Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

MEDIA PEMBELAJARAN MANIPULATIF MATERIAL


ROTPIN (ROTI PINTAR)
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah TIK dan Media Pembelajaran
Matematika

Dosen Pengampu,
Redi Hermanto, S.Pd., M.Pd.

Oleh:

Sri Anisa Puspitasari (192151048)


Annisa Uzakiyah (192151051)

PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
2020
LEMBAR PENGESAHAN

Makalah ini telah diterima pada hari ... ... ... tanggal ... ... ... ... ...

Oleh

Dosen Mata Kuliah TIK dan Media Pembelajaran Matematika

Redi Hermanto, S.Pd., M.Pd.

NIDN 1419117705

ii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh

Segala puji bagi Allah swt. yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Selawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad saw. yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah swt. atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu
untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah TIK dan
Media Pembelajaran Matematika dengan judul “Media Pembelajaran Manipulatif
Material: ROTPIN (Roti Pintar)”.

Kami tentu menyadari bahwa makalah masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun dari pembaca untuk
makalah, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah, kami mohon maaf
yang sebesar-besarnya.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya


kepada Dosen mata kuliah TIK dan Media Pembelajaran Matematika yang telah
membimbing dalam menulis makalah ini. Dan juga terima kasih atas kerja tim kita
semua yang telah berkontribusi dengan memberikan ide-ide, sehingga makalah
bisa disusun dengan baik dan rapi.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Tasikmalaya, Februari 2020 Penyusun

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv

BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. Latar Belakang ......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................... 3

C. Tujuan Makalah ........................................................................................ 4

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 5

A. Deskripsi Materi ....................................................................................... 5

B. Deskripsi Alat Peraga ............................................................................... 8

C. Analisis Kebutuhan ................................................................................ 10

D. Sistematika Penerapan Media Pembelajaran .......................................... 10

BAB III SIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 18

A. Simpulan ................................................................................................. 19

B. Saran ....................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 20

iv
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Media (merupakan bentuk jamak dari kata medium) adalah suatu
saluran untuk berkomukasi. Diturunkan dari bahasa Latin yang berarti
”antara”. Istilah ini merujuk kepada sesuatu yang membawa informasi dari
pengirim informasi ke penerima informasi. Masuk diantaranya komputer
multimedia (Heinich, 1996). Media pada dasarnya terkelompokkan
kedalam dua bagian, yaitu media sebagai pembawa informasi (ilmu
pengetahuan), dan media yang sekaligus merupakan alat untuk
menanamkan konsep seperti halnya alat peraga.

Sadiman (2005) mengemukakan bahwa Media adalah segala sesuatu


yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima
sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, dan minat serta perhatian
mahasiswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Azhar (2007)
juga mengemukakan bahwa media adalah segala bentuk dan saluran yang
digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Media ini berisikan
pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung
maksud-maksud pembelajaran. Selain itu Rohani (1997) mengemukakan
bahwa Media adalah sarana komunikasi dalam proses belajar mengajar yang
berupa perangkat keras maupun perangkat lunak untuk mencapai proses dan
hasil instruksional secara efektif dan efisien, serta tujuan instruksional dapat
dicapai dengan mudah.

Dari pendapat-pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa


media adalah seperangkat alat bantu yang digunakan untuk menyampaikan
informasi dari pendidik kepada peserta didik agar dapat menarik minat dan
perhatian sehingga proses belajar mengajar yang efektif dan efisien terjadi.

Sedangkan, media pembelajaran ialah segala sesuatu yang dapat


digunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan,
perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar.

1
2

Fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang
turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan
diciptakan oleh guru. Beberapa fungsi media pembelajaran menurut
beberapa ahli adalah sebagai berikut:

Menurut Levied an lentz (1982) ada empat funsi media pembelajaran,


khusunya media visual yaitu:

 Fungsi atensi, yatu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk


berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan magna
visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.
 Fungsi efektif, Media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan
siswa ketika belajar teks yang bergambar.
 Fungsi kognitif, Media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian
yang mengungkapkan bahwa lambing visual atau gambar
memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengigat
informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
 Fungsi kompensatoris, Media pelajaran terlihat dari hasil penelitian
bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami
teks, membantu siswa yang lemah dalam membaca, untuk
mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengigatnya kembali.

