Anda di halaman 1dari 22

PAPER

ANAVA 2

Disusun Oleh:

1. Isnani Hanifatur R (K1316027)


2. Lutfia Nur Khasanah (K1316034)
3. Rahmawati Fatkhul J (K1316053)
4. Ulfa Setya N (K1316064)

KELOMPOK 4 KELAS B

PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2018
Kasus Genap

Peneliti melakukan eksperimentasi model pembelajaran MMP (Missouri Mathematics


Project) dengan metode Trade A Problem pada materi Limit Fungsi Aljabar ditinjau dari
kreativitas belajar matematika siswa kelas XI IPA Semester II SMAN Kebak Kramat Kra Tahun
Pelajaran 2013/2014

Pertanyaan :

1. Uji Asumsi data pada tabel, apakah memenuhi asumsi anava?

2. Buatlah hipotesis secara lengkap terhadap permasalahan kasus tersebut!

3. Analisis secara lengkap data tabel menggunakan anava 2!

4. Lakukan uji lanjut ganda dengan menggunakan spss dengan metode bebas!

5. Analisis secara visualisasi data Tabel dan hubungkan dengan jawabanmu di 2


dan 3

6. Apa kesimpulanmu dari hasil jawabanmu di atas?

Gunakan =0.1 dan 0.05. Analisis kemungkinan jawabanmu dengan menggunakan dua
tersebut!

Penyelesaian :

1. Uji Asumsi
a) UJI NORMALITAS
1) Uji Normalitas Kreativitas belajar Matematika

Paper Anava 2 “Kelompok 4” 2


i. Hipotesis
H0 : P1 = P2 = P3 berdistribusi normal
H1 : ada salah satu yang tidak berdistribusi normal
ii. Tingkat Signifikansi
α = 0,05 dan α = 0,10
iii. Data Hasil Output

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Kriteria Statisti Statisti
Belajar c df Sig. c df Sig.
Data Tinggi .167 24 .084 .948 24 .241
*
Sedang .134 25 .200 .932 25 .095
Rendah .157 23 .144 .939 23 .168
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction

iv. Kesimpulan
Untuk α = 0,05 maka tolak H0 jika α = 0,05 > sig.
Berdasarkan data Kolmogorov-Smirnov diperoleh
- sig tinggi = 0,084 = 0,05 maka H 0 diterima, sehingga data populasi
berdistribusi normal
- sig sedang = 0,200 = 0,05 maka H0 diterima, sehingga data populasi
berdistribusi normal
- sig rendah = 0,144 = 0,05 maka H0 diterima, sehingga data populasi
berdistribusi normal

Paper Anava 2 “Kelompok 4” 3


Untuk α = 0,10 maka tolak H0 jika α = 0,10 > sig.
Berdasarkan data Kolmogorov-Smirnov diperoleh
- sig tinggi = 0,084 < = 0,10 maka H0 ditolak, sehingga data populasi
tidak berdistribusi normal
- sig sedang = 0,200 = 0,10 maka H0 diterima, sehingga data populasi
berdistribusi normal
- sig rendah = 0,144 = 0,10 maka H0 diterima, sehingga data populasi
berdistribusi normal

2) Uji Normalitas Model Pembelajaran


(i) Hipotesis
H0 : P1 = P2 = P3 berdistribusi normal
H1 : ada salah satu yang tidak berdistribusi normal
(ii) Tingkat Signifikansi
α = 0,05 dan α = 0,10
(iii) Data Hasil Output

Tests of Normality
Kolmogorov-
ModelPe
Smirnova Shapiro-Wilk
mbelajar Statis Statis
an tic df Sig. tic Df Sig.
*
Dat MMP .093 36 .200 .953 36 .126
Langsung .124 36 .180 .939 36 .046
a
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction

(iv) Kesimpulan
Untuk α = 0,05 maka tolak H0 jika α = 0,05 > sig.
Berdasarkan data Kolmogorov-Smirnov diperoleh

Paper Anava 2 “Kelompok 4” 4


- sig MMP = 0,200 = 0,05 maka H0 diterima, sehingga data populasi
berdistribusi normal
- sig Langsung = 0,180 = 0,05 maka H0 diterima, sehingga data populasi
berdistribusi normal

Untuk α = 0,10 maka tolak H0 jika α = 0,10 > sig.


