Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan laporan ini dengan baik. Shalawat
serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW yang kita nanti-nanti syafaatnya di akhirat nanti.
Saya mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan Proposal yang berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Materi
Operasi Hitung Pecahan Pelajaran Matematika Melalui Model Pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) Siswa Kelas III SD Islam Khalifah” Dari mata kuliah
Penelitian Tindakan Kelas.
Kami tentu menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih bnyak terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk laporan ini, supaya proposal ini
nantinya dapat menjadi proposal yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat
banyak kesalahan pada proposal ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam pembuatan proposal ini, khususnya kepada dosen pengampu Penelitian Tindakan
Kelas.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata pengantar...............................................................................................i
Daftar Isi ........................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan
A. Latar belakang ............................................................................................1
B. Perumusan masalah ....................................................................................3
C. Tujuan penelitian ........................................................................................3
D. Manfaat Penelitian.......................................................................................3
Bab II Kajian Teori
E. Tinjauan Pustaka
1) Landasan teori.........................................................................................5
2) Penelitian terdahulu yang relevan .........................................................10
3) Hipotesis tindakan .................................................................................12
Bab III Metodologi Penelitian
F. Metodologi Penelitian
1) Jenis penelitian ......................................................................................13
2) Setting penelitian (waktu dan tempat) ..................................................13
3) Prosedur penelitian................................................................................13
4) Sumber data dan instrumen penelitian...................................................16
5) Teknik pengolahan dan analisis data ....................................................17
G. Jadwal penelitian........................................................................................20
Daftar Pustaka.................................................................................................21
Lampiran ........................................................................................................23
ii
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Materi Operasi Hitung
Pecahan Pelajaran Matematika Melalui Model Pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) Siswa Kelas III SD Islam Khalifah
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu rangkaian peristiwa yang kompleks, namun
peranannya sangat penting bagi kehidupan manusia. Dengan pendidikan, manusia akan
berusaha mengenal, mengembangkan dan memanfaatkan kemampuan yang
dimilikinya. Oleh sebab itu, pendidikan sangat diperlukan oleh manusia seumur
hidupnya. (Siti Nurkhotimah, Joharman, Suripto, 2016)
Pendidikan dasar merupakan suatu jenjang pendidikan yang sangat menentukan
terhadap hasil pendidikan. Hal ini disebabkan bahwa kegiatan pembelajaran di tingkat
dasar ini merupakan suatu landasan atau dasar untuk kegiatan pembelajaran di jenjang
berikutnya. Apabila suatu dasar atau landasan tersebut tidak ditanamkan secara kuat
maka nantinya akan merasa kesulitan untuk menuju jenjang berikutnya. (Sugriani,
2019)
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari di tingkat
pendidikan dasar. Bukan hanya di sekolah dasar tetapi di semua tingkat pendidikan.
Matematika merupakan ilmu pengetahuan tentang pola dan hubungan yang
pembuktiannya bersifat logis, yang terbentuk dari hasil pemikiran manusia yang
berhubungan dengan ide, proses, dan penalaran yang berguna untuk manusia dalam
memmahami dangan menguasai masalah social, ekonomi dan alam. Ada dua hal yang
mendukung arah penguasaan matematika untuk anak didik sekarang ini, yaitu: (1)
Matematika diperlukan sebagai alat bantu untuk memahami terjadinya peristiwa-
peristiwa alam dan sosial, (2) Matematika telah memiliki semua kegiatan manusia,
baik untuk keperluan sehari-hari maupun keperluan profesional (Istikomah, 2021).
Sehingga pemahaman matematika harus diperhatikan karena dapat diperlakukan
fungsional dalam proses dan tujuan saat pembelajaran. Dengan demikian matematika
dapat mempelajari struktur yang abstrak dan pola yang ada didalamnya.
Mata pelajaran matematika berfungsi untuk mengembangkan kemampuan
berkomunikasi dengan menggunakan bilangan-bilangan dan simbol-simbol serta
ketajaman penalaran yang dapat membantu memperjelas dan menyelesaikan
permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Matematika di sekolah dasar
mengutamakan agar siswa mengenal, memahami, serta mahir menggunakan bilangan
dalam kaitannya dengan praktek dalam kehidupan sehari-hari.
Matematika dinilai cukup memegang peranan penting dalam membentuk siswa
menjadi berkualitas, karena matematika merupakan suatu sarana berpikir untuk
mengkaji sesuatu secara logis dan sistematis. Karena itu, perlu adanya peningkatan
mutu pendidikan matematika. Salah satu hal yang harus diperhatikan adalah
peningkatan hasil belajar matematika siswa di sekolah. (Margiyono, 2009)
Salah satu materi pada mata pelajaran matematika yaitu operasi hitung pecahan.
Materi operasi hitung pecahan merupakan salah satu materi yang cukup rumit,
sehingga peluang terjadinya kesalahan pada siswa sangat besar terjadi. Baik itu
1
kesalahan konsep, kesalahan prosedural, maupun kesalahan komputasi, sesuai dengan
pendapat Nasution (Indah Suciati, 2018) yang membagi tiga jenis kesalahan yaitu: (1)
kesalahan konsep yang meliputi, kesalahan dalam menentukan teorema/rumus, tidak
menuliskan teorema/rumus dan tidak merumuskan suatu konsep matematika dengan
benar, (2) kesalahan prosedural yang meliputi, keterkaitan langkah-langkah,
ketidakmampuan memanipulasi langkah-langkah dan tidak menggunakan penalaran
kesimpulan dengan benar, (3) Kesalahan komputasi yang meliputi, kesalahan dalam
komputasi, kesalahan dalam memanipulasi operasi, dan tidak memeriksa hasil
hitungannya kembali.
