Pada bab ini akan dibahas mengenai analisis dari masing-masing tahapan proses asuhan
keperawatan komunitas yang telah dilakukan pada praktik keperawatan komunitas yang telah
Dalam analisis ini akan ditampilkan gambaran umum proses kegiatan, faktor pendukung, faktor
penghambat dan rencana tindak lanjut. Praktik asuhan keperawatan komunitas dilaksanakan
berdasarkan Plan Of Action (POA) yang telah disusun bersama Kelompok Kerja Kesehatan
A. TAHAP PERSIAPAN
tahap awal dari pelaksanaan praktik profesi di komunitas, terdapat beberapa hal yang telah
dilakukan yaitu administrasi, persiapan lokasi praktek lapangan, izin pemakaian lokasi
praktik, izin dan koordinasi dari pihak Kecamatan, Puskesmas, dan pihak Kelurahan dan
Hal-hal mendukung pada tahap ini yaitu adanya lerjasaam yang baik antar anggota
kelompok, pemberian informasi, arahan dan bimbingan dari pembimbing akademik, dana
awal dari mahasiswa, kemudahan wilayah untuk dijangkau, transportasi lancar serta aparat
Kecamatan, Kelurahan, RW, RT yang mudah dihubungi. Pada tahap ini mahasiswa
menemukan wilayah yang cukup luas dengan jumlah penduduk 75 KK, dengan sifat
masyarakat yang heterogen, sebagian besar penduduk memliki pendidikan rendah dengan
adanya dukungan dari pihak Kecamatan, Kelurahan, RW, dan RT setempat. Mahasiswa juga
mendapat dukungan dari lintas program antara lain dari pihak Puskesmas. Namun, ditemukan
adanya faktor pengahambat dilapangan pada awal praktik dikomunitas yaitu belum
kelancaran tahap persiapan. Berdasarkan uraian diatas diperlukan rencana tindak lanjut bagi
B. TAHAP PENGKAJIAN
Pada tahap pengakajian telah dilakukan dengan berbagai metode pengumpulan data yang
observasi dan wawancara. Hal ini sesuai dengan teori Neuman yang dimodifikasi oleh Mc.
Farley dan Anderson (2000), yaitu model Community as Partner, yang melihat masyarakat
dalam suatu wilayah sebagai core atau inti dan pengkajian yang harus kita lakukan pada
masyarakat tersebut secara sistematis dan ilmiah. Mc. Farley dan Anderson (2000), juga
Pada tahap pengakjian ini telah dilakukan kegiatan antara lain penyebaran kuesioner pada
75 KK, sekaligus observasi dan wawancara dengan masyarakat dan sudah diperoleh
kemudian ditabulasi dan dianalisis serta dirumuskan masalah yang telah disepakati bersama
sehingga diketahui masalah atau ancaman kesehatan yang ada dimasyarakat. Hal ini sesuai
dengan pendapat Stanhope & Landcaster (2004), dimana pada saat pengkajian komunitas
perlu adanya persiapan serta pengkajian komunitas sehingga didapatkan suatu masalah.
Faktor pendukung pada tahap ini adalah masyarakat berpartisipasi aktif dalam
memberikan informasi saat dilakukan wawancara dan adanya dukungan dari pemuka
masyarakat baik ketua kelompok, ketua RT, ketua RW dan tokoh masyarakat serta tokoh
agama di wilayah RT 01 RW 01 Kelurahan Sri Meranti. Selain itu, pada proses pengkajian
mahasiswa mendapat dukungan melalui kerjasama yang baik pada lintas program
bekerja sebagai buruh dan wiraswasta yang mobilitas cukup tinggi sehinggan sulit ditemui
pada sinag hari dan juga beberapa masyarakat yang beranggapan bahwa pelaksanaan
rencana tindak lanjut yaitu dukungan penuh dari pihak RT dan warga setempat berupa
sosialisasi dan motivasi bagi seluruh masyarakat untuk berperan aktif dalam kegiatan yang
dilakukan mahasiswa.
Winshield Survey
01 yaitu :
Meranti.
