TUGAS KELOMPOK 14
MAKALAH PENDEKATAN KONTEKSTUAL
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 14
Kendari
2020
PENDEKATAN KONTEKSTUAL
1. Pengertian Pendekatan Kontekstual
(1) kerja sama, (2) saling menunjang, (3) menyenangkan dan tidak
membosankan, (4) belajar dengan bergairah. (5) pembelajaran terintegrasi, (6)
menggunakan berbagai sumber, (7) siswa aktif, (8) sharing dengan teman, (9) siswa
krisis guru kreatif, (10) dinding kelas dan lorong-lorong penuh dengan hasil karya
siswa (peta-peta, gambar, artikel), dan (11) laporan kepada orang tua bukan hanya
rapor, tetapi hasil karya siswa, laporan hasil praktikum, karangan siswa, dan lain- lain.
a. Konstruktivisme (Contructivisme).
Pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang
hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-
konyong.
b. Inkuiri (Inquiry).
Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan
hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri.
c. Bertanya (Questioning).
Dalam pembelajaran, mengajukan pertanyaan dipandang sebagai
kegiatan guru untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan
berpikir siswa.
d. Masyarakat Belajar (Learning Community).
Ketika menggunakan pendekatan kontekstual di dalam kelas, guru
disarankan selalu melaksanakan pembelajaran dengan kelompok-kelompok
belajar.
e. Permodelan (Modeling).
Pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual, permodelan dapat
dirancang dengan melibatkan siswa.
f. Refleksi (Reflection)
Refleksi merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas, atau
pengetahuan yang baru diterima.
g. Penilaian Autentik (Authentic Assesment).
Penilaian autentik adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa
memberikan gambaran perkembangan siswa.
Setiap model, strategi dan metode pembelajaran selalu terdapat kelebihan dan
kelemahan. Namun dengan kelebihan dan kelemahan tersebut diharapkan menjadi
perhatian bagi guru untuk meningkatkan pada hal-hal yang positif dan meminimalisir
kelemahan-kelemahan dalam pelaksanaan pembelajaran. Kelebihan pendekatan
kontekstual yang dikutip dari Anisa (2010) adalah:
a. Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan nyata. Artinya siswa dituntut untuk
dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan
kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat mengkorelasikan
materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja materi itu akan
berfungsi secara fungsional, akan tetapi materi yang dipelajarai akan tertanam
erat dalam memori siswa, sehingga tidak akan mudah dilupakan.
b. Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep
kepada siswa karena pendekatan kontekstual menganut aliran konstruktivistik,
di mana seorang siswa dituntut untuk menemukan pengetahuannya sendiri.
Melalui landasan filosofis konstruktivistik siswa diharapkan belajar melalui
mengalami bukan menghafal.
a. Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara
bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengonstruksi sendiri pengetahuan
dan keterampilan barunya.
b. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik.
c. Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
d. Ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok-kelompok).
e. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran.
f. Lakukan refleksi di akhir pertemuan.
g. Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.