Anda di halaman 1dari 34

PROPOSAL

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Materi Operasi Hitung Pecahan


Pelajaran Matematika Melalui Model Pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) Siswa Kelas III SD Islam Khalifah

Proposal ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok pada

Mata Kuliah Penelitian Tindakan Kelas

Dosen Pengampu: Wida Rachmiati, S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh Kelompok 2:

1. Siti Nurlatifah (191240082)

2. Indri Widayanti (191240091)

3. Rumi Badriah (191240095)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN

TAHUN AKADEMIK 2022-2023


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan laporan ini dengan baik. Shalawat
serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW yang kita nanti-nanti syafaatnya di akhirat nanti.
Saya mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan Proposal yang berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Materi
Operasi Hitung Pecahan Pelajaran Matematika Melalui Model Pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) Siswa Kelas III SD Islam Khalifah” Dari mata kuliah
Penelitian Tindakan Kelas.
Kami tentu menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih bnyak terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk laporan ini, supaya proposal ini
nantinya dapat menjadi proposal yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat
banyak kesalahan pada proposal ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam pembuatan proposal ini, khususnya kepada dosen pengampu Penelitian Tindakan
Kelas.

Tangerang, 7 April 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar...............................................................................................i
Daftar Isi ........................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan
A. Latar belakang ............................................................................................1
B. Perumusan masalah ....................................................................................3
C. Tujuan penelitian ........................................................................................3
D. Manfaat Penelitian.......................................................................................3
Bab II Kajian Teori
E. Tinjauan Pustaka
1) Landasan teori.........................................................................................5
2) Penelitian terdahulu yang relevan .........................................................10
3) Hipotesis tindakan .................................................................................12
Bab III Metodologi Penelitian
F. Metodologi Penelitian
1) Jenis penelitian ......................................................................................13
2) Setting penelitian (waktu dan tempat) ..................................................13
3) Prosedur penelitian................................................................................13
4) Sumber data dan instrumen penelitian...................................................16
5) Teknik pengolahan dan analisis data ....................................................17
G. Jadwal penelitian........................................................................................20
Daftar Pustaka.................................................................................................21
Lampiran ........................................................................................................23

ii
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Materi Operasi Hitung
Pecahan Pelajaran Matematika Melalui Model Pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) Siswa Kelas III SD Islam Khalifah

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu rangkaian peristiwa yang kompleks, namun
peranannya sangat penting bagi kehidupan manusia. Dengan pendidikan, manusia akan
berusaha mengenal, mengembangkan dan memanfaatkan kemampuan yang
dimilikinya. Oleh sebab itu, pendidikan sangat diperlukan oleh manusia seumur
hidupnya. (Siti Nurkhotimah, Joharman, Suripto, 2016)
Pendidikan dasar merupakan suatu jenjang pendidikan yang sangat menentukan
terhadap hasil pendidikan. Hal ini disebabkan bahwa kegiatan pembelajaran di tingkat
dasar ini merupakan suatu landasan atau dasar untuk kegiatan pembelajaran di jenjang
berikutnya. Apabila suatu dasar atau landasan tersebut tidak ditanamkan secara kuat
maka nantinya akan merasa kesulitan untuk menuju jenjang berikutnya. (Sugriani,
2019)
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari di tingkat
pendidikan dasar. Bukan hanya di sekolah dasar tetapi di semua tingkat pendidikan.
Matematika merupakan ilmu pengetahuan tentang pola dan hubungan yang
pembuktiannya bersifat logis, yang terbentuk dari hasil pemikiran manusia yang
berhubungan dengan ide, proses, dan penalaran yang berguna untuk manusia dalam
memmahami dangan menguasai masalah social, ekonomi dan alam. Ada dua hal yang
mendukung arah penguasaan matematika untuk anak didik sekarang ini, yaitu: (1)
Matematika diperlukan sebagai alat bantu untuk memahami terjadinya peristiwa-
peristiwa alam dan sosial, (2) Matematika telah memiliki semua kegiatan manusia,
baik untuk keperluan sehari-hari maupun keperluan profesional (Istikomah, 2021).
Sehingga pemahaman matematika harus diperhatikan karena dapat diperlakukan
fungsional dalam proses dan tujuan saat pembelajaran. Dengan demikian matematika
dapat mempelajari struktur yang abstrak dan pola yang ada didalamnya.
Mata pelajaran matematika berfungsi untuk mengembangkan kemampuan
berkomunikasi dengan menggunakan bilangan-bilangan dan simbol-simbol serta
ketajaman penalaran yang dapat membantu memperjelas dan menyelesaikan
permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Matematika di sekolah dasar
mengutamakan agar siswa mengenal, memahami, serta mahir menggunakan bilangan
dalam kaitannya dengan praktek dalam kehidupan sehari-hari.
Matematika dinilai cukup memegang peranan penting dalam membentuk siswa
menjadi berkualitas, karena matematika merupakan suatu sarana berpikir untuk
mengkaji sesuatu secara logis dan sistematis. Karena itu, perlu adanya peningkatan
mutu pendidikan matematika. Salah satu hal yang harus diperhatikan adalah
peningkatan hasil belajar matematika siswa di sekolah. (Margiyono, 2009)
Salah satu materi pada mata pelajaran matematika yaitu operasi hitung pecahan.
Materi operasi hitung pecahan merupakan salah satu materi yang cukup rumit,
sehingga peluang terjadinya kesalahan pada siswa sangat besar terjadi. Baik itu

1
kesalahan konsep, kesalahan prosedural, maupun kesalahan komputasi, sesuai dengan
pendapat Nasution (Indah Suciati, 2018) yang membagi tiga jenis kesalahan yaitu: (1)
kesalahan konsep yang meliputi, kesalahan dalam menentukan teorema/rumus, tidak
menuliskan teorema/rumus dan tidak merumuskan suatu konsep matematika dengan
benar, (2) kesalahan prosedural yang meliputi, keterkaitan langkah-langkah,
ketidakmampuan memanipulasi langkah-langkah dan tidak menggunakan penalaran
kesimpulan dengan benar, (3) Kesalahan komputasi yang meliputi, kesalahan dalam
komputasi, kesalahan dalam memanipulasi operasi, dan tidak memeriksa hasil
hitungannya kembali.
Dalam kehidupan sehari-hari sering dijumpai banyak istilah mengenai pecahan.
Misalnya, jika ada seorang ibu menggoreng telur dadar kemudian dibagikan kepada
empat orang anaknya dengan pembagian yang sama, maka untuk setiap anak akan
mendapatkan seperempat bagian telur dadar tersebut. Pada soal cerita di atas dapat
1
dituliskan menjadi kalimat matematika sebagai berikut, 1 : 4 atau dapat dituliskan
4
1
dalam bahasa matematika bilangan termasuk sebagai pecahan. (Margiyono, 2009)
4
Pecahan adalah suatu bilangan cacah yang digunakan untuk menyatakan
banyaknya anggota suatu himpunan, kini diperkenalkan lagi hal baru yaitu bilangan
yang digunakan untuk menyatakan bagian-bagian benda, jika benda itu dibagi-bagi
menjadi beberapa bagian yang sama (Sugiarto, 2006: 36). Berdasarkan definisi
pecahan di atas, dapat disimpulkan bahwa sesuatu yang berhubungan dengan
pembagian tidak akan terlepas dengan suatu bilangan pecah atau juga sering kita sebut
dengan nilai pecahan. Melihat pentingnya pemahaman tentang pecahan, pembelajaran
dengan pokok bahasan pecahan tersebut sudah dijumpai mulai dari pendidikan di
Sekolah Dasar. Banyak metode dan cara yang digunakan untuk mengajarkannya, di
antaranya adalah dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL). Model
pembelajaran PBL adalah pembelajaran yang menitik beratkan kepada peserta didik
sebagai pembelajar serta terhadap permasalahan yang otentik atau relevan yang akan
dipecahkan dengan menggunakan seluruh pengetahuan yang dimilikinya atau dari
sumber-sumber lainnya. (Fauzia, 2018)
Penggunaan model yang kurang tepat dapat menimbulkan ke bosanan dan
kekurang pahaman, sehingga siswa kurang termotivasi untuk belajar. Oleh karena itu,
perlu dikembangkan dengan model pembelajaran yang menuntut keaktifan seluruh
siswa. Berdasarkan hal itu, maka tugas guru bukanlah memberikan pengetahuan,
melainkan mengamati, mengadakan eksperimen, serta menemukan fakta dan konsep
sendiri. (Lubis, 2021)
Berdasarkan hasil observasi di SD Islam Khalifah, guru lebih sering
menggunakan dengan model konvensional. Ketika menyampaikan materi operasi
hitung pecahan menggunakan model konvensional yang membuat siswa menjadi pasif
dan tidak semangat, membuat siswa tidak dapat menjadi kritis atau bertanya dan
kurangnya minat belajar terhadap mata pelajaran matematika sehingga berakibat hasil
belajar matematika rendah dan tidak tercapainya nilai KKM.
Salah satu alternatif untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Pembelajaran
dengan model PBL dapat mendorong siswa untuk berfikir secara kritis dalam

