Anda di halaman 1dari 21

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TPS (Think-

Phair-Share) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA


POKOK BAHASAN OPERASI HITUNG BENTUK
ALJABAR
(Untuk memenuhi tugas mata kuliah Belajar dan Pembelajaran)

DISUSUN OLEH :
MEINITO SYNDI
201410060311077

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIDKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
PENDIDIKAN MATEMATIKA
2015/2016
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT.


yang memiliki keistimewaan dan pemberian segala kenikmatan besar, baik nikmat
iman, kesehatan dan kekuatan didalam penyusunan makalah makalah yang berjudul
“Penerapan Model Kooperatif Tipe TPS (Think – Phair – Share) Dalam
Pembelajaran Matematika Pokok Bahasan Operasi Hitung Bentuk Aljabar”. Salawat
dan salam senantiasa tercurahkan kepada Sayyidina Muhammad SAW. keluarga dan
para sahabatnya dan penegak sunnah-Nya sampai kelak akhir zaman.
Makalah ini disusun sebagai untuk memenuhi tugas mata kuliah Belajar dan
Pembelajaran. Dalam proses pembuatan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak, oleh karena itu saya menyampaikan terimakasih kepada :
1. Bapak Drs. Imam Turmudzi, M.Si selaku dosen pembimbing mata kuliah
Belajar dan Pembelajaran.
2. Orang tua saya yang senantiasa memberikan dukungan dan bantuan baik
secara moral ataupun materiil.
3. Teman-teman saya yang selalu memberikan semangat serta bantuan.
Penulis menyadari makalah ini masih banyak kekurangan baik dalam hal isi
maupun sistematika dan teknik penulisan. Kritik dan saran yang membangun
diharapkan demi kesempurnaan makah ini. Semoga makalah ini bisa memberikan
manfaat bagi penulis dan pembaca.

Malang, 10 Juni 2015

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang......................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah................................................................................................3
1.3. Tujuan Penulisan..................................................................................................3
BAB II........................................................................................................................................4
DASAR TEORI............................................................................................................................4
2.1. Proses Belajar Mengajar.......................................................................................4
2.2. Model Pembelajaran............................................................................................5
2.3. Pembelajaran Kooperatif......................................................................................6
2.4. Tahap-Tahap Pembelajaran Kooperatif..............................................................10
2.5. Model Pembelajaran Tipe TPS (Think-Pair-Share)..............................................12
2.6. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS (Think-Pair-Share)
13
BAB III.....................................................................................................................................15
LANGKAH – LANGKAH PENERAPAN.......................................................................................15
4.1. Implementasi Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS (Think-Pair-Share) Pada Materi
Operasi Hitung Bentuk Aljabar.......................................................................................15
BAB IV....................................................................................................................................17
PENUTUP................................................................................................................................17
Kesimpulan.....................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................18

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan teknologi yang sangat pesat berpengaruh dalam dunia
pendidikan. Dengan berkembangnya teknologi ini mengakibatkan berkembangnya
ilmu pengetahuan yang memiliki dampak positif maupun negatif. Perkembangan
teknologi ini dimulai dari negara maju, sehingga sebagai negara berkembang seperti
negara Indonesia ini perlu menyamakan diri dengan negara maju lainnya. Dengan
perkembangan teknologi ini pemerintah perlu meningkatkan pembangunan di bidang
pendidikan baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Peningkatan kualitas ini
dilakukan dengan peningkatan sarana dan prasarana, peningkatan tenaga
profesionalisme, tenaga pendidik, dan peningkatan mutu anak didik. Dalam
meningkatkan mutu pendidikan, penguasaan materi merupakan salah satu unsur
penting yang harus diperhatikan guru dan siswa karena mencakup nilai – nilai aspek
dalam pendidikan.
Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk membantu dalam
mengembangkan diri siswa dan untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia,
sehingga manusia mampu untuk menghadapi setiap perubahan yang terjadi, menuju
arah yang lebih baik. Pendidikan ini dapat berupa pembelajaran. Salah satu
komponen dalam pembelajaran adalah pemanfaatan berbagai macam strategi dan
metode pembelajaran secara dinamis dan fleksibel sesuai dengan materi, siswa, dan
konteks pembelajaran. Inti dari pembelajaran adalah siswa yang belajar.
Dalam pembelajaran di sekolah aspek pemahaman suatu konsep termasuk
pemahaman konsep dan aplikasinya merupakan hal yang sangat penting yang harus
dimiliki siswa. Jika konsep dasar dimiliki murid secara salah, maka sukar untuk
memperbaiki kembali, terutama jika sudah diterapkan dalam menyelesaikan soal –
soal matematika. Jika murid bersifat terbuka masih ada harapan untuk
memperbaikinya sebelum siswa menerapkannya dalam menyelesaikan soal – soal
matematika. Namun jika murid bersifat tertutup, maka kesalahan itu akan dibawa
terus sampai pada suatu saat mereka menyadari bahwa konsep – konsep yang mereka