Dalam kehidupan sehari-hari sering dijumpai banyak istilah mengenai pecahan.
Misalnya, jika ada seorang ibu menggoreng telur dadar kemudian dibagikan kepada
empat orang anaknya dengan pembagian yang sama, maka untuk setiap anak akan
mendapatkan seperempat bagian telur dadar tersebut. Pada soal cerita di atas dapat
1
dituliskan menjadi kalimat matematika sebagai berikut, 1 : 4 atau dapat dituliskan
4
1
dalam bahasa matematika bilangan termasuk sebagai pecahan. (Margiyono, 2009)
4
Pecahan adalah suatu bilangan cacah yang digunakan untuk menyatakan
banyaknya anggota suatu himpunan, kini diperkenalkan lagi hal baru yaitu bilangan
yang digunakan untuk menyatakan bagian-bagian benda, jika benda itu dibagi-bagi
menjadi beberapa bagian yang sama (Sugiarto, 2006: 36). Berdasarkan definisi
pecahan di atas, dapat disimpulkan bahwa sesuatu yang berhubungan dengan
pembagian tidak akan terlepas dengan suatu bilangan pecah atau juga sering kita sebut
dengan nilai pecahan. Melihat pentingnya pemahaman tentang pecahan, pembelajaran
dengan pokok bahasan pecahan tersebut sudah dijumpai mulai dari pendidikan di
Sekolah Dasar. Banyak metode dan cara yang digunakan untuk mengajarkannya, di
antaranya adalah dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL). Model
pembelajaran PBL adalah pembelajaran yang menitik beratkan kepada peserta didik
sebagai pembelajar serta terhadap permasalahan yang otentik atau relevan yang akan
dipecahkan dengan menggunakan seluruh pengetahuan yang dimilikinya atau dari
sumber-sumber lainnya. (Fauzia, 2018)
Penggunaan model yang kurang tepat dapat menimbulkan ke bosanan dan
kekurang pahaman, sehingga siswa kurang termotivasi untuk belajar. Oleh karena itu,
perlu dikembangkan dengan model pembelajaran yang menuntut keaktifan seluruh
siswa. Berdasarkan hal itu, maka tugas guru bukanlah memberikan pengetahuan,
melainkan mengamati, mengadakan eksperimen, serta menemukan fakta dan konsep
sendiri. (Lubis, 2021)
Berdasarkan hasil observasi di SD Islam Khalifah, guru lebih sering
menggunakan dengan model konvensional. Ketika menyampaikan materi operasi
hitung pecahan menggunakan model konvensional yang membuat siswa menjadi pasif
dan tidak semangat, membuat siswa tidak dapat menjadi kritis atau bertanya dan
kurangnya minat belajar terhadap mata pelajaran matematika sehingga berakibat hasil
belajar matematika rendah dan tidak tercapainya nilai KKM.
Salah satu alternatif untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Pembelajaran
dengan model PBL dapat mendorong siswa untuk berfikir secara kritis dalam
2
memecahkan suatu permasalahan. Hal ini sejalan dengan pendapat Fathurrohman
(2017:214) bahwa tujuan utama PBL bukanlah penyampaian sejumlah besar
pengetahuan kepada peserta didik, melainkan berorientasi pada pengembangan
kemampuan berpikir kritis dan kemampuan pemecahan masalah, sekaligus
mengembangkan kemampuan peserta didik untuk secara aktif membangun
pengetahuan sendiri. (Ghea Annisa Chalis, 2020)
Oleh karena itulah, perlu dilakukan penelitian dengan judul “Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar Materi Operasi Hitung Pecahan Pelajaran
Matematika Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Siswa
Kelas III SD Islam Khalifah
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis menentukan perumusan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
dalam pembelajaran matematika pada materi operasi hitung pecahan?
2. Bagaimana cara meningkatkan hasil belajar matematika pada materi operasi hitung
pecahan dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL)?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas, penulis melakukan penelitian dengan
tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pelaksanaan model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) dalam pembelajaran matematika pada materi operasi hitung pecahan
2. Untuk mendeskripsikan cara meningkatkan hasil belajar matematika pada materi
operasi hitung pecahan dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL)
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat,
diantaranya sebagai berikut:
a. Manfaat Teroritis
1. Untuk menambah dan memperluas pengetahuan
2. Bagi para pengembang pengetahuan, hasil penelitian ini dapat digunakan
sebagai acuan untuk penelitian lebih lanjut, khususnya dalam penelitian
pembelajaran matematika di sekolah dasar
b. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
3
1. Meningkatnya pemahaman siswa kelas III pada mata pelajaran matematika
khususnya pada materi operasi hitung pecahan.
2. Meningkatnya minat dan aktivitas belajar siswa kelas III pada mata
pelajaran matematika khususnya pada materi operasi hitung pecahan
dengan kondisi pembelajaran yang menyenangkan.
