Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

PEMELIHARAAN KESEHATAN TIDAK EFEKTIF

Disusun Oleh Kelompok 2:


1. A. Novian Cahya S. (03150P)
2. Antonius Handy K. (03148P)
3. Connie Fitria A.H. (03135P)
4. Fitri Putri Kanker (03121P)
5. Hendra Rahmandani (03112P)
6. Roni Sudiyono (03207P)
7. Puji Rahayu (03210P)
8. Anggun Restiani (03230P)

KELAS : C. S1 KEPERAWATAN KONVERSI LAMPUNG TENGAH

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG


TAHUN 2022/2023
PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai analisis dari masing-masing tahapan proses asuhan

keperawatan komunitas yang telah dilakukan pada praktik keperawatan komunitas yang telah

dilakukan pada praktik keperawatan komunitas di wilayah RT 01 RW 01 Kelurahan Sri Meranti.

Dalam analisis ini akan ditampilkan gambaran umum proses kegiatan, faktor pendukung, faktor

penghambat dan rencana tindak lanjut. Praktik asuhan keperawatan komunitas dilaksanakan

berdasarkan Plan Of Action (POA) yang telah disusun bersama Kelompok Kerja Kesehatan

(POKJAKES) dan bersama masyarakat di wilayah RT 01 RW 01 Kelurahan Sri Meranti.

A. TAHAP PERSIAPAN

Tujuan praktik keperawatan komunitas adalah membantu pelayanan kesehatan di

komunitas dan memberdayakan masyarakat (Community Empowerment) dalam

mengidentifikasikan dan menanggulangi masalah kesehatan yang ada di komunitas. Sebagai

tahap awal dari pelaksanaan praktik profesi di komunitas, terdapat beberapa hal yang telah

dilakukan yaitu administrasi, persiapan lokasi praktek lapangan, izin pemakaian lokasi

praktik, izin dan koordinasi dari pihak Kecamatan, Puskesmas, dan pihak Kelurahan dan

pembuatan kuesioner serta Winshield Survey untuk pendataan.

Hal-hal mendukung pada tahap ini yaitu adanya lerjasaam yang baik antar anggota

kelompok, pemberian informasi, arahan dan bimbingan dari pembimbing akademik, dana

awal dari mahasiswa, kemudahan wilayah untuk dijangkau, transportasi lancar serta aparat

Kecamatan, Kelurahan, RW, RT yang mudah dihubungi. Pada tahap ini mahasiswa

menemukan wilayah yang cukup luas dengan jumlah penduduk 75 KK, dengan sifat

masyarakat yang heterogen, sebagian besar penduduk memliki pendidikan rendah dengan

tingkat perekonomian warga menengah kebawah.


Pada tahap ini mahasiswa mendapat dukungan antara lain lintas-lintas sektoral seperti

adanya dukungan dari pihak Kecamatan, Kelurahan, RW, dan RT setempat. Mahasiswa juga

mendapat dukungan dari lintas program antara lain dari pihak Puskesmas. Namun, ditemukan

adanya faktor pengahambat dilapangan pada awal praktik dikomunitas yaitu belum

tersosialisasinya program kegiatan praktik di masyarakat sehingga berpengaruh terhadap

kelancaran tahap persiapan. Berdasarkan uraian diatas diperlukan rencana tindak lanjut bagi

seluruh pihak yang mendukung untuk membantu tersosialisasinya keberadaan praktik

keperawatan komunitas di lingkungan yang bersangkutan.

B. TAHAP PENGKAJIAN

Pada tahap pengakajian telah dilakukan dengan berbagai metode pengumpulan data yang

dimulai dengan Windshield survey, penyusunan kuisioner/angket, penyebaran kuesioner,

observasi dan wawancara. Hal ini sesuai dengan teori Neuman yang dimodifikasi oleh Mc.

