Anda di halaman 1dari 26

UAS KEPERAWATAN KOMUNITAS

AFELIKA WIRAHMA PUTRI


183110201
III.B

Dosen Pembimbing : Tasman S.Kp.M.Kep.Sp.Kom

DIII KEPERAWATAN PADANG


POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

2021
UJIAN AKHIR SEMESTER
PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN PADANG
JURUSAN KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES PADANG
TAHUN AJAR 2020/2021

Mata Ajar : Keperawatan Komunitas


Hari / Tanggal : Selasa / 15 Desember 2020
Jam : 16.00 S/D Selesai
Dosen : Team
Sifat Ujian : Take Home Exam
==================================================================
=========
PETUNJUK
1. Ujian dimulai Selasa / 15 Desember 2020 dan dikumpulkan paling lambat Sabtu /
19 Desember 2020, jam 21.00 WIB, melalui WA 085375766474 (Kood. Mata Ajar),
bagi yang terlambat tidak akan dinilai.
2. Jawaban boleh diketik. New time roman 12, 1,5 spasi.
3. Bekerja sendiri sendiri, jika ada kesamaan dengan temannya maka lembaran ujian
tidak akan dinilai.
4. Jawaban akan bernilai sangat baik jika ada analisis mahasiswa dan dukung oleh
referensi yang tepat (Buku, e-book, jurnal, lembaga resmi seperti WHO,
kementerian, organisasi Profesi dan atau peratutan perundang undangan Pemerintah)

SOAL
1. Model “Community as Partnert” dijadikan Frame work dalam asuhan keperawatan
Komunitas. Jelaskan lingkup pengkajian Komunitas sesuai dengan model tersebut
(Data Core, 8 Sub. Sistem dan Persepsi).
2. Ada 4 Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas. Jelaskan strategi tersebut dan
bagaimana menerapkan ke empat strategi intervensi tersebut pada Komunitas di masa
Pandemi covid-19.
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan TRIAS UKS, bagaimana menerapkan TRIAS
UKS tersebut untuk mencegah covid 19 di lingkungan sekolah dimasa new normal
ini.
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan OHN, peran perawat OHN dan Bagaimana
implementasi OHN di masa pandemi covid 19.
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Program PERKESMAS, sasarannya dan jelaskan
tingkat kemandirian keluarga sesuai program Perkesmas.
6. Jelaskan dasar hukum dan kebijakan yang berkaitan dengan PIS-PK, indikator PIS PK
dan Peran Perawat dalam implementasi Program PIS-PK di Indonesia.
7. Kasus :
Hasil pengkajian Perawat di sebuah Kelurahan, ditemui ada 3 warga yang sedang
positif covid-19, masing masing dirawat dengan isolasi mandiri di rumah masing
masing, ada 2 warga yang sudah dinyatakan negatif. Terdapat 10 warga yang masih
menunggu hasil swab. Warga yang menunggu hasil swab masih keluar rumah dan
kadang tanpa masker. Tidak ada kelihatan sarana protokol kesehatan seperti tempat
cuci tangan di tempat umum di daerah tersebut. Sudah sering dilakukan pendidikan
kesehatan tetapi tidak efektif dan dianggap tidak penting oleh masyarakat. Masyarakat
mengatakan covid 19 tersebut hanya rekayasa. Belum terbentuk satgas covid di
kelurahan tersebut. Hasil observasi juga menunjukan pada umumnya warga tidak
menggunakan masker jika keluar rumah. 80 % warga tidak mengetahui cara pebularan
covid, 75 % mempunyai sikap negatif terhadap covid dan hanya 20 % mengatakan
mematuhi protokol kesehatan.
Dari kasus diatas :
a. Lakukan analisis data dan rumuskan satu diagnosis Keperawatan Komunitas.
b. Buat Perencanaan lengkap sesuai diagnosis tersebut
c. Buat time scedule / Gant Chart Kegiatani sesuai dengan masalah diatas.
1.Model “Community as Partnert” dijadikan Frame work dalam asuhan keperawatan
Komunitas. Jelaskan lingkup pengkajian Komunitas sesuai dengan model tersebut
(Data Core, 8 Sub. Sistem dan Persepsi).
Jawab: Variabel yang digunakan dari teori CAP dalam pengkajian adalah