Berdasarkan data Kolmogorov-Smirnov diperoleh
- sig MMP = 0,200 = 0,10 maka H0 diterima, sehingga data populasi
berdistribusi normal
- sig Langsung = 0,180 = 0,10 maka H0 diterima, sehingga data populasi
berdistribusi normal

b) UJI HOMOGENITAS
1) Uji Homogenitas Kreativitas belajar Matematika
i. Hipotesis
H0 : σ 21 =σ 22=σ 23=0
H1 : ada salah satu yang tidak sama dengan 0
ii. Tingkat Signifikansi
α = 0,05 dan α = 0,10
iii. Data Hasil Ouput

iv. Kesimpulan
Untuk α = 0,05 maka tolak H0 jika α = 0,05 > sig.
Karena α = 0,05 < sig = 0,400 maka H0 : σ 21 =σ 22=σ 23=0 diterima.
Dengan kata lain, variansi antarkelompok adalah sama. Karena
variansi antarkelompok adalah sama maka dapat diketahui bahwa
kelompok yang kita uji adalah homogen.

Untuk α = 0,10 maka tolak H0 jika α = 0,10 > sig.


Karena α = 0,10 < sig = 0,400 maka H 0 :σ 21 =σ 22=σ 23=0 diterima.
Dengan kata lain, variansi antarkelompok adalah sama.
Karena variansi antarkelompok adalah sama maka dapat diketahui
bahwa kelompok yang kita uji adalah homogen.

Paper Anava 2 “Kelompok 4” 5


2) Uji Homogenitas Model Pembelajaran
i. Hipotesis
H0 : σ 21 =σ 22=0
H1 : ada salah satu yang tidak sama dengan 0
ii. Tingkat Signifikansi
α = 0,05 dan α = 0,10
iii. Data Hasil Ouput

Test of Homogeneity of Variances

Data

Levene Statistic df1 df2 Sig.


.362 1 70 .549

iv. Kesimpulan
Untuk α = 0,05 maka tolak H0 jika α = 0,05 > sig.
Karena α = 0,05 < sig = 0,549 maka H 0 :σ 21 =σ 22=0 diterima. Dengan
kata lain, variansi antarkelompok adalah sama. Karena variansi
antarkelompok adalah sama maka dapat diketahui bahwa kelompok
yang kita uji adalah homogen.

Untuk α = 0,10 maka tolak H0 jika α = 0,10 > sig.


Karena α = 0,10 < sig = 0,549 maka H 0 :σ 21 =σ 22=0 diterima. Dengan
kata lain, variansi antarkelompok adalah sama. Karena variansi
antarkelompok adalah sama maka dapat diketahui bahwa kelompok
yang kita uji adalah homogen.

Kesimpulan :
Paper Anava 2 “Kelompok 4” 6
a) Dengan menggunakan α = 0,05 diperoleh seluruh data lolos uji normalitas
dan homogenitas. Sehingga, dapat lanjut ke uji anava 2.
b) Dengan menggunakan α = 0,10 diperoleh ada data yang tidak lolos uji
normalitas. Sehingga, tidak dapat lanjut ke uji anava 2.

2. Hipotesis
Faktor A : Kreativitas belajar Matematika
Faktor B : Model Pembelajaran

H0-A : 1 = 2 = 3 = 0
H1-A : paling tidak ada satu i ≠ 0 , i = 1, 2, 3
H0-B : ß1 = ß2 = 0
H1-B : paling tidak ada satu ßj ≠ 0 , j = 1, 2
H0-AB : ( ß )ij = 0 , untuk setiap i atau j
H1-AB : paling tidak ada satu ( ß )ij ≠ 0

3. Analisis dengan Anava 2


Diasumsikan data berdistribusi normal untuk α = 0,10
i. Hipotesis
H0-A : 1 = 2 = 3 = 0
H1-A : paling tidak ada satu i ≠ 0 , i = 1, 2, 3
H0-B : ß1 = ß2 = 0
H1-B : paling tidak ada satu ßj ≠ 0 , j = 1, 2
H0-AB : ( ß )ij = 0 , untuk setiap i atau j
H1-AB : paling tidak ada satu ( ß )ij ≠ 0
ii. Tingkat Signifikansi
α = 0,05 dan α = 0,10

iii. Tabel Anava 2

Tests of Between-Subjects Effects


Dependent Variable: Data
Type III Sum Mean
Source of Squares df Square F Sig.
Corrected Model 5784.347a 5 1156.869 4.281 .002
Intercept 381468.417 1 381468.417 1411.599 .000
KriteriaBelajar 2489.819 2 1244.910 4.607 .013
ModelPembelajaran 1092.901 1 1092.901 4.044 .048
KriteriaBelajar * 1555.844 2 777.922 2.879 .063
ModelPembelajaran
Error 17835.746 66 270.239