2
memecahkan suatu permasalahan. Hal ini sejalan dengan pendapat Fathurrohman
(2017:214) bahwa tujuan utama PBL bukanlah penyampaian sejumlah besar
pengetahuan kepada peserta didik, melainkan berorientasi pada pengembangan
kemampuan berpikir kritis dan kemampuan pemecahan masalah, sekaligus
mengembangkan kemampuan peserta didik untuk secara aktif membangun
pengetahuan sendiri. (Ghea Annisa Chalis, 2020)
Oleh karena itulah, perlu dilakukan penelitian dengan judul “Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar Materi Operasi Hitung Pecahan Pelajaran
Matematika Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Siswa
Kelas III SD Islam Khalifah

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis menentukan perumusan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
dalam pembelajaran matematika pada materi operasi hitung pecahan?
2. Bagaimana cara meningkatkan hasil belajar matematika pada materi operasi hitung
pecahan dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL)?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas, penulis melakukan penelitian dengan
tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pelaksanaan model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) dalam pembelajaran matematika pada materi operasi hitung pecahan
2. Untuk mendeskripsikan cara meningkatkan hasil belajar matematika pada materi
operasi hitung pecahan dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL)

D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat,
diantaranya sebagai berikut:
a. Manfaat Teroritis
1. Untuk menambah dan memperluas pengetahuan
2. Bagi para pengembang pengetahuan, hasil penelitian ini dapat digunakan
sebagai acuan untuk penelitian lebih lanjut, khususnya dalam penelitian
pembelajaran matematika di sekolah dasar

b. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa

3
1. Meningkatnya pemahaman siswa kelas III pada mata pelajaran matematika
khususnya pada materi operasi hitung pecahan.
2. Meningkatnya minat dan aktivitas belajar siswa kelas III pada mata
pelajaran matematika khususnya pada materi operasi hitung pecahan
dengan kondisi pembelajaran yang menyenangkan.
3. Meningkatkan hasil belajar siswa kelas III pada mata pelajaran matematika
khususnya pada materi operasi hitung pecahan.
b. Bagi Guru
1. Guru memperoleh informasi mengenai penerapan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) dalam pembelajaran matematika khususnya
pada materi operasi hitung pecahan siswa kelas III.
2. Meningkatnya Performasi guru dalam mengelola pembelajaran matematika
khususnya pada materi operasi hitung pecahan siswa kelas III.
c. Bagi Sekolah
Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat dijadikan
sebagai acuan bagi sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
matematika di sekolah dasar.
d. Bagi Peneliti
Peneliti memperoleh informasi mengenai upaya meningkatkan hasil belajar
siswa menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada
materi operasi hitung pecahan yang dijadikan sebagai pengalaman dan
menambah pengetahuan untuk peneliti mengajar.

E. Tinjauan Pustaka
1) Landasan Teori
a. Matematika
Kata matematika berasal dari bahasa latin, mansthain atau manthema yang
berarti “belajar atau hal yang di pelajari” sedang dalam bahasa belanda matematika
di sebut wiskunde atau ilmu pasti, yang kesemuanya berkaitan dengan penalaran
matematika memiliki bahasa dan aturan yang terdefiniasi dengan baik, penalan
yang jelas dan sistematis, dan struktur atau keterkaitan antar konsep yang kuat.
(Susanto, 2015)
Matematika merupakan mata pelajaran yang selalu ada pada sekolah-sekolah
formal khususnya sekolah dasar. Hal ini, menunjukkan bahwa pentingnya
pelajaran matematika di sekolah dasar untuk kehidupan sehari-hari. Sundayana
(2014: 2) mengemukakan bahwa matematika merupakan salah satu komponen
mata pelajaran yang sangat penting dalam sistem pendidikan. Selajalan dengan
pendapat tersebut, seorang tenaga kependidikan harus memahami betul mengenai
matematika tersebut. pemahaman tersebut dapat bermakna bagi siswa jika seorang
pendidik mampu memberikan pemahaman yang baik terhadap siswa. Sumantri
(2015: 111) mengemukakan pendidikan matematika akan mudah dipahami oleh
siswa apabila siswa mampu mengaitkan materi pelajaran tersebut terhadap sesuatu
yang sudah siswa pahami atau ketahui, seperti benda konkrit. (Kistian, 2019)
Menurut Ruseffendi (1980, h.148) matematika terbentuk sebagai hasil
pemikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses dan penalaran.
4
James dan James (Tim MKPBM, 2001: 18) dalam kamus matematikanya
mengatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk,
susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan lainnya
dengan jumlah yang banyak yang terbagi ke dalam tiga bidang, yaitu aljabar,
analisis, dan geometri. Matematika merupakan sumber dari ilmu yang lain,
sehingga matematika disebut sebagai ratu atau ibunya ilmu pengetahuan.
Dengan perkataan lain, banyak ilmu-ilmu yang penemuan dan
pengembangannya bergantung dari matematika. Sebagai contoh, banyak teori-teori
dan cabang-cabang dari fisika dankimia modern yang ditemukan dan
dikembangkan melalui konsep Kalkulus, khususnya tentang Persamaan
Differensial; Penemuan dan pengembangan Teori Mendel dalam Biologi melalui
konsep Probabilitas; Teori ekonomi mengenai Permintaan dan Penawaran
yang dikembangkan melalui Fungsi dan Kalkulus tentang Differensial dan
Integral. (Ramdani, 2004)
Johnson dan Rising dalam Russefendi (1972) Matematika adalah pola berpikir,
pola mengorganisasikan, pembuktian yang logis, matematika itu adalah bahasa
yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat , jelas dan akurat
representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa simbol mengenai
ide daripada mengenai bunyi. Matematika adalah pengetahuan struktur yang
terorganisasi, sifat-sifat dalam teori-teori dibuat secara deduktif berdasarkan
kepada unsur yang tidak didefinisikan, aksioma, sifat atau teori yang telah
dibuktikan kebenarannya adalah ilmu tentang keteraturan pola atau ide, dan
matematika itu adalah suatu seni, keindahannya terdapat pada keterurutan dan
keharmonisannya. (Rahma, 2013)
Jadi, dapat disimpulkan dari beberapa teori di atas bahwa matematika adalah
salah satu pelajaran yang wajib dalam tingkat Sekolah Dasar. Dimana mencakup
beberapa perhitungan baik abstrak maupun tidak. Matematika di Sekolah Dasar
dianggap penting karena materi yang disajikan dalam matmatika berguna untuk
kehidupan sehari hari termasuk pada materi pecahan.