1
miliki adalah keliru. Oleh karena itu yang terpenting adalah bagaimana siswa
memahami konsep matematika secara bulat dan utuh, sehingga jika diterapkan dalam
menyelesaikan soal – soal matematika siswa tidak mengalami kesulitan. Gambaran
permasalahan tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran matematika perlu
diperbaiki guna meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep – konsep
matematika.
Dalam hal ini penuslis mengambil model pembelajaran kooperatif tipe Think-
Pair-Share (TPS) dalam pembelajaran matematika untuk diterapkan. Karena dalam
model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS), siswa dihadapkan pada
masalah-masalah nyata yang ada di lingkungan serta mengajarkan mereka berdiskusi
atau belajar secara berkelompok, sedangkan guru sebagai fasilitator bagi siswa.
Sehingga aktivitas belajar siswa khususnya aktivitas mental siswa dapat teramati oleh
guru. Melalui pembelajaran ini diharapkan siswa memperoleh pengetahuan yang
bermakna dan menumbuhkan motivasi siswa sehingga pembelajaran matematika
dapat terlaksana secara optimal.
Langkah dalam model pembelajaran tipe TPS ini adalah membagi kelompok
yang terdiri dari dua orang anggota dalam satu kelompok dengan tingkat kemampuan
yang berbeda. Model pembelajaran tipe Think-Pair-Share (TPS) ini dapat diterapkan
dalam kelas yang besar dan juga tidak perlu waktu yang lama untuk pembentukan
kelompok. Dengan cara mengelompokkan siswa secara berpasangan akan lebih
mudah dan banyak waktu bagi siswa dalam berpikir dan merespon serta berpartisipasi
dalam pelajaran. Selain itu juga akan memperkecil peluang siswa untuk tidak aktif
dalam pelajaran.

2
1.2. Rumusan Masalah
A. Apakah yang dimaaksud proses belajar mengajar ?
B. Apakah yang dimaksud model pembelajaran ?
C. Apakah yang dimaksud pembelajaran kooperatif ?
D. Apa saja tahap – tahap pembelajaran kooperatif ?
E. Apakakah model pembelajaran tipe TPS (Think-Pair-Share) ?
1.3. Tujuan Penulisan
A. Mengetahui proses belajar mengajar
B. Mengetahui model pembelajaran
C. Mengetahui pembelajaran kooperatif
D. Mengetahui tahap – tahap pembelajaran kooperatif
E. Mengetahui kelebihan dan kelemahan pembelajaran kooperatif tipe TPS
(Think-Pair-Share)

