Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD
(PDGK 4406)

Tutor: Bapak Dr. Bambang Sri Anggoro, M.Pd.

Kelompok 2:
Depi ( )
Melia Budiarti (855793799)
Ririn ( )

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)


PROGRAM STUDI PGSD BI UPBJJ BANDAR LAMPUNG
UNIVERSITAS TERBUKA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karuni-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Pembelajaran Matematika SD
mengenai “Media dan Bahan Manipulatif dalam pembelajaran Matematika SD Serta
Pembelajaran materi Bilangan Bulat di SD Serta Ragam Permasalahannya”. Dalam
penyusunan makalah ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah
membantu penulis yakni Bapak Dr. Bambang Sri Anggoro, M.Pd, selaku dosen
pengampu mata kuliah Pembelajaran Matematika SD dan kepada rekan-rekan yang
telah memberi masukan. Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih
banyak kekurangan karena pengalaman penulis yang masih sangat sedikit. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kepada rekan-rekan dan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah
ini.

Bandar Lampung, 29 Oktober 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

Isi Halaman

KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii

I. PENDAHULUAN...........................................................................................1

I.1 Latar Belakang..........................................................................................1


I.2 Rumusan Masalah....................................................................................1
I.3 Tujuan Penulisan......................................................................................1

II. PEMBAHASAN..............................................................................................2

II.1....................................................................................................................Penge
rtian Media dan Bahan Manipulatif ......................................................2
II.2....................................................................................................................Medi
a dalam Pembelajaran Matematika SD .................................................2
II.3....................................................................................................................Baha
n Manipulatif dalam Pembelajaran Matematika SD ...........................7
II.4......................................................................................................................
Pembelajaran Materi Bilangan Bulat di SD Serta Ragam
Permasalahannya
......................................................................................................................
9

III. PENUTUP.....................................................................................................

III.1...................................................................................................................Kesi
mpulan ......................................................................................................
III.2...................................................................................................................Saran

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pada dasarnya media dan bahan manipulatif dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya
dalam pembelajaran matematika. Keduanya merupakan alat bantu pembelajaran
matematika SD yang penggunaannya didasarkan pada pertimbangan, alasan, atau
kriteria tertentu, misalnya kesesuaian dengan topik pelajaran, ketersediaan alat dan
fasilitas pendukung, ketersediaan operator, dan ketersediaan biaya. Perbedaan media
dan bahan manipulatif terletak pada keterkaitannya dengan materi pelajaran yang
diberikan, yaitu terkait tidak langsung dan terkait langsung.
Media pembelajaran dalam pembelajaran matematika SD adalah alat bantu
pembelajaran yang digunakan untuk menampilkan, mempresentasikan, menyajikan,
atau menjelaskan bahan pelajaran kepada peserta didik, yang mana alat-alat itu
sendiri bukan merupakan bagian dari pelajaran yang diberikan.
Bahan manipulatif dalam pembelajaran matematika SD adalah alat bantu
pembelajaran yang digunakan terutama untuk menjelaskan konsep dan prosedur
matematika. Alat ini merupakan bagian langsung dari mata pelajaran matematika, dan
dapat dimanipulasikan oleh peserta didik (dibalik, dipotong, digeser, dipindah,
digambar, ditambah, dipilah, dikelompokkan atau diklasifikasikan). Penggunaan
bahan manipulatif ini dimaksudkan untuk mempermudah peserta didik dalam
memahami konsep dan prosedur matematika.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimanakah media dalam pembelajaran matematika SD?
2. Bagaimanakah bahan manipulatif dalam pembelajaran matematika SD?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui bagaimanakah media dalam pembelajaran matematika SD.
2. Mengetahui bagaimanakah bahan manipulatif dalam pembelajaran matematika SD.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Media dan Bahan Manipulatif