Farley dan Anderson (2000), yaitu model Community as Partner, yang melihat masyarakat

dalam suatu wilayah sebagai core atau inti dan pengkajian yang harus kita lakukan pada

masyarakat tersebut secara sistematis dan ilmiah. Mc. Farley dan Anderson (2000), juga

berpendapat bahwa 8 subsistem yang berpengaruh dikomunitas yaitu lingkungan fisik,

pelayanan sosial dan kesehatan, ekonomi, transportasi, keamanan, politik, pemerintah,

komunitas, pendidikan, dan rekreasi.

Pada tahap pengakjian ini telah dilakukan kegiatan antara lain penyebaran kuesioner pada

75 KK, sekaligus observasi dan wawancara dengan masyarakat dan sudah diperoleh

kemudian ditabulasi dan dianalisis serta dirumuskan masalah yang telah disepakati bersama

dengan masyarakat pada saat LKMM 1 (Loka Karya Mini Masayrakat).


Proses pengkajian yang telah dilakukan pada masyarakat telah memberikan informasi

sehingga diketahui masalah atau ancaman kesehatan yang ada dimasyarakat. Hal ini sesuai

dengan pendapat Stanhope & Landcaster (2004), dimana pada saat pengkajian komunitas

perlu adanya persiapan serta pengkajian komunitas sehingga didapatkan suatu masalah.

Faktor pendukung pada tahap ini adalah masyarakat berpartisipasi aktif dalam

memberikan informasi saat dilakukan wawancara dan adanya dukungan dari pemuka

masyarakat baik ketua kelompok, ketua RT, ketua RW dan tokoh masyarakat serta tokoh

agama di wilayah RT 01 RW 01 Kelurahan Sri Meranti. Selain itu, pada proses pengkajian

mahasiswa mendapat dukungan melalui kerjasama yang baik pada lintas program

(Puskesmas) dan lintas sektoral (Kelurahan, RW, dan RT).

Faktor penghambat adalah sebagian masyarakat heterogen dimana mayoritas masyarakat

bekerja sebagai buruh dan wiraswasta yang mobilitas cukup tinggi sehinggan sulit ditemui

pada sinag hari dan juga beberapa masyarakat yang beranggapan bahwa pelaksanaan

sepenuhnya tanggung jawab mahasiswa. Berdasarkan kendala yang ditemukan diperlukan

rencana tindak lanjut yaitu dukungan penuh dari pihak RT dan warga setempat berupa

sosialisasi dan motivasi bagi seluruh masyarakat untuk berperan aktif dalam kegiatan yang

dilakukan mahasiswa.

Winshield Survey

Lokasi pengamatan : Wilayah RT 01 RW 01 Kelurahan Sri Meranti.