3
BAB II
DASAR TEORI
1.1. Proses Belajar Mengajar
Menurut Morgan (Ratumanan, 2004: 1) belajar dapat didefinisikan setiap
perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil latihan atau
pengalaman. Selanjutnya ada yang mendefinisikan: “Belajar adalah berubah”. Dalam
hal ini yang dimaksud belajar berarti usaha mengubah tingkah laku. Jadi belajar akan
membawa suatu perubahan pada individu-individu yang belajar. Perubahan tidak
hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk
kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian
diri. Jelasnya menyangkut segala aspek organisme dan tingkah laku pribadi
seseorang. Dengan demikian, dapatlah di katakan bahwa belajar itu sebagai rangkaian
kegiatan jiwa raga, Psiko-fisik untuk menuju ke perkembangan pribadi manusia
seutuhnya, yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kogitif, afektif,
dan psikomotorik (Sardiman, 2007: 21) Sementara itu menurut Usman (2007: 5)
belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku individu berkat adanya
interaksi antara individu dan individu dengan lingkungannya. Dalam pengertian ini
terdapat kata “perubahan” yang berarti bahwa seseorang setelah mengalami proses
belajar, akan mengalami perubahan tingkah laku, baik aspek pengetahuan,
keterampilannya, maupun aspek sikapnya. Misalnya dari tidak bisa menjadi bisa, dari
tidak mengerti menjadi mengerti, dari ragu-ragu menjadi yakin, dari tidak sopan
menjadi sopan.
Kata “Teach” atau mengajar berasal dari bahasa Inggris yaitu taecan. Kata ini
berasal dari bahasa Jerman kuno. Taikjan, yang berasal dari kata dasar teik, yang
berarti memperlihatkan. Dengan demikian To teach (mengajar) di lihat dari asal usul
katanya berarti perlihatkan sesuatu kepada seseorang melalui tanda atau symbol,
penggunaan tanda atau symbol itu dimaksudkan untuk membangkitkan atau
menumbuhkan respon mengenai kejadian (Sanjaya, 2006: 94). Selanjutnya ada yang
mendefinisikan,” Mengajar adalah suatu proses, yakni proses mengatur,
mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa sehingga dapat menumbuhkan

4
dan mendorong siswa melakukan proses belajar” (Sudjana, 2005: 29). Mengajar
merupakan suatu perbuatan yang memerlukan tanggung jawab moral yang cukup
berat. Mengajar juga merupakan suatu perbuatan atau pekerjaan yang bersifat “unik”
tetapi “sederhana”. Dikatakan unik karena hal itu berkenaan dengan manusia yang
belajar, yakni siswa, dan yang mengajar, yakni guru, dan berkaitan erat dengan
manusia di dalam masyarakat yang semuanya menunjukkan keunikan. Dikatakan
sederhana karena mengajar dilaksanakan dalam keadaan praktis dalam kehidupan
sehari-hari, mudah dihayati oleh siapa saja (Usman, 2007:6). Jadi mengajar adalah
suatu proses penyampaian informasi atau pengetahuan kepada siswa dan diharapkan
siswa aktif dan akan dapat memahami serta melaksanakan apa yang diberikan oleh
guru.
Proses dalam pengertiannya disini merupakan interaksi semua komponen
yang terdapat dalam belajar mengajar yang satu sama lainnya saling berhubungan
dalam ikatan untuk mencapai tujuan (Usman, 2007: 5). Dari definisi-definisi belajar
dan mengajar tersebut maka dapat disimpulkan bahwa proses belajar mengajar adalah
suatu proses yang dilakukan oleh dua pihak yaitu guru dan siswa dalam hal ini guru
sebagai pembimbing dan siswa sebagai obyek bimbingan saling berinteraksi yang
mengakibatkan perubahan sikap dan tingkah laku pada siswa sesuai dengan apa yang
diharapkan oleh guru.
1.2. Model Pembelajaran
Sidarti (dalam Sony, 2006: 10) menyatakan bahwa model adalah cara yang
teratur dan memiliki sintaks tertentu dalam mencapai tujuan pembelajaran yang
melibatkan semua komponen dalam pembelajaran. Dapat disimpulkan bahwa model
adalah kerangka yang memiliki langkah-langkah atau prosedur tertentu untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas menurut
Joyce. Selanjutnya Joyce menyatakan bahwa setiap model pembelajaran
mengarahkan kita ke dalam mendesain pembelajaran untuk membantu peserta didik
sedemikian rupa sehingga tujuan tercapai.

