Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH PENERAPAN METODE ROLE PLAY DAN GAYA BELAJAR

TERHADAP KETERAMPILAN KONSELING MAHASISWA TENTANG


ADAPTASI PSIKOLOGI PADA KEHAMILAN TRIMESTER I
(Studi Eksperimental di Prodi DIII Kebidanan Universitas Sebelas Maret Surakarta)

Luluk Khusnul Dwihestie, Bhisma Murti, dan Nunuk Suryani


Universitas Sebelas Maret Surakarta
Email: Lulu.khusnul64@yahoo.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penerapan metode role play dan
gaya belajar terhadap keterampilan konseling mahasiswa tentang adaptasi psikologi pada
kehamilan trimester I. Desain penelitian yaitu studi eksperimental dengan Randomized
Controlled Trial (RCT). Subjek penelitian adalah seluruh mahasiswa semester II Prodi
DIII Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta tahun ajaran
2013/2014, sebanyak 45 mahasiswa. Pengambilan sampel menggunakan exhaustive
sampling dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Instrumen penelitian yaitu kuesioner dan
checklist. Analisis data menggunakan uji regresi linier ganda dengan taraf signifikan 0.05.
Hasil analisis regresi linier ganda, metode role play dan gaya belajar secara bersamaan
mampu menjelaskan 28% dari variasi keterampilan konseling, sedangkan sisanya
dijelaskan oleh variabel yang tidak diteliti. Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian
membuktikan bahwa keterampilan konseling mahasiswa dapat ditingkatkan dengan
penerapan metode role play dan identifikasi gaya belajar pada setiap mahasiswa

Kata kunci: Role Play, Gaya Belajar, Keterampilan Konseling

THE EFFECT OF ROLE PLAY METHOD AND LEARNING STYLE TO


STUDENTS' COUNSELING SKILLS ON PSYCHOLOGICAL ADAPTATION IN
PREGNANCY TRIMESTER I
(Experimental Studies in D III Midwivery, UNS)

Abstract
This research aim to analyze the influence of role play method and learning style to
students’ counseling skill on psychologycal adaption in pregnancy trimester I. The study
used experimental with Randomized a Controlled Trial (RCT). The sampling methods
used exhaustive sampling with inclusion and exclusion criteria (n-45 students). The
instrument used questionnaire and checklist. Data were analysed by using test multiple
linier regression with significancy 0.05. The result showed there was a positive influence
and statistically significant increase on applying the method of role play for counseling
skill (b= 6.86, CI 95%=64.35-92.31, p= 0.009). There is a positive influence but not
statistically significant increase visual learning style for counseling skill (b= 0.13, CI
95%=0.85–1.12, p= 0.783). There is a negative influence and statistically significant at the
auditorial learning style for counseling skill (b=-0.97, CI 95%=(-1.80–(-0.14), p=0.023).
There is a positive influence and statistically significant at kinesthetic learning style for
counseling skill (b=1.28, CI 95%=0.42–2.15, p=0.005). The results of multiple linear
regression analysis is that role play and learning style simultaneously are able to explain
28% of the variation of counseling skill, the remaining described by not examined
variables. Result proves that students’ counseling skill can be increased by using role play
and identifying learning style of the students.
Keywords: Role Play, Learning Style, Counseling Skill

