.

53
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

1. Pembelajaran Pra Siklus

Pada penelitian ini, peneliti melakukan PTK (Penelitian Tindakan


Kelas) dengan menggunakan model jigsaw. Acuan penilaian pada
penelitian ini yaitu KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) mata pelajaran
Akidah Akhlak kelas VIII MTs NU Jogoloyo Demak, nilai KKM
tersebut adalah 75, dan peneliti menggunakan ketuntasn klasikal sebesar
85%.

Tabel 4.1
Hasil evaluasi siswamata pelajaran Aqidah Akhlak
pada pembelajaran Pra Siklus
Materi pokok : mukjizat
Analisis hasil evaluasi
No Nama siswa Ket
Ketuntasan
Nilai
Tuntas Belum
1 Aliyatul Sarifah 50 √ KKM 75
2 Atik Fatmawati 60 √

3 Cindy Maulida sari 75 √


4 Endang Novi Safitriana 40 √

5 Fina Latifatul Ulya 50 √

6 Fiya Salsabila 76 √

54
7 Indana Zulfa 80 √

8 Intan Nur Wahyuni 75 √

9 Khoirul Anam 80 √

10 Laulatus Sa’adah 77 √

11 Laili Isnaini 76 √

12 Miftakhur Romahwati 50 √
13 Muhamad Choirul Anam 50 √

14 Muhammad Ahsan 40 √
Taufiqi
15 Navisul Khoiri 80 √

16 Nur Habibah 90 √

17 Nurul Chasanah Saputri 80 √

18 Nurul Hukama 75 √

19 Nurul Maghfiroh 60 √
20 Qoyim Munadhiroh 80 √

21 Rif’atun Nailifar 90 √

22 Rina Shofiyana 75 √
Wulandari
Jumla 1475 14 8
h
Nilai rata-rata 66,8
Nilai tertinggi 90
Nilai terendah 40

55
Selanjutnya secara lengkap mengenai tabel di atas dapat dilihat pada
tabel berikut:

Tabel 4.2
Analisis nilai siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak
pada Pra Siklus Materi pokok : Akhlak tercela

Rata Ketuntasan
Jm K
Nilai Jml -
l K
100
Tunta Tid
10
20
30
40
50
60
75
80
90 nila rata
sis M s ak
i kela
wa
s % %

Banya - - 1 2 3 2 7 4 2 1 1475 22 66,8 75 64 36


k
siswa
Tingkat ketuntasan belajar peserta didik pada pembelajaran
awal ilihat dari tabel 4.1. dan tabel 4.2 di atas adalah 64 %.
2. Siklus I

Berdasarkan table di atas jelas bahwa pembelajaran Pra Siklus


hasilnya sangat kurang, terbukti siswa yang belum memenuhi KKM
sebanyak 8 siswa atau 36 %. Hal tersebut disebabkan karena kurangnya
motivasi guru dalam pembelajaran, sehingga keaktifan siswa dalam
pembelajaran sangat kurang.
Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan penguasaan
terhadap materi pelajaran, maka peneliti mengadakan perbaikan
pembelajaran pada siklus II .Untuk melihat hasil evaluasi siswa pada
mata pelajaran Akidah akhlak pada perbaikan pembelajaran siklus I
maka dapat di lihat pada tabel di bawah ini.

56
Tabel 4.3
Hasil evaluasi siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak
pada perbaikan pembelajaran siklus I
Materi pokok : Akhlak tercela

Analisis hasil evaluasi


Ket.
No Nama Siswa Ketuntasan
Nilai
Tuntas Belum
1 Aliyatul Sarifah 50 √ KKM 75

2 Atik Fatmawati 60 √

3 Cindy Maulida sari 75 √


4 Endang Novi Safitriana 50 √

5 Fina Latifatul Ulya 60 √

6 Fiya Salsabila 80 √

7 Indana Zulfa 80 √

8 Intan Nur Wahyuni 80 √

9 Khoirul Anam 100 √

10 Laulatus Sa’adah 90 √

11 Laili Isnaini 80 √

12 Miftakhur Romahwati 75 √

13 Muhamad Choirul Anam 50 √


14 Muhammad Ahsan Taufiqi 75 √

15 Navisul Khoiri 100 √

57
16 Nur Habibah 100 √

17 Nurul Chasanah Saputri 100 √

18 Nurul Hukama 90 √

19 Nurul Maghfiroh 75 √

20 Qoyim Munadhiroh 100 √

21 Rif’atun Nailifar 100 √

22 Rina Shofiyana Wulandari 100 √

Jumlah 1750 17 5
Nilai rata-rata 79,5
Nilai tertinggi 100
Nilai terendah 50

Selanjutnya dapat di lihat pada analisis nilai siswa pada mata pelajaran
Aqidah Akhlak pada perbaikan pembelajaran siklus I berikut ini

58
Tabel 4.4.
Analisis nilai siswa pada mata pelajaran Aqidqh Akhlak
pada perbaikan pembelajaran siklus I
Materi pokok : Akhlak tercela

Ketuntasan
Tunta Tida
Jml Rata K s k
Nilai Jml sisw -rata K
nilai a kelas M

100
10
20
30
40
50
60
75
80
90 % %

Bany
- - - - 3 2 4 4 2 7 1750 22 79,5 75 77 23
ak
siswa

Tingkat ketuntasan belajar peserta didik pada pembelajaran awal ilihat


dari tabel 4.3 dan 4.4 di atas, pada perbaikan pembelajaran siklus I
adalah 77 %
3. Siklus II

Dari hasil perbaikan siklus I, ternyata belum mencapai KKM,


terbukti dari 22 siswa yang mendapat nilai mencapai KKM atau lebih
hanya 17 siswa atau 77 %, sehingga peneliti perlu mengadakan
perbaikan pembelajaran siklus II. Ketidak berhasilan siswa pada siklus
I disebabkan karena petunjuk yang diberikan guru kurang jelas sehingga
siswa tidak dapat membuat, meletakkan, menjumlahkan, dan
mengurangkan bilangan bulat dengan baik. Dengan hasil yang belum
mencapai KKM maka penulis melaksanakan perbaikan pembelajaran
pada siklus II dan hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.5 di bawah ini.

59
Untuk melihat hasil evaluasi siswa pada mata pelajaran Akidah Akhlak
pada perbaikan pembelajaran siklus II maka dapat di lihat pada tabel di
bawah ini.