Alat peraga manipulatif dalam hal ini merupakan bagian dari media
pembelajaran yang berupa alat. Alat peraga manipulatif adalah suatu benda
yang dimanipulasi oleh guru dalam menyampaikan pembelajaran
matematika agar siswa mudah memahami suatu konsep (Rahmawati, 2008).
Menurut Hardiyana (2011:8), alat peraga manipulatif (manipulatif material)
adalah alat bantu pelajaran yang digunakan oleh guru dalam menerangkan
materi pembelajaran dan berkomunikasi dengan siswa tentang konsep
materi yang diajarkan dengan menggunakan benda yang didesain seperti
benda nyata dekat dengan kehidupan siswa sehari-hari, seperti buah-
buahan, binatang, alat transportasi berupa mainan dan manik-manik yang
dengan mudah diutak-atik dan diubah-ubah.
3

Ruzic & O’Connell (2001) menemukan bahwa penggunaan


manipulatif jangka panjang memiliki efek positif pada pencapaian siswa
dengan memungkinkan siswa menggunakan objek konkret untuk
mengamati, memodelkan, dan menginternalisasikan konsep abstrak. NCTM
(2000) bahkan memasukan material manipulatif sebagai alat matematika
dalam Standar Proses Pembelajaran Matematika. Material manipulatif
merupakan benda konkrit yang dapat dimanipulasi secara fisik oleh siswa
untuk menunjukkan atau memodelkan konsep abstrak. John van de Walle,
dkk (2013) mendefinisikan alat matematika sebagai, "setiap objek, gambar,
atau gambar yang mewakili konsep atau kemana hubungan untuk konsep
itu dapat diterapkan. Manipulatif adalah objek fisik yang dapat digunakan
siswa dan guru untuk menggambarkan dan menemukan konsep matematika,
baik yang dibuat khusus untuk matematika (misalnya, menghubungkan
kubus) atau untuk tujuan lain.

Sejarah manipulatif untuk mengajar matematika meluas setidaknya


dua ratus tahun. Pengaruh penting yang lebih baru telah memasukkan Maria
Montessori (1870–1952), Jean Piaget (1896–1980), Zoltan Dienes (1916–),
dan Jerome Bruner (1915–). Masing-masing inovator dan peneliti ini telah
menekankan pentingnya pengalaman belajar yang otentik dan penggunaan
alat-alat konkret sebagai tahap penting dalam pengembangan pemahaman.
Piaget (1952) mengemukakan bahwa anak-anak mulai memahami simbol
dan konsep abstrak hanya setelah mengalami ide pada tingkat konkrit.
Dienes (1960) memperluas ini untuk menunjukkan bahwa anak-anak yang
pembelajaran matematisnya tertanam kuat dalam pengalaman manipulatif
akan lebih mungkin menjembatani kesenjangan antara dunia tempat mereka
tinggal dan dunia abstrak matematika. Pekerjaan pionir mereka telah
menyebabkan banyak penelitian tentang pentingnya manipulatif untuk
pembelajaran matematika.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pecahan?
2. Bagaimana operasi hitung dalam pecahan?
4

3. Bagaimana cara pembuatan dan cara penggunaan alat peraga


ROTPIN?
4. Bagaimana manfaat penggunaan alat peraga ROTPIN dalam materi
pecahan?
C. Tujuan Makalah
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan pecahan.
2. Mengetahui bagaimana operasi pada pecahan.
3. Mengetahui bagaimana cara kerja alat peraga ROTPIN.
4. Mengetahui manfaat dalam penggunaan alat peraga ROTPIN.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Deskripsi Materi
1. Pengertian Pecahan

Bilangan pecahan adalah bilangan yang dapat dinyatakan dalam


bentuk a/b, dengan a dan b adalah bilangan bulat, b ≠ 0, dan b bukan faktor
dari a. Bilangan a disebut pembilang dan bilangan b disebut penyebut”.
Mengapa bilangan b disyaratkan tidak nol? Karena pembagian suatu
bilangan dengan nol (dimana pembilang tidak sama dengan nol) dalam
matematika hasilnya tidak terdefinisi.