 Tipe perkampungan / pedesaan


- Perumahan yang ada di RT 01 sudah permanen
- Warga disana 80% memiliki usaha pasir semen sisanya memiliki warung makan, toko
kelontong, toko buah dsb.
- 85% warga memiliki usaha di rumah.
 Lingkungan tempat tinggal
- Ada jarak antara rumah 1 dengan yang lainnya.
- Bangunan rumah rumah sudah permanen.
- Tidak terdapat apartemen di RT 01.
 Umur area perumahan
- Tidak terdapat bangunan baru di RT 01.
- Bangunan di RT 01 sudah lama tetapi terpelihara dengan baik.
- Tidak ada bangunan rusak yang terbengkalai.
 Karakteristik social-kultural
- Penduduk di RT 01 terdiri dari balita sampai lansia.
- Mayoritas penduduk berusia paruh baya.
- Di RT 01 mayoritas warga berasal dari suku jawa.
- Semua warga terlihat sibuk bekerja.
- Tidak terlihat adanya tanda kurang punya harapan.
 Lingkungan
1. Tampak umum
- Halaman dan pekarangan terlihat bersih, jalanan di RT 01 berlubang sehingga terdapat
genangan air.
- Terdapat sepetak sawah dan beberapa tanaman hias di depan rumah warga.
- Tidak terdapat patung atau tanda-tanda seni lain di rumah warga.
2. Bahaya lingkungan
- Teramati adanya polusi udara akibat banyaknya kendaraan yang melintas di RT tersebut.
- Tidak terlihat adanya sampah yang menumpuk.
- Tidak terdapat area bermain.
- Ada penerangan di kanan-kiri jalan.
- Tidak terlihat adanya alat pemadam kebakaran.
- Lalu lintas ramai karena dekat dengan jalan raya.
- Polisi berjaga di traffic light saat pagi hari.
3. Stressor lingkungan
- Terlihat adanya keramaian. Terdapat kemacetan di area traffic light.
- Tidak ada tanda-tanda yang menyebabkan banyak angka criminal.
- Tidak terlihat adanya penyalahgunaan NAPZA.
- Tidak terlihat adanya tanda-tanda kemiskinan. Warga terlihat memiliki ekonomi
menengah ke atas.
 Sumber-sumber ( yang ada dan tidak ada )
- Ada pasar buah di RT 01.
- Terdapat transportasi umum seperti bis kota.
- Tidak terdapat tempat rekreasi.
- Tidak terdapat tempat ibadah.
- Terdapat pelayanan keamanan berupa pos polisi di dekat traffic light
- Tidak terdapat apotek.
- Pernah terjadi kebakaran di RT 01.
- Tidak terdapat kantor pos.
- Terdapat ATM.
- Tidak teramati adanya mobil pengambil sampah.
- Tidak terlihat adanya mading.
 Pelayanan kesehatan
1. Fasilitas kesehatan
Tidak terdapat rumah sakit ataupun klinik. Terdapat praktek dokter di RT 01.
2. Sumber pelayanan kesehatan
Tidak terdapat puskesmas di RT 01.
Tidak terdapat nursing center di RT 01.
Terdapat praktik dokter swasta.
Berdasarkan hasil Windshield Survey dan tabulasi didapatkan masalah kesehatan di RT

01 yaitu :

a. Ketidakeefektifan pemeliharaan kesehatan di wilayah RT 01 RW 01 Kelurahan Sri

Meranti.
C. TAHAP DIAGNOSIS KEPERAWATAN

Menurut NANDA dalam Potter dan Perry (2005), diagnosis keperawatan adalah

penilaian klinis terhadap respon individu, keluarga dan masyarakat terhadap masalah

kesehatan dan proses kehidupan aktual atau potensial. Diagnosis keperawatan komunitas

merupakan tahapan perumusan masalah kesehatan yang ditemukan, yang terdiri dari tiga

jenis diagnosis yang bersifat resiko, aktual, potensial. Diagnosis aktual adalah diagnosis

keperawatan yang masalahnya benar-benar terjadi. Diagnosis resiko adalah diagnosis

keperawatan yang masalahnya belum terjadi tetapi telah ditemukan data-data yang

mendukung untuk timbulnya maslaha. Sedangkan diagnosa potensial adalah diagnose

keperawatan yang mengacu kepada peningkatan derajat kesehatan.

Dalam merumuskan diagnosa keperawatan, mahasiswa tidak menemukan hambatan yang

berarti, hal ini disebabkan karena adanya kerja sama mahasiswa dengan masyarakat. Faktor

pendukung dalam merumuskan diagnosa keperawatan komunitas yaitun adanya dukungan

dari tokoh masyarakat, dan tokoh agama, dan masyarakat RT 01 RW 01 yang merasakan

adanya masalah kesehatan tersebut. Rencana tindak lanjut dari diagnosa keperawatan yang

telah dirumuskan bersama dengan masyarakat yaitu penyusunan rencana keperawatan

komunitas yang secara umum dilakukan di LKMM 1 dan selanjutnya disusun kembali dalam

kelompok kecil bersama POKJAKES yang bersangkutan.

Tingginya angka kejadian DBD di wilayah RT 01 RW 01 Kelurahan Sri Meranti,

berhubungan dengan prevalensi kejadian DBD tinggi, ada media perkembangbiakan nyamuk,

kelembaban lingkungan tinggi, dan lingkungan kurang sehat dimanifestasikan oleh 20%

warga terkena DBD / tahun, wabah DBD selalu datang saat musim hujan maupun pergantian
musim, lingkungan perumahan dekat dengan persawahan, banyak terdapat genangan air di

sekitar rumah, lingkungan sekitar rumah warga basah dan lembab saat musim penghujan.