Paper Anava 2 “Kelompok 4” 7


Total 411191.249 72
Corrected Total 23620.093 71
a. R Squared = .245 (Adjusted R Squared = .188)

iv. Kesimpulan
Untuk α = 0,05
a) Tolak H0-A jika α = 0,05 > sig, karena α = 0,05 > sig = 0,013 maka, H0-A
ditolak. Dengan kata lain, terdapat pengaruh faktor A (kreativitas belajar
matematika) terhadap prestasi belajar.
b) Tolak H0-B jika α = 0,05 > sig, karena α = 0,05 > sig = 0,048 maka, H0-B
ditolak. Dengan kata lain, terdapat pengaruh faktor B (model pembelajaran)
terhadap prestasi belajar.
c) Tolak H0-AB jika α = 0,05 > sig, karena α = 0,05 < sig = 0,063 maka, H0-AB
diterima. Dengan kata lain, tidak ada interaksi antara faktor A (kreativitas
belajar matematika) dan faktor B (model pembelajaran) terhadap prestasi
belajar.

Untuk α = 0,10

Paper Anava 2 “Kelompok 4” 8


a) Tolak H0-A jika α = 0,10 > sig, karena α = 0,10 > sig = 0,013 maka, H0-A
ditolak. Dengan kata lain, terdapat pengaruh faktor A (kreativitas belajar
matematika) terhadap prestasi belajar.
b) Tolak H0-B jika α = 0,10 > sig, karena α = 0,10 > sig = 0,048 maka, H0-B
ditolak. Dengan kata lain, terdapat pengaruh faktor B (model pembelajaran)
terhadap prestasi belajar.
c) Tolak H0-AB jika α = 0,10 > sig, karena α = 0,10 > sig = 0,063 maka, H0-AB
ditolak. Dengan kata lain, ada interaksi antara faktor A (kreativitas belajar
matematika) dan faktor B (model pembelajaran) terhadap prestasi belajar.

4. Uji lanjut ganda


Diasumsikan data berdistribusi normal untuk α = 0,10
a) Uji Komparasi Ganda untuk Faktor A (Kreativitas belajar Matematika) dengan
metode Scheffe
i. Hipotesis
H0.1-2 : µ.1 = µ.2 H1.1-2 : µ.1 ≠ µ.2
H0.1-3 : µ.1 = µ.3 H0.1-3 : µ.1 ≠ µ.3
H0.2-3 : µ.2 = µ.3 H0.2-3 : µ.2 ≠ µ.3
ii. Tingkat Signifikansi
α = 0,05 dan α = 0,10

iii. Tabel Uji Komparasi Ganda


Untuk α = 0,05 an 0.10

Multiple Comparisons
Dependent Variable: Data
95% Confidence
(I) (J) Mean
Interval
KriteriaBel KriteriaBel Difference (I- Std. Lower Upper
ajar ajar J) Error Sig. Bound Bound
Tinggi Sedang 2.4679 4.69782 .871 -9.2972 14.2329
Rendah 15.4684* 4.79682 .008 3.4554 27.4814

Paper Anava 2 “Kelompok 4” 9


Sche Sedang Tinggi -2.4679 4.69782 .871 -14.2329 9.2972
Rendah 13.0005* 4.74964 .029 1.1057 24.8954
ffe
Rendah Tinggi -15.4684* 4.79682 .008 -27.4814 -3.4554
Sedang -13.0005* 4.74964 .029 -24.8954 -1.1057
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = 270,239.
*. The mean difference is significant at the .05 level.

