Anda di halaman 1dari 55

Matematika

LAPORAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
(PTK)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS I


DALAM MENJUMLAH BILANGAN MENGGUNAKAN
MEDIA BENDA KONKRET
DI SD ISLAM MIFTAHUL HIKMAH KOTA MOJOKERTO
TAHUN PELAJARAN 2020-2021

OLEH
DIYAH FEBRIAN INDRASTUTI, S.Pd.I.

SD ISLAM MIFATHUL HIKMAH


JL. PESANTREN NO. 70 LING. KEMASAN KEL. BLOOTO
KECAMATAN PRAJURITKULON KOTA MOJOKERTO
TAHUN 2021
1
2

KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Alloh atas limpahan rahmat
dan hidayahNya penulis dapat menyelesaikan laporan Pemantapan Kemampuan
Profesional yang berjudul “. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas I dalam
Menjumlah dan Mengurangi Bilangan Menggunakan Media Benda Konkret di SD
Islam Miftahul Hikmah Kota Mojokerto Tahun Pelajaran 2021-2022” sesuai
dengan rencana, meskipun masih jauh dari sempurna.
Dalam penyusunan laporan ini penulis mendapat bantuan dari berbagai
pihak. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih
kepada:
1. M. Khoirul Anam, S.Pd.I Selaku Kepala Sekolah SD Islam Miftahul Hikmah
Mojokerto.
2. Rika Purnamasari, S.Pd. selaku observator dalam pelaksanaan perbaikan
pembelajaran.
3. Rekan-rekan guru SD Islam Miftahul Hikmah Mojokerto yang memberi
dukungan dalam penyusunan laporan ini.
4. Siswa kelas I SD Islam Miftahul Hikmah Mojokerto.
5. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya laporan ini.
Atas segala bantuan, dorongan, serta kemudahan itu penulis merasa tidak
mampu untuk membalasnya. Semoga amal kebaikan yang telah dilakukan
mendapat balasan dari Alloh SWT.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari sempurna,
karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak selalu
penulis harapkan.
Mojokerto, 12 Januari 2021

Penulis
3

ABSTAK

Indrastuti, Diyah. 2021. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas I dalam


Menjumlah Bilangan Menggunakan Media Benda Konkret di SD Islam Miftahul
Hikmah Kota Mojokerto Tahun Pelajaran 2020-2021.

Permasalahan dalam penelitian ini fokus pada siswa yang kurang aktif
dalam proses pembelajaran Matematika karena pembelajaran hanya terpusat pada
guru dan cenderung monoton, sehingga sering kali siswa tidak memperhatikan,
siswa merasa jenuh, mengantuk, tidak bersemangat dan tidak fokus pada materi
pelajaran yang disampaikan oleh guru. Sehingga dampak yang muncul dari kondisi
tersebut adalah siswa menjadi pasif dan kurang aktif pada materi pembagian
bilangan dua angka di kelas I semseter ganjil pada SD Islam Miftahul Hikmah
masih sangat rendah. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas I tahun pelajaran
2020/2021 dengan jumlah siswa 20 siswa. Dengan ini peneliti menggunakan media
pembelajaran berupa alat peraga guna menjembatani proses belajar agar siswa lebih
memahami secara konkret. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis
deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar
Matematika pada materi penjumlahan dan pengurangan. Hal ini terlihat pada hasil
rata-rata yang diperoleh pada siklus I aktivitas siswa pada siklus I didapatkan bahwa
kemampuan siswa dalam memahami materi rata- rata 92 %. Hal ini menunjukkan
bahwa keterminatan anak terhadap media benda konkret baik sekali. Aktifitas guru
pada siklus I di kelas diperoleh persentase sebanyak 95%. Yang mana dalam
rentang penilaian termasuk dalam kategori baik sekali. Prestasi belajar siswa juga
meningkat. Nilai rata-rata prestasi belajar siswa dalam penjumlahan adalah 91 dan
ketuntasan belajar dalam penjumlahan mencapai 95 % dan ketuntasan belajar dalam
penjumlahan mencapai 85 %

Kata Kunci : belajar belajar, metematika, media alat peraga


4

DAFTAR ISI

Halaman Judul ......................................................................................................


Abstrak ............................................................................................................... 1

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA


A. Definisi Hasail Belajar ............................................................................... 5
B. Pembelajaran Matematika .......................................................................... 6
C. Penjumlahan dan Pengurangan .................................................................. 8
D. Media Pembelajran ................................................................................... 8

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN


A. Subjek, Tempat, Waktu Penelitian, Pihak yang Membantu ...................... 14
B. Prosedur Penelitian ................................................................................. 15
C. Teknik Analisis Data ................................................................................ 19
D. Indikator Keberhasilan ............................................................................ 21

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Hasil Penelitian ........................................................................................... 22
Analisis Data dan Pembahasan .................................................................... 30

BAB V
A. Simpulan ................................................................................................ 33
B. Saran ...................................................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 34
5

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam
mempersipakan generasi penerus dan pembangun suatu bangsa. Manusia
diciptakan dalam keadaan fitrah, terutama anak-anak atau generasi penerus.
Dengan demikian, sudah merupakan tugas kita bersama untuk memberi
warna dan goresan dengan cara membekali mereka pembelajaran sejumlah
pengetahuan, ketrampilan, serta pengalaman yang berguna bagi hidupnya.
Matematika merupakan kajian yang mempelajari benda-benda
pikiran yang sifatnya abstrak. Dengan demikian tidak mengherankan jika
matematika tidak mudah dipahami oleh sebagian siswa khususnya siswa
pada tingkat pendidikan dasar kelas terutama pada kelas I.
Kemampuan mengenal sesuatu secara abstrak terutama dalam
menjumlah dan mengurangi bilangan menjadi kendala siswa kelas I SD
Islam Miftahul Hikmah. Dari 20 siswa 16 % siswa mendapat nilai di bawah
KKM.
Dalam mempelajari objek matematika yang abstrak diperlukan
perantara menggunakan model-model benda konkrit (nyata). Dalam hal ini,
penggunaan alat peraga sagat dibutuhkan mengingat untuk mengurangi
keabstrakan pada materi matematika. Alat peraga matematika dapat
diartikan sebagai suatu perangkat benda konkrit yang dirancang, dibuat,
dan disusun secara sengaja yang digunakan untuk membantu menanamkan
dan memahami konsep-konsep atau prinsip-prinsip dalam matematika.
Dalam hal ini, perlu adanya upaya memberi perantara berupa media
alat peraga untuk memancing minat siswa terhadap matematika khusunya
penjumlahan dan pengurangan. Pengemasan materi matematika yang
bersifat abstrak dengan menggunakan media benda konkrit merupakan
salah satu jembatan untuk menjadikan sesutu yang abstrak menjadi konkrit,
sehingga mudah dipahami untuk anak kelas kelas I. Dengan adanya
6

penelitian tindakan kelas ini, peneliti bertujuan meningkatkan hasil belajar


siswa terhadap materi penjumlahan dan pengurangan menggunakan media
alat peraga berupa benda konkrit.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara menggunakan media alat peraga yang sesuai untuk
menjumlah dan mengurangi bilangan pada siswa kelas I?
2. Bagaimana cara meningkatkan hasil belajar siswa dalam menjumlah
dan mengurangi bilangan pada siswa kelas I?

C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui cara menggunakan media alat peraga yang sesuai untuk
menjumlah dan mengurangi pada siswa kelas I.
2. Mengetahui cara meningkatkan kemampuan siswa dalam menjumlah
dan mengurangi bilangan pada siswa kelas I.

