PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas mengenai analisa dari masing-masing tiap kegiatan yang
telah dilakukan pada praktek keperawatan kebidanan komunitas di wilayah Desa
Ranah Baru, Kecamatan Kampar.
Dalam pembahasan ini dibahas faktor pendukung dan faktor penghambat yang ada
selama pelaksanaan kegiatan-kegiatan berdasarkan Planning Of Action (POA).
1. TAHAP PERSIAPAN
Kegiatan praktek keperawatan kebidanan komunitas bertujuan untuk
membantu pelayanan kesehatan komunitas dan memberdayakan masyarakat
(community empowerment) dalam mengidentifikasi dan menanggulangi masalah
kesehatan yang ada di komunitas. Sebagai tahap awal memulai pelaksanaan praktek
profesi komunitas. Sebagai tahap awal memulai pelaksanaan keperawatan kebidanan
komunitas, terdapat beberapa hal yang dilakukan antara lain : menerima informasi,
arahan, bimbingan dan akademik, dan penyerahan mahasiswa dari pembimbing
akademik pada pihak kelurahan dan orientasi daerah yang dijadikan lahan praktek.
Dalam tahap ini, faktor pendukung yang ada yaitu dari lintas sektoral, seperti
dari pihak kecamatan, kepala desa dan kepala dusun setempat juga dari lintas program
yaitu dari pihak puskesmas yang menyangkut kegiatan-kegiatan yang sudah
direncanakan dan terprogram dari puskesmas Air Tiris.
Faktor penghambat yang ditemui dalam tahap persiapan ini yaitu kurangnya
pemahaman mahasiswa tentang wilayah yang akan digunakan sebagai lahan praktek.
2. TAHAP PENGKAJIAN
Tahap pengkajian merupakan langkah pertama dan utama dalam proses
keperawatan kebidanan komunitas, metoda yang telah dilakukan adalah winsheld
survey, observasi dan wawancara. Hal ini sesuai dengan teori Neuman yang
dimodifikasi oleh Mc.Farlane dan Anderson (2000) yaitu model community as
partner dimana melihat masyarakat dalam satu wilayah sebagai core atau ingti dan
pengkajian harus dilakukan pada masyarakat tersebut secara sistematis dan ilmiah.
Mc.Farlane dan Anderson (2000) juga berpendapat bahwa core akan dipengaruhi oleh
sub sistem komunitas yaitu lingkungan fisik, pelayanan sosial dan kesehatan ekonomi,
transportasi, keamanan politi dan pemerintahan, komunikasi, pendidikan serta
rekreasi.
Pada tahap pengkajian ini telah dilakukan kegiatan antara lain sosialisasi
dengan tokoh masyarakat dan warga desa Ranah, penyebaran kuisoner pada 948
Kepala Keluarga (KK) di desa Ranah sekaligus observasi dan wawancara pada
masyarakat di wilayah Ranah pada tanggal 25 Februari - 28 februari 2022. Data yang
diperoleh kemudian ditabulasi dan dianalisa serta dirumuskan masalah keperawatan
kebidanan komunitas pada tanggal 1 Maret- 5 Maret 2022. Kemudian rumusan yang
diperoleh disepakati bersama dengan masyarakat pada saat Musyawarah Masyarakat
Desa (MMD I) pada tanggal 11 Maret 2022.
Pada tahap ini faktor pendukung yang ada yaitu masyarakat berpartisipasi aktif
dalam memberikan informasi saat dilakukan wawancara dan juga adanya dukungan
dari masyarakat baik ketua kelompok, kepala Dusun, ketua RT dan RW serta tokoh
masyarakat.
Faktor penghambat yang ditemui yaitu banyak masyarakat yang bekerja dipagi
hari sehingga perlu melakukan wawancara di sore hari.
3. TAHAP DIAGNOSA KEPERAWATAN
Terdapat tiga golongan diagnosa keperawatan kebidanan yaitu bersifat aktual,
resiko dan potensial. Dimana diagnosa yang bersifat aktual adalah diagnosa
keperawatan yang masalahnya benar-benar terjadi. Diagnosa yang bersifat resiko
adalah diagnosa keperawatan kebidanan yang masalahnya belum terjadi tetapi
ditemukan data-data yang mendukung untuk timbulnya masalah. Sedangkan diagnosa
yang bersifat potensial adalah diagnosa keperawatan kebidanan yang mengacu kepada
peningkatan derajat kesehatan.
4. TAHAP INTERVENSI
Setelah didapatkan data dan informasi tentang keadaan kesehatan diwilayah
Desa Ranah, Kecamatan Kampar, maka dirumuskan perencanaan untuk mengatasi
masalah kesehatan yang ada tersebut bersama masyarakat dan anggota maju bersama,
mahasiswa merencanakan beberapa kegiatan yang berorientasi untuk mengatasi
masalah yang ditemukan.
