ANAVA 2
Disusun Oleh:
KELOMPOK 4 KELAS B
PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2018
Kasus Genap
Pertanyaan :
4. Lakukan uji lanjut ganda dengan menggunakan spss dengan metode bebas!
Gunakan =0.1 dan 0.05. Analisis kemungkinan jawabanmu dengan menggunakan dua
tersebut!
Penyelesaian :
1. Uji Asumsi
a) UJI NORMALITAS
1) Uji Normalitas Kreativitas belajar Matematika
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Kriteria Statisti Statisti
Belajar c df Sig. c df Sig.
Data Tinggi .167 24 .084 .948 24 .241
*
Sedang .134 25 .200 .932 25 .095
Rendah .157 23 .144 .939 23 .168
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
iv. Kesimpulan
Untuk α = 0,05 maka tolak H0 jika α = 0,05 > sig.
Berdasarkan data Kolmogorov-Smirnov diperoleh
- sig tinggi = 0,084 = 0,05 maka H 0 diterima, sehingga data populasi
berdistribusi normal
- sig sedang = 0,200 = 0,05 maka H0 diterima, sehingga data populasi
berdistribusi normal
- sig rendah = 0,144 = 0,05 maka H0 diterima, sehingga data populasi
berdistribusi normal
Tests of Normality
Kolmogorov-
ModelPe
Smirnova Shapiro-Wilk
mbelajar Statis Statis
an tic df Sig. tic Df Sig.
*
Dat MMP .093 36 .200 .953 36 .126
Langsung .124 36 .180 .939 36 .046
a
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
(iv) Kesimpulan
Untuk α = 0,05 maka tolak H0 jika α = 0,05 > sig.
Berdasarkan data Kolmogorov-Smirnov diperoleh
b) UJI HOMOGENITAS
1) Uji Homogenitas Kreativitas belajar Matematika
i. Hipotesis
H0 : σ 21 =σ 22=σ 23=0
H1 : ada salah satu yang tidak sama dengan 0
ii. Tingkat Signifikansi
α = 0,05 dan α = 0,10
iii. Data Hasil Ouput
iv. Kesimpulan
Untuk α = 0,05 maka tolak H0 jika α = 0,05 > sig.
Karena α = 0,05 < sig = 0,400 maka H0 : σ 21 =σ 22=σ 23=0 diterima.
Dengan kata lain, variansi antarkelompok adalah sama. Karena
variansi antarkelompok adalah sama maka dapat diketahui bahwa
kelompok yang kita uji adalah homogen.
Data
iv. Kesimpulan
Untuk α = 0,05 maka tolak H0 jika α = 0,05 > sig.
Karena α = 0,05 < sig = 0,549 maka H 0 :σ 21 =σ 22=0 diterima. Dengan
kata lain, variansi antarkelompok adalah sama. Karena variansi
antarkelompok adalah sama maka dapat diketahui bahwa kelompok
yang kita uji adalah homogen.
Kesimpulan :
Paper Anava 2 “Kelompok 4” 6
a) Dengan menggunakan α = 0,05 diperoleh seluruh data lolos uji normalitas
dan homogenitas. Sehingga, dapat lanjut ke uji anava 2.
b) Dengan menggunakan α = 0,10 diperoleh ada data yang tidak lolos uji
normalitas. Sehingga, tidak dapat lanjut ke uji anava 2.
2. Hipotesis
Faktor A : Kreativitas belajar Matematika
Faktor B : Model Pembelajaran
H0-A : 1 = 2 = 3 = 0
H1-A : paling tidak ada satu i ≠ 0 , i = 1, 2, 3
H0-B : ß1 = ß2 = 0
H1-B : paling tidak ada satu ßj ≠ 0 , j = 1, 2
H0-AB : ( ß )ij = 0 , untuk setiap i atau j
H1-AB : paling tidak ada satu ( ß )ij ≠ 0
iv. Kesimpulan
Untuk α = 0,05
a) Tolak H0-A jika α = 0,05 > sig, karena α = 0,05 > sig = 0,013 maka, H0-A
ditolak. Dengan kata lain, terdapat pengaruh faktor A (kreativitas belajar
matematika) terhadap prestasi belajar.
b) Tolak H0-B jika α = 0,05 > sig, karena α = 0,05 > sig = 0,048 maka, H0-B
ditolak. Dengan kata lain, terdapat pengaruh faktor B (model pembelajaran)
terhadap prestasi belajar.
c) Tolak H0-AB jika α = 0,05 > sig, karena α = 0,05 < sig = 0,063 maka, H0-AB
diterima. Dengan kata lain, tidak ada interaksi antara faktor A (kreativitas
belajar matematika) dan faktor B (model pembelajaran) terhadap prestasi
belajar.