Media (merupakan bentuk jamak dari kata medium) adalah suatu saluran untuk
berkomunikasi. Diturunkan dari bahasa latin yang berarti “antara”. Istilah ini merujuk
kepada sesuatu yang membawa informasi dari pengirim informasi ke penerima
informasi. Masuk diantaranya computer multimedia (Heinich, 1996).
Media pada dasarnya terkelompokkan ke dalam dua bagian, yaitu media sebagai
pembawa informasi (ilmu pengetahuan) dan media yang sekaligus merupakan alat
untuk menanamkan konsep seperti halnya alat peraga. Media adalah segala sesuatu
yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga
dapat merangsang pikiran, perasaan, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa
sehingga proses belajar terjadi. Media adalah segala bentuk dan saluran yang
digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Media ini berisikan pesan atau
informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud
pembelajaran.
Selain itu, media adalah sarana komunikasi dalam proses belajar mengajar yang
berupa perangkat keras maupun perangkat lunak untuk mencapai proses dan hasil
instruksional secara efektif dan efisien, serta tujuan instruksional dapat dicapai
dengan mudah.
Dari pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa media adalah
seperangkat alat bantu yang digunakan untuk menyampaikan informasi dari pendidik
kepada peserta didik agar dapat menarik minat dan perhatian sehingga proses belajar
mengajar yang efektif dan efisien terjadi.
Sedangkan, bahan manipulatif dalam pembelajaran matematika SD adalah alat
bantu pembelajaran yang digunakan untuk menjelaskan konsep dan prosedur
matematika. Alat ini merupakan bagian langsung dari mata pelajaran matematika dan
dimanipulasikan oleh peserta didik (dibalik, dipotong, digeser, dipindahkan,
digambar, dipilah, dikelompokkan atau diklasifikasikan (Muhsetyo, dkk, 2011).
Penggunaan bahan manipulatif ini dimaksudkan untuk mempermudah peserta
didik dalam memahami konsep dan prosedur matematika. Bahan manipulatif ini
berfungsi untuk menyederhanakan konsep yang sulit/sukar, menyajikan bahan yang
relatif abstrak menjadi lebih nyata, menjelaskan pengertian atau konsep secara lebih
konkret, menjelaskan sifat-sifat tertentu yang terkait dengan pengerjaan operasi
hitung, sifat-sifat bangun geometri serta memperlihatkan fakta-fakta (Muhsetyo, dkk,
2011).

2.2 Media dalam Pembelajaran Matematika SD


Dalam pembelajaran matematika SD, agar bahan pengajaran yang disampaikan
menjadi lebih mudah dipahami oleh siswa, diperlukan alat bantu pembelajaran yang
disebut dengan media. Media adalah alat bantu pembelajaran yang secara sengaja dan
terencana disiapkan oleh guru untuk mempresentasikan dan/atau menjelaskan bahan
pelajaran, serta digunakan siswa untuk dapat terlibat langsung dengan pembelajaran
matematika. Peralatan yang akan digunakan dalam kelas dapat digunakan untuk

5
mengerjakan suatu tugas, memberikan penjelasan, mengamati dan mempelajari hasil
perhitungan, menyelidiki suatu pola, dan berlatih soal-soal.
Media dalam pembelajaran matematika relatif sama dengan media dalam
pembelajaran bidang yang lain, yaitu dapat dikelompokkan berupa media: (1)
sederhana, misalnya papan tulis, papan grafik, (2) cetak, misalnya buku, modul, LKS
(Lembar Kegiatan Siswa), petunjuk praktik atau praktikum, dan (3) media elektronik
misalnya OHT (Over Head Transparency) atau OHP (Over Head Projector), audio
(radio, tape), audio video (TV,VCD,DVD), kalkulator, computer dan internet.
Pengelompokan diatas dapat saja diganti brdasarkan alasan tertentu, misalnya media
sederhana dan media modern (berbasis elektronik), media cetak dan media non-cetak,
media proyeksi dan media non-proyeksi, dan sebagainya
Seirama dengan perkembangan ICT (Information and Communication
Technology), media berbasis elektronik semakin banyak dimanfaatkan dalam
pembelajaran, pendidikan, dan latihan. LCD, power point, internet, televisi, dan
teleconferencing merupakan media-media masa kini yang digunakan untuk berbagai
kegiatan pembelajaran. Dengan semakin beragamnya jenis dan mutu media
pembelajaran, guru perlu semakin selektif dalam menentukan media pembelajaran.
Beberapa criteria utama dalam memilih media adalah kecocokan dengan materi
pelajaran, ketersediaan alat dan pendukungnya, kemampuan financial untuk
pengadaan dan operasional, dan kemampuan/keterampilan menggunakan media
dengan tepat dan benar.
Banyak keuntungan yang dapat diperoleh dalam penggunaan media pembelajaran
antara lain adalah:
1. Lebih menarik dan tidak membosankan bagi siswa.
2. Lebih mudah dipahami karena dibantu oleh visualisasi yang dapat memperjelas
uraian.
3. Lebih bertahan lama untuk diingat karena mereka lebih terkesan terhadap tayangan
atau tampilan.
4. Mampu melibatkan peserta pembelajaran lebih banyak dan lebih tersebar (terutama
penggunaan media elektronik: radio, televisi, internet).
5. Dapat digunakan berulang kali untuk meningkatkan penguasaan bahan ajar (terutama
media yang berbentuk rekaman: kaset, VCD, DVD, film), dan
6. Lebih efektif karena dapat mengurangi waktu pembelajaran.