C. TAHAP DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Menurut NANDA dalam Potter dan Perry (2005), diagnosis keperawatan adalah
penilaian klinis terhadap respon individu, keluarga dan masyarakat terhadap masalah
kesehatan dan proses kehidupan aktual atau potensial. Diagnosis keperawatan komunitas
merupakan tahapan perumusan masalah kesehatan yang ditemukan, yang terdiri dari tiga
jenis diagnosis yang bersifat resiko, aktual, potensial. Diagnosis aktual adalah diagnosis
keperawatan yang masalahnya belum terjadi tetapi telah ditemukan data-data yang
berarti, hal ini disebabkan karena adanya kerja sama mahasiswa dengan masyarakat. Faktor
dari tokoh masyarakat, dan tokoh agama, dan masyarakat RT 01 RW 01 yang merasakan
adanya masalah kesehatan tersebut. Rencana tindak lanjut dari diagnosa keperawatan yang
komunitas yang secara umum dilakukan di LKMM 1 dan selanjutnya disusun kembali dalam
berhubungan dengan prevalensi kejadian DBD tinggi, ada media perkembangbiakan nyamuk,
kelembaban lingkungan tinggi, dan lingkungan kurang sehat dimanifestasikan oleh 20%
warga terkena DBD / tahun, wabah DBD selalu datang saat musim hujan maupun pergantian
musim, lingkungan perumahan dekat dengan persawahan, banyak terdapat genangan air di
sekitar rumah, lingkungan sekitar rumah warga basah dan lembab saat musim penghujan.
tidak ada kegiatan kerja bakti rutin oleh warga RT 01, kegiatan kerjabakti dilakukan jika ada
Berdasarkan hasil observasi dan Ketidakefektifan Setelah dilakukan asuhan keperawatan Prevensi Primer (I.12383)
wawancara, didapatkan data pemeliharaan diharapkan Perilaku kesehatan Terapeutik
sebagai berikut: kesehatan cenderung berisiko menjadi teratasi - Jadwalkan pendidikan kesehatan
- Tidak ada kegiatan kerja komunitas dengan KH : sesuai kesepakatan
bakti rutin oleh warga RT 01 Perilaku Promosi Kesehatan (1602) - Berikan kesempatan untuk bertanya
- Kegiatan kerjabakti Kriteria Before After
Menggunakan Edukasi
dilakukan jika ada laporan
perilaku yang 1 5 - Jelaskan faktor risiko yang dapat
warga yang terkena DBD mempengaruhi kesehatan
menghindari resiko
- Warga memilih pengobatan Prevensi Sekunder (I.14502)
Memonitor perilaku
alternatif dibandingkan personal terkait 1 5 - Lakukan pengelolaan risiko secara
pelayanan kesehatan dengan resiko efektif
- Jarak menuju ke puskesmas Melakukan perilaku - Buat perencanaan tindakan yang
induk kurang lebih 1 Km kesehatann secara 1 5 memiliki timeline dan penanggung
rutin jawab yang jelas
sehingga masyarakat malas
pergi ke puskesmas
Prevensi Tersier (I.12360)
- Fasilitasi pemenuhan kebutuhan
kesehatan mandiri
- Siapkan pasien untuk mampu
berkolaborasi dan bekerjasama
dalam pemenuhan kebutuhan
kesehatan
RTL (Rencana
No Dx. Kep Tanggal Implementasi Evaluasi (SOAP) Paraf
Tindak lanjut)
P: Lanjutkan intervensi
melalui kader dan tokoh
masyarakat
E. TAHAP IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Setelah disusun perencanaan yang telah disepakati dengan masyarakat, maka dilakukan
implementasi dari rencana keperawatan dari rencana keperawatan tersebut.Pelaksanaan
kegiatan dilaksanakan selama 2 minggu dengan dukungan penuh dari tokoh masyarakat dan
tokoh agama serta partisipasi aktif masyarakat.Menurut Mc. Farley dan Anderson (2002),
dijelaskan bahwa dalam melakukan suatu tindakan perlu adanya perumusan strategi untuk
kegiatan agar tindakan yang dilakukan mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.