1. Core yang terdiri dari demografi, sejarah, etnis, dan nilai & keyakinan; Data
Corenya terdiri dari bentuk data inti
a) riwayat atau sejarah perkembangan komunitas
riwayat terbentuknya sebuah komunitas (lama/baru). tanyakan pada orang-
orang yang kompeten atau yang mengetahui sejarah area atau daerah itu.
b) data demografi
karakteristik orang-orang yang ada di area atau daerah tersebut, distribusi
(jenis kelamin, usia, status perkawinan, etnis), jumlah penduduk
c) vital statistik
meliputi kelahiran, kematian, kesakitan dan penyebab utama kematian atau
kesakitan.
d) nilai dan kepercayaan
nilai yang dianut oleh masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan,
kepercayaan-kepercayaan yang diyakini yang berkaitan dengan kesehatan,
kegiatan keagamaan di masyarakat, kegiatan-kegiatan masyarakat yang
mencerminkan nilai-nilai kesehatan.
2. Komunikasi (sumber informasi kesehatan),
3. Pelayanan Kesehatan yang berupa akses, PKPR, UKS, RS, Puskesmas, &
Klinik Swasta, dsb,
4. Rekreasi yang berupa tempat berkumpul, bentuk kegiatan, organisasi,
5. Ekonomi yakni sumber keuangan, penggunaan, remaja pekerja,
6. Pendidikan formal dan informal,
7. Politik dan pemerintahan yakni organisasi remaja, aturan, kebijakan pemerintah
setempat, dan
8. Persepsi kesehatan oleh remaja.
Sub sistem
a) Lingkungan fisik
Lingkungan fisik yang kurang bersih akan menambah dampak buruk terhadap
penurunan daya tahan tubuh sehingga rentan terkena penyakit, selain faktor untuk
menjamin mendapatkan makanan yang sehat akan sulit didapat, selain itu kerentanan
terhadap vektor penyakit menjadi salah satu tingginya risiko peningkatan kejadian sakit
diwilayah tersebut.
b) Sistem kesehatan
Jarak antara desa dengan puskesmas tidak terlalu jauh yaitu hanya 1 km, desa tersebut
memiliki 1 posyandu dalam 1 RW dan aktif melaksanakan program kerja yang
dilaksanakan 1 bulan sekali, namun untuk ketersedian posbindu belum ada.
c) Ekonomi
Pekerjaan yang dominan diwilayah tersebut yaitu buruh, petani,dan lainnya yang
berpenghasilan bervariasi untuk setiap keluarga.
d) Keamanan dan transportasi
Wilayah tersebut memiliki mobil yang disediakan oleh pemberi bantuan untuk
dimaanfaatkan oleh masyarakat dalam hal memfasilitasi masyarakat untuk
mempermudah akses mendapatkan layanan kesehatan.
Variabel keamanan meliputi jenis dan tipe pelayanan keamanan yang ada, tingkat
kenyamanan dan keamanan penduduk serta jenis dan tipe gangguan keamanan yang
ada.
e) Kebijakan dan pemerintahan
Jenis kebijakan yang sedang diberlakukan, kegiatan promosi kesehatan yang sudah
dilakukan, kebijakan terhadap kemudahan mendapatkan pelayanan kesehatan, serta
adanya partisipasi masyarakat dalam
f) Komunikasi
Komunikasi meliputi jenis dan tipe komunikasi yang digunakan penduduk, khususnya
komunikasi formal dan informal yang digunakan dalam keluarga. Jenis bahasa yang
digunakan terutama dalam penyampaian informasi kesehatan gizi, daya dukung
keluarga terhadap balita yang sakit.
g) Pendidikan
Pendidikan sebagai sub sistem meliputi tingkat pengetahuan penduduk tentang
pengertian tentang penyakit balita yang dihadapi, bahaya dan dampaknya, cara
mengatasi, bagaimana cara perawatan ,serta cara mencegahnya. Mayoritas penduduk
berpendidikan rendah yaitu SD bahkan tidak sekolah.
h) Rekreasi
Yang perlu dikaji adalah jenis dan tipe sarana rekreasi yang ada, tingkat partisipasi
atau kemanfaatan dari sarana rekreasi serta jaminan keamanan dari sarana rekreasi
yang ada.
Dengan bentuk pengkajian nya adalah
a) lingkungan fisik
catat lingkungan tentang mutu air, flora, perumahan, ruang, area hijau,
binatang, orang-orang, bangunan buatan manusia, keindahan alam, air, dan
iklim.
b) pelayanan kesehatan dan sosial
catat apakah terdapat klinik, rumah sakit, profesi kesehatan yang praktek,
layanan kesehatan publik, pusat emergency, rumah perawatan atau panti
werda, fasilitas layanan sosial, layanan kesehatan mental, dukun
tradisional/pengobatan alternatif.
c) ekonomi
catat apakah perkembangan ekonomi di wilayah komunitas tersebut maju
dengan pesat, industri, toko, dan tempat-tempat untuk pekerjaan, adakah
pemberian bantuan sosial (makanan), seberapa besar tingkat
pengangguran, rata-rata pendapatan keluarga, karakteristik pekerjaan.
d) keamanan dan transportasi
apa jenis transportasi publik dan pribadi yang tersedia di wilayah
komunitas, catat bagaimana orang-orang bepergian, apakah terdapat
trotoar atau jalur sepeda, apakah ada transportasi yang memungkinkan
untuk orang cacat. jenis layanan perlindungan apa yang ada di komunitas
(misalnya: pemadam kebakaran, polisi, dan lain-lain), apakah mutu udara
di monitor, apa saja jenis kegiatan yang sering terjadi, apakah orang-orang
merasa aman.
e) politik dan pemerintahan
catat apakah ada tanda aktivitas politik, apakah ada pengaruh partai yang
menonjol, bagaimana peraturan pemerintah terdapat komunitas (misalnya:
pemilihan kepala desa, walikota, dewan kota), apakah orang-orang terlibat
dalam pembuatan keputusan dalam unit pemerintahan lokal mereka.
f) komunikasi
catat apakah oaring-orang memiliki tv dan radio, apa saja sarana
komunikasi formal dan informal yang terdapat di wilayah komunitas,
apakah terdapat surat kabar yang terlihat di stan atau kios, apakah ada
tempat yang biasanya digunakan untuk berkumpul.
g) pendidikan
catat apa saja sekolah-sekolah dalam area beserta kondisi, pendidikan
lokal, reputasi, tingkat drop-out, aktifitas-aktifitas ekstrakurikuler, layanan
kesehatan sekolah, dan tingkat pendidikan masyarakat.
h) rekreasi
catat dimana anak-anak bermain, apa saja bentuk rekreasi utama, siapa
yang berpartisipasi, fasilitas untuk rekreasi dan kebiasaan masyarakat
menggunakan waktu senggang.
Persepsi
Persepsi masyarakat dan keluarga terhadap suatu penyakit balita masih acuh, mungkin
dipengaruhi rendahnya tingkat pendidikan masyarakat ataupun kurangnya pengetahuan
kesehatan mengenai suatu penyakit