Contoh :

9/12 ————> Pecahan

4/2 ————> Pecahan, nilai nya 2

5 % ————> Pecahan, karena dapat dibentuk 5/100

9/0 ————> Bukan Pecahan, karena penyebutnya 0.

2. Bentuk Pecahan

a. Pecahan Biasa.
Pecahan biasa adalah pecahan yang hanya terdiri atas
pembilang dan penyebut. Contoh : ½, ¾, dan lain-lain.
b. Pecahan Campuran.
Pecahan campuran adalah pecahan yang terdiri dari atas
pecahan bilangan bulat, pembilang, dan penyebut. Contoh :
1 1⁄2
c. Pecahan Desimal

Pecahan desimal adalah bilangan yang didapat dari hasil


pembagian suatu bilangan dengan 10, 100, 1000 dst. Pecahan

5
6

desimal biasanya ditandai dengan tanda koma (,). Contoh : 0.25,


0.5, dan lain-lain.

d. Pecahan Persen.

Pecahan persen adalah merupakan suatu bilangan yang


dibagi seratus. Contoh : 25%, 30%, 50%, dan lain-lain.

e. Pecahan Permil.
Pecahan permil adalah merupakan suatu bilangan yang
dibagi seribu.
Contoh : 10‰, 70‰, dan lain-lain.
f. Pecahan Senilai.
Pecahan dikatakan memiliki nilai yang sama jika
pembanding dan penyebut dapat dikali maupun dibagi dengan
angka yang sama.

𝑎 𝑎 ×𝑚
=
𝑏 𝑏 ×𝑚
3 3 ×4 12
Contoh : 2 = =
2 ×4 8

3. Operasi Hitung Pecahan


a. Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan Murni dan Campuran

Untuk menjumlahkan dan mengurangkan pecahan terlebih


dahulu menyamakan penyebutnya. Penyebut yang sama sebaiknya
merupakan KPK dari penyebut – penyebut pecahan yang akan
dijumlahkan atau dikurangkan. Namun, jika penyebut pecahan
bernilai sama maka jumlahkan atau kurangkan pembilangnya saja.

Contoh soal :

Hitunglah!

1. 1/2 +2/3
2. 7/8 – 5/6
7

3. 7/9+5/6 -2/3

Jawab

1. 1/2 +2/3 = …, KPK dari 2 dan 3 adalah 6, maka :

1/2 +2/3 =3/6 +4/6 = 7/6 =1 1/6

2. 7/8 – 5/6 = …, KPK dari 8 dan 6 adalah 24, maka :

7/8 -5/6 =21/24 -20/24 =1/24

3. 7/9+5/6 -2/3 = …, KPK dari 9, 6 dan 3adalah 18, maka :

7/9 +5/6 -2/3 =14/18 +15/18 -12/18 = 17/18

b. Perkalian Pecahan Murni dan Campuran

Hasil kali pecahan dapat diperoleh dengan cara mengalikan


pembilang dengan pembilang dan penyebut dengan penyebut.
Jika dalam perkalian pecahan terdapat pecahan campuran, maka
pecahan campuran terlebih dahulu dinyatakan dalam bentuk
pecahan biasa. Untuk mengubah pecahan campuran ke pecahan
biasa yaitu dengan cara mengalikan penyebut dengan bilangan
bulat pada pecahan campuran kemudian hasil kali tersebut
jumlahkan dengan pembilang pecahan campuran. Contoh:

Contoh soal :

Hitunglah!

1. 2/3 x 4/7
2. 2 3/4 x 3 1/2

Jawab

1. 2/3 x 4/7 = 8/21


2. 2 3/4 x 3 1/2 =11/4 x 7/2 =77/8 = 9 5/8
c. Pembagian Pecahan Murni dan Campuran
8

Hasil bagi pecahan dapat diperoleh dengan cara mengalikan


dengan kebalikan dari pecahan itu.

Contoh soal :

Hitunglah!