b. Pecahan
Kata pecahan berarti bagian dari keseluruhan yang berukuran sama, berasal
dari bahasa latin fractio yang berarti memecah menjadi bagian-bagian yang lebih
kecil. Sebuah pecahan mempunyai 2 bagian yaitu pembilang dan penyebut yang
penulisannya dipisahkan oleh garis lurus dan bukan miring (/). Contoh: , dan
seterusnya. (Sukajati, 2008)
Pengertian pecahan yang lain adalah lambang bilangan dengan bentuk , b ≠
0, dimana (a) mewakili bilangan cacah dan (b) adalah bilangan asli. Pecahan juga
dapat diartikan sebagai bagian dari sesuatu yang utuh. Dalam ilustrasi gambar,
bagian yang dimaksud adalah bagian yang diperhatikan, yang biasanya ditandai
dengan arsiran. Bagian inilah yang dinamakan pembilang. Adapun bagian yang
utuh adalah bagian yang dianggap sebagai satuan, dan dinamakan penyebut.
(Musrikah, 2010)
Pecahan dapat diartikan sebagai bagian dari sesuatu yang utuh, dalam
ilustrusi gambar, bagian yang di maksud adalah bagian yang di perhatikan, yang
biasanya ditandai dengan arsiran. Bagian inilah yang dinamakan pembilang.
Adapun bagian yang utuh adalah bagian yang dianggap sebagai satuan, dan
5
dinamakan penyebut. Pusat pengembangan kurikulum dan sarana pendidikan
badan penelitian dan pengembangan menyatakan bahwa pecahan merupakan salah
satu topik yang sulit untuk dikerjakan. kesulitan itu terlihat dari kurang
bermaknanya kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru, dan sulitnya pengadaan
media pembelajaran. Akibatnya, guru biasanya langsung mengerjakan pengenalan
1
angka seperti pada pecahan 2 , 1 disebut pembilang dan 2 disebut penyebut.1
(Haruman, 2014)

Berdasarkan pengertian pecahan di atas dapat ditarik pengertian bahwa


pecahan adalah bagian dari sesuatu yang utuh dengan berukuran sama, dituliskan
dengan lambang bilangan berbentuk a/b, a sebagai pembilang dan b sebagai
penyebut.

Operasi Hitung Pecahan Kelas III

a. Penjumlahan dan Pengurangan Berpenyebut Sama


2 3
 Contoh penjumlahan pecahan berpenyebut sama yaitu 6 + 6 = ....

2
Berdasarkan gambar di atas hasil penjumlahan bilangan pecahan
6
3 5
ditambahkan dengan maka hasilnya adalah . Kesimpulnya ialah jika
6 6
melakukan pecahan penjumlahan berpenyebut yang sama dapat diperoleh
hasilnya dengan cara menjumlahkan pembilangnya saja, sedangkan
penyebutnya tetap tanpa mencari KPK nya terlebih dahulu.

3 2
 Contoh pengurangan pecahan berpenyebut sama yaitu 6 - 6 = ....

1
Heruman, Model Pembelajaran Matematiaka, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2014),43.
6
3 2 1
6 6 6
3
Berdasarkan gambar di atas hasil pengurangan bilangan pecahan
6
2 1
dikurangi maka hasilnya adalah . Karena kedua pecahan tersebut
6 6
mempunyai penyebut yang sama, maka yang dikurangi ialah pembilangnya
saja

b. Penjumlahan dan Pengurangan Berpenyebut Tidak Sama


Ada beberapa syarat dalam mempelajari pecahan berpenyebut tidak sama
yaitu dengan cara mencari KPK (Kelipatan Persekutuan Kecil) terlebih dahulu
dengan menyamakan penyebutnya. Berikut ini merupakan contoh dalam
mengerjakan pecahan dengan berpenyebut berbeda.
3 1
 Contoh Penjumlahan pecahan berpenyebut tidak sama yaitu + = .....
6 3

Cara mengerjakan pecahan yang berbeda penyebut yaitu dengan cara


menyamakan penyebutnya dengan cara mencari KPK. Penyebut 6 dan 3
dapat disamakan dengan cara mencari KPK terlebih dahulu yaitu 6. Karena
nilai 6 dapat sama-sama dikalikan dan dibagi dengan penyebut yang
5 3 1
lainnya. Peragaan diatas dapat dilihat hasil akhirnya ialah berarti + =
6 6 3
5 1 2
. Tampak pula bahwa memperoleh pecahan senilai ialah . Sehingga
6 3 6
3 1 3+2 5
dapat dituliskan yaitu + = = karena penyebut yang satu
6 3 6 6
merupakan kelipatan dari penyebut yang lainnya.
4 3
 Contoh Pengurangan pecahan berpenyebut tidak sama yaitu - = ....
5 10

7
Cara mengerjakan sama seperti penjumlahan, yaitu disamakan
penyebutnya dengan cara mencari KPK (kelipatan persekutuan terkecil).
4 3 5 4 3 8−3
Dari contoh tersebut dapat dituliskan - = ,didapatkan - =
5 10 10 5 10 10
5
=
10
Berdasarkan pemahaman pecahan berpenyebut berbeda dengan cara
menyamakan penyebutnya mencari KPK terlebih dahulu, kemudian siswa
akan mencari pecahan senilai sesuai dengan angka pecahan yang kedua.
Jika sudah menyamakan penyebutnya, maka siswa dapat mengoperasikan
bentuk pecahan sederhannya. (Oktalisa, Pengembangan Media Roda Arsir
Pada Materi Pecahan Biasa (Penjumlahan dan Pengurangan) Kelas IV SD,
2020)

c. Model Problem Based Learning


Menurut Arends dalam Trianto (2007: 92), Problem Based Learning (PBL)
merupakan suatu model pembelajaran dimana siswa dihadapkan pada
suatu masalah autentik (nyata) sehingga mereka diharapkan bisa memperoleh
pengetahuan mereka sendiri, menumbuh dan mengembangkan keterampilan
tingkat tinggi, inkuiri, kemandirian siswa, dan meningkatkan kepercayaan
dirinya.
Menurut Selcuk (2010: 71-72), mengungkapkan bahwa Problem Based
Learning (PBL) selain melengkapi siswa dengan pengetahuan, Problem Based
Learning(PBL) juga bisa digunakan untuk meningkatkan keterampilan pemecahan
masalah, kemampuan berpikir kritis dan kreatif, belajar sepanjang hayat,
keterampilan komunikasi, kerjasama kelompok, adaptasi terhadap perubahan
dan kemampuan evaluasi diri. (Kistian, 2019)
Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) adalah
model pembelejaran yang mengajarkan siswa tentang bagaimana cara belajar
dengan baik, belajar memecahkan masalah baik secara individu maupun
kelompok. Masalah yang diselesaikan adalah permasalahan yang ingin diajarkan
pada siswa agar menumbuhkan semangat tentang keingintahuan siswa terhadap
pembelajaran tersebut.
Penggunaan model Problem Based Learning(PBL) adalah salah satu cara
yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Model yang akan diterapkan
ini sebaiknya pendidik tahu betul untuk menerapkannya agar tujuan pembelajaran-
8
pun bisa tercapai. Model pembelajaran ini menggunakan langkah-langkah yang
jika sesuai dalam penerapannya maka, strategi pembelejaran pun akan berjalan
dengan baik. (Kistian, 2019)
Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka, salah satu tujuan untuk mencapai
tujuan pembelajaran adalah dengan cara menentukan model pembelajaran yang
mana model pembelajaran yang dapat diterapkan pada pembelajaran tersebut.
diterapkan pada pembelajaran matematika sesuai dengan tujuan pembelajaran
matematika di SD Islam Khalifah dan langkah-langkah penerapan model
pembelajaran sangat cocok pada materi Pecahan yang merupakan sangat konkrit
terhadap kehidupan sehari-hari.

d. Hasil Belajar Siswa


Pengertian hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang
membentuknya yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil (product), yaitu
menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses
yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Belajar dilakukan untuk
mengusahakan adanya perubahan perilaku pada individu. Winkel (dalam
Purwanto) mengemukakan hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan
manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. (Purwanto, 2009)
Pada hakikatnya hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak
setelah melalui kegiatan belajar. Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran
untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan.
Hasil belajar atau achievement merupakan realisasi dari kecakapan – kecakapan
potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan hasil oleh seseorang
dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan
pengetahuan, ketrampilan berpikir maupun ketrampilan motorik. Hampir sebagian
perilaku yang diperlihatkan seseorang merupakan hasil belajar. Di sekolah hasil
belajar dapat dilihat dari penguasaan siswa akan mata pelajaran yang ditempuh.
Tingkat penguasaan pelajaran atau hasil belajar dalam mata pelajaran tersebut
disekolah dilambangkan dengan angka – angka atau huruf, seperti angka 0 – 10
pada pendidikan dasar dan menengah dan huruf A, B, C, D pada pendidikan tinggi.
(Sukmadinata, 2009)
Menurut Benjamin Bloom (dalam Nana Sudjana) mengklasifikasi
hasil belajar garis besar menjadi tiga ranah, yakni:
1) Ranah Kognitif, yaitu berkenaan dengan hasil belajar intelektual yangterdiri
dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi,
analisis,sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat
rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat sedang.
2) Ranah Afektif, yaitu berkenaan dengan sikap, yang terdiri dari lima aspek,
yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi
3) Ranah Psikomotoris, yaitu berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dan
kemampuan bertindak. Ada enam aspek dari ranah psikomotoris, yakni:
gerakan refleks, ketrampilan gerakan kasar, kemampuan perseptual.
Keharmonisan atau ketepatan, gerakan ketrampilan kompleks dan gerakan
ekspresif dan interpretatife.