Untuk α = 0,10
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Data
95% Confidence
(I) (J) Mean
Interval
KriteriaBel KriteriaBel Difference (I- Std. Lower Upper
ajar ajar J) Error Sig. Bound Bound
Tinggi Sedang 2.4679 4.69782 .871 -9.2972 14.2329
Rendah 15.4684* 4.79682 .008 3.4554 27.4814
1. KriteriaBelajar
Dependent Variable: Data
95% Confidence Interval
KriteriaBelaja Lower Upper
r Mean Std. Error Bound Bound
Tinggi 78.606 3.403 71.811 85.400
Sedang 76.639 3.290 70.069 83.208
Rendah 64.993 3.457 58.090 71.896
Untuk α = 0,10
2. Model Pembelajaran
Dependent Variable: Data
95% Confidence Interval
c) Uji Komparasi Ganda untuk interaksi faktor A dan B dengan Metode Scheffe
- Untuk α = 0,05 tidak dilakukan uji komparasi ganda karena tidak ada interaksi
antara dua faktor tersebut.
- Untuk α = 0,10 akan dilakukan uji komparasi ganda karena ada interaksi
antara dua faktor tersebut.
(i) Hipotesis
H0.11-21 : µ.11 = µ.21 H1.11-21 : µ.11 ≠ µ.21
H0.12-22 : µ.11 = µ.22 H1.12-22 : µ.12 ≠ µ.22
H0.13-23 : µ.13 = µ.23 H1.13-23 : µ.13 ≠ µ.23
H0.11-12 : µ.11 = µ.12 H1.11-12 : µ.11 ≠ µ.12
H0.11-13 : µ.11 = µ.13 H1.11-13 : µ.11 ≠ µ.13
H0.12-13 : µ.12 = µ.13 H1.12-13 : µ.12 ≠ µ.13
H0.21-22 : µ.21 = µ.22 H1.21-22 : µ.21 ≠ µ.22
H0.21-23 : µ.21 = µ.23 H1.21-23 : µ.21 ≠ µ.23
H0.22-23 : µ.22 = µ.23 H1.22-23 : µ.22 ≠ µ.23
ModelP
KriteriaBel embelaj
ajar aran Mean N
Tinggi MMP 81,9721 14
Langsu 75,2390 10
ng
Total 79,1667 24
Sedang MMP 75,1325 12
Langsu 78,1446 13
ng
Total 76,6988 25
Rendah MMP 74,9210 10
Langsu 55,0654 13
ng
Total 63,6983 23
Paper Anava 2 “Kelompok 4” 14
Total MMP 77,7336 36
Langsu 69,0033 36
ng
Total 73,3685 72
45,33
= 0,98
46,33
F tabel = F (α,ab-1,N-ab) = F (0,10 ; 5 ; 66) = 1,94
Kesimpulan : Tolak H0 jika F hitung > (ab-1) F tabel . Karena F hitung = 0,98 < (ab-1)
F tabel = 9,7 maka H0.11-21 : µ.11 = µ.21 diterima,
9,07
= 0,20
43 , 24
Kesimpulan : Tolak H0 jika F hitung > (ab-1) F tabel . Karena F hitung = 0,20 < (ab-1)
F tabel = 9,7 maka H0.12-22 : µ.11 = µ.22 diterima, artinya siswa dengan kreativitas
belajar tingkat sedang baik dengan model MMP maupun langsung
memiliki rerata prestasi belajar yang relatif sama.
c) H0.13-23 : µ.13 = µ.23
H1.13-23 : µ.13 ≠ µ.23
Perhitungan :
( X́ 13− X́ 23)2 (74,9210−55,0654)
2
2
19,86
F = 1 1 = 17835,746 1 1 = =
RKS
( +
n13 n 23 ) 66 (
+
10 13 ) 270,24 (0,18)
394,24
= 8,11
48,64
Kesimpulan : Tolak H0 jika F hitung > (ab-1) F tabel . Karena F hitung = 8,11 < (ab-1)
F tabel = 9,7 maka H0.13-23 : µ.13 = µ.23 diterima, artinya siswa dengan kreativitas
belajar tingkat rendah baik dengan model MMP maupun langsung
memiliki rerata prestasi belajar yang relatif sama.
d) H0.11-12 : µ.11 = µ.12
H1.11-12 : µ.11 ≠ µ.12
Perhitungan :
( X́ 11− X́ 12)2 (81,9721−75,1325)2
6.84 2
F= 1 1 = 17835,746 1 1 = =
RKS
( +
n11 n12 ) 66 (
14 12
+ ) 270,24 (0,1 5)
46,78
= 1,15
4 0,54
Kesimpulan : Tolak H0 jika F hitung > (ab-1) F tabel . Karena F hitung = 1,15 < (ab-1)
F tabel = 9,7 maka H0.11-12 : µ.11 = µ.12 diterima, artinya siswa dengan model
49, 72
= 1,08
4 5,94
Kesimpulan : Tolak H0 jika F hitung > (ab-1) F tabel . Karena F hitung = 1,15 < (ab-1)
F tabel = 9,7 maka H0.11-13 : µ.11 = µ.13 diterima, artinya siswa dengan model
pembelajaran MMP baik dengan kreativitas belajar tingkat tinggi maupun
rendah memiliki rerata prestasi belajar yang relatif sama.