Rendahnya tingkat pengetahuan warga tentang kebersihan lingkungan di wilayah RT 01

RW 01 Kelurahan Sri Meranti, berhubungan dengan PHBS rendah dimanifestasikan oleh

tidak ada kegiatan kerja bakti rutin oleh warga RT 01, kegiatan kerjabakti dilakukan jika ada

laporan warga yang terkena DBD.


D. PERENCANAAN DAN PROSES IMPLEMENTASI
1. Analisa Data
No. Data Masalah Kesehatan
1. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, didapatkan data sebagai berikut: Ketidakefektifan
- Lingkungan perumahan dekat dengan persawahan manajeman kesehatan
- Banyak terdapat genangan air di sekitar rumah komunitas
- Lingkungan sekitar rumah warga basah dan lembab saat musim penghujan
- 40% penduduk di RT 01 adalah lansia
- 20% penduduk di RT 01 adalah balita
- 20% warga terkena DBD / tahun
- Wabah DBD selalu datang saat musim hujan maupun pergantian musim
- Mayoritas warga berpendidikan sampai SLTA.
- Warga dapat menerima informasi baru dengan baik.
- Wawasan warga sudah cukup baik dan luas.
- Hanya 2 % warga di RT 01 yang buta huruf. Warga yang buta huruf adalah lansia
2. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, didapatkan data sebagai berikut: Ketidakefektifan
- Tidak ada kegiatan kerja bakti rutin oleh warga RT 01 pemeliharaan kesehatan
- Kegiatan kerjabakti dilakukan jika ada laporan warga yang terkena DBD komunitas
- Warga memilih pengobatan alternatif dibandingkan pelayanan kesehatan
- Jarak menuju ke puskesmas induk kurang lebih 1 Km sehingga masyarakat malas pergi ke
puskesmas
2. Rencana Keperawatan Komunitas
Diagnosa NOC NIC
Data
Keperawatan Hasil Intervensi
Data pendukung masalah kesehatan komunitas : Masalah kesehatan pada warga RT 01 RW 01 Kelurahan Sri Meranti
Berdasarkan hasil observasi dan Ketidakefektifan Setelah dilakukan intervensi Prevensi Primer
wawancara, didapatkan data manajeman keperawatan diharapkan masalah Prevensi Primer
sebagai berikut: kesehatan teratasi dengan kriteria hasil : Edukasi Perilaku Upaya Kesehatan
- Lingkungan perumahan komunitas (I.12435)
dekat dengan persawahan Pemeliharaan Kesehatan (L.12106): - Jelaskan penanganan masalah
- Banyak terdapat genangan kesehatan
Kriteria Before After - Informasikan sumber yang tepat yang
air di sekitar rumah
Primer tersedia di masyarakat
- Lingkungan sekitar rumah - Ajarkan menentukan perilaku spesifik
Menunjukkan minat
warga basah dan lembab meningkatkan 1 5 yang akan diubah
saat musim penghujan perilaku sehat - Ajarkan program kesehatan dalam
- 40% penduduk di RT 01 Memiliki sistem kehidupan sehari-hari
2 5 - Ajarkan pencarian dan penggunaan
adalah lansia pendukung
- 20% penduduk di RT 01 Sekunder sistem fasilitas pelayanan kesehatan
Perilaku mencari - Ajarkan cara pemeliharaan Kesehatan
adalah balita 2 5
- 20% warga terkena DBD / bantuan
Prevensi Sekunder
tahun Dukungan Kepatuhan Program
- Wabah DBD selalu datang Tersier Pengobatan (I.12361)
saat musim hujan maupun - Buat komitmen menjalani program
pergantian musim Menunjukkan pengobatan dengan baik
1 5
perilaku adaptif - Buat jadwal pendampingan keluarga
- Mayoritas warga
untuk bergantian menemani pasien
berpendidikan sampai Menunjukkan
selama menjalankan program
SLTA. pemahaman 1 5
pengobatan, jika perlu
- Warga dapat menerima perilaku sehat
- Dokumentasikan aktivitas selama
informasi baru dengan baik. menjalani proses pengobatan
- Diskusikan hal-hal yang dapat
- Wawasan warga sudah Kemampuan mendukung atau menghambat
cukup baik dan luas. menjalankan 1 5 berjalannya program pengobatan
- Hanya 2 % warga di RT 01 perilaku sehat Prevensi Tersier
yang buta huruf. Warga Penentuan Tujuan Bersama (I.12464)
- Fasilitasi memecah tujuan kompleks
yang buta huruf adalah menjadi langkah kecil yang mudah
lansia dilakukan
- Fasilitasi dalam mengidentifikasi
hasil yang diharapkan untuk setiap
tujuan
- Modifikasi rencana jika tujuan tidak
tercapai

