2021
UJIAN AKHIR SEMESTER
PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN PADANG
JURUSAN KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES PADANG
TAHUN AJAR 2020/2021
SOAL
1. Model “Community as Partnert” dijadikan Frame work dalam asuhan keperawatan
Komunitas. Jelaskan lingkup pengkajian Komunitas sesuai dengan model tersebut
(Data Core, 8 Sub. Sistem dan Persepsi).
2. Ada 4 Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas. Jelaskan strategi tersebut dan
bagaimana menerapkan ke empat strategi intervensi tersebut pada Komunitas di masa
Pandemi covid-19.
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan TRIAS UKS, bagaimana menerapkan TRIAS
UKS tersebut untuk mencegah covid 19 di lingkungan sekolah dimasa new normal
ini.
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan OHN, peran perawat OHN dan Bagaimana
implementasi OHN di masa pandemi covid 19.
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Program PERKESMAS, sasarannya dan jelaskan
tingkat kemandirian keluarga sesuai program Perkesmas.
6. Jelaskan dasar hukum dan kebijakan yang berkaitan dengan PIS-PK, indikator PIS PK
dan Peran Perawat dalam implementasi Program PIS-PK di Indonesia.
7. Kasus :
Hasil pengkajian Perawat di sebuah Kelurahan, ditemui ada 3 warga yang sedang
positif covid-19, masing masing dirawat dengan isolasi mandiri di rumah masing
masing, ada 2 warga yang sudah dinyatakan negatif. Terdapat 10 warga yang masih
menunggu hasil swab. Warga yang menunggu hasil swab masih keluar rumah dan
kadang tanpa masker. Tidak ada kelihatan sarana protokol kesehatan seperti tempat
cuci tangan di tempat umum di daerah tersebut. Sudah sering dilakukan pendidikan
kesehatan tetapi tidak efektif dan dianggap tidak penting oleh masyarakat. Masyarakat
mengatakan covid 19 tersebut hanya rekayasa. Belum terbentuk satgas covid di
kelurahan tersebut. Hasil observasi juga menunjukan pada umumnya warga tidak
menggunakan masker jika keluar rumah. 80 % warga tidak mengetahui cara pebularan
covid, 75 % mempunyai sikap negatif terhadap covid dan hanya 20 % mengatakan
mematuhi protokol kesehatan.
Dari kasus diatas :
a. Lakukan analisis data dan rumuskan satu diagnosis Keperawatan Komunitas.
b. Buat Perencanaan lengkap sesuai diagnosis tersebut
c. Buat time scedule / Gant Chart Kegiatani sesuai dengan masalah diatas.
1.Model “Community as Partnert” dijadikan Frame work dalam asuhan keperawatan
Komunitas. Jelaskan lingkup pengkajian Komunitas sesuai dengan model tersebut
(Data Core, 8 Sub. Sistem dan Persepsi).
Jawab: Variabel yang digunakan dari teori CAP dalam pengkajian adalah
1. Core yang terdiri dari demografi, sejarah, etnis, dan nilai & keyakinan; Data
Corenya terdiri dari bentuk data inti
a) riwayat atau sejarah perkembangan komunitas
riwayat terbentuknya sebuah komunitas (lama/baru). tanyakan pada orang-
orang yang kompeten atau yang mengetahui sejarah area atau daerah itu.
b) data demografi
karakteristik orang-orang yang ada di area atau daerah tersebut, distribusi
(jenis kelamin, usia, status perkawinan, etnis), jumlah penduduk
c) vital statistik
meliputi kelahiran, kematian, kesakitan dan penyebab utama kematian atau
kesakitan.
d) nilai dan kepercayaan
nilai yang dianut oleh masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan,
kepercayaan-kepercayaan yang diyakini yang berkaitan dengan kesehatan,
kegiatan keagamaan di masyarakat, kegiatan-kegiatan masyarakat yang
mencerminkan nilai-nilai kesehatan.