D. Manfaat Hasil Penelitian


1. Guru mampu memeproleh peningkatan hasil belajar siswa melalui
perantara media alat peraga.
2. Siswa mampu menjumlah dan mengurangi bilangan dengan mudah.
7

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Definisi Hasil Belajar


Menurut Arikunto (2001), hasil belajar adalah hasil yang dicapai
seseorang setelah melakukan kegiatan belajar dan merupakan penilaian
yang dicapai seseorang untuk sejauh mana bahan pelajaran dan materi yang
diajarkan sudah diterima oleh siswa. Faktor-faktor yang mempengaruhi
hasil belajar matematika menurut Thabrany (1994:21) yaitu kecerdasan,
konsentrasi, kesehatan jasmani, ambisi dan tekad, lingkungan, cara belajar.
Perlengkapan, sifat-sifat negatif.
Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik
tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi
hasil belajar dari Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga
ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Ranah
kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri atas enam
aspek, yakni: pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis,
sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah
dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi. Ranah
afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri atas lima aspek yakni
penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.
Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan
kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotorik, yakni gerakan
refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan
atau ketetapan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif
dan interpretative (Sudjana, 1990: 22).
Hasil belajar yang dicapai oleh siswa dipengaruhi dua faktor utama
yakni faktor dari dalam diri siswa itu dan faktor yang datang dari luar siswa
atau faktor lingkungan. Faktor yang datang dari diri siswa terutama
kemampuan yang dimilikinya. Faktor kemampuan siswa besar sekali
pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai. Seperti dikemukakan oleh
8

Clark bahwa hasil belajar siswa di sekolah 70% dipengaruhi oleh


kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan. Di samping
faktor kemampuan yang dimiliki oleh siswa, juga ada faktor lain, seperti
motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar,
ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis (Sudjana, 1987: 39-40).
B. Pembelajaran Matematika
1. Pengertian Matematika.
Hudojo (Hasyim, 2009) menyatakan pengertian matematika
bahwa “matematika merupakan ide-ide abstrak yang diberi simbol-
simbol itu tersusun secara hirarkis dan penalarannya deduktif, sehingga
belajar matematika itu merupakan kegiatan mental yang tinggi”.
Menurut Bruner yang dikutip Nyimas Aisyah dkk (2007:1.5)
Pembelajaran Matematika adalah belajar mengenai konsep-konsep dan
struktur-struktur Matematika yang terdapat di dalam materi yang
dipelajari, serta mencari hubungan antara konsep-konsep struktur-
struktur Matematika itu.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
matematika merupakan ilmu hitung yang bersifat abstrak. Jadi untuk
mengajarkan matematika pada siswa SD tentu diperlukan strategi dan
metode pembelajaran yang sesuai dengan tingkat berpikir siswa yang
masih konkrit atau nyata.
2. Teori Belajar Matematika
Menurut Nyimas Aisyah dkk (2007: 1.4) pembelajaran
Matematika merupakan proses yang sengaja dirancang dengan tujuan
untuk menciptakan suasana lingkungan (kelas/sekolah) yang
memungkinkan kegiatan siswa belajar Matematika di sekolah.
Menurut Richard Skemp (dalam Amin Suyitno, 2005:35), belajar
matematika perlu dua tahap, yaitu sebagai berikut. Perlu menggunakan
benda-benda konkret untuk memberikan basis bagi siswa dalam
menghayati ide-ide matematika yang abstrak. Tingkat abstrak, yaitu
9

mulai meninggalkan benda konkret untuk menuju kepemahaman


matematika yang memang memuat objek-objek abstr
Dari beberapa teori belajar matematika di atas, maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran matematika di Pendidikan
Dasar sangat diperlukan suatu media pengajaran matematik. Selain itu
pembelajaran Matematika hendaknya dikembangkan dari yang mudah
ke yang sukar, sehingga dalam memberikan contoh guru juga harus
memperhatikan tentang tingkat kesukaran dari materi yang
disampaikan.
3. Tujuan Belajar Matematika
Hasyim (2009) berpendapat bahwa ‘pembelajaran merupakan
perpaduan dari dua aktivitas mengajar dan aktivitas belajar. Aktivitas
mengajar menyangkut peranan guru dalam konteks mengupayakan
terciptanya jalinan komunikasi harmonis antara belajar dan mengajar.
Jalinan komunikasi ini menjadi indikator suatu aktivitas atau proses
pengajaran yang berlangsung dengan baik’.
Seperti pendapat Aisyah (2007:1-4) menyatakan tujuan
pembelajaran matematika Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah
(MI) agar perserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: a)
Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep
dan mengaplikasikan konsep, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat
dalam pemecahan masalah. b) Menggunakan penalaran pada pola dan
sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi,
menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan
matematika. c) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan
memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan
model dan menafsirkan solusi yang diperoleh. d)Mengkomunikasikan
gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk
menjelaskan keadaan atau masalah. e) Memiliki sikap menghargai
kegunaan matematika dalam kehidupan.
10

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan


pembelajaran matematika Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah
(MI) adalah memberikan gambaran tidak hanya dibidang kognitif,
tetapi meluas pada bidang psikomotor dan afektif siswa. Belajar
matematika adalah belajar ilmu abstrak yang memerlukan cara yang
terpola tertuju pada diri siswa, dalam mempelajari matematika tidak
cukup bila hanya dibaca dihafal rumusnya secara berulang-ulang,
melainkan juga harus melibatkan berbagai kegiatan yang dapat
meningkatkan kemampuan daya pikir.
C. Penjumlahan dan Pengurangan
Penjumlahan diambil dari kata dasar jumlah yang berarti banyaknya
(bilangan atau sesuatu yang dikumpulkan menjadi satu). Sedangkan
pengertian penjumlahan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
Pengurangan berasal dari kata kurang yang dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia berarti a. belum atau tidak cukup. b. ( untuk menyatakan
bilangan, ukuran, dsb yang) sedikit (satu, dua, dsb) lagi menjadi bilangan
bulat. Sementara definisi penguraangan adalah proses, cara, perbuatan
mengurangi atau mengurangkan.
D. Media Pembelajaran
1. Pengetian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak
dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar.
Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan
pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa
sehingga proses belajar terjadi. Gagne menyatakan bahwa media adalah
berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat
merangsangnya untuk belajar. Asosiasi Pendidikan Nasional menyatakan
bahwa media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun
audiovisual serta peralatannya (Arief S. Sadiman, dkk, 2008). Lesle J.
Briggs berpendapat bahwa media adalah alat untuk member perangsang
11

bagi siswa supaya terjadi proses belajar. Brown mengatakan bahwa media
yang digunakan guru atau siswa dengan baik dapat mempengaruhi
efektifitas proses belajar dan mengajar (Ridha Sarwono, 2008). Media
dapat dikelompokkan menjadi lima, yaitu: 1) Media visual: yaitu media
yang hanya dilihat, seperti foto, gambar, grafik. 2) Media Audio: adalah
media yang hanya dapat didengar saja, seperti radio, MP3 player, ipod. 3)
Media Audio Visual: yaitu media yang dapat dilihat sekaligus dapat
didengar, seperti film bersuara, video, televisi. 4) Multimedia: yaitu media
yang dapat menyajikan unsur media secara lengkap, seperti suara, animasi,
video, dan film. 7 5) Media realita: yaitu semua media nyata yang ada di
lingkungan alam, baik digunakan dalam keadaan hidup maupun diawetkan,
seperti tumbuhan, batuan, binatang, air, sawah, dan sebagainya. Media
pembelajaran bermanfaat untuk melengkapi, memelihara dan bahkan
meningkatkan kualitas dan proses pembelajaran yang sedang berlangsung.
Pengguaan media dalam pembelajaran akan meningkatkan hasil belajar,
meningkatkan aktifitas siswa, meningkatkan motifasi belajar siswa (Ridha
Sarwono, 2008). Secara umum media mempunyai kegunaan memperjelas
penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-
kata atau lisan belaka); mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya
indra; menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid
dengan sumber belajar; memberi rangsangan yang sama, mempersamakan
pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama; memungkinkan anak
didik belajar mandiri menurut kemampuan dan minatnya (Arief S.
Sadiman, dkk, 2008). Kriteria dalam memilih media pelajaran adalah
sebagai ketepatan dengan tujuan pengajaran; dukungan terhadap isi bahan
pelajaran; adanya media bahan pelajaran lebih mudah dipahami siswa;
media yang dipergunakan mudah diperoleh, murah, sederhana, dan praktis
penggunaannya; keterampilan guru menggunakan media dalam proses
pengajaran; tersedia waktu untukmenggunakannya, sehinggan media
tersebut dapat dimanfaatkan siswa selama pengajaran berlangsung; sesuai
dengan taraf berpikir siswa (Arief S. Sadiman,dkk, 2008). Media
12