Implementasi dari Model Teori Community as Partner terkait ElemenInti komunitas


(core) yaitu dengan mengidentifikasi kondisi komunitas sebagai baeikut:
a) Sejarah komunitas adalah data terkait pembentukan atau pengembangan keberadaan
komunitas yang berkaitan dengan kondisi masalah kesehatan yang terjadi di
komunitas.
b) Demografi meliputi karakteristik komunitas yang tediri dari usia, jenis kelamin,
agama, status perkawinan, latar belakang pendidikan atau pekerjaan.
c) Statistik penting merupakan situasi kesehatan komunitas yang ditampilkan dalam
sebuah statistik kesehatan, seperti angka kelahiran, angka kesakitan, angka
kematian, angka penyakit terbanyak, angka status gizi masyarakat, angka indeks
pembangungan manusia, dan sebagainya.
Etnis dan budaya komunitas adalah kondisi kearifan local yang dimiliki komunitas terkait
suku/ ras atau adat istiadat /kebiasan yang berkaitan dengan kondisi kesehatan
2.Ada 4 Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas. Jelaskan strategi tersebut dan
bagaimana menerapkan ke empat strategi intervensi tersebut pada Komunitas di masa
Pandemi covid-19.
Jawab:
(1) kemitraan (partnership), Kemitraan antara perawat komunitas
dan pihak-pihak terkait dengan masyarakat digambarkan dalam
bentuk garis hubung antara komponen-komponen yang ada.
berarti hal ini dapat mempenagruhi peningkata kesehatan
dimana Hal ini memberikan pengertian seperlunyauntuk pasien
Covid 19 di dalam tatanan masyarakat dan memberikan upaya
kolaborasi dalam mengkombinasikan keahlian masing-masing
yang dibutuhkan untuk mengembangkan strategi peningkatan
kesehatan masyarakat selama pandemi seperti obat-obata, cek
kesehatan,gizi dan lain-lain
(2) pemberdayaan (empowerment) yaitu Konsep pemberdayaan
dapat dimaknai secara sederhana sebagai proses pemberian
kekuatan atau dorongan sehingga membentuk interaksi
transformatif kepada masyarakat, antara lain: adanya dukungan,
pemberdayaan, kekuatan ide baru, dan kekuatan mandiri untuk
membentuk pengetahuan baru selama era baru atau pandemi
masyarakat yg terkena dampak covid 19 akan memerlukan
dukungan dan support dari keluarga atau tetangga nya dimana
mereka agar tidak mendapatkan rasa minder atau di asingkan
disini peran perawat komunitas perlu memberikan dorongan
atau pemberdayaan kepada masyarakat yang sedang sakitdan
merasa di isolasikan agar muncul partisipasi aktif masyarakat.
Dari yg skit ataupun dari lingkungan sekitarnya Membangun
kesehatan masyarakat tidak terlepas dari upaya-upaya untuk
meningkatkan kapasitas, kepemimpinan dan partisipasi
masyarakat dengan adanya penyadaran dan pembentukan
perilaku menuju perilaku sadar dan peduli sehingga merasa
membutuhkan kemampuan dalam mengelola secara mandiri.
Dalam tahap ini, perawat komunitas berusaha mengkondisikan
lingkungan yang kondusif bagi efektifitas
(3) pendidikan kesehatan
Pendidikan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan derajat
kesehatan dan mengurangi disabilitas serta mengaktualisasikan
potensi kesehatan yang dimiliki oleh individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat Pendidikan kesehatan dapat
dikatakan efektif apabila dapat menghasilkan perubahan
pengetahuan, menyempurnakan sikap, meningkatkan
ketrampilan, dan bahkan mempengaruhi perubahan di dalam
perilaku atau gaya hidup individu, keluarga, dan kelompok
Pendidikan kesehatan diharapkan dapat mengubah perilaku
untuk patuh terhadap saran pengelolaan secara mandiri. Seperti
adanya patuh dalam penerpan protocol kesehatan setelah
diberikan edukasi, tau cara mencuci tangan yg benar , tau apa
saja yg dapat menularkan dan komplikasi lnjutan ,bisa jaga
jarak serta menyediakan mematuhi menerapkan prilaku
kesehatan dengan protocol kesehatan di lngkungan masing-
masing