1. KriteriaBelajar
Dependent Variable: Data
95% Confidence Interval
KriteriaBelaja Lower Upper
r Mean Std. Error Bound Bound
Tinggi 78.606 3.403 71.811 85.400
Sedang 76.639 3.290 70.069 83.208
Rendah 64.993 3.457 58.090 71.896

Paper Anava 2 “Kelompok 4” 10


iv. Kesimpulan
Untuk α = 0,05
a. Tolak H0.1-2 jika α = 0,05 > sig, karena α = 0,05 < sig = 0,871 maka, H0.1-2
diterima. Artinya, siswa yang memiliki kreativitas belajar matematika tinggi
dengan siswa yang memiliki kreativitas belajar matematika sedang
mempunyai rata-rata prestasi belajar yang berbeda tidak signifikan.
b. Tolak H0.1-3 jika α = 0,05 > sig, karena α = 0,05 > sig = 0,008 maka, H0.1-3
ditolak. Artinya, siswa yang memiliki kreativitas belajar matematika tinggi
dengan siswa yang memiliki kreativitas belajar matematika rendah
mempunyai rata-rata prestasi belajar yang berbeda signifikan. Berdasarkan
tabel didapatkan µ Tinggi = 78.606 > µ Rendah = 64,993 maka dapat disimpulkan
kreativitas belajar matematika dengan tingkat tinggi lebih baik daripada
kreativitas belajar matematika dengan tingkat rendah.
c. Tolak H0.2-3 jika α = 0,05 > sig, karena α = 0,05 > sig = 0,029 maka, H0.2-3
ditolak. Artinya, siswa yang memiliki kreativitas belajar matematika sedang
dengan siswa yang memiliki kreativitas belajar matematika rendah
mempunyai rata-rata prestasi belajar yang berbeda signifikan. Berdasarkan
tabel didapatkan µ Sedang = 76.639 > µ Rendah = 64,993 maka dapat disimpulkan
kreativitas belajar matematika dengan tingkat sedang lebih baik daripada
kreativitas belajar matematika dengan tingkat rendah.

Untuk α = 0,10

Paper Anava 2 “Kelompok 4” 11


a. Tolak H0.1-2 jika α = 0,10 > sig, karena α = 0,10 > sig = 0,871 maka, H0.1-2
ditolak. Artinya, siswa yang memiliki kreativitas belajar matematika tinggi
dengan siswa yang memiliki kreativitas belajar matematika sedang
mempunyai rata-rata prestasi belajar yang berbeda signifikan. Berdasarkan
tabel didapatkan µ Tinggi = 78.606 > µ Sedang = 76.639 maka dapat disimpulkan
kreativitas belajar matematika dengan tingkat tinggi lebih baik daripada
kreativitas belajar matematika dengan tingkat sedang.
b. Tolak H0.1-3 jika α = 0,10 > sig, karena α = 0,10 > sig = 0,008 maka, H0.1-3
ditolak.
Artinya, siswa yang memiliki kreativitas belajar matematika tinggi dengan
siswa yang memiliki kreativitas belajar matematika rendah mempunyai rata-
rata prestasi belajar yang berbeda signifikan. Berdasarkan tabel didapatkan
µ Tinggi = 78.606 > µ Rendah = 64,993 maka dapat disimpulkan kreativitas belajar
matematika dengan tingkat tinggi lebih baik daripada kreativitas belajar
matematika dengan tingkat rendah.
c. Tolak H0.2-3 jika α = 0,10 > sig, karena α = 0,10 > sig = 0,029 maka, H0.2-3
ditolak. Artinya, siswa yang memiliki kreativitas belajar matematika sedang
dengan siswa yang memiliki kreativitas belajar matematika rendah
mempunyai rata-rata prestasi belajar yang berbeda signifikan. Berdasarkan
tabel didapatkan µ Sedang = 76.639 > µ Rendah = 64,993 maka dapat disimpulkan
kreativitas belajar matematika dengan tingkat sedang lebih baik daripada
kreativitas belajar matematika dengan tingkat rendah.

Uji Komparasi Ganda untuk faktor A (kreativitas belajar matematika) dengan α =


0,10 dapat disimpulkan bahwa kreativitas belajar matematika dengan tingkat
tinggi lebih baik daripada kreativitas belajar matematika dengan tingkat sedang
dan rendah karena rata-rata prestasi belajar siswa dengan kreativitas belajar
matematika tingkat tinggi lebih tinggi daripada rata-rata prestasi belajar siswa
dengan kreativitas belajar matematika tingkat sedang dan rendah.

b) Uji Komparasi Ganda untuk Faktor B (Model Pembelajaran) dengan metode


Scheffe. Karena untuk Faktor B (Model Pembelajaran) hanya 2 tingkat, maka

Paper Anava 2 “Kelompok 4” 12


tidak perlu uji komparasi ganda metode Scheffe. Sehingga, hanya dilihat dari
rata-rata kedua tingkat.