5
Adapun jenis – jenis model pembelajaran dilihat dari segi keefektifannya yaitu :
1. Model pembelajaran klasikal
a. Guru menjelaskan definisi
b. Membuktikan rumus
c. Memberi contoh
d. Memberi soal latihan
2. Model pembelajaran individual
Model pembelajaran yang memperhatikan perbedaan individual.
Adapun pembelajaran individual mempunyai beberapa ciri:
a. Siswa belajar secara tuntas.
b. Setiap unit yang dipelajari memuat tujuan pembelajaran khusus yang jelas.
c. Keberhasilan siswa diukur berdasarkan pada sistem yang mutlak.
d. Siswa belajar sesuai dengan kecepatannya masing-masing.
Salah satu model pembelajaran individual yang sangat populer adalah modul.
Modul adalah suatu paket pembelajaran yang memuat suatu unit konsep
pembelajaran yang dapat dipelajari oleh siswa sendiri.
3. Model pembelajaran kooperatif
Model Pembelajaran Kooperatif adalah pembelajaran yang
mengharuskan siswa untuk bekerja dalam suatu tim untuk menyelesaikan
masalah, menyelesaikan tugas, atau mengerjakan sesuatu untuk tujuan
bersama
Jadi, model pembelajaran merupakan suatu kerangka yang memiliki
prosedur yang sistematis yang digunakan oleh para perancang pembelajaran
dan pengajar dalam merancang dan melaksanakan aktivitas pembelajaran
berdasarkan pengalaman belajar perancang pembelajaran dan pengajar guna
mencapai tujuan pembelajaran.

1.3. Pembelajaran Kooperatif


Pembelajaran kooperatif berasal dari kata kooperatif yang artinya
mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama

6
lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim. Slavin (dalam Isjoni, 2007: 17)
menyebutkan pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang telah
dikenal sejak lama, dimana pada saat itu guru mendorong para siswa untuk
melakukan kerja sama dalam kegiatan-kegiatan tertentu seperti diskusi atau
pengajaran oleh teman sebaya. Dalam melakukan proses belajar mengajar, guru tidak
lagi mendominasi seperti lazimnya pada saat ini, sehingga siswa dituntut untuk
berbagi informasi dengan siswa yang lainnya dan saling belajar mengajar sesama
siswa.
Isjoni (2007: 16) menyatakan bahwa pembelajaran Kooperatif adalah suatu
pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar
mengajar yang berpusat pada siswa (studend oriented), terutama untuk mengatasi
permasalahan yang ditemukan oleh guru dalam mengaktifkan siswa, yang tidak dapat
bekerja sama dengan orang lain, siswa yang agresif dan tidak peduli pada orang lain.
Berdasarkan pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Pembelajaran
Kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang melibatkan siswa untuk bekerja
secara kelompok dalam mencapai tujuan.
Agar pembelajaran kooperatif lebih efektif, maka perlu ditanamkan pula pada
diri siswa unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif antara lain sebagai berikut:
a. Siswa harus dapat memiliki persepsi bahwa mereka sehidup
sepenanggungan bersama.
b. Siswa bertanggung jawab terhadap tiap siswa lain dalam kelompok
seperti terhadap dirinya sendiri dalam mempelajari materi yang
dihadapinya.
c. Siswa dalam kelompok harus berpandangan bahwa mereka semuanya
memiliki tujuan yang sama.
d. Siswa haruslah membagi tugas dan juga tanggung jawab yang sama
besarnya diantara anggota kelompoknya.
e. Siswa akan diberikan suatu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut
berpengaruh terhadap evaluasi anggota kelompok.