3. Meningkatkan hasil belajar siswa kelas III pada mata pelajaran matematika
khususnya pada materi operasi hitung pecahan.
b. Bagi Guru
1. Guru memperoleh informasi mengenai penerapan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) dalam pembelajaran matematika khususnya
pada materi operasi hitung pecahan siswa kelas III.
2. Meningkatnya Performasi guru dalam mengelola pembelajaran matematika
khususnya pada materi operasi hitung pecahan siswa kelas III.
c. Bagi Sekolah
Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat dijadikan
sebagai acuan bagi sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
matematika di sekolah dasar.
d. Bagi Peneliti
Peneliti memperoleh informasi mengenai upaya meningkatkan hasil belajar
siswa menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada
materi operasi hitung pecahan yang dijadikan sebagai pengalaman dan
menambah pengetahuan untuk peneliti mengajar.
E. Tinjauan Pustaka
1) Landasan Teori
a. Matematika
Kata matematika berasal dari bahasa latin, mansthain atau manthema yang
berarti “belajar atau hal yang di pelajari” sedang dalam bahasa belanda matematika
di sebut wiskunde atau ilmu pasti, yang kesemuanya berkaitan dengan penalaran
matematika memiliki bahasa dan aturan yang terdefiniasi dengan baik, penalan
yang jelas dan sistematis, dan struktur atau keterkaitan antar konsep yang kuat.
(Susanto, 2015)
Matematika merupakan mata pelajaran yang selalu ada pada sekolah-sekolah
formal khususnya sekolah dasar. Hal ini, menunjukkan bahwa pentingnya
pelajaran matematika di sekolah dasar untuk kehidupan sehari-hari. Sundayana
(2014: 2) mengemukakan bahwa matematika merupakan salah satu komponen
mata pelajaran yang sangat penting dalam sistem pendidikan. Selajalan dengan
pendapat tersebut, seorang tenaga kependidikan harus memahami betul mengenai
matematika tersebut. pemahaman tersebut dapat bermakna bagi siswa jika seorang
pendidik mampu memberikan pemahaman yang baik terhadap siswa. Sumantri
(2015: 111) mengemukakan pendidikan matematika akan mudah dipahami oleh
siswa apabila siswa mampu mengaitkan materi pelajaran tersebut terhadap sesuatu
yang sudah siswa pahami atau ketahui, seperti benda konkrit. (Kistian, 2019)
Menurut Ruseffendi (1980, h.148) matematika terbentuk sebagai hasil
pemikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses dan penalaran.
4
James dan James (Tim MKPBM, 2001: 18) dalam kamus matematikanya
mengatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk,
susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan lainnya
dengan jumlah yang banyak yang terbagi ke dalam tiga bidang, yaitu aljabar,
analisis, dan geometri. Matematika merupakan sumber dari ilmu yang lain,
sehingga matematika disebut sebagai ratu atau ibunya ilmu pengetahuan.
Dengan perkataan lain, banyak ilmu-ilmu yang penemuan dan
pengembangannya bergantung dari matematika. Sebagai contoh, banyak teori-teori
dan cabang-cabang dari fisika dankimia modern yang ditemukan dan
dikembangkan melalui konsep Kalkulus, khususnya tentang Persamaan
Differensial; Penemuan dan pengembangan Teori Mendel dalam Biologi melalui
konsep Probabilitas; Teori ekonomi mengenai Permintaan dan Penawaran
yang dikembangkan melalui Fungsi dan Kalkulus tentang Differensial dan
Integral. (Ramdani, 2004)
Johnson dan Rising dalam Russefendi (1972) Matematika adalah pola berpikir,
pola mengorganisasikan, pembuktian yang logis, matematika itu adalah bahasa
yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat , jelas dan akurat
representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa simbol mengenai
ide daripada mengenai bunyi. Matematika adalah pengetahuan struktur yang
terorganisasi, sifat-sifat dalam teori-teori dibuat secara deduktif berdasarkan
kepada unsur yang tidak didefinisikan, aksioma, sifat atau teori yang telah
dibuktikan kebenarannya adalah ilmu tentang keteraturan pola atau ide, dan
matematika itu adalah suatu seni, keindahannya terdapat pada keterurutan dan
keharmonisannya. (Rahma, 2013)
Jadi, dapat disimpulkan dari beberapa teori di atas bahwa matematika adalah
salah satu pelajaran yang wajib dalam tingkat Sekolah Dasar. Dimana mencakup
beberapa perhitungan baik abstrak maupun tidak. Matematika di Sekolah Dasar
dianggap penting karena materi yang disajikan dalam matmatika berguna untuk
kehidupan sehari hari termasuk pada materi pecahan.
b. Pecahan
Kata pecahan berarti bagian dari keseluruhan yang berukuran sama, berasal
dari bahasa latin fractio yang berarti memecah menjadi bagian-bagian yang lebih
kecil. Sebuah pecahan mempunyai 2 bagian yaitu pembilang dan penyebut yang
penulisannya dipisahkan oleh garis lurus dan bukan miring (/). Contoh: , dan
seterusnya. (Sukajati, 2008)
Pengertian pecahan yang lain adalah lambang bilangan dengan bentuk , b ≠
0, dimana (a) mewakili bilangan cacah dan (b) adalah bilangan asli. Pecahan juga
dapat diartikan sebagai bagian dari sesuatu yang utuh. Dalam ilustrasi gambar,
bagian yang dimaksud adalah bagian yang diperhatikan, yang biasanya ditandai
dengan arsiran. Bagian inilah yang dinamakan pembilang. Adapun bagian yang
utuh adalah bagian yang dianggap sebagai satuan, dan dinamakan penyebut.