2. Model Pembelajaran
Dependent Variable: Data
95% Confidence Interval

ModelPembelajaran Mean Std. Error Lower Bound Upper Bound


MMP 77.342 2.766 71.820 82.864
Langsung 69.483 2.761 63.971 74.995
µ MMP = 77,342
µ langsung = 69,483
µ MMP = 77,342 > µ langsung = 69,483 maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan
model pembelajaran MMP lebih baik daripada model pembelajaran langsung
karena rata-rata prestasi belajar siwa yang menggunakan model pembelajaran
MMP lebih tinggi daripada rata-rata prestasi belajar siswa yang menggunakan
model pembelajaran langsung.

c) Uji Komparasi Ganda untuk interaksi faktor A dan B dengan Metode Scheffe
- Untuk α = 0,05 tidak dilakukan uji komparasi ganda karena tidak ada interaksi
antara dua faktor tersebut.
- Untuk α = 0,10 akan dilakukan uji komparasi ganda karena ada interaksi
antara dua faktor tersebut.
(i) Hipotesis
H0.11-21 : µ.11 = µ.21 H1.11-21 : µ.11 ≠ µ.21
H0.12-22 : µ.11 = µ.22 H1.12-22 : µ.12 ≠ µ.22
H0.13-23 : µ.13 = µ.23 H1.13-23 : µ.13 ≠ µ.23
H0.11-12 : µ.11 = µ.12 H1.11-12 : µ.11 ≠ µ.12
H0.11-13 : µ.11 = µ.13 H1.11-13 : µ.11 ≠ µ.13
H0.12-13 : µ.12 = µ.13 H1.12-13 : µ.12 ≠ µ.13
H0.21-22 : µ.21 = µ.22 H1.21-22 : µ.21 ≠ µ.22
H0.21-23 : µ.21 = µ.23 H1.21-23 : µ.21 ≠ µ.23
H0.22-23 : µ.22 = µ.23 H1.22-23 : µ.22 ≠ µ.23

Paper Anava 2 “Kelompok 4” 13


(ii) Tabel dan perhitungan

Type III Sum of


Source Squares df
Corrected Model 5784,347a 5
Intercept 381468,417 1
KriteriaBelajar 2489,819 2
ModelPembelajara 1092,901 1
n
KriteriaBelajar * 1555,844 2
ModelPembelajara
n
Error 17835,746 66
Total 411191,249 72
Corrected Total 23620,093 71

ModelP
KriteriaBel embelaj
ajar aran Mean N
Tinggi MMP 81,9721 14
Langsu 75,2390 10
ng
Total 79,1667 24
Sedang MMP 75,1325 12
Langsu 78,1446 13
ng
Total 76,6988 25
Rendah MMP 74,9210 10
Langsu 55,0654 13
ng
Total 63,6983 23
Paper Anava 2 “Kelompok 4” 14
Total MMP 77,7336 36
Langsu 69,0033 36
ng
Total 73,3685 72

a) H0.11-21 : µ.11 = µ.21


H1.11-21 : µ.11 ≠ µ.21
Perhitungan :
( X́ 11− X́ 21)2 (81,9721−75,2390)2
6,73312
F = 1 1 = 17835,746 1 1 = =
RKS
( +
n11 n21 ) 66 ( +
14 10 ) 270,24 (0,17)

45,33
= 0,98
46,33
F tabel = F (α,ab-1,N-ab) = F (0,10 ; 5 ; 66) = 1,94
Kesimpulan : Tolak H0 jika F hitung > (ab-1) F tabel . Karena F hitung = 0,98 < (ab-1)
F tabel = 9,7 maka H0.11-21 : µ.11 = µ.21 diterima,

Paper Anava 2 “Kelompok 4” 15


artinya siswa dengan kreativitas belajar tingkat tinggi baik dengan model
MMP maupun langsung memiliki rerata prestasi belajar yang relatif sama.
b) H0.12-22 : µ.11 = µ.22
H1.12-22 : µ.12 ≠ µ.22
Perhitungan :
( X́ 12− X́ 22)2 (75,1325−78,1446)2
−3,01212
F = 1 1 = 17835,746 1 1 = =
RKS
( +
n12 n22 ) 66
+
12 13 ( )
270,24 (0,1 6)