Tabel 4.5
Hasil evaluasi siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak
pada perbaikan pembelajaran siklus II
Materi pokok : Akhlak tercela

Analisis hasil evaluasi


No Nama siswa Ket.
Ketuntasan
Nilai
Tuntas Belum
1 Aliyatul Sarifah 75 √ KKM
75
2 Atik Fatmawati 60 √
3 Cindy Maulida sari 80 √
4 Endang Novi Safitriana 50 √
5 Fina Latifatul Ulya 75 √

6 Fiya Salsabila 80 √

7 Indana Zulfa 90 √

8 Intan Nur Wahyuni 80 √

9 Khoirul Anam 100 √

10 Laulatus Sa’adah 90 √

11 Laili Isnaini 80 √

12 Miftakhur Romahwati 75 √

60
13 Muhamad Choirul 75 √
Anam
14 Muhammad Ahsan 90 √
Taufiqi
15 Navisul Khoiri 100 √

16 Nur Habibah 100 √

17 Nurul Chasanah Saputri 100 √

18 Nurul Hukama 90 √

19 Nurul Maghfiroh 80 √

20 Qoyim Munadhiroh 100 √

21 Rif’atun Nailifar 100 √

22 Rina Shofiyana 100 √


Wulandari
Jumlah 1850 20 2
Nilai rata-rata 84
Nilai tertinggi 100
Nilai terendah 50

Selanjutnya dapat di lihat pada analisis nilai siswa pada mata pelajaran
Aqidah Akhlak pada perbaikan pembelajaran siklus II berikut ini

61
Tabel 4.6
Analisis nilai siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak
pada perbaikan pembelajaran siklus II
Materi pokok : Akhlak tercela

Ketuntasan
Jml Rata K
Jm

100
Nilai sis - K Tuntas Tida
10
20
30

40
50
60
75
80
90 l wa rata M k
nil kelas
ai % %

Ban
yak - - - - 1 1 4 5 4 7 185 22 84 75 91 9
sisw 0
a

Tingkat ketuntasan belajar peserta didik berdasarkan tabel 4.5 dan tabel
4.6 di atas, pada perbaikan pembelajaran siklus II adalah 91 %
Berdasarkan tabel analisis pada perbaikan pembelajaran siklus
II, hasil belajar siswa sangat memuaskan, terbukti 91% siswa telah
mencapai KKM. Hal ini disebabkan peneliti melaksanakan perbaikan
pembelajaran dengan memperbaiki kekurangan- kekurangan pada
pembelajaran awal dan perbaikan pembelajaran siklus I serta siklus II.
Dari diskusi peneliti dengan pengamat ( teman sejawat ) kekurangan-
kekurangan itu dapat diatasi dalam perbaikan pembelajaran. Hal ini
menunjukkan bahwa pendekatan konstektual dapat meningkatkan
motivasi dan keaktifan siswa dalam pembelajaran, sehingga
mendapatkan hasil yang memuaskan.

62
B. PEMBAHASAN
Dengan mencermati hasil catatan pengamat dan arahan dari
pembimbing, maka peneliti dapat menemukan masalah-masalah dan
kekurangan-kekurangan yang di lakukan selama melaksanakan
pembelajaran Aqidah Akhlak tentang Mukjizat di MTs NU Jogoloyo
Demak pada pembelajaran awal, siklus I, dan siklus II dari kekurangan
tersebut menyebabkan hasil belajar siswa kurang memuaskan, sehingga
peneliti beserta pengamat (teman sejawat) dapat menemukan
kekurangan-kekurangan yang di alaminya saat pembelajaran
dalaksanakan. Adapun kekurangnya sebagai berikut :
1. Pembelajaran Pra Siklus
Pada pembelajaran awal, hasil belajar siswa kurang memuaskan. Hal ini
dapat dilihat dari ketuntasan belajar siswa hanya mencapai 64 % dan hal
yang menyebabkannya adalah :
a) guru kurang memberi motivasi siswa dalam menerima
pelajaran, sehingga siswa kurang tertarik dan tidak aktif dalam
pembelajaran.
b) guru kurang melibatkan siswa dalam pembelajaran, sehingga
siswa tidak tertarik pada materi pembelajaran.
c) Guru tidak membimbing siswa dalam membaca materi
pembelajaran, sehingga siswa tidak memahami/dapat membaca
materi pembelajaran.
d) Guru tidak membimbing siswa dalam menyimpulkan materi
pembelajaran, sehingga siswa tidak memahami materi
pembelajaran
e) Guru kurang memperhatikan siswa yang kurang aktif, sehingga
siswa kurang dapat menerima pembelajaran.

63
Dengan adanya masalah tersebut maka peneliti beserta pengamat
menggunakan beberapa cara untuk mengatasinya. Adapun salah satu
cara yang di terapkan peneliti adalah: memberikan pembelajaran
yang aktif dan menyenangkan serta mengubah metode yang di
gunakan sehingga dapat membuat siswa lebih aktif dan dapat
menghasilkan hasil yang memuaskan.
2. Perbaikan Pembelajaran Siklus I
Berdasarkan hasil diskusi antara peneliti dengan pengamat pada
pembelajaran awal, maka peneliti memandang perlu ada perbaikan
pembelajaran siklus I. Pada kegiatan perbaikan pembelajaran siklus I
diarahkan kemateri prasyarat untuk meningkatkan prestasi belajar
siswa. Materi yang satu mungkin prasyarat untuk menjelaskan atau
mempelajari konsep yang lain. Pada perbaikan pembelajaran siklus I,
ternyata hasilnya kurang memuaskan dikarenakan nilai yang
diperoleh siswa mencapai nilai ketuntasan 77 %. Yang menjadi
permasalahan pada perbaikan pembelajaran siklus I adalah:
a) guru tidak memberi apersepsi yang mengarah kemateri
pembelajaran, sehingga siswa sulit memahami pembelajaran
yang disampaikan oleh guru.
b) petunjuk yang diberikan guru kurang jelas, sehingga siswa sulit
menerima penjelasan dari guru.
c) guru tidak memberi motivasi pada siswa sehingga masih ada
siswa yang belum memahami pembelajaran.
Dengan adanya masalah tersebut maka peneliti beserta pengamat
menggunakan beberapa cara untuk mengatasinya. Adapun salah satu
cara yang di terapkan penulis adalah: memberikan pembelajaran
yang aktif dan menyenangkan serta mengubah metode yang di
gunakan serta melibatkan siswa dalam pembelajaran sehingga dapat
membuat siswa lebih aktif dan dapat menghasilkan hasil yang
memuaskan.
64
3. Perbaikan Pembelajaran Siklus II
Dengan melihat hasil perbaikan pembelajaran siklus I yang
hasilnya meningkat hanya sedikit maka peneliti masih perlu untuk
melaksanakan Perbaikan Pembelajaran Siklus II, seperti yang
diungkapkan oleh Thorndika dalam hukum latihan (Law Of
Exercise), bahwa stimulus dan respon akan memiliki hubungan
antara yang satu dan yang lainnya secara kuat, jika proses
pengulangan sering terjadi.
Pada Perbaikan Pembelajaran Siklus II ini penulis
menekankan perbaikan pembelajaran pada pengulangan letak,
penjumlahan, dan pengurangan bilangan bulat, sehingga siswa
dengan mudah memahami dan menerima konsep yang diberikan
guru.
Dari permasalahan tersebut di atas, maka peneliti
menggunakan pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa. Sehingga siswa dapat memahami materi
yang disampaikan guru. Pada Perbaikan Pembelajaran Siklus II ini
difokuskan pada kegiatan siswa dalam membaca materi secara
terbimbing dan berkelompok, membandingkan dan menjelaskan
tentang materi mukjizatserta meningkatkan kemampuan siswa
dalam mendalami materi yang dipelajarkan, Sebelum dilaksanakan
perbaikan pembelajaran, siswa diperlihatkan gambar kemudian
siswa diminta untuk menjelaskan dan mengerjakannya.
Dari hasil pekerjaan siswa tersebut dapat dilihat bahwa siswa
mampu menerapkan konsep pembelajaran dengan cara siswa
melakukan sendiri kegiatan-kegiatan yang disiapkan guru. Dengan
pembelajaran tersebut maka fokus pembelajaran bukanlah pada
guru tetapi fokus pembelajaran pada siswa, dan guru hanya sebagai
fasilitator. Hal ini terbukti bahwa pada perbaikan pembelajaran
siklus II hasilnya sangat memuaskan yatu mencapai nilai
ketuntasan belajar 91 %.