Pembelajaran sangat berperan dalam PBM. Media pembelajaran dapat


mempertinggi PBM siswa yang pada gilirannya diharapkan dapat
mempertinggi proses belajar yang dicapai. Ada beberapa alasan mengapa
media pembelajaran mempertinggi PBM. Alasan pertama berkenaan
dengan manfaat media pengajaran yang antara lain pengajaran akan lebih
menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motifasi belajar,
bahan akan lebih jelas maknanya sehingga dapat dipahami oleh siswa dan
memungkinkan menguasai tujuan pembelajaran lebih baik, metode
mengajar akan lebih bervariasi, tidak sematamata komunikasi verbal
melalui penuturan kata-kata oleh guru sehingga siswa tidak merasa bosan.
Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru saja. Alasan kedua adalah berkenaan dengan
taraf berpikir siswa, taraf berpikir manusia mengikuti tahap pekembangan
mulai 8 dari berpikir sederhana menuju berpikir kompleks. Melalui media
pembelajaran, hal-hal yang abstrak dapat dikonkretkan dan hal-hal yang
kompleks dapat disederhanakan (Nana Sudjana, 2001). Media
pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah Objek dari
matematika adalah benda-benda pikiran yang sifatnya abstrak. Berarti
objek matematika tidak dapat ditangkap /diamati dengan panca indera.
Dengan demikian tidak mengherankan jika matematika tidak mudah
difahami oleh sebagian siswa SD/ MI. Bendabenda pikiran yang bersifat
abstrak tersebut dapat berasal dari benda-benda nyata yang sifatnya konkrit
dengan melalui abstraksi dan idealisasi. Dengan demikian hal yang abstrak
tersebut dapat dikurangi keabstakkannya dengan menggunakan model-
model benda kongkrit. Model benda nyata yang digunakan untuk
mengurangi keabstrakan materi matematika tersebut dinamakan alat peraga
pembelajaran matematika. Alat peraga matematika dapat diartikan sebagai
suatu perangkat benda konkrit yang dirancang, dibuat, dihimpun atau
disusun secara sengaja yang digunakan untuk membantu menanamkan atau
mengembangkan konsep-konsep atau prinsip-prinsip dalam matematika.
Dengan alat peraga hal-hal yang abstrak itu dapat disajikan dalam bentuk
13

model-model berupa benda konkrit yang dapat dilihat, dipegang


diputarbalikkan sehingga mudah difahami.
2. Jenis-jenis Media Pembelajaran
Asra, dkk (2008:5-8 – 5-9) menyimpulkan bahwa media terdiri
dari: a) Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat, termasuk
kelompok visual. Seperti; foto, gambar, poster, grafik, dan kartun. b)
Media audio adalah media yang hanya dapat didengar saja. Seperti;
radio, MP3 Player,dan Ipod. d) Media audi visual adalah media yang
dapat dilihat sekaligus dapat didengar. Seperti: film bersuara, video,
dan televisi. e) Multimedia merupakan media yang dapat menyajikan
unsur media secara lengkap seperti suara, animasi, video, grafis, dan
film. Multimedia sering diidentikan dengan computer, internet dan
pembelajaran berbasis computer (CBI). Media realita adalah semua
media nyata yang ada di lingkungan alam. baik digunakan dalam
keadaan hidup maupun sudah diawetkan. Seperti: tumbuhan, batuan,
binatang, air dan sawah.
Admin (2009) menyatakan bahwa “media pembelajaran banyak
jenis dan macamnya. Dari yang paling sederhana dan murah hingga
yang canggih dan mahal. Ada yang dapat dibuat oleh guru sendiri dan
ada yang diproduksi pabrik. Ada yang sudah tersedia di lingkungan
untuk langsung dimanfaatkan dan ada yang sengaja dirancang”.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya
jenis-jenis media pembelajaran ada banyak jenis dan macamnya. Hanya
saja dari banyak jenis tersebut jika digolongkan jenis-jenis media
sebenarnya ada 5 macam yaitu: Visual, Audio, Audio visual,
Multimedia, dan Realita.
2.1 Alat Peraga
Dalam memahami konsep matematika yang abstrak, anak
memerlukan alat peraga seperti benda-benda konkrit (riil) sebagai
perantara atau visualisasinya. Dalam pembelajaran matematika,
penggunaan alat peraga juga dapat meningkatkan motivasi belajar
14

siswa. Menurut Sudjana (1989:76) alat peraga adalah suatu alat bantu
untuk mendidik atau mengajar supaya apa yang diajarkan mudah
dimengerti anak didik. Sedangkan, pendapat Erman Suherman yang
mengungkapkan bahwa dalam pembelajaran matematika kita sering
menggunakan alat peraga, dengan menggunakan alat peraga, maka:
1. Proses belajar mengajar termotivasi. Baik siswa maupun guru, dan
terutama siswa, minatnya akan timbul. Ia akan senang, terangsang,
tertarik, dank arena itu akan bersikap positif terhadap pembelajaran
matematika.
2. Konsep abstrak matematika tersajikan dalam bentuk konkrit dan
karena itu lebih dapat dipahami dan dimengerti, dan dapat
ditanamkan pada tingkat-tingkat yang lebih rendah.
3. Hubungan antara konsep abstrak matematika dengan bendabenda
di alam sekitar akan lebih dapat dipahami.
4. Konsep-konsep abstrak yang tersajikan dalam bentuk konkrit yaitu
dalam bentuk model matematik yang dapat dipakai sebagai objek
penelitian maupun sebagai alat untuk meneliti ide-ide batu dan
relasi baru menjadi bertambah banyak. (Eman Suherman (2003:
242)
Pada umumnya media atau alat-alat peraga dapat
diklasifikasikan menjadi empat jenis, antara lain :
1. Alat yang auditif hanya dilihat, seperti: film strip, papan tulis,
gambar- gambar, grafik, poster, dan globe
2. Alat yang auditif hanya didengar, seperti : radio, rekaman tape
recorder
3. Alat yang auditif dapat dilihat dan didengar, seperti: film, televisi,
CD, DVD
4. Alat-alat atau benda-benda tiga dimensi yang dipertunjukkan,
seperti model, pita elektris, koleksi diorama, dan lain-lain. (Oemar
Hamalik: 1986)
15

Dalam proses pembelajaran bagi anak Sekolah Dasar cenderung


mempunyai kemampuan untuk menerima pelajaran yang tidak sama. Ada
yang membutuhkan waktu tenang, ada yang senang mendengarkan
musik, dan ada pula yang harus membutuhkan dan menggunakan alat
bantu berupa media.
Nilai media dalam Pendidikan dan pembelajaran dilatari empat
alasan antara lain : (1) media bersifat kongkrit sehingga anak dapat
melihat dengan jelas sesuatu yang sedang dibicarakan dalam media
selain penjelasan dengan kata-kata; (2) media mengatasi kekurangan
daya mampu pancaindera manusia, benda-benda kecil yang tidak
dapat dilihat dengan mata dibuat fotografinya sehingga dapat dilihat
dengan jelas; (3) media mudah didapat dan harganya murah sehingga
menguntungkan dan meringankan beban sekolah; dan (4) media
mudah digunakan baik untuk belajar perindividu anak didik maupun
secara kolektif. Satu gambar dapat dilihat dan dipelajari semua anak
didik, bahkan kelas.
Penggunaan alat peraga yang efektif terjadi apabila
disesuaikan dengan tingkatan anak baik dalam hal kerumitan dan
kemudahan dalam memperoleh alat peraga. Alat peraga dapat
digunakan untuk suatu maksud dalam hubungan dengan suatu
pelajaran, memberikan pengalaman dasar dalam bereksperimen,
ilustrasi, menjelaskan konsep-konsep dan sebagainya. Alat peraga
yang digunakan untuk belajar dalam kelas, selain cara penyajiannya
yang efektif, alat peraga juga harus dipilih yang mudah dibawa , bisa
ditempel, digulung, dan diproyeksikan.
Dalam memilih alat peraga yang baik dan menarik pada
lazimnya terdapat sejumlah kriteria yang dapat digunakan sebagai
parameter, antara lain : (1) keaslian alat peraga, peraga menunjukkan
situasi yang sebenarnya ; (2) kesederhanaan, alat peraga itu sederhana
dalam bentuk, menimbulkan kesan tertentu, mempunyai nilai estetis
secara murni dan mengandung nilai praktis; (3) bentuk item,
16

