PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Disusun oleh :
Siti Mutmainah (168420200231)
Nia Mada Nia (168420200211)
Laily Safitri (168420200161)
Winda Amalia Puspita (168420200071)
Arvina Balqis Arsyad (168420200091)
Moh. Fata Firmanto (168420200271)
Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan
semester ketiga yang diampu oleh Ibu Harwanti Noviandari S.Psi,M.Psi.
Pada kesempatan ini, tim penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya.
Kami sebagai tim penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang bersifat membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan informasi dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Kelompok 6
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kini saatnya untuk memikirkan bentuk pendidikan secara menyeluruh yang dapat
menggiring terjadinya perubahan-perubahan kebijakan pendidikan dimasa datang,
dalam kaitan dengan isi maupun metode. Perubahan global yang berkembang
begitu pesat, seperti perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi,
seni dan budaya. Perkembangan tersebut harus sejalan dengan perkembangan
dunia pendidikan yaitu proses pembelajaran yang aktif dan efisien.
Dari problematika itulah yang membuat paradigma baru terbentuk yang mana
tadinya proses belajar mengajar berpusat pada guru (Teacher Centered Learning)
kini menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa (Student Centered Learning),
yang diharapkan dapat mendorong siswa untuk terlibat secara aktif dalam
membangun pengetahuan, sikap dan perilaku. Dalam proses pembelajaran yang
berpusat kepada siswa, maka siswa memperoleh kesempatan dan fasilitas untuk
membangun sendiri pengetahuannya sehingga mereka akan memperoleh
pemahaman yang mendalam dan pada akhirnya dapat meningkatkan mutu kulitas
siswa.
Melalui penerapan SCL siswa harus berpartisipasi secara aktif, selalu di tantang
untuk memiliki daya kritis, mampu menganalisis dan dapat memecahkan masalah-
masalahnya sendiri. Peran guru dalam pembelajaran berpusat pada siswa yaitu
sebagai fasilitator. Metode SCL kini dianggap lebih sesuai dengan kondisi masa
kini. Yang menekankan pada minat, kebutuhan dan kemampuan individu.
B. Rumusan Masalah
C. Apa definisi tentang Student Centred Learning (SCL) dan Teacher
Centered Learning (TCL)?
D. Bagaimana proses pembelajaran Student Centred Learning (SCL) dan
Teacher Centered Learning (TCL)?
E. Perbedaan antara SCL dan TCL ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang SCL dan TCL
2. Untuk mengetahui proses pembelajaran SCl dan TCL
3. Untuk mengetahui Model-model pembelajaran SCL dan TCL
D. Manfaat
SCL adalah pembelajaran yang terpusat pada aktivitas belajar peserta didik, bukan
hanya aktivitas guru mengajar. Situasi pembelajaran dalam SCL diantaranya
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
2. Siswa tidak sekedar kompeten dalam bidang ilmu, akan tetapi kompeten
dalam belajar.
3. Belajar menjadi kegiatan komunitas yang difasilitasi oleh guru, yang mampu
mengelola pembelajarannya menjadi berorientasi pada siswa dalam belajar.
4. Belajar menjadi kegiatan komunitas yang difasilitasi oleh guru, yang mampu
mengelola pembelajarannya menjadi berorientasi pada siswa.
Kelebihan :
1. Informasi dapat diberikan kepada sejumlah mahasiswa dalam waktu yang
singkat
2. Pengajar mengendalikan organisasi, materi, dan waktu sepenuhnya.
3. Menyediakan forum bagi pakar untuk menguatarakan pengalamannya
4. Apabila kuliah diberikan dengan baik maka dapat menimbulkan inspirasi dan
stimulasi bagi para mahasiswa
5. Pada umumnya memungkinkan untuk menggunakan metode assessment secara
cepat dan mudah
Kekurangan :
1. Pengajar mengendalikan pengetahuan sepenuhnya.
2. Terjadi komunikasi satu arah
3. Tidak kondusif untuk terjadinya critical thinking
4. Mendorong terjadinya pembelajaran secara pasif
5. Untuk sebagian besar mahasiswa bukan merupakan cara pembelajaran yang
optimal
Dengan metode ini pengajar harus, (1) membuat rancangan bahan diskusi dan
aturan diskusi. (2) Menjadi moderator dan sekaligus mengulas pada setiap akhir
sesi diskusi. Sedangkan mahasiswa (1) membentuk kelompok (5 -10) mahasiswa,
(2) memilih bahan diskusi, (3) mempresentasikan paper dan mendiskusikannya di
kelas.
