Anda di halaman 1dari 25

REVISI LAPORAN PRESENTASI

PENGUKURAN ( PANJANG,BERAT,DAN WAKTU )

Diajukan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Kapita Selekta Matematika
Pendidikan Dasar yang diampu oleh:

Saleh, S.Pd.,M.Pd.

Oleh :

KELOMPOK IV

NILA RAHAYU A1I120059


SARTINA A1I120029
WAHID AMALUDIN A1I120035
SRI RAHMALDA FALENA A1I120071

PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2021
2
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, kami
panjatkan puji syukur atas kehadirat-nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan
inayah-nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang "Kesulitan
Siswa Dalam Memahami Materi Pengukuran (panjang,berat,waktu) Serta Alternatif
Penyelesaiannya".

Adapun makalah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan
bantuan berbagia pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam pembuatan makalah ini, terutama bapak “ Saleh,S.Pd.,M.pd” selaku
dosen pengampuh mata kuliah kapita selekta matematika pendidikan dasar.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu, dengan
lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar lebarnya bagi pembaca yang ingin
memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki hal ini.

Akhirnya penyusun mengharapakan semoga dari makalah ini dapat diambil hikmah
dan manfaatnya sehingga dapat memberi inspirasi terhadap pembaca.

Kendari, 20 September 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

KATA PENGANTAR...................................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1

1.1 Latar Belakang...............................................................................................1

1.2 Fokus Kajian..................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................3

2.1 Pemahaman Konsep Pengukuran..................................................................3

2.2 Faktor Penyebab Kesulitan Siswa Dalan Pengukuran.................................5

2.3 Strategi Yang Digunakan.............................................................................6

2.4 Hakikat Metode Demonstrasi......................................................................8

2.5 Media Belajar.................................................................................................9

BAB III PENUTUP....................................................................................................17

A. Kesimpulan...................................................................................................17

B. Saran..............................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................19

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Matematika merupakan subjek penting dalam sistem pendidikan diseluruh dunia. Di


Indonesia,sejak bangku SD sampai perguruan tinggi syarat penguasaan terhadap matematika
jelas tidak bisa dikesampingkan.Pengenalan matematika sejak usia dini dimaksudkan agar
anak dapat melaksanakan pendidikan dengan baik sampai jenjang perguruan tinggi.

Menurut UU No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada BAB X
Pasal 37 “kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat mata pelajaran
matematika”.Cornelius mengemukakan perlunya belajar matematika karena matematika
merupakan (1) sarana berpikir yang jelas dan logis,(2) sarana untuk memecahkan masalah
kehidupan sehari-hari,(3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman,
(4) sarana untuk mengembangkan kreativitas dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran
tentang perkembangan budaya.Itu membuktikan bahwa matematika memang harus
ditanamkan sejak usia dini untuk memperkuat tiga elemen yaitu konsep,keterampilan dan
pemecahan masalah.Kalau ketiga elemen tersebut sudah terbangun cukup kuat maka siswa
tidak akan kesulitan untuk belajar matematika ketahap selanjutnya.

Sebagian besar siswa di semua jenjang pendidikan,menganggap bahwa matematika


itu sulit apalagi kalau sudah menginjak SMP dan SMA.Hal ini dikarenakan peletakan dasar
matematika ketika anak berada pada jenjang pendidikan SD kurang kuat maka tahap
berikutnya akan menjadi masa-masa sulit dan penuh perjuangan bagi siswa untuk belajar
matematika.

Materi matematika di Sekolah Dasar itu bermacam-macam,sehingga sebagian


siswanya mengalami kesulitan dalam mempelajarinya.Seperti halnya,materi pengukuran pada
jenjang Sekolah Dasar kelas 4.Tentang pengukuran panjang ,berat dan waktu,seperti
mengubah dari km ke m,mengubah dari ons ke kg ,serta mengubah abad ke tahun dan lain
sebagainya,sebagian siswanya masih kesulitan untuk menentukan kesetaraannya.Hal itu bisa
disebabkan oleh metode mengajar guru yang kurang menarik atau siswa yang malas untuk
memahami dan mempelajari materi pengukuran sehingga siswa lemah dalam mengkonversi
satuan.

1
Pembelajaran matematika haruslah diberikan secara tepat agar tidak menjadi momok
bagi siswa.Guru harus pandai-pandai mengatur cara agar matematika itu dapat
menyenangkan bagi siswa.Oleh karena itu, pada makalah ini akan dipaparkan metode
mengajar guru yang tepat dan efektif yang berpengaruh terhadap proses penyerapan belajar
dan hasil belajar siswa.

1.2 Fokus Kajian

Pada materi ini,supaya siswa tertarik mempelajari materi pengukuran, guru sebaiknya
menggunakan metode demostrasi.Metode demonstrasi adalah salah satu dari beberapa
metode mengajar yang biasa digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran.Dimana pada
metode ini guru memperlihatkan kepada siswanya apa yang sedang diterangkannya.Metode
ini dapat digunakan pada jenjang Sekolah Dasar karena pada jenjang ini pengenalan
matematika menggunakan benda konkret.Urutan pengenalan matematika yang baik adalah
belajar menggunakan benda konkret,belajar membuat bayangan dipikiran dan belajar
menggunakan simbol/lambang.