9
2) Penelitian Terdahulu yang Relevan
Untuk mendukung permasalahan dalam pembahasan, peneliti berusaha
malacak berbagai literature dan penelitian terdahulu (prior research) yang masih
relevan terhadap masalah yang menjadi obyek penelitian saat ini. Selain itu yang
menjadi syarat mutlak bahwa dalam penelitian ilmiah menolak yang namanya
plagiarisme atau mencontek secara utuh hasil karya tulisan orang lain. Oleh karena
itu, untuk memenuhi kode etik dalam penelitian ilmiah maka sangat diperlukan
eksplorasi terhadap penelitian-penelitian terdahulu yang relevan. Tujuannya adalah
untuk menegaskan penelitian, posisi penelitian dan sebagai teori pendukung guna
menyusun konsep berpikir dalam penelitian.
Berdasarkan hasil eksplorasi terhadap penelitian-penelitian terdahulu,
peneliti menemukan beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian
ini. Meskipun terdapat keterkaitan pembahasan, penelitian ini berbeda dengan
penelitian terdahulu. Adapun beberapa penelitian terdahulu tersebut yaitu:
1. Penerapan model pembelajaran problem based learning (PBL) dalam
meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Ujong Tanjong
Kabupaten Aceh Barat (Studi Kasus Pada jurnal Genta Mulia). Oleh Agus
Kristian.

Pada penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan penelitian kualitatif.


Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini
bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) Pada pembelajaran matematika siswa kelas IV
SD Negeri Ujong Tanjong. Dalam tahap awal penelitian dimulai dari kegiatan
pra tindakan yang merupakan pelaksanaan pra siklus dengan memberikan tes
awal pada siswa untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi
pecahan. Dari hasil tes awal siswa tersebut menunjukkan prestasi belajar siswa
masih sangat rendah dimana siswa yang mencapai ketuntasan belajar dengan
memperoleh nilai kurang dari 65. Pada siklus I dilakukan pemberlakuan model
Problem Based Learning (PBL) dan terlihat hasil belajar siswa yang meningkat
dimana persentase siswa yang tuntas mencapai 13 siswa ata 56,53% dari 23
siswa, selanjutnya pada siklus II, ini menunjukkan peningkatan yang
signifikan. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya siswa yang memperoleh hasil
belajar lebih dari 65. Dengan total 21 siswa dari 23 total siswa yang diuji.

2. Analisis Kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal Matematika pada operasi


hitung pecahan pada siswa kelas V SDN Pengawu (Studi kasus pada Program
Studi Pendidikan Matematika Universitas Alkhairaat). Oleh Indah Suciati dan Dewi
Sri Wahyuni.

Pada Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif eksploratif dengan


menggunakan pendekatan campuran (mixed methods) yaitu perpaduan antara
pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Penelitian ini bertujuan untuk
menggambarkan dan menganalisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal
matematika materi operasi hitung pecahan pada siswa kelas V SDN Pengawu.
Dimana siswa diberikan tes untuk menganalisa konsep yang merupakan salah
10
satunya tentang Nilai pembilang dijumlahkan dan nilai penyebut juga
dijumlahkan, tes kedua yaitu tentang kesalahan prinsip yang merupakan salah
satunya tentang Tidak tahu cara menyelesaikan soal, sehingga cara menjawab
tidak sesuai perintah soal, dan yang ketiga yaitu tentang kesalahan perhitungan
yang merupakan salah satunya tentang Salah dalam menentukan hasil operasi.
Dan diperoleh hasil maka diperoleh bahwa kesalahan yang paling banyak
dilakukan siswa adalah kesalahan konsep sebesar 53,86%, kemudian diikuti
oleh kesalahan prinsip sebesar 41,22%, dan yang terakhir adalah kesalahan
perhitungan sebesar 4,92%. Untuk operasi penjumlahan,

3. Peningkatan pemahaman konsep matematika melalui konsep matematika


melalui penggunaan model problem based learning berbentuk kartu domino
materi pecahanan pada siswa kelas III SD Muhammadiyah Sitiris-Tiris
Kabupaten Tapanuli Tengah. (Skripsi Institut agama islam negeri
Padangsidimpuan). Oleh Sri Mulyani Lubis.

Pada penelitian ini peneliti mendapati permasalahan yaitu tentang


kurangnya metode, media, serta model yang dilakukan guru terhadap pelajaran
matematika. Peneliti ini menggunakan media Berbentuk kartu domino ini yang
dapat dijadikan sebagai alat bantu ataupun media pembelajaran bagi guru untuk
meningkatkan pemahaman konsep siswa. Permainan kartu domino merupakan
permainan yang menyenangkan, seru, dan juga dapat mempermudah guru
untuk mengetahui secara langsung potensi siswa. Pada penelitian ini peneliti
menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) peneliti akan meneliti
tentang peningkatan pemahaman konsep Matematika melalui penggunaan
model Problem Based Learning (PBL) berbentuk kartu domino dalam materi
pecahan pada siswa kelas III SD Muhammadiyah Sitiris-tiris Kabupaten
Tapanuli Tengah.

Berdasarkan penelitian terdahulu yamg relevan diatas, ternyata memiliki


persamaan dengan penelitian ini yaitu menggunakan model Problem Based
Learning (PBL) dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi operasi
hitung pecahan.

3) Hipotesis Tindakan
Berdasarkan beberapa teori pendukung dan penelitian terdahulu yang
relevan di atas maka hipotesis dalam penelitian tindakan kelas ini adalah Model
Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Dapat Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Kelas III SD Islam Khalifah Pada Mata Pelajaran Matematika
Tentang Operasi Hitung Pecahan.

F. Metodologi Penelitian
1) Jenis Penelitian
11
Jenis penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) karena
peneliti bertindak langsung dalam penelitian, mulai dari awal sampai dengan
tindakan akhir. Penelitian Tindakan Kelas terjemahan dari Clasroom Action
Research yaitu suatu Action Research (penelitian tindakan) yang dilakukan di
kelas. Menurut Kemmis dan MC Taggarat (1988) penelitian tindakan kelas adalah
suatu bentuk refleksi diri kolektif yang dilakukan oleh peserta-pesertanya dalam
situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan praktik sosial. (Kurniawan, 2017)
Tujuan penelitian tindakan kelas yaitu untuk meningkatkan dan atau
memperbaiki praktik dan proses pembelajaran di kelas (Parnawi, 2020). Penelitian
tindakan kelas ini menggunakan model Kemmis dan Mc.Taggart (1988) Model ini
terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

2) Setting Penelitian
a. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di kelas III SD Islam Khalifah Serang. SD Islam
Khalifah Serang adalah salah satu satuan pendidikan dengan jenjang SD di
Serang, Kecamatan Serang, Kota Serang, Banten yang terletak di Jalan Utama
yakni Jl. HM. Muslich, Lingkar Selatan Cikulur Kota Serang. SD Islam
Khalifah Serang berada di bawah naungan Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan. Penulis memilih Sekolah Dasar ini dengan harapan meningkatnya
hasil belajar matematika siswa kelas III pada materi operasi hitung pecahan
melalui model Problem Based Learning (PBL).
b. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilaksanakan pada pertengahan semester II sekolah
dasar, pada tanggal 15 bulan Maret hingga 15 Mei 2022.