Garis besar jenis-jenis media dan penggunaannya dapat dijelaskan sebagai


berikut:

1. Papan Tulis
Sebagian besar sekolah menggunakan papan tulis hitam (black board) di dalam
kelas. Dengan menggunakan kapur atau sejenisnya untuk menulis, bahan pelajaran
dibicarakan dan dibahas dengan bantuan papan tulis. Proses pembelajaran dalam
bentuk contoh, uraian, atau pengerjaan tugas, dapat dilihat dan diikuti langsung oleh
semua siswa dalam kelas. Pembelajaran dapat dilaksanakan lebih menarik dan
bersasaran jika guru menggunakan kapur yang berwarna-warni. Pada perkembangan
berikutnya, didasarkan pada alasan untuk lebih menyehatkan mata, warna hitam

6
papan tulis diganti dengan warna hijau (green board). Akhir-akhir ini, dengan alaan
lebih menyehatkan badan, warna putih (white board) mulai banyak digunakan dan
mengganti kapus dengan spidol. Lebih dari itu, papan putih ini dapat dipindahkan
(tidak permanent) bahkan ada yang bersifat elektronik sehingga tulisan di papan putih
daapat langsung dibuat foto copy-nya.

2. Papan Grafik
Pada dasarnya papan grafik sama dengan papan tulis, tetapi fungsinya lebih
diarahkan untuk mempermudah guru dalam membuat grafik. Papan ini mempunyai
kotak-kotak berskala tetap yang dapat dipakai untuk merancang koordinat dari titik-
titik yang diperlukan untuk membuat grafik.

3. Papan Tempel
Papan tempel ini dapat diletakkan di dalam atau di luar kelas. Jika diletakkan di
dalam kelas, maka papan tempel ini dipasang tidak di bagian depan kelas (di samping
kiri-kanan atau di bagian belakang dari kelas). Fungsi dari papan tempel ini antara
lain untuk memasang informasi (pengumuman, berita, tugas), untuk menempel
kliping dari Koran, majalah atau brosur yang brkaitan dengan pelajaran atau
kemajuan iptek. Untuk mata pelajaran matematika, papan tempel ini dapat digunakan
untuk menginformasikan atau mengkomunikasikan antara lain tokoh-tokoh
matematisi, sejarah matematika, rekreasi matematika, permainan matematika, pola-
pola khusus matematika dan tebakan matematika.

4. Media Cetak
Media cetak merupakan media pembelajaran yang utama karena media ini mudah
dibawa dan dapat dibaca di mana saja dan kapan saja. Bentuk media cetak ini dapat
berupa buku (buku ajar, buku mata pelajaran), LKS (Lembar Kegiatan Siswa),
petunjuk praktik, petunjuk praktikum, laporan kegiatan, modul dan buku kerja.
Jika seorang guru matematika menggunakan edia buku pelajaran, maka guru itu
harus benar-benar menguaai isi buku, yaitu hal-hal yang terkait dengan uraian,
contoh: latihan, tugas, dan urutan. Penguasaan itu juga diikuti dengan wawasan yang
kritis dari hal-hal tersebut diatas, jika ada materi, urutan, latihan yang salah, maka
guru itu harus berani mebetulkan (jangan dibiarkan salah); dan kalau ada yang kurang
(kurang lengkap), maka guru itu harus berani melengkapi atau menambahkan. Kalau
ada sesuatu yang dianggap urang jelas atau meragukan, maka guru itu harus berani
bertanya kepada sejawat atau orang lain yang lebih tahu. Kalau dalam penerapa buku
itu dirasakan peserta didik banyak yang mengalami kesulitan, maka guru itu bisa
menganalisisnya, dan kemdian melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

5. Kalkulator
Sebetulnya kalkulator termasuk media elektronik, tetapi keberadaannya sudah
dijumpai di mana-mana, dan dapat dibeli dengan harga yang terjangkau. Sebagai alat
yang canggih yang mampu melakukan perhitungan dengan cepat dan akurat, maka
pote si kalkulator ini dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran matematika di sekolah
dasar.

