Anda di halaman 1dari 5

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pembelajaran IPS SD
Kurikulum, KTSP SD , (2006) Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta
didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1) mengenal konsep-konsep
yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya, 2)
memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,
inkuiri, memecahkan masalah dan keterampilan dalam kehidupan sosial, 3)
memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan, dan 4) memiliki kemampuan berkomunikasi, berkerja sama dan
berkompetensi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat global, nasional,
dan tingkat global.
Menurut Ischak (2006: 1.36) IPS adalah bidang studi yang mempelajari,
menelaah, menganalisis gejala dan masalah sosial di masyarakat dengan
meninjau dari berbagai aspek kehidupan. Wasliman dan Somantri (2002)
menjelaskan bahwa Ilmu Sosial adalah suatu bahan kajian yang terpadu yang
merupakan penyederhanaan, adapatasi, seleksi, dan modifikasi yang
diorganisasikan dari konsep-konsep dan keterampilan-keterampilan sejarah,
geografi, sosiologi, antropologi dan ekonomi.
Sumaatmadja (1984: 9) mengemukakan bahwa pengajaran IPS yang
telah dilaksanakan pada saat ini, baik pada pendidikan dasar maupun pada
pendidikan tinggi tidak hanya menekankan kepada aspek teoritis
keilmuannya, melainkan lebih menekankan kepada segi praktis mempelajari,
menelaah-mengkaji gejala dan masalah sosial. Ditingkat SD IPS termasuk
salah satu mata pelajaran yang penting karena mata pelajaran ini diuji
cobakan secara nasional atau sekarang disebut dengan Ujian Akhir Sekolah
(UAS).

5
B. Prestasi Belajar
Menurut Hamalik (1995) prestasi belajar adalah perubahan tingkah laku
yang diharapkan murid setelah dilakukan proses pembelajaran. Sedangkan
menurut Dimyanti dan mudjiono (2006) mejelaskan bahwa prestasi belajar
adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi
guru, tidak mengajar diakhir dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi
siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya dengan dan puncak proses belajar.
Sudjana (2004: 22) mengemukakan bahwa “ prestasi belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah ia menerima
pengalaman belajarnya., sehingga dari pengertian tersebut sangat jelas sekali
bahwa prestasi belajar menitikberatkan pada hasil akhir yang dicapai oleh
siswa”.
Howrd Kingsely dalam Sudjana (2004: 22) membagi tiga prestasi belajar,
yakni (a) keterampilan dan kebiasaan; (b) pengetahuan dan dan pengertian
dan (c) sikap dan cita-cita.Masing-masing hasil belajar dapat diisi dengan
bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Sedangkan menurut Gagne
dalam Sudjana (2004: 22) membagi lima kategori hasil belajar, yakni (a)
informasi verbal; (b) keterampilan intelektual; (c) strategi kognitif; (d) sikap
dan (e) keterampilam motoris.
Benyamin Bloom dalam Sudjana (2004: 22) mengklasifikasikan hasil
atau prestasi belajar siswa kedalam tiga ranah yakni ranah kognitif, ranah
afektif dan ranah psikomotoris. Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian
prestasi belajar. Diantara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling
banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan
para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran. Ranah kognitif berkenaan
dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dri enam aspek, Yakni :
pengetahuan atau ingatan (C1), pemahaman (C2), aplikasi (C3), analisis (C4),
sintesis (C5) dan evaluasi (C6) . Kedua aspek pertama disebut kognitif
tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitf tingkat tinggi.

6
Dari uraian di atas dapatlah diambil kesimpulan bahwa prestasi belajar
merupakan suatu orientasi kegiatan yang ditunjukkan kepada hasil yang
dicapai oleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran.

