DI SUSUN OLEH
2023
PEMBAHASAN
kontekstual (contextual) berasal dari kata context dalam Bahasa Inggris yang
berarti bagian suatu uraian atau kalimat yang dapat mendukung atau menambah
kejelasan sebuah makna, sebuah situasi yang ada hubungannya dengan suatu
kejadian: orang itu dilihat sebagai manusia yang utuh dalam kehidupan pribadi
dan masyarakatnya.
menekankan kepada proses keterlibatan peserta didik secara utuh. Bukan hanya
masyarakat, dengan tujuan untuk menemukan makna dari materi tersebut bagi
kehidupannya.
menghasilkan hal baru dari data yang ada, serta sistem penilaian yangmemusatkan
pada penilaian otentik (authentic assessement) yang didapat dari berbagai sumber
Menurut Sani (2013: 92), pendekatan CTL merupakan suatu konsepsi yang
membantu guru mengaitkan konten pembelajaran dengan situasi dunia nyata dan
memotivasi peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya
dalam kehidupan mereka sebagai anggoa keluarga, warga negara, dan/atau tenaga kerja.
Menurut Elhefni dkk. (2011: 54), CTL adalah konsep dasar yang menghendaki guru
menghadirkan dunia nyata dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan
yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Menurut Enoh (2004: 3), CTL adalah pengajaran yang memungkinkan para siswa
mampu menguatkan, memperluas, dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan
akademik mereka dalam berbagai macam tatanan dalam sekolah dan luar sekolah, agar
dapat memecahkan masalah-masalah dunia nyata atau masalah-masalah yang
disimulasikan.
1. Konstruktivisme (Constructivism)
Konstruktivisme, yaitu mengembangkan pikiran siswa untuk belajar lebih baik
dengan bekerja secara mandiri, mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan
ketrampilan barunya.
2. Menemukan (Inquiry)
Inkuiri merupakan proses pembelajaran yang menekankan pada penemuan
melalui pola berfikir secara sistimatis. Melalui perpindahan proses dari
pengamatan menjadi pemahaman, siswa dapat belajar dengan keterampilan
berfikir kritisnya. Dalam hal ini, guru harus merencanakan situasi kondusif agar
siswa belajar dengan prosedur mengenali masalah, menjawab pertanyaan,
menggunakan prosedur penelitian (investigasi), menyiapkan kerangka berfikir,
hipotesis, dan penjelasan yang relevan dengan pengalaman pada dunia nyata.
3. Bertanya (Question)
Question merupakan salah satu komponen yang dapat mengembangkan sifat
ingin tahu siswa, dengan dialog interaktif oleh kesluruhan unsur yang terlibat
dalam proses belajar. Dengan demikian, pembelajaran jadi lebih hidup,
berproses, dan hasil pembelajaran menjadi lebih luas dan mendalam. Dengan
bertanya dapat mendorong siswa untuk selalu bersikap menolak suatu pendapat,
ide atau teori secara mentah, yang kemudian memancing rasa ingin mengetahui
dan mendalami (curiosity) berbagai teori dan dapat membuat siswa untuk
mempelajarinya lebih jauh.
4. Masyarakat belajar (Learning Community)
Learning community adalah pembelajaran yang didapat dari berkolaborasi
dengan orang lain. Dalam pembelajaran ini selalu dilaksanakan belajar secara
berkelompok dengan anggota yang heterogen. Siswa yang pandai akan
mengajari yang lemah, siswa yang sudah tahu akan memberi tahu pada yang
belum mengetahui, dan seterusnya. Dalam prakteknya terbentuklah kepompok-
kelompok kecil, kelompok besar, mendatangkan ahli ke kelas, berkolaborasi
dengan kelas paralel, bekerja kelompok dengan kakak kelas, hingga
bekolaborasi dengan masyarakat.
5. Pemodelan (Modeling)
Dalam pembelajaran tentunya perlu ada model yang dapat dicontoh oleh siswa.