Berdasarkan hasil observasi dan Ketidakefektifan Setelah dilakukan asuhan keperawatan Prevensi Primer (I.12383)
wawancara, didapatkan data pemeliharaan diharapkan Perilaku kesehatan Terapeutik
sebagai berikut: kesehatan cenderung berisiko menjadi teratasi - Jadwalkan pendidikan kesehatan
- Tidak ada kegiatan kerja komunitas dengan KH : sesuai kesepakatan
bakti rutin oleh warga RT 01 Perilaku Promosi Kesehatan (1602) - Berikan kesempatan untuk bertanya
- Kegiatan kerjabakti Kriteria Before After
Menggunakan Edukasi
dilakukan jika ada laporan
perilaku yang 1 5 - Jelaskan faktor risiko yang dapat
warga yang terkena DBD mempengaruhi kesehatan
menghindari resiko
- Warga memilih pengobatan Prevensi Sekunder (I.14502)
Memonitor perilaku
alternatif dibandingkan personal terkait 1 5 - Lakukan pengelolaan risiko secara
pelayanan kesehatan dengan resiko efektif
- Jarak menuju ke puskesmas Melakukan perilaku - Buat perencanaan tindakan yang
induk kurang lebih 1 Km kesehatann secara 1 5 memiliki timeline dan penanggung
rutin jawab yang jelas
sehingga masyarakat malas
pergi ke puskesmas
Prevensi Tersier (I.12360)
- Fasilitasi pemenuhan kebutuhan
kesehatan mandiri
- Siapkan pasien untuk mampu
berkolaborasi dan bekerjasama
dalam pemenuhan kebutuhan
kesehatan
RTL (Rencana
No Dx. Kep Tanggal Implementasi Evaluasi (SOAP) Paraf
Tindak lanjut)

1 Ketidakefektifan 18/12/2022  Pemberdayaan kader S: Kader mengatakan  Masyarakat RT 01


pemeliharaan dan masyarakat tentang memahami materi yang RW 01 Kelurahan Sri
kesehatan di pencegahan dan cara disampaikan dan bersedia Meranti, mengerti
masyarakat mengatasi DBD untuk menginformasikan tentang Pengertian
kepada masyarakat DBD, Penyebab DBD,
● Pendidikan kesehatan Cara penularan DBD,
O: Pendidikan kesehatan
kepada masyarakat. Tanda dan gejala
tentang Pengertian DBD,
DBD, Pencegahan
Penyebab DBD, Cara
DBD
penularan DBD, Tanda dan
gejala DBD, Pencegahan
DBD
A: Masalah komunitas
belum teratasi