1. 1/2 : 2/3
2. 1 2/3 : 2 5/9

Jawab

1. 1/2 : 2/3 = 1/2 x 3/2 = 3/4


2. 1 2/3: 2 5/9 =5/3 : 23/9= 5/3 x 9/23 =45/69 = 15/23

B. Deskripsi Alat Peraga


1. Nama dan Histori Alat Peraga
Alat peraga yang dibuat berupa papan sterofoam yang terdapat 3
buah lingkaran juga 2 buah persegi panjang yang diberi nama “ROTPIN
(Roti Pintar)”. Alat Peraga ROTPIN ini digunakan dalam pembelajaran
matematika untuk membantu guru dalam menarik perhatian siswa
sehingga akan memudahkan siswa dalam memahami dan mempelajari
materi. Alat ini digunakan dalam mempelajari materi Pecahan di
jenjang sekolah menengah pertama kelas VII semester ganjil. Bangun
lingkaran berfungsi sebagai media dalam penjumlahan dan
pengurangan bilangan pecahan, sedangkan bangun persegi panjang
digunakan untuk operasi perkalian dan pembagian pada bilangan
pecahan. Penggunaan potongan lingkaran yang digunakan sebagai
media pecahan karena untuk mempermudah hal yang abstrak. Dengan
menggunakan potongan lingkaran kita dapat melihat bagaimana
pecahan secara real. Begitupun dengan penggunaan plastik mika.
2. Alat dan Bahan
a. Gunting
b. Solatip
c. Lem Kertas
9

d. Double tape
e. Cutter
f. Sterofoam
g. Jangka
h. Penggaris
i. Pensil
j. Spidol
k. Kardus
l. Plastik Mika
3. Cara Pembuatan
a. Memotong kardus menjadi lingkaran dan persegi panjang masing-
masinng sebanyak 3 buah dan 4 buah.
b. Memotong bagian tengah lingkaran sehingga lingkaran tersebut
menyerupai cincin.
c. Memotong sisa lingkaran yang tengah menjadi beberapa bagian
sesuai dengan yang diperlukan.
d. Kardus yang membentuk persegi panjang dibuat menyerupai
bingkai foto. Dimana memerlukan 2 kardus untuk sisi depan dan
belakang. Sisi depan dipotong bagian tengahnya.
e. Mengihias potongan cincing lingkaran dan persegi panjang dengan
kertas origami baik bagian depan dan belakang. Untuk bagian
tengah lingkaran dihias dengan menggunakan kertas yang telah beri
foto pizza.
f. Membuat simbol operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian,
pembangian dan juga sama dengan menggunakan kertas origami.
g. Membuat tempat penyimpanan dari bahan kardus untuk meyimpan
soal-soal operasi pada pecahan.
h. Memotong plastik mika sehingga dapat dimasukkan ke dalam
bingkai foto kemudia beri garis sesuai pecahan yang dibutuhkan.
i. Menyusun semua bahan tersebut ke papan sterofoam.
10

4. Cara Penggunaan
ROTPIN ini dibuat dari sterofoam yang mempunyai 5 khususan,
yaitu:
a. Terdiri dari bentuk geometri yaitu lingkaran dan persegi
panjang
b. Mempunyai 2 macam ukuran yaitu besar dan kecil.
c. Mempunyai 2 macam ketebalan yaitu tebal dan tipis.
d. Mempunyai 5 macam warna yaitu hitam, hijau, merah muda,
merah dan oren.
e. Menyerupai bentuk pizza dan juga bingkai foto.

Untuk memperagakan alat peraga ini dibantu dengan plastik mika


dan juga potongan lingkaran yang dibuat menyerupai potongan pizza untuk
menunjukan nilai bilangan pecahan.

C. Analisis Kebutuhan
Penggunaan alat media ROTPIN dalam materi pecahan memiliki
hubungan untuk mempermudah peserta didik dalam mempelajari pecahan
sehingga membuat peserta didik lebih memahami materi tersebut. Bilangan
pecahan seringkali dianggap abstrak dan susah untuk dibayangkan. Media
pembelajaran ROTPIN dimanfaatkan untuk mempermudah bayangan
peserta didik tentang bilangan tersebut, sehingga nantinya didapat hasil
yang terlihat lebih nyata. Jika tidak menggunakan alat peraga tersebut
mungkin proses pembelajaran akan monoton dan mengurangi motovasi
belajar peserta didik. Bagi sebagian peseerta didik, pembelajaran dengan
metode umum atau tanpa menggunakan media membuat peserta didik sulit
memahami materi. Sehingga penggunaan media sangat membantu peserta
didik.