hendaknya si pengamat dapat memperoleh tanggapan yang tepat


tentang obyek-obyek yang diteliti; (4) cara pembuatan, alat peraga
hendaknya menunjukkan kesederhanaan cara pembuatannya.
Secara umum alat peraga adalah saluran komunikasi atau
perantara yang digunakan untuk membawa atau menyampaikan suatu
pesan guna mencapai tujuan pengajaran . Alat peraga merupakan alat
bantu atau penunjang yang digunakan oleh guru untuk menunjang
proses belajar mengajar.
Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan ada beberapa
kriteria alat peraga yang baik diantaranya:
a. Dapat menjelaskan konsep secara tepat
b. Menarik
c. Tahan lama
d. Multi fungsi (dapat dipakai untuk menjelaskan berbagai
konsep)
e. Ukurannya sesuai dengan ukuran siswa
f. Murah dan mudah dibuat
g. Efisien (tepat)
Salah satu alat peraga dari Harry Sukarman adalah kartu
lambang bilangan. Alat peraga ini berfungsi untuk mengajarkan
konsep bilangan dari 0 sampai 9 dan tanda operasi penjumlahan dan
pengurangan, serta menanamkan konsep penjumlahan dan
pengurangan.
2.2 Alat peraga pembelajaran matematika
Pada dasarnya anak belajar melalui benda kongkrit. Untuk
memahami konsep matematika yang bersifat abstrak anak memerlukan
benda-benda kongkrit sebagai perantara atau media. Benda-benda
tersebut biasanya disebut dengan alat peraga. Penggunaan alat peraga
tidak hanya pembentukan konsep anak, tetapi dapat pula digunakan
utuk pemahaman konsep, latihan dan penguatan, pelayanan terhadap
perbedaan individu, pemecahan masalah, dan lain sebagainya.
17

3. Manfaat Pentingnya Menggunakan Media


Asra, dkk (2008:5-9) menyatakan bahwa kehadiran media dalam
suatu kegiatan pembelajaran memilki manfaat sebagai berikut: a)
Mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki para siswa. b) Media
yang disajikan dapat melampaui batasan ruang kelas. c)
Memungkinkan adanya interaksi antara siswa dengan lingkungannnya.
d) Media yang disajikan dapat menghasilkan keseragaman pengamatan
siswa. e) Secara potensial, media yang disajikan secara tepat dapat
menanamkan konsep dasar yang kongkrit, benar, dan berpijak pada
realitas. f) Dapat membangkitkan keinginan dan minat baru. g) Mampu
membangkitkan motivasi dan merangsang siswa untuk belajar.
Seperti Pendapat Heinich, Malenda, Russel (1982) dalam
Prayitno (1989) (dalam Hamdani 2005:9) mengemukakan keuntungan
penggunaan media dalam pembelajaran adalah: a) Membangkitakan
ide-ide atau gagasan-gagasan yang bersifat konseptual, sehingga
mengurang kesalah pahaman siswa dalam mempelajarinya. b)
Meningkatkan minat siswa untuk materi pelajaran. c)
Memberikan pengalaman-pengalaman nyata yang merangsang
aktivitas diri sendiri untuk belajar. d) Dapat mengembangkan jalan
pikiran yang berkelanjutan. e) Menyediakan pengalaman-pengalaman
yang tidak mudah didapat melalui materi-materi yang lain dan
menjadikan proses belajar mendalam dan beragam.
Dari kedua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pada
dasarnya manfaat media pembelajaran adalah sebagai alat bantu untuk
pendidik menyampaikan pesan berupa materi pelajaran dan juga
bermanfaat bagi siswa dalam menerima materi pelajaran yang
disampaikan oleh guru.
18

BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Subjek, Tempat, Waktu Penelitian, Pihak yang Membantu


1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas I di SD Islam Miftahul
Hikmah kecamatan Prajuritkulon Kota Mojokerto pada tahun pelajaran
2020/2021, dengan jumlah siswa sebanyak 20 terdiri dari laki-laki 10
siswa dan perempuan sebanyak 10 siswa. Kemampuan menerima materi
di kelas ini dibagi menjadi dua yakni visual dan audio sehingga diperlukan
media yang tepat proses pembelajaran.
2. Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Islam Miftahul
Hikmah yang beralamatkan di jalan Pesantren, No. 70 Lingkungan
Kemasan, Kelurahan Blooto, kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto.
Lokasi ini dipilih atas dasar pertimbangan bahwa peneliti merupakan guru
yang mengajar di sekolah tersebut.
3. Waktu Penelitian
Perbaikan pembelajaran ini dilaksanakan sebanyak satu siklus.
Sedangkan untuk satu siklus dilakukan dua kali pertemuan. Adapun jadwal
pelaksanaan penelitian dan perbaikan pembelajaran adalah sebagai
berikut:
Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian
No Tanggal Kegiatan Pengamat
1. 04 Januari 2021 Persiapan -
2. 05 Januari 2021 Pra Siklus -
3. 06 Januari 2021 Siklus I Rika Purnamasari, S.Pd.
8. 07 Januari 2021 Pengolahan Data -
9. 08 Januari 20221 Penyusunan Laporan -
19

4. Pihak Yang Membantu


Dalam penelitian ini peneliti dibantu oleh teman sejawat yang
bernama Rika Purnamasari, S.Pd. selaku wali kelas II, serta M. Khoirul
Anam, S.Pd.I dalam hal validasi data selaku kepala sekolah di SD Islam
Miftahul Hikmah Mojokerto tempat diadakannya penelitian.

B. Prosedur Penelitian
1. Rancangan penelitian
Menurut Kemmis dan Mc Taggart (dalam Sukayati, 1996) penelitian
tindakan dapat dipandang sebagai suatu siklus spiral dari penyusunan
perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan (observasi), dan refleksi
yang selanjutnya mungkin diikuti dengan siklus spiral berikutnya.

Gambar 3.1 1 Alur PTK

2. Prosedur Penelitian
Variabel yang diselidiki oleh peneliti dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal penjumlahan dan
pengurangan.
2. Media alat peraga berupa sedotan plastik.
20

Dalam bagian ini melalui proses pembelajaran pokok bahasan tentang


penjumlahan dan pengurangan, peneliti menggunakan cara untuk
menyelesaikan soal tersebut denggan media alat peraga gambar.
Penelitian tindakan kelas ini direncanakan terdiri atas satu siklus.
Dalam satu siklus dilaksanakan dalam 2 pertemuan.
Prosedur penelitian tindakan kelas ini setiap siklus meliputi:
perencanaan (Planing), tindakan (acting), observasi (observing), dan
refleksi (reflecting).

2.1. Siklus I
2.1.1. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti menyusun rencana perbaikan yang
akan dilakukan seperti:
1. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran
2. Mempersiapkan media pembelarajaran berupa alat peraga
gambar.
3. Membuat tes formatif siklus I yakni pre tes dan post tes.
4. Membuat lembar penilaian
Peneliti menerapkan alat peraga berupa gambar dan kartu
angka sebagai media untuk menunjang minat anak terhadap
matematika sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa
kelas 1. Peneliti juga menyiapkan lembar observasi yang
digunakan untuk mengamati kemampuan siswa dan guru yang
dilakukan oleh Diyah Febrian Indrastuti, S.Pd. selaku observer.
Menyiapkan sumber belajar atau buku penunjang dalam
pembelajaran Matematika. Menyiapkan alat peraga yang
digunakan dalam menghitung penjumlahan dan pengurangan
untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Menyusun soal
evaluasi. Menyusun format observasi pembelajaran
21

2.1.2. Tahap Pelaksanaan Tindakan


Dalam siklus I ini, peneliti sudah mendapatkan hasil belajar
di atas 80% yang berarti penelitian dianggap sudah tuntas siklus
ini.
Peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
pada pelajaran matematika kelas I semester genap dengan alokasi
waktu 60 menit dua kali pertemuan. Kompetesi Dasar yang
dipilih adalah melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan
sampai 20. Standar Kompetensinya adalah menyelesaikan
masalah yang terkait dengan penjumlahan dan pengurangan
sampai dengan 20. Dengan indikator siswa mampu menunjukkan
cara menjumlah dan mengurangi bilangan 1-20. Adapun langkah-
langkah yang peneliti laksanakan sebagai berikut.
1) Kegiatan awal :
1. Guru memberi salam, berdoa dan melakukan absensi
2. Menyanyikan lagu kebangsaan Garuda Pancasila
3. Guru melakukan apersepsi dengan membawa kartu angka
dan meminta siswa menebak kartu angka yang di
tunjukkan
4. Guru menyampaiakan tujuan pembelajaran
2) Kegiatan inti :
a) Eksplorasi
1. Guru memberikan beberapa pertanyaan berupa lisan.
2. Guru menjelaskan tanda-tanda yang digunakan dalam
penjumlahan dan pengurangan
3. Guru menyiapkan media stik eskrim
b) Elaborasi
1. Siswa maju ke dapan dan menjelaskan proses
penjumlahan dan pengurangan dengan menggunakan
siswa sebagai alat peraga.
22

