Anda di halaman 1dari 13

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL LEARNING

TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN AKIDAH


AKHLAK KELAS V MI NURUL MUBAROK DESA COGREG KECAMATAN
CIKATOMAS KABUPATEN TASIKMALAYA

Ai Elis Nurhasanah

Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Email: hasanahnurelis@gmail.com

ABSTRAK

Penerapan Model Pembelajaran Contextual Learning terhadap Prestasi Belajar


Siswa Mata Pelajaran Akidah Akhlak Kelas V MI Nurul Mubarok. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah peningkata prestasi belajar akidah
akhlak. Metode penelitian yang digunakan adalah teknik analisis korelasional dan
untuk pengambilan sampel menggunakan teknik Problem Sampling. Adapun
subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V MI Nurul Mubarok Desa Cogreg
Kecamatan Cikatomas. Terdiri dari 3 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan.
Sumber data dari penelitian ini adalah observasi, wawancara, angket,
dokumentasi. Tolak ukur keberhasilan adalah dilihat dari besarnya korelasi yang
dihasilkan. Dengan menggunakan perhitungan indeks korelasi product moment
melalui hasil angket dan nilai rapot siswa, diperoleh nilai sebesar 1,58. Dengan
hal ini menunjukan bahwa antara model pembelajaran Contextual Learning dan
prestasi belajar terdapat korelasi yang sangat tinggi. Dari hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa dengan menggunakan model Contextual Learning dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa mata pelajaran akidah akhlak kelas V MI
Nurul Mubarok.

Kata Kunci: Model Pembelajaran Contextual, Prestasi Belajar Siswa,


Pembelajaran Akidah Akhlak.
PENDAHULUAN

Akidah akhlak merupakan salah satu mata pelajaran yang kurang disukai
oleh sebagian besar siswa, karena dianggap pelajarannya yang kurang menarik.
Apalagi dengan model pembelajaran menggunakan metode ceramah membuat
kebanyakan anak-anak tidak memperhatikan guru. Dan dalam proses
pembelajarannya pun belum maksimal, kondisi pembelajaran belum kondusif,
serta peserta didik lebih sering melakukan hal-hal diluar dari aktifitas belajar,
seperti mengobrol dengan teman dan mengantuk. Selain itu, peserta didik kurang
berani dalam menyampaikan pendapat maupun menanyakan hal-hal yang kurang
dipahami. Sehingga masih banyak peserta didik yang mendapatkan prestasi
belajar kurang baik.