D. Sistematika Penerapan Media Pembelajaran


1. Pokok Materi : Pecahan
2. Sub Pokok Materi : Operasi Hitung Bilangan Pecahan
3. Tujuan : Memahami operasi hitung bilangan pecahan sesuai
ketentuan
11

4. Cara Kerja
Percobaan 1: Operasi hitung penjumlahan dan pengurangan dengan
penyebut yang sama.
Contoh Soal:
3 2
1. +6=⋯
6

Penyelesaian:

a. Ambilah 3 potong pizza yang telah dipotong menjadi 6 bagian sama


besar, kemudian simpan pada lingkaran yang pertama.
b. Kemudian ambil 2 potong pizza yang telah dipotong menjadi 6
bagian sama besar dan simpan pada lingkaran yang kedua.
c. Karena operasi hitung tersebut merupakan penjumlahan maka
gabungkan potongan pizza dari kedua lingkaran tersebut kemudian
simpan pada lingkara ketiga.
d. Hitung berapa banyak potongan pizza yang terdapat pada lingkaran
ketiga. Banyak potongan pizza menunjukan pembilang hasil operasi
tersebut dan banyaknya pembagian pizza dalam satu lingkaran
merupakan penyebut hasil operasi tersebut.

Dari percobaan diatas maka dapat disimpulkan bahwa dalam operasi


penjumlahan pecahan yang memiliki penyebut sama, maka kita hanya
menjumlahkan pembilangnya saja. Maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa : Penjumlahan pecahan dengan penyebut sama hasilnya adalah
pecahan dengan penyebut yang sama pula. Dapat dirumuskan bahwa :

𝑎 𝑐 𝑎 +𝑐
+𝑏 =
𝑏 𝑏
12

3 1
2. +4=⋯
4

Penyelesaian:
a. Ambilah 3 potong pizza yang telah dipotong menjadi 4 bagian
sama besar, kemudian simpan pada lingkaran yang pertama.
b. Kemudian ambil 1 potong pizza yang telah dipotong menjadi 4
bagian sama besar dan simpan pada lingkaran yang kedua.
c. Karena operasi hitung tersebut merupakan pengurangan maka
ambil potongan pizza dari lingkaran yang pertama sebanyak
jumlah potongan pizza yang ada di lingkaran kedua.
d. Hitung berapa banyak potongan pizza yang terdapat pada
lingkaran ketiga. Banyak potongan pizza menunjukan
pembilang hasil operasi tersebut dan banyaknya pembagian
pizza dalam satu lingkaran merupakan penyebut hasil operasi
tersebut.

Dari percobaan diatas maka dapat disimpulkan bahwa dalam


operasi pengurangan pecahan yang memiliki penyebut sama, maka
kita hanya mengurangi pembilangnya saja. Maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa : Pengurangan pecahan dengan penyebut sama
hasilnya adalah pecahan dengan penyebut yang sama pula. Dapat
dirumuskan bahwa :
𝒂 𝒄 𝒂−𝒄
−𝒃=
𝒃 𝒃
13

Percobaan 2 : Operasi hitung penjumlahan dan pengurangan dengan


penyebut yang berbeda.
Contoh Soal:
2 1
1. +3=⋯
5

Penyelesaian :

2
a. Siapkan plastik mika yang bernilai 5 , 2 dari 5 bagian plastik mika
1
tersebut kita arsir. Lakukan hal yang sama untuk nilai pecahan 3

dengan warna arsiran yang berbeda.


b. Selanjutnya putar salah satu plastik mika sebesar 90° ke kanan.
c. Setelah itu gabungkan kedua plastik mika tersebut menjadi satu.
d. Setelah digabungkan hitung bagian yang terdapat arsiran. Jika dalam
satu kotak terdapat dua warna maka tiap warna dihitung 1 atau jika
terdapat kotak yang berhimpitan maka dihitung masing-masing.
e. Jumlahkan semua kotak yang terdapat arsiran. Jumlah tersebut
merupakan nilai dari pembilang, sedangkan jumlah seluruh kotak
yang berukuran sama merupakan nilai penyebutnya.