65
Menurut Stalling dan Kaskowtiz (1947), Brophy dan Everton
(1976) yang mengatakan bahwa dengan banyak contoh dan latihan
soal yang disesuaikan dengan kemampuan siswa maka pengertian
dan kejelasan siswa akan meningkat.
Maka hasil yang demikian ini patut kita syukuri bahwa dengan
berbagai cara yang ditempuh dengan baik, ternyata siswa mampu
untuk meraih hasil yang maksimal sesuai dengan apa yang
diinginkan.
Dari permasalahan tersebut di atas, maka peneliti
menggunakan pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa. Sehingga siswa dapat memahami materi
yang disampaikan guru. Pada Perbaikan Pembelajaran Siklus II ini
difokuskan pada kegiatan siswa dalam membaca materi secara
terbimbing dan berkelompok, membandingkan dan menjelaskan
tentang materi mukjizat serta meningkatkan kemampuan siswa
dalam mendalami materi yang dipelajarkan, Sebelum dilaksanakan
perbaikan pembelajaran, siswa diperlihatkan gambar kemudian
siswa diminta untuk menjelaskan dan mengerjakannya.
Dari hasil pekerjaan siswa tersebut dapat dilihat bahwa siswa
mampu menerapkan konsep pembelajaran dengan cara siswa
melakukan sendiri kegiatan-kegiatan yang disiapkan guru. Dengan
pembelajaran tersebut maka fokus pembelajaran bukanlah pada
guru tetapi fokus pembelajaran pada siswa, dan guru hanya sebagai
fasilitator. Hal ini terbukti bahwa pada perbaikan pembelajaran
siklus II hasilnya sangat memuaskan yatu mencapai nilai
ketuntasan belajar 91 %.
Menurut Stalling dan Kaskowtiz (1947), Brophy dan Everton
(1976) yang mengatakan bahwa dengan banyak contoh dan latihan
soal yang disesuaikan dengan kemampuan siswa maka pengertian
dan kejelasan siswa akan meningkat.

66
Maka hasil yang demikian ini patut kita syukuri bahwa
dengan berbagai cara yang ditempuh dengan baik, ternyata siswa
mampu untuk meraih hasil yang maksimal sesuai dengan apa yang
diinginkan.

67
BAB V
PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama siklus I,


dan siklus II pada mata pelajaran Aqidah Akhlak tentang
mukjizat di MTs NU Jogoloyo Demak, maka peneliti menarik
simpulan sebagai berikut ;
a. Penerapan model jigsaw pada pembelajaran akidah
akhlak materi mukjizat di kelas VIII-B MTs NU
Jogoloyo Demak dilakukan dengan cara guru
membentuk kelompok dengan beranggotakan 4-5 orang
dalaam kelas sesuai dengan sub bab yang ada pada
materi mukjizat, kemudian membentuk kelompok baru
yang beranggotakan peserta didik yang memiliki sub
bahasan yang sama(kelompok ahli). Setelah semua
peserta didik pada tim ahli dapat menguasai materi
dengan baik ,kemudian menyampaikan kepada anggota
di kelompok asal sehingga semua peserta didik dengan
bantuan teman sejawatnya, dapat dengan mudah
memahami tentang materi mukjizat.
b. Terdapat peningkatan hasil belajar pada pembelajaran
akidah akhlak materi mukjizat melalui model Jigsaw di
kelas VIII MTs NU Jogoloyo Demak, hal ini terlihat
dari peningkatan tiap siklusnya yaitu pada tingkat hasil

68
belajar nilai ketuntasan belajar pada Pra siklus sebanyak
8 siswa atau 36 %, mengalami kenaikan pada siklus I
yaitu 17 siswa atau 77 % dan siklus II sebanyak 20 atau
92%.

A. Saran

Dalam rangka kemajuan dan keberhasilan pelaksanaan


proses pembelajaran dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikkan, maka dari pengalaman selama melakukan
penelitian di kelas VIII-B MTs NU Jogoloyo Demak, peneliti
dapat memberikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi Kepala Madrasah, dengan adanya peningkatan
hasil belajar siswa, tentunya kepala madrasah dapat
mengambil kebijakan untuk mengembangkan
pembelajaran dengan menggunakan model Jigsaw pada
mata pelajaran yang lain.
2. Bagi Guru, diharapkan dapat mempelajari dan
memahami agar mampu menerapkan model Jigsaw
dalam proses belajar mengajar, juga diharapkan selalu
mencoba atau meneliti setiap model pembelajaran,
sehingga model pembelajaran tersebut sesuai dengan
karakteristik siswa serta sesuai dengan materi yang
diajarkan.

69
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Majid.2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Ahyak. 2005. Profil Pendidik Sukses. Surabaya: Elkaf
Alma, Buchari et, All. 2009. Guru Profesional: Menguasai Metode
dan Terampil Mengajar. Bandung: Alfabeta. cet. II
Aqib,Zaenal. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama
Widya. cet V
AR, Zahruddin. 2004. Pengantar Studi Akhlak. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada
Arifin, Zainal. 2011. Evaluasi Pembelajaran (Prinsip, Teknik, dan
Prosedur. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi. Suhardjono, dkk. 2008. Penelitian Tindakan
Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara
Dr. Zainal Arifin, M.S.I,dkk, Modul Pendalaman Materi Akidah
Akhlak Pendidikan Profesi Guru, Modul
Majid, Abdul. dan Dian Andayani. 2006. Pendidikan Agama Islam
Berbasis Kompetensi Konsep dan Implementasi Kuirikulum
2004. Bandung: Remaja Rosdakarya
Majid, Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Purwanto, Ngalim. 1990. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Remaja
Rosdakarya
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya.
Jakarta: Rineka Cipta
70
Lampiran 1 : DAFTAR NAMA SISWA SIKLUS I DAN SIKLUS II
Kelas : VIII-B