7
f. Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka memperoleh keterampilan
bekerja sama selama belajar.
g. Siswa akan diminta mempertanggung jawabkan secara individu
materi dalam kelompok kooperatif.
Model pembelajaran kooperatif ini menekankan adanya kerja sama, saling
ketergantungan dan menghormati pendapat orang lain dalam menyelesaikan tugas
untuk mencapai tujuan pembelajaran dan satu penghargaan bersama.
Berdasarkan unsur-unsur yang ada, maka pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
1. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi
belajar mereka.
2. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan
rendah.
3. Penghargaan lebih berorientasi pada kelompok daripada individu.
Menurut Ibrahim,(2000: 2) semua model mengajar termasuk di dalamnya model
pembelajaran kooperatif ditandai dengan adanya struktur tugas, struktur tujuan, dan
struktur penghargaan (reward).
1. Struktur Tugas
Struktur tugas mengacu pada dua hal, yaitu pada cara pembelajaran itu
diorganisasikan dan jenis kegiatan yang dilakukan oleh siswa di dalam kelas.
Struktur tugas berbeda sesuai dengan berbagai macam kegiatan yang terlibat
di dalam pendekatan pengajaran tertentu: misalnya beberapa pelajaran
menghendaki siswa duduk pasif sambil menerima informasi dari ceramah
guru. Pelajaran lain menghendaki siswa mengerjakan LKS dan pelajaran lain
lagi menghendaki diskusi dan berdebat.
2. Struktur Tujuan
Struktur tujuan suatu pelajaran adalah jumlah saling ketergantungan yang
dibutuhkan siswa pada saat mereka mengerjakan tugas.
Terdapat 3 macam struktur yang telah diidentifikasi, yaitu:
a. Struktur Tujuan Individualistik (Perorangan)

8
Pencapaian tujuan yang tidak memerlukan interaksi dengan orang lain
dan tidak bergantung pada baik buruknya pencapaian orang lain.
b. Struktur Tujuan Kompetitif (Persaingan)
Pencapaian tujuan yang terjadi bila seorang siswa dapat mencapai
sudut tujuan dan hanya jika siswa lain tidak mencapai tujuan tersebut.
Dengan demikian setiap usaha-usaha yang dilakukan oleh suatu
individu untuk mencapai tujuan merupakan saingan bagi individu
lainnya.
c. Struktur Tujuan Kooperatif (Kerjasama)
Pencapaian tujuan yang terjadi jika siswa dapat mencapai tujuan
mereka. Hanya jika siswa lain dengan siapa mereka bekerja sama
mencapai tujuan tersebut. Tujuan akan tercapai apabila semua anggota
kelompok mencapai tujuan secara bersama-sama.
3. Struktur Penghargaan
a. Struktur Penghargaan Individualistik (Perorangan)
Terjadi apabila suatu penghargaan itu bisa dicapai oleh siswa manapun
tidak bergantung pada pencapaian individu lain.
b. Struktur Penghargaan Kompetitif (Persaingan)
Terjadi apabila penghargaan itu diperoleh sebagai upaya individu melalui
persaingan dengan orang lain.
c. Struktur Penghargaan Kooperatif (Kerja sama)
d. Situasi dimana upaya individu membantu individu lain mendapat
penghargaan.
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai tiga tujuan, yaitu:
1. Hasil Belajar Akademik
Model pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa
dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik. Model ini dapat membantu siswa
dalam memahami konsep-konsep yang sulit. Siswa yang mempunyai
kemampuan lebih akan menjadi tutor pada siswa yang memiliki kemampuan
kurang.