2. Siswa membentuk kelompok lalu melakukan


penyelidikan penelusuran jawaban dengan
menggunakan media stik eskrim.
c) Konfirmasi
1. Memberikan soal tulis dan lisan
2. Bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
3) Penutup
Peneliti mengakhiri dengan memberi refleksi dengan
memberi feed back terhadap materi yang sudah disampaikan
dengan memberi pertanyaan bagaimana perasaan setelah
belajar dengan menggunakan benda konkret..
2.1.3. Prosedur Pengumpulan Data
Dalam proses pengumpulan data, peneliti mendiskusikan
tentang hasil observasi dengan teman sejawat untuk mendapatkan
hasil obbesrvasi yang valid dan reliabel. Selama pembelajaran
berlangsung peneliti juga membuat beberapa catatan selama
proses pembelajaran. Hasil catatan teman sejawat dan peneliti
dipadukan untuk didiskusikan kelemahan dan kelebihan selama
pembelajaran berlangsung.
2.1.4. Refleksi
Sebelum dilakukan beberapa langkah mulai perencanaan
sampai pelaksanaan di siklus I, peneliti memberikan tugas berupa
pre tes kepada siswa dengan tanpa menggunakan media dan
memberi tugas post tes setelah diberi penjelasan menggunkan
media gambar. Dari siklus I ini, didapatkan bahwa hasil belajar
siswa yang menjadi meningkat dengan penggunaan alat peraga
gambar. Siswa lebih tertarik dengan mesia benda konkret yang
menarik daripada hanya diterangkan secara abstrak.
23

C. Teknik Analisis Data


1. Uji Keabsahan Data
Untuk menjaga keabsahan data dalam penelitian ini, peneliti
berperan sebagai guru dan pengamat yang juga dibantu oleh guru sejawat
sebagai kolaborator. Uji keabsahan data dengan menggunakan teknik
triangulasi (Sugiyono dalam Mursiyem 2014:31), yaitu teknik pengumpulan
data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data
dan sumber data yang telah ada. Adapun teknik triangulasi yang digunakan
adalah triangulasi sumber, untuk mendapat sumber yang berbeda-beda
dengan teknik sama.
Validitas data pada penelitian ini di ujikan kepada pihak yang lebih
kompeten yakni Bapak M. Khoirul Anam, S.Pd.I selaku kepala sekolah di
SD Islam Miftahul Hikmah Kecamatan Prajuritkulon Kota Mojokerto.
Adapun data yang divaliditas meliputi: Alat Pengamatan Keaktifan Guru
(APKG), Alat Penilaian Keaktifas Siswa dan soal tes tulis.
2. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik
deskriptif kualitatif yang memanfaatkan data yang telah diubah ke dalam
persentase yang kemudian dinyatakan dalam sebuah predikat (Suharsimi
Arikunto, 2005: 269).
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif kualitatif. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
a. Peneliti
Peneliti berperan sebagai perencana, pelaksana dan penganalisis data,
penafsir data pembuatan laporan hasil penelitian.
b. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan sebaga pedoman untuk melaksanakan
pengamatan di dalam kelas. Dari lembar observasi inilah dapat diketahui
gambaran aktivitas belajar matematika materi penjumlahan dan
pengurangan dengan menggunakan media.
24

c. Lembar kerja Siswa


Lembar kerja yang digunakan berupa lembar kerja individu, lembar ini
digunakan oleh peneliti untuk mengetahui sejauh mana pemahaman
siswa terhadap materi penjumlahan dan pengurangan di SD Islam
Miftahul Hikmah.
d. Dokumentasi
Melalui dokumentasi peneliti bisa mengetahui berita, data-data terkait
dengan nilai hasil belajar siswa, dan foto digunakan untuk
menggambarkan situasi saat kegiatan pembelajaran berlangsung.
Data dari hasil observasi dianalisis secara deskriptif kualitatif dengan
teknik presentase. Pada mata pelajaran matematika SD Islam Miftahul
Hikmah Blooto, siswa dikatakan tuntas belajar matematika jika siswa
memperoleh ketuntasan kriterian minimum 70. Setelah itu, akan dilakukan
perbandingan persentase nilai siswa sebelum dan setelah dilakukan
pembelajaran dengan penggunaan media alat peraga gambar.
3. Rumus Yang Digunakan Dalam Analisis Data
Untuk menganalisis tingkat keberhasilan belajar siswa dilakukan
dengan cara memberi tes formatif berupa soal tertulis pada setiap siklus
perbaikan pembelajaran. Serta tindak lanjut berupa soal pekerjaan rumah.
Dalam analisis ini digunakan teknik sederhana yaitu teknik deskriptif
kualitatif dengan cara menilai hasil belajar yang dihitung dari menjumlahkan
skor yang diperoleh siswa kemudian dibagi dengan jumlah skor maksimal.
Sehingga diperoleh rata-rata hasil belajar siswa dengan rumus sebagai
berikut.
1. Untuk Menilai Tes Evaluasi
Jumlah soal yang benar
Nilai = X 100
Jumlah Soal
2. Untuk Mengetahui Ketuntasan Belajar Siswa digunakan rumus:
𝑓
P= x 100%
𝑛
Keterangan: P : angka presentase
f : frekuensi yang sedang dicari frekuensinya
25

N : jumlah frekuensi/banyaknya individu (Anan Sudijono,


2006: 43)
3. Untuk Mengetahui Aktifitas Siswa dan Guru
Pada saat mengikuti pelajaran, siswa diamati bagaimana partisipasi
siswa dalam proses pembelajaran. Observasi terhadap siswa dapat diukur
dengan persentase. Siswa yang antusias, perhatian dan aktif dalam
mengikuti pelajaran dapat dianalisis secara deskriptif kuantitatif.
Pedoman konversi tingkat aktifitas siswa dan aktifitas guru menurut
Suharsimi Arikunto (2009: 156) yaitu:
Tabel 3.2. Konversi Hasil Observasi
No Tingkat Aktivitas Predikat
1. 81 % - 100% Baik sekali
2. 61% - 80% Baik Baik
3. 41% - 60% Cukup Cukup
4. 21% - 40% Kurang Kurang
5. 0 - 20% Kurang sekali Kurang sekali
∑𝑨
PA = X 100 %
𝑻𝑨
Keterangan : PA = Persentase Aktivitas
∑ A = Jumlah nilai aktivitas yang diperoleh
TA = Total nilai maksimal yang diamati
Indikator keberhasilan jika aktifitas siswa/guru mencapai ≥ 61%

D. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan pada penelitian ini apabila 70% siswa
memperoleh nilai di atas kriteria ketuntasan minimal (KKM) SD Islam
Miftahul Hikmah yaitu ≥ 70 karena pada observasi dilakukan, terdapat siswa
yang memperoleh nilai dibawah KKM. Hasil belajar ini diukur melalui
pelaksanaan tes evaluasi setelah pelaksanaan pembelajaran.
26

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Pra Siklus
Kegiatan pra siklus dilaksanakan pada tanggal 05 Januari dengan subyek
adalah siswa kelas I di SD Islam Miftahul Hikmah kecamatan Prajuritkulon
Kota Mojokerto pada tahun pelajaran 2020/2021, dengan jumlah siswa
sebanyak 20 terdiri dari laki-laki 10 siswa dan perempuan sebanyak 10 siswa.
Penelitian ini diawali dengan pra tindakan. Tujuan pra tindakan atau pra siklus
yaitu mendapatkan informasi atau data yang sebenarnya berkaitan dengan
proses pembelajarn matematika kelas siswa kelas I di SD Islam Miftahul
Hikmah kota Mojokerto. Kegiatan pra siklus ini dilakukan melalui tes materi
penjumlahan dan pengurangan untuk mengambil data tentang hasil belajar
siswa. Peneliti telah mendapatkan hasil dari kegiatan pra tindakan bahwa pada
saat guru menyampaikan pembelajaran hanya terpusat pada guru dan
cenderung monoton, sehingga anak kurang bersemangat, mengantuk dan tidak
fokus. Hal ini berakibat terhadap hasil prestasi siswa yang kurang maksimal.
Berdasarkan kondisi pembelajaran tersebut telah berdampak pada rendahnya
hasil belajar matematika pada siswa kelas I di SD Islam Miftahul Hikmah
terutama pada materi tentang penjumlahan dan pengurangan. Hal ini terlihat
dari temuan awal peneliti bahwa dari 20 siswa siswa kelas I di SD Islam
Miftahul Hikmah, ada 9 anak yang menadapat nilai di bawah KKM.
Dari hasil identifikasi diperoleh data bahwa masih rendahnya hasil
belajar siswa kelas I di SD Islam Miftahul Hikmah pada materi penjumlahan
dan pengurangan adalah (1) kurangnya pengetahuan atau pemahaman guru
tentang metode dan media pembelajaran yang dapat menumbuhkan dan
meningkatkan motivasi dan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran di
kelas; (2) pembelajaran yang diterapkan oleh guru membosankan atau otoriter
dalam menjelaskan materi; (3) kurangnya bimbingan guru dan kesempatan
bagi siswa untuk menyelesaikan tugas secara individu.
27