No. NIS Nama Kode Nama

1 1199 Aliyatul Sarifah A

2 1054 Atik Fatmawati B

3 1059 Cindy Maulida sari C

4 1060 Endang Novi Safitriana D

5 1066 Fina Latifatul Ulya E

6 1067 Fiya Salsabila F

7 1068 Indana Zulfa G

8 1070 Intan Nur Wahyuni H

9 1192 Khoirul Anam I

10 1091 Laulatus Sa’adah J

11 1072 Laili Isnaini K

12 1073 Miftakhur Romahwati L

13 1193 Muhamad Choirul Anam M

14 1079 Muhammad Ahsan Taufiqi N

71
15 1080 Navisul Khoiri O

16 1081 Nur Habibah P

17 1084 Nurul Chasanah Saputri Q

18 1087 Nurul Hukama R

19 1088 Nurul Maghfiroh S

20 1089 Qoyim Munadhiroh T

21 1094 Rif’atun Nailifar U

22 1095 Rina Shofiyana Wulandari V

72
Lampiran. 2 Rencana Pembelajaran Siklus I
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Satuan Pendidikan : MTs NU Jogoloyo Kab.


Demak
Kelas / Semester : VIII / Genap
Mata Pelajaran : Akidah Akhlak
Jumlah Pertemuan : 1 X pertemuan
Materi : Mu’jizat dan Kejadian Luar
Biasa
Alokasi Waktu : 2 (dua) x 40 menit

KOMPETENSI INTI (KI)

KI-1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang


dianutnya

KI-2 Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,


bertanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong),
santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya.

KI-3 Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati


dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya,
makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-

73
benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat
bermain.

KI-4 Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas,


sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam
gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam
tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia.

KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN


KOMPETENSI

Indikator Pencapaian
Kompetensi Dasar Kompetensi

3.3. Memahami pengertian, contoh 3.3.1.Menjelaskan pengertian


dan hikmah mukjizat sert a kejadian mukjizat
luar biasa lainnya (karamah, ma‘unah, 3.3.2.Menyebutkan contoh
dan irhas) mukjizat
3.3.3. Menjelaskan hikmah
mukjizat

4.3. Menyajikan kisah-kisah dari 4.3.1.Menceritakan kisah-kisah


berbagai sumber tentang adanya tentang mukjizat
mukjizat dan kejadian luar biasa
lainnya (karamah, ma‘unah, dan irhas)

74
TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Setelah peserta didik melaksanakan diskusi (metode Jigsaw)
tentang Mukjizat diharapkan mampu menjelaskan pengertian
mukjizat dengan tepat.
2. Setelah peserta didik melaksanakan diskusi (metode Jigsaw)
tentang Mukjizat diharapkan mampu menyebutkan hikmah
mukjizat dengan benar.
3. Setelah peserta didik melaksanakan diskusi (metode Jigsaw)
tentang Mukjizat diharapkan mampu menjelaskan contoh
mukjizat dengan tepat
4. Setelah peserta didik melaksanakan pembelajaran dengan
metode Reading Guide tentang mukjizat, diharapkan mampu
menceritakan kisah-kisah tentang mukjizat dengan baik.

MATERI POKOK
1. Fakta
Al-Qur’an adalah salah satu contoh mukjizat yang d
Nabi, yaitu Nabi Muhammad SAW.
- Al-Qur’an adalah salah satu kitab suci
keasliannya sampai hari kiamat.
- Al-Qur’an terdiri dari 30 juz, 114 surat dan
pendapat yang menyebutkan 6236

2. Konsep
- Mukjizat adalah adalah kejadian luar biasa yang
dianugrahkan Allah Swt. Kepada para rasul-Nya untuk
melemahkan dan mengalahkan lawannya, sebagai
bukti atas kebenaran risalahnya.
- Ada dua bentuk/macam mukjizat,yaitu :

75
1. Mukjizat Kauniyah (mukjizat terbatas) yaitu
mukjizat yang tampak, dapat ditangkap oleh
pancaindra.
2. Mukjizat aqliyah (mukjizat tidak terbatas) yaitu
mukjizat yang hanya dapat dipahami oleh
akalpikiran, seperti al-Quran.

3. Prinsip
Firman Allah Swt Q.S. An-Nisā':174

Artinya: “Wahai manusia!Sesungguhnya telah sampai


kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu,(Muhammad dengan
mukjizatnya) dan telah kami turunkan kepadamu cahaya yang
terang benderang (al-Qur'an).”
4. Prosedural
Menceritakan kisah-kisah mukjizat para Nabi

METODE PEMBELAJARAN

1. Pendekatan : Saintifik
2. Metode / strateg i : Ceramah,Jigsaw
3. Model : Cooperatife learning, Active
learning
MEDIA,ALAT DAN SUMBER BELAJAR

1. Media : Gambar/Video,PPT,LCD
2. Alat : Kertas dan Lembar kerja
3. Sumber Belajar : Buku Guru, Buku Siswa,
Lingkungan

76
KEGIATAN PEMBELAJARA

Kegatan pendahuluan (10 menit)


Sintak Model Kegiatan
Pembelajaran

Orientasi
1) Guru mengawali pelajaran dengan mengucapkan
salam
2) Guru mengajak siswa untuk berdo’a bersama
3) Guru menanyakan kondisi peserta didik
4) Guru mengkondisikan suasana belajar yang
menyenangkan
5) Guru memotivasi siswa

Aperpepsi
1) Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran
yang akan dilakukan dengan pengalaman siswa
dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya
2) Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan
bertanya kepada siswa apakah masih mengingat
pengertian Sifat-sifat Rasul ?

Motivasi
1) Guru menanyakan apakah Rasul itu sama seperti
manusia biasa?
2) Apabila materi tema/projek ini kerjakan dengan baik
dan sungguh-sungguh ini dikuasai dengan baik,
maka siswa diharapkan dapat menjelaskan tentang
materi Mukjizat
3) Menyampaikan tujuan pembelajaran pada
pertemuan yang berlangsung

77
Pemberian Acuan

1) Guru menyampaikan pokok-pokok meteri yang akan


dibahas dalam pembelajaran.
2) Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman
belajar sesuai dengan langkah-langkah
pembelajaran.

Kegiatan Inti ( 50 menit )


CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIS)
➢ Guru menampilkan gambar/vidio yang akan
diamati oleh peserta didik.