1
PENDAHULUAN Prosedur penerapan metode role
Pendidikan merupakan faktor play menurut Uno (2010:32) yaitu sebagai
penting dalam menentukan kualitas berikut:
kehidupan bangsa. Menurut UU No. 20 1) Pemanasan (warming up), di mana
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan pendidik berupaya untuk mengenalkan
Nasional, pendidikan adalah usaha sadar peserta didik pada permasalahan
dan terencana untuk mewujudkan suasana sebagai suatu hal yang bagi semua
belajar dan proses pembelajaran agar orang perlu mempelajari dan
peserta didik secara aktif mengembangkan menguasainya.
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan 2) Pemilihan partisipan dan membahas
spiritual keagamaan, pengendalian diri, karakter dari setiap tokoh yang
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, diperankan.
serta keterampilan yang diperlukan 3) Menata panggung, dalam hal ini
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. pendidik mendiskusikan terlebih
Wujud implementasi pendidikan dahulu dengan peserta didik dimana
salah satunya adalah proses belajar dan bagaimana peran itu akan
mengajar. Keberhasilan proses belajar dimainkan. Apa saja kebutuhan yang
mengajar sangat dipengaruhi oleh metode diperlukan. Penataan panggung ini
pembelajaran. Pendidik harus dapat dapat sederhana atau kompleks.
mengetahui metode pembelajaran yang 4) Menyiapkan pengamat, dalam
sesuai dengan bahan ajar. Yamin kegiatan ini pengamat juga harus
(2008:75) menyatakan metode terlibat aktif dalam permainan peran.
pembelajaran merupakan bagian dari 5) Memainkan peran, permainan peran
strategi instruksional yang berfungsi dilaksanakan secara spontan.
sebagai cara untuk menyajikan, 6) Diskusi dan evaluasi, pendidik
menguraikan, memberi contoh, dan bersama peserta didik
memberi latihan kepada peserta didik 7) mendiskusikan permainan yang telah
untuk mencapai tujuan tertentu. dilaksanakan dan melakukan evaluasi
Metode pembelajaran yang efektif terhadap tokoh-tokoh yang
dan interaktif akan berdampak positif diperankan.
terhadap pencapaian tujuan pembelajaran. 8) Berbagi pengalaman dan kesimpulan,
Variasi pemilihan metode pembelajaran peserta didik diajak untuk berbagi
dilakukan untuk meningkatkan pengalaman tentang tema permainan
pencapaian hasil belajar peserta didik. yang dilakukan dan dilanjutkan
Salah satu metode pembelajaran yang dengan membuat kesimpulan.
memerlukan keaktifan peserta didik yaitu Manfaat dari penerapan metode
role play. Metode role play adalah suatu pembelajaran role play di perguruan
aktifitas pembelajaran terencana yang tinggi yaitu (1) Dapat mendemonstrasikan
dirancang untuk mencapai tujuan-tujuan pengetahuan, keterampilan, dan
pendidikan yang spesifik. Role play dapat kemampuan, (2) Merupakan integrasi
dipandang sebagai suatu metode yang pengetahuan praktis, (3) Dapat
sesuai pada banyak materi, di mana menerapkan pengetahuan pada pemecahan
terdapat peran-peran yang dapat masalah, (4) Menjadikan masalah yang
didefinisikan dengan jelas, memiliki abstrak menjadi konkrit, (5) Mendorong
interaksi yang mungkin dieksplorasi peserta didik untuk mengembangkan
dalam keadaan yang bersifat simulasi atau pengetahuan dalam cara yang dinamik, (6)
skenario (Zaini, Munthe, dan Aryani, Memfasilitasi ekspresi sikap dan perasaan
2007:34). peserta didik, dan (7) Mengembangkan