C. Metode Cooperatif Sript


Pengertian Metode Cooperative Script, Metode memegang peranan
yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Dalam proses belajar
mengajar memerlukan metode sebagai salah satu komponen yang ikut ambil
bagian bagi keberhasilan belajar mengajar. Djamarah (Nuryanti, 2009:36)
mengemukakan bahwa metode merupakan suatu cara yang dipergunakan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Metode mengajar harus dipilih
sesuai dengan tujuan, kemampuan guru, peserta didik, situasi kelas, dan
materi yang akan disampaikan. Seperti yang diungkapkan oleh Sanjaya
(2007:145) bahwa metode adalah cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar
tujuan yang telah disusun dapat tercapai secara optimal. Metode mengajar
sebagai alat untuk menciptakan proses belajar mengajar tidak dapat berdiri
sendiri, tetapi berfungsi untuk membantu komponen-komponen lain dalam
proses belajar mengajar. Pemilihan metode mengajar sangat penting untuk
guru agar terciptanya proses pembelajaran yang sesuai dengan tujuan
pendidikan. Berbagai metode pembelajaran telah banyak diciptakan, namun
tidak semua metode cocok digunakan untuk semua materi. Guru harus
berusaha menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi untuk
mengurangi kejenuhan para siswa. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan metode cooperative script yang digunakan untuk kelas
eksperimen, dan metode diskusi untuk kelas kontrol. Metode cooperative
script merupakan salah satu tipe dari model cooperative learning. Metode
cooperative script adalah metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan
dan secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari
(Nuryanti, 2009:105).

7
Dengan cooperative script ini, diharapkan bisa membuat siswa
bersemangat dan beraktifitas tinggi dalam belajar. Didalam cooperative script
ini mengandung satu unsur kerjasama dalam kelompok yang membuat
berperan aktif dalam pembelajaran, bukan guru Kelebihan dan Kekurangan
Metode Cooperatif Script Setiap metode pasti memiliki kekurangan dan
kelebihan masingmasing. Berikut merupakan kekurangan dan kelebihan
metode cooperative script : Kelebihan: a. Melatih pendengaran, ketelitian,
dan kecermatan b. Setiap siswa mendapat peran c. Melatih mengungkapkan
kesalahan orang lain secara lisan Kekurangan: a. Hanya digunakan untuk
mata pelajaran tertentu b. Hanya dilakukan oleh dua orang (Nuryanti,
2009:106) Manfaat Pembelajaran Cooperatif Script Dari hasil penelitian,
banyak mengungkapkan manfaat pembelajaran cooperative script. Danserau
dalam Hadi (2007) menyatakan bahwa pembelajaran cooperative script dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dan siswa dapat mempelajari materi yang
lebih banyak dari siswa yang belajar sendiri. Pendapat sejenis menyatakan
bahwa cooperative script memotivasi siswa memperoleh sesuatu yang lebih
dari aktivitas yang lain yang diberikan penjelasan secara rinci (Web dalam
Hadi, 2007). Sedangkan Spurlin dalam Hadi (2007) menyatakan bahwa,
cooperative script dapat mendorong siswa untuk mendapatkan kesempatan
untuk mempelajari bagian lain dari materi yang tidak dipelajarinya.
Selanjutnya secara lebih rinci berdasarkan tahapan-tahapan dalam
pemelajaran cooperative script, Jacobs, et. Al (1996) mengemukakan manfaat
metode pembelajaran cooperative script yaitu: a. Bekerja sama dengan orang
lain bisa membantu siswa mengerjakan tugas-tugas yang dirasakan sulit b.
Dapat membantu ingatan yang terlupakan pada teks c. Dengan
mengindentifikasi ide-ide pokok yang ada pada materi dapat membantu
ingatan dan pemahaman d. Memeriksa kesempatan siswa membenarkan
kesalahpahaman e. Membantu siswa menghubungkan ide-ide pokok materi
dengan kehidupan nyata f. Membantu penjelasan bagian bacaan secara
keseluruhan g. Memberikan kesempatan untuk mengulangi, mengingat
kembali Langkah-Langkah Pelaksanaan Cooperatif Script Danseur dalam

8
Hadi (2007) menjelaskan bahwa langkah-langkah dalam pembelajaran
cooperative script sebagai berikut: a. Guru membagi siswa untuk
berpasangan b. Guru membagikan wacana atau materi tiap siswa untuk dibaca
dan membuat ringkasan c. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama
beperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar d.
Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan
memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya, sementara pendengar
menyimak, mengoreksi atau menunjukkan ide-ide pokok yang kurang kurang
lengkap dan membantu mengingat atau menghafal ide-ide pokok dengan
menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya. e. Bertukar
peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya f.
Guru membantu siswa untuk menyusun kesimpulan.

Anda mungkin juga menyukai