1) pemberiaan
materi yang sudah
dipecah berikut ➢ Guru menstimulus siswa agar dapat memberikan
lembar kerja ahli tanggapan dari gambar/vidio dengan bertanya
maupun berupa penyataan.
(expert sheet)
kepada kelompok ➢ Guru membagi Siswa ke dalam 4 (empat)
asal (home team) kelompok yang heterogen yang terdiri dari 6
orang siswa ,dan salah satu anggota menjadi ketua

➢ Guru memberikan pengarahan pada siswa tentang


tugas kelompok yang akan dilaksanakan

➢ Siswa pada setiap kelompok diminta untuk


menghitung dari 1 sampai 6

78
1. Siswa no 1 medapatkan materi pengertian
mukjizat Hissiyah atau Kauniyah

2. Siswa No 2 mendapatkan materi pengertian


mukjizat Maknawiyah atau Aqliyah

3. Siswa No 3 mendapatkan materi Mukjizat yang


diberikan kepada Nabi Nuh a.s.

4. Siswa No 4 mendapatkan materi Mukjizat yang


diberikan kepada Nabi Ibrahim

5. Siswa No 5 mendapatkan materi Mukjizat yang


diberikan kepada Nabi Musa a.s.

6. Siswa No 6 mendapatkan materi mukjizat yang


diberikan kepada Nabi Muhammad SAW
KEGIATAN LITERASI

➢ Guru membagikan lembar kerja siswa dengan


materi yang berbeda tiap anggota kelompoknya.

➢ Masing-masing siswa membaca dan mencermati


materi sesuai bagiannya

COLLABORATION (KERJASAMA)
➢ Setelah semua soal dikerjakan oleh setiap tim,
maka guru memerintahkan kepada tiap anggota
dari tim membuat kelompok baru dengan anggota
yang mengerjakan soal yang sama. Kemudian
2) diskusi kelompok
kelompok/tim baru itu berdiskusi dan saling
ahli (expert team) menjelaskan pengetahuan mereka tentang materi
dan soal yang telah mereka kerjakan di tim
sebelumnya, sehingga mereka dapat menjadi tim
ahli dalam salah satu sub bab dalam materi
Mu’jizat

79
COLLABORATION (KERJASAMA) dan CRITICAL
THINKING (BERPIKIR KRITIK)
➢ Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli, maka
guru memerintahkan tiap siswa untuk kembali ke
kelompoknya masing-masing (kelompok awal)
dan masing-masing bergantian menjelaskan ke
teman tim awal mereka tentang materi yang telah
mereka kuasai di tim ahli, dan tiap anggota
lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh,
dan dianjurkan betaya atau memberkan pendapat
3) diskusi kelompok tentang sesuatu yang belum/kurang jelas (guru
asli (home team) memantau dan mengecek keaktifan siswa)

➢ Guru memerintahkan setiap kelompok untuk


mempresentasikan hasil diskusi diwakili oleh
ketua kelompok (guru menilai semua siswa)

➢ Guru memberikan evaluasi dan menjelaskan


materi yang kurang dipahami tiap kelompok

4) mengerjakan kuis
dengan bahan semua ➢ Guru memberi kuis/ pertanyaan kepada seluruh
materi yang siswa
dipelajari

80
➢ Kelompok yang anggotanya paling banyak
menjawab benar diberikan penghargaan dan
kelompok yang paling sedikit menjawab benar
5) pemberian diberikan hukuman.
penghargaan
kelompok

Kegiatan Penutup (20 menit)


(CREATIVITY)
➢ Guru beserta siswa menyimpulkan materi yang
dibahas

➢ Degan bimbingan guru masing-masing siswa


diminta mencatat point-point penting (resume)
dari hasil pembelajaran

➢ Evaluasi

➢ Guru bersama siswa membaca do’a kemudian


mengucakan syukur

I. PENILAIAN,PENGAYAAN DAN REMEDIAL


A.PENILAIAN
1. Sikap Pengetahuan
a. Teknik Penilaian : Tes tertulis
b. BentukI nstrumen : Lembar penilaianTertulis

81
c. Kisi-kisi :
No. Indikator Instrumen
1 3.3.1.Menjelaskan pengertian mukjizat Butir soal 1-5

3.3.2.Menyebutkan contoh mukjizat Butir soal 6-8

3.3.3. Menjelaskan hikmah mukjizat Butir soal 9-10

Penskoran nilai :
• Apabila menjawab 1 soal benar nilainya 10
• Apabila menjawab 1 soal salah nilainya 0
• Jumlah skor maksimal 100
• Jumlah skor minimal 0

2. PenilaianKeterampilan
a. . Teknik Penilaian : Projek
b. Bentuk Instrumen : Praktik
c. Kisi-kisi :

No. Keterampilan Butir Instrumen


1
Mampu menyajikan kisah
contoh mukjizat yang Terlampir
diberikan kepada para
Nabi

82
Keterampilan
- Penilaian Unjuk Kerja
Instrumen Penilaian
Sanga Tidak
No Aspek yang Dinilai t Baik Baik Baik Baik
(100) (75) (50) (25)

1 Kesesuaian respon dengan pertanyaan

2 Keserasian pemilihan kata

3 Kesesuaian penggunaan tata bahasa

4 Pelafalan

Kriteria penilaian (skor)

100 = Sangat Baik 50 = Kurang Baik

75 = Baik 25 = Tidak Baik

Cara mencari nilai (N) = Jumalah skor yang diperoleh siswa


dibagi jumlah skor maksimal dikali skor ideal (100)

83
Instrumen Penilaian Diskusi

No
Aspek yang Dinilai 100 75 50 25
1 Penguasaan materi diskusi
2 Kemampuan menjawab pertanyaan

3 Kemampuan mengolah kata

4 Kemampuan menyelesaikan masalah

Keterangan :
100 = Sangat Baik 50 = Kurang Baik
75 = Baik 25 = Tidak Baik

84
B. PENGAYAAN

Bagi pesertadidik yang sudah menguasai materi


pembelajaran diminta untuk mengerjakan materi pengayaan
yang sudah disiapkan oleh guru kemudian guru memberikan
nilai bagi peserta didik yang berhasil dalam pengayaan

C. REMEDIAL

1. Bagi peserta didik yang belum mencapai ketuntasan


belajar,guru sebaiknya mengidentifikasi tujuan
pembelajaran yang belum dikuasai oleh peserta didik dan
memberikan jam tambahan
2. Bagi peserta didik yang belum mencapai ketuntasan
diberikan remedial dengan soal yang telah disediakan pada
hari dan waktu tertentu sesuai keadaan atau diluar jam
pembelajaran

85
Bentuk Ulangan Harian : ……………
Kelas/Semester : ……………
Materi Ulangan Harian : ……………
Mata Pelajaran : ……………
(KD / Indikator) : ……………
Ulangan Harian Ke : ……………
KKM : ....…………
Indikat Bentuk
Tindaka Nilai
Nilai or yang
Nama n Setelah Ket.
No Ulang Belum
Siswa Remedia Remedia
an Dikuasa
l l
i
1
2
dst

Semarang , 25 Februari 2019


Mahasiswa PPL

Sukron Ma’mun, S.Pd.I


Mengetahui ,
Dosen Pembimbing Lapangan Guru Pamong

Dr. Fatkurroji, M.Pd. Muhammad Faizun, S.Pd.I. M.Pd.I


NIP : 197704152007011032 NIP:…………………………
Kepala Madrasah

Zamah Sari, S.Ag.