2
126

pemahaman yang empatik (Zaini, Munthe, pemilihan metode pembelajaran yang


dan Aryani, 2007:21). sesuai bahan ajar, tetapi juga dipengaruhi
Metode pembelajaran yang sering oleh faktor internal yang berasal dari
digunakan para pendidik dalam proses dalam diri peserta didik. Uno (2010:32)
belajar mengajar yaitu metode ceramah. menyatakan bahwa kemampuan peserta
Menurut Majid (2013:12) metode ceramah didik untuk memahami dan menyerap
adalah metode pembelajaran yang materi pembelajaran yang disampaikan
menggunakan cara penuturan (lisan) sudah pasti berbeda antara yang satu
dalam mengembangkan proses dengan yang lain. Ada yang cepat, sedang,
pembelajaran. dan ada pula yang sangat lambat sehingga
Menurut Zaini, Munthe, dan Aryani, peserta didik seringkali menempuh cara
(2007:60) langkah-langkah penggunaan yang berbeda untuk menerima informasi
metode ceramah yaitu: atau materi yang sama.
a. Tahap persiapan, artinya tahap dimana Cara yang ditempuh peserta didik
pendidik menciptakan kondisi belajar dalam menerima materi pembelajaran
yang baik dan kondusif sebelum sering disebut dengan gaya belajar.
pembelajaran dimulai. Nasution (2003:12) menyatakan bahwa
b. Tahap penyajian, yaitu tahap pendidik gaya belajar adalah cara yang relatif tetap
menyampaikan materi pembelajaran. dan konsisten dilakukan seorang pebelajar
c. Tahap komparasi, pada tahap ini dalam menangkap stimulus atau
pendidik memberikan kesempatan informasi, cara mengingat, berfikir, dan
kepada peserta didik untuk memecahkan masalah.
menanyakan hal-hal yang masih Menurut Bandler dan Grinder
kurang dimengerti, dapat pula terjadi (DePorter & Hernacki, 2013:43),
diskusi. kebanyakan peserta didik memiliki
d. Tahap generalisasi atau kesimpulan, kecenderungan untuk mengakses kepada
yaitu pendidik bersama dengan peserta tiga tipe gaya belajar, yaitu
didik menyimpulkan materi yang telah 1) Gaya Belajar Visual
dipelajari. Peserta didik dengan gaya
e. Tahap evaluasi, tahap ini diadakan belajar visual memiliki ciri-ciri
penilaian terhadap peserta didik sebagai berikut:
mengenai pemahaman materi. a) Rapi, teratur, memperhatikan
Evaluasi dapat dalam bentuk lisan segala sesuatu, dan lebih
maupun tertulis atau tugas. mementingkan penampilan.
Ada beberapa kelebihan penggunaan b) Berbicara dengan cepat.
metode ceramah menurut Majid (2013:52) c) Mengingat apa yang dilihat
sehingga sampai saat ini metode ceramah daripada yang didengar.
masih sering digunakan oleh pendidik, Mengingat dengan gambar, lebih
yaitu: suka membaca daripada
a. Ceramah merupakan metode yang dibacakan.
murah dan mudah untuk dilakukan. d) Membutuhkan gambaran dan
b. Ceramah dapat menyajikan materi tujuan menyeluruh, serta dapat
pembelajaran yang luas. menangkap informasi secara
c. Dapat memberikan pokok-pokok detail.
materi yang perlu ditonjolkan atau e) Seringkali mengetahui apa yang
d. ditekankan sesuai dengan kebutuhan harus dikatakan, tetapi tidak
dan tujuan yang ingin dicapai. pandai memilih kata-kata.
e. Melalui ceramah pendidik dapat 2) Gaya Belajar Auditorial
mengontrol kondisi kelas. Seorang peserta didik dengan
Keberhasilan proses belajar gaya belajar auditorial bercirikan
mengajar tidak hanya ditentukan dari sebagai berikut:

