Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN HASIL OBSERVASI DI SMK CENDIKIA FARMA HUSADA

(Tugas Mata Kuliah Problematika dan Pengembangan Pembelajaran


Matematika)

Dosen Pengampu :
1. Dr. Sri Hastuti Noer, M.Pd.
2. Dr. Sugeng Sutiarso, M.Pd.

Disusun Oleh:
Isnaini Masruroh (NPM. 1823021011)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
ii

SANWACANA

Pertama, puji dan syukur kepada Yang Maha Kuasa. Karena berkat rahmat
dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan laporan Observasi sesuai waktu
yang telah ditentukan.

Kedua, terimakasih kepada pihak sekolah yang telah mengizinkan saya


untuk melakukan observasi di sekolah tersebut, khususnya bagi Kepala Sekolah,
wali kelas dan siswa yang saya observasi, karena atas kerja sama yang baik saya
bisa menyelesaikan laporan ini. Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi
salah satu tugas mata kuliah.

Penulis menyadari laporan ini bukanlah karya yang sempurna karena


memiliki banyak kekurangan baik dalam hal isi maupun sistematika dan teknik
penulisan. Oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
menbangun demi kesempurnaan laporan ini. Akhir kata, semoga laporan ini bisa
memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca.

Bandar Lampung, 11 Maret 2019

Isnaini Masruroh
iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

SANWACANA ................................................................................................. i

DAFTAR ISI .................................................................................................... ii

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................1


B. Rumusan Masalah .......................................................................................2
C. Tujuan .........................................................................................................2

II. LANDASAN TEORI

A. Pembelajaran Matematika ...........................................................................3


B. Pemahaman Konsep Matematis ..................................................................4

III. PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Sekolah ..............................................................................7


B. Hasil Observasi
1. Kegiatan Pembelajaran Matematika ....................................................8
2. Angket dan Wawancara Guru dan Siswa .............................................9
C. Problematika Pembelajaran Matematika.....................................................9

VI. PENUTUP

A. Kesimpulan ...............................................................................................11
B. Saran ..........................................................................................................11

DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang menduduki


peranan penting dalam dunia pendidikan. Matematika dalam pelaksanaan
pendidikan diajarkan di institusi-institusi pendidikan, baik ditingkat SD, SMP,
SMA, hingga perguruan tinggi. Salah satu karakteristik matematika adalah
mempunyai obyek kajian yang bersifat abstrak. Sifat abstrak ini menyebabkan
banyak siswa mengalami kesulitan dalam menghayati dan memahami konsep-
konsep matematika. Matematika diajarkan di sekolah-sekolah mulai Sekolah
Dasar sampai Sekolah Lanjutan Atas dengan semua jenis dan program serta
dengan jumlah jam yang relatif banyak bila dibandingkan mata pelajaran lainnya.

Proses pembelajaran merupakan suatu bentuk kegiatan komunikasi yang


bernilai edukatif yang terjadi antara pendidik dan peserta didik. Peningkatan
kualitas pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pendidik perlu berupaya
menggunakan berbagai metode maupun strategi yang bervariasi sehingga dapat
memotivasi siswa dalam belajar matematika.

Observasi berasal dan bahasa Latin yang berarti ”melihat” dan


“memperhatikan”. Istilah observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan
secara akurat, mencatat fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan
hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut. Pada dasarnya observasi
bertujuan untuk mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang
berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas dan makna kejadian dilihat
dan perspektif subjek yang terlibat dalam kejadian yang diamati tersebut.
Deskripsi harus kuat, faktual, sekaligus teliti tanpa harus dipenuhi berbagai hal
yang tidak relevan. Dari konsep tersebut, dalam mendeskripsikan hasil kegiatan
2

observasi pembelajaran, diungkapkan secara detail dan sesuai dengan kenyataan


yang terjadi dalam setting observasi.

Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan Teknologi, Metode


dalam pembelajaran juga semakin bervariasi. Metode dalam Pembelajaran yang
tepat berguna untuk meyelesaikan masalah dalam pembelajaran terutama
pembelajaran Matematika. Semakin kompleksnya masalah dalam pembelajaran,
menuntut seorang pendidik atau calon pendidik dapat mengembangkan
pembelajaran tersebut.

Pembelajaran Matematika di SMK diketahui sedikit berbeda dengan SMA,


hal ini yang menjadi alasan observer merasa tertarik untuk melakukan observasi
di SMK untuk melihat pembelajaran Matematika dan menganalisis masalah yang
terjadi dalam pembelajaran Matematika di Sekolah tersebut.