P: Lanjutkan intervensi
melalui kader dan tokoh
masyarakat
E. TAHAP IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Setelah disusun perencanaan yang telah disepakati dengan masyarakat, maka dilakukan
implementasi dari rencana keperawatan dari rencana keperawatan tersebut.Pelaksanaan
kegiatan dilaksanakan selama 2 minggu dengan dukungan penuh dari tokoh masyarakat dan
tokoh agama serta partisipasi aktif masyarakat.Menurut Mc. Farley dan Anderson (2002),
dijelaskan bahwa dalam melakukan suatu tindakan perlu adanya perumusan strategi untuk
kegiatan agar tindakan yang dilakukan mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.
Strategi yang digunakan oleh mahasiswa sesuai dengan teori yaitu promosi kesehatan,
pelayanan kesehatan, pemberdayaan masyarakat, dan kelompok kerja. Berikut ini akan di
uraikan dan di anlisa kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan dalam upaya menyelesaikan
masalah kesehatan di masyarakat :
 Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko di wilayah RT 01 RW 01 Kelurahan Sri
Meranti.
Implementasi :
A. Pendidikan Kesehatan Tentang Risiko DBD dan Penanganannya menggunakan
Lavitrap
Kegiatan ini dilaksanakan pada Kelurahan Sri Meranti dengan sasaran seluruh warga
RT 01. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memotivasi dan meningkatkan
pengetahuan warga tentang risiko DBD dan Penanganannya menggunakan Lavitrap.
1) Analisis SWOT
a) Strength (Kekuatan)
Disediakannya waktu dan tempat oleh masyrakat di rumah masyarakat
untuk menyampaikan informasi tentang kesehatan pentingnya mencegah DBD
dan penggunaan lavitrap.Seluruh warga yang hadir tampak antusias dan
kooperatif dalam kegiatan penyuluhan, hal ini ditandai dengan banyaknya
pertanyaan yang diajukan.
b) Weakness (Kelemahan)
Penyuluhan yang diadakan tidak tepat waktu karena teralu lama menunggu
warga yang datang.
c) Opportunity (Peluang)

Adanya tokoh masyarakat yang berkesempatan hadir dalam kegiatan ini.


Adanya kader pokja serta tokoh masyarakat dalam penyuluhan

d) Treat (Ancaman)
Keadaan masyarakat yang heterogen (bermacam-macam) dan kesibukan
masyarakat sehingga menyebabkan kurangnya kesadaran akan pentingnya
upaya pencegahan DBD dengan lavitrap.

2) Rencana Tindak Lanjut


Ketua dan anggota kelompok kerja kesehatan (POKJAKES) dapat
memotivasi masyarakat dan pencegahannya dengan lavitrap khusunya IRT untuk
berpartisipasi dalam penyuluhan tentangpenyakit DBD dan pembuatan lavitrap.

B. Pendidikan Kesehatan Tentang PHBS : Perilaku Membuang Sampah


Sembarangan
Kegiatan penyuluhan tentang perilaku membuang sampah sembarangan
dilaksanakan di RT 01 RW 01 Kelurahan Sri Meranti. Adapun tujuan pelaksanaan
kegiatan ini diharapkan meningkatnya kesadaran masyarakat untuk tidak membuang
smpah sembarangan
1) Analisis SWOT
a) Strength (Kekuatan)
Tersedianya waktu dan tempat oleh masyarakat untuk menyampaikan
infromasi tentang perilaku membuang sampah sembarangan, masyarakat
tampah antusias dan kooperatif dalam kegiatan penyuluhan tersebut, ditandai
dengan adanya feedback yang baik dari masyarakat dengan.
b) Weakness (Kelemahan)
Masyarakat datang tidak tepat pada waktu yang telah
ditetapkan.Masyarakat malu untuk memulai bertanya pada saat sesi tanya
jawab, ditandai dengan masyarakat berdiskusi tentang masalah lingkungannya
antar sesama warga sehingga forum terlihat ribut.
c) Opportunity (Peluang)
Adanya keterlibatan tokoh masyarakat serta POKJAKES dalam
penyuluhan perilaku membuang sampah sembarangan.
d) Treat (Ancaman)
Keadaan masyarakat yang heterogen dan kesibukan maysrakat sehingga
menyebabkan kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga
kesehatan lingkungan terutama dalam segi pembuangan sampah.

2) Rencana Tindak Lanjut

Ketua masyarakat, dan mahasiswa CCSA 2 serta kelompok kerja kesehatan


(POKJAKES) dapat memotivasi masyarakat dalam kegiatan pemeliharaan
kesehatan lingkungan dengan cara tidak membuang sampah sembarangan dan
didapat kesepakatan bersama akan dilakukan gotong royong.

