Makalah PMI DI 1
Makalah PMI DI 1
“DIRECT INSTRUCTION”
Disusun oleh:
KELAS A
SURAKARTA
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan
rahmat, taufik, hidayah serta inayah–Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah
Pembelajaran Matematika Inovatif ini tepat pada waktunya.
Dalam menyusun Makalah Pembelajaran Matematika Inovatif ini, tentunya bukan hanya
jerih payah penulis sendiri, namun penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu
perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada:
Makalah Pembelajaran Matematika Inovatif ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik
dan saran kami harapkan dari pembaca.Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I..........................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................................4
C. Tujuan............................................................................................................................................4
BAB II.........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................5
BAB III......................................................................................................................................................34
PENUTUP.................................................................................................................................................34
A. Kesimpulan..................................................................................................................................34
B. Saran............................................................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................36
BAB I
PENDAHULUAN
C. Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan pembelajaran langsung.
PEMBAHASAN
Model pengajaran langsung (Direct Instruction) dilandasi oleh teori belajar perilaku yang
berpandangan bahwa belajar bergantung pada pengalaman termasuk pemberian umpan balik.
Satu penerapan teori perilaku dalam belajar adalah pemberian penguatan. Umpan balik kepada
siswa dalam pembelajaran merupakan penguatan yang merupakan penerapan teori perilaku
tersebut.
Lebih lanjut Arends (2001) menyatakan: ”Direct instruction is a teacher-centered model that has
five steps: establishing set, explanation and/or demonstration, guided practice, feedback, and
extended practice a direct instruction lesson requires careful orchestration by the teacher and a
learning environment that businesslike and task-oriented”. Artinya: Pengajaran langsung adalah
model berpusat pada guru yang memiliki lima langkah: menetapkan tujuan, penjelasan dan/atau
demonstrasi, panduan praktek, umpan balik, dan perluasan praktek. Pelajaran dalam pengajaran
langsung memerlukan perencanaan yang hati-hati oleh guru dan lingkungan belajar yang
menyenangkan dan berorientasi tugas.
Sedangkan menurut Hamzah (2008) bahwa model pembelajaran langsung adalah program yang
paling efektif untuk mengukur pencapaian keahlian dasar, keahlian dalam memahami suatu
materi dan konsep diri sendiri. Model pembelajaran langsung ini sangat ditentukan oleh
pendidik, artinya pendidik berperan penting dan dominan dalam proses pembelajaran.
Penyebutan ini mengacu pada gaya mengajar di mana pendidik terlibat aktif dalam mengusung
isi pelajaran kepada peserta didik dan mengajarkannya kepada seluruh peserta didik dalam kelas.
Sedangkan Joyce, Weil, Calhoun (1972) berpendapat suatu model pembelajaran yang terdiri dari
penjelasan guru mengenai konsep atau keterampilan baru terhadap siswa.
Model pengajaran langsung memberikan kesempatan siswa belajar dengan mengamati secara
selektif, mengingat dan menirukan apa yang dimodelkan gurunya. Oleh karena itu hal penting
yang harus diperhatikan dalam menerapkan model pengajaran langsung adalah menghindari
menyampaikan pengetahuan yang terlalu kompleks. Di samping itu, model pengajaran langsung
mengutamakan pendekatan deklaratif dengan titik berat pada proses belajar konsep dan
keterampilan motorik, sehingga menciptakan suasana pembelajaran yang lebih terstruktur.
Guru yang menggunakan model pengajaran langsung tersebut bertanggung jawab dalam
mengidentifikasi tujuan pembelajaran, struktur materi, dan keterampilan dasar yang akan
diajarkan. Kemudian menyampaikan pengetahuan kepada siswa, memberikan
permodelan/demonstrasi, memberikan kesempatan pada siswa untuk berlatih menerapkan
konsep/keterampilan yang telah dipelajari, dan memberikan umpan balik.