Benda kongkrit adalah benda yang dapat dilihat dan dipegang oleh siswa.Dengan
adanya benda kongkrit tersebut diharapkan dapat membantu siswa dalam membentuk jalur
informasi melalui pancainderanya kemudian disalurkan dan disimpan di otak anak dalam
jangka waktu yang lama.Dari pernyataan tersebut jelas bahwa anak pada jenjang sekolah
dasar harus dikenalkan dulu belajar menggunakan benda konkret pada materi-materi tertentu.

Metode demonstrasi diterapkan dengan tujuan memahamkan siswa tentang kesetaraan


antar satuan pada materi pengukuran.Dengan demikian apa yang siswa lihat dan siswa
pelajari dengan metode demonstrasi dapat tetap melekat kuat di dalam otaknya.Dengan
metode ini pula diharapkan siswa mampu memperkuat pemahaman dan hafalannya tentang
koversi antar satuan sehingga siswa tidak kesulitan untuk mengerjakan soal-soal dan
mendapatkan hasil belajar yang memuaskan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pemahaman konsep Pengukuran

Pelajaran matematika sangat membutuhkan yang namanya pemahaman konsep dari


suatu materi.Menurut Departemen Pendidikan Nasional konsep dapat diartikan sebagai ide
abstrak yang dapat digunakan untuk menggolongkan sekumpulan objek.Pemahaman konsep
merupakan salah satu kecakapan atau kemahiran matematika yang diharapkan dapat tercapai
dalam belajar matemaatika yaitu dengan menunjukkan pemahaman konsep matematika yang
dipelajarinya,menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep matematika
yang dipelajarinya,menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep secara
luwes,akurat,efisien,dan tepat dalam pemecahan masalah.

Materi Pengukuran

Materi pengukuran sudah dikenalkan sejak jenjang Sekolah Dasar.Dimulai dari


pengukuran menggunakan satuan tidak baku sampai ke satuan yang baku,dari yang sederhana
ke yang lebih kompleks.Hal tersebut pastinya memerlukan proses yang tidak sebentar,harus
dilakukan secara bertahap dan harus dilatih secara terus menerus sampai anak mahir.

Pengukuran adalah satu dari yang paling luas digunakan aplikasinya dalam
matematika dan menjembatani dua hal/materi utama dalam matematika sekolah yaitu
geometri dan bilangan.Materi pengukuran,penulis akan membahas tentang satuan
panjang,berat dan waktu.

a. Satuan Panjang

Ada dua macam satuan ukuran panjang yaitu:

1. Satuan ukur panjang tidak baku

Pengukuran panjang dengan menggunakan satuan tidak baku merupakan sebuah


pengukuran yang memungkinkan perbedaan hasil karena menggunakan alat ukur yang tidak
standar. Beberapa contoh pengukuran dengan menggunakan satuan tidak baku untuk
mengukur panjang antara lain sebagai berikut.

3
a) Jengkal adalah pengukuran yang disesuaikan dengan jarak paling panjang antara
ujung ibu jari tangan dengan ujung jari kelingking.
b) Hasta adalah pengukuran yang dilakukan dengan ukuran sepanjang lengan bawah dari
siku sampai ujung jari tengah.
c) Depa adalah pengukuran yang dilakukan dengan ukuran sepanjang kedua belah
tangan dari ujung jari tengah kiri sampai ujung jari tengah kanan.
d) Kaki adalah pengukuran yang dilakukan dengan ukuran panjang sebuah kaki.
e) Tapak adalah pengukuran yang dilakukan dengan ukuran panjang sebuah tapak.
f) Langkah adalah pengukuran yang dilakukan dengan ukuran panjang sebuah langkah.

Mengajarkan pengukuran menggunakan satuan tidak baku pada siswa dapat kita
mulai dengan meminta siswa mengukur panjang meja dengan menggunakan jengkal ataupun
depa. Hasil yang diperoleh siswa tentulah berbeda-beda sesuai dengan ukuran masing-
masing.

2. Satuan ukur panjang baku

Satuan ukur ini ditetapkan melalui perjanjian internasional dan sifatnya tetap.Satuan
ukuran panjang baku standar internasional adalah kilometer ( km),hektometer
(hm),dekameter (dam),meter (m),desimeter ( dm),sentimeter ( cm),dan milimeter (mm).
Mengajarkan pengukuran panjang pada siswa Sekolah Dasar dapat dimulai dengan meminta
siswa mengukur benda-benda di sekitar menggunakan penggaris ataupun alat meteran.
Misalkan siswa diminta untuk mengukur sebuah meja menggunakan penggaris dan alat
meteran. Hasil pengukuran menggunakan penggaris adalah 100𝑐𝑚, dan hasil pengukuran
menggunakan alat meteran adalah 1𝑚, berdasarkan hasil tersebut siswa dapat menyimpulkan
bahwa 1𝑚 = 100𝑐𝑚.

b. Satuan Berat

Satuan berat sangat sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari,seperti menimbang


gula,berat badan dan lain sebagainya.Ukuran berat yang biasa dipakai antara lain
kilogram,ons,gram dan lain-lain. Satuan baku yang dapat digunakan untuk mengukur berat
adalah 𝑘g,ℎg,𝑑𝑎g,gr𝑎𝑚,𝑑g,𝑐g,𝑚g.Sedangkan alat untuk mengukur berat benda adalah
timbangan.Untuk satuan ukuran berat setiap turun 1 tingkat dikalikan dengan 10,turun 2
tingkat dikalikan dengan 100 dan seterusnya.Jika naik 1 tingkat dibagi dengan 10,naik 2
tingkat dibagi dengan 100 dan seterusnya.