9,07
= 0,20
43 , 24
Kesimpulan : Tolak H0 jika F hitung > (ab-1) F tabel . Karena F hitung = 0,20 < (ab-1)
F tabel = 9,7 maka H0.12-22 : µ.11 = µ.22 diterima, artinya siswa dengan kreativitas
belajar tingkat sedang baik dengan model MMP maupun langsung
memiliki rerata prestasi belajar yang relatif sama.
c) H0.13-23 : µ.13 = µ.23
H1.13-23 : µ.13 ≠ µ.23
Perhitungan :
( X́ 13− X́ 23)2 (74,9210−55,0654)
2
2
19,86
F = 1 1 = 17835,746 1 1 = =
RKS
( +
n13 n 23 ) 66 (
+
10 13 ) 270,24 (0,18)

394,24
= 8,11
48,64
Kesimpulan : Tolak H0 jika F hitung > (ab-1) F tabel . Karena F hitung = 8,11 < (ab-1)
F tabel = 9,7 maka H0.13-23 : µ.13 = µ.23 diterima, artinya siswa dengan kreativitas
belajar tingkat rendah baik dengan model MMP maupun langsung
memiliki rerata prestasi belajar yang relatif sama.
d) H0.11-12 : µ.11 = µ.12
H1.11-12 : µ.11 ≠ µ.12
Perhitungan :
( X́ 11− X́ 12)2 (81,9721−75,1325)2
6.84 2
F= 1 1 = 17835,746 1 1 = =
RKS
( +
n11 n12 ) 66 (
14 12
+ ) 270,24 (0,1 5)

46,78
= 1,15
4 0,54
Kesimpulan : Tolak H0 jika F hitung > (ab-1) F tabel . Karena F hitung = 1,15 < (ab-1)
F tabel = 9,7 maka H0.11-12 : µ.11 = µ.12 diterima, artinya siswa dengan model

Paper Anava 2 “Kelompok 4” 16


pembelajaran MMP baik dengan kreativitas belajar tingkat tinggi maupun
sedang memiliki rerata prestasi belajar yang relatif sama.

e) H0.11-13 : µ.11 = µ.13


H1.11-13 : µ.11 ≠ µ.13
Perhitungan :
( X́ 11− X́ 13)2 (81,9721−74,9210)2
7,052
F = 1 1 = 17835,746 1 1 = =
RKS
( +
n11 n13 ) 66 ( +
14 10 ) 270,24 (0,1 7)

49, 72
= 1,08
4 5,94
Kesimpulan : Tolak H0 jika F hitung > (ab-1) F tabel . Karena F hitung = 1,15 < (ab-1)
F tabel = 9,7 maka H0.11-13 : µ.11 = µ.13 diterima, artinya siswa dengan model
pembelajaran MMP baik dengan kreativitas belajar tingkat tinggi maupun
rendah memiliki rerata prestasi belajar yang relatif sama.
f) H0.12-13 : µ.12 = µ.13
H1.12-13 : µ.12 ≠ µ.13
( X́ 12− X́ 13)2 (75,1325−74,9210)
2
2
0,21
F = 1 1 = 17835,746 1 1 = =
RKS
( +
n12 n13 ) 66
+
12 10 ( ) 270,24 (0,18)

0,04
= 0,0008
48,64
Kesimpulan : Tolak H0 jika F hitung > (ab-1) F tabel . Karena F hitung = 0,0008 < (ab-
1) F tabel = 9,7 maka H0.12-13 : µ.12 = µ.13 diterima, artinya siswa dengan model
pembelajaran MMP baik dengan kreativitas belajar tingkat sedang
maupun rendah memiliki rerata prestasi belajar yang relatif sama.
g) H0.21-22 : µ.21 = µ.22
H1.21-22 : µ.21 ≠ µ.22
( X́ 21− X́ 22)2 (75,2390−78,1446)2
−2,912
F = 1 1 = 17835,746 1 1 = =
RKS
( +
n21 n22 ) 66
+
10 13 ( )
270,24 (0,18)

8,44
= 0,17
48,64
Kesimpulan : Tolak H0 jika F hitung > (ab-1) F tabel . Karena F hitung = 0,17 < (ab-1)
F tabel = 9,7 maka H0.12-13 : µ.12 = µ.13 diterima, artinya siswa dengan model
pembelajaran Langsung baik dengan kreativitas belajar tingkat tinggi
maupun sedang memiliki rerata prestasi belajar yang relatif sama.