Tahapan dari penelitian ini menggunakan tahapan model Suharsimi


Arikunto yang terdiri dari empat tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi. Adapun deskripsi dari hasil penelitian yaitu sebagai
berikut:
Tabel 4.1. Data Hasil Nilai Siswa (Pra Siklus)
Nilai Nilai
No Nama Keterangan Keterangan
Penjumlahan Pengurangan
1 Hafidz 80 Tuntas 100 Tuntas
2 Adiba 80 Tuntas 50 Tidak tuntas
3 Shofie 100 Tuntas 60 Tidak tuntas
4 Naufal 60 Tidak tuntas 60 Tidak tuntas
5 Pasya 80 Tuntas 80 Tuntas
6 Alisha 60 Tidak tuntas 40 Tidak tuntas
7 Nafla 100 Tuntas 100 Tuntas
8 Qiana 100 Tuntas 100 Tuntas
9 Aqila 80 Tuntas 30 Tidak tuntas
10 Sakhi 60 Tidak tuntas 60 Tidak tuntas
11 Dani 100 Tuntas 80 Tuntas
12 Faydel 80 Tuntas 100 Tuntas
13 Felisa 80 Tuntas 80 Tuntas
14 Raziq 100 Tuntas 100 Tuntas
15 Jihan 80 Tuntas 40 Tidak tuntas
16 Khafidin 80 Tuntas 100 Tuntas
17 Rendra 40 Tidak tuntas 20 Tidak tuntas
18 Reza 80 Tuntas 90 Tuntas
19 Nayla 100 Tuntas 80 Tuntas
20 Olivia 80 Tuntas 40 Tidak tuntas
Jumlah 1620 1420
Rata-rata 81 71
Nilai Tertinggi 100 100
Nilai Terendah 40 20
Presentase
siswa tuntas 80 % 55 %
belajar

1.
Pelaksanaan
a. Siklus I
1) Tahap Perencanaan
28

Kegiatan perencanaan yang dilakukan peneliti yaitu membuat RPP


pada tanggal 04 Januari 2021. Peneliti memperkenalkan materi
penjumlahan dan pengurangan mengguatkan media alat peraga gambar
yang menarik. Dalam RPP peneliti juga mengaitkan pembelajaran
matematika dengan pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan dan
Bahasa Indonesia. Peneliti juga menyiapkan lembar observasi yang
digunakan untuk mengamati kemampuan siswa yang dilakukan oleh Ibu
Rika Purnamasari selaku observer. Menyiapkan sumber belajar atau buku
penunjang dalam pembelajaran Matematika. Menentukan media dalam
menghitung penjumlahan dan pengurangan untuk dapat meningkatkan
hasil belajar siswa. Menyusun soal evaluasi. Menyusun format observasi
pembelajaran.
Dalam melaksanakan tindakan peneliti memerlukan beberapa
persiapan, antara lain:
a. Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
b. Menyiapkan sumber belajar atau buku-buku penunjang yang
diperlukan dalam pembelajaran Matematika.
c. Menentukan media yang digunakan sebagai alat peraga dalam
menghitung penjumlahan dan pengurangan untuk dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
d. Menyusun soal evaluasi untuk mengukur sejauh mana pemahaman
siswa terhadap materi yang diajarkan.
e. Menyusun format observasi pembelajaran
2) Tahap Pelaksanaan dan Kegiatan
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas I-A pukul 07.15
WIB di. Peneliti mengabsen subjek penelitian satu persatu kemudian
mengulas kembali pelajaran yang lalu mengenai penjumlahan dan
pengurangan bilangan tanpa menggunakan media alat peraga. Pelaksanaan
proses belajar mengajar berlangsung 25 menit. Peneliti menjelaskan
konsep penjumlahan dan pengurangan. Peneliti memperkenalkan media
alat peraga sedotan plastik. Siswa diajak berhitung adari 1 sampai 20 untuk
29

pertemuan I. Peneliti memberikan soal pretest. Lalu sisiwa diajak


mengenal nama gambar dan menghitung jumlah gambar yang disediakan.
Peneliti mendemonstrasikan alat peraga dengan menggunakan
penjumlahan terlebih dahulu. Setelah siswa sudah memahami materi dan
konsep penjumlahan dengan menggunakan gambar, peneliti
mendemonstraikan materi pengurangan dengan maedia gambar.
Pelaksanaan kegiatan akhir berlangsung 10 menit. Peneliti memberi
penguatan dan menyimpulkan kegiatan.

2) Tahap Pelaksanaan dan Kegiatan


Pelaksanaan tindakan yang dilakukan oleh peneliti pada siklus I
dilaksankan pada tanggal 06 Januari 2021 pada pukul 07.15 WIB, yang
dibagi menjadi dua pertemuan dengan pembagian waktu sebagai berikut:
Pada siklus I, peneliti mengadakan satu pertemuan.
a) Pada pertemuan pertama
Apersepsi dilakukan 10 menit diisi dengan kegiakan:
(1) Peneliti masuk kelas dengan 2 orang pengamat tepat pukul
08.00
(2) Peneliti mengabsen subyek penelitian satu persatu.
(3) Peneliti mengulas kembali pelajaran yang lalu dengan
mengembangkan pola tanya jawab mengenai penjumlahan dan
pengurangan bilangan tanpa menggunakan alat bantu.
Pelaksanaan proses belajar mengajar berlangsung 20 menit
(1) Peneliti menjelaskan konsep penjumlahan dan pengurangan
(2) Peneliti memperkenalkan media yang digunakan.
(3) Siswa diajak mengamati yang sudah ditempel dengan
menghitung jumlah semua gambar dan menyebutkan nama
bilangan sesuai kartu angka.
(4) Untuk menanamkan konsep tanpa menghafal siswa diajak
sambil bernyanyi menggunakan lagu seperti nada lagu anak
30

(5) Peneliti dan siswa mempraktekkan secara langsung menghitung


penjumlahan dan pengurangandasar bilangan 1 sampai 20
dengan media sedotan plastik.
(6) Siswa diberi tes pemecahan masalahnya dengan lembar kerja.
(7) Selesai mengerjakan latihan siswa bersama peneliti membahas
soal tes latihan, sehingga bagi siswa yang masih belum paham.
(8) Pelaksanaan kegiatan akhir proses belajar mengajar berlangsung
10 menit.
(9) Peneliti memberi penguatan dan menyimpulkan kegiatan
3) Observasi
Berdasarkan data hasil observasi pada pembelajaran siklus I,
diperoleh beberapa hal sebagai berikut: a) Kegiatan pembelajaran yang
dilaksanakan menyenangkan, karena berbeda dengan kegiatan
pembelajaran yang diadakan sebelumnya. b) Partisipasi siswa dalam
pembelajaran ini cukup baik. Selain itu, masih terdapat siswa yang belum
aktif mengikuti proses pembelajaran dalam menjawab pertanyaan dari
guru. Pada akhir siklus guru juga memberikan evaluasi untuk melihat
penguasaan siswa terhadap materi yang telah diajarkan. Hasil observasi
dan evaluasi digunakan untuk refleksi.
Adapun hasil observasi yang dilakukan pada siklus I pertemuan
pertama sampai pertemuan ke dua adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2. Aktifitas Siswa pada Siklus I
mengung-kapkan