(Musrikah, 2010)
Pecahan dapat diartikan sebagai bagian dari sesuatu yang utuh, dalam
ilustrusi gambar, bagian yang di maksud adalah bagian yang di perhatikan, yang
biasanya ditandai dengan arsiran. Bagian inilah yang dinamakan pembilang.
Adapun bagian yang utuh adalah bagian yang dianggap sebagai satuan, dan
5
dinamakan penyebut. Pusat pengembangan kurikulum dan sarana pendidikan
badan penelitian dan pengembangan menyatakan bahwa pecahan merupakan salah
satu topik yang sulit untuk dikerjakan. kesulitan itu terlihat dari kurang
bermaknanya kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru, dan sulitnya pengadaan
media pembelajaran. Akibatnya, guru biasanya langsung mengerjakan pengenalan
1
angka seperti pada pecahan 2 , 1 disebut pembilang dan 2 disebut penyebut.1
(Haruman, 2014)
2
Berdasarkan gambar di atas hasil penjumlahan bilangan pecahan
6
3 5
ditambahkan dengan maka hasilnya adalah . Kesimpulnya ialah jika
6 6
melakukan pecahan penjumlahan berpenyebut yang sama dapat diperoleh
hasilnya dengan cara menjumlahkan pembilangnya saja, sedangkan
penyebutnya tetap tanpa mencari KPK nya terlebih dahulu.
3 2
Contoh pengurangan pecahan berpenyebut sama yaitu 6 - 6 = ....
1
Heruman, Model Pembelajaran Matematiaka, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2014),43.
6
3 2 1
6 6 6
3
Berdasarkan gambar di atas hasil pengurangan bilangan pecahan
6
2 1
dikurangi maka hasilnya adalah . Karena kedua pecahan tersebut
6 6
mempunyai penyebut yang sama, maka yang dikurangi ialah pembilangnya
saja
7
Cara mengerjakan sama seperti penjumlahan, yaitu disamakan
penyebutnya dengan cara mencari KPK (kelipatan persekutuan terkecil).
4 3 5 4 3 8−3
Dari contoh tersebut dapat dituliskan - = ,didapatkan - =
5 10 10 5 10 10
5
=
10
Berdasarkan pemahaman pecahan berpenyebut berbeda dengan cara
menyamakan penyebutnya mencari KPK terlebih dahulu, kemudian siswa
akan mencari pecahan senilai sesuai dengan angka pecahan yang kedua.
Jika sudah menyamakan penyebutnya, maka siswa dapat mengoperasikan
bentuk pecahan sederhannya. (Oktalisa, Pengembangan Media Roda Arsir
Pada Materi Pecahan Biasa (Penjumlahan dan Pengurangan) Kelas IV SD,
2020)
9
2) Penelitian Terdahulu yang Relevan
Untuk mendukung permasalahan dalam pembahasan, peneliti berusaha
malacak berbagai literature dan penelitian terdahulu (prior research) yang masih
relevan terhadap masalah yang menjadi obyek penelitian saat ini. Selain itu yang
menjadi syarat mutlak bahwa dalam penelitian ilmiah menolak yang namanya
plagiarisme atau mencontek secara utuh hasil karya tulisan orang lain. Oleh karena
itu, untuk memenuhi kode etik dalam penelitian ilmiah maka sangat diperlukan
eksplorasi terhadap penelitian-penelitian terdahulu yang relevan. Tujuannya adalah
untuk menegaskan penelitian, posisi penelitian dan sebagai teori pendukung guna
menyusun konsep berpikir dalam penelitian.
Berdasarkan hasil eksplorasi terhadap penelitian-penelitian terdahulu,
peneliti menemukan beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian
ini. Meskipun terdapat keterkaitan pembahasan, penelitian ini berbeda dengan
penelitian terdahulu. Adapun beberapa penelitian terdahulu tersebut yaitu:
1. Penerapan model pembelajaran problem based learning (PBL) dalam
meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Ujong Tanjong
Kabupaten Aceh Barat (Studi Kasus Pada jurnal Genta Mulia). Oleh Agus
Kristian.
3) Hipotesis Tindakan
Berdasarkan beberapa teori pendukung dan penelitian terdahulu yang
relevan di atas maka hipotesis dalam penelitian tindakan kelas ini adalah Model
Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Dapat Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Kelas III SD Islam Khalifah Pada Mata Pelajaran Matematika
Tentang Operasi Hitung Pecahan.