f) H0.12-13 : µ.12 = µ.13
H1.12-13 : µ.12 ≠ µ.13
( X́ 12− X́ 13)2 (75,1325−74,9210)
2
2
0,21
F = 1 1 = 17835,746 1 1 = =
RKS
( +
n12 n13 ) 66
+
12 10 ( ) 270,24 (0,18)
0,04
= 0,0008
48,64
Kesimpulan : Tolak H0 jika F hitung > (ab-1) F tabel . Karena F hitung = 0,0008 < (ab-
1) F tabel = 9,7 maka H0.12-13 : µ.12 = µ.13 diterima, artinya siswa dengan model
pembelajaran MMP baik dengan kreativitas belajar tingkat sedang
maupun rendah memiliki rerata prestasi belajar yang relatif sama.
g) H0.21-22 : µ.21 = µ.22
H1.21-22 : µ.21 ≠ µ.22
( X́ 21− X́ 22)2 (75,2390−78,1446)2
−2,912
F = 1 1 = 17835,746 1 1 = =
RKS
( +
n21 n22 ) 66
+
10 13 ( )
270,24 (0,18)
8,44
= 0,17
48,64
Kesimpulan : Tolak H0 jika F hitung > (ab-1) F tabel . Karena F hitung = 0,17 < (ab-1)
F tabel = 9,7 maka H0.12-13 : µ.12 = µ.13 diterima, artinya siswa dengan model
pembelajaran Langsung baik dengan kreativitas belajar tingkat tinggi
maupun sedang memiliki rerata prestasi belajar yang relatif sama.
406,97
= 8,37
48,64
Kesimpulan : Tolak H0 jika F hitung > (ab-1) F tabel . Karena F hitung = 8,37 < (ab-1)
F tabel = 9,7 maka H0.21-23 : µ.21 = µ.23 diterima, artinya siswa dengan model
pembelajaran Langsung baik dengan kreativitas belajar tingkat tinggi
maupun rendah memiliki rerata prestasi belajar yang relatif sama.
532,65
= 13,14
4 0,54
Kesimpulan : Tolak H0 jika F hitung > (ab-1) F tabel . Karena F hitung = 13,14 > (ab-
1) F tabel = 9,7 maka H0.22-23 : µ.22 = µ.23 ditolak, artinya siswa dengan model
pembelajaran Langsung dengan kreativitas belajar tingkat sedang dan
rendah memiliki rerata prestasi belajar yang berbeda.
5. Plots
a) Kreativitas belajar Matematika
b) Model Pembelajaran
Dari plot hasil output SPSS diatas, dapat diasumsikan terdapat ketergantungan
(interaksi) antara faktor A (Kreativitas Belajar Matematika) dengan faktor B (Model
Pembelajaran). Dapat diketahui bahwa perbedaan rerata prestasi belajar siswa
untuk setiap 2 tingkat faktor A (Kreativitas Belajar Matematika) adalah berbeda
untuk setiap tingkat faktor B (Model Pembelajaran).
6. Kesimpulan
Apabila peneliti menggunakan α = 0,05 diperoleh seluruh data lolos uji
normalitas dan homogenitas. Namun, apabila peneliti menggunakan α = 0,10
diperoleh ada data yang tidak lolos uji normalitas. Dalam hal ini data iasumsikan
berdistribusi normal untuk α = 0,10.
Berdasarkan hasil uji anava 2 baik untuk α = 0,05 maupun 0,10 diperoleh jenis
model pembelajaran yang diberikan mempengaruhi prestasi belajar siswa, kreativitas
belajar matematika siswa mempengaruhi prestasi belajar siswa. Untuk α = 0,05 tidak
terdapat interaksi antara model pembelajaran yang diberikan dengan kreativitas
belajar matematika siswa terhadap prestasi belajar siswa. Sedangkan untuk α = 0,10
terdapat interaksi antara model pembelajaran yang diberikan dengan kreativitas
belajar matematika siswa terhadap prestasi belajar siswa.
Berdasarkan uji komparasi ganda anava 2 dengan metoe Scheffe :
1) Faktor A (kreativitas belajar matematika). Untuk α = 0,05, Siswa yang memiliki
kreativitas belajar matematika tinggi dengan sedang mempunyai rata-rata
prestasi belajar yang berbeda tidak signifikan. Kreativitas belajar matematika
siswa dengan tingkat tinggi lebih baik daripada kreativitas belajar matematika
siswa dengan tingkat rendah. Kreativitas belajar matematika siswa dengan
tingkat sedang lebih baik daripada kreativitas belajar matematika siswa dengan
tingkat rendah. Untuk α = 0,10 dapat disimpulkan bahwa kreativitas belajar
matematika dengan tingkat tinggi lebih baik daripada kreativitas belajar
matematika dengan tingkat sedang dan rendah.
2) Faktor B (model pembelajaran). Penggunaan model pembelajaran MMP lebih
baik daripada model pembelajaran langsung karena rata-rata prestasi belajar
Berdasarkan plot dapat disimpulkan bahwa visualisasi plot tidak dapat menjadi bukti
adanya interaksi atau ketergantungan antara dua faktor, karena berdasarkan uji anava
2 menunjukkan tidak terdapat interaksi antara 2 faktor tersebut.