Paper Anava 2 “Kelompok 4” 17


h) H0.21-23 : µ.21 = µ.23
H1.21-23 : µ.21 ≠ µ.23
( X́ 21− X́ 23)2 (75,2390−55,0654)2
20,172
F = 1 1 = 17835,746 1 1 = =
RKS
( +
n21 n23 ) 66 ( +
10 13 ) 270,24 (0,18)

406,97
= 8,37
48,64
Kesimpulan : Tolak H0 jika F hitung > (ab-1) F tabel . Karena F hitung = 8,37 < (ab-1)
F tabel = 9,7 maka H0.21-23 : µ.21 = µ.23 diterima, artinya siswa dengan model
pembelajaran Langsung baik dengan kreativitas belajar tingkat tinggi
maupun rendah memiliki rerata prestasi belajar yang relatif sama.

i) H0.22-23 : µ.22 = µ.23


H1.22-23 : µ.22 ≠ µ.23
2 2
( X́ 22 − X́ 23) (78,1446−55,0654)
23,082
F = 1 1 = 17835,746 1 1 = =
RKS
( +
n2 2 n23 ) 66 ( +
13 13 ) 270,24 (0,1 5)

532,65
= 13,14
4 0,54
Kesimpulan : Tolak H0 jika F hitung > (ab-1) F tabel . Karena F hitung = 13,14 > (ab-
1) F tabel = 9,7 maka H0.22-23 : µ.22 = µ.23 ditolak, artinya siswa dengan model
pembelajaran Langsung dengan kreativitas belajar tingkat sedang dan
rendah memiliki rerata prestasi belajar yang berbeda.

(iii) Kesimpulan akhir


Terdapat interaksi antara faktor A (kreativitas belajar matematika) dan faktor
B (model pembelajaran) terhadap prestasi belajar, karena siswa dengan
model pembelajaran Langsung dengan kreativitas belajar tingkat sedang dan
rendah memiliki rerata prestasi belajar yang berbeda. Dapat dikatakan
penggunaan model pembelajaran langsung dengan tingkat kreativitas sedang
lebih baik daripada model pembelajaran langsung dengan tingkat kreativitas
rendah dilihat dari rata-rata.

5. Plots
a) Kreativitas belajar Matematika

Paper Anava 2 “Kelompok 4” 18


Berdasarkan plots diatas, terdapat perbedaan rata-rata prestasi belajar siswa
antara kreativitas belajar matematika tingkat tinggi, sedang, dan rendah.

Apabila dihubungkan dengan nomor 2, maka H0 ditolak, sehingga ada pengaruh


kreativitas belajar matematika terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini didukung
kesimpulan nomor 3.

b) Model Pembelajaran

Berdasarkan plots diatas, terdapat perbedaan rata-rata prestasi belajar siswa


antara Model pembelajaran MMP dan Langsung. Apabila dihubungkan dengan
nomor 2, maka H0 ditolak, sehingga ada pengaruh model pembelajaran terhadap
prestasi belajar siswa. Hal ini didukung kesimpulan nomor 3.

c) Model Pembelajaran terhadap Kreativitas belajar Matematika

Paper Anava 2 “Kelompok 4” 19


Dari plot hasil output SPSS diatas, dapat diasumsikan terdapat ketergantungan
(interaksi) antara faktor A (Kreativitas Belajar Matematika) dengan faktor B (Model
Pembelajaran). Dapat diketahui bahwa perbedaan rerata prestasi belajar siswa
untuk setiap 2 tingkat faktor B (Model Pembelajaran) adalah berbeda untuk setiap
tingkat faktor A (Kreativitas Belajar Matematika).
Untuk α = 0,05 H0-AB : ( ß )ij = 0 , untuk setiap i atau j diterima.
Dengan kata lain, tidak ada interaksi antara faktor A (kreativitas belajar
matematika) dan faktor B (model pembelajaran) terhadap prestasi belajar. Akan
tetapi untuk α = 0,10 H0-AB ditolak.
Dengan kata lain, ada interaksi antara faktor A (kreativitas belajar matematika)
dan faktor B (model pembelajaran) terhadap prestasi belajar, dapat dilihat bahwa
terdapat perbedaan rerata yang signifikan antara µ.12-22 dan µ.13-23 .

d) Kreativitas Belajar Matematika terhadap Model Pembelajaran

Dari plot hasil output SPSS diatas, dapat diasumsikan terdapat ketergantungan
(interaksi) antara faktor A (Kreativitas Belajar Matematika) dengan faktor B (Model
Pembelajaran). Dapat diketahui bahwa perbedaan rerata prestasi belajar siswa
untuk setiap 2 tingkat faktor A (Kreativitas Belajar Matematika) adalah berbeda
untuk setiap tingkat faktor B (Model Pembelajaran).