B. Rumusan Masalah

a. Bagaimana pembelajaran Matematika di Sekolah yang diobservasi?


b. Apa metode atau model yang digunakan guru pada saat pembelajaran
Matematika di Sekolah yang diobservasi?
c. Masalah apa yang dialami dalam Pembelajaran Matematika di Sekolah
yang diobservasi?

C. Tujuan Observasi

Observasi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pembelajaran


matematika di SMK, metode yang digunakan dan menganalisis masalah apa yang
dialami dalam pembelajaran Matematika di Sekolah tersebut.
3

II. PEMBAHASAN

A. Pembelajaran Matematika

Matematika berasal dari bahasa latin mathematica, yang mulanya diambil


dari perkataan Yunani, mathematike, yang berarti “relating to learning”.
Perkataan itu mempunyai akar kata mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu
(knowladge, science). Perkataan mathematike berhubungan sangat erat dengan
sebuah kata lain yang serupa, yaitu mathanein yang mengandung arti belajar
(berpikir). Jadi secara etimologi menurut Elea Tinggih (Erman Surheman, 2001),
matematika berarti “ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan bernalar”.

Pentingnya pelajaran matematika tidak lepas dari peran matematika dalam


segala aspek kehidupan oleh karena itu matematika tidak terlepas dari
pembelajaran. Menurut Enceng Mulyana (2008:17), pembelajaran dapat diartikan
sebagai setiap upaya yang sistematis dan disengaja untuk menciptakan kondisi-
kondisi agar terjadi kegiatan belajar membelajarkan.

Menurut Usman (Asep Jihad, 2008: 12) pembelajaran adalah inti dari
proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan
utama.

Pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian


perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung
dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Oemar Hamalik
(2005:57) pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-
unsur manusiawi, matrial, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling
mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.

Menurut Arief, dkk (2003:9) proses pembelajaran harus dirancang secara


sistematis dengan memusatkan perhatian pada siswa. Pembelajaran direncanakan
4

berdasarkan kebutuhan dan karakteristik siswa serta diarahkan kepada perubahan


tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan yang akan tercapai.

Dari uraian di atas disimpulkan bahwa pembelajaran adalah upaya


sistematis yang terdapat interaksi didalamnya baik itu antara guru dengan siswa,
siswa dengan siswa, siswa dengan sumber belajar, sehingga mengarah kepada
perubahan tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai.

B. Pemahaman Konsep Matematis

Kemampuan pemahaman matematis adalah salah satu tujuan penting


dalam pembelajaran. Memberikan pengertian bahwa materi-materi yang diajarkan
kepada siswa bukan hanya sebagai hafalan, namun lebih dari itudengan pema
haman siswa dapat lebih mengerti akan konsep materi pelajaran itu sendiri.

Pemahaman matematis juga merupakan salah satu tujuan dari setiap materi
yang disampaikan oleh guru, sebab guru merupakan pembimbing siswa untuk
mencapai konsep yang diharapkan. Hal ini sesuai dengan Hudoyo yang
menyatakan : “Tujuan mengajar adalah agar pengetahuan yang disampaikan dapat
dipahami peserta didik”. Pendidikan yang baik adalah usaha yang berhasil
membawa siswa kepada tujuan yang ingin dicapai yaitu agar bahan yang
disampaikan dipahami sepenuhnya oleh siswa.

Pemahaman berasal dari kata paham yang menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (Depdiknas, 2008: 1002) berarti pengertian, pendapat; pikiran,
aliran;haluan; pandangan, mengerti benar (akan); tahu benar (akan), pandai dan
mengerti benar (tentang suatu hal).

Menurut Sardiman (2008: 42), pemahaman atau comprehension dapat


diartikan menguasai sesuatu dengan pikiran. Dapat disimpulkan bahwa
pemahaman merupakan kemampuan untuk memahami atau memperoleh makna
dari suatu informasi melalui pemikiran.
5

Bruner dalam Suherman, dkk (2003: 43) menyatakan bahwa belajar


matematika akan lebih berhasil jika proses dalam pembelajaran diarahkan ke
dalam konsep-konsep dan struktur-struktur yang terkait dan termuat dalam pokok
bahasan yang diajarkan.