7
Penggunaan kalkulator dalam pembelajaran matematika sudah lama dirintis di
Negara-negara maju, sebgaai alat bentu pembelajaran (instructional aids) dan alat
hitung (computational tools). Dengan adanya kalkulator, guru dan
pendidik/penegmbang dalam pembelajaran matematika mempunyai kesempatan yang
lebih luas membantu siswa memepelajarai matematika dan menyelesaikan masalah-
masalah terkini. Namun dmeikian, penggunaan kalkulator tidak boleh menggantikan
perlunya proses pembelajaran ang membawa siswa terampil dalam berhitung
(komputasi). NCTM (1980) merekomendasikan bahwa “mathematics programs must
take full advantage of the power of calculators and computers at all grade levels”.
Beberapa contoh penggunaan kalkulator dalam pembelajaran matematika dapat
dikaitkan dengan sasaran atau keperluan yang ingin dikembangkan oleh guru.

a. Kalkulator sebagai alat bantu berhitung


Dengan kecepatan, ketepatan, dan kemampuan kalkulator dalam melakukan
pengerjaan bagian bilangan, kalkulator dapat dipakai menghitung (35,7 × 29,8)/(22 ×
31) sampai persepuluh terdekat, mencari √3/(5+ √2) sampai perseratusan terdeka,
atau mencari √2+3√5-10,2 sampai satuan terdekat.

b. Kalkulator sebagai alat bantu meningkatkan pemahaman konsep matematika


Dengan menggunakan kalkulator, siswa dapat mempraktikkan, mencoba, dan
mengamati berbagai hubungan secara induktf-analitis sehingga mereka seolah-olah
“menemukan” sifat-sifat matematka tertentu. Generalisasi kasus-kasus dapat
dilakukan untuk menunjukkan sifat bilangan nol, sifat bilangan satu, sifat pertukatran
(komutatif), sifat pengelompokkan (asosiatif), sifat peneybaran (distributif), sifat
lawan, sifat kebalikan. Konsep bilangan prima, konsep factor, dan konsep-konsep
dalam pecahan dapat diselidiki dan dijelaskan dengan menggunkan kalkulator.
Pembelajaran menjadi lebih interaktif dan parsitipatif jika dilengkapi dengan media
belajar yang lain, misalnya buku kerja atau LKS (Lembar Kegiatan Siswa).

c. Kalkulator sebagai alat bantu belajar pemecahan masalah


Sifat bilangan rasional yang dapat dinyatakan sebagai desimaldengan adanya
lambing-lambang yang berulang secara teratur, merupakan salah satu penyelidik yang
dapat dikemas dalam kegiatan pemecahan masalah. Hubungan pecahan sedrhana a/b
(dengan fpb antara a dan b adalah 1) dan lambing desimalnya, dapat dikemas dalam
kegiatan pemecahan masalah. Penyelidikan dapat dilakukan dengan memilih
penyebut b secara beragam, misalnya faktor 10, faktor 100, faktor 1000,…., faktor
10n (n=1,2,3,…) dan bukan faktor 10n (n=1,2,3,…).
Dengan semakin canggihnya produk-produk kalkulator, misalnya TI (Texas
Instrument) yang memounyai kemampuan membuat grafik, maka pemecahan
masalah matematika dapat dikembangkan dalam geometri, terutama untuk mengamati
tingkah laku grafik jika persyaratan tertentu diketahui.
Contoh 2.1

8
Dengan menggunakan kalkulator, secara perseorangan atau kelompok, para siswa
1 2 3 3 6 9 24
dapat mempraktikkan ( , , , …), ( , , ,…, ,…), dan (
5 10 5 7 14 21 56
3 6 9 24
, , ,…, ,… ¿ , sehingga mereka memahami bahwa:
7 14 21 56
a k ×a
=
b k ×b