Paper Anava 2 “Kelompok 4” 20


Untuk α = 0,05 H0-AB : ( ß )ij = 0 , untuk setiap i atau j diterima. Dengan kata lain,
tidak ada interaksi antara faktor A (kreativitas belajar matematika) dan faktor B
(model pembelajaran) terhadap prestasi belajar.
Akan tetapi untuk α = 0,10 , H 0-AB : ( ß )ij = 0 , untuk setiap i atau j ditolak. Dengan
kata lain, ada interaksi antara faktor A (kreativitas belajar matematika) dan faktor
B (model pembelajaran) terhadap prestasi belajar. Dapat dilihat bahwa terdapat
perbedaan rerata yang signifikan antara µ.21-22 , µ.21-23 , dan µ.22-23 .

6. Kesimpulan
Apabila peneliti menggunakan α = 0,05 diperoleh seluruh data lolos uji
normalitas dan homogenitas. Namun, apabila peneliti menggunakan α = 0,10
diperoleh ada data yang tidak lolos uji normalitas. Dalam hal ini data iasumsikan
berdistribusi normal untuk α = 0,10.

Berdasarkan hasil uji anava 2 baik untuk α = 0,05 maupun 0,10 diperoleh jenis
model pembelajaran yang diberikan mempengaruhi prestasi belajar siswa, kreativitas
belajar matematika siswa mempengaruhi prestasi belajar siswa. Untuk α = 0,05 tidak
terdapat interaksi antara model pembelajaran yang diberikan dengan kreativitas
belajar matematika siswa terhadap prestasi belajar siswa. Sedangkan untuk α = 0,10
terdapat interaksi antara model pembelajaran yang diberikan dengan kreativitas
belajar matematika siswa terhadap prestasi belajar siswa.
Berdasarkan uji komparasi ganda anava 2 dengan metoe Scheffe :
1) Faktor A (kreativitas belajar matematika). Untuk α = 0,05, Siswa yang memiliki
kreativitas belajar matematika tinggi dengan sedang mempunyai rata-rata
prestasi belajar yang berbeda tidak signifikan. Kreativitas belajar matematika
siswa dengan tingkat tinggi lebih baik daripada kreativitas belajar matematika
siswa dengan tingkat rendah. Kreativitas belajar matematika siswa dengan
tingkat sedang lebih baik daripada kreativitas belajar matematika siswa dengan
tingkat rendah. Untuk α = 0,10 dapat disimpulkan bahwa kreativitas belajar
matematika dengan tingkat tinggi lebih baik daripada kreativitas belajar
matematika dengan tingkat sedang dan rendah.
2) Faktor B (model pembelajaran). Penggunaan model pembelajaran MMP lebih
baik daripada model pembelajaran langsung karena rata-rata prestasi belajar

Paper Anava 2 “Kelompok 4” 21


siswa yang menggunakan model pembelajaran MMP lebih tinggi daripada rata-
yang menggunakan model pembelajaran langsung.
3) Dengan α = 0,10 terdapat interaksi antara faktor A (kreativitas belajar
matematika) dan faktor B (model pembelajaran) terhadap prestasi belajar,
karena siswa dengan model pembelajaran Langsung dengan kreativitas belajar
tingkat sedang dan rendah memiliki rerata prestasi belajar yang berbeda. Dapat
dikatakan penggunaan model pembelajaran langsung dengan tingkat kreativitas
sedang lebih baik daripada model pembelajaran langsung dengan tingkat
kreativitas rendah dilihat dari rata-rata.

Berdasarkan plot dapat disimpulkan bahwa visualisasi plot tidak dapat menjadi bukti
adanya interaksi atau ketergantungan antara dua faktor, karena berdasarkan uji anava
2 menunjukkan tidak terdapat interaksi antara 2 faktor tersebut.

Paper Anava 2 “Kelompok 4” 22

Anda mungkin juga menyukai