Pengarahan dan kontrol guru terjadi ketika memilih tugas-tugas siswa dan melaksanakan
pembelajaran, menentukan kelompok, berperan sebagai sumber belajar selama pembelajaran dan
meminimalkan kegiatan non akademik. Kegiatan pembelajaran diarahkan pada pencapaian
tujuan sehingga guru memiliki harapan yang tinggi terhadap tugas-tugas yang harus
dilaksanakan oleh siswa. Dalam model pembelajaran langsung terdapat beberapa ciri-ciri khusus
yang memberikan keunggulan pada model ini. Adapun ciri-ciri tersebut, diantaranya:
a. Fokus akademik
Fokus akademik berarti prioritas tertinggi yang diletakkan dalam penugasan dan penyelesaian
tugas akademik. Dalam hal ini, penggunaan perangkat non akademik seperti misalnya mainan
dan teka-teki tidak terlalu ditekankan atau bahkan ditiadakan. Menurut beberapa para ahli, fokus
yang kuat terhadap masalah akademik menciptakan keterlibatan siswa yang semakin kuat dalam
rangka menghasilkan dan memajukan prestasi mereka (Fisher, Berliner, Filby, Marliave, Ghen,
dan Dishaw, 1980; Madaus, Airasian, dan Kellaghan, 1980; Rosenshine, 1970, 1971, 1985).
Kontrol dan arahan guru diberikan saat guru memilih dan mengarahkan tugas pembelajaran,
menegaskan peran inti selama memberi instruksi, dan meminimalisir jumlah percakapan siswa
yang tidak berorientasi akademik.
Guru memiliki harapan besar kepada peserta didik serta concern dalam bidang tersebut akan
berupaya menghasilkan kemajuan akademik serta perilaku kondusif demi terciptanya kemajuan
dalam pendidikan.
Salah satu tujuan dari model pembelajaran langsung, yaitu memaksimalkan waktu belajar siswa.
Dalam hal ini, perilaku-perilaku guru yang tampak berhubungan langsung dengan waktu yang
dimiliki siswa dan rating kesuksesan dalam mengerjakan tugas, yang pada akhirnya juga
berhubungan dengan tingkat kemajuan prestasi siswa. Menurut Rosenshine (1970) siswa
menghabiskan waktu 50% sampai 70% waktu untuk mengerjakan tugas seorang diri. Artinya,
siswa dituntut untuk menyelesaikan tugas dalam 50% sampai 70% dari jumlah waktu. Jika hal
ini dimaksimalkan, akan berdampak pada kemajuan prestasi siswa yang cukup signifikan.
Lingkungan instruksi langsung adalah tempat dimana pembelajaran menjadi fokus utama dan
tempat diman siswa terlibat dalam tugas-tugas akademik dalam waktu tertentu dan mencapai
rating kesuksesan yang tinggi. Iklim sosial dalam lingkungan ini harus diciptakan secara positif
dan bebas dari pengaruh negatif. Dimana guru harus menghindari praktek-praktek negatif,
seperti mencela perilaku siswa.
1) Dengan model pembelajaran langsung, guru mengendalikan isi materi dan urutan
informasi yang diterima oleh siswa sehingga dapat mempertahankan fokus mengenai apa
yang harus dicapai oleh siswa.
2) Dapat diterapkan secara efektif dalam kelas yang besar maupun kecil.
4) Dapat menjadi cara yang efektif untuk mengajarkan informasi dan pengetahuan faktual
yang sangat terstruktur.
5) Merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan keterampilan-
keterampilan yang eksplisit kepada siswa yang berprestasi rendah.
6) Dapat menjadi cara untuk menyampaikan informasi yang banyak dalam waktu yang
relatif singkat yang dapat diakses secara setara oleh seluruh siswa.
10) Model pembelajaran langsung (terutama demonstrasi) dapat memberi siswa tantangan
untuk mempertimbangkan kesenjangan yang terdapat di antara teori (yang seharusnya
terjadi) dan observasi (kenyataan yang mereka lihat).
11) Demonstrasi memungkinkan siswa untuk berkonsentrasi pada hasil-hasil dari suatu tugas
dan bukan teknik-teknik dalam menghasilkannya. Hal ini penting terutama jika siswa
tidak memiliki kepercayaan diri atau keterampilan dalam melakukan tugas tersebut.