2. Komunikasi (sumber informasi kesehatan),
3. Pelayanan Kesehatan yang berupa akses, PKPR, UKS, RS, Puskesmas, &
Klinik Swasta, dsb,
4. Rekreasi yang berupa tempat berkumpul, bentuk kegiatan, organisasi,
5. Ekonomi yakni sumber keuangan, penggunaan, remaja pekerja,
6. Pendidikan formal dan informal,
7. Politik dan pemerintahan yakni organisasi remaja, aturan, kebijakan pemerintah
setempat, dan
8. Persepsi kesehatan oleh remaja.
Sub sistem
a) Lingkungan fisik
Lingkungan fisik yang kurang bersih akan menambah dampak buruk terhadap
penurunan daya tahan tubuh sehingga rentan terkena penyakit, selain faktor untuk
menjamin mendapatkan makanan yang sehat akan sulit didapat, selain itu kerentanan
terhadap vektor penyakit menjadi salah satu tingginya risiko peningkatan kejadian sakit
diwilayah tersebut.
b) Sistem kesehatan
Jarak antara desa dengan puskesmas tidak terlalu jauh yaitu hanya 1 km, desa tersebut
memiliki 1 posyandu dalam 1 RW dan aktif melaksanakan program kerja yang
dilaksanakan 1 bulan sekali, namun untuk ketersedian posbindu belum ada.
c) Ekonomi
Pekerjaan yang dominan diwilayah tersebut yaitu buruh, petani,dan lainnya yang
berpenghasilan bervariasi untuk setiap keluarga.
d) Keamanan dan transportasi
Wilayah tersebut memiliki mobil yang disediakan oleh pemberi bantuan untuk
dimaanfaatkan oleh masyarakat dalam hal memfasilitasi masyarakat untuk
mempermudah akses mendapatkan layanan kesehatan.
Variabel keamanan meliputi jenis dan tipe pelayanan keamanan yang ada, tingkat
kenyamanan dan keamanan penduduk serta jenis dan tipe gangguan keamanan yang
ada.
e) Kebijakan dan pemerintahan
Jenis kebijakan yang sedang diberlakukan, kegiatan promosi kesehatan yang sudah
dilakukan, kebijakan terhadap kemudahan mendapatkan pelayanan kesehatan, serta
adanya partisipasi masyarakat dalam
f) Komunikasi
Komunikasi meliputi jenis dan tipe komunikasi yang digunakan penduduk, khususnya
komunikasi formal dan informal yang digunakan dalam keluarga. Jenis bahasa yang
digunakan terutama dalam penyampaian informasi kesehatan gizi, daya dukung
keluarga terhadap balita yang sakit.
g) Pendidikan
Pendidikan sebagai sub sistem meliputi tingkat pengetahuan penduduk tentang
pengertian tentang penyakit balita yang dihadapi, bahaya dan dampaknya, cara
mengatasi, bagaimana cara perawatan ,serta cara mencegahnya. Mayoritas penduduk
berpendidikan rendah yaitu SD bahkan tidak sekolah.
h) Rekreasi
Yang perlu dikaji adalah jenis dan tipe sarana rekreasi yang ada, tingkat partisipasi
atau kemanfaatan dari sarana rekreasi serta jaminan keamanan dari sarana rekreasi
yang ada.
Dengan bentuk pengkajian nya adalah
a) lingkungan fisik
catat lingkungan tentang mutu air, flora, perumahan, ruang, area hijau,
binatang, orang-orang, bangunan buatan manusia, keindahan alam, air, dan
iklim.
b) pelayanan kesehatan dan sosial
catat apakah terdapat klinik, rumah sakit, profesi kesehatan yang praktek,
layanan kesehatan publik, pusat emergency, rumah perawatan atau panti
werda, fasilitas layanan sosial, layanan kesehatan mental, dukun
tradisional/pengobatan alternatif.