Menurut Gagne dalam Suherman, dkk (2003: 33), konsep adalah ide
abstrak yang memungkinkan kita dapat mengelompokkan objek ke dalam bentuk
contoh dan non contoh. Sedangkan menurut Wardhani (2008: 9), konsep adalah
ide (abstrak) yang dapat digunakan atau memungkinkan seseorang untuk
mengelompokkan atau menggolongkan sesuatu objek. Suatu konsep biasa dibatasi
dalam suatu ungkapan yang disebut definisi. Berdasarkan uraian tersebut konsep
dapat dinyatakan sebagai ide abstrak untuk mengelompokkan objek-objek ke
dalam bentuk contoh dan non contoh.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep


matematis adalah kemampuan untuk dapat memahami atau memperoleh makna
suatu konsep matematis yang relevan dengan ide-ide matematika dan sesuai
dengan indikator-indikator pemahaman konsep. Proses individu menguasai suatu
materi didapat dengan cara menerima dan memahami informasi yang diperoleh
dari pembelajaran. Konsep matematika disusun secara berurutan sehingga konsep
sebelumnya akan digunakan untuk mempelajari konsep selanjutnya

Menurut peraturan Dirjen Dikdasmen Depdiknas No 506/C/PP/2004 tanggal


11 November 2004 dalam Wardhani (2008: 10-11) tentang penilaian
perkembangan anak didik SMP dicantumkan bahwa indikator pemahaman konsep
matematis tersebut adalah:

a. Menyatakan ulang sebuah konsep


b. Mengklasifikasi objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya
c. Memberi contoh dan non contoh dari konsep
d. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis
e. Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup dari suatu konsep
f. Menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur tertentu
g. Mengaplikasikan konsep atau algoritma ke pemecahan masalah.
6

III. PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Sekolah

SMK Farmasi Cendikia Farma Husada didirikan pada Tanggal 19


September 2011. Sekolah ini terakredetasi B. Hingga saat ini SMK Farmasi
Husada memiliki 13 Guru Kejuruan dan 17 Guru Non-Kejuruan, 6 kelas dan
jumlah siswa 45 per kelas.

Gambar 1. Profil SMK Farmasi Cendikia Farma Husada


7

B. Hasil Observasi

1. Kegiatan Pembelajaran Matematika

Pengamatan kegiatan pembelajaran Matematika dilakukan di kelas


XI SMK Farmasi Cendikia Farma Husada pada Hari Senin, 04 Maret 2019.
Metode Pembelajaran yang digunakan adalah metode Pembelajaran
Kelompok atau Cooperatif Learning.

Pertama, Guru menjelaskan tentang materi di papan tulis dan


memberikan contoh soal dari materi terebut. Yang menarik dalam hal ini
adalah Guru menjelaskan dengan menggunakan mic atau pengeras suara.
Hal ini dilakukan agar seluruh siswa dapat mendengar jelas yang
disampaikan oleh Guru mengingat ruangan kelas yang cukup luas dan
jumlah siswa yang banyak yaitu 45 orang.

Kedua, Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok kemudian


memberikan soal yang berbeda kepada tiap kelompok untuk diselsaikan
bersama. Tiap kelompok mendapat 3 soal yang berbeda dan diberi waktu
untuk menyelesaikan soal tersebut secepat dan setepat mungkin. Guru
memberitahu siswa bahwa akan ada hadiah bagi kelompok yang dapat
meyelesaikan dengan benar dan dalam waktu paling cepat.

Ketiga, siswa secara berkelompok dengan berdiskusi dengan


kelompoknya menyelesaikan soal-soal yang telah diberikan oleh Guru.
Kemudian, ada kelompok yang sudah selesai lebih dulu dan jawaban
diperiksa oleh Guru. Apabila ada jawaban yang masih sala, Guru
memberitahu di soal mana yang jawabanya masih salah.

Keempat, kelompok yang sudah menjawab soal dengan tepat dan


cepat bisa mejelaskan hasil dari jawabannya dan kelompok lain
memperhatikan. Setelah selsai menjelaskan hasilnya, kelompok tersebut
mendapatkan hadiah dari Guru yaitu nilai tambahan.
8

Terakhir, Guru menjelaskan ulang soal dan jawaban dari materi yang
telah dikerjakan kemudian memberikan soal-soal untuk dikerjakan di rumah
kepada siswa.