12) Model pembelajaran langsung bergantung pada kemampuan refleksi guru sehingga
guru dapat terus menerus mengevaluasi dan memperbaikinya.
2) Dalam model pembelajaran langsung, sulit untuk mengatasi perbedaan dalam hal
kemampuan, pengetahuan awal, tingkat pembelajaran dan pemahaman, gaya belajar, atau
ketertarikan siswa.
3) Siswa hanya memiliki sedikit kesempatan untuk terlibat secara aktif, sulit bagi siswa
untuk mengembangkan keterampilan sosial dan interpersonal mereka.
4) Guru memainkan peran pusat dalam model ini, kesuksesan strategi pembelajaran ini
bergantung pada image guru. Jika guru tidak tampak siap, berpengetahuan, percaya diri,
antusias, dan terstruktur, siswa dapat menjadi bosan, teralihkan perhatiannya, dan
pembelajaran mereka akan terhambat.
6) Jika materi yang disampaikan bersifat kompleks, rinci, atau abstrak, model pembelajaran
langsung mungkin tidak dapat memberi siswa kesempatan yang cukup untuk memproses
dan memahami informasi yang disampaikan.
7) Model pembelajaran langsung memberi siswa cara pandang guru mengenai bagaimana
materi disusun dan disintesis, yang tidak selalu dapat dipahami atau dikuasai oleh siswa.
Siswa memiliki sedikit kesempatan untuk mendebat cara pandang ini.
8) Jika terlalu sering digunakan, model pembelajaran langsung akan membuat siswa percaya
bahwa guru akan memberitahu mereka semua yang perlu mereka ketahui. Hal ini akan
menghilangkan rasa tanggung jawab mengenai pembelajaran mereka sendiri.
9) Model pembelajaran langsung melibatkan banyak komunikasi satu arah, guru sulit untuk
mendapatkan umpan balik mengenai pemahaman siswa. Hal ini dapat membuat siswa
tidak paham atau salah paham
Pada fase ini guru memberikan kerangka pelajaran dan orientasi terhadap materi pelajaran.
Kegiatan pada fase ini meliputi:
Menginformasikan materi atau konsep yang akan digunakan dan kegiatan yang akan
dilakukan selama pembelajaran
Memotivasi siswa
Pada fase ini guru dapat menyajikan materi pelajaran baik berupa konsep atau keterampilan.
Kegiatan ini meliputi:
Pemodelan/peragaan keterampilan
Menjelaskan ulang hal yang dianggap sulit atau kurang dimengerti oleh siswa
Fase 3 : Fase Latihan Terstruktur
Dalam fase ini, guru merencanakan dan memberikan bimbingan kepada siswa untuk melakukan
latihan-latihan awal. Guru memberikan penguatan terhadap respon siswa yang benar dan
mengoreksi yang salah
Pada fase berikutnya, siswa diberi kesempatan untuk berlatih konsep dan keterampilan serta
menerapkan pengetahuan atau keterampilan tersebut ke situasi kehidupan nyata.
Latihan terbimbing ini baik juga digunakan guru unruk mengakses kemampuan siswa dalam
melakukan tugas, mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik atau tidak,
serta memberikan umpan balik. Guru memonitor dan memberikan bimbingan jika perlu.
Siswa melakukan kegiatan latihan secara mandiri, fase ini dapat dilalui siswa dengan baik jika
telah menguasai tahap-tahap pengerjaan tugas 85% - 90% dalam fase latihan terbimbing. Guru
memberikan umpan balik bagi keberhasilan siswa.
Pengajaran langsung dapat diterapkan di bidang studi apa pun, namun model ini paling sesuai
untuk mata pelajaran yang berorientasi pada penampilan atau kinerja seperti menulis, membaca,
matematika, musik, dan pendidikan jasmani. Di samping itu pengajaran langsung juga cocok
untuk mengajarkan komponen-komponen keterampilan dan mata pelajaran sejarah dan sains.