Mengerjakan tes
pertanyaan dari
Memperhatikan
penjelasan guru

Menggunakan
pertanyaan–

kesempatan

media yang
disediakan
Menjawab

pendapat
Memiliki

individu
guru

Nama
Total

Siswa

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Hafidz √ √ √ √ √ 16
Adiba √ √ √ √ √ 14
Shofie √ √ √ √ √ 13
Naufal √ √ √ √ √ 14
31

Pasya √ √ √ √ √ 13
Alisha √ √ √ √ √ 18
Nafla √ √ √ √ √ 17
Qiana √ √ √ √ √ 23
Aqila √ √ √ √ √ 18
Sakhi √ √ √ √ √ 17
Dani √ √ √ √ √ 18
Faydel √ √ √ √ √ 19
Felisa √ √ √ √ √ 16
Raziq √ √ √ √ √ 19
Jihan √ √ √ √ √ 15
Khafidin √ √ √ √ √ 15
Rendra √ √ √ √ √ 15
Reza √ √ √ √ √ 18
Nayla √ √ √ √ √ 20
Olivia √ √ √ √ √ 12
√ √ √ √ √ 17
√ √ √ √ √ 19
Jumlah 0 2 33 40 0 0 21 60 0 2 30 44 0 0 21 60 0 0 15 68 396
Total
Skor Per 75 81 76 81 83
90 %
Indikator
Prosentase 75% 81% 76% 81% 83%
Dari hasil pengamatan peneliti, dalam hal memperhatikan penjelasan guru
menjawab pertanyaan–pertanyaan dari guru, memiliki kesempatan
mengungkapkan pendapat, mengerjakan tes individu, dan menggunakan media
yang disediakan, didapatkan bahwa kemampuan siswa dalam memahami materi
rata- rata 90 %.
Tabel 4.3 Hasil Observasi Kegiatan Guru pada Siklus I

Skor Jumlah
No Aspek Guru Yang Diamati
Pertemuan Skor
1 Menyampaikan materi 4 4
2 Menggunakan alat peraga 3 3
3 Memotivasi siswa 3 3
4 Mengkaitkan dengan pelajaran
3 3
sebelumnya
5 Menyampaikan langkah-langkah
4 4
pembelajaran yang akan dilakukan
6 Memberi umpan balik 3 3
32

7 Menggunakan media yang relevan 4 4


8 Membimbing siswa dalam
3 3
merangkum pelajaran
9 Memberikan tes individu 4 4
10 Jumlah Skor 29 29
Presentase Skor Total 94,4%

Dari beberapa Aspek Penialain Kegiatan Guru (APKG) di atas, hal-hal yang
meliputi menyemopaikan materi, menggunakan alat peraga, memotivasi siswa
sampai pada memberi tes individu diperoleh persentase sebanyak 94,4 % .
Sesuai dengan kriteria indikator keberhasilan jika aktifitas siswa/guru
mencapai ≥ 61% atau rentang 81%-100% menunjukkan bahwa pencapaian siswa
dan guru yang didapat termasuk kategori baik sekali.
33

Tabel 4.5 Hasil Post Tes Siklus I


Nilai Nilai
No Nama Keterangan Keterangan
Penjumlahan Pengurangan
1 Hafidz 100 Tuntas 100 Tuntas
2 Adiba 80 Tuntas 80 Tuntas
3 Shofie 100 Tuntas 60 Tidak tuntas
4 Naufal 80 Tuntas 80 Tuntas
5 Pasya 80 Tuntas 100 Tuntas
6 Alisha 100 Tuntas 100 Tuntas
7 Nafla 100 Tuntas 100 Tuntas
8 Qiana 100 Tuntas 100 Tuntas
9 Aqila 100 Tuntas 100 Tuntas
10 Sakhi 100 Tuntas 100 Tuntas
11 Dani 100 Tuntas 100 Tuntas
12 Faydel 80 Tuntas 100 Tuntas
13 Felisa 100 Tuntas 100 Tuntas
14 Raziq 100 Tuntas 100 Tuntas
15 Jihan 100 Tuntas 40 Tidak tuntas
16 Khafidin 100 Tuntas 100 Tuntas
17 Rendra 40 Tidak tuntas 40 Tidak tuntas
18 Reza 100 Tuntas 100 Tuntas
19 Nayla 100 Tuntas 100 Tuntas
20 Olivia 100 Tuntas 100 Tuntas
Jumlah 1860 1800
Rata-rata 93 90
Jumlah Siswa
Tuntas Belajar 19 17
Nilai ≥ 70
Presentasi siswa
tuntas belajar 95 % 85 %
nilai ≥ 70

Dari hasil tersebut dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan media


alat peraga gambar diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa dalam
penjumlahan adalah 93 dan pengurangan 90 dan ketuntasan belajar dalam
penjumlahan mencapai 95 % dan ketuntasan belajar dalam penjumlahan
mencapai 85 % dari 20 siswa tuntas belajar, dan hanya 3 siswa yang belum
tuntas. Selain itu, KKM yang harus dicapai pada pelajaran matematika
adalah ≥ 70.
34

Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus I siswa sudah tuntas


belajar, hal ini disebabkan karena siswa lebih mampu memahmi dengan
media benda konkret karena dianggap menarik
4) Refleksi
Berdasarkan pelaksanaan pembelajaran pada siklus I ini, terlihat bahwa
pada pembelajaran berlangsung dengan baik dan sesuai harapan. Masalah-
masalah yang terjadi dapat teratasi dan mengalami peningkatan dalam
belajar. Penggunaan media alat peraga gambar membuat siswa lebih
bersemangat karena cara menghitungnya menjadi lebih cepat dan mudah.
Pemberian reward dan hadiah pada siswa yang dapat menghitung
menggunakan media alat peraga gambar dengan cepat mempunyai dampak
positif dan memberikan semangat yang lebih besar bagi siswa lain yang
belum mendapatkannya. Kegiatan pembelajaran pada siklus I ini mengalami
peningkatan keaktifan siswa dan hasil belajar pada setiap siswanya. Pada
siklus I KKM sudah tercapai sesuai indikator yang diharapkan sehingga
tidak perlu untuk dilanjutkan penelitiannya.
B. Analisis Data dan Pembahasan
1. Aktifitas Siswa
Penggunaan media benda konkret memberikan dampak positif dalam
usaha meningkatkan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran yang
selama ini kurang menyenangkan. Dengan menggunakan media alat peraga
gambar siswa lebih merasa senang dengan pelajaran matematika khususnya
materi penjumlahan dan pengurangan. Siswa dapat dengan mudah dan cepat
memecahkan masalah serta menemukan jawabannya dengan menggunakan
media alat peraga gambar.
Penggunaan alat peraga benda konkret dapat meningkatkan aktivitas
dalam kelas, siswa yang awalnya kesulitan menjadi lebih mengerti karena
dapat memecahkan soal matematika dengan media alat peraga gambar
secara mudah dan cepat. Aktivitas siswa dalam siklus I mengalami
peningkatan. Siswa menjadi lebih bersemangat dalam mengikuti proses
pembelajaran di kelas.
35

Pada siklus I menunjukkan aktivitas siswa di kelas rata-rata didapatkan


bahwa kemampuan siswa dalam memahami materi rata- rata 90 %.. Berikut
ini grafik pada siklus I.
Grafik 4.1 Aktifitas Siswa

84
83
82 81
81
80

78

76 75 76
Siklus I
74

72

70
A
B
C
D
E

Keterangan : A = Memperhatikan penjelasan guru.


B = Menjawab pertanyaan–pertanyaan dari guru.
C = Memiliki kesempatan mengungkapkan pendapat.
D = Mengerjakan tes individu.
E = Menggunakan media pembelajaran.