6. Komputer
Sebagai alat bantu mengajar, komputer juga diperlukan untuk pendidikan
matematika. Pembelajaran yang dibantu komputer disebut pembelajaran berbantuan
komputer (computer assisted instruction). Bahkan komputer dalam pembelajaran
matematika dikembangkan dengan memanfaatkan program-program komputer yang
siap pakai dalam bentuk perangkat lunak (software), atau program-program komputer
yang dirancang dan dibuat oleh guru matematika.
Perangkat lunak dalam pembelajaran matematika berbantuan komputer (PMBK)
dapat berupa paket-paket matematis atau paket-paket pembelajaran matematika.
Paket-paket matematika (misalnya MAT LAB, MAT CAD, DERIVE,
MATHEMATICA, MAPLE) memuat topik-topik penyelesaian persoalan matematika
(misalnya polinomial, grafik fungsi, pendiferensialan, pengintegralan, grafik dimensi
tiga, matriks dan permasalahannya), sehingga dapat dimanfaatkan oleh guru untuk
memberikan penegasan kepada murid dalam penghitungan, penampilan hasil,
pengamatan pola, dan pembuatan grafik. Siswa juga dapat diberi pengalaman untuk
banyak berinteraksi dengan komputer, yaitu menentukan, memilih, dan mencoba
sendiri besaran/ ukuran/ data yang diperlukan sebagai masukan.
Paket-paket pembelajaran matematika, dalam bentuk perangkat lunak yang siap
pakai maupun yang dibuat oleh guru, dapat berupa model tutorial, model latihan dan
praktik (drill & practice), atau model simulasi.

a. Model tutorial
Model tutorial PMBK adalah model pembelajaran berupa uraian atau penjelasan
topik-topik tertentu yang dapat dilengkapi dengan contoh dan Latihan soal. Tahap
awal dari model ini dapat berupa tes mandiri, atau berupa menu pilihan. Jika
berupa tes mandiri maka hasil tes mandiri menentukan posisi awal untuk
dipelajari. Tahap berikutnya berupa bacaan, yaitu uraian dan contoh, yang
diaparkan dengan Bahasa yang mudah dipahami, dengan gambar, warna dan
ukuran yang menarik, dan dengan animasi yang hidup dan dinamis. Tahap akhir
berupa Latihan soal yang dikerjakan secara mandiri dan penampilan skor hasil
Latihan.

b. Model Latihan dan praktik (drill & practice)


Model Latihan dan praktik PMBK adalah nodel pembelajaran berupa Latihan
mengerjakan soal-soal. Tujuan dari Latihan ini adalah untuk lebih memantapkan
pemahaman konsep, dan lebih terampil dalam menyelesaikan beragam soal.
Siswa-siswa yang menjalankan program ini akan memperoleh balikan tentang

9
tingkat penguasaan mereka, dan mereka dapat menanggulanginya sampai mereka
benar-benar merasa lebih menguasai dan memahami materi matematika yang
dipelajari.

c. Model Simulasi
Model simulasi adalah model pembelajaran untuk memperagakan hal-hal yang
sulit dilakukan karena mempunyai resiko besar (berbahaya, sangat mahal, langka).
Di dalam PMBK model simulasi digunakan untuk menunjukan atau menampilkan
proses, terutama hubungan tingkah laku grafik fungsi karena perbedaan besaran-
besaran tertentu (grafik ax + by = c) untuk nilai-nilai a dan b yang berbeda;
menampilkan gambar bangun-bangun geometri ruang dan bidang-bidang irisan
serta garis-garis tertentu; menampilkan transformasi dan simetri bangun-bangun
geometri. Dengan model simulasi ini, bahwa yang sulit abstrak dapat diperagakan
menjadi teramati (observable)sehingga menjadi lebih mudah untuk dipahami.