JURNAL PENELITIAN ILMU PENDIDIKAN, Volume 9, Nomor 2, September 2016


127

a) Perhatiannya mudah terpecah, keberlangsungan suatu proses konseling


mudah terganggu oleh keributan. untuk mencapai tujuan konseling.
b) Berbicara dengan irama yang Harapan dari proses konseling yaitu
terpola. konseli dapat memecahkan masalahnya
c) Belajar dengan cara sendiri demi perkembangan optimal diri
mendengarkan, menggerakkan konseli sendiri.
bibir atau bersuara saat membaca. Pemberian asuhan kebidanan yang
d) Merasa kesulitan untuk menulis, berkualitas sangat dibutuhkan dalam
tetapi hebat dalam bercerita. praktik kebidanan. Upaya peningkatan
Biasanya pembicara yang fasih. kualitas pelayanan kebidanan salah
3) Gaya Belajar Kinestetik satunya ditentukan oleh keterampilan
Peserta didik dengan gaya bidan dalam berkomunikasi secara efektif
belajar kinestetik memiliki ciri-ciri dan melakukan konseling yang baik
sebagai berikut: kepada klien. Konseling kebidanan adalah
a) Menanggapi perhatian fisik, selalu suatu proses pembelajaran, pembinaan
berorientasi pada fisik dan banyak hubungan baik, pemberian bantuan, dan
gerak. bentuk kerjasama yang dilakukan secara
b) Berbicara dengan perlahan. profesional (sesuai dengan bidangnya)
c) Belajar melalui manipulasi dan oleh bidan kepada klien untuk
praktik, menghafal dengan cara memecahkan masalah, mengatasi
berjalan dan melihat, serta hambatan perkembangan, dan memenuhi
menggunakan jari-jari sebagai kebutuhan klien (Yulifah dan Yuswanto,
petunjuk ketika membaca. 2009:23).
d) Kemungkinan tulisannya jelek, Menurut Jannah (2012:11) dan
ingin melakukan segala sesuatu Sulistyawati (2009:44) perubahan
dan menyukai permainan yang psikologi trimester I (periode
menyibukkan. penyesuaian) yaitu: setelah konsepsi,
Hasil penelitian yang telah kadar hormon progesteron dan estrogen
dilakukan oleh Sarwoko (2009:42) dalam tubuh akan meningkat, ini
menunjukkan bahwa metode menyebabkan timbulnya mual muntah,
pembelajaran role play mampu lemah, lelah, dan pembesaran payudara.
meningkatkan hasil ujian pengetahuan dan Akibatnya ibu merasa tidak sehat dan
keterampilan asuhan kebidanan I bahasan seringkali membenci kehamilannya. Pada
pemeriksaan obstetrik setelah mengontrol trimester I banyak ibu yang merasakan
pengaruh motivasi belajar. kekecewaan, penolakan, kecemasan, dan
Pada penelitian ini, peneliti kesedihan, bahkan terkadang ibu berharap
menggunakan gaya belajar visual, agar dirinya tidak hamil saja.
auditorial, dan kinestetik yang Pada masa kehamilan trimester I
diasumsikan berhubungan dengan metode seorang ibu akan mencari tanda-tanda
pembelajaran, dalam hal ini peneliti untuk meyakinkan bahwa dirinya benar-
memilih metode role play untuk benar hamil. Setiap perubahan yang
meningkatkan pencapaian tujuan terjadi pada tubuhnya akan selalu
pembelajaran, yaitu keterampilan diperhatikan dengan seksama. Hasrat
konseling mahasiswa tentang adaptasi untuk melakukan hubungan seks pada
psikologi pada kehamilan trimester I. wanita trimester I berbeda-beda, tetapi
Menurut Ivey (Sofyan, 2007:10) biasanya banyak mengalami penurunan.
bahwa keterampilan konseling dapat Libido sangat dipengaruhi oleh kelelahan,
dipandang sebagai keterampilan minimal rasa mual, pembesaran payudara, dan
yang harus dikuasai seorang konselor kekhawatiran. Sebagian besar wanita
profesional. Penguasaan keterampilan ini merasa butuh untuk dicintai dan
dapat sedikit banyak menjamin merasakan kuat untuk mencintai namun

Pengaruh Penerapan Metode Role Play dan Gaya Belajar terhadap Keterampilan Konseling
128