9
2. Penerimaan terhadap Perbedaan Individu
Efek penting yang kedua dari model pembelajaran kooperatif ialah
penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda menurut ras, budaya,
kelas sosial, kemampuan, maupun ketidakmampuan. Pembelajaran kooperatif
memberi peluang kepada siswa yang berbeda latar belakang dan kondisi untuk
bekerja saling bergantung satu sama lain atau tugas-tugas bersama.
3. Pengembangan Keterampilan Sosial
Tujuan penting dari pembelajaran kooperatif yang ketiga yaitu untuk
mengajarkan kepada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi.
Keterampilan ini amat penting untuk dimiliki karena di dalam masyarakat
setiap manusia saling bergantung satu sama lainnya dan kehidupan
masyarakat secara budaya semakin beragam.
1.4. Tahap-Tahap Pembelajaran Kooperatif
Adapun tahap-tahap model pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut:
a. Tahap1 Menyampaikan tujuan dan motivasi
Guru menyampaikan semua pembelajaran yang ingin dicapai pada
pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.
b. Tahap 2 Menyajikan Informasi
Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demokrasi atau
lewat bahan bacaan.
c. Tahap 3 Mengorganisasi siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk
kelompok belajar dan membentuk setiap kelompok agar melakukan secara
efisien.
d. Tahap 4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar.
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka
mengerjakan tugas mereka.
e. Tahap5 Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau
masing-masing kelompok mempersentasikan hasil belajarnya.

10
f. Tahap 6 Memberikan penghargaan.
Guru mencari cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil individu
dan kelompok.
Dalam Model Pembelajaran kooperatif terdapat empat pendekatan yaitu:
1. STAD (Student Teams Achievement Dimension)
Dalam model ini terdiri dari kelompok-kelompok heterogen yang tiap
kelompok terdiri dari 4-5 siswa dan setiap anggota dalam kelompok saling
membantu satu sama lain belajar dengan menggunakan materi pelajaran,
kemudian secara berkala diadakan kuis individu, yang dapat digunakan
sebagai skor perkembangan.
2. JIGSAW
Dalam model ini terdiri dari kelompok-kelompok heterogen yang setiap
kelompok terdiri dari 5-6 siswa setiap anggota tim bertanggung jawab untuk
mempelajari materi pembelajaran yang ditugaskan kepadanya, kemudian
mengajarkan materi tersebut kepada teman sekelompoknya yang lain.
3. Investigasi Kelompok (IK)
Dalam kelompok ini terdiri dari kelompok heterogen yang setiap kelompok
terdiri dari 5-6 siswa, dalam model ini siswa tidak hanya bekerja sama namun
terlibat merencakan baik topik untuk dipelajari maupun prosedur yang
digunakan.
4. Pendekatan Struktural
Pendekatan ini dikembangkan oleh Spencer Kagen, dkk (Ibrahim, 2000).
Pendekatan ini memberikan penekanan pada penggunaan struktur tertentu
yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Struktur yang
dikembangkan oleh Kagen ini dimaksudkan sebagai alternatif terhadap
struktur kelas tradisional, seperti resitasi, dimana guru mengajukan pertanyaan
kepada seluruh kelas dan siswa memberikan jawaban setelah mengangkat
tangan dan ditunjuk. Struktur ini menghendaki siswa bekerja saling membantu
dalam kelompok kecil dan lebih dicirikan oleh penghargaan kooperatif, dari

11
pada penghargaan individual. Dua macam struktur yang terkenal adalah think-
pair-share (TPS) dan numbered-head-together (NHT).
Dalam Think-Pair-Share (TPS), kelas dibagi dalam kelompok-kelompok yang
terdiri dari 2 siswa. Prosedur dalam Think-Pair-Share (TPS) memberikan siswa
waktu lebih banyak untuk berpikir, menjawab dan saling bekerjsama. Sehingga
Think-Pair-Share (TPS) dapat digunakan oleh guru yang menginginkan siswa
mendalami apa yang telah dijelaskan atau dipahami.
Sedangkan Numbered-Head-Together (NHT), kelas dibagi dalam kelompok-
kelompok yang terdiri dari 3-5 siswa, yang setiap siswa diberi label. Numbered-
Head-Together (NHT) dapat digunakan guru untuk mengecek pemahaman mereka
atas materi yang telah diajarkan. Numbered-Head-Together (NHT) menunjukkan
kesiapan setiap siswa, karena guru menunjuk siswa secara acak berdasarkan label
siswa.
1.5. Model Pembelajaran Tipe TPS (Think-Pair-Share)
Strategi Think-Pair-Share (TPS) atau berpikir berpasangan berbagi adalah
merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola
interaksi siswa. Strategi Think-Pair-Share (TPS) ini berkembang dari penelitian
belajar kooperatif dan waktu tunggu. Pertama kali dikembangkan oleh Frank Lymann
dan koleganya di Universitas Maryland. Arends (dalam Trianto, 2007: 61),
menyatakan bahwa Think-Pair-Share (TPS) merupakan suatu cara yang efektif untuk
membuat variasi suasana pola diskusi kelas. Dengan asumsi bahwa semua resitasi
atau diskusi membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas secara
keseluruhan, dan prosedur yang digunakan dalam Think-Pair-Share (TPS) dapat
memberikan siswa lebih banyak waktu berpikir, untuk merespon dan saling
membantu. Selain itu interaksi dalam kelompok, makin besar kelompok, makin
kurang intensif interaksi dan makin lama kerja yang dibutuhkan untuk mencapai
tujuan. Oleh karena itu, pendekatan struktural tipe Think-Pair-Share (TPS) ini dipilih
untuk diterapkan dalam penelitian ini.
Dalam pembelajaran Kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS), siswa di
kelompokkan secara berpasangan untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan

12
bersama. Adapun langkah-langkah pembelajaran Kooperatif tipe Think-Pair-Share
(TPS) adalah sebagai berikut:
1. Tahap 1 : Thinking (berfikir)
Guru mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan pelajaran, kemudian
meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk memikirkan
pertanyaan atau masalah tersebut secara individu/ mandiri untuk beberapa
saat.
2. Tahap 2 : Pairing (berpasangan)
Guru meminta siswa untuk berpasangan dengan teman sebangkunya untuk
mendiskusikan permasalahan pada tahap pertama. Pada tahap ini diharapkan
siswa berbagi jawaban bila sudah diberi pertanyaan atau berbagi ide jika
permasalahan yang ada telah teridentifikasi oleh masing-masing siswa
sehingga pada akhirnya mereka dapat menentukan kesepakatan.
Secara normal biasanya guru memberi waktu tidak lebih dari 4 atau 5 menit
untuk berpasangan.
3. Tahap3 : Sharing (berbagi)
Pada tahap ini guru meminta pasangan siswa untuk berbagi hasil diskusi yang
telah mereka bicarakan kepada teman satu kelas. Ini efektif dilakukan secara
bergiliran sampai seperempat pasangan mendapat kesempatan untuk melapor.

1.6. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS (Think-


Pair-Share)
Menurut Ranak Lince model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan TPS
mempunyai kelebihan dan kekurangan diantaranya:
1. Kelebihan :
a. Memberikan lebih banyak waktu kepada siswa untuk berpikir dan
saling membantu dalam menuntaskan materi sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
b. Membantu meningkatkan hubungan yang lebih diantara siswa, juga
secara bersamaan dapat meningkatkan kemampuan akademik siswa.

13
2. Kekurangan :
a. Memerlukan biaya dan waktu yang relatif banyak.
b. Apabila banyak siswa dalam kelas sangat besar, maka guru akan
kesulitan dalam membimbing siswa secara keseluruhan.

14
BAB III
LANGKAH – LANGKAH PENERAPAN
3.1. Implementasi Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS (Think-Pair-Share)
Pada Materi Operasi Hitung Bentuk Aljabar