Berawal dari permasalahan tersebut, peneliti berusaha mencoba


menggunakan model pembelajaran yang lebih inovatif dalam menyampaikan
materi akidah akhlak, karena berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di
kelas V MI Nurul Mubarok guru masih menggunakan model pembelajaran
dimana secara umum pusat pembelajaran berada pada guru dan peran siswa hanya
melakukan aktifitas sesuai petunjuk guru, yang membuat peserta didik merasa
bosan dan berdampak pada prestasi belajar peserta didik yang masih kurang.
Disini penulis memilih menggunakan model pembelajaran dan bukan
menggunakan pendekatan, strategi ataupun metode dalam pelajaran akidah
akhlak. Karena di dalam model pembelajaran sudah meliputi strategi, pembuatan
struktur metode dan tahapan pembelajaran.
Elaine B. Johnson (2008:42) mengatakan pembelajaran contextual adalah
sebuah system yang merangsang otak atau menyusun pola-pola yang mewujudkan
makna. Lebih lanjut, Elaine mengatakan bahwa pembelajaran contextual adalah
suatu system pembelajaran yang cocok dengan otak yang menghasilkan makna
dengan menghubungkan muatan akademis dengan konteks dari kehidupan sehari-
hari siswa. Menurut penulis pembelajaran Contextual merupakan salah satu model
pembelajaran yang dikembangkan dengan tujuan agar pembelajaran berjalan
dengan produktif dan bermakna bagi siswa.
Dengan demikian pembelajaran contextual mengutamakan pada
pengetahuan dan pengalaman atau dunia nyata (real world learning), berfikir
tingkat tinggi, berpusat pada siswa, siswa aktif, kritis, kreatif, memecahkan
masalah, siswa belajar menyenangkan, mengasikkan, tidak membosankan (joyfull
and quantum learning), dan menggunakan berbagai sumber belajar.
Sofyan dan Amiruddin (2007:15) mengatakan ada 7 komponen
pembelajaran contextual yaitu sebagai berikut:
1) Kontruktivisme
Kontruktivisme adalah mengembangkan pemikiran sisiwa akan belajar lebih
bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan
mengontruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya.
2) Menemukan (inquiry)
Inquiry adalah proses pembelajaran yang didasarkan pada proses pencarian
penemuan melalui proses berfikir secara sistematis, yaitu proses pemindahan
dari pengamatan menjadi pemahaman sehingga siswa belajar menggunakan
keterampilan berfikir kritis.
Menurut Lukmanul Hakim, guru harus merencanakan situsi sedemikian rupa,
sehingga para siswa bekerja menggunakan prosedur mengenali masalah,
menjawab pertanyaan, menggunakan prosedur penelitian / investigasi, dan
menyiapkan kerangka berfikir, hipotesis, dan penjelasan yang relevan dengan
pengalaman pada dunia nyata.
3) Bertanya (questioning)
Bertanya yaitu mengembangkan sipat ingin tahu siswa melalui dialog,
interaktif melalui tanya jawab oleh keseluruhan unsur yang terlibat dalam
komunitas belajar. Dengan penerapan bertanya, pembelajaran akan lebih
hidup, akan mendorong proses dan hasil pembelajaran yang lebih luas dan
mendalam.
4) Masyarakat Belajar (learning community)
Konsep masyarakat belajar ialah hasil pembelajaran yang diperoleh dari
kerjasama dengan orang lain. Dalam praktiknya masyarakat belajar terwujud
dalam pembentukan kelompok kecil, kelompok besar, mendatangkan ahli ke
kelas, bekerja sama dengan kelas pararel, bekerja kelompok dengan kelas
diatasnya, bekerja sama dengan masyarakat.
5) Pemodelan (modeling)
Guru menjadi model dan memberikan contoh untuk dilihat dan ditiru.
Apapun yang dilakukan guru, maka guru akan bertindak sebagai model bagi
siswa. Ketika guru sanggup melakukan sesuatu, maka siswapun akan berfikir
sama bahwa dia bisa melakukannya juga.
6) Refleksi (reflection).
Realisasi praktik dikelas dirancang pada setiap akhir pembelajaran, yaitu
dengan cara guru menyisakan waktu untuk memberikan kesempatan bagi
para siswa melakukan refleksi berupa pernyataan langsung siswa tentang apa-
apa yang diperoleh setelah melakukan pembelajaran, catatan atau jurnal di
buku siswa, kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran hari itu, diskusi,
dan hasil karya.
7) Penilaian Otentik (authentic assessement).
Penilaian otentik merupakan proses pengumpulan barbagai data untuk
memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Data ini berupa tes
tertulis, proyek (laporan kegiatan), karya siswa, performance (penempilan
presentasi) yang terangkum dalam portofolio siswa.
Adapun model pembelajaran contextual learning ini sangat berperan
dalam pembelajaran akidah akhlak karena mempunyai karakteristik yang
membedakan dengan model pembelajaran lainnya. Nurhadi (2002:21)
mengatakan bahwa karakteristik model Pembelajaran Contextual adalah (1) kerja
sama (2) saling menunjang (3) menyenangkan, mengasyikan (4) tidak
membosankan (5) belajar dengan bergairah (6) pembelajaran terintegrasi dan
menggunakan berbagai sumber peserta didik aktif.

Proses belajar akidah akhlak dengan menggunakan model pembelajaran


Contextual ini, mengondisikan proses belajar yang mengembangkan pemikiran
bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan
sendiri dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru.
Dalam model pembelajaran Contextual ini, siswa menjadi berminat untuk
berpartisipasi aktif dalam keseluruhan proses belajar akidah akhlak. Sehingga
proses belajar akidah akhlak dirasakan siswa menjadi proses belajar yang benar-
benar menarik, menyenangkan, serta menantang.