(3). proses kelompok


Proses kelompok merupakan salah satu strategi intervensi
keperawatan yang dilakukan bersama-sama dengan masyarakat
melalui pembentukan sebuah kelompok atau kelompok
swabantu (self-help group). Intervensi keperawatan di dalam
tatanan komunitas menjadi lebih efektif dan mempunyai
kekuatan untuk melaksanakan perubahan pada individu,
keluarga dan komunitas apabila perawat komunitas bekerja
bersama dengan masyarakat. Berbagai kelompok di masyarakat
dapat dikembangkan sesuai dengan inisiatif dan kebutuhan
masyarakat setempat, misalnya Posbindu, Bina Keluarga , atau
Karang . Kegiatan pada kelompok ini disesuaikan dengan
kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai oleh agar dapat
mencapai masa tua yang sehat, bahagia, berdaya guna, dan
produktif selama mungkin
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan TRIAS UKS, bagaimana menerapkan TRIAS
UKS tersebut untuk mencegah covid 19 di lingkungan sekolah dimasa new normal ini.
Jawab:
Trias UKS merupakan tiga program pokok UKS yaitu pendidikan kesehatan,
pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan sekolah sehat untuk meningkatkan
kesadaran hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik.
Dengan demikian Trias UKS merupakan perpaduan antara upaya pendidikan
kesehatan, upaya pelayanan ksehatan dan pembinaan lingkunngan sekolah yang sehat.
Pendidikan kesehatan merupakan upaya pendidikan kesehatan yang dilaksanaan
sesuai dengan kurikulum sekolah.
Penerapan Trias UKS untuk mencegah covid 19 di lingkungan sekolah pada masa
new normal.
a. Pendidikan kesehatan
Memberikan pendidikan kesehatan kepada peserta didik mengenai covid 19 ini,
dan menjelaskan bagaimana cara penularan dari covid 19 ini serta menjelaskan
tanda dan gejala dari covid 19 ini. Peserta didik yang sudah mulai bersekolah tetap
memperhatikan protocol kesehatan yaitu 3M ( pakai masker, mencuci tangan dan
menjaga jarak dengan orang lain).
b. Pelayanan kesehatan
Untuk melaksanakan pelayanan kesehatan di lingkungan sekolah pada masa new
normal ini,
1) Promotif
Memberikan penyuluhan mengenai covid 19 kepada peserta didik
2) Preventif
perawat sekolah harus rutin melakukan pengecekan suhu tubuh peserta didik,
bertujuan untuk meminimalisir terjadinya covid 19 di lingkungan sekolah.
Peserta didik yang sudah mulai bersekolah tetap memperhatikan protocol
kesehatan yaitu 3M ( pakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak dengan
orang lain).
c. Pembinaan lingkungan sehat di sekolah
Pada masa new normal ini disekolah-sekolah harus menyediakan tempat cuci tangan di setiap
ruangan peserta didik, serta handsoap dan handsenitizer
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan OHN, peran perawat OHN dan Bagaimana
implementasi OHN di masa pandemi covid 19.
Jawab: Keperawatan kesehatan kerja/ occupational healthnursi ng (OHN ) adalah cabang
khusus darikeperawatan komunitas yang merupakan aplikasi darikonsep dan frame work dari
berbagai disiplin ilmu(keperawatan, kedokteran, kesehatan masyarakat,ilmu sosial dan
perilaku, prinsip-prinsip manajemen)yang bertujuan meningkatkan dan memelihara
statuskesehatan pekerja serta melindungi pekerja darikecelakaan kerja dan faktor risiko
bahaya di tempatkerja (health hazards) dalam konteks lingkungankerja yang sehat dan aman
Occupational Health Nursingadalah salah satu cabang disiplin spesialisasi ilmu keperawatan
yang mempelajari bahaya, risiko dan hubungan antara pekerjaan, pekerja dan keluarganya,
lingkungan kerja, pengusaha serta manajemennya di industri dengan kesehatan (WHO,
2012). Tujuannya mencegah terjadinya penyakit atau kecelakaan, meminimalisasi dampak
penyakit sesudah kerja, serta meningkatkan produktivitas kerja (Oakley, 2003; WHO, 2012;
AAOHN, 2012). Kerja yang dimaksud di sini adalah di dunia industri (industrial settings).
Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang
setengah jadi atau barang jadi, menjadi barang yang bermutu tinggi dalam penggunaannya,
termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri (Kemenperin, 2019). Jadi
Menurut World Health Organization (WHO, 2012), 8 peran OHN secara garis besar adalah
sebagai berikut: “The occupational health nurse may fulfill several, often inter related and
complimentary, roles in workplace health management, including: Clinician, Specialist,
Manager, Co-coordinator, Adviser, Health educator, Counselor, and Researcher” Peran
tersebut mencakup sebagai
1. Klinisi ( pemberi pelayanan kesehatan )
2. spesialis,
3. case manajer
4. , edukator kesehatan misal mengenai dampak dan keuntunngan
5. penasehat,
6. konselor ( misalnya masalah psikososial )
7. peneliti membantu mengidentifikasi masalah atau temua riset dan menerapkan dalam
praktik OHN
8. Co-coordinator,