4
c. Satuan Waktu

Berbicara mengenai satuan waktu tentunya tidak lepas dari kehidupan sehari-
hari.Setiap hari kita selalu berhubungan dengan waktu apabila beraktifitas. Satuan baku untuk
mengukur waktu adalah detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, semester, tahun, lustrum,
windu, dasawarsa, dan abad. Berikut ini adalah hubungan antar satuan waktu yang biasa kita
jumpai dalam kehidupan sehari-hari:

1 abad = 100 tahun 1 semester = 6 bulan

1 dasawarsa = 10 tahun 1 catur wulan = 4 bulan

1 lustrum = 5 tahun 1 bulan = 30 hari

1 tahun = 12 bulan 1 bulan = 4 minggu

1 tahun =52 minggu 1 minggu = 7 hari

1 tahun= 365 hari 1 hari = 24 jam

1 tahun = 2 semester 1 jam = 60 menit

1 tahun = 3 catur wulan 1 menit = 60 detik

2.2 Faktor Penyebab Siswa Sulit Mengkonversi Satuan Pada Materi Pengukuran

Berbicara tentang materi pengukuran,pastinya sudah terbayang dengan materi yang


banyak dan harus menghafalkan.Oleh karena itu,sebagian siswa merasa kesulitan untuk
belajar pengukuran,khususnya untuk mengkonversi satuan.Faktor yang dapat menyebabkan
siswa lemah dalam mengkonversi satuan antara lain:

a. Siswa tidak hafal tangga satuan untuk pengukuran panjang,berat,dan waktu.

Sebelum menginjak materi pengukuran dengan tangga satuan,siswa diajak menghafal


tangga satuan terlebih dahulu.Siswa yang tidal hafal tangga satuan dapat disebabkan karena
cara menghafalnya yang tidak menarik,sehingga tidak tersimpan kuat di memori siswa.Bisa
disebabkan juga daya ingat siswa yang tidak kuat sehingga perlu dilakukan penghafalan yang
berulang-ulang.Kemudian siswa yang tidak hafal satuan dalam pengukuran sehingga urutan

5
yang dihafal itu terbalik-balik.Oleh karena itu,agar hafalannya melekat kuat di ingatan siswa
maka haruslah digunakan cara menghafal yang menarik.

Proses belajar mengajar memanglah hal yang menarik untuk


diperbincangkan.Terutama dalam hal mengajar siswa.Cara guru mengajar merupakan salah
satu penentu keberhasilan pembelajaran dikelas.Cara mengajar guru haruslah menarik
perhatian siswa agar termotivasi untuk belajar.Sehingga sebagai seorang pendidik haruslah
mampu menciptakan suasana kelas yang menyenangkan dan kondusif.

b. Siswa tidak paham konsep pengukuran

Permasalahan lain yang sering timbul adalah siswa tidak paham konsep
pengukuran.Hal tersebut dapat terjadi karena metode mengajar guru yang kurang menarik
dan kurang baik,siswa yang kurang memperhatikan penjelasan guru.Jika penjelasan awal
sudah tidak paham maka untuk mengikuti materi selanjutnya pun akan kesulitan.

c. Lingkungan belajar yang kurang mendukung

Lingkungan belajar merupakan salah satu hal yang mempengaruhi siswa dalam
belajar.Lingkungan belajar yang kurang mendukung akan menghambat proses belajar
mengajar dikelas dan hasilnya tidak akan maksimal.

Dari faktor diatas,maka sebagai guru harus dapat berpikir kreatif.Hal ini
dimaksudkan,untuk menggugah minat siswa agar termotivasi untuk lebih giat belajar tentang
materi pengukuran.Sebab,materi pengukuran itu sangat penting dan akan selalu digunakan
dalam kehidupan sehari-hari.

2.3 Strategi Yang Dapat Digunakan agar Dapat Memahami Materi Pengukuran
Khususnya Dalam Mengkonversi Satuan

Terdapat beberapa permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran materi pengukuran


seperti yang diterangkan pada poin sebelumnya.Tentunya akan banyak sekali hal-hal yang
kita pikirkan bagaimana caranya siswa itu dapat belajar dengan baik dan memahami materi
apa yang kita sampaikan.Maka pada pembahasan kali ini penulis akan menjelaskan
bagaimana memahamkan siswa yang lemah dalam mengkonversi satuan.Yaitu dengan
menggunakan metode demonstrasi dengan media dakon satuan untuk satuan waktu dan berat
serta media papan pertunjukan waktu untuk satuan waktu.

6
Namun sebelum mempratekkan metode tersebut langkah pertama yang harus guru
lakukan adalah mengajak siswa untuk menghafal tangga satuan terlebih dahulu.Untuk
menghafal tersebut,guru dapat memanfaatkan “jembatan keledai” yaitu mengaitkan suatu
kata dengan kata lain,menghubungkan satu satuan dengan suatu kata yang hampir
mirip.Sehngga dapat menimbulkan kesan yang mendalam bagi siswa dan dapat diingat
dengan mudah.Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1. Ketika pembelajaran tentang pengukuran dimulai.Guru menuliskan kata-kata sebagai


berikut: Kami - Hampir - Demam - Makan - Durian mentah - Sama - Mangga mentah.