3) Prosedur Penelitian
Penelitian ini menggunakan model spiral dari Kemmis dan Taggart yang
dikembangkan oleh Stephan Kemmis dan robbin Taggart (Zainal Aqib, 2006:22).
Penelitian ini dilaksanakan bersiklus dengan setiap siklusnya terdiri dari tahapan-
tahapan, yaitu perencanaan, tindakan dan pengamatan, dan refleksi. Siklus
dihentikan apabila 75% dari jumlah siswa minimal sudah mendapatkan nilai 70.
Jika divisualisasi dalam bentuk gambar, penelitian tindakan model Kemmis dan
MC Taggart tampak pada gambar berikut ini:

12
Berikut adalah kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan peneliti dalam setiap aspek
sesuai dengan model Kemmis dan Mc.Taggart yaitu sebagai berikut:
a. Siklus I :
1. Perencanaan
a) Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi
dasar yang akan disampaikan kepada siswa.
b) Peneliti menetapkan waktu pelaksanaan penelitian tindak kelas.
Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
yang terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
Pada kegiatan inti RPP terdiri dari langkah-langkah pelaksanaan
pembelajaran yang sesuai dengan model PBL, di antaranya: 1)
Orientasi masalah, 2) mengorganisasikan siswa, 3) membimbing
penyelidikan, 4) mengembangkan dan menyajikan hasi karya, dan 5)
menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
c) Peneliti membuat lembar kerja siswa
d) Menyusun soal evaluasi (soal ujian/tes) pada akhir siklus.
e) Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi pelaksanaan
pembelajaran.
f) Menyiapkan kamera untuk digunakan ketika pembelajaran
berlangsung.
2. Tindakan dan Pengamatan
a. Peneliti melaksanakan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan
RPP yang telah dibuat dengan menerapkan langkah-langkah model
pembelajaran PBL. Langkah-langkah tersebut adalah:
1) Kegiatan awal : pada kegiatan awal guru membuka pembelajaran dan
memberikan apresepsi kepada siswa sebelum memulai pembelajaran.
2) Kegiatan inti: pada kegiatan inti guru melaksanakan pembelajaran
sesuai dengan langkah-langkah model PBL yang di antaranya adalah:
a) orientasi siswa pada masalah, b) guru mengorganisasi siswa untuk
belajar, c) guru membimbing penyelidikan individual maupun
kelompok, d) mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dan e)
menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

13
3) Kegiatan penutup: pada kegiatan penutup guru memberikan penguatan
terhadap pembelajaran yang telah dipelajari. Guru juga memberikan
motivasi kepada siswa untuk giat belajar.

b. Peneliti memberikan soal-soal untuk mengukur pemahaman siswa.


c. Di akhir pertemuan, peneliti mengadakan evaluasi (sol tes) untuk mengetahui
kemampuan siswa mengenai materi pecahan yang telah dipelajari.
d. Observer melakukan pengamatan aktifitas dan sikap yang ditunjukkan oleh
siswa selama proses pembelajaran.

3. Refleksi
Refleksi adalah kegiatan mengkaji dan mempertimbangkan hasil yang
diperoleh dari pengamatan. Data atau hasil perubahan setelah adanya tindakan
dianalisis kemudian dijadikan acuan perubahan atau perbaikan tindakan selanjutnya.
Apabila pada tindakan pertama hasil penelitian masih belum sesuai dengan
tujuan yang diharapkan, maka dapat dilakukan perubahan rencana tindakan pada
siklus berikutnya (siklus 2) dengan mengacu pada hasil evaluasi siklus 1. Dalam
upaya memperbaiki tindakan pada siklus yang berikutnya perlu dilakukan
pemeriksaan terhadap catatan-catatan hasil observasi yang telah dilakukan.

b. Siklus II
1. Perencanaan
a) Peneliti mengidentifikasi data dan informasi dari hasil refleksi pada siklus
sebelumnya yaitu siklus 1
b) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berdasarkan refleksi
pada siklus 1 dengan menerapkan model Problem Based Learning (PBL)
c) Peneliti membuat lembar kerja siswa
d) Menyusun soal evaluasi (soal ujian/tes) pada akhir siklus.
e) Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran.
2. Tindakan dan observasi
a) Peneliti memperbaiki tindakan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP)
b) Menerapkan metode pembelajaran Problem Based Learning pada materi
operasi hitung pecahan. Kegiatan pembelajarannya sebagai berikut:
1. Kegiatan awal : pada kegiatan awal guru membuka pembelajaran dan
memberikan apresepsi kepada siswa sebelum memulai pembelajaran.
2. Kegiatan inti: pada kegiatan inti guru melaksanakan pembelajaran
sesuai dengan langkah-langkah model PBL yang di antaranya adalah:
a) orientasi siswa pada masalah, b) guru mengorganisasi siswa untuk
belajar, c) guru membimbing penyelidikan individual maupun
kelompok, d) mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dan e)
menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
3. Kegiatan penutup: pada kegiatan penutup guru memberikan penguatan
terhadap pembelajaran yang telah dipelajari. Guru juga memberikan
motivasi belajar.
c) Pada akhir siklus diadakan tes evaluasi (soal tes) untuk mengetahui sejauh
mana pemahaman siswa mengenai operasi hitung pecahan.
3. Refleksi
Data yang berkaitan dengan proses dan hasil yang diperoleh dari siklus 2
dianalisis dan dikaji untuk mengetahui keberhasilan dan kekurangannya.

14
4) Sumber Data dan Instrumen Penelitian
a. Sumber Data
1. Siswa
Sumber data siswa berasal dari kelas III SD Islam Khalifah Serang
sebanyak 28 siswa yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 12 siswi perempuan
yang mengikuti pembelajaran matematika dengan model Problem Based
Learning (PBL).
2. Data Dokumen
Sumber data dokumen berasal dari daftar nama siswa, catatan
lapangan, hasil lembar observasi, dan data awal/daftar nilai sebelum
dilaksanakannya pembelajaran menggunkan model Problem based Learning
pada siswa kelas III SD Islam Khalifah. Selain itu juga ada data dokumen
yang diambil setelah kegiatan pembelajaran menggunakan model Probelm
Based Learning.
3. Guru
Sumber data guru berasal dari wali kelas III SD Islam Khalifah Serang
untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar siswa atau tidak.
b. Instrumen Penelitian
1. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk memperoleh informasi mengenai
terlaksananya penerapan pembelajaran menggunakan model Problem Based
Learning di kelas IV SDN 01 Punten Batu. Lembar observasi terdiri dari
lembar observasi aktifitas guru dan lembar observasi aktifitas siswa.
Lembar observasi aktifitas guru terdiri dari 5 komponen, di antaranya
adalah: (a) Observasi pada masalah, (b) Mengorganisasikan siswa untuk
belajar, (c) Membimbing penyelidikan individual ataupun kelompok, (d)
Pengembangkan dan menyajikan hasil karya, dan (e) Menganalisis dan
mengevaluasi proses pemecahan masalah. Sedangkan lembar observasi
aktivitas siswa terdiri dari 5 komponen, di antaranya adalah sebagai berikut:
(a) Mampu mengidentifikasi masalah yang ada, (b) Mampu memberikan
penjelasan tentang masalah yang ada, (c) Memberikan analisis terhadap
masalah, (d) Memberikan pendapat atas masalah yang ada dan pemecahannya,
dan (e) Dapat mempertahankan pendapatnya.
2. Ujian/soal tes evaluasi
Ujian/soal tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa. Soal tes
diberikan oleh siswa secara individu dan juga secara kelompok, dan soal tes
dikerjakan sebelum dan sesudah tindakan dilaksanakan. Soal-soal tersebut
berupa 5 soal pilihan ganda.
3. Lembar Wawancara
Proses wawancara ini akan dilakukan kepada wali kelas III SD Islam
Khalifah Serang. Peneliti melakukan wawancara sebelum dan sesudah
tindakan. Pada lembar wawancara sebelum tindakan, terdiri dari 6 pertanyaan
yang terdiri dari: (a) data siswa kelas IV, (b) proses pembelajaran matematika
dikelas, (c) model yang digunakan saat materi pecahan, (d) kesulitan siswa

15
memahami materi pecahan, (d) respon siswa ketika pembelajaran berlangsung,
dan (e) nilai yang diperoleh siswa pada materi pecahan.
Lembar wawancara setelah tindakan, terdiri dari 4 pertanyaan yang
meliputi: (a) Kesan terhadap penerapan model Problem Based Learning, (b)
Proses pembelajaran setelah penerapan model Problem Based Learning, (c)
Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran, dan (d) Hasil belajar siswa
setelah penerapan model Problem Based Learning.
4. Dokumentasi
Dokumentasi ini digunakan sebagai alat penelitian yang dapat berguna
dijadikan bukti bahwa penelitian ini benar dilakukan.