Muhibbin Syah (2010:139) mengatakan bahwa prestasi belajar adalah


tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah
program. Lebih lanjut lagi Muhibbin Syah menjelaskan alat ukur yang banyak
digunakan untuk menentukan tingkat keberhasilan proses belajar mengajar adalah
assesment yang lebih dikenal dengan tes, ujian, ulangan.
Djamaroh (2002:231) prestasi adalah hasil kegiatan usaha belajar yang
dinyatakan dalam bentuk, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan
hasil yang telah dicapaioleh setiap siswa.
Dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah serangkaian dari kegiatan
jiwa raga yang telah dilakukan oleh seseorang dari suatu hasil yang telah di capai
sebagai perubahan dari tingkah laku yang dilalui dengan pengalaman serta
wawasan untuk bisa berinteraksi dengan lingkungan yang menyangkut ranah
kognitif, afektif, dan psikomotorik yang telah dinyatakan dalam hasil akhir/raport.
Suatu prestasi hasil dalam belajar disekolah merupakan hasil upaya belajar
yang sangat banyak dipengaruhi dengan kemampuan secara umum yang dapat kita
ukur. Pengukuran kemampuan secara umum tersebut salah satunya dapat melalui
intelligence quotient (IQ). Karena dengan IQ yang relative tinggi akan mampu
meramalkan suatu kesuksesan prestasi dalam belajar. Tetapi meskipun demikian
pada beberapa hal pada kasus IQ yang tinngi ternyata tidak menjamin kesuksesan
seseorang dalam belajar dan hidup tengah-tengah bermasyarakat.
Rohmalia Wahab (2015:247) mengemukakan bahwa IQ bukanlah satu-
satunya faktor penentu kesuksesan prestasi belajar seseorang. Faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar adalah sebagai berikut:
(1) Pengaruh pendidikan dan pembelajaran unggul.
(2) Perkembangan dan pengukuranotak.
(3) Kecerdasan (intelegensi) emosional.
Prestasi belajar yang telah dicapai oleh seseorang merupakan hasil interaksi
sebagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal)
maupun dari luar diri (faktor eksternal)individu. Pengenalan terhadap faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar sangat penting sekali. Artinya supaya bisa
membantu murid dalam mencapai prestasi belajar yang sebaik-baiknya.
Menurut Slameto(2010:3) berpendapat bahwa faktor-faktor intern meliputi
jasmaniah, kesehatan, cacat tubuh, psikologis, intelegensi, perhatian, minat, bakat,
motif, kematangan, kesiapan, kelelahan. Sedangkan faktor ekstern meliputi
keadaan keluarga, keadaan sekolah, keadaan masyarakat.
Jadi, guru kedua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa yang
meliputi faktor intern dan ekstern yang ada dalam diri individu tidak dapat
dipisahkan, karena kedua faktor tersebut saling berinteraksi secara langsung
maupun tidak langsung dalam proses belajar untuk mencapai prestasi belajar siswa
dengan tidak menafikan kesungguhan seorang guru.
Tujuan pembelajaran akidah akhlak di Madrasah Ibtidaiyah adalah untuk
menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan
pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengalaman, pembeiasaan, serta
pengalaman peserta didik tentang akidah islam sehingga menjadi manusia muslim
yang terus berkembang keimanan dan ketakwaanya kepada Allah SWT.

METODE

Metode penelitian merupakan strategi umum yang dipakai dalam


pengumpulan dan analisis data yang diperlukan untuk menjawab permasalahan
yang dihadapi, dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian lapangan
melalui teknik analisis korelasional.
Penelitian lapangan adalah penelitian yang dilakukan dengan terjun
langsung ke objek penelitian, karena dalam penelitian ini memerlukan data-data
yang valid, akurat dan signifikan dengan permasalahan agar dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Penelitian ini dilaksanakan di MI Nurul Mubarok yang beralamat di Desa


Cogreg Kecamatan Cikatomas Kabupaten Tasikmalaya.
Yang menjadi obek dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas V MI
Nurul Mubarok dengan jumlah siswa 15 orang, laki-laki 3 orang perempuan 12
orang, dengan sampel sebanyak 7 siswa.