Implementasi yg bisa kita terapkan dalam memberikan pelayanan OHN di masa pandemi
adalah meningkatkan energy dengan bagaimana mengatur tingkat energy yg dimiliki pekerja
agar stabil dalam bekerja ,istirahat nya pas saat melepas masa shift nya dengan sebaik
munkin,mengatur jadwal shift, melakukan pemeliharaan kesehatan ,pemenuhan srana dan
psarana pendukung seperti APD pemenuhan nutrisi dan suplemen ,penyediaan insetif petugas
kesehatan penaganan COVID 19 sesuai ketentuan pemerintah melakukan manajemen stress
untuk perawat selama pandemi untuk mencegah terjadinya stressor pada pekerja .
untuk kebiasaan selama adaptasi baru yg harus dilakukan adalah
1. pengukuran suhu dan self assessment risiko covid 19 di pintu masuk tempat kerja
2. pengaturan waktu kerja tidak terlalu panjang atau lembur
3. mewajibkan pekerja mengunakan masker sejak dari rumah ke tempat kerja
4. Promosi latihan dan latihan peregangan otot
5. bantuan perawatan diri
6. modifikasi prilaku menerapkan psical distancing
7. manajemen lingkungan menyediakan tempat cuci tangan hansanitizer
8. memberikan pendidikan kesehatan memasang poster cuci tangan yg benar
9. terapi aktivitas relaksasi otot progesif dan tarik nafas dalam
10. memberikan konseling selama pandemi

5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Program PERKESMAS, sasarannya dan


jelaskan tingkat kemandirian keluarga sesuai program Perkesmas
Jawab:
pengertian
Keperawatan kesehatan masyarakat (Perkesmas) pada dasarnya adalah pelayanan
keperawatan profesional yang merupakan perpaduan antara konsep kesehatan masyarakat dan
konsep keperawatan yang ditujukan pada seluruh masyarakat dengan penekanan pada
kelompok resiko tinggi. Dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal dilakukan
melalui peningkatan kesehatan (promotif) dan pencegahan penyakit (preventif) di semua
tingkat pencegahan (levels of prevention) dengan menjamin keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra kerja dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan keperawatan.
Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) adalah suatu bidang dalam keperawatan
kesehatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan
dukungan peran serta aktif masyarakat, serta mengutamakan pelayanan promotif, preventif
secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara
menyeluruh dan terpadu, ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
sebagai suatu kesatuan yang utuh, melalui proses keperawatan untuk meningkatkan fungsi
kehidupan manusia secara optimal sehingga mandiri dalam upaya kesehatannya.

Sasaranya adalah Sasaran keperawatan kesehatan masyarakat adalah seluruh masyarakat


termasuk individu, keluarga, kelompok beresiko tinggi termasuk kelompok/ masyarakat
penduduk di daerah kumuh, terisolasi, berkonflik, dan daerah yang tidak terjangkau
pelayanan kesehatan

Sasaran terdiri dari :


1. Sasaran individu Sasaran priotitas individu adalah balita gizi buruk, ibu hamil risiko tinggi,
usia lanjut, penderita penyakit menular (a.l TB Paru, Kusta, Malaria, Demam Berdarah,
Diare, ISPA/Pneumonia), penderita penyakit degeneratif.

2. Sasaran keluarga Sasaran keluarga adalah keluarga yang termasuk rentan terhadap masalah
kesehatan (vulnerable group) atau risiko tinggi (high risk group), dengan prioritas :
a. Keluarga miskin belum kontak dengan sarana pelayanan kesehatan (Puskesmas dan
jaringannya) dan belum mempunyai kartu sehat.
b. Keluarga miskin sudah memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan mempunyai
masalah kesehatan terkait dengan pertumbuhan dan perkembangan balita, kesehatan
reproduksi, penyakit menular.
c. Keluarga tidak termasuk miskin yang mempunyai masalah kesehatan prioritas
serta belum memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan
3. Sasaran kelompok Sasaran kelompok adalah kelompok masyarakat khusus yang rentan
terhadap timbulnya masalah kesehatan baik yang terikat maupun tidak terikat dalam suatu
institusi.
a. Kelompok masyarakat khusus tidak terikat dalam suatu institusi antara lain
Posyandu, Kelompok Balita, Kelompok ibu hamil, Kelompok Usia Lanjut, Kelompok
penderita penyakit tertentu, kelompok pekerja informal.
b. Kelompok masyarakat khusus terikat dalam suatu institusi, antara lain sekolah,
pesantren, panti asuhan, panti usia lanjut, rumah tahanan (rutan), lembaga
pemasyarakatan (lapas).
4. Sasaran masyarakat Sasaran masyarakat adalah masyarakat yang rentan atau mempunyai
risiko tinggi terhadap timbulnya masalah kesehatan, diprioritaskan pada
a. Masyarakat di suatu wilayah (RT, RW, Kelurahan/Desa) yang mempunyai :
1). Jumlah bayi meninggal lebih tinggi di bandingkan daerah lain
2). Jumlah penderita penyakit tertentu lebih tinggi dibandingkan daerah lain
3). Cakupan pelayanan kesehatan lebih rendah dari daerah lain
b. Masyarakat di daerah endemis penyakit menular (malaria, diare, demam berdarah, dll)
c. Masyarakat di lokasi/barak pengungsian, akibat bencana atau akibat lainnya
d. Masyarakat di daerah dengan kondisi geografi sulit antara lain daerah terpencil, daerah
perbatasan
e. Masyarakat di daerah pemukiman baru dengan transportasi sulit seperti daerah transmigrasi