1) Merumuskan Tujuan, dapat digunakan Model Mager dalam Kardi dan Nur (2000:18).
Mager mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran khusus harus sangat spesifik. Tujuan yang
ditulis dalam format Mager dikenal sebagai tujuan perilaku dan terdiri dari tiga bagian: Perilaku
siswa, Situasi pengetesan dan Kriteria kinerja.
2) Memilih Isi, kebanyakan guru pemula meskipun telah beberapa tahun mengajar, tidak
dapat diharapkan akan menguasai sepenuhnya materi pelajaran yang diajarkan. Bagi mereka
yang masih dalam proses menguasai sepenuhnya materi ajar, disarankan agar dalam memilih
materi ajar mengacu pada GBPP kurikulum yang berlaku, dan buku ajar tertentu Kardi dan Nur
2000:20).
3) Melakukan Analisis Tugas, analisis tugas ialah alat yang digunakan oleh guru untuk
mengidentifikasi dengan presisi yang tinggi hakikat yang setepatnya dari suatu keterampilan atau
butir pengetahuan yang terstruktur dengan baik, yang akan diajarkan guru. Ide yang melatar
belakangi analisis tugas ialah, bahwa informasi dan keterampilan yang kompleks tidak dapat
dipelajari semua dalam kurun waktu tertentu.
4) Merencanakan Waktu dan Ruang, pada suatu pengajaran langsung, merencanakan dan
mengelola waktu merupakan kegiatan yang sangat penting. Ada dua hal yang perlu diperhatikan
oleh guru: (1) bakat dan kemampuan siswa, (2) memotivasi siswa agar mereka tetap melakukan
tugas-tugasnya dengan perhatian yang optimal.
b. Langkah-langkah Pembelajaran Model Pengajaran Langsung
2) Me-review pengetahuan dan keterampilan prasyarat. Dalam tahap ini guru mengajukan
pertanyaan untuk mengungkap pengetahuan dan keterampilan yang telah dikuasai siswa.
5) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih. Dalam tahap ini, guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih keterampilannya atau menggunakan
informasi baru secara individu atau kelompok.
6) Menilai kinerja siswa dan memberikan umpan balik. Guru memberikan reviu terhadap
hal-hal yang telah dilakukan siswa, memberikan umpan balik terhadap respon siswa yang
benar dan mengulang keterampilan jika diperlukan.
7) Memberikan latihan mandiri. Dalam tahap ini, guru dapat memberikan tugas-tugas
mandiri kepada siswa untuk meningkatkan pemahamannya terhadap materi yang telah
mereka pelajari.
F. Contoh RPP matematika dalam Pembelajaran Langsung
RENCANA PEMBELAJARAN
I. Standar Kompetensi
Menggunakan aturan statistika dalam menyajikan dan meringkas data dengan berbagai
cara, memberi tafsiran, menyusun dan menggunakan kaidah pencacahan dalam
menentukan banyak kemungkinan; dan menggunakan aturan peluang dalam menentukan
dan menafsirkan peluang kejadian majemuk.
1. Menyajikan data dalam bentuk diagram garis, diagram batang daun, dan diagram
kotak garis.
2. Membaca sajian data dalam bentuk diagram garis, diagram batang daun, dan
diagram kotak garis.
Proses
c. Afektif
Perilaku Berkarakter
1. Ketelitian
2. Percaya diri
3. Kedisiplinan
4. Tanggung Jawab
Keterampilan Sosial
1. Mengajukan pertanyaan dan pendapat
2. Merespon dan menghormati pertanyaan dan pendapat
IV. Tujuan Pembelajaran
a. Tujuan Kognitif
Produk
1. Diberikan bimbingan pelatihan dan LKS, siswa dapat menyajikan data statistik
dalam bentuk diagram garis, batang daun, dan kotak garis.
2. Diberikan bimbingan pelatihan, siswa dapat membaca sajian data dalam bentuk
diagram garis, batang daun, dan kotak garis.