tanpa berhubungan seks. Oleh karena 2) Bersedia menjadi subjek penelitian


perutnya masih kecil, kehamilan dengan menandatangani informed
merupakan rahasia seorang ibu yang consent.
mungkin akan diberitahukannya kepada b. Kriteria eksklusi, yaitu: mahasiswa
orang lain atau mungkin justru yang tidak hadir saat penelitian.
dirahasiakannya. Variabel independen dalam
Tujuan penelitian ini yaitu penelitian ini yaitu metode role play dan
menganalisis pengaruh penerapan metode gaya belajar, sedangkan variabel
role play dan gaya belajar terhadap dependen adalah keterampilan konseling.
keterampilan konseling mahasiswa Untuk perlakuan proses
tentang adaptasi psikologi pada kehamilan pembelajaran, diterapkan metode role
trimester I. play (kelas eksperimen) diberi skor 1 dan
metode ceramah (kelas kontrol) diberi
Hipotesis Penelitian skor 0. Gaya belajar diukur dengan
1. Mahasiswa dengan penerapan metode kuesioner, terdiri dari gaya belajar visual,
pembelajaran role play rata-rata kinestetik, dengan skala data kontinyu.
memiliki keterampilan konseling lebih Keterampilan konseling diukur dengan
baik dibandingkan mahasiswa dengan checklist, skala data kontinyu. Analisis
penerapan metode pembelajaran data menggunakan regresi linier ganda.
konvensional.
2. Mahasiswa yang mempunyai gaya
belajar kinestetik rata-rata memiliki HASIL DAN PEMBAHASAN
keterampilan konseling lebih baik Deskripsi Data Penelitian
dibandingkan mahasiswa dengan gaya Tabel 1 Karakteristik Sampel Responden
belajar visual atau auditorial. (n = 42)
3. Ada pengaruh penerapan metode role Variabel Mean SD Min. Maks
Metode role play - - 0 1
play dan gaya belajar terhadap
Gaya belajar
keterampilan konseling mahasiswa - Visual 13.95 3.29 3 22
tentang adaptasi psikologi pada - Auditorial 14.86 4.16 4 22
kehamilan trimester I. - Kinestetik 13.74 3.30 5 22
Keterampilan
86.98 9.44 60 100
METODE konseling
Sumber : Data Primer Februari 2014
Penelitian ini dilaksanakan pada
bulan Februari 2014. Desain penelitian Pengujian Hipotesis
yaitu studi eksperimental dengan
Tabel 2 Hasil analisis regresi linier ganda tentang
menggunakan Randomized Controlled pengaruh metode role play dan gaya
Trial (RCT). Populasi sumber adalah belajar terhadap keterampilan konseling.
seluruh mahasiswa semester II Prodi DIII Confidence
interval 95%
Kebidanan Fakultas Kedokteran Variabel Koefisien
Batas Batas
Universitas Sebelas Maret Surakarta tahun Regresi t
Bawah Atas
Nilai p
(b)
ajaran 2013/2014. Pengambilan sampel <
Konstanta 78.33 11.36 64.35 92.31
dilakukan dengan teknik exhaustive 0.001
Metode Role
sampling. diterapkan kriteria retriksi yaitu Play
6.86 2.74 1.80 11.93 0.009
inklusi dan eksklusi. Gaya Belajar
- Visual 0.13 0.28 -0.85 1.12 0.783
a. Kriteria inklusi, yaitu: - Auditorial -0.97 -2.37 -1.80 -0.14 0.023
1) Terdaftar sebagai mahasiswa Prodi - Kinestetik 1.28 3.02 0.42 2.15 0.005
DIII Kebidanan Universitas N Observasi = 42
Adjusted R2 = 28%
Sebelas Maret Surakarta tahun P = 0.003
ajaran 2013/2014. Sumber : Data Primer Februari 2014