2. Biarkan dulu siswa bereaksi dan berkomentar,tetapi guru harus pandai merebut perhatian
siswa agar tetap fokus ke papan tulis.

3. Guru meminta kepada siswa untuk membaca bersama-sama beberapa kali kemudian
menghafalkannya.

4. Setelah mulai hafal guru menjelaskan maksud dari kata-kata yang mereka hafal.

Kami = km (kilometer)

Hampir = hm (hectometer)

Demam = dam (dekameter)

Makan = m (meter)

Durian mentah = dm (desimeter)

Sama = cm (sentimeter)

Mangga mentah = mm (millimeter)

5. Setelah siswa dirasa mampu menghafalnya,maka guru membawa siswa untuk mempelajari
materi ini dengan metode demonstrasi.

Demonstrasi yang ditampilkan nanti berupa alat peraga tangga satuan untuk
pengukuran panjang,berat dan waktu. Alat peraga tersebut dibuat semenarik mungkin agar
siswa merasa senang dalam belajar.

7
2.4 Hakikat Metode Demonstrasi

Pengertian Metode Demonstrasi

Metode pembelajaran didefinisikan sebagai cara yang digunakan oleh guru dalam
menjalankan fungsinya dan merupakan alat untuk mencapai tujuan
pembelajaran.Demonstrasi dapat diartikan sebagai suatu pertunjukkan yang diperlihatkan
kepada siswa tentang apa yang dijelaskan atau yang sedang diperagakan oleh guru dengan
disertai penjelasan -penjelasan secara lisan maupun tulisan .Dalam penggunaan metode
demonstrasi,ada dua teknik yang biasanya digunakan.Yang pertama,guru hanya
memperagakan dan memperlihatkannya kepada siswa,sedangkan siswanya hanya menonton
saja atau pasif.Yang kedua,guru memperagakan dan memperlihatkannya kepada siswa,namun
siswa disuruh mengulang kembali atau mencoba memperagakan alat peraga itu
sendiri.Dengan penggunaan teknik yang berbeda maka hasilnya pun juga akan berbeda.

Langkah-Langkah Metode Demonstrasi

Ada beberapa langkah yang digunakan dalam metode demonstrasi.Adapun langkah-


langkahnya sebagai berikut:

a) Merumuskan dengan jelas kecakapan atau keterampilan apa yang diperoleh setelah
demonstrasi dilakukan.
b) Tentukan peralatan yang digunakan,kemudian dicoba dahulu agar dalam pelaksanaan
demonstrasi tidak mengalami kegagalan.
c) Menetapkan prosedur yang dilakukan dan sebelum demonstrasi dilakukan perlu
diadakan percobaan terlebih dahulu
d) Menentukan lama pelaksanaan demonstrasi
e) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberi komentar pada saat maupun
sesudah demostrasi.
f) Meminta kepada siswa untuk mencatat hal-hal yang dianggap perlu
g) Menetapkan rencana untuk menilai kemajuan siswa.

Langkah Mengakhiri Metode Demonstrasi

Apabila demonstrasi selesai dilakukan,proses pembelajaran perlu diakhiri dengan


memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi dan
proses pencapaian tujuan pembelajaran.

8
Hal ini diperlukan untuk meyakinkan apakah siswa memahami metode demonstrasi
itu atau tidak.Selain memberikan tugas yang relevan,ada baiknya guru dan siswa melakukan
evaluasi bersama tentang jalannya proses demonstrasi itu untuk perbaikan selanjutnya.

Hal-hal diatas harus benar-benar diperhatikan oleh guru dalam melakukan


demonstrasi.Hal ini dikarenakan terkait dengan tujuan pembelajaran yang guru gunakan
berhasil atau tidak.Persiapan yang lebih matang juga harus dilakukan oleh guru,agar dapat
menampilkan yang terbaik dan siswa dapat memahami apa yang dipertunjukkan oleh guru.

Keunggulan Metode Demostrasi

Penggunaan teknik demonstrasi sangat menunjang proses interaksi belajar mengajar


dikelas.Adapun keunggulannya:

1) Dengan metode demonstrasi siswa lebih dapat terpusatkan pada pelajaran yang
sedang diberikan
2) Kesalahan-kesalahan yang terjadi bila pelajaran itu diceramahkan dapat diatasi
melalui pengamatan dan contoh kongkrit.
3) Memberikan kesan yang mendalam kepada siswa
4) Memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar lebih giat
5) Siswa dapat berpatisipasi secara aktif,memperoleh pengalaman secara langsung dan
dapat mengembangkan kecakapannya.

2.5 Media Belajar Dakon Satuan(Panjang & Berat) Dan Papan Pertunjukkan Waktu

1. Satuan Panjang

Setelah menghafal satuan panjang maka siswa diajarkan satuan panjang melalui
metode demonstrasi,yaitu menggunakan tangga satuan.Diharapkan dengan metode ini siswa
dapat lebih paham tentang satuan panjang.Dengan ketentuan jika turun satu tangga maka
dikali dengan 10,jika turun 2 tangga maka dikali dengan 10 × 10 = 100 dan sterusnya. Jika
naik 1 tangga maka dibagi dengan 10,naik 2 tangga dibagi dengan 100 dan seterusnya.