Proses
1. Diberikan diagram tabel, siswa dapat membaca dan menemukan informasi yang
diperlukan.
2. Dengan menggunakan data statistik dan penggaris, siswa dapat menyajikan data
dalam bentuk diagram garis dan batang daun.
4. Dengan menggunakan proses no.3 dan penggaris, siswa daapat memnyajikan data
statistik dalam bentuk diagram kotak garis.
b. Tujuan Psikomotor
Diberian penggaris dan data statistik, siswa dapat membuat diagram garis, batang
daun, dan kotak garis.
c. Tujuan Afektif
Perilaku Berkarakter
V. Materi Pembelajaran
Statistika
1.Guru mengingatkan siswa tentang materi sebelumnya yaitu tentang cara penyajian
data dalam bentuk tabel.
2.Guru menyampaikan indikator pencapaian hasil belajar siswa
3.Guru memotivasi siswa dengan menjelaskan bahwa manfaat penyajian data dalam
bentuk diagram yaitu untuk memudahkan membaca suatu data
4.Guru menjelaskan cara menyajikan data dalam bentuk diagram garis dan diagram
batang daun serta memberi contoh soal.
Misal: Hasil penjualan gula pasir di distributor Seroja pada periode Januari-
Desember 2005 ditunjukkan pada tabel berikut:
Ag Se Ok No De
Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul
s p t v s
Jumlah
10 15 25 35 40 30 18 25 45 55 37 61
(ton)
5.Guru membimbing siswa untuk membuat diagram garis dan diagram batang daun
dengan menyelesaikan contoh soal tahap demi tahap.
Diagram garis
Hasil penjualan gula pasir di distributor Seroja
70
60
Jumlah (ton) 50
40
30
20
10
0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
Bulan
1 0 5 8 (3)
2 5 5 (2)
3 0 5 7 (3)
4 0 5 (2)
5 5 (1)
6 1 (1)
6.Guru menjelaskan materi pendahuluan dan cara pembuatan diagram kotak garis
yaitu tentang kuartil dan statistik lima serangkai data tunggal
7.Guru menjelaskan cara menyajikan data dalam bentuk diagram kotak garis dari
contah
Langkah-langkah:
a. Urutkan data : 10 15 18 25 25 30 35 37 40 45 55 61
Q1 Q2 Q3
d. Menentukan Q1 dan Q3
1
Q1 = 18 25 1 .43 21,5
2 2
1
Q3 = 40 45 1 .85 42,5
2 2
Q1 Q2 Q3
21,5 32,5 42,5
0 10 20 30 40 50 60 70
8.Guru membimbing siswa untuk membuat diagram garis dan diagram batang daun
dengan menyelesaikan contoh soal tahap demi tahap.
Fase 4 : Latihan Terbimbing
14. Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal pada Latihan 1.1 buku paket hal 10
no.1-5 secara individu.
C. Penutup (± 10 menit )
Standar Kompetensi
Menggunakan aturan statistika dalam menyajikan dan meringkas data dengan berbagai cara,
memberi tafsiran, menyusun dan menggunakan kaidah pencacahan dalam menentukan banyak
kemungkinan; dan menggunakan aturan peluang dalam menentukan dan menafsirkan peluang
kejadian majemuk.
Kompetensi Dasar
Membaca, menyajikan, dan menafsirkan kecenderungan data dalam bentuk tabel dan diagram
Indikator : 1. membaca sajian data dalam bentuk diagram garis, diagram batang daun, dan
diagram kotak garis.
menyajikan data dalam bentuk diagram garis, diagram batang daun, dan diagram kotak garis.
Keuntungan sebuah koperasi Sekolah dalam periode 1996-2005 ditunjukkan pada tabel berikut.
Keuntungan Keuntungan
Tahun Tahun
(dalam juta rupiah) (dalam juta rupiah)
1996 2 2001 8
1999 5 2004 10
2000 7 2005 8
Hasil ujian Statistika kelas XI IPA di SMA Budi Mulya sebagai berikut:
80 71 49 63 84 58 62 62 86 44 70 59
69 69 78 77 90 82 65 70 74 40 74 50 89
Buatlah data hasil ujian statistika tersebut dalam diagram batang daun!