c) ekonomi
catat apakah perkembangan ekonomi di wilayah komunitas tersebut maju
dengan pesat, industri, toko, dan tempat-tempat untuk pekerjaan, adakah
pemberian bantuan sosial (makanan), seberapa besar tingkat
pengangguran, rata-rata pendapatan keluarga, karakteristik pekerjaan.
d) keamanan dan transportasi
apa jenis transportasi publik dan pribadi yang tersedia di wilayah
komunitas, catat bagaimana orang-orang bepergian, apakah terdapat
trotoar atau jalur sepeda, apakah ada transportasi yang memungkinkan
untuk orang cacat. jenis layanan perlindungan apa yang ada di komunitas
(misalnya: pemadam kebakaran, polisi, dan lain-lain), apakah mutu udara
di monitor, apa saja jenis kegiatan yang sering terjadi, apakah orang-orang
merasa aman.
e) politik dan pemerintahan
catat apakah ada tanda aktivitas politik, apakah ada pengaruh partai yang
menonjol, bagaimana peraturan pemerintah terdapat komunitas (misalnya:
pemilihan kepala desa, walikota, dewan kota), apakah orang-orang terlibat
dalam pembuatan keputusan dalam unit pemerintahan lokal mereka.
f) komunikasi
catat apakah oaring-orang memiliki tv dan radio, apa saja sarana
komunikasi formal dan informal yang terdapat di wilayah komunitas,
apakah terdapat surat kabar yang terlihat di stan atau kios, apakah ada
tempat yang biasanya digunakan untuk berkumpul.
g) pendidikan
catat apa saja sekolah-sekolah dalam area beserta kondisi, pendidikan
lokal, reputasi, tingkat drop-out, aktifitas-aktifitas ekstrakurikuler, layanan
kesehatan sekolah, dan tingkat pendidikan masyarakat.
h) rekreasi
catat dimana anak-anak bermain, apa saja bentuk rekreasi utama, siapa
yang berpartisipasi, fasilitas untuk rekreasi dan kebiasaan masyarakat
menggunakan waktu senggang.
Persepsi
Persepsi masyarakat dan keluarga terhadap suatu penyakit balita masih acuh, mungkin
dipengaruhi rendahnya tingkat pendidikan masyarakat ataupun kurangnya pengetahuan
kesehatan mengenai suatu penyakit
Implementasi yg bisa kita terapkan dalam memberikan pelayanan OHN di masa pandemi
adalah meningkatkan energy dengan bagaimana mengatur tingkat energy yg dimiliki pekerja
agar stabil dalam bekerja ,istirahat nya pas saat melepas masa shift nya dengan sebaik
munkin,mengatur jadwal shift, melakukan pemeliharaan kesehatan ,pemenuhan srana dan
psarana pendukung seperti APD pemenuhan nutrisi dan suplemen ,penyediaan insetif petugas
kesehatan penaganan COVID 19 sesuai ketentuan pemerintah melakukan manajemen stress
untuk perawat selama pandemi untuk mencegah terjadinya stressor pada pekerja .
untuk kebiasaan selama adaptasi baru yg harus dilakukan adalah
1. pengukuran suhu dan self assessment risiko covid 19 di pintu masuk tempat kerja
2. pengaturan waktu kerja tidak terlalu panjang atau lembur
3. mewajibkan pekerja mengunakan masker sejak dari rumah ke tempat kerja
4. Promosi latihan dan latihan peregangan otot
5. bantuan perawatan diri
6. modifikasi prilaku menerapkan psical distancing
7. manajemen lingkungan menyediakan tempat cuci tangan hansanitizer
8. memberikan pendidikan kesehatan memasang poster cuci tangan yg benar
9. terapi aktivitas relaksasi otot progesif dan tarik nafas dalam
10. memberikan konseling selama pandemi
2. Sasaran keluarga Sasaran keluarga adalah keluarga yang termasuk rentan terhadap masalah
kesehatan (vulnerable group) atau risiko tinggi (high risk group), dengan prioritas :
a. Keluarga miskin belum kontak dengan sarana pelayanan kesehatan (Puskesmas dan
jaringannya) dan belum mempunyai kartu sehat.