2. Aktifitas Guru
Selain penggunaan alat peraga gambar, aktivitas guru dalam pembelajaran juga
berpengaruh terhadap aktivitas belajar siswa pada siklus I aktivitas guru di kelas
diperoleh persentase sebanyak 94,4 % .
36

3. Nilai/Prestasi Belajar Siswa


Hasil penelitian yang dipaparkan di atas menunjukkan bahwa adanya
peningkatan prestasi belajar siswa mata pelajaran Matematika pada tema
pengalaman materi penjumlahan dan pengurangan bilangan dasar
menggunakan media alat peraga gambar pada proses pembelajarannya.
Sangat menarik terhadap siswa kaarna dalam memahami materi mereka
melihat langsung prosesnya.
Pada siklus I nilai rata-rata prestasi belajar siswa dalam penjumlahan
adalah 93 dan pengurangan 90 dan ketuntasan belajar dalam penjumlahan
mencapai 95 % dan ketuntasan belajar dalam penjumlahan mencapai 86,4
%. Dan hanya 3 anak yang tidak tuntas dalam hasil belajar dikarekanakan
faktor kecerdasan dan usia.
37

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil pelaksanaan pembelajaran pada siklus I serta berdasarkan seluruh
pembahasan maupun analisis yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan
bahwa penggunaan media alat peraga dapat menjembatani pemahaman siswa
terhadap materipenjumlahan dan pengurangan. Hal ini ditunjukkan dengan
adanya peningkatan sebagai berikut.
1. Aktivitas siswa pada siklus I didapatkan bahwa kemampuan siswa dalam
memahami materi rata- rata 90 %. Hal ini menunjukkan bahwa keterminatan
anak terhadap media gambar baik sekali
2. Aktifitas guru pada siklus I di kelas diperoleh persentase sebanyak 94,4 %.
Yang mana dalam rentang penilaian termasuk dalam kategori baik sekali.
3. Prestasi belajar siswa juga meningkat. Nilai rata-rata prestasi belajar siswa
dalam penjumlahan adalah 93 dan pengurangan 90 dan ketuntasan belajar
dalam penjumlahan mencapai 95 % dan ketuntasan belajar dalam
penjumlahan mencapai 85 %

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, maka saran yang dapat diberikan
adalah sebagai berikut:
1. Bagi guru
Dalam pembelajaran Matematika, guru dapat menggunakan media alat
peraga gambar dan berbagai variasi metode pembelajaran agar siswa merasa
senang dan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa tentunya.
38

DAFTAR PUSTAKA

Admin. 2010. Pengertian Aliran Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif.


http://www.perpusdata.com/?p=52.
Aisyah, Nyimas, dkk. 2007. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD:
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Asra, dkk. 2008. Komputer dan Media Pembelajaran di SD: Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Azhar Arsyad. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Gatot Muhsetyo, dkk. (2008). Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Universitas
Terbuka
Hamdani. 2005. Manfaat Media Pembelajaran.
http://community.um.ac.id/showthread.php?66775-Manfaat-Media-
Pembelajaran. .
Nadhnada. (2010). Prestasi Belajar diambil pada tanggal 28 Maret tahun 2016
Oemar Hamalik. (1986). Media Pendidikan. Bandung : Alumni.
Rarasanty,Lyna. 2012. Perbedaan Media Pembelajaran dan Alat
http://mimilyna.blogspot.co.id
Suherman, Eman, dkk, 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.
Bandung: JICA Jurusan Pendidikan Matematika UPI
Sudjana, N. 1987. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Sinar
Baru Algensindo.
Sukarman, Harry. 1997. Penduan Penggunaan Alat Peraga Matematika untuk
Sekolah Dasar, Yogyakarta: UD. Perada Pembina.
39

LAMPIRAN

Instrumen Penelitian
Lembar Pengamatan Aktivitas Guru
Kemunculan Nilai
No Aspek Guru Yang Diamati
Ada Tidak 1 2 3 4
1 Menyampaikan materi
2 Menggunakan alat peraga
3 Memotivasi siswa
4 Mengkaitkan dengan pelajaran
sebelumnya
5 Menyampaikan langkah-langkah
pembelajaran yang akan
dilakukan
7 Memberi umpan balik
8 Menggunakan media yang
relevan
9 Membimbing siswa dalam
merangkum pelajaran
10 Memberikan tes individu
Keterangan :
Skala Penilaian : 1. Tidak Baik 2. Kurang Baik 3. Baik 4. Sangat Baik

Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa


Kemunculan Nilai
No Aspek Siswa Yang Diamati
Ada Tidak 1 2 3 4
1 Memperhatikan penjelasan guru
2 Menjawab pertanyaan–
pertanyaan dari guru
3 Siswa melakukan kegiatan
diskusi
4 Memiliki kesempatan mengung-
kapkan pendapat
5 Merangkum materi pelajaran
6 Mengerjakan tes individu
Keterangan :
Skala Penilaian : 1. Tidak Baik 2. Kurang Baik 3. Baik 4. Sangat Baik
40

Riwayat Peneliti

Nama : Diyah Febrian Indrastuti


Tempat Tanggal Lahir : Mojokerto, 03 Februari 1992
Alamat : Panggreman VI/17-A Kota Mojokerto
Jabatan : Guru Kelas 1-A
Lama Mengajar : 5 tahun

Riwayat Observer

Nama : Rika Purnamsari, S.Pd.


Tempat Tanggal Lahir : Mojokerto, 27 Agustus 1989
Alamat : Dsn. Wringinrejo Sooko Mojokerto
Jabatan : Guru Kelas 1-B
Lama Mengajar : 6 tahun
41

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Sekolah : SDI Miftahul Hikmah


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : I/I
Alokasi Waktu : 2 X 35 menit

A. Standar Kompetensi
Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20

B. Kompetensi Dasar
1. Membilang banyak benda
2. Mengurut banyak benda
3. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20
4. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan
sampai 20

C. Tujuan Pembelajaran :
Siswa dapat melakukan penghitungan penjumlahan dengan baik dan benar
Siswa dapat melakukan penghitungan pengurangan dengan baik dan benar

D. Materi Pembelajaran
Bilangan

E. Metode
Ceramah
Tanya Jawab
Penugasan

F. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Pendahulua
Guru memberi salam, berdoa dan melakukan absensi
Menyanyikan lagu kebangsaan Garuda Pancasila
Guru melakukan apersepsi dengan membawa kartu angka dan meminta siswa
menebak kartu angka yang di tunjukkan
Guru menyampaiakan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
Guru memberikan beberapa pertanyaan berupa lisan.
Guru menjelaskan tanda-tanda yang digunakan dalam penjumlahan dan pengurangan
Guru menyiapkan media stik eskrim
b. Elaborasi
42

Siswa maju ke dapan dan menjelaskan proses penjumlahan dan pengurangan dengan
menggunakan siswa sebagai alat peraga.
Siswa membentuk kelompok lalu melakukan penyelidikan penelusuran jawaban
dengan menggunakan media stik eskrim.
c.Konfirmasi
Memberikan soal tulis dan lisan
Bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan
penguatan dan penyimpulan

3. Kegiatan Penutup
Guru memberikan penguatan atas materi tentang penjumlahan dan pengurangan di
dalam kelas
Melontarkan beberapa pertanyaan tentang materi penjumlahan dan pengurangan
Siswa menyalin penjumlahan dan pengurangan dalam catatan mereka masing-
masing

G. Alat/Sumber Belajar
Buku Matematika kelas 1, Media, dan lain-lain

H. Indikator Pencapaian
Mengurutkan bilangan yang terkecil sampai yang terbesar dari 1-20
Mampu melakukan penjumlahan dan pengurangan

I. Penilaian
a. Teknik Penilaian
Tertulis
b. Bentuk Instrumen
Essay
c. Contoh Instrumen
Hitunglah penjumlahan dan pengurangan berikut :
1. 3 + 4 = ...
2. 5 + 4 = ...
3. 6 + 7 = ...
4. 9 + 5 = ...
5. 13 + 5 = ...
43

LAMPIRAN BAHAN AJAR


44
45
46

1 2 3 4
5 6 7 8
9 1 1 1
1 01 1 2
1
13 41 5
1 26
7 8 9 0
47

Lembar Kerja Siswa

penjumlahan pengurangan

6. 3 + 4 = ... 1. 6 – 5 = ...
7. 5 + 4 = ... 2. 10 – 2 = ...
8. 6 + 7 = ... 3. 9 – 3 = ...
9. 9 + 5 = ... 4. 12 – 7 = ...
10. 13 + 5 = ... 5. 16 – 3 = ...
1
2

BAHAN TAYANG DAN PAPARAN


PENYAJI PADA ACARA
3

SEMINAR LAPORAN HASIL


PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Judul Penggunaan Media Pembelajaran Benda Konkret
untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas I
SDI Miftahul Hikmah Kota Mojokerto

Peneliti DIYAH FEBRIAN INDRASTUTI, S.Pd.

NIP -

Jabatan Guru

Hari/Tanggal Selasa, 13 Januari 2021

Waktu 07.00-09.00 WIB

Tempat SDI Miftahul Hikmah

Jumlah 26 Orang
Peserta
4
5
6

Anda mungkin juga menyukai