Km
Hm

Dam
m
Dm
9
Cm
Mm

Misalkan,guru akan mencari kesetaraan satuan dari 1 km ke m.Caranya,dari km kita


hitung turun berapa tangga ke m.Ternyata dari km ke m itu turun 3 tangga.Sehingga turun 3
kali itu dapat ditulis dengan 10 × 10 × 10 = 1000. Dapat di simpulkan 1 km = 1000 m.Begitu
pula ketika kita mencari 1 m itu sama dengan berapa hm ? Guru dapat menjelaskan kepada
siswa dari m ke hm itu naik tangga sebanyak 2 kali.Yang berarti kalau naik itu dibagi dengan
10 × 10 = 100.Jadi 1 m = 1 : 100 = 0,01 hm.

Akan tetapi instruksi sederhana ini kadang menjadi hal yang sulit diproses oleh
pemikiran siswa terutama siswa tingkat dasar. Alternatif lain yang dapat digunakan yaitu
media belajar DAKON SATUAN.

Contoh Media Belajar Dakon Satuan Panjang

Penjelasan Konsep Dakon Satuan Panjang : 

 Sebuah papan, bisa terbuat dari bahan melamin, Triplek, Kayu bahkan Kertas.
 Urutan satuan panjang tertulis urut dari terbesar sampai terkecil, tulisan bersifat
permanen.
 Kotak-kotak  tempat menuliskan angka untuk mengkonversi satuan, bersifat
permanen.
 Alat tulis yang bersifat non permanen (bisa dihapus) agar media belajar bersifat tidak
hanya sekali pakai. 
 Jika papan menggunakan melamin maka alat tulis ini bisa menggunakan non
permanent board marker, jika papan menggunakan kertas maka alat tulis bisa
menggunakan pensil. 

10
Cara menggunakan Media Belajar Dakon Satuan dalam pembelajaran:

 Pastikan siswa mengetahui urutan satuan panjang.Cara dapat dilakukan yaitu dengan
membuat hafalan jembatan keledai sebagaimana yang sudah dijelaskan sebelumnya..
 Ajak siswa membuat sendiri media belajar Dakon Satuan Panjang ini dengan alat dan
bahan yang ada. Hal ini dimaksudkan menumbuhkan antusiasme belajar siswa
sehingga lebih fokus dan menyenangkan (joyful learning).
 Jangan lupa sisipkan materi cara penulisan bilangan sesuai dengan nilai tempat,
termasuk bilangan desimal. Pastikan siswa mengetahui jika bilangan 30 dapat pula
ditulis dengan 30,00 atau bilangan 15,0 dapat di tulis 15. Pada bilangan 24,5 angka
yang menempati tempat satuan yaitu angka 4, bukan angka 5. Dalam hal penggunaan
Media Dakon Satuan ini, dapat di berikan konsep "tanda koma selalu menempel pada
angka satuan". 
 Demonstrasi cara penggunaan Dakon Satuan untuk mengubah satuan panjang.
 Siswa berlatih secara mandiri dengan media masing-masing. 

Cara menggunakan Dakon Satuan untuk mengubah Satuan Panjang:


Secara garis besar, konsep penggunaan Dakon Satuan untuk mengubah satuan
adalah memindah tanda koma (desimal) bilangan yang akan dikonversi.

Langkah-langkah penggunaan Dakon Satuan untuk mengubah satuan panjang dapat


dijabarkan dalam contoh menyelesaikan soal berikut:

230 hm = . . .  dm

1. Menuliskan bilangan 230 pada Dakon Satuan dengan benar, yaitu satuan harus berada pada
kolom hm (hektometer)
230 dapat ditulis dengan 230,0. Jadi jangan lupa menuliskan tanda koma pada angka satuan

11
2. Pindahkan tanda koma dari kolom hm menuju kolom dm, hapus koma pada angka satuan. 
3. Jika ada kolom yang kosong, maka isi dengan angka nol. Baca bilangan baru yang tampak
pada Dakon Satuan. Diperolehlah jawaban 230 hm = 230.000  dm

4. Demikian selanjutnya sesuai petunjuk di atas. Pada contoh di atas koma pindah ke kanan
karena dm ada di sebelah kanan hm. Jika dari m dikonversi ke hm, maka koma berpindah ke
kiri dari kolom m menuju hm. Jika koma berpindah tanpa meninggalkan kotak kosong maka

hasil langsung dapat terbaca. Ingat penulisan tanda koma menempel pada angka satuan.

Misal : 23 m = . . . hm

Maka diperoleh hasil 23 m = 0,23 hm

12
2. Satuan Berat

Cara mencari kesetaraan antar satuan berat tidak jauh berbeda dengan cara mencari
kesetaraan antar satuan panjang. Dengan ketentuan yang sama dengan pengukuran
panjang.Jika turun 1 tangga maka dikali dengan 10,Jika turun 2 tangga maka dikali dengan 10
× 10 = 100 dan seterusnya. Jika naik 1 tangga maka dibagi dengan 10,naik 2 tangga dibagi
dengan 100 dan seterusnya.