86
Lampiran. 3 RRP Siklus II

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Satuan Pendidikan : MTs NU Jogoloyo Kab.


Demak
Kelas / Semester : VIII / Genap
Mata Pelajaran : Akidah Akhlak
Jumlah Pertemuan : 1 X pertemuan
Materi : Mu’jizat dan Kejadian Luar
Biasa (pertemuan ke-2)
Alokasi Waktu : 2 (dua) x 40 menit

A. KOMPETENSI INTI (KI)

KI-1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang


dianutnya

KI-2 Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,


bertanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong),
santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya.

KI-3 Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati


dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya,
87
makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-
benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat
bermain.

KI-4 Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas,


sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam
gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam
tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN


KOMPETENSI

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

3.3. Memahami pengertian, 3.3.1.Menjelaskan pengertian


contoh dan hikmah Karamah, karomah, maunah dan irhas
Maunah dan Irhas sert a kejadian 3.3.2.Menyebutkan contoh karomah,
luar biasa lainnya (karamah, maunah dan irhas
ma‘unah, dan irhas) 3.3.3. Menjelaskan hikmah karomah,
maunah dan irhas

4.3. Menyajikan kisah-kisah 4.3.1.Menceritakan kisah-kisah


dari berbagai sumber tentang tentang karomah, maunah dan irhas
adanya Karamah, Maunah dan Irhas
dan kejadian luar biasa lainnya
(karamah, ma‘unah, dan irhas)

88
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
5. Setelah peserta didik melaksanakan diskusi (metode Jigsaw)
tentang karomah, maunah dan irhas diharapkan mampu
menjelaskan pengertian karomah, maunah dan irhas dengan
tepat.
6. Setelah peserta didik melaksanakan diskusi (metode Jigsaw)
tentang karomah, maunah dan irhas diharapkan mampu
menyebutkan hikmah karomah, maunah dan irhas dengan
benar.
7. Setelah peserta didik melaksanakan diskusi (metode Jigsaw)
tentang karomah, maunah dan irhas diharapkan mampu
menjelaskan contoh karomah, maunah dan irhas dengan tepat
8. Setelah peserta didik melaksanakan pembelajaran dengan
metode Reading Guide tentang karomah, maunah dan irhas,
diharapkan mampu menceritakan kisah-kisah tentang
karomah, maunah dan irhas dengan baik.

89
D. MATERI POKOK
5. Fakta
Soko Guru (empat tiang utama) penyangga Masjid
salah satu contoh Karamah yang diberikan kepada wa
sunan Kalijaga (Raden Syahid) terdiri atas potongan
kecil yang kemudian ditumpuk-tumpuk tanpa men
perekat akhirnya jadilah tiang masjid yang besar da
karamahnya

6. Konsep
Kejadian Luar Biasa Selain Mukjizat :
- Karamah adalah kejadian luar biasa yang
dianugerahkan oleh Allah kepada hambahamba- Nya
yang saleh dan taat kepadanya. Orang yang saleh dan
taat kepada Allah itu dinamakan wali Allah.
- Ma’unah adalah kemampuan luar biasa yang diberikan
Allah kepada seorang mukmin untuk mengatasi suatu
kesulitan. Maunah terjadi pada orang biasa berkat
pertolongan Allah.
- Irhas adalah kejadian luar biasa/istimewa yang terjadi
pada diri seorang calon rasul sebelum diangkat
menjadi seorang rasul.
7. Prinsip

Artinya: “Ingatlah, wali-wali Allah itu, tidak ada rasa takut


pada mereka, dan mereka tidak bersedih hati.” (Q.S.Yunus:62)
8. Prosedural
Menceritakan kisah-kisah Karamah, Maunah dan Irhas.

90
F. METODE PEMBELAJARAN

1. Pendekatan : Saintifik
2. Metode / strategi : Ceramah,Jigsaw
3. Model : Cooperatife learning, Active
learning
G. MEDIA,ALAT DAN SUMBER BELAJAR

1. Media : Gambar/Video,PPT,LCD
2. Alat : Kertas dan Lembar kerja
3. Sumber Belajar : Buku Guru, Buku
Siswa,Lingkungan

91
H. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegatan pendahuluan (10 menit)


Sintak Model Kegiatan
Pembelajaran

Orientasi
6) Guru mengawali pelajaran dengan
mengucapkan salam
7) Guru mengajak siswa untuk berdo’a bersama
8) Guru menanyakan kondisi peserta didik
9) Guru mengkondisikan suasana belajar yang
menyenangkan
10) Guru memotivasi siswa

Aperpepsi
3) Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran
yang akan dilakukan dengan pengalaman siswa
dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya
4) Mengingatkan kembali materi prasyarat
dengan bertanya kepada siswa apakah masih
mengingat pengertian Mukjizat ?

Motivasi
4) Guru menanyakan apakah Mukjizat dapat
diterima oleh selain Nabi/Rasul?
5) Apabila materi tema/projek ini kerjakan dengan
baik dan sungguh-sungguh ini dikuasai dengan
baik, maka siswa diharapkan dapat menjelaskan
tentang materi Karamah, Maunah dan Irhas
6) Menyampaikan tujuan pembelajaran pada
pertemuan yang berlangsung

92

Pemberian Acuan
3) Guru menyampaikan pokok-pokok meteri yang
akan dibahas dalam pembelajaran.
4) Menjelaskan mekanisme pelaksanaan
pengalaman belajar sesuai dengan langkah-
langkah pembelajaran.

Kegiatan Inti ( 50 menit )


CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIS)
➢ Guru menampilkan gambar/vidio yang akan
diamati oleh peserta didik.

1) pemberiaan materi
yang sudah dipecah
berikut lembar kerja
ahli (expert sheet)
kepada kelompok asal
➢ Guru menstimulus siswa agar dapat
(home team)
memberikan tanggapan dari gambar/vidio
dengan bertanya maupun berupa penyataan.

➢ Guru membagi Siswa ke dalam 6 (empat)


kelompok yang heterogen yang terdiri dari 4
93
orang siswa ,dan salah satu anggota menjadi
ketua

➢ Guru memberikan pengarahan pada siswa


tentang tugas kelompok yang akan
dilaksanakan

➢ Siswa pada setiap kelompok diminta untuk


menghitung dari 1 sampai 4

7. Siswa no 1 medapatkan materi pengertian


Karamah

8. Siswa No 2 mendapatkan materi


pengertian Maunah

9. Siswa No 3 mendapatkan materi


pengertian Irhas

10. Siswa No 4 mendapatkan materi Hikmah


Kejadian Luar Biasa Lainnya dan
perbedaannya dengan Mukjizat.
KEGIATAN LITERASI

➢ Guru membagikan lembar kerja siswa


dengan materi yang berbeda tiap anggota
kelompoknya.