Terkait hal ini, model bisa berupa cara mengoperasikan, cara melempar atau
menendang bola dalam olah raga, cara melafalkan kata dalam bahasa asing, atau
contoh cara mengerjakan sesuatu. Ketika guru sanggup melakukan sesuatu,
maka siswa akan berfikir sama, yaitu bahwa mereka juga bisa melakukannya.
6. Refleksi (Reflection)
Reflection merupakan suatu upaya untuk melihat, mengorganisir, menganalisis,
mengklarifikasi, dan mengevaluasi hal-hal yang sudah dipelajari oleh peserta
didik. Untuk merealisasikannya, pada setiap akhir pelajaran, guru akan
menyisahkan waktu untuk memberikan kesempatan kepada siswa melakukan
refleksi dengan cara: pernyataan langsung dari siswa tentang apa saja yang
diperoleh setelah belajar, catatan atau jurnal di buku siswa, kesan dan saran
siswa tentang kegiatan belajar hari itu, diskusi, dan ragam hasil karya.
7. Penilaian Otentik (Authentic Assessment)
Untuk mengukur hasil pembelajaran selain dengan tes, harus diukur juga
dengan authentic assessment yang dapat memberikan informasi secara akurat,
tentang apa yang benar-benar diketahui dan bisa dilakukan siswa, atau tentang
kualitas program pendidikan. Penilaian otentik adalah proses pengumpulan
beragam data untuk melukiskan perkembangan belajar siswa. Data tersebut
berupa hasil tes tertulis, proyek (laporan kegiatan), karya
siswa, performence (penampilan presentasi) yang dirangkum dalam portofolio
siswa.
Adapun beberapa strategi pembelajaran CTL menurut Seri (2019) dan Wahyuni
(2013) yang perlu dikembangkan oleh guru, antara lain sebagai berikut :
1. Relating
Belajar dinyatakan sebagai konteks dengan pengalaman nyata yang
diskenariokan guru dalam membimbing peserta didik, agar yang dipelajarinya
menjadi lebih bermakna.
2. Experiencing
Belajar adalah kegiatan aktif yang dilakukan peserta didik untuk mengeksplorasi
apa yang telah didiskusikan, untuk menemukan atau menciptakan hal-hal baru,
atau mengembangkan hal-hal yang telah ada dari apa yang sudah dipelajari.
3. Applying
Belajar menekankan pada proses mendemonstrasikan pengetahuannya dalam
berbagai konteks dan pemanfaatannya pada dunia nyata.
4. Cooperative
Belajar merupakan proses kerja sama dengan menerapkan kegiatan kelompok,
diskusi/komunikasi antar peserta didik, ataupun hubungan antar kelompok.
5. Transferring
Belajar menekankan pada timbulnya kemampuan peserta didik dalam
memanfaatkan atau menghubungkan pengetahuan yang dimilikinya ke dalam
situasi/konteks baru.
E. Kelebihan Pembelajaran Contextual Teaching and Learning
1. Memberikan kesempatan pada siswa untuk dapat maju terus sesuai dengan
potensi yang dimiliki sisiwa sehingga sisiwa terlibat aktif dalam PBM.
2. Siswa dapat berfikir kritis dan kreatif dalam mengumpulkan data,
memahami suatu isu dan memecahkan masalah dan guru dapat lebih
kreatif
3. Menyadarkan siswa tentang apa yang mereka pelajari.
4. Pemilihan informasi berdasarkan kebutuhan siswa tidak ditentukan oleh
guru.
5. Pembelajaran lebih menyenangkan dan tidak membosankan.
6. Membantu siwa bekerja dengan efektif dalam kelompok.
7. Terbentuk sikap kerja sama yang baik antar individu maupun kelompok.
http://repository.radenfatah.ac.id/16959/2/3.%20SKRIPSI%20BAB%20II.pd
https://www.quipper.com/id/blog/info-guru/model-pembelajaran-ctl/
http://pendvokasi.blogspot.com/2017/08/kelebihan-dan-kekurangan-pembelajaran.html
http://www.pendidikanekonomi.com/2012/03/pengertian-tujuan-dan-strategi.html -