Hal ini dijelaskan bahwa dalam melakukan tindakan perlu adanya rumusan
strategi untuk kegiatan serta bagaimana agar tindakan yang dilakukan dapat mencapai
suatu tujuan. Strategi yang digunakan yaitu promosi kesehatan, pelayanan kesehatan,
kerja kelompok, dan pemberdayaan masyarakaat (Mc.Farlan Anderson,2002).
Dukungan dari lintas sektoral dan lintas program dalam pelaksanaan kegiatan
yaitu: puskesmas, kelurahan, tersedianya kesempatan yang mendukung pelaksanaan
yaitu mesjid, musollah, kantor desa, rumah warga dan posko mahasiswa.
1. Penyuluhan kader KB
2. Penyuluhan PUS tentang KB
Faktor penghambat pada kegiatan ini yaitu adanya adanya lansia yang tidak
mempunyai kendaraan, adanya ibu yang memeliki kegiatan waktu tersebut.
Faktor pendukung yang di miliki kegiatan ini yaitu adanya dukungan dari pihak-
pihak terkait seperti dari desa Ranah Baru dusun I, dusun II, dusun III, dusun IV
dan tokoh-tokoh masyarakat lainnya.
Faktor pendukung yang dimiliki yaitu adanya dukungan dari pihak terkait dari
desa Ranah Baru dan dari tokoh masyarakat lainnya.
Faktor penghambat pada kegiatan ini yaitu masih banyak masyarakat yang tidak
hadir mengikuti penyuluhan sehingga informasi yang disampaikan tidak dapat
diterima seluruh warga serta masih kurangnya motivasi warga dalam menerapkan
dan menjaga kesehatan.
Faktor pendukung yang dimiliki adanya dukungan dari pihak-pihak terkait seperti
dari desa Ranah Baru dan tokoh masyarakat lainnya.
1. TAHAP EVALUASI
Tahap evaluasi merupakan kegiatan menilai pelaksanaan intervensi dan
implementasi yang telah dilaksanakan pada tahap ini masih banyak yang harus
dievaluasi karena membutuhkan waktu yang lama, sehingga perlu rencana tindak
lanjut bersama masyarakat sesuai dengan rencana keperawatan kebidanan yang ada.
Sedangkan untuk evaluasi singkat berupa respon verbal dan non verbal yang sudah
dilaksanakan seperti pada saat pelaksanaan kegiatan penyuluhan, senam lansia,
ppemeriksaan Kesehatan gratis.
Adanya kerjasama yang baik antara mahasiswa dan peran serta aktif dari
anggota masyarakat serta dukungan dari aparat Kelurahan, RT, RW dan Puskesmas
setempat sangat membantu untuk menetapkan kriteria kegiatan bersama, namun
karena beragamnya aktivitas dari masyarakat yang menyebabkan partisipasi
masyarakat sesuai dengan kriteria yang ditetapkan tidak maksimal.
Adanya masyarakat dan kader desa Ranah diharapkan akan dapat melanjutkan
program kegiatan mahasiswa praktek profesi keperawatan komunitas, serta adanya
dukungan dari lintas sektoral membantu kesinambungan kegiatan mahasiswa praktek
keperawatan kebidanan komunitas.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
- Pengkajian (Pengumpulan data melalui kuesioner, observasi metode wawancara
dengan masyarakat setempat) dilakukan terhadap 948 kepala keluarga di Desa
Ranah Baru Kecamatan Kampar. Oleh mahasiswa Universitas Pahlawan Tuanku
Tambusai Riau ruang lingkup pengkajian terhadap masyarakat dilakukan sesuai
masalah yang di dapat saat survei. Pengkajian menggunakan kuesioner dilakukan
dengan metode door to door (Rumah ke rumah) pengkajian meliputi data umum,
lingkungan rumah, air bersih, keluarga, PHBS, dan sebagainya.
- Berdasarkan pengkajian yang dilakukan tersebut dapat di tarik permasalahan
kesehatan komunitas di Desa Ranah Baru Kecamatan Kampar yaitu :
a. Resiko kematian akibat tidak terpantaunya Kesehatan lansia di Desa Ranah
berhubungan dengan kurangnya pemberdayaan posyandu lansia
b. Resiko penurunan derajat Kesehatan dan kesejahteraan keluarga di Desa
Ranah
c. Resiko penurunan derajat Kesehatan Balita akibat kurangnya pemberian ASI
Ekslusif pada Balita di Desa Ranah
d. Resiko penurunan derajat Kesehatan masyarakat Desa Ranah yang di
akibatkan oleh pencemaran lingkungan .
10. SARAN
- PUSKESMAS
- MAHASISWA UPTT
- INSTITUSI PENDIDIKAN