F. Metodologi Penelitian
1) Jenis Penelitian
11
Jenis penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) karena
peneliti bertindak langsung dalam penelitian, mulai dari awal sampai dengan
tindakan akhir. Penelitian Tindakan Kelas terjemahan dari Clasroom Action
Research yaitu suatu Action Research (penelitian tindakan) yang dilakukan di
kelas. Menurut Kemmis dan MC Taggarat (1988) penelitian tindakan kelas adalah
suatu bentuk refleksi diri kolektif yang dilakukan oleh peserta-pesertanya dalam
situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan praktik sosial. (Kurniawan, 2017)
Tujuan penelitian tindakan kelas yaitu untuk meningkatkan dan atau
memperbaiki praktik dan proses pembelajaran di kelas (Parnawi, 2020). Penelitian
tindakan kelas ini menggunakan model Kemmis dan Mc.Taggart (1988) Model ini
terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
2) Setting Penelitian
a. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di kelas III SD Islam Khalifah Serang. SD Islam
Khalifah Serang adalah salah satu satuan pendidikan dengan jenjang SD di
Serang, Kecamatan Serang, Kota Serang, Banten yang terletak di Jalan Utama
yakni Jl. HM. Muslich, Lingkar Selatan Cikulur Kota Serang. SD Islam
Khalifah Serang berada di bawah naungan Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan. Penulis memilih Sekolah Dasar ini dengan harapan meningkatnya
hasil belajar matematika siswa kelas III pada materi operasi hitung pecahan
melalui model Problem Based Learning (PBL).
b. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilaksanakan pada pertengahan semester II sekolah
dasar, pada tanggal 15 bulan Maret hingga 15 Mei 2022.
3) Prosedur Penelitian
Penelitian ini menggunakan model spiral dari Kemmis dan Taggart yang
dikembangkan oleh Stephan Kemmis dan robbin Taggart (Zainal Aqib, 2006:22).
Penelitian ini dilaksanakan bersiklus dengan setiap siklusnya terdiri dari tahapan-
tahapan, yaitu perencanaan, tindakan dan pengamatan, dan refleksi. Siklus
dihentikan apabila 75% dari jumlah siswa minimal sudah mendapatkan nilai 70.
Jika divisualisasi dalam bentuk gambar, penelitian tindakan model Kemmis dan
MC Taggart tampak pada gambar berikut ini:
12
Berikut adalah kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan peneliti dalam setiap aspek
sesuai dengan model Kemmis dan Mc.Taggart yaitu sebagai berikut:
a. Siklus I :
1. Perencanaan
a) Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi
dasar yang akan disampaikan kepada siswa.
b) Peneliti menetapkan waktu pelaksanaan penelitian tindak kelas.
Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
yang terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
Pada kegiatan inti RPP terdiri dari langkah-langkah pelaksanaan
pembelajaran yang sesuai dengan model PBL, di antaranya: 1)
Orientasi masalah, 2) mengorganisasikan siswa, 3) membimbing
penyelidikan, 4) mengembangkan dan menyajikan hasi karya, dan 5)
menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
c) Peneliti membuat lembar kerja siswa
d) Menyusun soal evaluasi (soal ujian/tes) pada akhir siklus.
e) Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi pelaksanaan
pembelajaran.
f) Menyiapkan kamera untuk digunakan ketika pembelajaran
berlangsung.
2. Tindakan dan Pengamatan
a. Peneliti melaksanakan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan
RPP yang telah dibuat dengan menerapkan langkah-langkah model
pembelajaran PBL. Langkah-langkah tersebut adalah:
1) Kegiatan awal : pada kegiatan awal guru membuka pembelajaran dan
memberikan apresepsi kepada siswa sebelum memulai pembelajaran.
2) Kegiatan inti: pada kegiatan inti guru melaksanakan pembelajaran
sesuai dengan langkah-langkah model PBL yang di antaranya adalah:
a) orientasi siswa pada masalah, b) guru mengorganisasi siswa untuk
belajar, c) guru membimbing penyelidikan individual maupun
kelompok, d) mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dan e)
menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
13
3) Kegiatan penutup: pada kegiatan penutup guru memberikan penguatan
terhadap pembelajaran yang telah dipelajari. Guru juga memberikan
motivasi kepada siswa untuk giat belajar.
3. Refleksi
Refleksi adalah kegiatan mengkaji dan mempertimbangkan hasil yang
diperoleh dari pengamatan. Data atau hasil perubahan setelah adanya tindakan
dianalisis kemudian dijadikan acuan perubahan atau perbaikan tindakan selanjutnya.
Apabila pada tindakan pertama hasil penelitian masih belum sesuai dengan
tujuan yang diharapkan, maka dapat dilakukan perubahan rencana tindakan pada
siklus berikutnya (siklus 2) dengan mengacu pada hasil evaluasi siklus 1. Dalam
upaya memperbaiki tindakan pada siklus yang berikutnya perlu dilakukan
pemeriksaan terhadap catatan-catatan hasil observasi yang telah dilakukan.
b. Siklus II
1. Perencanaan
a) Peneliti mengidentifikasi data dan informasi dari hasil refleksi pada siklus
sebelumnya yaitu siklus 1
b) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berdasarkan refleksi
pada siklus 1 dengan menerapkan model Problem Based Learning (PBL)
c) Peneliti membuat lembar kerja siswa
d) Menyusun soal evaluasi (soal ujian/tes) pada akhir siklus.
e) Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran.