5) Teknik Pengolahan dan Analisis Data


a. Teknik Pengolahan data
1) Wawancara
Wawancara merupakan pertanyaan – pertanyaan yang diajukan secara
verbal kepada orang- orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau
penjelasan dalam permasalahan penelitian tindakan kelas.
2) Observasi
Observasi dilakukan dengan mengamati secara langsung kondisi dan
peristiwa yang terjadi saat penelitian. Pengamatan dilakukan saat peneliti
melakukan kegiatan pembelajaran yang dibantu oleh guru kelas III sebagai
observer. Dan peneliti sendiri mengamati perilaku siswa di dalam dan di luar
kelas.
3) Dokumentasi
Dokumentasi bertujuan untuk memperoleh atau mengetahui sesuatu
dengan buku-buku, arsip yang berhubungan.
Data yang diperoleh dengan teknik-teknik tersebut dikumpulkan secara
bertahap pada setiap pelaksanaan pembelajaran. Pengolahan data tersebut
dilakukan dengan cara mengobservasi kinerja guru dan aktivitas siswa. Aspek
yang dinilai dari kinerja guru meliputi tahap perencanaan pembelajaran dan
pelaksanaan proses pembelajaran. Sedangkan aspek yang dinilai dari aktivitas
siswa meliputi keaktifan, kedisiplinan, dan kerjasama.

Untuk setiap kinerja guru dan aktivitas siswa diberi skor sebagai berikut:
 Skor 3 : jika ketiga indikator tercapai
 Skor 2 : jika dua indikator tercapai
 Skor 1 : jika satu indikator tercapai
Dengan demikian, skor ideal adalah 3 x 3 = 9

Untuk menentukan nilai aktivitas siswa digunakan rumus:


𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
 100 %
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙
Dengan ketentuan sebagai berikut:
Nilai 0 – 50 = Kurang

16
Nilai 51 – 70 = Cukup
Nilai 71 – 100 = Baik

b. Analisis data
Analisis data dalam penelitian ini berupa analisis data kuantitatif dan analisis
data kualitatif.
1. Analisis data kuantitatif
Data yang berasal dari hasil ujian/soal tes sebelum dan setelah tindakan
di analisis untuk mengukur/mengetahui adanya peningkatan hasil belajar siswa
kelas III pada materi operasi hitung pecahan melalui model Problem Based
Learning dengan menggunakan rumus:
R
N = SM x 100

Keterangan:
N = Nilai yang dicari
R = Skor mentah yang diperoleh siswa
SM = Skor maksimum dari tes yang bersangkutan
100 = bilangan tetap
Untuk mengukur hasil belajar siswa maka pada akhir siklus dihitung
nilai siswa dan dicari rata-ratanya baik itu soal tes sebelum tindakan maupun
setelah tindakan. Apabila mengalami kenaikan sesuai dengan kriteria yang
ditentukan maka dapat dinyatakan bahwa menggunakan model Problem
Based Learning materi operasi hitung pecahan di kelas III dinyatakan berhasil.
Rumus menghitung nilai rata-rata ujian/soal tes yaitu sebagai berikut:

Mx =
∑x
n

Keterangan:
M x = Mean (rata-rata)
∑ x = jumlah nilai siswa
N = Jumlah siswa

Selain mencari rata-rata, peneliti juga menghitung persentase siswa yang


tuntas KKM dengan rumus sebagai berikut:

banyak siswa yang tuntas KKM


ketuntasan = x 100%
jumlah keseluruhan siswa

Hasil persentase ketuntasan belajar yang dicari menggunakan rumus di


atas akan dibandingkan dengan persentase ketuntasan pada siklus sebelumnya.
Jika mengalami kenaikan maka dapat diasumsikan bahwa penerapan model

17
Problem Based Learning materi operasi hitung pecahan di kelas III SD Islam
Khalifah berhasil.

2. Analisis data kualitatif


Data yang berasal dari observasi dan wawancara di analisis secara
deskriptif kualitatif yaitu dengan memggunakan teknik analis data model
Miles and Huberman. Ada 4 langkah dalam menganalisis yaitu:
1. Tahap Pengumpulan data (data collection)
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data dengan observasi dan
wawancara ke sekolah.
2. Reduksi data (data reduction)
Yaitu dilaksanakan terhadap data yang sudah terkumpul dari observasi
kemudian diseleksi, lalu diringkas sehingga kesimpulan akhir dapat ditarik
dan diverifikasi
3. Tahap penyajian data (display data)
Yaitu penyajian data secara lengkap dan jelas untuk memudahkan
peneliti memahami hubungan dengan aspek yang diteliti dan menarik
minat pihak lain untuk membaca
4. Tahap penarikan kesimpulan/verifikasi(data conclusion
drawing/verivication)
Penarikan kesimpulan yang dilakukan secara bertahap dimulai dari
siklus pertama yang menghasilkan kesimpulan sementara hingga siklus
berakhir.

G. Jadwal Penelitian
Jadwal Penelitian Tindakan Kelas

Waktu Kegiatan
No Materi Kegiatan Maret April Mei
1 Studi Pendahuluan dan Studi Literatur
2 Merancang Tim dan Pembagian Tugas
3 Penyusunan Perencanaan PTK (proposal)
4 Pelaksanaan PTK Siklus ke-1
5 Refleksi dan Analisis Hasil PTK Siklus
ke-1
6 Perencanaan PTK Siklus ke-1
7 Pelaksanaan PTK Siklus ke-2
8 Refleksi dan Analisis Hasil PTK Siklus
ke-2
9 Penyusunan Laporan PTK

18
DAFTAR PUSTAKA

Fauzia, H. A. (2018). Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk


Meningkatkan Hasil Belajar Matematika SD. Jurnal Primary, 41.

Ghea Annisa Chalis, Y. A. (2020). Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL)
Terhadap Hasil Belajar Pecahan di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Tambusai,
2937.

Haruman. (2014). Model Pembelejaran Matematika. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Indah Suciati, D. S. (2018). Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal


Matematika Pada Operasi Hitung Pecahan Pada Siswa Kelas V SDN Pengawu.
Jurnal Penelitian dan Pembelajaran Matematika, 130.

Istikomah, J. N. (2021). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Penjumlahan


Pecahan Menggunakan Model Problem Based Learning (PBL) SD Negeri Gandekan
Surakarta. Jurnal Pendidikan Tambusai, 9357.

Karyanti, T. (2015). Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia dalam Kehidupan Berbangsa
dan Bernegara. CULTURE Vol.2 No.1, 108-109.

Kistian, A. (2019). PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED


LEARNING(PBL) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
KELAS IV SD NEGERI UJONG TANJONG KABUPATEN ACEH BARAT. Genta
Mulia, vol. x no. 1.

Kurniawan, N. (2017). Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Yogyakarta: Deepublish.

Lestari, N. G. (2014). Pembelajaran Vokal Grup Dalam Kegiatan Pembelajaran Diri di


SMPN 1 Panumbangan . repository.upi.edu, 6-7.

Lubis, S. M. (2021). Peningkatan Pemahaman Konsep Matematika Melalui Penggunaan


Model Problem Based Learning BerbentukKartu Domino Materi Pecahan Pada Siswa
Kelas III SD Muhammadiyah Sitiris-tiris Kabupaten Tapanuli Tengah. Skripsi, 4.

Margiyono. (2009). Penggunaan Alat Peraga Blok Pecahan untuk Meningkatkan Pemahaman
dan Penguasaan Operasi Hitung dalam Konsep Pecahan Pada Siswa Kelas IV SD
Negeri 01 Jatipuro Kecamatan Jatipuro Tahun Pelajaran 2009/2010. Skripsi, 3.

Musrikah. (2010). Matematika MI. Tulungagung: Diktat tidak diterbitkan.

Muzadi, M. H. (n.d.). PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COMPLETE SENTENCE


UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PARAGRAF UNTUK
SISWA SD. eprints.umsida, 6-7.