F. EVALUASI

a. Evaluasi Struktur

1) Masyarakat yang diundang hadir ditempat yang telah ditentukan dengan kehadiran

sebagian besar dari masyarakat yang mengikuti kegiatan tepat waktu, tetap ada juga

masyarakat yang terlambat dalam mengikuti kegiatan yang diadakan.

2) Tempat yang dilakukan untuk pelaksanaan kegiatan sesuai yang direncanakan.

3) Alat-alat atau perlengkapan serta media yang dibutuhkan untuk melalukan setiap

kegiatan tersedia sesuai rencana.

4) Peran dari setiap mahasiswa telah sesuai dengan iuran tugas yang telah

direncanakan dan dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan diharapan.

5) Pengurus dan anggota POKJAKES terlibat dalam setiap kegiatan.

b. Evaluasi Proses
- Masyarakat mendukung setiap kegiatan yang dilakukan oleh setiap mahasiswa

bersama POKJAKES dengan rata-rata undangan hadir adalah 75%.

- Masyarakat yang hadir sangat antusias dan berperan aktif selama kegiatan

berlangsung.

c. Evaluasi akhir

1) POKJAKES ikut terlibat aktif selama acara

2) Peserta aktif dalam mengikuti kegiatan baik penyuluhan maupun kegiatan lain yang

dilakukan oleh mahasiswa ddan mampu mengulang kembali apa yang telah

dijelaskan oleh mahasiswa.

3) Dari semua rencana keperawatan komunitas hanya satu kegiatan yang tidak dapat

dilaksanakan, yaitu lomba balita sehat dikarenakan tidak adanya indikator dari

puskesmas.

Berdasarkan kesimpulan dapat diatas dapat diajukan beberapa saran yang dapat

menunjang perbaikan-perbaikan yang positif pada kemudian hari yaitu:

 Dinas Kesehatan

Pada pihak dinas kesehatan agar lebih berpartisipasi dalam meningkatkan derajat

kesehatan melalui program-program yang menunjang kegiatan tersebut. Selain itu

hendaknya Dinas Kesahatan dapat langsung turun kemasyarakat untuk melihat langsung

masalah-masalah kesehatan yang ada dimasyarakat.

 Kecamatan dan Kelurahan

Diharapkan dari pihak dan Kelurahan dan kecamatan selalu mendukung dan

berpartisipasi pada setiap kegiatan yang dilakukan Dinas kesehatan, puskesmas ddan
masyarakat dalam melakukan program-program yang dapat meningkatkan derajat

kesehatan.

 Puskesmas

Kepala pihak Puskesmas di bidang kesehatan diharapkan dapat membantu

POKJAKES dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Diharapkan pula kepada

puskesmas yang telah aktif dalam menjalankan program promotif dan preventif pada

masyarakat dari pada kuratif sehingga fungsi dasar puskesmas tidak hilang.

 Kader Puskesmas

Diharapkan pihak kader posyandu dapat bekerja sama dengan pihak POKJAKES

khususnya unit POKJA kesehatan lingkungan (KESLING) dalam melaksanakan

program-program yang meningkatkan upaya kesehatn lingkungan.


DAFTAR PUSTAKA

Anderson, E (2006). Buku Ajar Keperawatan Komunitas : Teori dan Parktik Keperawatan,
Jakarta :EGC

Brunner & Suddart (2008).Asuhan Keperawatan Medical Bedah Jilid 2 Vol3 Ed. 2 Jakarta : EGC

Gloria, dkk. (2016). Nursing Interventions Classification (NIC) Ed.6, UK : Elsevier

Herdman, T. Heather. (2015). Nanda International Inc. diagonosis keperawatan : defenisi &
klasifikasi 2015-2017 Ed.10. Jakarta : EGC

Mooerhead, dkk. (2016). Nursing Outcomes Classification (NOC) Ed.5, UK : Elsevier

Perry, p. (2005).Fundamental Keperawatan, Volume 2. Jakarta : EGC

Pusat Kesehatan Kerja Depkes RI (2006). Pedoman Upaya Kesehatan Kerja. Jakarta : Salemba
Medika

Anda mungkin juga menyukai