+
2 1
5 3
=
Plastik Mika yang
berhimpitan

11
15
14

Dari percobaan diatas maka terdapat 11 kotak yang memiliki


warna yang merupakan pembilang dari 15 kotak secara keseluruhan
yang merupakan penyebut yang memiliki ukuran yang sama. 15
merupakan KPK dari 5 dan 3. Dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk
menjumlahkan pecahan yang memiliki penyebut yang tidak sama.
Samakan penyebutnya terlebih dahulu dengan mencari KPK dari
penyebut pecahan tersebut.

2 1
2. −3=⋯
5

Penyelesaian :

2
a. Siapkan plastik mika yang bernilai 5 , 2 dari 5 bagian plastik mika
1
tersebut kita arsir. Lakukan hal yang sama untuk nilai pecahan 3

dengan warna arsiran yang berbeda.


b. Selanjutnya putar salah satu plastik mika sebesar 90° ke kanan.
c. Setelah itu gabungkan kedua plastik mika tersebut menjadi satu.
d. Setelah digabungkan hitung bagian yang terdapat arsiran. Jika dalam
satu kotak terdapat dua warna maka tiap warna dihitung 1 atau jika
terdapat kotak yang berhimpitan maka dihitung masing-masing.
e. Hitung masing-masing kotak dengan warna arsiran yang sama.
Kemudian kurangi jumlah arsiran kotak sebelah kiri dengan jumlah
arsiran kotak sebelah kanan. Hasil tersebut merupakan nilai dari
pembilang, sedangkan jumlah seluruh kotak yang berukuran sama
merupakan nilai penyebutnya.
15

-
2 = 1
5 3

Plastik Mika yang


berhimpitan 6 kotak pink dan 5 kotak
biru, maka:
6-5 = 1
Jadi, hasil dari
2 1 1
− =
5 3 15

Dari percobaan diatas terdapat 6 kotak berwarna pink dan 5 kotak


berwarna biru. Hasil pengurangan dari kedua kotak tersebut adalah 1,
dimana merupakan pembilang dan terdapat 15 kotak secara keseluruhan
yang berukuran sama. 15 merupakan KPK dari 5 dan 3 Dapat ditarik
kesimpulan bahwa untuk mengurangi pecahan yang memiliki penyebut
yang tidak sama. Samakan penyebutnya terlebih dahulu dengan mencari
KPK dari penyebut pecahan tersebut.

Percobaan 3 : Operasi hitung perkalian dan pembagian bilangan pecahan

Contoh Soal:

2 1
1. ×3=⋯
5

Penyelesaian :
16

2
a. Siapkan plastik mika yang bernilai , 2 dari 5 bagian plastik mika
5
1
tersebut kita arsir. Lakukan hal yang sama untuk nilai pecahan 3 dengan

warna arsiran yang berbeda.


b. Selanjutnya putar salah satu plastik mika sebesar 90° ke kanan.
c. Setelah itu gabungkan kedua plastik mika tersebut menjadi satu.
d. Hitung arsiran yang berhimpitan atau yang memuat arsiran dari kedua
plastik mika. Hasil tersebut merupakan pembilangan, dan jumlah
seluruh kotak merupakan penyebut.

×
2 1
5 = 3

Plastik Mika yang


berhimpitan = 2,
maka hasil dari
2 1 2
5
×3= 15

Dari percobaan diatas terdapat 2 kotak yang memuat arsiran dari


masing-masing plastik mika yang merupakan pembilang, dan terdapat 15
kotak secara keseluruhan yang merupakan penyebut. Dapat disimpulkan
bahwa operasi perkalian bilangan pecahan adalah dengan mengalikan
17

penyebut dengan penyebut dan pembilang dengan pembilang. Dapat


𝒂 𝒄 𝒂×𝒄
dirumuskan ×𝒅=
𝒃 𝒃 ×𝒅

2 3
2. ÷4=
5

Penyelesaian :

2
a. Siapkan plastik mika yang bernilai , 2 dari 5 bagian plastik mika
5
3
tersebut kita arsir. Lakukan hal yang sama untuk nilai pecahan 4 dengan

warna arsiran yang berbeda.