19
Oktalisa, T. (2020). Pengembangan Media Roda Arsir Pada Materi Pecahan Biasa
(Penjumlahan dan Pengurangan) Kelas IV SD. Skripsi, 19-22.

Parnawi, A. (2020). Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Yogyakarta:


Deepublish.

Purwanto. (2009). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Rahma, N. (2013). Hakikat pendidikan matematika. STAIN Papopo, vol. 1 no. 2.

Ramdani, Y. (2004). Kajian pemahaman matematika melalui etika pemodelan matematika .


UNISBA.

Siti Nurkhotimah, Joharman, Suripto. (2016). Penerapan Model Problem Based Learning
(PBL) dengan Media Konkret untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Tentang
Operasi Hitung Pecahan Pada Siswa Kelas V SDN 1 Kuwayuhan Tahun Ajaran
2016/2017. Kalam Cendekia, 256-260.

Sugriani, A. (2019). Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Penjumlahan Pecahan


Melalui Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMR). Jurnal
Didactical Mathematics, 21.

Sukajati. (2008). Pembelajaran Operasi Penjumlahan Pecahan di SD Menggunakan


Berbagai Media. Yogyakarta: PPPPTK Matematika.

Sukmadinata, N. S. (2009). Landasan psikologi proses pendidikan. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Susanto, A. (2015). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:


Prenadamedia Group.

20
LAMPIRAN

 RPP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)
Satuan Pendidikan : SD Islam Khalifah Serang

Kelas / Semester : III / 2 (Genap)

Tema : 5 (Cuaca)

Subtema : 3 (Pengaruh Perubahan Cuaca terhadap Kehidupan Manusia)

Pembelajaran : 3 (tiga)

Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit

Muatan Pelajaran : Matematika

A. Kompetensi Inti
KI 1: Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya
KI 2: Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli, dan bertanggung
jawab dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, tetangga, dan negara.
KI 3: Memahami pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat
dasar dengan cara mengamati, menanya, dan mencoba berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di
rumah, di sekolah dan tempat bermain.
KI 4: Menunjukkan keterampilan berfikir dan bertindak kreatif,produktif, kritis, mandiri,
kolaboratif, dan komunikatif. Dalam bahasa yang jelas, sistematis, logis dan kritis,
dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan prilaku anak sesuai
dengan tahap perkembangannya.

B. Kompetensi Dasar
Muatan Matematika:
No Kompetensi Dasar Indikator Pembelajaran
1 3.5 Menjelaskan dan 3.5.1 Memahami cara melakukan
melakukan penjumlahan penjumlahan dan pengurangan
dan pengurangan pecahan pecahan berpenyebut sama (C2)

21
berpenyebut sama
2 4.5 Menyelesaikan masalah 4.5.1 Mendiskusikan masalah
penjumlahan dan penjumlahan dan pengurangan
pengurangan pecahan pecahan berpenyebut sama
berpenyebut sama (C2)

C. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui kegiatan diskusi bersama, siswa dapat menjelaskan cara penjumlahan
pecahan berpenyebut sama dengan baik.
2. Melalui kegiatan menyelesaikan soal, siswa dapat menyelesaikan masalah sehari-
hari yang melibatkan penjumlahan pecahan berpenyebut sama dengan benar.

D. Penguatan Pendidikan Karakter


1. Religius
2. Nasionalis
3. Mandiri
4. Integritas

E. Materi Pembelajaran
Penjumlahan dan Pengurangan Pada Pecahan

F. Metode, Model dan Pendekatan


1. Metode pembelajaran : diskusi, tanya jawab, percobaan dan penugasan
2. Model Pembelajaran : Problem Based Learning (PBL)
3. Pendekatan Pembelajaran : Saintifik (TPACK)

G. Media/Alat Pembelajaran
1. Powerpoint
2. Video Pembelajaran
3. LKPD

H. Sumber Belajar
1. Buku Guru Tema 5: Cuaca Kelas III Buku Tematilk Terpadu Kurikulum
2013. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia.
2. Buku Siswa Tema 5 : Cuaca Kelas III Buku Tematilk Terpadu
Kurikulum 2013. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia

22
I. Kegiatan Pembelajaran
.
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1. Guru mengucapkan salam dan berdoa bersama yang 15 menit
dipimpin oleh seorang siswa
2. Menanyakan kabar dan mengecek siswa yang tidak hadir
3. Apersepsi: guru menyampaikan materi sebelumnya dan
materi yang akan dipelajari hari ini, tujuan pembelajaran
dan langkah-langkah pembelajaran
4. Siswa mendengarkan guru menyampaikan indikator
pencapaian kompetensi
5. Motivasi: guru menjelaskan kaitan pengetahuan yang
dimiliki siswa dengan materi yang akan dipelajari
Kegiatan Inti 45 menit
1. Guru membawa sebuah benda konkret Peserta didik
mengamati benda konkret dan membagikan kepada siswa
(TPACK)
2. Guru memberitahu bahwa hal tersebut termasuk “makna
pecahan”
3. Guru menampilkan video pembelajaran tentang pecahan
4. Guru menjelaskan tentang pecahan dan operasi penjumlahan
dan pengurangannya
5. Siswa mengamati gambar dan membaca teks bacaan tentang
"Kue Lani" di buku siswa
6. Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh pendidik.

Orientasi peserta didik pada masalah


1. Siswa diberikan sebuah pertanyaan (masalah) oleh
pendidik "Berapa bagian kue lapis yang dimakan Lani dan
Mamah" (communication)

Mengorganisasi peserta didik untuk belajar


1. Siswa dibagi kelompok oleh pendidik masing-masing
kelompok 4 orang

23
2. Guru membagikan LKPD kepada setiap kelompok.
3. Pendidik menampilkan teks mengenai "Pizza untuk
keluarga" Melalui laptop dalam bentuk PPT (saintifik).
4. Peserta didik mengamati dan membaca secara berkelompok
(mandiri)

Membimbing pengetahuan siswa secara mandiri maupun


kelompok

1. Siswa bersama kelompoknya mendiskusikan tentang


Permasalahan yang ada dalam PPT (Critical Thinking and
Problem Formulation).
2. Guru membimbing jalannya diskusi setiap kelompok

Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

1. Siswa bersama kelompoknya menuliskan hasil diskusi ke


dalam lembar LKPD (Creativity and Innovation,HOTS).
2. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di
depan kelas.
3. Siswa diperbolehkan untuk bertanya kepada kelompok yang
presentasi
4. Guru memberikan penguatan atas jawaban kelompok.

Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah


1. Siswa mengajukan pertanyaan materi pembelajaran hari ini
untuk menguatkan pemahaman (integritas)
2. Siswa dan guru bertanya jawab mengenai materi yang telah
dipelajari.
3. Siswa menyimpulkan materi pembelajaran hari ini.

Penutup 1. Siswa dan guru memberikan refleksi atau kesimpulan 10 menit


tentang pembelajaran yang baru dilaksanakan dengan
mengkomunikasikan :

24
Apa yang sudah kalian pelajari hari ini ?
 Apa yang paling kalian sukai dari pembelajaran hari
ini ?
 Apa yang belum kalian pahami dari
pembelajaran hari ini ?
2. Guru memberikan soal evaluasi dan dikerjakan oleh
peserta didik secara mandiri
3. Guru menyampaikan rencana kegiatatan
pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.
4. Secara bersama-sama Guru dan Siswa menutup
pembelajaran dengan berdoa bersama dan
mengucapkan salam. (Religius)

J. Format Penilaian
A. Prosedur Penilaian
a. Penilaian Sikap
Penilaian sikap dilakukan dengan mengamati sikap peserta didik selama
proses pembelajaran berlangsung. Sikap yang diamati adalah jujur, disiplin,
percaya diri, mandiri, teliti dan tanggung jawab.