➢ Masing-masing siswa membaca dan


mencermati materi sesuai bagiannya

94
COLLABORATION (KERJASAMA)
➢ Setelah semua soal dikerjakan oleh setiap
tim, maka guru memerintahkan kepada tiap
anggota dari tim membuat kelompok baru
dengan anggota yang mengerjakan soal yang
sama. Kemudian kelompok/tim baru itu
2) diskusi kelompok berdiskusi dan saling menjelaskan
ahli (expert team) pengetahuan mereka tentang materi dan soal
yang telah mereka kerjakan di tim
sebelumnya, sehingga mereka dapat menjadi
tim ahli dalam salah satu sub bab dalam
materi Kejadian Luar biasa lainnya
(Maunah,karamah dan Irhas)

COLLABORATION (KERJASAMA) dan CRITICAL


THINKING (BERPIKIR KRITIK)
➢ Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli, maka
guru memerintahkan tiap siswa untuk
kembali ke kelompoknya masing-masing
(kelompok awal) dan masing-masing
bergantian menjelaskan ke teman tim awal
mereka tentang materi yang telah mereka
kuasai di tim ahli, dan tiap anggota lainnya
3) diskusi kelompok mendengarkan dengan sungguh-sungguh,
asli (home team) dan dianjurkan betaya atau memberkan
pendapat tentang sesuatu yang belum/kurang
jelas (guru memantau dan mengecek
keaktifan siswa)

➢ Guru memerintahkan setiap kelompok untuk


mempresentasikan hasil diskusi diwakili oleh
ketua kelompok (guru menilai semua siswa)

➢ Guru memberikan evaluasi dan menjelaskan


materi yang kurang dipahami tiap kelompok

95
4) mengerjakan kuis ➢ Guru memberi kuis/ pertanyaan kepada
dengan bahan semua seluruh siswa
materi yang dipelajari

➢ Kelompok yang anggotanya paling banyak


5) pemberian menjawab benar diberikan penghargaan dan
penghargaan kelompok yang paling sedikit menjawab
kelompok benar diberikan hukuman.

Kegiatan Penutup (20 menit)


(CREATIVITY)
➢ Guru beserta siswa menyimpulkan materi
yang dibahas

➢ Degan bimbingan guru masing-masing siswa


diminta mencatat point-point penting
(resume) dari hasil pembelajaran

➢ Evaluasi

➢ Guru bersama siswa membaca do’a


kemudian mengucakan syukur

96
Lampiran 4. Tes Uji Kompetensi Siklus

1. Di dalam konsep mukjizat terdapat sebuah unsur yaitu sesuatu


yang luar biasa, artinya …

a. Bertentangan dengan hukum alam, terjadi atas izin Allah


SWT

b. Wajib menyalahi hukum alam

c. Menjadi bukti kebesaran Rasul

d. Semua makluk tidak dapat menirunya

2. Mukjizat yang dianugerahkan Allah swt kepada para rasul


memiliki beberapa fungsi antara lain …

a. Sebagai hiasan pada diri seorang nabi

b. Sebagai ancaman kepada musuh-musuh nabi

c. Sebagai bukti kebenaran atas risalah nabi

d. Sebagai dukungan Allah terhadap risalah nabi

3. Sesuatu yang nampak luar biasa tetapi semu atau dibuat-buat


dapat diklasifikasikan sebagai …

a. Sihir

b. Maunah

c. Karomah

d. Mukjizat

97
4. Mukjizat maknawiyah adalah mikjizat yang keberadaannya
tidak dapat dirasakan atau tertangkap panca indera manusia,
tetapi benar adanya. Contohnya …

a. Tongkat nabi Musa dapat berubah menjadi ular

b. Tongkat Nabi Musa yang dapat membelah lautan

c. Nabi Muhammad dapat memperbanyak hidangan makanan

d. Al-Qur’an yang diturunkan kepada nabi Muhammad saw

5. Mukjizat terjadi karena semua permohonan, pertanyaan atau


ejekan akan sesuatu yang diterima seorang nabi atau rasul dari
umatnya dan secara singkat disebut …

a. Tantangan

b. Luar biasa

c. Pertentangan

d. Perlombaan

98
Lampiran. 5 Analisis Tes Uji Kompetisi Siklus I

Nomor soal dan skor jumlah


No Kode nilai keterangan
skor
1 2 3 4 5
1 A 2 2 2 2 2 10 50 TIDAK TUNTAS
2 B 2 2 3 2 3 12 60 TIDAK TUNTAS
3 C 3 4 3 2 3 15 75 TUNTAS
4 D 3 1 2 2 2 10 50 TIDAK TUNTAS
5 E 2 3 3 2 2 12 60 TIDAK TUNTAS
6 F 3 3 4 4 2 16 80 TUNTAS
7 G 4 2 3 4 3 16 80 TUNTAS
8 H 4 3 4 2 3 16 80 TUNTAS
9 I 4 4 4 4 4 20 100 TUNTAS
10 J 4 4 4 3 3 18 90 TUNTAS
11 K 3 3 4 3 3 16 80 TUNTAS
12 L 4 3 3 2 3 15 75 TUNTAS
13 M 2 2 2 2 2 10 50 TIDAK TUNTAS
14 N 3 4 3 2 3 15 75 TUNTAS
15 O 4 4 4 4 4 20 100 TUNTAS
16 P 4 4 4 4 4 20 100 TUNTAS
17 Q 4 4 4 4 4 20 100 TUNTAS
18 R 4 4 4 3 3 18 90 TUNTAS
19 S 4 3 3 2 3 15 75 TUNTAS
20 T 4 4 4 4 4 20 100 TUNTAS
21 U 4 4 4 4 4 20 100 TUNTAS
22 V 4 4 4 4 4 20 100 TUNTAS
 1770

99
Keterangan

Indikator keberhasilan;

1.Keberhasilan kelas dilihat dari jumlah siswa yang mampu mendapat


nilai 75 (ketuntasan belajar individu 75%) dan 70% dari jumlah siswa
kelas V111-A mencapai ketuntasan belajar secara klasikal.