Tingkat kemandirian
Kemandirian Keluarga Menurut Makhfudli (2009:188), kemandirian keluarga dalam program
Perawatan Kesehatan dibagi menjadi empat tingkat dari keluarga mandiri tingkat satu (paling
rendah) sampai keluarga mandiri tingkat empat (paling tinggi).
1) Keluarga Mandiri Tingkat I
1. Menerima petugas perawatan kesehatan komunitas.
2. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana
keperawatan

2) Keluarga Mandiri Tingkat II


1. Menerima petugas perawatan kesehatan komunitas.
2. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana
keperawatan.
3. Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya secara benar.
4. Memanfaatkan pelayanan kesehatan secara aktif.
5. Melakukan perawatan sederhana sesuai yang dianjurkan.
3) Keluarga Mandiri Tingkat III
1. Menerima petugas perawatan kesehatan komunitas.
2. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana
keperawatan.
3. Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya secara benar.
4. Memanfaatkan pelayanan kesehatan secara aktif.
5. Melakukan perawatan sederhana sesuai yang dianjurkan.
6. Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif.
4) Keluarga Mandiri Tingkat IV
1. Menerima petugas perawatan kesehatan komunitas.
2. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana
keperawatan.
3. Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya secara benar.
4. Memanfaatkan fasilitas kesehatan secara aktif.
5. Melakukan perawatan sederhana sesuai yang dianjurkan. - Psikoterapi individual.
6. Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif. - Rehabilitasi psikiatri.
7. Melaksanakan tindakan promotif secara aktif. - Latihan keterampilan social

6.Jelaskan dasar hukum dan kebijakan yang berkaitan dengan PIS-PK, indikator PIS
PK dan Peran Perawat dalam implementasi Program PIS-PK di Indonesia.
Jawab:
Dasar Hukum
1. PMK no 39 tahun 2016 tentang pedoman penyelenggaraan PIS-PK
2. PMK no 19 tahun 2017 tentang pedoman pendanaan PIS-PK
3. Permendagri no 13 tahun 2016 tentan pedoman pengelolaan keuangan daerah

Permenkes Nomor 39 Tahun 2016 Pedoman Penyelenggaraan Pis-Pk


1. Program Indonesia Sehat dilaksanakan untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat
2. Pelaksanaan Program Indonesia Sehat diselenggarakan melalui Pendekatan Keluarga
3. Pendekatan keluarga adalah salah satu cara Puskesmas untuk meningkatkan
jangkauan sasaran & mendekatkan /meningkatkan akses pelayanan kesehatan di
wilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga
4. Integrasi UKP & UKM secara berkesinambungan, dengan target / fokus keluarga,
berdasarkan data dan informasi dari Profil Kesehatan Keluarga.

Kebijakan Pis-Pk :

Pembangunan kesehatan (2015-2019) difokuskan pada Program Indonesia Sehat.


Pembangunan Kesehatan dimulai dari unit terkecil dari masyarakat yaitu keluarga.

Kegiatan PIS-PK meliputi :

1. Pendataan / pengumpulan data KS


2. Kunjungan rumah dalam rangka promkes
3. Kunjungan rumah unuk menindaklanjutkan yankes dalam gedung
4. Pemberdayaan masyarakat

Indikator Pis-Pk

1. Keluarga mengikuti KB
2. Ibu bersalin di Faskes
3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
4. Ayi diberi ASI Ekslusif selama 6 bulan
5. Memantau pertumbuhan balita tiap bulan
6. Penderita TB Paru berobat sesuai standar
7. Penderita hipertensi berobat teratur
8. Gangguan jiwa berat tidak ditelantarkan
9. Tidak ada anggota keluarga yang merokok
10. Keluarga mempunyai akses terhadap air bersih
11. Keluarga mempunyai akses dan menggunakan jamban sehat
12. Sekeluarga menjadi anggota JKN/Askes