2. Tindakan dan observasi
a) Peneliti memperbaiki tindakan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP)
b) Menerapkan metode pembelajaran Problem Based Learning pada materi
operasi hitung pecahan. Kegiatan pembelajarannya sebagai berikut:
1. Kegiatan awal : pada kegiatan awal guru membuka pembelajaran dan
memberikan apresepsi kepada siswa sebelum memulai pembelajaran.
2. Kegiatan inti: pada kegiatan inti guru melaksanakan pembelajaran
sesuai dengan langkah-langkah model PBL yang di antaranya adalah:
a) orientasi siswa pada masalah, b) guru mengorganisasi siswa untuk
belajar, c) guru membimbing penyelidikan individual maupun
kelompok, d) mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dan e)
menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
3. Kegiatan penutup: pada kegiatan penutup guru memberikan penguatan
terhadap pembelajaran yang telah dipelajari. Guru juga memberikan
motivasi belajar.
c) Pada akhir siklus diadakan tes evaluasi (soal tes) untuk mengetahui sejauh
mana pemahaman siswa mengenai operasi hitung pecahan.
3. Refleksi
Data yang berkaitan dengan proses dan hasil yang diperoleh dari siklus 2
dianalisis dan dikaji untuk mengetahui keberhasilan dan kekurangannya.
14
4) Sumber Data dan Instrumen Penelitian
a. Sumber Data
1. Siswa
Sumber data siswa berasal dari kelas III SD Islam Khalifah Serang
sebanyak 28 siswa yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 12 siswi perempuan
yang mengikuti pembelajaran matematika dengan model Problem Based
Learning (PBL).
2. Data Dokumen
Sumber data dokumen berasal dari daftar nama siswa, catatan
lapangan, hasil lembar observasi, dan data awal/daftar nilai sebelum
dilaksanakannya pembelajaran menggunkan model Problem based Learning
pada siswa kelas III SD Islam Khalifah. Selain itu juga ada data dokumen
yang diambil setelah kegiatan pembelajaran menggunakan model Probelm
Based Learning.
3. Guru
Sumber data guru berasal dari wali kelas III SD Islam Khalifah Serang
untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar siswa atau tidak.
b. Instrumen Penelitian
1. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk memperoleh informasi mengenai
terlaksananya penerapan pembelajaran menggunakan model Problem Based
Learning di kelas IV SDN 01 Punten Batu. Lembar observasi terdiri dari
lembar observasi aktifitas guru dan lembar observasi aktifitas siswa.
Lembar observasi aktifitas guru terdiri dari 5 komponen, di antaranya
adalah: (a) Observasi pada masalah, (b) Mengorganisasikan siswa untuk
belajar, (c) Membimbing penyelidikan individual ataupun kelompok, (d)
Pengembangkan dan menyajikan hasil karya, dan (e) Menganalisis dan
mengevaluasi proses pemecahan masalah. Sedangkan lembar observasi
aktivitas siswa terdiri dari 5 komponen, di antaranya adalah sebagai berikut:
(a) Mampu mengidentifikasi masalah yang ada, (b) Mampu memberikan
penjelasan tentang masalah yang ada, (c) Memberikan analisis terhadap
masalah, (d) Memberikan pendapat atas masalah yang ada dan pemecahannya,
dan (e) Dapat mempertahankan pendapatnya.
2. Ujian/soal tes evaluasi
Ujian/soal tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa. Soal tes
diberikan oleh siswa secara individu dan juga secara kelompok, dan soal tes
dikerjakan sebelum dan sesudah tindakan dilaksanakan. Soal-soal tersebut
berupa 5 soal pilihan ganda.
3. Lembar Wawancara
Proses wawancara ini akan dilakukan kepada wali kelas III SD Islam
Khalifah Serang. Peneliti melakukan wawancara sebelum dan sesudah
tindakan. Pada lembar wawancara sebelum tindakan, terdiri dari 6 pertanyaan
yang terdiri dari: (a) data siswa kelas IV, (b) proses pembelajaran matematika
dikelas, (c) model yang digunakan saat materi pecahan, (d) kesulitan siswa
15
memahami materi pecahan, (d) respon siswa ketika pembelajaran berlangsung,
dan (e) nilai yang diperoleh siswa pada materi pecahan.
Lembar wawancara setelah tindakan, terdiri dari 4 pertanyaan yang
meliputi: (a) Kesan terhadap penerapan model Problem Based Learning, (b)
Proses pembelajaran setelah penerapan model Problem Based Learning, (c)
Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran, dan (d) Hasil belajar siswa
setelah penerapan model Problem Based Learning.
4. Dokumentasi
Dokumentasi ini digunakan sebagai alat penelitian yang dapat berguna
dijadikan bukti bahwa penelitian ini benar dilakukan.
Untuk setiap kinerja guru dan aktivitas siswa diberi skor sebagai berikut:
Skor 3 : jika ketiga indikator tercapai
Skor 2 : jika dua indikator tercapai
Skor 1 : jika satu indikator tercapai
Dengan demikian, skor ideal adalah 3 x 3 = 9
16
Nilai 51 – 70 = Cukup
Nilai 71 – 100 = Baik
b. Analisis data
Analisis data dalam penelitian ini berupa analisis data kuantitatif dan analisis
data kualitatif.