Adapun teknik yang digunakan untuk pengumpulan data dari lapangan


adalah

1) Observasi, penulis melihat dan mengamati langsung sekaligus mencatat


objek-objek dilapangan guna memperoleh data atau keterangan-keterangan
yang akurat, objektif dan dapat dipercaya.
2) Wawancara, penulis mengadakan wawancara langsung dengan guru kelas
V.
3) Angket, untuk mendapatkan data, maka penulis menyebarkan angket
kepada seluruh sampel untuk diisi yang kemudian hasilnya dianalisis.
Penulis menyebarkan angket karena dalam penelitian ini penulis ingin
memperoleh data mengenai Penerapan Model Pembelajaran Contekstual
Learning terhadap Prestasi Belajar Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak
Kelas V.
4) Dokumentasi, merupakan pencatatan data-data yang relevan dengan
masalah yang sedang diteliti kemudian data-data tersebut
didokumentasikan. Adapun teknik pengumpulan data-data ini penulis
pergunakan untuk memperoleh data-data tentang Prestasi Belajar Pada
Mata Pelajaran Akidah Akhlak Kelas V MI Nurul Mubarok secara
langsung dari buku rapot.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui ada atau tidaknya korelasi antara dua variabel. Maka sebelum
kegiatan analisis data, penulis melakukan kegiatan sebagai berikut:
1. Editing, yaitu memeriksa kelengkapan dan pengisian angket yang behasil
dikumpulkan.
2. Skoring, yaitu tahap untuk menentukan skor dalam hasil penelitian, tetapkan
bahwa untuk responden yang menjawab diberi bobot nilai.
3. Tabulating, yaitu mentabulasi data jawaban yang berhasil dikumpulkan
kedalam tabel yang telah disediakan.
4. Analisis korelasi Product Moment yang digunakan untuk mengetahui hasil
dari penerapan variabel X dan variabel Y. Rumus yang digunakan yaitu:

r xy=N ∑ XY −¿¿¿ ¿

Keterangan :
r xy =¿ Angka indeks korelasi “r”product moment
N = Number of class
∑ XY =¿ ¿ Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor
Y
∑ x = Jumlah seluruh skor X
∑ y = Jumlah seluruh skor Y

HASIL PENELITIAN

Dalam proses analisis data digunakan statistic yang salah satu fungsinya
adalah untuk menyederhanakan data penelitian yang besar jumlahnya menjadi
informasi yang lebih sederhana dan mudah dipahami. Maka Teknik yang
digunakan adalah rumus product moment, karena dalam penelitian ini terdapat dua
variabel yang perlu mendapat kejelasan, apakah terdapat hubungan antara kedua
variabel atau tidak terdapat hubungan. Kedua variabel tersebut ialah model
pembelajaran Contextual Learning dan prestasi belajar siswa pada bidang studi
akidah akhlak.
Tabel 1

Nilai Hasil Angket dan Nilai Raport Siswa dalam Mata Pelajaran Akidah
Akhlak

No Nama Kelas Hasil Angket Nilai Raport

1 Zahra Alinda V 12 90

2 Syifa V 12 87
Nurhikmah

3 Ica Agustina V 12 85

4 Rapi V 9 75

5 Sintia V 11 80

6 Ai Wiwit V 7 70

7 Sani V 9 80
Oktaviani

8 Caca Septiani V 11 78

9 Dea Sapitri V 9 78

10 Neng V 8 75
Melinda

11 Wardatul V 9 80
Kamilah

12 Alia Aulia V 9 80

13 Alma Aulia V 11 85

14 Adi Muhlis A V 9 80

15 Asep Ridwan V 10 80
Tabel 2

Perhitungan Angka Indeks Korelasi antara Variabel X (Pembelajaran


Contextual Learning) dan Variabel Y (Prestasi Belajar Siswa pada Mata
Pelajaran Akidah Akhlak)

2 2
No X Y XY X Y

1 12 90 1080 144 8100

2 12 87 1044 144 7569

3 12 85 1020 144 7225

4 9 75 675 81 5625

5 11 80 880 121 6400

6 7 70 490 49 4900

7 9 80 720 81 6400

Jumlah 72 567 5909 764 46219

Dari tabel diatas diketahui data sebagai berikut:

∑ N :7 ∑ XY :5909
∑ X :72 ∑ X 2 :764
∑ Y :567 ∑ Y 2 : 46219

r xy =N ∑ XY −¿ ¿ ¿
7 X 5909−(72 X 567)
r xy =
√7 X 764−( 72¿ ) X ¿ ¿ ¿
2

41363−40824
r xy =
√(5348−5184) X (323533−321489)
539
r xy =
√164 X 2044
539
r xy =
√ 335216
539
=
341