12 Pelayanan Dasar Standar Pelayanan Minimal (SPM)

1. Pelayanan kesehatan ibu hamil


2. Pelayanan kesehatan ibu bersalin
3. Pelayanan kesehatan bayi baru lahir
4. Pelayanan kesehatan balita
5. Pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar
6. Pelayanan kesehatan pada usia produktif
7. Pelayanan kesehatan pada usia lanjut
8. Pelayanan kesehatan penderita hipertensi
9. Pelayanan kesehatan penderita DM
10. Pelayanan kesehatan ODGJ berat
11. Pelayanan kesehatan orang terduga TBC
12. Pelayanan kesehatan orang dgn resiko terinfeksi virus HIV

PIS-PK PERAWAT KESEHATAN KOMUNITAS


1. Sasaran dan Fokus🡪 Keluarga (Total Coverage)
2. Penerapan Home Visit PERKESMAS
3. Intervensi meningkatkan index Keluarga Sehat dalam satu wilayah kerja Puskesmas
4. Hampir semua indikator berhubungan dengan perilaku
5. Model intervensi berbasis perubahan perilaku

PERAN PERAWAT DALAM PIS-PK

1. Case Finder
Menemukan kasus serta melakukan penelusuran terjadinya penyakit melalui
pendataan keluarga dan masyarakat ( active case finding)
2. Edukator
Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat dalam menanamkan perilaku sehat
3. Konselor
Melakukan konseling kesehatan dan keperawatan dalam memecahkan masalah
4. Case Provider
Memberikan asuhan keperawatan secara langsung kepada individu, keluarga maupun
komunitas
5. Koordinator dan Kolaborator
Melakukan kerjasama dan kolaborasi tim dengan tenaga kesehatan lain sehingga
tercipta keterpaduan dalam sistem pelayanan kesehatan
6. Role Model

Mampu berperilaku hidup sehat dan menjadi contoh keluarga dan masyarakat

7.KASUS
Dari kasus diatas :
a. Lakukan analisis data dan rumuskan satu diagnosis Keperawatan
Komunitas.
ANALISIS DATA
Data Penyebab Masalah
Data Primer : Program tidak atau Defisit Kesehatan
− Terdapat 80% warga kelurahan kurang didukung Komunitas (SDKI :
tidak mengetahui cara penularan komunitas 244)
covid-19
− Terdapat 75% warga kelurahan
mempunyai sikap negatif terhadap
covid-19
− Terdapat 20% warga kelurahan
mengatakan mematuhi protokol
kesehatan
− Berdasarkan hasil observasi di
dapatkan pada umumnya warga
tidak menggunakan masker jika
keluar rumah
− Berdasarkan hasil observasi
didapatkan tidak adanya sarana
protokol kesehatan seperti tempat
cuci tangan di tempat umum di
daerah tersebut
− Berdasarkan hasil observasi
didapatkan petugas kesehatan
sudah sering melakukan
pendidikan kesehatan tetapi tidak
efektif dan dianggap tidak penting
oleh warga kelurahan
− Berdasarkan hasil wawancara
didapatkan warga kelurahan
mengatakan bahwa covid-19 itu
hanya rekayasa
− Berdasarkan hasil wawancara
didapatkan tidak adanya satgas
covid-19 di kelurahan tersebut
− Bedasarkan hasil kurang
terprogaramnya fasilitas pelayanan
di kelurahan tersebut
Data Sekunder :
− Didapatkan data dari kelurahan
bahwa ada 3 orang warga
kelurahan dinyatakan positif covid-
19
− Didapatkan data 10 orang warga
kelurahan menunggu hasil swab
− Didapatkan data dari kelurahan
terdapat 2 orang warga kelurahan
dinyatakan negatif covid-19
− Warga yang menunggu hasil swab
masih keluar rumah dan kadang
tanpa masker

DIAGNOSIS KEPERAWATAN

1. Defisit kesehatan komunitas b/d program tidak atau kurang didukung komunitas
b.Buat Perencanaan lengkap sesuai diagnosis tersebut