Berdasarkan tabel 2 analisis


multivariate regresi linier ganda

JURNAL PENELITIAN ILMU PENDIDIKAN, Volume 9, Nomor 2, September 2016


129

menunjukkan hasil perhitungan Adjusted Hasil analisis uji regresi linier


R2 0.28 mengandung arti variabel metode ganda bahwa setiap peningkatan 1
role play dan gaya belajar secara skor gaya belajar visual maka akan
bersamaan mampu menjelaskan 28% dari meningkat sebesar 0.13 skor
variasi keterampilan konseling, sedangkan keterampilan konseling (b = 0.13, CI
sisanya dijelaskan oleh variabel yang 95% = 0.85 – 1.12, p = 0.783). Hal ini
tidak diteliti. menunjukkan ada pengaruh positif
Hasil ketiga variabel yaitu metode gaya belajar visual terhadap
role play dan gaya belajar, dengan keterampilan konseling mahasiswa
keterampilan konseling secara statistik meskipun secara statistik tidak
signifikan dengan nilai p = 0.003. signifikan.
Untuk gaya belajar auditorial,
Pembahasan bahwa setiap peningkatan 1 skor gaya
1. Pengaruh penerapan metode role play belajar auditorial maka akan menurun
terhadap keterampilan konseling sebesar 0.97 skor keterampilan
Hasil analisis regresi linier konseling (b = -0.97, CI 95% = (-1.80
ganda dalam penelitian ini bahwa – (-0.14), p = 0.023). Hal ini
setiap peningkatan 1 skor metode role menunjukkan ada pengaruh negatif
play maka akan meningkat sebesar dan signifikan gaya belajar auditorial
6.86 skor keterampilan konseling (b = terhadap keterampilan konseling
6.86, CI 95% = 64.35 - 92.31, p = mahasiswa.
0.009). Hal ini menunjukkan adanya Untuk gaya belajar kinestetik,
pengaruh positif dan signifikan dari bahwa setiap peningkatan 1 skor gaya
penerapan metode role play terhadap belajar kinestetik maka akan
peningkatan keterampilan konseling. meningkat sebesar 1.28 skor
Sesuai dengan hipotesis yaitu keterampilan konseling (b = 1.28, CI
mahasiswa dengan penerapan metode 95% = 0.42 – 2.15, p = 0.005). Hal ini
pembelajaran role play rata-rata menunjukkan bahwa ada pengaruh
memiliki keterampilan konseling lebih positif dan signifikan gaya belajar
baik dibandingkan mahasiswa dengan kinestetik terhadap keterampilan
penerapan metode pembelajaran konseling mahasiswa.
konvensional. Hal ini sesuai dengan hipotesis
Metode role play juga dapat penelitian yaitu mahasiswa yang
memberikan kesenangan pada peserta mempunyai gaya belajar kinestetik
didik. Menurut DePorter & Hernacki rata-rata memiliki keterampilan
(2013:43), masuklah ke dunia konseling lebih baik dibandingkan
pebelajar, sambil kita antarkan dunia mahasiswa dengan gaya belajar visual
kita. Perasaan senang dapat atau auditorial.
menciptakan suasana belajar yang Hasil analisis yang
nyaman dan kondusif, serta menunjukkan perbedaan pengaruh
merangsang peserta didik untuk ikut gaya belajar terhadap keterampilan
aktif selama proses pembelajaran konseling, mungkin disebabkan karena
berlangsung. Melalui keaktifan masing-masing peserta didik memiliki
tersebut, tentunya akan meningkatkan gaya belajar yang berbeda. Pada gaya
perolehan hasil belajar peserta didik, belajar auditorial terjadi penurunan
dalam hal ini yaitu keterampilan keterampilan konseling, salah satunya
konseling. disebabkan karena keterbatasan dari
peneliti yaitu suara saat mengajar
2. Pengaruh gaya belajar terhadap dinilai kurang keras oleh sebagian
keterampilan konseling peserta didik.

Pengaruh Penerapan Metode Role Play dan Gaya Belajar terhadap Keterampilan Konseling
130