b. Keluarga miskin sudah memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan mempunyai
masalah kesehatan terkait dengan pertumbuhan dan perkembangan balita, kesehatan
reproduksi, penyakit menular.
c. Keluarga tidak termasuk miskin yang mempunyai masalah kesehatan prioritas
serta belum memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan
3. Sasaran kelompok Sasaran kelompok adalah kelompok masyarakat khusus yang rentan
terhadap timbulnya masalah kesehatan baik yang terikat maupun tidak terikat dalam suatu
institusi.
a. Kelompok masyarakat khusus tidak terikat dalam suatu institusi antara lain
Posyandu, Kelompok Balita, Kelompok ibu hamil, Kelompok Usia Lanjut, Kelompok
penderita penyakit tertentu, kelompok pekerja informal.
b. Kelompok masyarakat khusus terikat dalam suatu institusi, antara lain sekolah,
pesantren, panti asuhan, panti usia lanjut, rumah tahanan (rutan), lembaga
pemasyarakatan (lapas).
4. Sasaran masyarakat Sasaran masyarakat adalah masyarakat yang rentan atau mempunyai
risiko tinggi terhadap timbulnya masalah kesehatan, diprioritaskan pada
a. Masyarakat di suatu wilayah (RT, RW, Kelurahan/Desa) yang mempunyai :
1). Jumlah bayi meninggal lebih tinggi di bandingkan daerah lain
2). Jumlah penderita penyakit tertentu lebih tinggi dibandingkan daerah lain
3). Cakupan pelayanan kesehatan lebih rendah dari daerah lain
b. Masyarakat di daerah endemis penyakit menular (malaria, diare, demam berdarah, dll)
c. Masyarakat di lokasi/barak pengungsian, akibat bencana atau akibat lainnya
d. Masyarakat di daerah dengan kondisi geografi sulit antara lain daerah terpencil, daerah
perbatasan
e. Masyarakat di daerah pemukiman baru dengan transportasi sulit seperti daerah transmigrasi
Tingkat kemandirian
Kemandirian Keluarga Menurut Makhfudli (2009:188), kemandirian keluarga dalam program
Perawatan Kesehatan dibagi menjadi empat tingkat dari keluarga mandiri tingkat satu (paling
rendah) sampai keluarga mandiri tingkat empat (paling tinggi).
1) Keluarga Mandiri Tingkat I
1. Menerima petugas perawatan kesehatan komunitas.
2. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana
keperawatan
6.Jelaskan dasar hukum dan kebijakan yang berkaitan dengan PIS-PK, indikator PIS
PK dan Peran Perawat dalam implementasi Program PIS-PK di Indonesia.
Jawab:
Dasar Hukum
1. PMK no 39 tahun 2016 tentang pedoman penyelenggaraan PIS-PK
2. PMK no 19 tahun 2017 tentang pedoman pendanaan PIS-PK
3. Permendagri no 13 tahun 2016 tentan pedoman pengelolaan keuangan daerah
Kebijakan Pis-Pk :
Indikator Pis-Pk
1. Keluarga mengikuti KB
2. Ibu bersalin di Faskes
3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
4. Ayi diberi ASI Ekslusif selama 6 bulan
5. Memantau pertumbuhan balita tiap bulan
6. Penderita TB Paru berobat sesuai standar
7. Penderita hipertensi berobat teratur
8. Gangguan jiwa berat tidak ditelantarkan
9. Tidak ada anggota keluarga yang merokok
10. Keluarga mempunyai akses terhadap air bersih
11. Keluarga mempunyai akses dan menggunakan jamban sehat
12. Sekeluarga menjadi anggota JKN/Askes
1. Case Finder
Menemukan kasus serta melakukan penelusuran terjadinya penyakit melalui
pendataan keluarga dan masyarakat ( active case finding)
2. Edukator
Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat dalam menanamkan perilaku sehat
3. Konselor
Melakukan konseling kesehatan dan keperawatan dalam memecahkan masalah
4. Case Provider
Memberikan asuhan keperawatan secara langsung kepada individu, keluarga maupun
komunitas
5. Koordinator dan Kolaborator
Melakukan kerjasama dan kolaborasi tim dengan tenaga kesehatan lain sehingga
tercipta keterpaduan dalam sistem pelayanan kesehatan
6. Role Model
Mampu berperilaku hidup sehat dan menjadi contoh keluarga dan masyarakat
7.KASUS
Dari kasus diatas :
a. Lakukan analisis data dan rumuskan satu diagnosis Keperawatan
Komunitas.