Kg
Hg
Dag
g
Dg
Cg
Mg

Misalkan,mencari kesetaraan satuan dari 1 kg ke g. Caranya, dari kg kita hitung turun


berapa tangga ke g. Ternyata dari kg ke g itu turun 3 tangga. Sehingga turun 3 kali itu dapat
dituliskan dengan 10 x 10 x 10 = 1000. Dapat disimpulkan 1 kg = 1000 g . Begitu pula ketika
kita mencari 1 g itu sama dengan berapa kg ? Guru dapat menjelaskan kepada siswa dari g ke
kg itu naik tangga sebanyak 3 kali.Yang berarti kalau naik itu dibagi dengan 10 x 10 x 10 =
1000.Jadi 1 g = 1 : 1000 = 0,001 kg.

Sebagaimana pada satuan panjang maka alternatif lain pada satuan berat juga
menggunakan media belajar Dakon Satuan

Media Belajar Dakon Satuan untuk mengubah Satuan Berat

13
Langkah-langkah penggunaan Dakon Satuan untuk mengubah satuan berat dapat
dijabarkan dalam contoh menyelesaikan soal berikut:

2,3 kuintal = . . .  hg
1. Menuliskan bilangan 2,3 pada Dakon Satuan dengan benar, yaitu satuan harus berada pada
kolom kuintal. Jadi jangan lupa menuliskan angka satuan (Baca: yang diikuti oleh tanda
koma/desimal) pada kolom kuintal.

2. Pindahkan tanda koma dari kolom kuintal menuju kolom hg (hektogram), hapus koma
pada angka satuan. 
3. Jika ada kolom yang kosong, maka isi dengan angka nol. Baca bilangan baru yang tampak
pada Dakon Satuan. Diperolehlah jawaban 2,3 kuintal = 2300 hg

4. Demikian selanjutnya sesuai petunjuk di atas. Pada contoh di atas koma pindah ke kanan
karena dg ada di sebelah kanan kuintal. Jika dari mg dikonversi ke dg, maka koma berpindah
ke kiri dari kolom mg menuju dg. Jika koma berpindah tanpa meninggalkan kotak kosong
maka hasil langsung dapat terbaca. Ingat penulisan tanda koma menempel pada angka satuan.

14
Misal : 230 mg = . . . dg
Jangan lupa, 230 juga dapat ditulis 230,0 (230 memiliki tanda desimal/koma) 

Diperoleh hasil 230 mg = 2,30 dg atau 2,3 dg

3. Satuan Waktu

Satuan waktu erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.Dengan penggunaan


metode demonstrasi maka satuan waktu dapat di buat papan untuk dipertunjukkan kepada
siswa.
Jam
Menit
Detik

Penggunaannya,guru dapat menunjukkan didepan kelas sambil menerangkan tentang


fungsi dari papan tersebut.Berbeda dengan konversi yang ditunjukkan sebelumnya pada
satuan panjang dan berat, satuan waktu tidak bisa dikonversi hanya dengan mengkali atau
membagi 10.Hal itu terjadi karena pada dasarnya waktu berbasis jam merupakan kelipatan
6,bukan kelipatan 10 seperti pada berat dan panjang.

Pada tangga satuan waktu tiap turun 1 tangga maka dikali dengan 60.Jika turun 2
tangga maka dikali dengan 60x60 = 3600.Jika naik 1 tangga maka dibagi dengan 60,jika naik

15
2 tangga maka dibagi dengan 3600.Untuk kesetaraan antar satuan waktu yang lain,guru dapat
menggunakan papan tempel untuk menerangkannya.Guru menerangkan tentang isi dari papan
tempel tersebut kemudian menyuruh siswa kemudian menyuruh siswa untuk menulisnya
dibuku.Setelah itu guru melepas papan tempel tersebut dan meminta siswa untuk mencoba-
coba memasangkan kertas yang berisi tulisan-tulisan waktu kemudian ditempelkan ke papan
yang telah disediakan.

Hal ini dimaksudkan agar apa yang dipelajari siswa tadinya dapat tertanam kuat
diingatan siswa.Setelah selesai,maka tugas guru untuk menjelaskan dan meluruskan hasil
percobaan siswa yang masih belum benar.Untuk lebih memantapkannya guru memberikan
beberapa soal untuk dikerjakan siswa.Hal ini bertujuan utuk mengukur seberapa jauh
pemahaman siswa tentang materi yang telah disampaikan.Dengan begitu maka diharapkan
siswa dapat paham tentang kesetaraan antar satuan waktu.

Contoh soal:

1,5 Jam = ...menit

45 menit = ...jam

480 detik =...menit

2 hari = ...jam

18 bulan =...tahun

1,5 jam =...menit 2 hari =...jam 1,5

45 menit =...jam 18 bulan=...tahun 90

480 detik =...menit


24

3
4

16
Perlu diingat bahwa di dalam 1 jam terdapat satuan waktu 60 menit.Sedangkan dalam 1 menit

1 1
terdapat hitungan jam,dan dalam 1 detik memiliki satuan waktu menit,yang juga bisa
60 60

1
dikonversikan menjadi dalam satuan jam serta 1 hari sama dengan 24jam.Maka ketika
3600
mengaplikasikan satuan waktu tersebut ke dalam soal yang dibahas di atas menjadi:

1,5 Jam = 1,5 × 60 = 90 menit

1 3
45 menit = 45 × = jam
60 4

1
480 detik = 480 × = 8 menit
60

2 hari = 2 × 12 = 24 jam

18 bulan = 18 : 12 = 1,5 tahun

Maka setelah itu siswa dapat maju ke depan dan menempelkan kertas yang berada di luar
papan pertunjukan waktu ke pasangan soal dan jawaban yang tepat.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa:


1.         Penyebab siswa lemah dalam mengkonversi satuan adalah sebagai berikut:
a) Siswa tidak hafal tangga satuan untuk pengukuran panjang dan berat, luas dan
volume.
b)  Siswa tidak hafal hubungan antar satuan waktu dan kuantitas.
c) Metode mengajar guru yang kurang menarik, sehingga siswa kurang termotivasi
untuk belajar
d)   Siswa tidak paham konsep pengukuran.