3. Pengaruh penerapan metode role play lain yang tidak diteliti dalam penelitian
dan gaya belajar terhadap ini.
keterampilan konseling
Hasil analisis regresi linier PENUTUP
ganda diperoleh nilai p = 0.003 yang Berdasarkan hasil penelitian dan
menunjukkan bahwa terdapat analisis data dapat disimpulkan :
pengaruh yang positif dan signifikan 1. Ada pengaruh yang positif dan secara
mengenai penerapan metode role play statistik signifikan pada penerapan
dan gaya belajar terhadap metode role play terhadap
keterampilan konseling mahasiswa. keterampilan konseling (b = 6.86, CI
Hasil perhitungan Adjusted R2 0.28 95% = 64.35 - 92.31, p = 0.009).
mengandung arti variabel metode role 2. Ada pengaruh yang positif namun
play dan gaya belajar secara secara statistik tidak signifikan pada
bersamaan mampu menjelaskan 28% gaya belajar visual terhadap
dari variasi keterampilan konseling, keterampilan konseling (b = 0.13, CI
sedangkan sisanya dijelaskan oleh 95% = 0.85 – 1.12, p = 0.783)
variabel yang tidak diteliti. 3. Ada pengaruh negatif dan secara
Proses pembelajaran dengan statistik signifikan pada gaya belajar
menggunakan metode role play dapat auditorial terhadap keterampilan
memberikan pengalaman langsung konseling (b = -0.97, CI 95% = (-1.80
kepada peserta didik tentang – (-0.14), p = 0.023).
bagaimana melakukan konseling 4. Ada pengaruh yang positif dan secara
terhadap permasalahan yang sedang statistik signifikan pada gaya belajar
dihadapi klien, serta membantu kinestetik terhadap keterampilan
mencarikan solusi yang tepat. konseling (b = 1.28, CI 95% = 0.42 –
Kualitas pembelajaran dalam 2.15, p = 0.005).
hal ini metode mengajar, dan 5. Ada pengaruh yang positif dan
karakteristik peserta didik memiliki signifikan penerapan metode role play
hubungan yang erat dalam suatu dan gaya belajar terhadap
proses pembelajaran. Selain penerapan keterampilan konseling.
metode role play, gaya belajar peserta
didik juga berpengaruh terhadap Implikasi dan Saran
pencapaian tujuan pembelajaran. Hasil penelitian membuktikan bahwa
terdapat pengaruh yang positif dan
Keterbatasan Penelitian signifikan antara penerapan metode role
Keterbatasan dalam penelitian ini play dan gaya belajar terhadap
adalah sebagai berikut : keterampilan konseling mahasiswa
1. Populasi dan sampel yang digunakan program studi D III kebidanan fakultas
hanya mahasiswi Prodi DIII kedokteran Universitas Sebelas Maret
Kebidanan FK. UNS berjumlah 42 Surakarta. Maka perlu diperkuat adanya
orang. variasi metode mengajar kepada peserta
2. Materi atau bahan ajar yang digunakan didik dan dipertimbangkan kecenderungan
hanya mencakup indikator adaptasi gaya belajar yang dimiliki peserta didik
dan perubahan psikologi pada masa agar pencapaian tujuan pembelajaran lebih
kehamilan, sehingga kurang luas optimal.
cakupan materinya.
Meskipun terdapat pengaruh positif DAFTAR PUSTAKA
dan signifikan variabel bebas terhadap DePorter, B. & Hernacky, M. 2013.
variabel terikat, namun kontribusi yang Quantum learning. Bandung: Mizan
dapat diberikan hanya sebesar 28% Media Utama.
sehingga masih tersisa 72% dari faktor

JURNAL PENELITIAN ILMU PENDIDIKAN, Volume 9, Nomor 2, September 2016


131

Jannah, N. 2012. Buku Ajar Asuhan


Kebidanan Kehamilan. Yogyakarta:
CV. ANDI.
Majid, A. 2013. Strategi Pembelajaran.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Nasution, S. 2003. Berbagai Pendekatan
Dalam Proses Belajar dan
Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Sarwoko. 2009. Pengaruh Metode Role
Play Terhadap Pencapaian Hasil
Ujian Asuhan Kebidanan I Dengan
Metode OSCA. Tesis Program Studi
Kedokteran Keluarga Pascasarjana
UNS. Surakarta.
Sofyan, W.S. 2007. Konseling Individual
Teori dan Praktek. Bandung:
Alfabeta.
Sulistyawati, A. 2009. Asuhan Kebidanan
Pada Masa Kehamilan. Jakarta:
Salemba Medika.
Uno, H.B. 2010. Model Pembelajaran:
Menciptakan Proses Belajar
Mengajar yang Kreatif dan Efektif.
Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Yamin. 2008. Desain Pembelajaran
Berbasis Tingkat Satuan
Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada
Press.
Yulifah, R. dan Yuswanto, T.J. 2009.
Komunikasi dan Konseling Dalam
Kebidanan. Jakarta: Salemba
Medika.
Zaini, H., Munthe, B., & Aryani, S. A.
2007. Strategi Pembelajaran Aktif.
Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Pengaruh Penerapan Metode Role Play dan Gaya Belajar terhadap Keterampilan Konseling

Anda mungkin juga menyukai