ANALISIS DATA
Data Penyebab Masalah
Data Primer : Program tidak atau Defisit Kesehatan
− Terdapat 80% warga kelurahan kurang didukung Komunitas (SDKI :
tidak mengetahui cara penularan komunitas 244)
covid-19
− Terdapat 75% warga kelurahan
mempunyai sikap negatif terhadap
covid-19
− Terdapat 20% warga kelurahan
mengatakan mematuhi protokol
kesehatan
− Berdasarkan hasil observasi di
dapatkan pada umumnya warga
tidak menggunakan masker jika
keluar rumah
− Berdasarkan hasil observasi
didapatkan tidak adanya sarana
protokol kesehatan seperti tempat
cuci tangan di tempat umum di
daerah tersebut
− Berdasarkan hasil observasi
didapatkan petugas kesehatan
sudah sering melakukan
pendidikan kesehatan tetapi tidak
efektif dan dianggap tidak penting
oleh warga kelurahan
− Berdasarkan hasil wawancara
didapatkan warga kelurahan
mengatakan bahwa covid-19 itu
hanya rekayasa
− Berdasarkan hasil wawancara
didapatkan tidak adanya satgas
covid-19 di kelurahan tersebut
− Bedasarkan hasil kurang
terprogaramnya fasilitas pelayanan
di kelurahan tersebut
Data Sekunder :
− Didapatkan data dari kelurahan
bahwa ada 3 orang warga
kelurahan dinyatakan positif covid-
19
− Didapatkan data 10 orang warga
kelurahan menunggu hasil swab
− Didapatkan data dari kelurahan
terdapat 2 orang warga kelurahan
dinyatakan negatif covid-19
− Warga yang menunggu hasil swab
masih keluar rumah dan kadang
tanpa masker
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Defisit kesehatan komunitas b/d program tidak atau kurang didukung komunitas
b.Buat Perencanaan lengkap sesuai diagnosis tersebut
Pencegahan sekunder
1. Melakukan skrining kesehatan masyarakat terkait covid-
19 (rapid test, swab test dan pengecekan suhu)
Pencegahan Tersier :
1. Melakukan kunjungan ke rumah warga yang di
pernah terkonfirmasi covid-19
2. Memberikan support kepada warga yang pernah
terkonfirmasi covid-19
DAFTAR PUSTAKA
de Jager, N., Nolte, A. G. W., & Temane, A. (2016). Strategies to facilitate professional
development of the occupational health nurse in the occupational health setting. Health SA
Gesondheid, 21, 261–270. https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.hsag.2016.03.003
Rachmawati,Nunung & Harigustian, Yayang, (2019). Manajemen Patient Safety: Konsep &
Aplikasi Patient Safety dalam Kesehatan.Pentingnya Manajemen Patient Safety(pp.56-68).
Bantul, Yogyakarta: PT.Pustaka Baru.
WEBINAR Perspektif Perawatan Kesehatan Kerja (OHN) dan Peran Perawat Kesehatan
Kerja (OHN) "
Anderson, E.T. & McFarlane, J., 2011, Community As Partner: Theory and Practice in
Nursing. Lippincott