17
e) Lingkungan belajar yang kurang mendukung.
  Cara untuk memahamkan siswa yang lemah dalam mengkonversi satuan pengukuran
adalah dengan menggunakan metode demonstrasi. Sebelum menggunakan metode
demonstrasi guru mengajak siswa untuk menghafalkan satuan panjang dengan menggunakan
jembatan keledai. Metode demonstrasi bisa digunakan untuk menarik minat siswa dalam
belajar pengukuran, serta dengan kondisi kelas yang mendukung maka diharapkan siswa
dapat termotivasi untuk lebih giat belajar dan dapat menyelesaikan soal-soal terkait
pengukuran.

B. Saran
Untuk meningkatkan keberhasilan siswa dalam pembelajaran matematika mengenai
materi pengukuran, penulis memberi saran sebagai berikut:
1. Kepada siswa

Agar siswa dapat memahami dan mempelajari materi pengukuran dengan baik,
sebaiknya siswa selalu memperhatikan materi apa yang disampaikan oleh guru dikelas.
Sehingga siswa dapat cepat paham mengenai materi pengukuran ini khususnya dalam
mengkonversi satuan.
2. Kepada guru
Guru sebaiknya mampu memilih metode pembelajaran yang tepat dalam
menyampaikan suatu materi kepada siswa. Karena hal tersebut akan berpengaruh pada cepat
lambatnya proses penyerapan materi oleh siswa. Oleh karena itu, guru harus panadai-pandai
menyesuaikan metode pengajaran yang akan digunakan dalam kelas.
3. Kepada penulis

Untuk menambah pengalaman dan masukan bagi penulis lain. Serta menambah
wawasan baik dalam bidang penulisan maupun dalam bidang materi.

18
DAFTAR PUSTAKA

Astuti,Puji.3 januari 2015.Meningkatkan Pemahaman Siswa Yang Lemah Dalam


Mengkonversi Satuan Materi Pengukuran Dengan Metode Demonstrasi.Tersedia di
http://pujiastuti11.blogspot.com/2015/01/v-behavioururldefaultvmlo_41.html?m=1

Dewi,Anisa Novita,Tersedia di http://belajar.indonesiamengajar.org/2013/01/menghafal-


tangga-satuan-panjang/

Khairani,Siti.Konversi SatuanUkuran Berat,Panjang,Luas Dan Isi,Tersedia di


http://mahasiswibaru.blogspot.com/2009/12/konversi-satuan-ukuran-berat-
panjang.html

Learns,Annie.16 Desember 2017.Media Belajar: Dakon Satuan Untuk Mengubah Satuan


Panjang ,Berat,Luas dan Volume.Tersedia di
http://annielearns.blogspot.com/2017/12/media-belajar-dakon-satuan-untuk.html?m=1

Learns,Annie.16 Desember 2017.Media Belajar: Dakon Satuan Untuk Mengubah Satuan


Berat.Tersedia di http://annielearns.blogspot.com/2017/12/media-belajar-dakon-
satuan-untuk_75.html?m=1

Nama Moderator : Sri Rahayu Anawula

Nama-nama kelompok 4:

1. Sri Rahmalda Falena membahas pendahuluan latar belakang dan fokus kajian
2. Wahid Amaludin membahas materi pemahaman konsep pengukuran dan faktor
penyebab siswa sulit mengkonversi satuan pada materi pengukuran
3. Sartina membahas materi strategi yang dapat digunakan agar dapat memahami materi
pengukura khususnya dalam mengkonversi satuan dan materi hakikat metode
demonstrasi
4. Nila Rahayu membahas materi media belajar dakon satuan (panjang & berat) dan
papan pertunjukan waktu

Tanggapan kelompok pembanding (kelompok 10)

Penanya 1 : Rachmad Fadel Pakaya

Pertanyaan: Seperti yang kelompok 4 katakan bahwa hambatan siswa dalam memahami
pembelajaran yaitu pembawaan materi yg di samoaikan itu kurang menarik,jadi yg ingin
kelompok kami katakan disini, apakah metode deminstrasi ini cukup membuat siswa atau

19
peserta didik merasa menarik dalam memahami materi,? karena seperti yang kita ketahui
bahwa metode demonstrasi disni sama hal nya menjelasakan secara lisan maupun tulisan di
depan para peserta didik.