7. Media Tayangan
Media tayangan adalah media yang mampu menayangkan program pembelajaran
pada layar sehingga bisa diikuti oleh banyak orang peserta belajar. Media ini dapat
berupa OHP (Over Head Projector), LCD projector, film (untuk motion
picture dan still picture), audio-video, dan televisi.
Dengan memanfaatkan plastic ttransparansi, OHP secara efektif dapat digunakan
untuk mempresentasikan uraian, penjelasan atau laporan. Dengan kombinasi bentuk
tulisan, warna, dan gambar, tayangan pembelajaran matematika dengan OHP menjadi
lebih menarik dan terpusat. Perkembangan teknologi foto copy yang mampu meng-
copy gambar dan tulisan pada plastic transparansi, tayangan OHP dapat
dikembangkan menjadi lebih baik dan lebih komunikatif.
Meskipun penggunaan film (dan film strip) sudah diganti dengan teknologi yang
lebih mudah dioperasikan (misalnya VCD atau DVD), film perhatian dan mengajak
pemirsa lebih antusias dan menikmati pembelajaran yang diberikan. Hal serupa dapat
dilakukan dengan menggunakan media pembelajaran VCD/DVD, dan televise.
Peragaan dari suatu proses penyelesaian matematika menjadi lebih mudah dipahami,
apalagi jika digabung dengan gerak, music, nyanyian, dan permainan.

2.3 Bahan Manipulatif dalam pembelajaran matematika SD


Dalam pembelajaran matematika SD, hendaknya agar bahan pelajaran yang
diberikan lebih mudah dipahami oleh siswa, diperlukan bahan-bahan yang perlu
disiapkan guru, dari barang-barang yang harganya relatif murah dan mudah
diperoleh, misalnya kertas manila, karton, kayu, kawat, kain untuk menanamkan
konsep matematika tertentu sesuai dengan keperluan.
Bahan-bahan itu dapat dipegang, dipindah-pindah, dipasang, dibolak-balik,
diatur/ditata, dilipat/dipotong oleh siswa sehingga dapat disebut sebagai bahan
manipulatif, yaitu bahan yang dapat “dimain-mainkan” dengan tangan. Bahan ini
berfungsi untuk menyederhanakan konsep yang sulit/sukar, menyajikan bahan yang
relatif abstrak menjadi lebih nyata, menjelaskan pengertian atau konsep secara lebih

10
konkret, menjelaskan sifat-sifat tertentu yang terkait dengan pengerjaan (operasi)
hitung dann sifat-sifat bangun geometri, serta memperlihatkan fakta-fakta.
Dengan semakin banyaknya kesempatan dan keleluasaan guru dalam
melaksanakan proses belajar mengajar, agar siswa benar-benar menguasai
kompetensi yang dituntut, maka guru dapat berkreasi secra dinamis, tanpa harus
menunggu pemberian orang lain “dropping” dari atas, untuk mampu menyiapkan
bahan manipulatif dalam pembelajaran matematika SD. Dari barang bekas/buangan
atau tidak terpakai, misalnya dari berbagai karton bungkus makanan, bungkus
berbagai rokok, plastik-plastik bekas dan potongan kayu yang tidak terpakai.

1. Bahan Manipulatif dari Kertas


Bahan kertas ini mudah diperoleh, dengan warna yang beragam, dari kertas
manila yang dibeli dari toko, atau dari bekas berbagai sampul tak terpakai
(buku,map), dari macam-macam bungkus rokok yang berwarna-warni, dari karton
pembungkus makanan atau minuman.
Salah manfaat dari bahan manipulatif kertas/karton ini antara lain adalah: Untuk
menjelaskan pecahan (konsep, sama/senilai, operasi). Konsep pecahan m/n sebagai m
bagian dari n bagian yang sama, dapat didemonstrasikan guru, atau dipraktikkan
siswa, dengan menggunakan berbagai bangun geometri, misalnya persegi, persegi
panjang, jajargenjang, belah ketupat, segitiga, lingkaran.

Gambar 1

Pecahan-pecahan senilai juga dapat ditunjukkan dengan potongan kertas


memanjang kertas memanjang atau potongan kertas dalam bangun-bangun geometris,
misalnya, dengan menggunakan potongan kertas memanjang, dapat ditunjukkan
pecahan-pecahan senilai, misalnya:
½ 1/2
1/3 1/3 1/3
1/4 1/4 1/4 1/4
1/6 1/6 1/6 1/6 1/6 1/6
1/8 1/8 1/8 1/8 1/8 1/8 1/8 1/8