Metode ini berbentuk interaksi antara dua atau lebih mahasiswa tentang suatu
topik atau kegiatan dengan menampilkan simbol-simbol atau peralatan yang
menggantikan proses, kejadian, atau sistem yang sebenarnya. Jadi dengan model
ini mahasiswa mempelajari sesuatu (sistem) dengan menggunakan model.
Dengan metode ini pengajar harus, (1) merancang situasi atau kegiatan yang mirip
dengan sesungguhnya, bisa berupa; bermain peran, model, dan komputer, (2)
Membahas kinerja mahasiswa. Sedangkan mahasiswa (1) mempelajari dan
menjalankan suatu peran yang ditugaskan, (2) memperaktekan atau mencoba
berbagai model yang telah disiapkan (komputer, prototife, dll).
Discovery Learning
Metode ini berbentuk pemberian tugas belajar atau penelitian kepada mahasiswa
dengan tujuan supaya mahasiswa dapat mencari sendiri jawabannya tampa
bantuan pengajar.
Dengan metode ini pengajar harus, (1) menyediakan data atau metode untuk
menelusuri pengetahuan yang akan dipelajari mahasiswa, (2) memeriksa dan
memberikan ulasan terhadap hasil belajar mahasiswa. Sedangkan mahasiswa (1)
mencari, mengumpulkan, dan menyusun informasi yang ada untuk
mendeskripsikan suatu pengetahuan yang baru, (2) Mempresentasikan secara
verbal dan non verbal.
Self-Directed Learning
Metode ini berbentuk pemberian tugas belajar kepada mahasiswa, seperti tugas
membaca dan membuat ringkasan.
Cooperative Learning
Pembelajaran koperatif sesuai dengan fitrah manusia sebagai makhluk sosial yang
penuh ketergantungan dengan otrang lain, mempunyai tujuan dan tanggung jawab
bersama, pembegian tugas, dan rasa senasib. Dengan memanfaatkan kenyatan itu,
belajar berkelompok secara koperatif, mahasiswa dilatih dan dibiasakan untuk
saling berbagi (sharing) pengetahuan, pengalaman, tugas, tanggung jawab. Saling
membantu dan berlatih beinteraksi-komunikasi-sosialisasi karena koperatif adalah
miniature dari hidup bermasyarakat, dan belajar menyadari kekurangan dan
kelebihan masing-masing.
Dengan metode ini pengajar harus, (1) Merangsang tugas belajar dengan berbagai
alternatif metode penyelesaian masalah (2) Sebagai fasilitator dan motivator.
Sedangkan mahasiswa (1) Belajar dengan menggali atau mencari informasi
(inquiry), serta memamfaatkan informasi tersebut untuk memecahkan masalah
faktual yang sedang dihadapi, (2) Menganalisis strategi pemecahan masalah.
Collaborative Learning (CbL)
Kesimpulan
Dalam proses pembelajaran yang berpusat pada siswa (SCL), maka siswa
memperoleh kesempatan dan fasilitas untuk membangun sendiri
pengetahuannya sehingga mereka akan memperoleh pemahaman yang
mendalam dan pada akhirnya dapat meningkatkan mutu kualitas dan
kreatifitas siswa. Untuk mengoptimalkan penggunaan pendekatan SCL,
guru sebagai sumber belajar mempunyai beberapa peran dominan yaitu
sebagai demonstrator, pengelola kelas, meidator atau fasilitator, serta
sebagai evaluator.
Terdapat dua model pada pembelajaran berpusat pada siswa yaitu
pembelajaran kooperatif dan pembelajaran discovery learning.
Pembelajaran yang inovatif dengan metode yang berpusat pada siswa yang
memiliki keragaman model atau metode pembelajaran yang menuntur
partisipasi aktif dari siswa.
Saran