Penjawab 1: Nila Rahayu

Jawaban : Metode demonstrasi yang kelompok kami tawarkan cukup menarik untuk siswa
dan kemudian pada metode tersebut bukan hanya menjelaskan seperti ceramah,akan tetapi di
sini juga menjelaskan dengan benda konkrit berupa media pembelajaran (alat peraga) dakon
satuan dan papan pertunjukkan waktu,kemudia dari penerapan kedua media tersebut melalui
metode demonstrasi bukan hanya dari guru yang menjelaskan ,tetapi dari alat peraga tersebut
siswa juga turut aktif dalam mempratekkan langsung,karena masing-masing siswa dapat
membuat alat peraganya masing-masing dengan bahan-bahan yang sudah dipaparkan pada
langkah.

Penjawab 2 : Wahid Amaludin

Jawaban: Bisa jadi iya, bisa jadi tidak. Karena metode demonstrasi itu dapat dilakukan
dengan 2 teknik seperti yang telah di jelaskan dalam makalah kami. Teknik yang pertama ,
guru memperagakan dan memperlihatkan kepada siswa, sedangkan siswa hanya menonton
saja atau pasif. Teknik kedua, guru memperagakan dan memperlihatkan kepada siswa,namun
siswa disuruh mengulang atau mencoba memperagakan alat peraga itu sendiri.

Ketika guru menggunakan teknik yang pertama, menurut saya siswa itu tidak akan tertarik
untuk memahami materi karena suasana pembelajarannya itu sangat monoton. Tetapi apabila
guru menggunakan teknik yang kedua, menurut saya pasti siswa akan tertarik untuk
memahami materi yang di jelaskan oleh guru.

Penanya 2: Nur Ismi Damayanti

Pertanyaan: Pada langkah-langkah metode demontrasi di point terakhir pengajar disuruh


untuk menetapkan rencana untuk menilai kemajuan siswa. pertanyaan saya bagaimana cara
pendidik mengukur atau menilai kemajuan siswa dalam materi pengukuran tersebut?

Penjawab 1:Sri Rahmalda Falena

Jawaban: Yaitu dengan memberikan tugas yang terkait dengan materi pengukuran baik itu
tentang satuan panjang,berat dan waktu.Untuk meyakinkan apakah siswa memahami metode
demonstrasi itu atau tidak.Selain memberikan tugas yang relevan,ada baiknya pendidik juga
memberikan evaluasi untuk mengetahui tingkat kemajuan,perkembangan,dan pencapaian
belajar siswa serta keefektifan pengajaran pendidik melalui metode demonstrasi tersebut.

Penjawab 2: Nila Rahayu

Jawaban: Tambahan dari saya yaitu dari 2 poin penilaian dan evaluasi untuk penilaian itu
sendiri,penilaian ini bukan hanya dari bentuk tugas,mid atau ulangan melainkan pendidik

20
atau guru juga menilai peserta didik dari segi evektif,kognitif dan psikomotorik.Ketiga hal
tersebut adalah sistem penilaian dari segi pengetahuan,sikap dan keterampilan didalam
pembelajaran.Kemudian untuk evaluasi,guru tidak hanya mengevaluasi peserta didik dalam
tingkah lakunya saja melainkan mengevaluasi juga peserta didk dalam segi apakah peserta
didik itu sudah mampu menguasai materi yang telah disampaikan oleh gurunya.

Penanya 3 : Ain Fitri Basri

Pertanyaan: bagaimana solusi anda agar pembelajaran dengan media dakon ini akan
terlaksana dengan efektif dilingkungan kelas yang siswanya kurang aktif, sebagaimana yang
saya tangkap dari isi makalah kelompok anda bahwa pembelajaran dengan media dakon ini
sangat membutuhkan keaktifan siswa?

Penjawab 1: Wahid Amaludin

Jawaban: Solusi mengatasi lingkungan kelas yang siswanya kurang aktif adalah (1) dengan
mengajak siswa lebih aktif dalam pelajaran. Hal ini bisa dilakukan dengan melibatkan siswa
berdiskusi saat menerangkan materi pengukuran dengan media dakon. (2) dengan
membiarkan siswa menyampaikan atau bertanya tantang apa saja yang mereka ingin tahu
tentang pengukuran dengan media dakon tersebut. sehingga secara tidak langsung siswa itu
dapat aktif dalam mengikuti pembelajaran dan pembelajaran dengan media dakon tersebut
bisa efektif.

Penjawab 2: Sartina

Jawaban: Kembali lagi dari guru itu sendiri bagaimana bisa sekreatif mungjin agar siswa
tertarik pada media-media yang digunakan seperti game,tetapi untuk media pembelajaran
dakon itu siswa akan lebih antusias atau tertarik karena permainan dakon biasanya banyak
diminati oleh anak-anak.

Penjawab 3: Nila Rahayu

Jawaban: Di lingkungan kelas pasti akan ada siswa yang aktif dan tidak aktif,tidak semua
siswa pasif.Dalam penerapan media dakon disini ketika pembelajaran berlangsung atau disaat
memperagakan media dakon ini pendidik atau guru dapat mengamati siswa.Setelah guru
memperagakan media dakon ini dikembalikan kepada siswa untuk memperagakan ulang
media dakon ini ,di saat siswa memperagakan dakon ini,guru dapat berkeliling disetiap meja
siswa.Jika mendapati siswa yang tidak aktif,maka guru dapat membimbing langsung siswa
yang tidak aktif tersebut dimejanya terkait media dakon satuan ini.

21

Anda mungkin juga menyukai