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

N Diagnosi Tujuan Tujuan Rencana Tindakan Strategi Evaluasi Sumb Tem PJ


o s Umum Khusus Intervensi Kriteria Standar er pat
Kepera
watan
1 Defisit Setelah Setelah Pencegahan Primer : 1. Pendidikan 1. Masyarakat 1. Masyarakat Maha Kelu Mahasi
kesehata dilakukan dilakukan 1. Memberikan kesehatan mampu dapat siswa raha swa
n pertemuan pertemuan edukasi kepada 2. Kemitraan memahami dan menyebutkan n Afelika
komunita selama ± 1 diharapkan : masyarakat (partnership) menyebutkan cara penularan Putri
s minggu 1. Masyarakat kelurahan tentang cara penularan covid-19
berhubun masyarakat kelurahan cara penularan covid-19 2. Masyarakat
gan di kelurahan dapat covid 19 2. Masyarakat mampu
dengan mampu mengetahui 2. Memberikan mampu menyebutkan
program memahami dan edukasi kepada memahami dan standar
tidak tentang memahami masyarakat menyebutkan protokol
atau covid-19 tentang kelurahan tentang protokol kesehatan 3M
kurang dan covid 19 protokol kesehatan kesehatan 3M 3. Sudah
didukung menggunak 2. Masyarakat yang meliputi 3M 3. Terbentuknya terbentuknya
komunita an protokol kelurahan (memakai masker, tim satgas tim satgas
s kesehatan di dapat mencuci tangan covid-19 di covid-19 di
masa memahami dan menjaga jarak) kelurahan kelurahan
pandemi dampak 3. Bekerja sama tersebut 4. Sudah
covid 19 tidak dengan kelurahan 4. Diterapkannya diterapkannya
mematuhi untuk membentuk sanksi kepada sanksi kepada
protokol tim satgas covid- masyarakat masyarakat
kesehatan 19 di kelurahan yang tidak yang tidak
covid-19 tersebut mematuhi mematuhi
4. Bekerja sama protokol protokol
dengan kelurahan kesehatan kesehatan
untuk
memberlakukan
sanksi kepada
masyarakat yang
tidak mematuhi
proktol kesehatan
yang sudah
diingatkan jika
ingin keluar rumah
Pencegahan Sekunder 1. Kemitraan Terlaksananya Sudah
: (partnership) skrining kesehatan terlaksananya
1. Melakukan terkait covid-19 di skrining
skrining kesehatan kelurahan tersebut kesehatan terkait
masyarakat terkait covid-19 di
covid-19 (rapid kelurahan tersebut
test, swab test dan
pengecekan suhu)
Pencegahan Tersier : Pemberdayaan Warga mampu Warga sudah
1. Melakukan meningkatkan mampu
kunjungan ke derajat kesehatan meningkatkan
rumah warga yang derajat
di pernah kesehatannya
terkonfirmasi
covid-19
2. Memberikan
support kepada
warga yang pernah
terkonfirmasi
covid-19
c.Buat time scedule / Gant Chart Kegiatani sesuai dengan masalah diatas.

GANT CHART INTERVENSI

No Masalah Intervensi / Kegiatan Tanggal TJ


Kesehatan 14 15 16 17 18 19 20
1 Defisit Pencegahan Primer : Mahasis
wa
kesehatan 1. Memberikan edukasi kepada masyarakat kelurahan
Afelika
komunitas tentang cara penularan covid 19 Putri
berhubungan 2. Memberikan edukasi kepada masyarakat kelurahan
dengan tentang protokol kesehatan yang meliputi 3M (memakai
program tidak masker, mencuci tangan dan menjaga jarak)
atau kurang 3. Bekerja sama dengan kelurahan untuk membentuk tim
didukung satgas covid-19 di kelurahan tersebut
komunitas 4. Bekerja sama dengan kelurahan untuk memberlakukan
sanksi kepada masyarakat yang tidak mematuhi proktol
kesehatan yang sudah diingatkan jika ingin keluar rumah

Pencegahan sekunder
1. Melakukan skrining kesehatan masyarakat terkait covid-
19 (rapid test, swab test dan pengecekan suhu)

Pencegahan Tersier :
1. Melakukan kunjungan ke rumah warga yang di
pernah terkonfirmasi covid-19
2. Memberikan support kepada warga yang pernah
terkonfirmasi covid-19
DAFTAR PUSTAKA

OSHA (2020).Nursing in Occupational Health, United States Department of


Labor.https://www.osha.gov/dts/oomn/internship/outline.html

Tukayo, I. JH & Hardy. S. (2020). Manajemen Occupational Health Nursing: Pedoman


Perawat Kerja di Industri bagi Mahasiswa, Akademisi dan Praktisi Keperawatan.
Occupational Health Nursing(pp.17-37). Malang:CV Ismaya Berkah Group.

de Jager, N., Nolte, A. G. W., & Temane, A. (2016). Strategies to facilitate professional
development of the occupational health nurse in the occupational health setting. Health SA
Gesondheid, 21, 261–270. https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.hsag.2016.03.003

Abdurrasyid. 2019. Sistem Keperawatan Komunitas 1. Universitas Esa Unggul

Rachmawati,Nunung & Harigustian, Yayang, (2019). Manajemen Patient Safety: Konsep &
Aplikasi Patient Safety dalam Kesehatan.Pentingnya Manajemen Patient Safety(pp.56-68).
Bantul, Yogyakarta: PT.Pustaka Baru.

Kemenkes RI.(2017). Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga – PISPK


Program Indonesia.Jakarta

WEBINAR Perspektif Perawatan Kesehatan Kerja (OHN) dan Peran Perawat Kesehatan
Kerja (OHN) "

WHO. (2012).The Roles of Occupational Health Nursing: Workplace Health Management.


WHO Regional Office for Europe: Copenhagen. 1-78.

AOHN. (2012).Standard of Occupational Health & Environmental Health


Nursing.http://aaohn.org.

Anderson, E.T. & McFarlane, J., 2011, Community As Partner: Theory and Practice in
Nursing. Lippincott

World Health Organization.(2010). A framework for community health nursing education,


WHO: Regional Office South-East Asia
(Effendi,Ferry & makhfudli.2009.keperawatan kesehaatan komunitas. Jakarta : selemba
medika)

Anda mungkin juga menyukai