2. Angket dan Wawancara Guru dan Siswa

Dari angket dan wawancara Guru dan Siswa didapatkan hasil, yaitu
dari 8 siswa yang memiliki kemampuan Matematika rendah, sedang, tinggi,
menjawab materi Vektor dan Transformasi Linear merupakan materi yang
paling sulit. Alasan kenapa materi tersebut dianggap paling sulit adalah
rumus materi tersebut dianggap rumit dan merupakan materi yang baru
didapatakan di SMK ini, pemahaman konsep materi tersebut masih sangat
kurag sekali. Murid yang memiliki kemampuan matematika yang tinggi
menjawab bahwa dia bisa menyelesaikan soal vektor dan Transformasi Linear
apabila melihat buku.

Pada observasi yang dilakukan ke Guru, diketahui bahwa materi yang


paling sulit diajarkan adalah Vektor dan Transformasi Linear. Banyak rumus
yang terlihat sama sehingga siswa sulit memahami dan Guru kesulitan untuk
menentukan model dan metode apa yang cocok untuk materi tersebut dan
kekurangan alat peraga dalam penjelasan Vektor.

C. Problematika Pembelajaran Matematika

Dari hasil observasi yang dilakukan didapatkan problem dari Guru


yaitu banyak rumus yang terlihat sama sehingga siswa sulit memahami dan
Guru kesulitan untuk menentukan model dan metode apa yang cocok untuk
materi tertentu dan kekurangan alat peraga dalam materi Vektor. Vektor dan
Transformasi Linear adalah contoh materi yang diketahui dari hasil observasi
sulit untuk diajarkan dan banyak siswa merasa tidak bisa mengerjakan materi
tersebut. Alasan siswa merasa sulit adalah pemahaman yang kurang sehingga
9

siswa harus melihat buku panduan ketika mengerjakan soal tentang materi
tersebut.

Pemahaman konsep Matematis sangat penting dimiliki siswa ketika


menyelesaikan soal Matematika. Apabila siswa tidak memahami konsep
matematis materi yang sedang dipelajari maka ketika mengerjakan soal
dengan model soal yang berbeda dengan yang diberikan guru atau tidak
melihat rumus di buku, siswa akan merasa kesulitan menyelesaikan soal
tersebut.

Kendala waktu dalam pembelajaran juga membuat materi yang


diaanggap sulit tidak bisa diajarkan lebih dalam, sehingga siswa masih banyak
merasa kesulitan ketika mengerjakan soal yang rumit.
10

IV. PENUTUP

A. Kesimpulan

Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan Teknologi, Metode


dalam pembelajaran juga semakin bervariasi. Metode dalam Pembelajaran yang
tepat berguna untuk meyelesaikan masalah dalam pembelajaran terutama
pembelajaran Matematika. Semakin kompleksnya masalah dalam pembelajaran,
menuntut seorang pendidik atau calon pendidik dapat mengembangkan
pembelajaran tersebut.

Pembelajaran Matematika di SMK diketahui sedikit berbeda dengan SMA,


hal ini yang menjadi alasan observer merasa tertarik untuk melakukan observasi
di SMK untuk melihat pembelajaran Matematika dan menganalisis masalah yang
terjadi dalam pembelajaran Matematika di Sekolah tersebut.

Pelaksanaan observasi dilakukan di kelas XI SMK Farmasi Cendikia


Farma Husada pada Hari Senin, 04 Maret 2019.

Metode Pembelajaran yang digunakan adalah metode Pembelajaran


Kelompok atau Cooperatif Learning. Pada observasi yang dilakukan ke Guru dan
siswa, diketahui bahwa materi yang paling sulit diajarkan adalah Vektor dan
Transformasi Linear.

B. Saran

Setiap Guru seharusnya terus belajar metode dalam pembelajaran seiring


zaman yang makin berkembang dan mencoba menerapkan metode yang bervariasi
sehingga dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan siswa dapat
memahami konsep matematis dengan baik.
11

DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/23185296/Pemahaman_Konsep_Matematis (diakses
pada tanggal 11 Maret, Pukul 20.15)

https://yuriniky.wordpress.com/2016/03/21/hakikat-matematika-pembelajaran-
matematika-dan-teori-belajar/ (diakses pada tanggal 11 Maret 2019, pukul
19.30)

Noer, Sri Hastuti.2017. Strategi Pembelajaran Matematika. Yogyakarta :


Matematika.

Pemahaman Konsep. Jurnal Pendidikan Matematika Universitas


NegerinYogyakarta. Diakses melalui,

http://journal.student.uny.ac.id/jurnal/artikel/5039/43/560. (diakses pada tanggal


11 Maret, Pukul 20.45)

Suherman, Erman dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.


Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Wardhani, IGK. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka

Anda mungkin juga menyukai