Pengukuran Sikap

No Nama Siswa Sikap


Jujur Disiplin Percaya Mandiri Teliti Tanggung Jumlah
diri Jawab

Rubrik Penilaian Sikap

Sikap 1 2 3 4
Jujur Tidak Jujur Cukup jujur namun Berkata jujur namun Sangat jujur dan
masih membutuhkan masih membutuhkan mampu berkata jujur
bantuan orang tua secara mandiri
Disiplin Tidak disiplin Cukup disiplin Disiplin namun masih Sangat teliti dan
namun masih membutuhkan mampu teliti tanpa
membutuhkan bantuan orang tua bantuan orang tua
bantuan orang tua
Percaya Tidak Cukup percaya diri Percaya diri namun Sangat percaya diri dan
Diri percaya diri namun masih masih membutuhkan mampu percaya diri

25
membutuhkan bantuan orang tua secara mandiri
bantuan orang tua
Mandiri Tidak Cukup mandiri Mandiri namun masih Sangat mandiri dan
mandiri namun masih membutuhkan mampu mandiri tanpa
membutuhkan bantuan orang tua bantuan orang tua
bantuan orang tua
Teliti Tidak teliti Cukup teliti namun Teliti namun masih Sangat teliti dan
masih membutuhkan membutuhkan mampu teliti tanpa
bantuan orang tua bantuan orang tua bantuan orang tua
Tanggung Tidak Cukup tanggung Tanggung jawab baik Sangat tanggung jawab
Jawab tanggung jawab namun masih namun masih dan mampu
jawab membutuhkan membutuhkan bertanggung jawab
bantuan orang tua bantuan orang tua secara mandiri

b. Penilaian Pengetahuan : soal evaluasi pembelajaran (terdapat pada lampiran)


c. Penilaian Keterampilan : saat berdiskusi dan saat mengerjakan LKPD
 Diskusi

Kriteria Sangat Baik Baik Cukup Perlu


(4) (3) (2) Pendampingan
(1)
Mendengarkan Selalu Mendengarkan Masih perlu Sering diingatkan
mendengarkan teman yang diingatkan untuk untuk
teman yang berbicara namun mendengarkan mendengarkan
sedang berbicara sesekali masih teman yang sedang teman yang sedang
perlu diingatkan berbicara berbicara namun
tindak
mengindahkan
Komunikasi Merespon dan Merespon dengan Sering merespon Membutuhkan
nonverbal (kontak menerapkan tepat terhadap kurang tepat bantuan dalam
mata, bahasa komunikasi komunikasi terhadap memahami bentuk
tubuh, postur, nonverbal dengan nonverbal yang komunikasi komunikasi
ekspresi wajah, tepat ditunjukkan nonverbal yang nonverbal yang
suara) teman ditunjukkan teman ditunjukkan teman
Partisipasi Isi pembicaraan Berbicara dan Berbicara dan Jarang berbicara
(menyampaikan menginspirasi menerangkan menerangkan selama proses
ide, perasaan, dan teman. Selalu secara rinci, secara rinci, namun diskusi
pikiran) mendukung dan merespon sesuai terkadang merespon berlangsung
memimpin teman dengan topik. kurang sesuai
lainnya saat dengan topik.
diskusi.
 Guru mencentang () jika siswa memenuhi kriteria ketentuan penilaian

skor yang diperoleh


Nilai = x 100
skor maksimal

26
 Instrumen Penelitian
A. Lembar Observasi
1. Lembar Observasi Aktivitas Guru

Kegiatan Aktifitas Guru Skor Nilai


1 2 3 4
Pendahuluan Mengucapkan salam
Memimpin do’a sebelum belajar
Mengabsen siswa
Melakukan apersepsi
Kegiatan Inti Guru menanyakan cara
(Model membagikan benda konkret yang
Problem dibawanya
Based Guru menampilkan video
Learning) pembelajaran tentang pecahan
Menjelaskan tentang pecahan dan
operasi hitung penjumlahan dan
pengurangan
Memerintahkan siswa untuk
mengamati dan membaca teks kue
Lani
Melakukan tanya jawab dengan
siswa
Membagi kelompok siswa
Membagikan LKPD
Membimbing setiap diskusi
kelompok
Memerintahkan siswa untuk
mempresentasikan hasil diskusi
Memerintahkan siswa untuk
bertanya jika ada yang ingin
ditanyakan kepada kelompok yang
presentasi
Guru memberi penguatan atas
jawaban kelompok
Penutup Refleksi guru atau kesimpulan
Memberikan soal evaluasi
Memberitahu rencana pembelajaran
selanjutnya
Menutup pembelajaran dengan do’a

2. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Aspek yang diamati Nilai


1 2 3 4
27
Mampu mengidentifikasi masalah yang ada
Mampu memberikan penjelasan tentang
masalah yang ada
Memberikan analisis terhadap masalah
Memberikan pendapat atas masalah yang ada
dan pemecahannya
Dapat mempertahankan pendapatnya

Keterangan Nilai :
4 sangat baik
3 baik
2 cukup
1 kurang

No Kompetensi Materi Indikator Soal Level Nomor Bentuk


Dasar Kognitif Soal Soal
1 3.5 Menjelaskan dan Penjumlah Disajikan sebuah pertanyaan C4 1 PG
melakukan an dan tentang pengurangan pecahan
penjumlahan dan pengurang berpenyebut sama, peserta
pengurangan an didik dapat menetukan
pecahan pecahan jawabannya
berpenyebut
2 sama Disajikan sebuah gambar C3 2 PG
pizza yang dipotong
membentuk pecahan, siswa
dapat menghitung
pengurangan pecahan tersebut
3 Disajikan sebuah ilustrasi C3 3 PG
tentang pembagian kue, siswa
dapat menentukan banyaknya
kue yang di makan
4 Disajikan sebuah soal C3 4 PG
penjumlahan pecahan
dengan berpenyebut sama,
siswa dapat menjawab
jawaban dengan tepat
5 Disajikan sebuah ilustrasi C3 5 PG
pembagian kue, siswa dapat
menentukan kue yang sudah
di makan Ani.

B. Ujian/soal tes/evaluasi
.

28
SOAL EVALUASI

YAYASAN DAAR EL LATIEF


SD ISLAM Khalifah® SERANG
Jl. HM. Muslich, Lingkar Selatan Cikulur Kota Serang-
Banten 42116, Telp. 087849715222

PENILAIAN EVALUASI PEMBELAJARAN TAPEL 2022

Nama : ..................... Kelas : III (Tiga)

Hari/Tanggal : .................... Tema : 5 (Cuacaku)

1. Jawablah pertanyaan di bawah ini denan benar!

5 - 2 =
4 4

a. 3
4

b. 3

c. 7
4

2. Perhatikan gambar di bawah ini!


Jika pizza itu dimakan oleh Danu satu, maka berapa
bagian yang Danu makan dalam pecahan?
a. 2
4

b. 1
4

c. 4
4

3. Ibu membeli 6/8 kg garam di pasar. Ibu kemudian menggunakan 3/8 kg garam untuk
dimasak.
Sisa garam yang dimiliki oleh Ibu sekarang adalah. . .kg
a. 2
8

29
b. 4
8

c. 3
8

4. Hasil dari 2 + 1 + 5
7 7 7 Adalah....
a. 7
7

b. 8
7

c. 7
14

5. Pada pagi hari, Ani memakan 2/5 bagian kue lapis. Kemudian, Ani memakan 3/5
bagian kue lapis pada siang hari. Keseluruhan kue lapis yang sudah dimakan oleh Ani
yaitu. . .bagian
a. 4
5

b. 5
5

c. 3
10

Kunci Jawaban:
1. A
2. B
3. C
4. B
5. B

Keterangan: Bobot nilai setiap soal benar 20

skor yang diperoleh


Nilai = x 100
skor maksimal

30
C. Lembar Wawancara
Wawancara dilakukan dengan wali kelas III SD Islam Khalifah
a) instrumen wawancara sebelum tindakan

No. Indikator Pertanyaan


1. Data siswa kelas III
2. Proses pembelajaran matematika di kelas
3. Model pembelajaran yang digunakan pada materi pecahan
4. Kesulitan yang dialami siswa dalam memahami materi pecahan
5. Respon siswa ketika pembelajaran berlangsung
6. Nilai yang diperoleh siswa pada materi pecahan

b) instrumen wawancara setelah tindakan

No. Indikator Pertanyaan


1. Kesan terhadap penerapan model problem based learning
2. Proses pembelajaran setelah penerapan model problem based learning
3. Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran
4. Hasil belajar siswa setelah penerapan model based learning

31

Anda mungkin juga menyukai