11
Dengan menggunakan pola, dapat dikembangkan bentuk-bentuk pecahan senilai
yaitu:
a a× p
=
b b× p

2. Model Stik (Lidi: Dari Rangka Daun Kelapa, Dari Bambu, Atau Dari Plastik)
Model ini dapat dipakai untuk menjelaskan konsep satuan, puluhan, dan ratusan
untuk siswa-siswa SD ,kelas rendah. Lidi-lidi tersebut dalam bentuk lepas (sebagai
satuan), bentuk ikatan (dengan tali/karet) sepuluhan, dan bentuk ikatan dari ikatan
sepuluhan (dan disebut seratusan). Model-model stik ini dapat digunakan untuk
menjelaskan konsep numeral (lambing bilangan), kesamaan bilangan, operasi
(penjumlahan, pengurangan ,perkalian), bilangan bulat, misalnya:
234 = 2 ratusan + 3 puluhan + 4 satuan
= 2 ikatanratusan + 3 ikatanpuluhan + 4 lepas
35 = 30 + 5 = 20 + 15 = 10 + 25
= 23 + 12 = 18 + 17 = 9 + 26
3x6 = 6 + 6 + 6 = 18
5 x 10 = 10 + 10 + 10 + 10 + 10 = 50
2 x 100 = 100 + 100 = 200
46 – 23 = (40 + 6) – (20+3) = (40 – 20) + (6 – 3)= 20 +3 =23
35 – 19 =(30 +5) – (10 + 9) = (20 + 10 + 5) – (10 + 9)
=(20-10) + (10 +5 -9) = 10 +6 = 16

3. Model Persegi Dan Strip Dari Kayu/Tripleks


Model ini terdiri dari potongan-potongan persegi kayu/tripleks, strip- strip sepanjang
sepuluh persegi, dan daerah seluas sepuluh strip. Kegunaan model persegi dan strip
serupa dengan kegunaan model stik, yaitu untuk menjelaskan konsep numeral, kesamaan
bilangan, dan operasi bilangan bulat. Bahan kayu/ tripleks dapat diganti dengan karton
yang relatif tebal.

4. Model Kertas Bertitik Atau Berpetak


Kertas bertitik dapat bersifat persegi atau isometric. Model ini dapat digunakan untuk
menjelaskan banyak hal yang terkait dengan geometri (bangun datar dan sifat-sifatnya,
hubungan antar bangun datar, dan luas bangun datar). Berbagai posisi datar, tegak,
miring bangun datar (segitiga, persegi, persegipanjang, jajargenjang, belah ketupat,
layang-layang dan trapesium) dapat diperagakan dengan model kertas bertitik
(pengerjaannya menggunakan pensil sehingga dapat dihapus). Dengan perkembangan
ketersediaan bahan saat ini, kertas bertitik/ berpetak ini dapat menggunakan white
board (dengan titik/petak menggunakan spidol permanen), dan pengerjaannya
menggunakan spidol white board yang dapat dihapus.

12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Media adalah seperangkat alat bantu yang digunakan untuk menyampaikan
informasi dari pendidik kepada peserta didik agar dapat menarik minat dan perhatian
sehingga proses belajar mengajar yang efektif dan efisien terjadi. Garis besar jenis-
jenis media dalah sebagai berikut: (1) Papan Tulis, (2) Papan Grafik, (3) Papan
Tempel, (4) Media Cetak, (5) Kalkulator, (6) Komputer, (7) Media Tayangan.
Bahan manipulatif dalam pembelajaran matematika SD adalah alat bantu
pembelajaran yang digunakan untuk menjelaskan konsep dan prosedur matematika.
Alat ini merupakan bagian langsung dari mata pelajaran matematika dan
dimanipulasikan oleh peserta didik (dibalik, dipotong, digeser, dipindahkan,
digambar, dipilah, dikelompokkan atau diklasifikasikan (Muhsetyo, dkk, 2011).
Contoh bahan manipulatif yaitu: bahan manipulatif dari kertas, model stik (lidi: dari
rangka daun kelapa, dari bambu, atau dari plastik), model persegi dan strip dari
kayu/tripleks, model kertas bertitik atau berpetak

3.2 Saran
Guru SD harus dapat memanfaatkan media dan bahan manipulatif dalam
pembelajaran matematika serta bisa mengembangkannya juga agar pembelajaran
menjadi lebih bermakna bagi peserta didik.

13
DAFTAR PUSTAKA

Muhsetyo, Gatot, dkk. Edisi 2. Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Universitas


Terbuka.

14

Anda mungkin juga menyukai