Strategi yang digunakan oleh mahasiswa sesuai dengan teori yaitu promosi kesehatan,
pelayanan kesehatan, pemberdayaan masyarakat, dan kelompok kerja. Berikut ini akan di
uraikan dan di anlisa kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan dalam upaya menyelesaikan
masalah kesehatan di masyarakat :
Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko di wilayah RT 01 RW 01 Kelurahan Sri
Meranti.
Implementasi :
A. Pendidikan Kesehatan Tentang Risiko DBD dan Penanganannya menggunakan
Lavitrap
Kegiatan ini dilaksanakan pada Kelurahan Sri Meranti dengan sasaran seluruh warga
RT 01. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memotivasi dan meningkatkan
pengetahuan warga tentang risiko DBD dan Penanganannya menggunakan Lavitrap.
1) Analisis SWOT
a) Strength (Kekuatan)
Disediakannya waktu dan tempat oleh masyrakat di rumah masyarakat
untuk menyampaikan informasi tentang kesehatan pentingnya mencegah DBD
dan penggunaan lavitrap.Seluruh warga yang hadir tampak antusias dan
kooperatif dalam kegiatan penyuluhan, hal ini ditandai dengan banyaknya
pertanyaan yang diajukan.
b) Weakness (Kelemahan)
Penyuluhan yang diadakan tidak tepat waktu karena teralu lama menunggu
warga yang datang.
c) Opportunity (Peluang)
d) Treat (Ancaman)
Keadaan masyarakat yang heterogen (bermacam-macam) dan kesibukan
masyarakat sehingga menyebabkan kurangnya kesadaran akan pentingnya
upaya pencegahan DBD dengan lavitrap.
F. EVALUASI
a. Evaluasi Struktur
1) Masyarakat yang diundang hadir ditempat yang telah ditentukan dengan kehadiran
sebagian besar dari masyarakat yang mengikuti kegiatan tepat waktu, tetap ada juga
3) Alat-alat atau perlengkapan serta media yang dibutuhkan untuk melalukan setiap
4) Peran dari setiap mahasiswa telah sesuai dengan iuran tugas yang telah
b. Evaluasi Proses
- Masyarakat mendukung setiap kegiatan yang dilakukan oleh setiap mahasiswa
- Masyarakat yang hadir sangat antusias dan berperan aktif selama kegiatan
berlangsung.
c. Evaluasi akhir
2) Peserta aktif dalam mengikuti kegiatan baik penyuluhan maupun kegiatan lain yang
dilakukan oleh mahasiswa ddan mampu mengulang kembali apa yang telah
3) Dari semua rencana keperawatan komunitas hanya satu kegiatan yang tidak dapat
dilaksanakan, yaitu lomba balita sehat dikarenakan tidak adanya indikator dari
puskesmas.
Berdasarkan kesimpulan dapat diatas dapat diajukan beberapa saran yang dapat
Dinas Kesehatan
Pada pihak dinas kesehatan agar lebih berpartisipasi dalam meningkatkan derajat
hendaknya Dinas Kesahatan dapat langsung turun kemasyarakat untuk melihat langsung
Diharapkan dari pihak dan Kelurahan dan kecamatan selalu mendukung dan
berpartisipasi pada setiap kegiatan yang dilakukan Dinas kesehatan, puskesmas ddan
masyarakat dalam melakukan program-program yang dapat meningkatkan derajat
kesehatan.
Puskesmas
puskesmas yang telah aktif dalam menjalankan program promotif dan preventif pada
masyarakat dari pada kuratif sehingga fungsi dasar puskesmas tidak hilang.
Kader Puskesmas
Diharapkan pihak kader posyandu dapat bekerja sama dengan pihak POKJAKES
Anderson, E (2006). Buku Ajar Keperawatan Komunitas : Teori dan Parktik Keperawatan,
Jakarta :EGC
Brunner & Suddart (2008).Asuhan Keperawatan Medical Bedah Jilid 2 Vol3 Ed. 2 Jakarta : EGC
Herdman, T. Heather. (2015). Nanda International Inc. diagonosis keperawatan : defenisi &
klasifikasi 2015-2017 Ed.10. Jakarta : EGC
Pusat Kesehatan Kerja Depkes RI (2006). Pedoman Upaya Kesehatan Kerja. Jakarta : Salemba
Medika