1. Analisis data kuantitatif
Data yang berasal dari hasil ujian/soal tes sebelum dan setelah tindakan
di analisis untuk mengukur/mengetahui adanya peningkatan hasil belajar siswa
kelas III pada materi operasi hitung pecahan melalui model Problem Based
Learning dengan menggunakan rumus:
R
N = SM x 100
Keterangan:
N = Nilai yang dicari
R = Skor mentah yang diperoleh siswa
SM = Skor maksimum dari tes yang bersangkutan
100 = bilangan tetap
Untuk mengukur hasil belajar siswa maka pada akhir siklus dihitung
nilai siswa dan dicari rata-ratanya baik itu soal tes sebelum tindakan maupun
setelah tindakan. Apabila mengalami kenaikan sesuai dengan kriteria yang
ditentukan maka dapat dinyatakan bahwa menggunakan model Problem
Based Learning materi operasi hitung pecahan di kelas III dinyatakan berhasil.
Rumus menghitung nilai rata-rata ujian/soal tes yaitu sebagai berikut:
Mx =
∑x
n
Keterangan:
M x = Mean (rata-rata)
∑ x = jumlah nilai siswa
N = Jumlah siswa
17
Problem Based Learning materi operasi hitung pecahan di kelas III SD Islam
Khalifah berhasil.
G. Jadwal Penelitian
Jadwal Penelitian Tindakan Kelas
Waktu Kegiatan
No Materi Kegiatan Maret April Mei
1 Studi Pendahuluan dan Studi Literatur
2 Merancang Tim dan Pembagian Tugas
3 Penyusunan Perencanaan PTK (proposal)
4 Pelaksanaan PTK Siklus ke-1
5 Refleksi dan Analisis Hasil PTK Siklus
ke-1
6 Perencanaan PTK Siklus ke-1
7 Pelaksanaan PTK Siklus ke-2
8 Refleksi dan Analisis Hasil PTK Siklus
ke-2
9 Penyusunan Laporan PTK
18
DAFTAR PUSTAKA
Ghea Annisa Chalis, Y. A. (2020). Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL)
Terhadap Hasil Belajar Pecahan di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Tambusai,
2937.
Karyanti, T. (2015). Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia dalam Kehidupan Berbangsa
dan Bernegara. CULTURE Vol.2 No.1, 108-109.
Margiyono. (2009). Penggunaan Alat Peraga Blok Pecahan untuk Meningkatkan Pemahaman
dan Penguasaan Operasi Hitung dalam Konsep Pecahan Pada Siswa Kelas IV SD
Negeri 01 Jatipuro Kecamatan Jatipuro Tahun Pelajaran 2009/2010. Skripsi, 3.
19
Oktalisa, T. (2020). Pengembangan Media Roda Arsir Pada Materi Pecahan Biasa
(Penjumlahan dan Pengurangan) Kelas IV SD. Skripsi, 19-22.
Siti Nurkhotimah, Joharman, Suripto. (2016). Penerapan Model Problem Based Learning
(PBL) dengan Media Konkret untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Tentang
Operasi Hitung Pecahan Pada Siswa Kelas V SDN 1 Kuwayuhan Tahun Ajaran
2016/2017. Kalam Cendekia, 256-260.
20
LAMPIRAN
RPP
(RPP)
Satuan Pendidikan : SD Islam Khalifah Serang
Tema : 5 (Cuaca)
Pembelajaran : 3 (tiga)
A. Kompetensi Inti
KI 1: Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya
KI 2: Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli, dan bertanggung
jawab dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, tetangga, dan negara.
KI 3: Memahami pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat
dasar dengan cara mengamati, menanya, dan mencoba berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di
rumah, di sekolah dan tempat bermain.
KI 4: Menunjukkan keterampilan berfikir dan bertindak kreatif,produktif, kritis, mandiri,
kolaboratif, dan komunikatif. Dalam bahasa yang jelas, sistematis, logis dan kritis,
dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan prilaku anak sesuai
dengan tahap perkembangannya.
B. Kompetensi Dasar
Muatan Matematika:
No Kompetensi Dasar Indikator Pembelajaran
1 3.5 Menjelaskan dan 3.5.1 Memahami cara melakukan
melakukan penjumlahan penjumlahan dan pengurangan
dan pengurangan pecahan pecahan berpenyebut sama (C2)
21
berpenyebut sama
2 4.5 Menyelesaikan masalah 4.5.1 Mendiskusikan masalah
penjumlahan dan penjumlahan dan pengurangan
pengurangan pecahan pecahan berpenyebut sama
berpenyebut sama (C2)
C. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui kegiatan diskusi bersama, siswa dapat menjelaskan cara penjumlahan
pecahan berpenyebut sama dengan baik.
2. Melalui kegiatan menyelesaikan soal, siswa dapat menyelesaikan masalah sehari-
hari yang melibatkan penjumlahan pecahan berpenyebut sama dengan benar.
E. Materi Pembelajaran
Penjumlahan dan Pengurangan Pada Pecahan
G. Media/Alat Pembelajaran
1. Powerpoint
2. Video Pembelajaran
3. LKPD
H. Sumber Belajar
1. Buku Guru Tema 5: Cuaca Kelas III Buku Tematilk Terpadu Kurikulum
2013. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia.