= 1,58

setelah melakukan perhitungan secara keseluruhan, maka hasil yang


didapat antara variabel X (pembelajaran Contextual) dan variabel Y ( prestasi
belajar) siswa kelas V MI Nurul Mubarok pelajaran Akidah Akhlak di peroleh
angka “r” product moment sebesar 1,58.
Jika dicocokan antara hasil perhitungan dengan indeks korelasi “r”
Product Moment maka terdapat hubungan yang sangat tinggi antara model
pembelajaran Contextual dengan prestasi belajar siswa.

Dengan memeriksa tabel nilai “r” product moment ternyata sebesar 7.


Pada taraf signifikan 5% r tabel = 0,754. Maka hasil yang didapat adalah “r”
hitung lebih besar dari pada taraf signifikan 5%. Dengan demikian dapat
diketahui, Hipotesis Nihil (Ho) ditolak sedangkan Hipotesis Alternatif (Ha)
diterima. Dari perhitungan ini berarti menunjukan terdapat korelasi yang
signifikan antara model pembelajaran Contextual dan Prestasi Belajar Siswa pada
Mata Pelajaran Akidah Akhlak.

Setelah melakukan uji hipotesis untuk mengetahui seberapa besar


pengaruh penerapan variabel X terhadap variabel Y yang dinyatakan dalam
bentuk persen, maka digunakan rumus “Coeficient of Determination” atau
koefisien penentu yang dalam hal ini digunakan untuk lebih memudahkan
pemberian interpretasi angka indeks korelasi “r” product moment di atas sebagai
berikut:

KD = r 2x 100%

= 1 ,58 2x100%

= 2,4964x100%

= 24,964%

Menghitung koefisien determinan dimaksudkan untuk mengetahui


besarnya pengaruh yang diberikan oleh model pembelajaran Contextual terhadap
prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akidah Akhlak. Dari perhitungan di
atas diperoleh hasil koefisien determinan sebesar 24,964%, hal ini menunjukan
bahwasanya variabel X telah memberikan pengaruh penerapan terhadap variabel
Y sebesar 24,964% dan sisanya yang mempengaruhi prestasi belajar siswa
mungkin tidak karna model pembelajaran, mungkin oleh factor yang lain.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan mengenai penerapan


model pembelajaran Contextual terhadap prestasi belajar siswa pada mata
pelajaran Akidah Akhlak di MI Nurul Mubarok. Penulis menyimpulkan bahwa:

Antara penerapan model pembelajaran Contextual dan prestasi belajar terdapat


korelasi yang sangat tinggi yaitu 1,58, dan terdapat pengaruh yang diberikan oleh
model pembelajaran Contextual terhadap prestasi belajar sebesar 24,964%.

PENGAKUAN

Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-


besarnya kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam proses
penyusunannya. Oleh karena itu ucapan terima kasih penulis haturkan kepada:
a. Bapak dan Ibu kedua orang tua, adik yang tercinta yang telah banyak
membantu dan memberikan motivasi yang sangat luar biasa dalam
menyelesaikan studi penulis.
b. Bapak Ketua STAI Tasikmalaya beserta seluruh civitas akademika yang
telah memberikan dorongan dan bimbingan serta pengajaran yang tak
terhingga dalam menempuh di Program Studi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah.
c. Bapak Asep Wildan, M.Pd selaku pembimbing I dan Bapak Wildan
Mahmudin, M.Pd selaku pembeimbing II , penulis mengucapkan terima
kasih yang tak terhingga, dengan penuh kesabaran dan keuletan
memberikan petunjuk, bimbingan serta pengarahan dalam rangka
penyusunan skripsi ini.
d. Kepada semua pihak yang tak bisa saya sebutkan satu persatu, penulis
mengucapkan terima kasih atas partisipasi dalam rangka penyelesaian
skripsi ini.
Akhirnya kepada Alloh Swt penulis berlindung dan memohon kepadanya
semoga amal kebaikan mereka semua dibalas dengan pahala disisinya. Dan
mudah-mudahan tulisan ini bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.
Amin ya robal alamin.

Anda mungkin juga menyukai