Pada dasarnya penerapan pembelajaran kooperatif tipe TPS adalah sebagai berikut:
1. Fase 1: Menyampaikan tujuan dam memotivasi siswa
Dalam fase ini, guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menjelaskan
tentang kegiatan belajar yang akan dilakukan dan guru menjelaskan pada siswa
bahwa mereka akan belajar dan bekerja dalam kelompok. Kemudian guru
memberikan contoh dalam kehidupan sehari-hari yang dapat diselesaikan dengan
menggunakan sub pokok bahasan yang akan dibahas (pokok bahasan operasi hitung
bentuk aljabar), dengan harapan siswa akan merasa bahwa kegiatan pembelajaran
yang akan mereka ikuti memiliki nilai, bermanfaat dan berguna bagi kehidupan
mereka.
2. Fase II: Guru menerangkan materi secara singkat
Pada fase 2 guru menerangkan materi secara singkat kemudian guru memberikan
pertanyaan yang berhubungan dengan materi operasi hitung bentuk aljabar yang telah
dijelaskan kepada siswa, dan guru menyuruh siswa untuk memikirkan jawaban
daripada pertanyaan itu secara mandiri dalam beberapa saat (tahap 1 atau Thinking).
3. Fase III: Guru mengorganisasikan siswa kedalam kelompok-kelompok
belajar.
Setiap anggota terdiri dari dua orang anggota/berpasangan. (Tahap Pairing)
4. Fase IV: Membimbing kelompok bekerja dan belajar
Saat para siswa bekerja dalam kelompok guru membimbing siswa bekerja dan belajar
5. Fase V: Evaluasi
Guru mengadakan evaluasi bagi siswa dengan cara menyuruh setiap pasangan untuk
mempresentasikan apa yang telah dibicarakan dengan pasangannya (Tahap Sharing).
6. Fase VI: Memberikan penghargaan

15
Setelah sekitar seperempat pasangan telah mendapat kesempatan untuk menyajikan
hasil diskusinya, guru menerapkan fase terakhir dari pembelajaran kooperatif yaitu
memberikan penghargaan. Sehingga siswa akan merasa bangga atau puas atas hal
yang telah dicapai.

16
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
belajar mengajar adalah suatu proses yang dilakukan oleh dua pihak yaitu guru dan
siswa dalam hal ini guru sebagai pembimbing dan siswa sebagai obyek bimbingan
saling berinteraksi yang mengakibatkan perubahan sikap dan tingkah laku pada siswa
sesuai dengan apa yang diharapkan oleh guru.
model pembelajaran adalah suatu pola, ragam atau rancangan yang sudah
direncanakan sedemikian rupa dan digunakan untuk menyusun kurikulum, mengatur
materi pelajaran, dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelas
Pembelajaran Kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang melibatkan siswa
untuk bekerja secara kelompok dalam mencapai tujuan.
Strategi Think-Pair-Share (TPS) atau berpikir berpasangan berbagi adalah merupakan
jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi
siswa. Strategi Think-Pair-Share (TPS) ini berkembang dari penelitian belajar
kooperatif dan waktu tunggu. Pertama kali dikembangkan oleh Frank Lymann dan
koleganya di Universitas Maryland.

17
DAFTAR PUSTAKA
1. Sutomo, Aloysius. Eksperimentasi model pembelajaran kooperatif tipe stad
pada pokok bahasan fungsi ditinjau dari motivasi belajar siswa kelas viii Smp
negeri kota surakarta Tahun pelajaran 2008/2009. Diss. Universitas Sebelas
Maret, 2004.
2. Sukamto, B. E. T. I. "PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA
MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN EXCLUSIVE ANTARA
METODE INKUIRI DENGAN VERIFIKASI." (2014).
3. Widoyoko, Eko Putro. "Evaluasi program pembelajaran." Yogyakarta:
Pustaka Pelajar (2000).
4. Kusuma, Febrian Widya, and Mimin Nur Aisyah. "Implementasi Model
Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share untuk Meningkatkan Aktivitas
Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Wonosari Tahun
Ajaran 2011/2012." Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia 10.2 (2012).
5. Sulastri, Yeti, and Diana Rochintaniawati. "Pengaruh Penggunaan
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dalam Pembelajaran matematika di
SMPN 2 Cimalaka." Jurnal Pengajaran Matematika 13.1 (2009): 7.
6. Anggraeni, Dessy. "PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN
MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
COURSE REVIEW HORAY”. KREATIF 1.2 (2000).
7. Umar, RUSTAM EFFENDI. "UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN
HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)
(Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Sidomulyo Semester
GenapTahun Pelajaran 2012/2013)." (2013).

18

Anda mungkin juga menyukai