2. Buku Siswa Tema 5 : Cuaca Kelas III Buku Tematilk Terpadu
Kurikulum 2013. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia
22
I. Kegiatan Pembelajaran
.
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1. Guru mengucapkan salam dan berdoa bersama yang 15 menit
dipimpin oleh seorang siswa
2. Menanyakan kabar dan mengecek siswa yang tidak hadir
3. Apersepsi: guru menyampaikan materi sebelumnya dan
materi yang akan dipelajari hari ini, tujuan pembelajaran
dan langkah-langkah pembelajaran
4. Siswa mendengarkan guru menyampaikan indikator
pencapaian kompetensi
5. Motivasi: guru menjelaskan kaitan pengetahuan yang
dimiliki siswa dengan materi yang akan dipelajari
Kegiatan Inti 45 menit
1. Guru membawa sebuah benda konkret Peserta didik
mengamati benda konkret dan membagikan kepada siswa
(TPACK)
2. Guru memberitahu bahwa hal tersebut termasuk “makna
pecahan”
3. Guru menampilkan video pembelajaran tentang pecahan
4. Guru menjelaskan tentang pecahan dan operasi penjumlahan
dan pengurangannya
5. Siswa mengamati gambar dan membaca teks bacaan tentang
"Kue Lani" di buku siswa
6. Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh pendidik.
23
2. Guru membagikan LKPD kepada setiap kelompok.
3. Pendidik menampilkan teks mengenai "Pizza untuk
keluarga" Melalui laptop dalam bentuk PPT (saintifik).
4. Peserta didik mengamati dan membaca secara berkelompok
(mandiri)
24
Apa yang sudah kalian pelajari hari ini ?
Apa yang paling kalian sukai dari pembelajaran hari
ini ?
Apa yang belum kalian pahami dari
pembelajaran hari ini ?
2. Guru memberikan soal evaluasi dan dikerjakan oleh
peserta didik secara mandiri
3. Guru menyampaikan rencana kegiatatan
pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.
4. Secara bersama-sama Guru dan Siswa menutup
pembelajaran dengan berdoa bersama dan
mengucapkan salam. (Religius)
J. Format Penilaian
A. Prosedur Penilaian
a. Penilaian Sikap
Penilaian sikap dilakukan dengan mengamati sikap peserta didik selama
proses pembelajaran berlangsung. Sikap yang diamati adalah jujur, disiplin,
percaya diri, mandiri, teliti dan tanggung jawab.
Pengukuran Sikap
Sikap 1 2 3 4
Jujur Tidak Jujur Cukup jujur namun Berkata jujur namun Sangat jujur dan
masih membutuhkan masih membutuhkan mampu berkata jujur
bantuan orang tua secara mandiri
Disiplin Tidak disiplin Cukup disiplin Disiplin namun masih Sangat teliti dan
namun masih membutuhkan mampu teliti tanpa
membutuhkan bantuan orang tua bantuan orang tua
bantuan orang tua
Percaya Tidak Cukup percaya diri Percaya diri namun Sangat percaya diri dan
Diri percaya diri namun masih masih membutuhkan mampu percaya diri
25
membutuhkan bantuan orang tua secara mandiri
bantuan orang tua
Mandiri Tidak Cukup mandiri Mandiri namun masih Sangat mandiri dan
mandiri namun masih membutuhkan mampu mandiri tanpa
membutuhkan bantuan orang tua bantuan orang tua
bantuan orang tua
Teliti Tidak teliti Cukup teliti namun Teliti namun masih Sangat teliti dan
masih membutuhkan membutuhkan mampu teliti tanpa
bantuan orang tua bantuan orang tua bantuan orang tua
Tanggung Tidak Cukup tanggung Tanggung jawab baik Sangat tanggung jawab
Jawab tanggung jawab namun masih namun masih dan mampu
jawab membutuhkan membutuhkan bertanggung jawab
bantuan orang tua bantuan orang tua secara mandiri
26
Instrumen Penelitian
A. Lembar Observasi
1. Lembar Observasi Aktivitas Guru
Keterangan Nilai :
4 sangat baik
3 baik
2 cukup
1 kurang
B. Ujian/soal tes/evaluasi
.
28
SOAL EVALUASI
5 - 2 =
4 4
a. 3
4
b. 3
c. 7
4
b. 1
4
c. 4
4
3. Ibu membeli 6/8 kg garam di pasar. Ibu kemudian menggunakan 3/8 kg garam untuk
dimasak.
Sisa garam yang dimiliki oleh Ibu sekarang adalah. . .kg
a. 2
8
29
b. 4
8
c. 3
8
4. Hasil dari 2 + 1 + 5
7 7 7 Adalah....
a. 7
7
b. 8
7
c. 7
14
5. Pada pagi hari, Ani memakan 2/5 bagian kue lapis. Kemudian, Ani memakan 3/5
bagian kue lapis pada siang hari. Keseluruhan kue lapis yang sudah dimakan oleh Ani
yaitu. . .bagian
a. 4
5
b. 5
5
c. 3
10
Kunci Jawaban:
1. A
2. B
3. C
4. B
5. B
30
C. Lembar Wawancara
Wawancara dilakukan dengan wali kelas III SD Islam Khalifah
a) instrumen wawancara sebelum tindakan
31