b. Untuk menentukan pembilang maka plastik mika yang merupakan
bilangan yang dibagi buat menjadi horizontal, kemudian beri garis
secara vertikal sebanyak penyebut dari bilangan yang merupakan
pembagi. Hasil pembilang merupakan banyaknya kotak yang terdapat
arsiran.
c. Untuk menentukan penyebut maka plastik mika yang merupakan
bilangan yang merupakan bilangan yang membagi dibuat secara vertikal
kemudian beri garis sebanyak penyebut dari bilangan yang dibagi . Hasil
penyebut merupakan banyaknya kotak yang terdapat arsiran.

Terdapat 8 kotak
2 yang diarsir.
5

8
÷ = = 15

3 Terdapat 15 kotak
4 yang diarsir.
18

Dari percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa operasi pembagian


pada bilangan pecahan adalah mengalikan pecahan yang akan dibagi dengan
𝒂 𝒄 𝒂×𝒅
kebalikan pecahan yang menjadi pembagi. Dapat dirumuskan ÷𝒅=
𝒃 𝒃 ×𝒄
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Media pembelajaran ialah segala sesuatu yang dapat digunakan
untuk menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan
kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar. Fungsi utama
media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut
mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan
diciptakan oleh guru. Salah satu media pembelajaran yaitu alat peraga
manipulatif yang merupakan suatu benda yang dimanipulasi oleh guru
dalam menyampaikan pembelajaran matematika yang bertujuan untuk
memudahkan siswa memahami suatu konsep. Alar peraga ROTPIN
merupakan contoh alat peraga manipulatif. Alat tersebut membantu dalam
memahami materi operasi bilangan pecahan, sehingga siswa dapat melihat
gambarannya secara jelas dan dapat meningkatkan pehaman siswa terhadap
materi tersebut.

B. Saran
Berdasarkan beberapa pemaparan yang telah disampaikan di atas,
diharapkan pembaca untuk dapat mengetahui mengenai bagaimana alat
peraga dalam proses pembelajaran matematika membantu suatu hal yang
abstrak agar terlihat lebih nyata.

19
DAFTAR PUSTAKA
Seputar Pengetahuan. (2016, Maret). Pengertian Bilangan Pecahan dan Jenis
Bilangan Pecahan. Diakses pada 25 Februari 2020, dari
https://www.seputarpengetahuan.co.id/2016/03/pengertian-bilangan-pecahan-dan-
jenis-bilangan-pecahan.html

Dayuathey. (2013, 14 Januari). Operasi Hitung Bilangan Pecahan. Diakses pada 25


Februari 2020, dari https://dayuratni92.wordpress.com/operasi-hitung-pada-
bilangan-pecahan-2/

Gunawan, Sukarno. (2018, Februari). Pengembangan Media Pembelajaran. Diakses


pada 25 Februari 2020, dari https://slideplayer.info/slide/12023988/
Sebo, Eris. (2018, 12 April). Mengapa perlu penggunaan Material Manipulatif
dalam Pembelajaran Matematika?. Diakses pada 25 Februari 2020, dari
https://solusimatikasd.blogspot.com/2018/04/mengapa-perlu-penggunaan-
material.html
Argianti, Retno. (2017, 2 Januari). Contoh Makalah Perkembangan Media
Pembelajaran Matematika. Diakses pada 25 Februari 2020, dari
https://rhetnosite.wordpress.com/2017/01/02/contoh-makalah-pengembangan
media-pembelajaran-matematika/
Arifin, Surjinal. (2010, 18 Mei). Media Manipulatif untuk Pembelajaran
Matematika. Diakses pada 25 Februari 2020, dari
http://inal9979.blogspot.com/2010/05/media-manipulatif-untuk-pembelajaran.htm
l
Zyaajah.blogspot.com. (2016, 18 Februari). Operasi Hitung Bilangan Pecahan
Biasa. Diakses pada 27 Februari 2020, dari
http://zyaajah.blogspot.com/2016/02/operasi-hitung-bilangan-pecahan-biasa.html

20

Anda mungkin juga menyukai