Nilai Rata-rata kelas;


x = jumlah seluruh nilai
N = jumlah siswa

x
x = N
1770

= = 80
22

Ketuntasan belajar
a. Ketuntasan Belajar individu
n
% kecapain = x100%
N
Keterangan : n = skor yang diperoleh siswa
N = jumlah seluruh skor
Contoh : Perhitungan prosentase untuk siswa A
n = 10
N = 20

10
100
X 100%
Prosentase = 50%
20
Karena persen ketercapaiannya 100% maka siswa diyatakan tuntas
individu

b. Ketuntasan belajar klasikal


Jumlah siswa yang tuntas belajar individu = 17 siswa

Jumlah seluruh siswa = 22 siswa

% ketuntasan belajar klasikal = jml siswa yang tuntas belajar individu


x100% : Jumlah siswa

17
X 100% = 77%
22

101
Lampiran. 6 Analisis Tes Uji Kompetisi Siklus II

Nomor soal dan skor jumlah


No Kode nilai keterangan
skor
1 2 3 4 5
1 A 4 2 2 2 2 10 85 TIDAK
2 B 2 2 3 2 3 12 70 TIDAK TUNTAS
3 C 3 4 3 2 3 15 85 TUNTAS
4 D 3 1 2 2 2 10 70 TIDAK TUNTAS
5 E 2 3 3 2 2 12 90 TIDAK
6 F 3 3 4 4 2 16 80 TUNTAS
7 G 4 2 3 4 3 16 90 TUNTAS
8 H 4 3 4 2 3 16 90 TUNTAS
9 I 4 4 4 4 4 20 100 TUNTAS
10 J 4 4 4 3 3 18 90 TUNTAS
11 K 3 3 4 3 3 16 85 TUNTAS
12 L 4 3 3 2 3 15 90 TUNTAS
13 M 2 2 2 2 2 10 90 TIDAK
14 N 3 4 3 2 3 15 90 TUNTAS
15 O 4 4 4 4 4 20 100 TUNTAS
16 P 4 4 4 4 4 20 100 TUNTAS
17 Q 4 4 4 4 4 20 100 TUNTAS
18 R 4 4 4 3 3 18 90 TUNTAS
19 S 4 3 3 2 3 15 80 TUNTAS
20 T 4 4 4 4 4 20 100 TUNTAS
21 U 4 4 4 4 4 20 100 TUNTAS
22 V 4 4 4 4 4 20 100 TUNTAS
 1972

102
Keterangan

Indikator keberhasilan;

1.Keberhasilan kelas dilihat dari jumlah siswa yang mampu mendapat


nilai 75 (ketuntasan belajar individu 75%) dan 70% dari jumlah siswa
kelas V111-A mencapai ketuntasan belajar secara klasikal.

Nilai Rata-rata kelas;


x = jumlah seluruh nilai
N = jumlah siswa

x
X=
N
1870
= 89.6%
=
22

103
Lampiran 7. Perhitungan Lembar Observasi Guru
Petunjuk : Berilah tanda cek ( ) pada kolom yang sesuai dengan
pilihan anda.

N Siklus  
Siklus I
o Unsur Yang Diamati II Skor Skor
I II
1 2 3 1 2 3
1 Apersepsi
2 Mengorganisasi kelompok untuk
a. Menjelaskan tujuan 2 3
belajar
pembelajaran    12 3
b. Membimbing
Menjelaskan materi sesuai 3
a. kelompok untuk
dengan metode
mengerjakan kooperatif tipe
tugas

b. jigsaw
Membimbing kelompok untuk
    1 2
c. Memotivasi
mengeluarkan pendapat dalam  2 2
menyelesaikan masalah
tersebut.

3 Guru membagi siswa dalam 2 3


kelompok-kelompok  

4 Mengembangkan hasil belajar


siswa 3
3
a. Membimbing kelompok  
menyelesaikan tugas
b. Membantu kelompok 2
3
mengalami kesulitan
c. Membimbing kelompok 
melakukan porsentasi di depan
 
kelas 3

104
3

5 Menganalisa dan mengevaluasi


proses pembelajaran
2 2
a. Membantu kelompok 
memeriksa hasil kerja siswa
b. Membantu kelompok  2 3
memeriksa prosedur pekerjaan
siswa.

 Skor 22 30

Siklus I
Keterangan :
A = baik
B = cukup baik
C = kurang baik
Kriteria
>75 % = Pembelajaran baik
69% - 75% = pembelajaran cukup baik
> 60% = pembelajaran kurang baik
105
Perhitungan prosentase :

n = jumlah skor yang diperoleh tiap siswa = 24

N = jumlah seluruh skor = 33

22
x100%
Prosentase (%) = 33
= 66,6%

Kesimpulan dengan prosentase 66,6% maka kemampuan guru dalam


mengelola KBM dikatakan cukup baik

Siklus II

Keterangan :

A = baik

B = cukup baik

C = kurang baik

Kriteria

>75 % = Pembelajaran baik

69% - 75% = pembelajaran cukup baik

> 60% = pembelajaran kurang baik

106
Perhitungan prosentase :

n = jumlah skor yang diperoleh tiap siswa = 30

N = jumlah seluruh skor = 33

30
x100%
Prosentase (%) = 33
= 90,9%

Kesimpulan dengan prosentase 90,9% maka kemampuan guru dalam


mengelola KBM dikatakan baik dan sudah memenuhi harapan

107
Lampiran. 8 Analisis Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I
jumlah
No kode aspek yang dinilai skor % keterangan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

cukup
1 A 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 20 60,6% baik

cukup
2 B 3 3 2 2 2 2 3 3 1 1 1 23 69,6% baik

kurang
3 C 2 2 3 2 1 2 1 3 1 1 1 19 57,5% baik

cukup
4 D 3 3 2 3 2 2 1 1 2 2 2 23 69,6% baik

cukup
5 E 3 3 3 2 2 2 1 2 1 1 2 22 66,6% baik

6 F 2 2 3 2 3 3 3 2 2 1 2 25 75,7% Baik

7 G 3 2 3 3 3 2 2 1 2 3 2 26 78,7% Baik

kurang
8 H 2 1 3 1 1 1 1 2 3 2 1 18 54,5% baik

9 I 2 3 2 1 2 2 3 3 3 3 3 27 81,8% Baik

cukup
10 J 2 2 2 2 3 3 2 2 1 1 1 21 63,6% baik

11 K 2 1 2 2 3 3 3 2 3 2 2 25 75,7% Baik

cukup
12 L 3 3 2 3 2 2 1 1 2 2 2 23 69,6% baik

13 M 3 2 2 2 3 3 2 2 1 1 1 22 66,6%
cukup

108
baik

kurang
14 N 2 2 3 2 1 2 1 3 1 1 1 19 57,5% baik

cukup
15 O 2 2 1 3 3 2 2 2 3 1 1 22 66,6% baik

cukup
16 P 2 2 2 2 3 3 3 2 2 1 2 24 72,7% baik

17 Q 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 1 25 75,7% Baik

kurang
18 R 2 1 3 2 1 1 3 1 2 1 1 18 54,5% baik

cukup
19 S 2 3 3 3 2 1 2 2 1 2 2 23 69,6% baik

kurang
20 T 3 2 2 2 1 2 1 3 1 1 1 19 57,5% baik

21 U 2 3 3 2 2 3 2 1 3 2 2 25 75,7% Baik

cukup
22 V 2 3 3 2 2 2 3 3 1 1 1 23 69,6% baik

109

Anda mungkin juga menyukai