Tentukan datum terkecil, datum terbesar, median, kuartil bawah, kuartil atas, dari data tersebut!
1.
Keuntungan sebuah Koperasi Sekolah dalam periode 1996-2005
12
10
h) 8
rupia
6
juta
m 4
(dala
2
ungan
0
Keunt
1
1996 2
1997 3
1998 4
1999 5
2000 6
2001 7
2002 8
2003 9
2004 10
2005
Tahun
2. a.
4 0 4 9 (3)
5 0 8 9 (2)
6 2 2 3 5 9 9 (6)
7 0 0 1 4 4 7 8 (7)
8 0 2 4 6 9 (5)
9 1 (1)
b. – data terurut: 40 44 49 50 58 59 62 62 63 65 69 69
Q1
70 70 71 74 74 77 78 80 82 84 86 89 91
QQ32
Q2 = 70
1
Q1 = 59 62 1 .121 60,5
2 2
1
Q3 = 78 80 1 .158 79
2 2
Q1 Q2 Q3
60,5 79
30 40 50 60 70 80 90 100
Hasil ujian statistika kelas XI IPA SMA Budi Mulya
PEDOMAN PENSKORAN LKS
Jawab:
10
h) 8
rupia
6
juta
m 4
10
(dala
2
ungan
0
Keunt
1
1996 2
1997 3
1998 4
1999 5
2000 6
2001 7
2002 8
2003 9
2004 10
2005
Tahun
Skor 11
2 Diket : 80 71 49 63 84 58 62 62 86 44 70 59 69 69 78 77 90 82 65
70 74 40 74 50 89
a.
4 0 4 9 (3)
5 0 8 9 (2)
6 2 2 3 5 9 9 (6)
7 0 0 1 4 4 7 8 (7)
10
8 0 2 4 6 9 (5)
9 1 (1)
b. – data terurut: 40 44 49 50 58 59 62 62 63 65 69 69
Q1
70 70 71 74 74 77 78 80 82 84 86 89 91
Q2
Q3
2
1. datum terkecil : 40 , datum terbesar : 91
2. Q2 = 70
1
3. Q1 = 59 62 1 .121 60,5 2
2 2
1 2
4. Q3 = 78 80 1 .158 79
2 2
2
2
c. Diagram kotak garis
Q1 Q2 Q3
60,5 79
30 40 50 60 70 80 90 100
Hasil ujian statistika kelas XI IPA SMA Budi Mulya 10
Skor 31
TOTAL SKOR 42
LP 1: Format Pengamatan Perilaku Berkarakter
Nama : Kelas :
Petunjuk:
Berikan penilaian atas setiap perilaku berkarakter siswa menggunakan skala berikut:
1 Ketelitian
2 Bertanggung jawab
3 Kedisiplinan
3 Percaya diri
Hari, Tanggal:
Guru/Pengamat,
Nama : Kelas :
Petunjuk:
Berikan penilaian atas setiap perilaku berkarakter siswa menggunakan skala berikut:
1 Menyumbang ide/
pendapat
2 Menjadi pendengar
yang baik
3 Bertanya
4 Berpendapat
Hari, Tanggal:
Guru/Pengamat
PENUTUP
A. Kesimpulan
Model pembelajaran langsung atau Direct Instruction, juga dikenal dengan istilah strategi belajar
ekspositori dan whole class teaching. Pembelajaran langsung merupakan suatu model
pembelajaran yang terdiri dari penjelasan guru mengenai konsep atau keterampilan baru terhadap
siswa. Menurut Arends (dalam Trianto, 2009) adalah suatu model pembelajaran dirancang
khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan
pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik, dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang
bertahap selangkah demi selangkah.
a. Fokus akademik
Model pembelajaran langsung memiliki lima fase yang sangat penting, yaitu :
https://id.scribd.com/doc/129557383/RPP-pengajaran-langsung